• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN NILAI MORAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG DI TK DAHLIA INDAH LAUT DENDANG T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN NILAI MORAL ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN MENDONGENG DI TK DAHLIA INDAH LAUT DENDANG T.A 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Indri Antika.Upaya Meningkatkan Nilai Moral Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Mendongeng Di TK Dahlia Indah Laut Dendang T.A 2012/2013

Permasalahan pada penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Dahlia Indah Laut Dendang T.A 2012/2013.

Subjek penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun di TK Dahlia Indah yang berjumlah 15 anak, terdiri dari 9 anak perempuan dan 6 anak laki-laki. Sedangkan objek penelitian ini adalah meningkatkan nilai moral anak di TK Dahlia Indah Laut Dendang. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Setiap siklus dilakukan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi nilai moral anak dengan indikator yakni: mematuhi perintah Tuhan YME, disiplin, rendah hati, hormat, santun, tolong menolong, dan peduli lingkungan.

Hasil analisis pada siklus I menunjukkan tidak ada seorangpun anak yang tergolong baik sekali, 33,33% tergolong baik, 60% tergolong cukup baik, dan 6,67% tergolong kurang baik. Hasil analisis pada siklus II menunjukkan terdapat 80% tergolong baik sekali, 20% tergolong baik, serta tidak ditemukan seorangpun anak yang tergolong dalam cukup baik dan kurang baik.

(5)
(6)

vi

2.1.1.1 Pengertian Nilai Moral ... 10

2.1.1.2 Perkembangan Nilai Moral Anak Usia Dini ... 12

2.1.1.3 Bentuk-Bentuk Perilaku Moral Anak Usia 5-6 Tahun ... 17

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral .... 19

2.1.2 Kegiatan Mendongeng ... 20

2.1.2.1 Pengertian Mendongeng ... 20

2.1.2.2 Teknik Mendongeng ... 26

2.1.2.3 Langkah-Langkah Mendongeng ... 28

2.1.3 Peranan Kegiatan Mendongeng dalam Meningkatkan Nilai Moral .... 29

2.2 Kerangka Konseptual ... 30

2.3 Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 32

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 32

3.4 Desain Penelitian ... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 43

4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Deskripsi Siklus I ... 43

4.1.2 Deskripsi Siklus II ... 50

(7)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 62

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Langkah-Langkah Mendongeng Dengan Kegiatan Guru Dan Anak ... 29

3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Nilai Moral ... 38

3.2 Interpretasi Data Nilai Moral ... 40

3.3 Jadwal Penelitian ... 42

4.1 Hasil Observasi Nilai Moral Anak Pada Siklus I ... 46

4.2 Nilai Moral Anak Selama Siklus I ... 47

4.3 Hasil Observasi Nilai Moral Anak Selama Siklus II ... 52

4.4 Nilai Moral Anak Selama Siklus II ... 53

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas ... 34

4.1 Grafik Tingkat Nilai Moral Anak Pada Siklus I ... 48

4.2 Grafik Tingkat Nilai Moral Anak Pada Siklus II ... 54

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Nilai Moral Anak

Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lampiran 3 Rencana Kegiatan Harian (RKH)

Lampiran 4 Daftar Nama Anak TK Dahlia Indah Laut Dendang

Lampiran 5 Tabulasi Siklus I pertemuan 1

Lampiran 6 Tabulasi Siklus I pertemuan 2

Lampiran 7 Tabulasi Siklus II pertemuan 1

Lampiran 8 Tabulasi Siklus II pertemuan 2

Lampiran 9 Absensi Penelitian

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Melakukan Penelitian

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun

berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di

lingkungannya sebagai stimulans terhadap setiap aspek perkembangannya. Karena

pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungannya, termasuk stimulasi yang

diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang

akan datang.

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat

14 menyatakan bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sehubungan dengan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Sujiono (2009:46) mengungkapkan fungsi pendidikan bagi anak usia dini harus

menjadi perhatian, karena:

(11)

2

Berdasarkan kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan

bagi anak usia dini bertujuan untuk memberikan stimulus serta memperkenalkan

anak pada dunia di sekitarnya, sehingga seluruh aspek perkembangan anak dapat

berkembang sesuai tahapan usianya. Selain itu, pendidikan bagi anak usia dini

juga bertujuan untuk memperkenalkan seperti apa dunia anak-anak yang

sesungguhnya.

Melalui lembaga - lembaga pendidikan ini diharapkan pendidik dapat

mengembangkan setiap aspek perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak.

Termasuk di dalamnya perkembangan moral anak. Pembentukan sumber daya

manusia yang memiliki banyak potensi namun mengabaikan nilai-nilai moral

dalam sikapnya, hanya akan menghasilkan manusia yang hanya memikirkan diri

sendiri, tanpa mempedulikan bagaimana kondisi dan keadaan lingkungan di

sekitarnya. Rendahnya rasa kasih sayang membuat orang mudah mengabaikan

orang lain bahkan menyakiti dan rendahnya rasa tanggung jawab membuat orang

bekerja kurang maksimal bahkan melalaikan pekerjaannya. Contoh nyata tentang

rendahnya nilai moral seseorang adalah terjadinya kasus korupsi. Pelakunya

sendiri adalah orang-orang yang dapat dikatakan pintar. Hanya saja rasa kasih

sayang dan kepeduliannya terhadap sesama tidak ada. Kondisi tersebut

meyakinkan minimnya pendidikan nilai-nilai moral.

Dampak rendahnya pendidikan nilai-nilai moral terhadap perilaku

masyarakat menjadikan pendidikan menjadi sorotan. Lembaga pendidikan

prasekolah diharapkan mampu meningkatkan nilai moral sebagai lembaga

(12)

3

Menyadur dari Kurikulum Taman Kanak-Kanak (2010) diuraikan mengenai

perkembangan moral anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut: (1) terbiasa

melakukan ibadah sesuai aturan menurut keyakinan, seperti berdoa, membaca

surat pendek, serta menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan dengan cara

memberi makan pada hewan dan menyiram tanaman; (2) terbiasa berperilaku

sopan santun, seperti mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu, menyapa

teman atau orang yang dikenal saat bertemu; (3) terbiasa berperilaku saling

hormat menghormati, seperti memberi salam pada guru atau orang tua, bersedia

meminta maaf dan memberi maaf, tidak mengacuhkan teman atau orang yang

sedang bicara, serta berteman dengan siapa saja; (4) memiliki perilaku mulia,

seperti berbicara jujur, rendah hati, disiplin, mandiri, dan menolong teman yang

kesusahan; (5) membedakan perbuatan baik dan buruk, seperti dapat membedakan

antara tokoh yang baik dan yang jahat dalam sebuah cerita; (6) melakukan

kegiatan yang bermanfaat, seperti membuang sampah pada tempatnya,

berperilaku hemat, serta menjaga kebersihan.

Berdasarkan hasil observasi peneliti saat melakukan Program Pelatihan

Lapangan Terpadu (PPLT) di TK Dahlia Indah, menunjukkan bahwa pendidikan

moral di TK tersebut belum sepenuhnya mengembangkan moral anak dengan

optimal. Anak masih sering melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan

yang ada atau nilai moral. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral, yaitu

seperti; (1) anak berbicara kepada guru atau teman menggunakan suara yang

terlalu keras sehingga orang yang ada di sekitarnya terganggu; (2) saat ada

seorang anak yang maju ke depan kelas untuk bernyanyi beberapa anak tidak

(13)

4

sebelahnya; (3) saat tiba waktu makan sebagian besar anak tidak menjaga

kebersihan seperti membuang sampah tidak di keranjang sampah, tapi

membuangnya melalui jendela; (4) saat diberi sesuatu, anak sering lupa

mengucapkan terima kasih dan lupa menggunakan tangan kanannya; (5) saat anak

tidak ingin melakukan kegiatan belajar dengan serius sering kali anak

mengganggu temannya yang sedang belajar; (6) saat melihat teman yang

berpenampilan berbeda dari biasanya, anak akan langsung mengejek temannya

tersebut; (7) ada anak yang tidak mau berteman dengan anak yang lain.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut terjadi, yakni

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor berasal dari dalam

diri anak seperti tingkat intelegensi anak yang berbeda-beda, sehingga dapat

mempengaruhi pemahaman tentang konsep moral dan kemampuan menilai suatu

kondisi yang sedang dihadapi. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar

diri anak seperti banyaknya gambar atau acara televisi yang tidak mengindahkan

nilai moral dapat bebas dilihat anak, lingkungan sekitar anak yang kurang

mendukung terlaksananya pendidikan moral. Serta sikap guru di sekolah yang

terkadang kurang tegas terhadap perilaku anak yang kurang sesuai dengan

peraturan.

Dalam meningkatkan nilai moral anak usia dini, ada banyak cara yang dapat

dilakukan seperti pendidikan holistik berbasis karakter, sosiodrama, bermain

peran, dan mendongeng. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kegiatan

mendongeng untuk meningkatkan nilai moral. Mendongeng bukanlah hal baru di

zaman sekarang ini. Bahkan sudah sejak lama kegiatan mendongeng tersebut ada,

(14)

5

memiliki ragam cerita rakyat karena kebiasaan bertutur yang dimiliki oleh nenek

moyang. Melalui cerita-cerita yang dituturkan tersebut, berbagai pengetahuan dan

nasihat-nasihat yang patut diteladani oleh manusia diturunkan.

Dongeng memiliki daya tarik tersendiri. Di sebagian sisi, terjadi suatu

fenomena klise, bahwa anak-anak sebelum tidur kerap minta mendengar dongeng

yang dikisahkan oleh ibu, nenek, atau orang dewasa yang berusaha

menidurkannya. Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya

menyenangkan, namun kenyataannya memang dongeng mudah membuat anak

tertidur, disamping dongeng disetujui sebagai aktifitas rileks memang memiliki

potensi konstruktif untuk mendukung pertumbuhkembangan mental anak.

Mendongeng memiliki banyak manfaat diantaranya adalah mampu

mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan

berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah

sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. Mendongeng sangat berpengaruh

dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa.

Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan

cara yang tak kalah ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau

sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah

cakrawala pemikiran anak akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak

juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal

ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan

sekitar di samping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di

(15)

6

Kegiatan mendongeng dapat dilakukan di rumah oleh orang tua dan di

sekolah oleh guru. Selain dapat memberikan pemahaman akan nilai-nilai kebaikan

kepada anak, kegiatan mendongeng juga dapat menciptakan relasi yang erat dan

akrab anatara orang tua dan anak lewat kata-kata, belaian, pelukan, pandangan

penuh sayang, senyuman, ekspresi kepedulian, dan lainnya. Begitu juga ketika

dongeng dilakukan di sekolah, akan menciptakan hubungan yang erat antara guru

dan anak. Mengembangkan imajinasi anak, serta dapat menumbuhkan minat baca

anak.

Hal penting yang bisa didapatkan saat mendongeng ialah bahwa secara tidak

sadar pendongeng dapat mengungkapkan imajinasi dan pikirannya dengan cara

bermain. Memberikan kegembiraan, pengetahuan, bersosialisasi, serta

menciptakan pertemuan kecil yang bermanfaat. Khusus bagi anak, dongeng dapat

memberikan rangsangan bagi kecerdasan anak. Karena melalui kegiatan

mendongeng, anak akan bermain, bercanda, dan berinteraksi, sehingga

kemampuan berfikir logis dan rasional akan terpacu dan membantu percepatan

belajar anak. Dampak positif yang nyata pada anak adalah munculnya

perkembangan dan kemampuan emosi anak dengan sendirinya, sehingga akan

terbentuk sikap kreatif, ramah, mudah bergaul, spontan dalam merespons

sekitarnya, dan terbangun empati pada lingkungan dan orang lain yang ada di

sekitarnya.

Melalui kegiatan mendongeng, nasihat-nasihat serta pemahaman akan

nilai-nilai kebaikan dapat disampaikan kepada anak dengan cara yang menyenangkan.

(16)

7

yang ada dalam cerita. Sehingga jika hal itu terus dilakukan akan menjadi

kebiasaannya hingga dewasa untuk berperilaku sesuai dngan nilai-nilai moral.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas serta pentingnya

kegiatan mendongeng pada anak usia dini, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Upaya meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun

melalui kegiatan mendongeng di TK Dahlia Indah”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah

penelitian sebagai berikut :

1) Berbedanya tingkat intelegensi setiap anak, sehingga mempengaruhi

pemahaman anak tentang nilai moral

2) Lingkungan sekitar anak yang kurang mendukung pendidikan moral

3) Sikap guru yang terkadang kurang tegas terhadap perilaku anak yang

kurang sesuai peraturan

4) Perkembangan moral anak belum berkembang secara maksimal

1.3 Batasan Masalah

Peneliti membuat batasan masalah pada judul di atas, yaitu : “Upaya

meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di

(17)

8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas,

maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah melalui kegiatan

mendongeng dapat meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun di TK Dahlia

Indah

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan

mendongeng di TK Dahlia Indah Laut Dendang tahun ajaran 2012/2013.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah :

1) Manfaat Teoritis

a) Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai kegiatan mendongeng dapat meningkatkan nilai

moral anak usia dini.

b) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka

acuan bagi peneliti pendidikan yang terkait dengan penelitian anak

usia dini.

2) Manfaat Praktis

a) Bagi Anak : untuk meningkatkan nilai moral anak usia dini.

b) Bagi Guru : diharapkan penelitian ini akan memberikan masukan bagi

(18)

9

bahan pertimbangan guru untuk melakukan inovasi dalam

meningkatkan nilai moral anak usia dini melalui kegiatan

mendongeng.

c) Bagi Sekolah : sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan di Taman Kanak-kanak.

d) Bagi Peneliti : menambah wawasan peneliti mengenai bagaiman cara

(19)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan peneliti

selama 2 siklus diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Melalui kegiatan mendongeng dapat meningkatkan nilai moral anak usia 5-6

tahun di TK Dahlia Indah Laut Dendang tahun ajaran 2012/2013.

b. Hasil observasi dan refleksi pada siklus I setelah adanya kegiatan

mendongeng tidak ada anak tergolong baik sekali, tapi sebanyak 33,33%

tergolong baik, sebanyak 60% tergolong cukup baik dan sebanyak 6,67%

tergolong kurang baik. Pada siklus I ini tingkat nilai moral anak cenderung

tergolong cukup baik. Hal ini menunjukkan kegiatan mendongeng yang

dilakukan pada siklus I dapat meningkatkan nilai moral anak, namun masih

kurang optimal karena masih ada seorang anak (6,67%) yang tergolong

kurang baik. Sehingga perlu dilakukan tindakan yang lebih baik pada siklus

II.

c. Pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran dengan tetap

menggunakan kegiatan mendongeng. Setelah dilakukan tindakan pada

siklus II menunjukkan adanya perubahan peningkatan nilai moral anak

dibandingkan pada siklus I, yaitu banyaknya anak yang tergolong baik

sekali meningkat menjadi 80%, sedangkan banyaknya anak yang tergolong

baik menurun menjadi 20%, sedangkan anak yang tergolong cukup baik dan

(20)

60

kurang baik tidak ditemukan lagi pada siklus II. Pada siklus II ini tingkat

nilai moral anak cenderung tergolong baik sekali.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

a. Bagi anak diharapkan agar melalui kegiatan mendongeng dapat

meningkatkan nilai moral.

b. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan kegiatan mendongeng untuk

meningkatkan nilai moral pada anak.

c. Bagi pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan perhatian terhadap

peningkatan nilai moral anak dengan mengikut sertakan guru-guru

mengikuti pelatihan-pelatihan, melalui penyedian sumber belajar, alat,

bahan dan media yang dapat meningkatkan nilai moral anak.

d. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian

ini, sehingga diharapkan agar dapat melakukan penelitian yang lebih baik

agar diperoleh data yang signifikan.

e. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat menerapkan kegiatan mendongeng

dalam kegiatan pembelajaran di Taman kanak-kanak saat terjun di dunia

(21)

61

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, S. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme Dan VCT

Sebagai Inovasipendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.

Al-Hafizh, M. 2011. Defenisi Nilai Menurut Pakar (online), dalam

(http://www.referensimakalah.com/2012/11/definisi-nilai-menurut-pakar.html diakses 17 maret 2013).

Ali, M & Asrori, M. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Aminudin. 2009. Belajar Menjadi Seorang Pendongeng. Bandung: PT. Pribumi Mekar.

Awam, M. 2010. Metode Bercerita Untuk Guru TK. Makalah disajikan pada

Workshop Mendongeng Kreatif diselenggarakan Universitas Negeri Medan, tanggal 27 November.

Choeriah, A. 2011. Makalah Metode Pembelajaran PAUD 2 (online), dalam

(ht- tp://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-metode-pembelajaran-paud-2.html diakses 21 april 2013).

Cristianti, M. 2012 . Penanaman Nilai-Nilai Moral Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bercerita Bertema Cerita Rakyat Budaya Lokal (online), dalam (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/MarthaChristianti,M.Pd./P enanamanNilaiMoralAUDmelaluiKegiatanBerceritBertemaCeritaRakyatBu dayaLokal.pdf diakses 15 maret 3013).

Dewi, R. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan:

Pasca Sarjana Unimed.

Fadlillah, M. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Kurikulum Taman Kanak-Kanak tentang Pedoman Pengembangan Program

Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. 2010. Jakarta: Kementerian

Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Menejemen Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Meggit, C. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Diterjemahkan oleh Agnes

Theodora w. Jakarta: Indeks.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

(22)

62

Mursini. 2011. Apresiasi dan Pembelajaran Sastra Anak-Anak. Bandung: Cipta Pusaka.

Priyono, K. 2006. Terampil Mendongeng. Jakarta: Grasindo.

Saleh, Samsubar. 2004. Statistik Deskriptip. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sit, M. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.

Soelaeman, R & Wiradimaja, H. Agustus 2009. Lebih Aktif Mendongeng untuk Si Prasekolah. Nakita. Hlm. 4-5.

Soetjiningsih, C.H. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan

Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Kencana.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiono, B & Sujiono, Y.N. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Gramedia.

Sujiono, Y.N. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sunarto, H & Hartono, A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
gambaran mengenai kegiatan mendongeng dapat meningkatkan nilai

Referensi

Dokumen terkait

- Warna hijau keunguan - Tekstur agak halus - Pola tidak teratur - Biasanya terletak di.. daerah pantai dan muara

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret dengan menggunakan rumus pada deret aritmetika , deret geometri.  Menggunakan sifat-sifat dan rumus pada deret

Tujuan pemakaian alat pelindung kepala adalah untuk melindungi kepala dari bahaya terbentur dengan.. benda tajam atau benda keras, baik yang sifatnya jatuh, melayang atau

Director yang dipilih harus yang dianggap mampu menghidupkan ide cerita yang udah disetujui klien, yang secara style sesuai dengan tone and manner yang kita mau capai,

[r]

Data mengenai hal ini sengaja diarnbil untuk mengetahui kegiatan yang di· lakukan oleh siswa SPG dalam memanfaatkan waktu yang kosong - tidak ada guru, istirahat, dan

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Pengelolaan data pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas (frekuensi kayuhan lengan) dengan variabel terikat (kecepatan renang 50 meter