PENGARUH OLARAGA TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK (MOTOR ABILITY)
ANAK USIA 6 - 8 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
RANGGA MAULANA AKBAR 0807763
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PENGARUH OLARAGA TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK (MOTOR ABILITY)
ANAK USIA 6 - 8 TAHUN
Oleh
Rangga Maulana Akbar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Rangga Maulana Akbar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH OLARAGA TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK (MOTOR ABILITY)
ANAK USIA 6 - 8 TAHUN
Oleh :
Rangga Maulana Akbar
0807763
Disetujui dan disahkan oleh :
Oleh Pembimbing:
Pembimbing I,
Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002
Pembimbing II,
Dra. Surdiniaty Ugelta, M.Kes NIP. 195912201987032001
Mengetahui,
Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan,
ABSTRAK
Pengaruh Olahraga Tradisional Bebentengan Terhadap Kemampuan Motorik (Motor Ability) Anak
Usia 6-8 Tahun Rangga maulana akbar
0807763
Permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan pengamatan penulis, anak pada zaman sekarang sudah jarang memainkan olahraga tradisional seperti olahraga bebentengan maupun olahraga tradisional yang lainnya. Hal ini dikarenakan lahan untuk memainkan olahraga tradisional sudah jarang apalagi di daerah perkotaan sudah jarang lapangan untuk anak-anak memainkan olahraga tradisional ini, sudah banyaknya olahraga-olahraga modern seperti komputer dan game online yang dianggap lebih menyenangkan dibandingkan olahraga tradisional, adapun karena orang tua anak yang tidak mau anaknya untuk bermain diluar rumah karena takut anaknya kotor dan celaka.
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh olahraga tradisional bebentengan terhadap kemampuan motorik (motor ability) pada anak usia 6-8 tahun. Penelitian ini menggunakan metode True Experimental Design dengan desain penelitian
one-group pre-tes post-test control one-group design. Tes flexion of trunk, lari cepat 30
meter, lari 600 meter, dan zig-zag run adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling insidential atau pemilihan sampel secara kebetulan, dengan jumlah sampel 17 orang. Sampel yang diambil berasal dari siswa kelas 1, 2, dan 3 SDN Kawungsari Girang Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah olahraga tradisional bebentengan berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor ability) pada anak usia 6-8 tahun, terdapat peningkatan kemampuan kemampuan motorik antara sebelum dan sesudah diberikan olahraga tradisional bebentengan.
Kata kunci : Olahraga Tradisional Bebentengan, Kemampuan motorik (Motor
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, dan - HIPOTESIS PENELITIAN 6
A. Olahraga Pada Usia Dini/Anak ... 6
B. Pentingnya Kemampuan Motorik (Motor Ability) Untuk Anak ... 14
C. Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 19
D. Hubungan Permainan Bebentengan Dengan Kemampuan Motorik - (Motor Abiliy) Pada Anak-Anak ... 22
E. Pengertian Dan Peraturan Olahraga Tradisional Bebentengan ... 24
1. Alat Permainan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 29 A. Metode Penelitian ... 29
B. Desain Penelitian Dan Langkah Penelitian ... 31
1. Desain Penelitian ... 31
2. Alur Penelitian ... 32
D. Populasi Dan Sampel ... 35
1. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi ... 46
2. Mencari Parameter Statistik ... 47
3. Analisis Data ... 47
a. Mencari Normalitas ... 48
b. Uji Hipotesis ... 49
1) Uji Komparatif Dua Sampel... 49
2) Metode Wilcoxon ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 A. Hasil Penelitian ... 51
2) Uji Statistik Non-Parametrik ... 60
a) Zig-Zag Run ... 60
1. Bagi Guru Khususnya Pendidikan Jasmani Di Sekolah ... 65
3. Bagi Orang Tua ... 66
4. Bagi Lembaga FPOK UPI ... 67
5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69
LAMPIRAN ARSIP ... 85
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan olahraga pada anak-anak sering kali tidak disadari, dikarenakan
mereka melakukan gerakan-gerakan olahraga dalam kegiatan bermain. Dimana
kegiatan bermain yang melibatkan aspek keterampilan fisik (physical skill)
maupun motorik kasar (gross motoric skill) cenderung mirip dengan kegiatan
olahraga. Kegiatan bermain anak-anak pada umur 5 tahun keatas sedang berada
pada masa Golden Age yaitu masa dimana psikomotorik anak sangat peka dalam
menerima suatu rangsangan, dan bilamana masa Golden Age tersebut terlewatkan,
maka terlewatlah sudah kesempatan terbaik bagi anak tersebut.
Tidak dipungkiri bahwa pada sekolah dasarlah anak-anak mendapatkan
beberapa pendidikan umum salah satunya adalah pendidikan olahraga dasar. Hal
ini bertujuan agar anak mampu melakukan beberapa kemampuan motorik, guna
membantu perkembangan motorik anak ke masa yang akan datang. Menurut
Yudha M. Saputra (2008: 2.8) “anak pada usia tengah memiliki potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk
perkembangan motoriknya”.
“Dari segi psikologi masa anak tengah diwarnai dengan kekompakan teman
sebaya yang berjenis kelamin sejenis” (Agoes, 2007:39). Pertumbuhan fisik anak tengah tergolong lambat, sedangkan anak tengah ini memiliki potensi intelektual
2
senang bermain berkelompok, dimana permainan-permainan ini dilakukan
berdasarkan perkembangan lingkungan tertentu. Dengan kata lain perkembangan
permainan didominasi oleh unsur kebudayaan daerah seperti permainan
tradisional di Jawa Barat.
Kurangnya perkembangan gerak anak pun disebabkan oleh banyak hal,
mulai dari lahan umum bermain anak yang tersingkirkan dengan banyaknya
pembangunan ekonomi yang tidak terkendali, penunjang belajar anak disekolah
dalam pembelajaran olahraga yang sedikit mendapatkan jam belajar dalam setiap
minggu, banyaknya permainan modern untuk anak yang mengakibatkan anak
sukar untuk melakukan pergerakan seperti video game, dan banyak lagi.
Dari latar belakang diatas penulis ingin meneliti perkembangan kemampuan
motorik anak masa tengah (middle childhood) melalui suatu permainan
bebentengan yang berkembang di daerah Jawa Barat. Bebentengan sendiri
merupakan permainan yang mengandung unsur kemampuan motorik. Dari segi
perkembangan sosial bagi anak, permainan bebentengan dapat menanamkan unsur
kerjasama yang melahirkan kekompakan dalam berkelompok. Disamping itu
salah satu upaya untuk melestarikan kembali permainan tradisional yang mulai
tersisihkan oleh perkembangan teknologi. Dimana perkembangan teknologi
memberikan dampak negatif yaitu membuat anak cenderung bertingkah laku pasif
terhadap gerakan. Sementara gerakan merupakan salah satu ciri kehidupan yang
terpenting. “Kian nyata gerakan seseorang atau kian banyak dia mampu bergerak
ingin mencoba meneliti kemampuan motorik pada anak usia 6-8 tahun,
dikarenakan pada usia tersebut anak memiliki kemampuan penerapan yang tinggi
ketika akan diberikan suatu pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dilakukan kegiatan penelitian
untuk mengetahui gambaran pengaruh dalam permainan tradisional dan olahraga.
Dengan judul penelitian “Pengaruh Olahraga Tradisional Bebentengan Terhadap
Kemampuan Motorik Anak Usia 6 -8 Tahun”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka perlu diadakan
perumusan masalah agar penelitian ini dapat dilakukan sebaik-baiknya. Adapun
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh dari permainan tradisional bebentengan terhadap
kelentukan (flexibility) pada anak usia 6 – 8 tahun ?
2. Apakah terdapat pengaruh dari permainan tradisional bebentengan terhadap
kecepatan (speed) pada anak usia 6 – 8 tahun?
3. Apakah terdapat pengaruh dari permainan tradisional bebentengan terhadap
daya tahan (endurance) pada anak usia 6 – 8 tahun ?
4. Apakah terdapat pengaruh dari permainan tradisional bebentengan terhadap
4
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang kita lakukan haruslah mempunyai tujuan yang terarah
dan terukur serta mengandung maksud-maksud tertentu, adapun tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengkaji sejauh mana tingkat kemampuan kelincaan (agility) siswa
kelas kelas I , II, dan III di SDN Kawungsari Girang,
2. Untuk mengkaji sejauh mana tingkat kemampuan kecepatan (speed) siswa
kelas kelas I , II, dan III di SDN Kawungsari Girang,
3. Untuk mengkaji sejauh mana tingkat kemampuan kelentukan (flexibility)
siswa kelas kelas I , II, dan III di SDN Kawungsari Girang,
4. Untuk mengkaji sejauh mana tingkat kemampuan daya tahan (endurance)
siswa kelas kelas I , II, dan III di SDN Kawungsari Girang.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian berupa eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan di
lapangan dengan memberikan perlakuan / treatment (Sugiono, 2010:72). Desain
penelitian eksperimen yang digunakan untuk mengukur variabel pengaruh olahraga
tradisional bebentengan adalah pre-experimental designs tentang beberapa
komponen yang berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor ability). Test
dilakuakan oleh responden yang terdiri dari kemampuan motorik yang
dikembangkan untuk mengukur aspek gerak kecepatan, kelincahan, kelentukan,
Eksperimen dalam penelitian ini terdiri dari komponen-komponen atau
variabel inti. Komponen-komponen eksperimen merupakan variabel yang utuh.
Bentuk eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-group
pretest-posttest design. Dimana sampel diberikan test awal berdasarkan aspek
yang akan dikembangkan, kemudian diberikan treatment / perlakuan dengan
melakukan olahraga tradisional bebentengan, dan selanjutnya setelah diberikan
teatment sampel dites akhir untuk mengetahui hasil dari perlakuan / treatment.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat bermanfaat baik bagi
penulis sendiri, pembaca, dan khususnya bagi masyarakat umum yang memiliki
anak usia dini. Untuk itu harapan penulis dari manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis dapat menambah ilmu dan pemahaman bagi pihak terkait
tentang pengaruh permainan permainan tradisional terhadap kemampuan
kemampuan motorik pada anak usia 6-8 tahun;
2. Sebagai sumbangan keilmuan bagi perpustakaan FPOK UPI;
3. Secara praktis bagi sekolah, guru, dan siswa SDN Kawungsari Girang, agar
lebih dapat mengembangkan bentuk pembelajaran penjas agar
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SDN Kawungsari Girang Desa Wargamekar
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Sumber : GoogleEarth:2012
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian SDN Kawungsari Girang
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan peneliti dalam
rangka memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang
diselidiki. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1990:133-310) sebagai
Metode adalah merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara ini dipergunakan setelah penyelidik, memperhitungkan kewajarannya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.
Penelitian juga merupakan salah satu cara dalam mencari suatu kebenaran
melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah itu berarti kegiatan
penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono (2008:2) menyatakan “ciri-ciri keilmuan sebagai berikut, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis”. Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakuakan dengan cara-cara
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti data
yang nyata, sehingga orang lain dapat mengetahui dan mengamati cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Dari pernyataan yang telah dikemukakan diatas, maka metode penelitian
yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode
eksperimen merupakan sebuah penelitian yang memberikan perlakuan (treatment)
kepada objek penelitiannya agar memberikan sebuah dampak atau hasil yang diinginkan. Menurut Sugiyono (2010:72) “ metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”. Lebih
lanjut arikunto (2006:9) mejelaskan bahwa, “ekperimen selalu dimaksudkan
dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan”. Dengan demikian
berdasarkan pengertian tersebut, peneliti berharap bahwa metode eksperimen tepat
31
olahraga permainan tradisional terhadap kemampaun pengolahan kelincahan,
kelentukan, kecepatan, dan daya tahan pada anak usia 6 – 8 tahun..
B. Desain Penelitian dan Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian
Desain penelitian eksperimen yang digunakan untuk mengukur variabel pengaruh
olahraga tradisional bebentengan adalah pre-experimental designs tentang
beberapa komponen yang berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor
ability). Test dilakuakan oleh responden yang terdiri dari kemampuan motorik
yang dikembangkan untuk mengukur aspek kelincahan, kelentukan, kecepatan,
dan daya tahan. Eksperimen dalam penelitian ini terdiri dari komponen-komponen
atau variabel inti dalam olahraga tradisional bebentengan. Komponen-komponen
eksperimen merupakan variabel yang disesuaikan. Bentuk eksperimen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-posttest design.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan lama perkiraan
penelitian yaitu 16 kali pertemuan. Adapun desain penelitian ini seperti pada
gambar dibawah ini :
Keterangan :
: Nilai Pretest (sebelum diberi diklat)
: Nilai Posttest (setelah diberi diklat)
X : Treatment atau Perlakuan
Pada desain ini terdapat kelompok sampel yang dijadikan subjek
eksperimen, subjek penelitian tes awal yang kemudian diberikan treatment dan
setelah diberikan treatment lalu diberikan kembali tes akhir yang bentuknya sama
seperti tes awal, tujuan desain penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari
suatu perlakuan.
Adapun yang menjadi treatment atau perlakuan yang diberikan adalah
keterampilan tes-motor ability yaitu kelincahan (agility), kelentukan
(fleksibilitas), kecepatan (speed), dan daya tahan (endurance).
2. Alur Penelitian
Alur penelitian dibuat merupakan sebagai rencana atau rancangan kerja
dalam penelitian. Dengan dibuatnya alur penelitian maka diharapkan dapat
mempermudah dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Oleh karena itu dibuatlah
rencana kerja yang diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan penelitian.
Adapun alur penelitian didahului dengan observasi permasalahan, perencanaan,
pelaksanaan, analisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Langkah-langkah yang
33
Gambar 3.2 Skema Penelitian
C. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul penelitian
ini, maka pembahasan ini diharapkan dapat mengarah pada penelitian yang efektif
dan efisien. Untuk itu penulis memaparkannya sebagai berikut : POPULASI
SAMPEL
PRETEST MOTOR ABILITY
KELINCAHAN KELENTUKAN KECEPATAN DAYA TAHAN
BEBENTENGAN
POSTEST MOTOR ABILITY
ANALISIS
1. Pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 536) adalah “
daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”.
2. Olahraga tradisional menurut Nurlan Kusmaedi (2010:24) adalah “jenis kegiatan yang mengandung aturan-aturan khusus yang merupakan cerminan karakter dan berasal atau berakar dari budaya asli masyarakat Indonesia.”
3. Bebentengan menurut Husna (2009:7) yaitu :
permainan tradisional yang dimana pemain dibagi menjadi 2 grup, masing – masing grup memilih tiang atau pohon sebagai bentengnya. Tugas tiap grup adalah merebut benteng musuh. Hanya saja, tidak semudah itu untuk “ menduduki “ benteng musuh karena mereka akan berusaha mempertahankan bentengnya dan merebut juga benteng lawannya. Dalam permainan ini, benteng berfungsi sebagai pengisi kekuatan pemainnya. Orang yang berada diluar benteng, kekuatannya akan berkurang sehingga dapat ditangkap oleh musuh yang baru keluar dari bentenya. Untuk itu, setiap pemain harus memperbarui kekuatannya dengan menyentuh tiang benteng agar bisa menangkap musuh yang berada lebih lama diluar bentengnya. Pemain yang tertangkap akan menjadi tawanan musuh dan “ dipenjara “ disebalah benteng lawan, sandera bisa diselamatkan asal disentuh oleh teman satu grupnya.
4. Terhadap Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 251) adalah “ kata depan untuk menandai arah kepada.”
5. Kemampuan Motorik Menurut Yudha M. Saputra (2008:1.18) yaitu : “perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan
berbagai aspek prilaku dan kemampuan gerak”.
6. Kelincahan (Agility) menurut Iwan Setiawan (2005:69) adalah “kemampuan
seeorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan”.
35
kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak tertentu, terutama jarak pendek, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan dipengaruhi oleh reaksi, yaitu waktu mulai mendengar aba-aba sampai gerak pertama dilakukan, ataupun waktu gerak, yaitu waktu yang dipakai untuk menempuh jarak.
8. Kelentukan (Fleksibility) Menurut Iwan Setiawan (2005:67) yaitu “kelentukan penting untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari, lebih-lebih
bagi seorang atlet suatu cabang olahraga yang menuntut keluwesan gerak seperti senam, atletik, gulat, dan permainan”.
9. Daya tahan (endurance) Menurut Iwan Setiawan (2005:67) yaitu
menyeluruh yang memberikan informasi yang terkumpul terhadap peneliti.
Data-data yang terkumpul melalui tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal
(pre-test) maupun test akhir (post-test). Dalam Sugiyono (2011:80) menyebutkan
bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Arikunto (2006:130) bahwa “Polpulasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
disimpulkan populasi dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa anak kelas I,
II, dan III Sekolah Dasar Negeri Kawungsari Girang Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagian dari jumlah populasi
yang dipergunakan sebagai sumber data yang sesungguhnya dan pengambilan
sampel disini tak terlepas dari karakteristik populasi itu sendiri.
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2011:81) bahwa :
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sedangkan dalam Arikunto (2006:131-132) menyebutkan :
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel bila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggenaralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil jumlah sampel dengan
menggunakan teknik non-probability sampling, yang dimana teknik pengambilan
sampel ini tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun jenis teknik dari
pengambilan non-probability sampling ini yaitu sampling insidental. Teknik
pengambilan sampling insidental ini merupakan teknik penentuan sampel
37
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Arikunto (2006:112) menjelaskan pula bahwa jumlah dari sampel dalam
sebuah penelitian sebagai berikut :
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila sebjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 15% atau lebih.
Untuk menentukan jumlah sampel, selanjutnya Riduwan (2008:65)
merumuskan jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi, pada rumus yang
dikembangkannya sebagai berikut :
S = 10% +
(50% - 15%) Dimana :
S = jumlah sampel yang diambil
n = jumlah anggota populasi
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini lebih dari 150 siswa yaitu anak
umur 6 tahun 58 siswa, anak umur 7 tahun 56 siswa, dan anak umur 8 tahun 55
siswa dengan jumlah 169 siswa di SDN Kawungsari Girang Kecamatan
Baleendah Kabupaten Bandung, maka peneliti mengambil sampel penelitian
sebanyak 10% dari jumlah populasi berdasarkan rumus tersebut diatas sebagai
S = 10% + 0,37 S = 10,369%
Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan rumus tersebut, maka
diperoleh jumlah sampel dari populasi 90 orang sebesar 10,37% x 169 orang =
17,52 ≈ 17 responden. Untuk lebih memudahkan, maka jumlah sampel di
dibulatkan menjadi 17 sampel. Dalam hal ini penulis mengambil sampel 17
sampel eksperimen.
E. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lari cepat 30
meter, zig-zag run, flexion of trunk, dan lari 600 meter, seperti yang dijelaskan
oleh Nurhasan (2007:127-149), bahwa berdasarkan norma, tes kesegaran jasmani
indonesia untuk mengukur kemampuan motor ability kelincahan, kecepatan, daya
tahan, dan kelentukan adalah:
1. Tes zig – zag run
Tujuan : mengukur kelincahan gerak seseorang
Alat/fasilitas : cones, stopwatch dan diagram
Pelaksanaan : subjek berdiri dibelakan start, bila ada aba-aba “ya”, ia lari secepat mungkin mengikuti arah panah
sesuai dengan diagram sampai batas finish, subyek
diberi kesempatan melakukan tes ini sebanyak 3 kali
39
Gagal bila menggeser toggak tidak sesuai pada
diagram tes tersebut.
Skor : catatan waktu tempuh yang terbaik dari 3 kali
percobaan dan dicatat sampai sepuluh detik.
Gambar lapangan tes :
Gambar 3.3 Lapangan Zig Zag Run
2. Tes lari cepat 30 meter
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan lari seseorang
Alat/Fasilitas :
a) Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start
dan finish 30 meter
b) Peluit
c) Stopwatch
d) Bendera start dan tiang pancang
Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis start dengan sikap
subyek menyentuh/melewati garis finish stopwatch
dihentikan.
Kesempatan lari diulang bilamana :
a) Pelari mencuri start
b) Pelari terganggu oleh pelari yang lainnya
Skor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari
untuk menempuh jarak 30 meter. Waktu dicatat
sampai sepersepuluh detik.
Penilaian :
Tabel 3.1
Penilaian tes lari cepat 30 Meter, Nurhasan (2007: 106) 6-9 Tahun
Putera Puteri Nilai
sd- 5,5” sd-5,8” 5
5,6-6,1” 5,9-6,6” 4
6,2-6,9” 6,7-7,8” 3
7,0-8,6” 7,9-9,2” 2
8,7-dst 9,3-dst 1
3. Tes lari 600 meter
Tujuan : mengukur daya tahan (cardio respiratory
endurance)
41
a) Lapangan yang rata atau lintasa yang telah diketahui
panjangnya mudah untuk menentukan jarak 600 meter
b) Bendera start dan tiang pancang
c) Peluit
d) Stop watch
e) Nomor dada
f) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
g) Tanda/garis untuk start dan finish
Pelaksanaan : subjek berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “ya” subyek lari menuju garis finish, dengan
menempuh jarak 600 meter. Bila ada subyek yang
mencuri start, maka subyek tersebut dapat
mengulangi tes tersebut.
Skor : hasil yang dicatat sebagai skor lari 600 meter
adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak
600 meter. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.
Tabel 3.2
Penilaian tes lari 600 Meter, Nurhasan (2007: 116) 6-9 Tahun
Putera Puteri Nilai
sd - 2’.39” sd –2’.53” 5
2’.40” –3’.00” 2’.54” –3’.23” 4 3’.01” –3’.45” 3’.24” –4’.08” 3 3’.46” –4’.48” 4’.09” –5’.03” 2 4’.49” - dst 5’.04” - dst 1
4. Tes flexion of trunk
Tujuan : mengukur komponen fleksibilitas
Alat/fasilitas :
a) Pita ukuran b) Matras
c) Alat pengukuran flesi (flexiometer)
Pelaksanaan : orang coba berdiri tegak diatas alat ukur dengan
kedua kaki rapat dan kedua ibu ujung ibu jari kaki
rata dengan pinggir alat ukur. Badan dibungkukan
kebawah, tangan lurus. Renggutkan badan kebawah
perlahan-lahan sejauh mungkin, kedua tangan
menelusuri alat ukur dan berhenti pada jamgkauan
43
Skor : jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai
oleh subyek dilakukan sebanyak dua kali
pengulangan, yang diukur dalam cm.
F. Teknik Pengumpulan Data
Seperti telah dijelaskan pada bagian metode dan pendekatan penelitian,
penulis menggunakan metode penelitian pre-eksperiment dengan desain pretest
posttest control group design. Langkah awal pelaksanaan pengumpulan data
adalah penulis menentukan ukuran atau jumlah sampel. Pemilihan sampel seperti
dijelaskan di atas adalah dengan sampling insidental, sehingga populasi dipilih
berdasarkan situasi kebetulan.
Pada pelaksanaan pengumpulan data, penulis melakukan tes awal terlebih
dahulu pada sampel atau disebut dengan pre-test mengenai tes kemampuan
motorik (motor ability). Sampel diberikan tes lari cepat 30 meter, zig-zag run,
flexion of trunk, dan lari 600 meter, untuk mengetahui keadaan awal (pre-test)
mereka terhadap perkembangan kemampuan motorik (motor ability).
Selanjutnya sampel eksperimen diberikan perlakuan yaitu permainan
tradisional bebentengan. Jumlah pertemuan dalam pelaksanaan perlakuan adalah
16 kali pertemuan dengan setiap pertemuannya sampel diberikan perlakuan
dengan olahraga tradisional bebentengan.
Dengan diberikan perlakuan ini diharapkan sampel dapat terbiasa
perkembangan kemampuan motorik (motor ability), selain itu guna untuk
melestarikan warisan budaya negeri.
Berikut ini adalah rancangan susunan program perlakuan dari pertemuan
pertama sampai pertemuan terakhir pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Rancangan Umum Program Perlakuan (treatment)
Untuk langkah teknis pelaksanaan dari pertemuan ke-1 sampai pertemuan
ke-16 yang berlangsung 1 kali pre-test di awal pertemuan, 14 kali
perlakuan/treatment, dan 1 kali post-test di akhir pertemuan selama 1 Bulan
dengan rancangan dimulai dari pendahuluan, isi dan penutup setiap kali
pertemuan. Rancangan program ini akan menjadi bahan rujukan bagi penulis
selama pelaksanaan perlakuan terhadap sampel. Pada pelaksanaannya
Pertemuan
Ke- Hari/Tgl Perlakuan yang Diberikan (treatment )
1 Sabtu, 24 November 2012 Pretest
2 Senin, 26 November 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
3 Selasa, 27 November 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
4 Rabu, 28 November 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
5 Kamis, 29 November 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
6 Jumat, 30 November 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
7 Sabtu, 1 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
8 Senin, 3 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
9 Selasa, 4 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
10 Rabu, 5 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
11 Kamis, 6 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
12 Jum’at, 7 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
13 Sabtu, 8 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
14 Senin, 10 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
15 Selasa, 11 Desember 2012 Permainan Tradisional Bebentengan
45
dimungkinkan oleh adanya situasi dan kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan
perlakuan. Namun secara garis besar, pelaksanaan program tidak akan
menyimpang jauh dari program yang telah dibuat. Adapun program pelaksanaan
eksperimen, penulis jabarkan pada tabel 3.4 rancangan program pelaksanaan
eksperimen setiap pertemuan.
Berdo'a dan cek sampel Berdo'a
sebanyak 14 kali pertemuan yang terpotong 2 kali pertemuan untuk pengumpulan
hasil tes pre-test dan post-test dalam 1 Bulan, penulis juga bekerjasama dengan
guru mata pelajaran penjas di sekolah dan orang tua murid dengan menghimbau
agar anak-anak dirumah dapat memainkan olahraga tradisional tidak hanya
memainkan permainan modern saja seperti game online dan permainan komputer.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan skor mentah yang
harus diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik agar data dapat
ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.
1. Membuat Daftar Distribusi Frekuensi
a. mencari skor terbesar dan terkecil;
b. mencari nilai rentangan ( R ) : R = Skor terbesar – Skor terkecil;
c. mencari banyaknya kelas ( BK );
BK = 1 + 3,3 Log n ( Rumus Sturgess ) (Sudjana, 2002: 47)
d. mencari nilai panjang kelas ( i );
(Riduwan, 2008: 121)
47
2. Mencari Parameter Statistik
a. mencari skor rata-rata dengan menggunakan rumus :
̅
Keterangan : ̅ : Rata-rata
: Skor yang diperoleh : Banyaknya Sampel : Jumlah
b. Mencari simpangan Varians dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
: Varians : Jumlah : frekuensi data
: Tanda Kelas (Batas atas – Batas Bawah) : Banyaknya Sampel
c. Menghitung Simpangan Baku
√
Keterangan :
: Simpangan Baku : Varians
Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk
mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah
penelitian. Adapun jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan statistik manual. Karena dilakukan terhadap 1 sampel yang
berpasangan, sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang
berbeda, seperti subjek A diberi perlakuan I dan subjek B diberi perlakuan II. Dan
dihitung sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan apakah terdapat
pengaruh atau tidak. Berikut merupakan analisis yang dibutuhkan:
a. Mencari Normalitas
Apabila data masih disajikan secara individu, maka uji normalitas data
sebaiknya dilakukan dengan uji Lillifors, karena uji Lillifors jauh lebih teliti
dibandingkan dengan uji chi-kuadrat. Metode Lillifors menggunakan data dasar
yang belum diolah dan dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan
dalam nilai z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas
kumulatif normal. Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas
kumulatif empiris. Beda terbesar dibandingkan dengan tabel Lillifors (tabel harga
quartil statistik lillifors distribusi normal).
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan uji Lillifors adalah
sebagai berikut :
1) urutkan data sampel dari yang kecil sampai yang terbesar dan tentukan
frekuensi tiap-tiap data
49
̅
Keterangan :
z = transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal = Tanda Kelas (Batas atas – Batas Bawah)
̅ = Rata-rata
= Simpangan Baku
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel
z yang diberi nama F(z)
4) Tentukan frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z dan
disebut dengan S(z) = frekuensi : ̅
5) Tentukan nilai L hitung dengan melihat selisih antara F(z) dengan S(z),
kemudian bandingkan dengan L tabel dari tabel lillifors
6) Jika L hitung < L tabel maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan seberapa pengaruh treatment terhadap
perkembangan motor ability anak usia 6-8 tahun. Analisis hipotesis bergantung
pada hasil uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal maka metode yang
dipakai adalah hipotesis komparatif dua sampel (t-test sampel related). Jika data
tidak terdistribusi normal maka metode yang dipakai adalah metode Wilcoxon.
1) Hipotesis Komparatif Dua Sampel
Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum
dan sesudah treatment atau perlakuan, atau membandingkan kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel related sebagai
̅ ̅ √
√ √
Keterangan : t = t hitung ̅ = Rata-rata
= Simpangan Baku = Korelasi
= varians
Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak. Didapat t tabel dengan tarif nyata = 0,05 dan
dk = bk – 2
2) Metode Wilcoxon
Uji ini merupakan pengujian hipotesis untuk data terdistribusi tidak normal.
Langkah-langkah pengujian wilcoxon :
a) Beri nomor urut bagi setiap harga mutlak selisih (Xi – Yi). Harga mutlak
yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih
selanjutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar
diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama
besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.
b) Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).
c) Hitunglah jumlah nilai urut yang bertanda positip dan juga jumlah nilai
urut yang bernilai negatif.
d) Untuk jumlah nomor urut yang didapat di (c) ambilah jumlah yang harga
mutalknya paling kecil. Sebutlah harga ini dengan J. Jumlah J inilah yang
51
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah diuraikan pada
bab IV, dapat terlihat bahwa kemampuan motorik (motor ability) anak yang
diberikan perlakuan olahraga tradisional bebentengan mengalami peningkatan
yang relatif tinggi, terlihat dari hasil hipotesis pengolahan data untuk menguji
hipotesis digunakan rumus uji-t dan uji Wilcoxon. Dari hasil perhitungan uji-t dari
perhitungan data yang normal diperoleh thitung yang sangat signifikan yang dimana
thitung < ttabel maka Ho = ditolak. Kemudian dari hasil perhitungan uji wilcoxon
yang merupakan hasil penghitungan data yang tidak normal diperoleh Jhitung <
Jtabel maka menunjukan Ho ditolak. hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan
hasil yang signifikan antara nilai uji post-test dan nilai uji pre-test pada hasil tes
kemampuan motorik (motor ability) kelincahan, kecepatan, daya tahan, dan
kelentukan.
Adapun kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Olahraga tradisional berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor
ability) anak usia 6-8 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa olahraga
tradisional itu memiliki banyak manfaat bagi anak-anak terutama terhadap
perkembangan kemampaun motorik anak (motor ability). 1) Kecepatan (speed)
anak meningkat saat tes lari cepat 30 meter; 2) kelincahan (agility) anak
65
flexion of trunk; 4) daya tahan (endurance) anak juga meningkat saat tes lari 600
meter.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan selama pelaksanaan penelitian,
penulis mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi guru khususnya guru pendidikan jasmani di sekolah
Pada siswa usia 6-8 tahun cenderung lebih senang melakukan berbagai
kegiatan yang sifatnya bermaian. Banyak anak yang merasa bosan dengan
kegiatan olahraga yang tidak bervariasi atau monoton. Berkaitan dengan hal
tersebut guru penjas di sekolah diharapkan dapat meminimalisir rasa bosan anak
dan juga mengembangkan pelajaran penjas agar anak menyenangi pelajaran
penjas dan tidak merasa bosan melakukan olahraga. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan cara memberikan olahraga tradisional kepada anak pada
saat pemanasan. Ini dapat bermanfaat terhadap anak dalam mengembangkan
kemampuan gerak anak.
2. Bagi siswa usia sekolah
Olahraga tradisional banyak sekali manfaatnya, terutama dalam
perkembangan kemampaun gerak dan motorik anak. Selain itu, olahraga
tradisional pun dapat digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan sikap sportif
pada diri anak, seperti perkembangan hasil nilai yang diperoleh pada post-test.
Dapat dilihat perubahan yang baik dari setiap aspek yang diteliti. Seperti
dibanding pada awal tes, karena pada saat pemberian perlakuan anak diharuskan
mampu berlari secepat mungkin untuk menangkap lawan mainnya. Kelentukan
(flexibility) anak meningkat dikarena pada perlakuan ini anak harus melakukan
gerakan meliuk-liuk secara kontinyu, untuk dapat menecoh lawan pada saat
mengejar. Kelincahan (agility) anak pun meningkat, karena saat diberikan
perlakuan anak selalu melakukan gerakan spontanitas, seperti mengubah arah
tubuh secara tiba-tiba pada saat dikejar oleh lawan. Daya tahan (endurance) anak
bertambah dikarenakan pada saat diberi perlakuan, tanpa disadari anak melakukan
intensitas waktu berlari cukup lama pada saat lawan yang dikejar sangat susah
untuk ditangkap.
Oleh karena itu penulis memberikan rekomendasi kepada siswa agar dapat
memainkan olahraga tradisional selain bermanfaat terhadap perkembangan
kemampuan gerak dan motorik anak, dengan kita memainkan olahraga tradisional
maka kita telah membantu untuk melestarikan warisan kebudayaan negeri kita.
3. Bagi orang tua
Bagi orang tua siswa sebaiknya jangan terlalu mengekang anak untuk tidak
bermain diluar rumah seperti memainkan olahraga tradisional, hanya karena takut
anaknya kotor ataupun takut anaknya merasa kecapean dan celaka. Terlalu
banyak bermain di dalam rumah seperti bermain game online dan komputerpun
tidak baik untuk perkembangan gerak anak karena permaina tersebut tidak terlalu
67
4. Bagi lembaga FPOK UPI
FPOK UPI sebagai lembaga akademis dalam bidang olahraga dan
kesehatan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan mengenai
manfaat yang ada dalam olahraga tradisional, yang dipubikasikan melalui media
massa baik itu cetak maupun elektronik.
5. Bagi peneliti selanjutnya
Dalam penelitian ini penulis menggunakan media olahraga tradisional yang
terbatas yaitu olahraga tradisional bebentengan saja, dan perkembangan motorik
nyapun terbatas hanya kecepatan, kelentukan, kelincahan, dan daya tahan saja.
Dengan demikian, penulis berharap agar ada peneliti berikutnya yang dapat
mengungkap mengenai olahraga tradisional lain yang mempengaruhi kemampuan
motorik yang lain
Adanya kelemahan dan keterbatasan penulis, sehingga masih adanya
variable -variabel luar yang mempengaruhi penelitian tidak dapat terkontrol secara
ketat. Oleh karena itu, penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat
memperhatikan metode yang digunakan, sehingga tidak banyak bias (prasangka)
yang terjadi dalam pengambilan kesimpulan penelitian. Penulis menduga bahwa
penggunaan sampel yang lebih banyak akan lebih baik dalam penelitian mengenai
pengaruh olahraga tradisional terhadap kemampuan motorik (motor ability) anak
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta.
Bun, Henri. (2009). 300 Game Kreatif Edisi I. Jakarta: Gradien Mediatama.
Dariyono, A. (2007). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Aditama.
Husna, A. (2009). 100 + Permainan Tradisional Indonesia Edisi I. Yogyakarta: Andi.
Kusmaedi, N. (2011). Tesis. Bandung.
Lutan, R. (1979). Pengantar Buku Pegangan Guru Olahraga Di SPG. Bandung : IKIP.
Margono. (2009). Archive For The 'Olahraga Tradisional' Category Olahraga
Tradisional dan Atletik. Yogyakarta: UNY.
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (P2LPTK).
Santoso, G. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung : ITB.
Singarimbun, M dan Effend, S. (1995). Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka Lp3es Indonesia.
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiono. (2010). Metode Penalitian Eksperimen. Bandung: Alfabeta.
Sumardiyanto. (2010). Stratei Pembinaan Olahraga Tradisional. Bandung.
Tp. (2012). [online]. Tersedia: http://Ringkasanmateri.blogspot.com/pola-gerak-dasar-anak- usia-dini.html [22 Februari 2012]
Tp. (2012). Manfaat Dari Permainan Tradisional: file.upi.edu [online] . tersedia: http:// /Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA.com [10 januari 2013]
UPI. (2011). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI.