commit to user
i
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
TUGAS AKHIR
Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan
Untuk mencapai derajat gelar Ahli Madya
Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042
PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ABSTRACT
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042
Pajak Bumi dan Bangunan is the one of component for tax produce and the central tax, but the collection from this tax is for region government as a region acceptance. The character of PBB is official assessment system. To optimize the collection, the employee must active to handle it from beginner until the end of the procedures. For Kabupaten Sukoharjo, the increasing of Pajak Bumi dan Bangunan will give contribution as long as it can make big acceptance for regional government.
The purpose of this research is to know how much acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan in Kabupaten Sukoharjo, how much efficiency of this acceptance and the efforts what the government do to increasing the acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan from 2009 until 2011. Because, in this period there are so many people from Kabupaten Sukoharjo lost their harvest and it make Pajak Bumi dan Bangunan was postpone.
The conclusion of this research is the efficiency of acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan don’t already efficient because there are so many postponement of Pajak Bumi dan Bangunan.
Based on this research, the writer has some recommendation. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo must give some counseling for desa or kelurahan degree in every years, so it can make all of the people more aware to pay Pajak Bumi dan Bangunan.
commit to user
commit to user
commit to user
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“
Hidup itu adalah sebuah perjalanan panjang yang mesti Kita leawati walau terkadang ada banyak jalan terjal dan berlubang”(Penulis)
“Tidak ada perjuangan yang sia-sia,tinggal bagaimana kita menyikapi hasil dari setiap perjuangan yang kita lakukan ”
(Penulis)
“Hidup terlalu cepat berjalan, Anda tidak akan sempat menikmatinya jika tidak mulai dinikmati dari sekarang”
(Ronald Frank)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
1. ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia yang
selama ini telah diberikan padaku.
2. Bapak dan Ibuku yang paling aku hormati dan
sayangi. Terima kasih atas doa restu serta selalu
memberikan segala sesuatu yang terbaik dalam
hidupku.
3. Kakakku adi, kakak iparku lina dan keponakanku
raynard yang telah memberikan dukungan dalam
hidupku.
4. Seluruh keluarga dan teman yang selalu memberikan
semangat dan motivasi.
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir dengan judul ” ANALISIS EFEKTIVITAS
PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN 2009-2011”.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya
bimbingan, bantuan, dukungan serta dorongan dari berbagai pihak. Maka
sehubungan dengan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Drs. Eko Arief S, Msi,Ak, selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir
yang selalu memberikan pengarahan, petunjuk, nasehat, dan bimbingan
hingga tersusunnya Tugas Akhir ini.
4. Bapak maupun Ibu dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori
selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Seluruh staf dan karwayan yang telah melayani selama berkuliah di Fakultas
commit to user
vii
6. Bapak Joko Triyono selaku Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah ( DPPKAD ) Kabupaten Sukoharjo yang telah memberikan
ijin untuk melakukan magang kerja di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
7. Bapak Basuki SE, Msi yang telah membimbing serta memberikan ilmu
kepada penulis selaku Kepala Bagian Akuntansi Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
8. Ibu Romwakidah yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi
mengenai tema yang akan diambil, dan yang telah bersedia memberikan data-
data yang dibutuhkan oleh penulis.
9. Segenap Karyawan di bagian Akuntansi yang telah memberikan pengarahan
dan pengawasan selama magang kerja yang berlangsung di Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
10. Seluruh direksi, staf, serta karyawan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu.
12. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa
yang tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Mas Adi dan Mbak Lina kakaku tersayang serta ponakanku raynard yang
commit to user
viii
14. Teman-teman tercinta evi, tyas, diar, mbak ajeng, desy, lisa, pitrik, jeni, uci,
iyum, dan iin yang memberikan hari-hari terindah diwaktu suka maupun
duka.
15. Teman-teman D3 Akuntansi Keuangan 2009 yang memberikan banyak
pengalaman pada penulis.
16. Teman-teman magang yang memberikan bantuan informasi yang penulis
butuhkan
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun Tugas Akhir ini, namun hasil penulisan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRACT ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Gambaran Umum Instansi ... 1
1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 1
2. Tugas, dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 3
3. Visi dan Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 4
4. Susunan Organisasi dan Deskripsi Jabatan Dinas
commit to user
x
Kabupaten Sukoharjo ... 5
5. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 15
commit to user
xi
c. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan ... 27
d.Subyek Pajak Bumi dan Bangunan ... 29
e. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan ... 30
f. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ... 30
g. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan ... 31
h.Tata Cara Pembayaran dan Penagihan ... 31
i. Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan ... 33
B. Analisis Data dan Pembahasan ... 33
a. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan …………34
b. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan ………... 38
c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ………. 39
BAB III TEMUAN ... 40
A. Kelebihan ... 40
B. Kelemahan ... 41
BAB IV PENUTUP... 42
A. Simpulan ... 42
B. Rekomendasi ... 42
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan
Tahun 2009-2011 ... 34
Tabel I.2 Interpretasi Nilai n ... 35
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo ... 15
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Tugas Akhir.
2. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang.
3. Tanda Terima Sementara.
4. Realisasi Pendapatan Kabupaten Sukoharjo 2009-2011
commit to user ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu komponen dari bagi hasil pajak dan merupakan pajak pusat, namun hasil pungutan sebagian besar
diserahkan pada daerah sebagai penerimaan daerah. Selain itu PBB merupakan pajak yang sampai sekarang masih bersifat official assessment system, sehingga untuk mengoptimalkan pemungutannya dituntut keaktifan aparatur perpajakan mulai dari pendataan obyek pajak sampai pelunasan pajak terutang. Bagi wilayah Kabupaten Sukoharjo, peningkatan Pajak Bumi dan Bangunan terus dilakukan dan diharapkan akan memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi penerimaan pendapatan daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo, bagaimanakah efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dan usaha-usaha yang dilakukan pemerintah daerah guna meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dalam tahun penelitian yaitu tahun 2009 sampai 2011 dikarenakan selama kurun waktu tersebut banyak penduduk Kabupaten Sukoharjo yang berprofesi
mengalami gagal panen sehingga menyebabkan banyaknya Pajak Bumi dan Bangunan yang mengalami tunggakan.
Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belum dapat dikatakan efektif dikarenakan masihnya banyaknya tunggakan atas Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk itu penulis mengajukan saran bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan penyuluhan sampai ketingkat desa atau kelurahan secara rutin setiap tahunnya, sehingga dari penyuluhan tersebut diharapkan mampu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mau membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
commit to user ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009-2011
DYAH AYU PUTRI NOVITASARI F3309042
Pajak Bumi dan Bangunan is the one of component for tax produce and the central tax, but the collection from this tax is for region government as a region acceptance. The character of PBB is official assessment system. To optimize the collection, the employee must active to handle it from beginner until the end of the procedures. For Kabupaten Sukoharjo, the increasing of Pajak Bumi dan Bangunan will give contribution as long as it can make big acceptance for regional government.
The purpose of this research is to know how much acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan in Kabupaten Sukoharjo, how much efficiency of this acceptance and the efforts what the government do to increasing the acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan from 2009 until 2011. Because, in this period there are so many people from Kabupaten Sukoharjo lost their harvest and it make Pajak Bumi dan Bangunan was postpone.
The conclusion of this research is the efficiency of acceptance from Pajak Bumi dan Bangunan don’t already efficient because there are so many postponement of Pajak Bumi dan Bangunan.
Based on this research, the writer has some recommendation. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo must give some counseling for desa or kelurahan degree in every years, so it can make all of the people more aware to pay Pajak Bumi dan Bangunan.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)
Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 10 tahun 2001 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, dam Susunan Organisasi Dinas Pengelola
Keuangan Daerah (BPKD) Kabupaten Sukoharjo, menyebutkan bahwa Badan Pengelola Keuangan
Daerah (BPKD) merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah, dimana tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) adalah
membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan
daerah. Dalam meyelenggarakan tugas tersebut, Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)
mempunyai fungsi, yaitu sebagai berikut :
a. Perumusan Kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah.
b. Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.
Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa
kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perlu dibentuk perangkat daerah. Di
dalam Peraturan Pemerintah Daerah, bahwa perlu dibentuk perangkat daerah. Di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditegaskan bahwa
perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang mempunyai tugas membantu penyusunan kebijakan
dan koordinasi yang diwadahi oleh secretariat, unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk badan,
commit to user
pemerintah yang menjadi kewenangan daerah adanya urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Meskipun demikian, tidak mutlak bahwa
setiap urusan harus selalu diwadahi dalam organisasi perangkat daerah tersendiri.
Diberlakukannya peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, maka semua Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo tentang Pembentukan, Kedudukan,
Tugas Pokok, Fungsi, dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah tersebut, terbentuklah Organisasi Dinas Daerah yang salah satunya adalah
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD).
Dengan adanya Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 2007 di atas, mulai tahun 2009
Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD.
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas
Daerah Kabupaten Sukoharjo, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah
Kabupaten Sukoharjo mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
a. Kedudukan
1) Merupakan unsur pelaksana otonomi daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan.
2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
b. Tugas Pokok
DPPKAD mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah
commit to user
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat(1) Pasal ini, DPPKAD
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset Daerah.
2) Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintah daerah.
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
a. Visi
Terwujudnya eningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya pengelolaan
keuangan Daerah dan peningkatan pendapatan Daerah dengan semangat desentralisasi,
demokratisasi, transparansi dan akuntabilitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
pelayanan kepada masyarakat.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan keuangan daerah.
2) Meningkatkan fungsi perencanaan dan penyusunan anggaran daerah.
3) Meningkatkan fungsi pemungutan pendapatan daerah dan efisiensi belanja daerah.
4) Meningkatkan fungsi pengendalian kas daerah, pebendaharaan umum daerah dan
verifikasi serta perhitungan anggaran, pertanggungjawaban keuangan daerah.
c. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah dalam rangka horizontal
accountabillty
2) Meningkatkan intensifikasi pendapatan daerah.
3) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam rangka pengelolaan Local Area
Network (LAN).
d. Sasaran
1) Tersedianya dokumen anggaran dan tertib administrasi dan tersusunnya Standar Analisa
commit to user
2) Teralisasinya pendapatan daerah sebesar 5% pertahun.
3) Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang mampu mengoperasikan LAN pengelolaan
keuangan daerah.
4) Tersedianya hardware dan software LAN pengelolaan keuangan daerah dan
terselenggaranya pemilharaan hardware dan software LAN Pengelolaan Keuangan
Daerah secara efektif dan efesien.
4. Susunan Organisasi DPPKAD Kabupaten Sukoharjo
Pengertian organisasi adalah suatu kegiatan kesatuan yang teratur daripada kelompok orang atau
badan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (PERDA Kabupaten Sukoharjo NO
41/2007)
Penjelasan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada gambar 1.1 dan berikut penjelasaannya.
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
1) Sub bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Program
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan
e. Bidang Perbendaharaan
commit to user
2) Seksi Perbendaharaan II
3) Seksi Perbendaharaan III
f. Bidang Aset dan Investasi Daerah
1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
3) Seksi Investasi Daerah
g. Bidang Akuntansi
1) Seksi Verifikasi
2) Seksi Akuntansi
3) Seksi Fasilitas Penyusunan Laporan Keuangan
h. Bidang kas
1) Seksi Penerimaan
2) Seksi Pelaporan
3) Seksi Pengendalian dan Laporan
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Agar dapat menjalankan pemerintahan yang terkoordinasi dengan baik, maka diperlukan
struktur organisasi dan deskripsi jabatan DPPKAD Kabupaten Sukoharjo.
a. Kepala Dinas
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan unti organisasi masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan
Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar Pemerintah Daerah.
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan unit organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah dengan instansi lain di luar
Pemerintah Daerah.
commit to user
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kesekretariatan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai umum dan kepegawaian, program, serta keuangan yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawab pada Sekretariat.
1) Sub bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai umum dan kepegawaian yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian.
2) Sub Bagian Program
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai program yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub Bagian
Program.
3) Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi keuangan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
keuangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Anggaran
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perencanaan, penyusunan anggaran dan meliputi
sebagian aktivitas mengenai pelaksanaan anggaran, anggaran penerimaan, penyusunan
anggaran belanja dan pelaksanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada
Bidang Anggaran.
1) Seksi Perencanaan Anggaran
Mempunai tugas melaksanakan fungsi perencanaan anggaran meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai perencanaan anggaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi
Perencanaan Anggaran.
2) Seksi Penyusunan Anggaran
Mempunai tugas melaksanakan fungsi penysunan anggaran yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawab pada Seksi Penyusunan Anggaran.
commit to user
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pelaksanaan anggaran meliputi sebagian aktivitas
mengenai pelaksanaan anggaran dan penyusunan anggaran yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawab pada Seksi Pelaksanaan Anggaran.
d. Bidang Pendapatan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai pendapat asli daerah, dana perimbangan, dan penagihan pendapatan yang diserahkan
dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Pendapatan.
1) Seksi Pendapatan Asli Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai pendapatan asli daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi
Pendapatan Asli Daerah.
2) Seksi Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai dana perimbangan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Dana
Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan.
3) Seksi Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan
Mempunyai tgas melaksanakan fungsi pendapatan meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
pendapatan daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Intensifikasi
dan Ekstensifikasi Pendapatan.
e. Bidang Perbendaharaan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas
Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD atas beban rekening kas umun
daerah.
commit to user
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas
Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawabnya. Dan melaksanakan penglolaan administrasi yang berkaitan dengan
pembayaran gaji seluruh pegawai negeri sipil.
2) Seksi Perbendaharaan II
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas
Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawabnya. Dan melaksanakan pengelolaan administrasi yang berkaitan dengan
pencairan dana bantuan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat.
3) Seksi Perbendaharaan III
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi perbendaharaan meliputi keseluruhan aktivitas
Penerbitan Surat Pencairan Dana (SP2D) untuk pembayaran berdasarkan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari permintaan pengguna anggaran SKPD yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawabnya. Serta pengelolaan administrasi atas Pembayaran Pengeluaran
Pembiayaan, Belanja Tidak terduga, dan Belanja Tidak Langsung selain Belanja Pegawai.
f. Bidang Aset dan Investasi Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi inventaris dan penghapusan, pengelolaan asset
daerah, dan investasi daerah yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Aset
dan Investasi Daerah.
1) Seksi Penatausahaan Aset Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pencatatan dan pembukuan asset meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai inventarisasi dan penghapusan asset yang diserahkan dan
commit to user
2) Seksi Pendayagunaan Aset Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengelolaan tanah dan bangunan serta pengelolaan
sarana social olah raga dan barang bergerak meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
pengelolaan tanah dan bangunan serta pengelolaan sarana sosial olah raga dan barang
bergerak yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Pendayagunaan Aset
Daerah.
3) Seksi Investasi Daerah
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi investasi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
investasi dan penyertaan modal yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi
Pengelolaan Aset Daerah.
g. Bidang Akuntansi
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
pembukuan, pelaporan, analisis data keuangan, dan sistem akuntansi serta fasilitas penyusunan
laporan keungan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Bidang Akuntansi
1) Seksi Verifikasi
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi verifikasi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
verifikasi atas laporan realisasi anggaran baik pendapatan maupun belanja yang diserahkan
dan menjadi tanggung jawab pada Seksi Verifikasi
2) Seksi Akuntansi
Mempunyai tugas melasanakan fungsi akuntansi meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
proses pencatan, peringkasan, penggolongan atas transaksi keuangan, dan menjadi tanggung
jawab pada Seksi Akuntansi.
3) Seksi Fasilitas Penyusunan Laporan Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi fasilitasi penyusunan laporan keuangan meliputi
keseluruhan aktivitas mengenai sosialisasi peraturan baru yang berkaitan dengan
commit to user
memberikan bimbingan teknis kepada seluruh SKPD yang diserahkan dan menjadi
tanggung jawab pada Seleksi Fasiliatasi Penyusunan Laporan Keuangan.
h. Bidang kas
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi kas meliputi keseluruhan aktivitas mengenai
penerimaan, pengeluaran, pengendalian, dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung
jawab pada Bidang Kas.
1) Seksi Penerimaan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi penerimaan meliputi keseluruhan aktivitas
mengenai penerimaan yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab Seksi Penerimaan.
2) Seksi Pengeluaran
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi penerimaan meliputi keseluruhan aktivitas
menngenai pengeluaran yang diserahkan dan menjadi tanggung jawab pada Seksi
Pengeluaran.
3) Seksi Pengendalian dan Laporan
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengendalian dan pelaporan meliputi keeseluruhan
aktivitas mengenai pengendalian dan pelaporan yang diserahkan dan menjadi tanggung
jawab pada Seksi Pengendalian dan Pelaporan.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam
lingkungan unit organisasi masing-masing maupun antara satuan organisasi di lingkungan
commit to user
Akuntansi Bidang Kas
Seksi
Anggaran Intensifikasi dan Seksi
Ekstensifikasi
Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset
commit to user
20
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah kemandirian dalam hal
pembiayaan yang berasal dari pendapatan daerah makin diperlukan apalagi
dengan diberlakukannya otonomi daerah mulai tahun 2001 sesuai
Undang-undang No 22 Tahun 1999. Dengan pelaksanaan otonomi daerah ini
diharapkan akan memberikan kewenangan yang lebih besar kepada
pemerintah daerah untuk mengelola sumber-sumber pendapatan
didaerahnya secara optimal, sehingga nantinya hasil yang diperoleh dapat
digunakan untuk membiayai pembangunan di daerahnya tanpa harus
bergantung pada bantuan dari pemerintah pusat.
Penerimaan pemerintah tingkat II antara lain terdiri atas pajak daerah,
retribusi daerah, pajak bagian laba BUMN, bagi hasil BUMN, bagi hasil
pajak dan penerimaan lain. Komponen dari bagi hasil pajak salah satunya
adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Sesuai Undang-Undang No. 12 tahun
1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 12 tahun 1994, bahwa hasil penerimaan PBB
merupakan penerimaan negara yang dibagi antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah dengan perimbangan 16,2% untuk pemerintah daerah
tingkat I, 64,8% untuk pemerintah daerah tingkat II, 9% untuk biaya
pemungutan dan 10% untuk pemerintah pusat. Pajak Bumi dan Bangunan
sebenarnya merupakan pajak pusat namun hasil dari pungutan serta
pengelolaannya sebagian besar diserahkan pada daerah sebagai penerimaan
commit to user
Kemampuan dari pemerintah daerah dalam merealisasikan Pajak Bumi
dan Bangunan terhadap target yang direncanakan menunjukkan
kefektivitasan dalam pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan. Suatu daerah
yang memiliki rasio keefektivitasan tinggi makin semakin baik pula
kemampuan daerahnya ( Halim,2004: hal 135). Pajak bumi dan bangunan
dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 atau 100%.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba untuk meneliti tentang
efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yang dilakukan oleh
Dinas Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten
Sukoharjo. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian sebagai
Tugas Akhir dengan judul : “ ANALISIS EFEKTIVITAS
PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KABUPATEN
SUKOHARJO TAHUN 2009 - 2011 ”.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan
3. Apa saja upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo
commit to user
D. BATASAN MASALAH
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka perlu dilakukan batasan
masalah. Hal ini bertujuan agar pembahasan masalah yang terdapat pada
perumusan masalah tersebut dapat lebih terarah. Oleh karena itu,
permasalahan dibatasi penulis dalam hal-hal berikut :
1.Analisis efektivitas Pajak Daerah ini hanya dikhususkan pada Pajak Bumi
dan Bangunan
2.Periode dalam perbandingan yang digunakan oleh penulis dalam
penelitiannya hanya 3 periode terakhir yaitu tahun 2009, 2010, dan 2011
E. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektivitas pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Untuk Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan
3. Untuk Mengertahui upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten
4. Sukoharjo untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
F. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Penulis
a. Guna sebagai salah satu syarat kelulusan pada program studi Diploma
III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Menambah wawasan dan pengalaman mengenai dunia kerja dalam hal
commit to user
2. Bagi Institusi
Penulis berharap karya ini dapat menjadi masukan, evaluasi, serta
bahan pertimbangan kepada Pemerintah Kabupaten Sukoharjo untuk
pengambilan keputusan dan kebijakan yang berhubungan dengan
penagihan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo.
3. Bagi Pembaca
Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat serta dapat
commit to user BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pajak
a. Definisi Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
b. Fungsi Pajak
1) Fungsi Budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluarannya.
2) Fungsi Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
c. Dasar Hukum Pajak
1) Hukum Pajak Materiil
Adalah hukum yang memuat norma-norma yang
menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum
commit to user
(subyek), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala
sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan
hubungan hukum antara lain pemerintah dan wajib pajak.
2) Hukum Pajak Formil
Adalah hukum yang memuat bentuk/ tata cara untuk
mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara
melaksanakan hukum pajak materiil). Hukum ini memuat
antara lain:
a) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu
utang pajak.
b) Hak-hak atas fiskus untuk mengadakan pengawasan
terhadap para wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan dan
peristiwa yang menimbulkan utang pajak.
c) Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan
pembukuan/ pencatatan, dan hak-hak wajib pajak.
d. Teori Pemungutan Pajak
1) Teori Asuransi
Teori Asuransi diartikan bahwa negera melindungi
keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh
karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan
sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan dari
commit to user
2) Teori Kepentingan
Teori kepentingan diartikan sebagai negara yang
melindungi kepentingan harta benda dan jiwa warga negara
yang memperhatikan pembagian beban pajak yang harus
dipungut dari seluruh penduduknya. Semakin tinggi tingkat
kebutuhan perlindungan, semakin tinggi pula pajak yang
harus dibayarkan.
3) Teori Daya Pikul
Teori daya pikul diartikan bahwa semua beban untuk
semua orang harus sama beratnya, artinya pajak harus
dibayar sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.
Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan dua
pendekatan, yaitu:
a) Unsur Obyektif
Pendekatan yang dilakukan dengan melihat
besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
seseorang.
b) Unsur Subyektif
Pendekatan yang dilakukan dengan memperhatikan
besarnya kebutuhan materiil yang harus dipenuhi.
e. Tata Cara Pemungutan Pajak
commit to user
Pengenalan pajak didasarkan pada obyek (penghasilan
yang nyata), sehingga pemungutan baru dapat dilakukan pada
akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya
diketahui.
2) Stelsel Anggapan (fictive stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang
diatur oleh Undang-Undang.
3) Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun
besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada
pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah.
Sebaliknya, jika lebih kecil kelebihannya dapat diminta kembali.
f. Asas Pemungutan Pajak
1) Asas Domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya,
baik seluruh penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun
dari luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam
negeri.
commit to user
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber dari wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
3) Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
negara.
g. Sistem Pemungutan Pajak
1) Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi
wewenang kepada fiskus untuk menentukan besarnya pajak
yang terutang oleh wajib pajak.
2) Self Assesment System
Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang.
3) With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak
terutang oleh wajib pajak.
h. Pengelompokan Pajak
1) Pajak Menurut Golongannya
commit to user
Adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain. Contoh: Pajak Penghasilan dan Pajak
Pertambahan Nilai.
b) Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh:
Pajak Pertambahan Nilai.
2) Pajak Menurut Sifatnya
a) Pajak Subyektif
Adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan dan kondisi wajib pajak.
Contoh: Pajak Penghasilan.
b) Pajak Obyektif
Adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya,
tanpa memperhatikan keadaan dan kondisi wajib pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
3) Menurut Lembaga Pemungutnya.
a) Pajak Pusat
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
commit to user
Contoh: Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan, dan
Bea Meterai.
b) Pajak Daerah
Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga
daerah. Pajak Daerah terdiri atas:
· Pajak Propinsi, contoh: Pajak Kendaraan Bermotor.
· Pajak Kabupaten/ Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak
Reklame, dan Pajak Hiburan.
i. Tarif Pajak
1) Tarif Sebanding/ Proporsional
Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun
jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang
terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak.
2) Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak
yang terutang tetap.
commit to user
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
4) Tarif Degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
2. Pajak Bumi dan Bangunan
a. Definisi Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang
dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang bersifat
kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan obyek yaitu bumi/ tanah dan atau bangunan. Keadaan
subyek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya
pajak (Direktorat Jenderal Pajak, 2011).
b. Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan didasarkan pada
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985.
commit to user
1) Obyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau
bangunan.
2) Klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai
pedoman, serta untuk memudahkan penghitungan pajak yang
terutang. Faktor-faktor yang mempengaruhi klasifikasi tanah/
bangunan terdiri atas:
a) Letak.
b) Peruntukan.
c) Pemanfaatan.
d) Kondisi lingkungan dan lain-lain.
Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut:
a) Bahan yang digunakan.
b) Rekayasa.
c) Letak.
d) Kondisi lingkungan dan lain-lain.
3) Pengecualian obyek pajak
Obyek pajak yang tidak dikenakan Pajak Bumi dan
Bangunan adalah obyek pajak yang:
a) Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum
dan tidak untuk mencari keuntungan, antara lain:
commit to user
·Bidang kesehatan.
·Bidang pendidikan.
·Bidang sosial.
·Bidang kebudayaan nasional.
b) Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, dan
lain-lain.
c) Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata,
taman nasional, tanah penggembalaan, yang dikuasai oleh
suatu desa.
d) Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan
asas perlakuaan timbal balik.
e) Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
4) Obyek pajak yang digunakan oleh negara untuk
penyelenggaraan pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
5) Nilai Jual Obyek Pajak
Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak ditetapkan
setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) untuk setiap
wajib pajak. Apabila seorang wajib pajak mempunyai beberapa
obyek pajak, yang diberikan Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Kena
Pajak hanya salah satu obyek pajak yang nilainya terbesar.
commit to user
Menurut (Direktorat Jenderal Pajak, 2011), subyek pajak
adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata:
1) Mempunyai suatu hak atas bumi dan/ atau,
2) Memperoleh manfaat atas bumi dan/ atau,
3) Memiliki bangunan dan/ atau,
4) Menguasai bangunan dan/ atau,
5) Memperoleh manfaat atas bangunan.
e. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah
sebesar 0,5% (nol koma lima persen).
f. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
1) Nilai Jual Obyek Pajak.
2) Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak ditetapkan setiap 3 (tiga) tahun
oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas
nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat
Pemerintah Daerah setempat.
3) Dasar penghitungan pajak adalah yang ditetapkan
serendah-rendahnya 20% (dua puluh persen) dan setingginya 100%
(seratus persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak.
4) Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.
Untuk perekonomian sekarang ini, terutama untuk
commit to user
dengan tetap memperhatikan penerimaan, khususnya bagi
Pemerintah Daerah, maka telah ditetapkan besarnya persentase
untuk menentukan besarnya Nilai Jual Kena Pajak, terdiri atas:
1) Sebesar 40% (empat puluh persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak
untuk:
a) Obyek Pajak perkebunan.
b) Obyek Pajak kehutanan.
c) Obyek pajak lain yang wajib pajaknya perorangan dengan
Nilai Jual Obyek Pajak atas bumi dan bangunan sama atau
lebih besar dari Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
2) Sebesar 20% (dua puluh persen) dari Nilai Jual Obyek Pajak
untuk:
a) Obyek pajak pertambangan.
b) Obyek pajak lain dengan Nilai Jual Obyek Pajak kurang dari
Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
g. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan
P
BB
= Tarif Pajak x NJKP
= 0,5% x [Persentase NJKP x
(NJOP-NJOPTKP)]
commit to user
1) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
sejak tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
oleh wajib pajak.
2) Pajak yang terutang berdasarkan Surat Ketetapan Pajak harus
dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diterimanya
Surat Ketetapan Pajak oleh wajib pajak.
3) Pajak terutang yang ada pada saat jatuh tempo pembayarannya
tidak dibayar atau kurang bayar, dikenakan denda administrasi
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan yang dihitung dari saat
jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka
waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
4) Denda administrasi sebagaimana dimaksud dalam nomor 3
(tiga) diatas, ditambah dengan utang pajak yang belum atau
kurang bayar ditagih dengan Surat Tagihan Pajak yang harus
dilunasi selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterimanya Surat Tagihan Pajak oleh wajib pajak.
5) Pajak yang terutang dapat dibayar di bank, Kantor Pos dan
Giro serta tempat lain yang telah ditunjuk Menteri Keuangan
sebagai tempat pembayaran.
6) Tata cara pembayaran dan penagihan diatur oleh Menteri
commit to user
7) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak,
dan Surat Tagihan Pajak merupakan dasar pengenaan pajak.
8) Jumlah pajak yang terutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak
yang tidak dibayarkan pada waktunya dapat ditagih dengan
Surat Paksa.
i. Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
23/PMK.07/2009 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Pajak
Bumi dan Bangunan Bagian Daerah Tahun Anggaran 2009. Bagi
hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan terdiri atas:
Gambar 1.2
Bagi Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
B. Analisi Data dan Pembahasan
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan komponen dari hasil bagi
pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo yang
commit to user
Anggaran Pendapatan Daerah terdapat istilah target dan realisasi. Target
pendapatan merupakan rencana pendapatan yang dianggarkan untuk dapat
diraih sesuai dengan kemampuan institusi penghasil pendapatan.
Sedangkan realisasi merupakan kemampuan pencapaian penerimaan
pendapatan yang sudah ditargetkan.
Tabel I.1.
Target dan Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan Tahun 2007 – 2009
T T Realisasi
2 25.338.779. 25.178.309
2 28.995.737. 24.329.285
2 26.787.069 27.008.441
Sumber : DPPKAD Kabupaten Sukoharjo ( data diolah )
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui target dan
realisasi Pajak Bumi dan Bangunan dari tiga tahun terakhir yaitu pada
tahun 2009, 2010 dan 2011. Dapat dilihat adanya kenaikan dan penurunan
antara target yang dianggarkan dengan realisasi yang dicapai. Pada tahun
2009 Pajak Bumi dan Bangunan kurang dari target yang dianggarkan.
Pada tahun 2010 pemerintah menaikkan target anggaran sehingga
realisasinya tidak melebihi target, selain itu juga karena adanya wabah
wereng mengakibat sebagian besar penduduk yang berprofesi sebagai
petani tidak dapat membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk tahun
2011 target anggaran diturunkan dari tahun sebelumnya maka realisasinya
commit to user
Dari tabel tersebut, maka dapat digunakan sebagai dasar atau
acuan untuk menjawab :
a. Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau peralatan yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Handoko,2003:hal 7). Pajak Bumi dan Bangunan dikatakan
efektif apabila selisih realisasi penerimaan dengan target yang
dianggarkan memiliki selisih positif yaitu di atas atau lebih dari 100%
sedangkan dikatakan kurang atau tidak efektif apabila selisih dari
realisasi dengan target yang dianggarkan atau ditetapkan mengalami
selesih negatif yaitu dibawah atau kurang dari 100%.
Efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan ini digunakan untuk
menginformasikan berapa banyak suatu hal telah merubah dan
bagaimana dengan hal yang lainnya.
Untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di DPPKAD Kabupaten
Sukoharjo dapat digunakan rumus sebagai berikut :
n = ( Realisasi Penerimaan : Target Penerimaan) X 100%
Tabel I.2. Interpretasi nilai n
Besarnya nilai n Interprestasi
Lebih dari 1 Sangat tinggi
commit to user
Antara 0.60 – 0.80 Cukup
Antara 0.40 – 0.60 Agak rendah
Antara 0.20 – 0.40 Rendah
Antara 0.00 – 0.20 Sangat Rendah
Perhitungan tingkat efektivitas realisasi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan dari tahun 2009, 2010 dan 2011, sebagai berikut :
commit to user
Berdasarkan perhitungan diatas, menunjukkan bahwa
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sukoharjo dari
tahun 2009 sampai dengan 2011dapat kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari tingkat efektivitasnya yang sebagian besar tidak melebihi
100%. Pada tahun 2009, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Sukoharjo sebesar 99,32 %, penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 25.178.309.410
sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 25.338.779.000.
Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2009 Pajak Bumi dan
Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 0,9932 terhadap Pajak
Daerah.
Pada tahun 2010, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Sukoharjo sebesar 80,93 %, penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 24.329.285.677
sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 28.995.737.000.
Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2010 Pajak Bumi dan
Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 0,8093 terhadap Pajak
Daerah.
Pada tahun 2011, efektivitas Pajak Bumi dan Bangunan di
Besarnya nilai Inter
20 0,9932 Tinggi
20 0.8093 Tinggi
commit to user
Kabupaten Sukoharjo sebesar 100,82 %, penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan tahun anggaran ini terealisasi sebesar Rp 27.008.441.945
sedangkan rencana yang dianggarkan sebesar Rp 26.787.069.000.
Sehingga dapat dikatakan bahwa di tahun 2011 Pajak Bumi dan
Bangunan dapat memberikan kontribusi sebesar 1,0082 terhadap Pajak
Daerah.
Berdasarkan data dari tiga tahun terakhir, tingkat efektivitas
tertinggi terjadi pada tahun 2011 dengan kontribusi sebesar 100,82 %
sedangkan tingkat efektivitas terendah terjadi pada tahun 2010 dengan
kontribusi sebesar 80,93 %.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan sebagian besar tidak melebihi target yang ditetapkan.
b. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pemungutan Pajak Bumi
dan Bangunan
Selama periode antara tahun 2009-2011 penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan maupun penurunan. Pada
tahun 2009-2011 efektivitas Pajak Bumi dan bangunan mengalami
penurunan hal ini mungkin disebabkan oleh :
1. Kurangnya kesadaran masyrakat untuk melakukan pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan, padahal dengan membayar pajak
dapat meningkatkan pembangunan.
commit to user
petugas dalam memberikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT).
3. Terdapat indikasi bahwa banyak petugas yang melakukan
penarikan pajak belum menyetorkan Pajak Bumi dan Bangunan
yang telah diperoleh.
4. Belum adanya sanksi yang tegas untuk wajib pajak yang
melakukan penunggakan pembayaran sehingga mereka merasa
bahwa membayar atau tidak membayar pajak tidak menjadi
masalah bagi mereka.
5. Tanah yang menjadi subyek pajak ditinggal penghuninya untuk
jangka waktu yang lama sehingga menyulitkan petugas
memberikan SPPT.
c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan Pajak
Bumi dan bangunan
Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang ada untuk
memperkecil tingkat resiko yang lebih besar lagi maka Kabupaten
Sukoharjo melakukan langkah-langkah sebagai upaya peningkatan
pemasuk Pajak Bumi dan Bangunan, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan menghimbau para pejabat daerah dan petugas
pemungutan pajak agar lebih intensif dalam pemungutan Pajak
commit to user
2. KPP Pratama Sukoharjo mempercepat pencetakan SPPT dengan
proses printing agar pengiriman SPPT lebih cepat sampai pada
Wajib Pajak.
3. Dengan memberikan reward atau penghargaan terhadap daerah
commit to user BAB III
TEMUAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah penulis lakukan dalam
Analisi Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten
Sukoharjo, penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini
diuraikan kelebihan dan kelemahan analisis efektivitas Penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan :
A.Kelebihan
1. Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset untuk meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan di Kota Surakarta diantaranya adalah:
a. Penagihan secara langsung (door to door system).
b. Program jemput bola Pajak Bumi dan Bangunan.
c. Pemberian hadiah undian kepada wajib pajak yang membayar Pajak
Bumi dan Bangunan sebelum tanggal jatuh tempo.
2. Wajib pajak mendapatkan pelayanan yang lebih menguntungkan dari
DPPKAD yaitu dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh pegawai
pemerintah.
3. Wajib Pajak dapat membayar lunas dan secara langsung, karenanya adanya
commit to user
B.Kelemahan
1. Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten
Sukoharjo mengalami penurunan pada tahun 2009-2010, hal ini mungkin
disebabkan karena banyaknya petani yang mengalami gagal panen
sehingga banyak yang tidak membayar Pajak.
2. Banyaknya petugas yang belum menyetorkan hasil pemungutan pajak
sehingga terjadi penunggakan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
3. Tanah yang menjadi obyek pajak banyak yang ditinggal penghuninya
commit to user BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian yang diungkapkan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis dapat menarik kesimpulan dan sekaligus memberikan saran sebagai bahan
masukan atau pertimbangan dalam upaya meningkatkan efektivitas penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan pada masa yang akan datang di Kabupaten Sukoharjo.
A. Kesimpulan
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan penerimaan negara yang
dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah dengan perimbangan 10%
untuk pemerintah pusat, 16,2% untuk pemerintah daerah tingkat I, 64,8%
untuk pemerintah daerah tingkat II dan 9% untuk biaya pemungutan.
Pembagian penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu usaha
pemerintah pusat dalam membantu keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan
pembangunan di daerah. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten
Sukoharjo belum dapat dikatakan efektif karena pada tahun 2009-2010
mengalami penurunan efektivitas. Sehingga pada selang waktu tersebut
tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan membengkak. Apabila hal ini dibiarkan
terus menerus akan menganggu kelangsungan pembangunan daerah.
B.Saran
Upaya guna meningkatkan efektivitas penerimaan Pajak Bumi dan
penyuluhan-commit to user
penyuluhan ke tingkat kecamatan bahkan sampai ketingkat desa yang
pelaksanaannya sebaiknya dijadwal secara rutin dan bukan hanya karena
adanya permintaan penyuluhan dari pejabat desa maupun kecamatan. Selain itu
dalam rangka meminimalkan tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan maka
petugas pemungutan pajak dapat melakukan penagihan secara aktif dan
memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak serta petugas pemungutan
yang melanggar aturan.
Penyampaian SPPT kepada wajib pajak sebagai ujung tombak
informasi perpajakan perlu untuk terus ditingkatkan, sehingga SPPT tersebut
dapat sampai ke wajib pajak tepat waktu. Untuk itu kerjasama dengan kantor
pos dan giro perlu untuk terus ditingkatkan guna memudahkan penyampaian
SPPT tersebut, khususnya kepada wajib pajak yang bertempat tinggal di luar