• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan Putra Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

RIA ANENGSIH DESTIKA

NIM. 0901862

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Kelas X

Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK

Pasundan Putra Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Ria Anengsih Destika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ria Anengsih Destika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

LEMBAR PENGESAHAN

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan Putra Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Ria Anengsih Destika 0901862

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Hendri Winata, M.Si. NIP. 19620617 198803 1 003

Pembimbing II

Adman, S.Pd., M.Pd. NIP. 19740412 200112 1 002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd.

(4)

ABSTRAK

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di

SMK Pasundan Putra Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh:

Ria Anengsih Destika, 0901862

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Adman, S.Pd., M.Pd

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor di SMK Pasundan Putra Cimahi, yang ditandai dengan hasil ulangan harian yang dibawah kriteria kelulusan minimal. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi experimental design. Bentuk desain quasi eksperimen yang dipilih adalah nonequivqlenty control group design. Ada dua kelas yang dipilih secara sengaja, yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok yaitu kelas XI AP2 dengan jumlah siswa 30 dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yaitu kelas XI AP1 dengan jumlah siswa 30. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah berupa tes (pre-test dan post-test) dan observasi untuk mengamati kegiatan pembelajaran di kelas.

(5)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar

ABSTRACK

The Effectiveness Model Investigation Study Group Cooperative Learning Student Achievement Against Domains

(Quasi-Experimental Study On Basic Competence Identifying Office X Class of Office Administrative Documents Perform at SMK Putra Pasundan Cimahi

2013/2014)

By:

Ria Anengsih Destika, 0901862

This Script is Guided By:

Drs. Hendri Winata, M.Si dan Adman, S.Pd., M.Pd

A problem which is conducted in this study is a lowachievement of students on based competence Identifying Office Documents at SMK Pasundan Putra Cimahi, the

low achievement of students’ learning result can be seen from examination score

which is below minimum passing grade. One way to improve student achievement is to use model of cooperative learning groups investigation.

Research method which is conducted in the study is Quasy Experimental design, in form of non-equivalency control group design. There are two classes that are chosen on purpose. The first class is experiment class with using Investigation group model, the class is X AP 2 and there are 30 students. The second class is control class with using Think Pair Share (TPS) model, the class is X AP 1 and there are 30 students. Data collection technique which is conducted in this study is tests (pre-test and post-test) and observation in order to observe learning activity in the classroom.

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Rumusan Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Model Pembelajaran ... 11

2.1.1 Pengertian Pembelajaran ... 11

2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran ... 12

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 14

(7)

2.2.2 Keunggulan Pembelajaran Model Kooperatif ... 16

2.2.3 Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif ... 17

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok ... 20

2.3.1 Karakteristik Model Investigasi Kelompok ... 22

2.3.2 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok ... 23

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Investigasi Kelompok ... 26

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share ... 27

2.4.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share ... 29

2.5 Belajar dan Prestasi Belajar ... 30

2.5.1 Pengertian Belajar ... 30

2.5.2 Prinsip-prinsip Belajar ... 33

2.5.3 Pengertian Prestasi Belajar ... 34

2.5.4 Indikator Prestasi Belajar ... 38

2.5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 41

2.6 Kerangka Pemikiran ... 44

2.7 Hipotesis ... 52

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Objek Penelitian... 54

3.2 Metode Penelitian ... 54

3.3 Desain Penelitian ... 56

3.3.1 Subjek Penelitian ... 57

(8)

3.4 Instrumen Penelitian ... 63

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian ... 64

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 65

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 68

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 71

3.5.4 Daya Pembeda Instrumen ... 72

3.6 Teknik Analisis Data ... 73

3.6.1 Uji Normalitas ... 73

3.6.2 Uji Homogenitas ... 74

3.6.3 Perhitungan N-Gain ... 75

3.6.4 Uji Hipotesis ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1 Profil Sekolah ... 79

4.1.1 Sejarah Singkat SMK Pasundan Putra Cimahi ... 79

4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan SMK Pasundan Putra Cimahi ... 79

4.1.3 Bidang Keahlian dan Program Keahlian ... 81

4.1.4 Kondisi Lokasi Sekolah ... 82

4.1.5 Keadaan Fasilitas Sivitas Akademika Sekolah ... 83

4.1.6 Keadaan Fasilitas Personal ... 83

4.2 Hasil Pengujian Instrumen ... 85

4.2.1 Uji Validitas Instrumen ... 85

(9)

4.2.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 87

4.2.4 Uji Daya Pembeda Instrumen ... 88

4.3 Deskripsi Data ... 89

4.4 Hasil Pengujian Analisis Data ... 107

4.4.1 Perhitungan N-Gain ... 107

4.4.2 Uji Hipotesis ... 110

4.5 Deskripsi Proses Pembelajaran ... 113

4.6 Pembahasan ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122

5.1 Kesimpulan ... 122

5.2 Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian ... 3

Tabel 1.2 Data Jumlah Siswa Yang Mengikuti Remedial... 3

Tabel 1.3 Nilai Ulangan Harian ... 4

Tabel 1.4 Data Jumlah Siswa Yang Mengikuti Remedial... 4

Tabel 2.1 Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 18

Tabel 2.2 Tahap-tahap pembelajaran Investigasi Kelompok ... 25

Tabel 2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Think Pair Share ... 28

Tabel 2.4 Ciri-Ciri Umum Pendidikan, Belajar dan Perkembangan ... 32

Tabel 2.5 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi ... 39

Tabel 3.1 Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen ... 55

Tabel 3.2 Skenario Pembelajaran ... 58

Tabel 3.3 Format Tabel Perhitungan Uji Validitas ... 67

Tabel 3.4 Format Tabel Perhitungan Korelasi ... 67

Tabel 3.5 Interprestasi Derajat Reliabilitas ... 69

Tabel 3.6 Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total ... 70

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran dan Kriteria ... 72

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 73

Tabel 4.1 Ringkasan Uji Validitas Instrumen ... 85

Tabel 4.2 Ringkasan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 88

(11)

Tabel 4.4 Tabel Nilai Pretest Kelas X AP1 ... 90

Tabel 4.5 Tabel Nilai Pretest Kelas X AP2 ... 93

Tabel 4.6 Ringkasan Uji Normalitas ... 96

Tabel 4.7 Ringkasan Uji Homogenitas Data Pretest ... 97

Tabel 4.8 Hasil Uji t-test Data Pretes ... 98

Tabel 4.9 Tabel Nilai Postest Kelas Kontrol (X AP1) ... 99

Tabel 4.10 Tabel Nilai Postest Kelas Kontrol (X AP2) ... 101

Tabel 4.11 Hasil Uji t-Test Data Kelas Kontrol (X AP1) ... 106

Tabel 4.12 Hasil Uji t-Test Data Kelas Eksperimen (X AP2)... 107

Tabel 4.13 Hasil N-Gain ... 108

Tabel 4.14 Tabel Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 109

Tabel 4.15 Hasil Uji t-Test Data Postest ... 112

Tabel 4.16 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 116

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 43

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pemikiran ... 51

Gambar 2.3 Model Kausalitas Variabel Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Nilai Pretest Kelas X AP1 ... 92

Gambar 4.2 Nilai Pretest Kelas X AP2 ... 94

Gambar 4.3 Perbandingan Nilai Pretest Kelas X AP1 dan Kelas X AP2 ... 95

Gambar 4.4 Nilai Postest Kelas Kontrol (X AP1) ... 100

Gambar 4.5 Nilai Postest Kelas Eksperimen (X AP2) ... 102

Gambar 4.6 Perbandingan Nilai Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 103

Gambar 4.7 Perbandingan Perubahan Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 105

Gambar 4.8 Analisis Gain Kelas Kontrol ... 109

(13)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu setiap anak didik yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki kemampuan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh, karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak.

Dalam BAB IV, pasal 19 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.

Menurut Syaiful Sagala (2012:38): Berpendapat bahwa pemikiran tentang belajar mengacu pada proses :

1.Belajar tidak hanya sekedar menghapal, siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri

(14)

2

3.Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang suatu persoalan (subject matter)

4.Pengetahuan tidak bisa dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan 5.Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru 6.Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang

berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide

7.Proses belajar dapat mengubah struktur otak, perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai hasil pembaharuan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) juga menghendaki, bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. KTSP juga mengharapkan bahwa dalam evaluasi dalam proses pembelajaran meliputi evaluasi afektif, kognitif dan psikomotor. Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model pembelajaran yang sesuai serta dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(15)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan observasi pendahuluan yang peneliti telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, diperoleh bahwa nilai ulangan harian pada Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Pasundan Putra Cimahi untuk Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor masih rendah. Hasil rekapitulasi nilai ulangan harian disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Tahun Ajaran 2012/2013

Sumber: Data pra penelitian di SMK Pasundan Putra Cimahi

Tabel 1.2

Data Jumlah Siswa Yang Mengikuti Remedial

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Tahun Ajaran 2012/2013

(16)

4

Tabel 1.3 Nilai Ulangan Harian

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Tahun Ajaran 2013/2014

NO KELAS KKM RATA_RATA

NILAI

1 X AP 1 72 52,3

2 X AP 2 72 53,3

Sumber: Data pra penelitian di SMK Pasundan Putra Cimahi

Tabel 1.4

Data Jumlah Siswa Yang Mengikuti Remedial

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor Tahun Ajaran 2013/2014

Sumber: Data pra penelitian di SMK Pasundan Putra Cimahi

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai ulangan harian siswa pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh sekolah yang disebut KKM (Kriteria Kelulusan Minimal), sehingga mengharuskan siswa untuk mengikuti perbaikan atau remedial.

(17)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor, KKM yang telah ditetapkan yaitu 72.

Penulis menemukan rendahnya prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan dan tidak memenuhi nilai standar yang telah ditentukan oleh sekolah. Mengacu pada hasil nilai yang diperoleh terlihat bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa baik pada faktor internal maupun faktor eksternal, yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang rendah. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk memberikan motivasi kepada siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar sebagian guru terbiasa dengan menggunakan metode konvensional atau biasa dikenal dengan metode ceramah yang selama ini sangat mendominasi dalam proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya. Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor guru menggunakan model pembelajaran think pair share yang diterapkan guru di dalam kelas yang melibatkan siswa untuk berdiskusi secara berpasangan.

(18)

6

memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.

Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat di tempuh dengan beberapa cara antara lain: peningkatan kualitas guru, peningkatan materi, peningkatan dalam pemakaian model pembelajaran, peningkatan sarana, peningkatan kualitas belajar. Jika semua komponen pendidikan dapat saling mendukung maka akan tercipta kualitas pendidikan yang baik.

Menurut B. Bloom dalam Nana. S (2010:23) menyatakan bahwa :

Ada dua faktor utama yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik intern siswa meliputi (kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motivasi) serta karakteristik ekstern kualitas pengajaran yang meliputi (guru, metode pembelajaran dan fasilitas belajar).

Model pembelajaran merupakan faktor eksternal dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam melengkapi komponen strategi pembelajaran adalah model pembelajaran, maka dipergunakanlah model pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson dalam Rusman (2010:204) menyatakan bahwa:

Cooperative learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. Belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut.

(19)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

pendidikan untuk para siswa berlatih berpikir, memecahkan masalah, serta menggabungkan kemampuan dan keahlian. Secara umum pola interaksi yang bersifat terbuka dan langsung diantara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dan memberikan kesempatan yang sangat luas kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Dalam proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam hal ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui model pembelajaran tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kuasi

Eksperimen pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen

Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK

(20)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Inti dari kajian penelitian ini adalah masalah prestasi belajar siswa yang rendah, khususnya di SMK Pasundan Putra Cimahi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor. Aspek tersebut diduga karena model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar di kelas.

Berdasarkan pemaparan diatas faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah masalah yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atau teknik model pembelajaran yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu model pembelajaran yang digunakan guru pada saat mengajar menjadi topik yang menarik untuk dikaji demi meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diangkat, yaitu sebagai berikut:

1.Siswa belum memenuhi KKM pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor.

2.Proses Belajar Mengajar yang masih berpusat pada guru.

3.Kurangnya sumber belajar atau media pembelajaran yang menunjang untuk siswa dalam proses belajar mengajar.

1.3 Rumusan Masalah

(21)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok berbeda dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok terhadap Prestasi belajar siswa. 2. Tujuan khusus

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mengetahui prestasi belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok berbeda dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari informasi yang tersedia dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

1. Manfaat Teoritis (akademik)

(22)

10

2. Manfaat Empiris (Praktis)

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dan informasi awal untuk ditindaklanjuti dalam berbagai bentuk penelitian dan pengembangan dalam ruang dan kajian yang lebih luas.

b. Bagi sekolah, penilitian ini diharapkan menjadi salah satu data ataupun rujukan dalam peningkatan hasil belajar siswa, melalui optimalisasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

(23)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu orang yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Variabel bebas atau Independent variabel adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab terjadinya

perubahan pada variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Variabel terikat atau Dependen variabel adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar siswa.

Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan menganalisis mengenai efektivitas model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok terhadap prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor di SMK Pasundan Putra Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2011:3) mengemukakan “metode penelitian dapat diartikan sebagai cara

(24)

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang diartikan sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, artinya memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.

Metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009:72). Penelitian eksperimen memiliki 3 jenis yang masing-masing memiliki kekhasan, yakni pre-eksperimen, quasi-eksperimen, dan true-eksperimen. Berikut perbedaan dari ketiga jenis penelitian eksperimen:

Tabel 3. 1

Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen

No Pre-eksperimen Quasi-eksperimen True-eksperimen

1. Hanya 1 kelas

Sampel tidak dipilih secara random

Sampel dipilih secara random

3. Hanya pretest atau postest saja yang diberikan

Dilakukan pretest dan posttest

Dilakukan pretest dan posttest

4. Tidak diberikan evaluasi tes

Diberikan evaluasi tes saat awal dan akhir model pembelajaran

Pemberian evaluasi tes diberikan secara berkala

Sumber: Muhibbin Syah (2006:79)

(25)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

gambaran peningkatan prestasi belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Menurut Sugiyono (2009;116) “ Non-equivalent control group design hampir sama dengan pretest-postest control groupn

design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara random. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan tes awal. Perlakuan pada kedua kelompok berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif think pair share dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok.

3.3 Desain Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pengukuran sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa pada model pembelajaran yang menjadi eksperimen. Untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian, menurut Sugiyono (2011:116) ini digambarkan sebagai berikut:

Eksperimen : O1 X O2 E

Kontrol : O3 O4 K

Keterangan:

(26)

O4 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol

X : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

3.3.1 Subjek Penelitian

Untuk menentuan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu kesamaan rata-rata nilai siswa yang tidak jauh berbeda. Sehingga yang dijadikan sampel yaitu kelas X AP1 yang berjumlah 30 orang (kelas kontrol) dan kelas X AP2 yang berjumlah 30 orang (kelas eksperimen).

3.3.2 Skenario Pembelajaran

(27)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

c. Guru menyiapkan soal-soal pretest dan postest

2) Pelaksanaan

A. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa b. Apersepsi : Guru membahas

kembali tentang materi pembelajaran

c. Motivasi :

- Guru memberikan pretest kepada siswa

1) Tahap Persiapan

a. Guru membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Guru menyiapkan materi yang

akan dibahas

c. Guru menyiapkan soal-soal pre test dan postest

2) Pelaksanaan

A. Pendahuluan

a. Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa b. Apersepsi : Guru membahas

kembali tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari

c. Motivasi :

(28)

Skenario Pembelajaran Investigasi

Kelompok

Skenario Pembelajaran

Think Pair Share

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa - Guru menjelaskan

langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompok

B. Kegiatan Inti

1. Mengidentifikasi Topik dan Mengatur ke dalam Kelompok.

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik dan mengkategorikan saran-saran

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. c. Komposisi kelompok didasarkan

pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

- Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk setiap kegiatan, memotivasi siswa yang terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

- Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa

b)Tahap Think (Berpikir)

- Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan

demonstrasi

(29)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Skenario Pembelajaran Investigasi

Kelompok

Skenario Pembelajaran

Think Pair Share

pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.

2. Merencanakan Investigasi di dalam kelompok

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai : Apa yang kita pelajari?

Bagaimana kita mempelajarinya ? Siapa melakukan apa? (Pembagian tugas).

Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

3. Melakukan Investigasi

a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok kontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

Siswa kepada seluruh siswa - Siswa mengerjakan Lembar Kerja

Siswa tersebut secara individu

- Salah satu pasangan siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa dikelas dengan dipandu oleh guru

3) Kegiatan Penutup

(30)

Skenario Pembelajaran Investigasi

Kelompok

Skenario Pembelajaran

Think Pair Share

kelompoknya.

c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan. 4. Menyiapkan Laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. c. Wakil-wakil kelompok

membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5. Mempresentasikan Laporan

Akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk

(31)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Skenario Pembelajaran Investigasi

Kelompok

Skenario Pembelajaran

Think Pair Share

seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.

c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan

penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

6. Evaluasi

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

(32)

Skenario Pembelajaran Investigasi

Kelompok

Skenario Pembelajaran

Think Pair Share

dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

3) Kegiatan Penutup

a. Guru memberikan posttest

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai alat yang mampu menghasilkan sejumlah data yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Untuk memperoleh data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen yaitu tes dan lembar observasi.

a. Tes

Tes ini diberikan pada awal pembelajaran dan pada akhir pembelajaran berupa soal uraian yang akan dijadikan sebagai soal pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas kontrol

(33)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan (treatment).

Instrumen tes ini digunakan pada saat pretest dan postest dengan karakteristik setiap soal pada masing-masing tes adalah sama, baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen.

b. Lembar Observasi

Observasi adalah suatu cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas atau situasi dari seluruh komponen pembelajaran secara langsung. Lembar observasi merupakan alat untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Dengan kata lain lembar observasi dapat mengukur atau menilai proses pembelajaran. Tujuan lembar observasi adalah untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran meggunakan Model Investigasi Kelompok secara terperinci, baik mengenai guru, siswa maupun komponen-komponen pembelajaran lainnya untuk mengetahui situasi dan kondisi kelompok pada saat pembelajaran berlangsung.

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian

(34)

Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru tersebut dapat diminimalkan. Dengan demikian validitas dan reliabilitas adalah tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan prosedur penelitian. Tujuan yang ingin dicapai dengan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan, sehingga hubungan-hubungan yang ada dalam masalah penelitian ini dapat dimengerti dan diuji.

3.5.1 Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.

Arikunto (2009:59) mengatakan suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sah) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Jadi validitas berfungsi untuk mengetahui apakah instrumen yang akan digunakan dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang akan di evaluasi itu. Untuk menguji validitas tes digunakan rumus Korelasi Product Moment. Adapun rumus yang digunakan adalah Rumus Korelasi Product Moment dengan angka dasar, sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

(35)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Keterangan :

Rxy :Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dan variabel yang dikorelasikan

x : Skors tiap items x y : Skors tiap items y

N : Jumlah responden uji coba

Menurut Sugiyono (2011: 179) Soal dianggap valid bila harga korelasi 0,30 bila harga korelasi berada di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Pada umumnya untuk penelitian digunakan Taraf Signifikansi 0,05 atau 0,01.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011: 117):

a) Menyebarkan instrumen yang dapat diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

(36)

Tabel 3. 3

Format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No.

Responden

Nomor Item Instrumen Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

e) Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada table pembantu.

f) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi:

Tabel 3. 4

Format Tabel Perhitungan Korelasi

No. Responden

X Y XY X2 Y2

g) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n –2 dan α = 5 %.

(37)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Langkah berikutnya adalah penulis melakukan proses penghitungan dan pengolahan uji instrumen dengan menggunakan bantuan aplikasi program MS Excel 2007 menurut Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, (2006: 379) sebagai berikut:

a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah; b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);

c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL, keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid dengan COUNTIF.

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

(38)

(7) Alpha. Pengujian reliabilitas uji coba instrument ini dengan menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut :

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan

2 r1/21/2 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes 2 r1/21/2 : rxy

Dimana rxy :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Tabel 3. 5

Interprestasi derajat reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,200-0,400 Derajat reliabilitas rendah

0.400-0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,600-0,800 Derajat reliabilitas tinggi

0,800-1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 223)

(39)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut (Uep dan Sambas Ali Muhidin, 2011: 124):

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh.

e. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

f. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.

Tabel 3. 6

Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Responden X X2

g. Menghitung nilai koefisien alfa.

h. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel

i. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung r11 > rxy, maka instrumen dinyatakan reliabel.

j. Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α = 5 %. Kriteria adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > ttabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel. Jika rhitung ≤ rtabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

(40)

3.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar . soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha dalam pemecahannya. Sebaliknya soal yang terlalu sulit atau sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa untuk mencoba karena kesulitan untuk menjawab. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 208):

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : jumlah seluruh siswa peserta tes

(41)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Untuk menentukan apakah soal tersebut dapat dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 7

Tingkat kesukaran dan kriteria

No Rentang Nilai indeks kesukaran Klasifikasi

1 0,70-1,00 Mudah

2 0,30-0,70 Sedang

3 1,00-0,30 Sukar

3.5.4 Daya Pembeda Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 211):

Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah. Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang seluruh kelompok baawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai D paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah menjawab betul, maka nilai D-nya -1,00. Tetapi jika siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00. Karena tidak mempunyai daya pembeda sama sekali.

Daya pembeda suatu soal tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2009: 210)

(42)

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi (daya pembeda)

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3. 8

Klasifikasi Daya Pembeda

No Rentang Nilai D Klasifikasi

1 0,00-0,20 Jelek

2 0,20-0,40 Cukup

3 0,40-0,70 Baik

4 0,70-1,00 Baik Sekali

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Normalitas

Peneliti menggunakan uji normalitas untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui karena berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Penulis menggunakan uji normalitas

(43)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

dengan metode liliefors. Langkah-langkah uji normalitas dengan metode liliefors menurut Sambas Ali Muhidin (2010:93) sebagai berikut:

1. Susunlah data dari kecil ke besar

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis)

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi) 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada table z 6. Menghitung theoritical proportion.

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

8. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi.

Untuk melakukan uji normalitas untuk kedua variabel tersebut dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

3.6.2 Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji F.

F =

Sumber: Sugiyono (2011:275)

(44)

Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik).

Teknik analisis data maksudnya adalah mengolah data hasil eksperimen. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian ini. Tujuan analisis data ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang dapat dimengerti dan ditafsirkan.

3.6.3 Perhitungan N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor. Hal ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini asumsikan sebagai efek dari perlakuan (treatment). Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebagai

berikut:

G =

(45)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Keterangan:

G = Gain skor ternormalisasi Sr = Skor Postest

Si = Skor Pretest 100 = Skor minimal

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain dikasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu:

a. N-Gain tinggi: nilai (g) > 0.70 b. N-Gain sedang: 0.70 > (g) > 0.3 c. N-Gain rendah: nilai (g) < 0.3

3.6.4 Uji Hipotesis

Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan penelitian 2) Gunakan statistik uji yang tepat

3) Hitung nilai statistik berdasarkan data yang terkumpul 4) Berikan kesimpulan

5) Menentukan ρ (ρ-value)

(46)

siswa sama atau tidak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji Beda Dua Rata-rata/Mean yaitu uji t-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan dua rata-rata dari data pretest yang diperoleh dengan ketentuan varians homogen. Pengolahan data dilakukan dengan ketentuan bila n1≠ n2, dapat digunakan uji t statistik dengan pooled varian.

̅ ̅

[ ]

Sumber: Sugiyono (2013: 197) Keterangan:

̅ : Rata-rata skor pretest kelas eksperimen.

̅ : Rata-rata skor pretest kelas kontrol. : Simpangan baku kelas eksperimen. : Simpangan baku kelas kontrol.

Kriteria pengujian didapat dari daftar distribusi t dengan dan peluang ( ). H0 diterima jika dan H0 ditolak untuk nilai t lainnya.

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% ( maka kriteria pengujiannya adalah:

(47)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah

H0: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).

H1: Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS).

Perumusan hipotesis: H0 : µ1 µ2 H1 : µ1 µ2

Sumber: Sugiyono (2008: 225) Keterangan :

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih efektif dan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang telah diterapkan pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata-rata yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas eksperimen berbeda dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan merujuk pada nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen masih terdapat siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh pihak sekolah, maka saran yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut:

(49)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

pengaturan kelompok siswa dan pengawasan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

2. Bagi pengajar yang belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok maka ada baiknya untuk mencoba menerapkan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. (2008). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Cahyo, Agus N. (2013). Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: Diva Press. Huda, Miftahul. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Jauhar, Mohammad. (2011). Implementasi PAIKEM. Jakarta: Prestasi Pustaka. Kuswana, Wowo S. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. Muhidin, Sambas Ali dan S, Ating. (2006). Analisis korelasi,regresi dan Jalur

dalam penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Nasution. (2011). Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soetjipto, Helly Prajitno dan Sri Mulyantini Soetjipto. (2008). Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Muhidin, Sambas Ali, (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung:

Karya Adhika Utama

Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama.

Hamdiah, Eva dan Rahmat Fajar. (2012). Teori-teori pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(51)

Ria Anengsih Destika, 2013

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

---. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. ---. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

---. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

---. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010 Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ---. (2011). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

---. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta :Raja Grafindo Persada. Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Taniredja, Tukiran. dkk. (2012). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian
Tabel 1.4 Data Jumlah Siswa Yang Mengikuti Remedial
Tabel 3. 1 Jenis-Jenis Penelitian Eksperimen
Tabel 3. 2 Skenario Pembelajaran
+6

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdullillahirobbilalamin, saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, yang telah memberikan kekuatan, kemampuan, dan

Analisis Audit Sistem Informasi menggunakan Framework COBIT 5 Pada Domain DSS (Studi Kasus: PT INTI)?. EKD GAW DJN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa 75% pasien diabetes mellitus tipe 2 perem- puan mengalami disfungsi seksual (40% fungsi seksual buruk dan 35% fungsi

Pemberian Tugas Dengan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas 4 Sd Negeri Jogosimo Tahun Pelajaran 2013/2014 ”

Sedangkan data yang didapatkan pada tahun 2017 terakhir sebesar 3.2 % dari 65 balita dan untuk gizi kurang 3,8 % dari 85 balita.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh konsentrasi bayclin pada pencucian ke-II dan konsentrasi BAP pada Media MS terhadap pertumbuhan eksplan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC bermuatan nilai karakter

[r]