• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIKA MULYANINGSIH R1110023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RIKA MULYANINGSIH R1110023"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id RAWAT INAP DI BANGSAL BOUGENVILLE

RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan Program Studi D IV Kebidanan Transfer Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh : RIKA MULYANINGSIH

R1110023

PRODI. D IV KEBIDANAN TRANSFER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Rika Mulyaningsih. R1110023. 2011. Pengaruh Pelayanan Bidan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo. Program Studi D IV Kebidanan Transfer Fakultas Kedokteran UNS.

Latar Belakang. Kepuasan pasien terhadap pelayanan nifas yang dilaksanakan bidan merupakan indikator untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan. Pasien akan mencari layanan kesehatan di fasilitas yang kinerja layanan kesehatannya memenuhi harapan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat inap di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

Metode Penelitian. Jenis penelitian observational analitik pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo pada bulan Februari-Agustus tahun 2011 dengan sampel 42 responden. Pengambilan sampel dengan accidental sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner tertutup: kuesioner pelayanan bidan, kepuasan pasien. Analisis menggunakan pearson product moment.

Hasil Penelitian. Hasil penelitian pelayanan bidan untuk administrasi 79,99%, pemeriksaan 78,07%, diagnosa 78,57%, pengobatan 81,58%, penanganan 78,62%. Kepuasan pasien reliability 79,99%, responsiveness 76,83%, assurance 78,49%,

empaty 81,19%, tangible 78,57%. Pengaruh antara pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien termasuk sedang (cukup kuat), r = 0,518>0,304, thitung≥ ttabel (3,814

≥ 2,201).

Kesimpulan. Ada pengaruh antara pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat inap di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv

Halaman Persembahan ... v

Motto ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvii

BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah ... 1

b. Rumusan Masalah ... 4

c. Tujuan Penelitian ... 5

1) Tujuan Umum ... 5

2) Tujuan Khusus ... 5

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Bagi Pihak Lain ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA a. Pelayanan Bidan ... 6

1) Pengertian ... 6

2) Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan ... 7

3) Indikator Penilaian Pelayanan Kesehatan ... 8

4) Pelayanan Maternal di Rawat Inap Kebidanan ... 9

5) Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit ... 10

6) Standar pelayanan nifas ... 11

7) Standar Praktek Kebidanan ... 12

b. Kepuasan Pasien ... 15

1) Pengertian ... 15

2) Kepuasan Pasien ... 15

3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien ... 15

4) Faktor Yang Mempengaruhi Tanggapan Pasien ... 16

5) Dimensi Penilaian Kepuasan Pasien ... 16

c. Nifas ... 18

1) Pengertian ... 18

2) Tahap Nifas ... 18

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis dan Desain Penelitian ... 22

b. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

c. Populasi Penelitian ... 22

1) Populasi Target ... 22

2) Populasi Aktual ... 22

d. Sampel dan Teknik Sampling ... 23

e. Kriteria Restriksi ... 23

1) Kriteria Inklusi ... 23

2) Kriteria Eksklusi ... 23

f. Definisi Operasional ... 24

1) Variabel Independen ... 24

2) Variabel Dependen ... 24

g. Cara Kerja ... 25

h. Analisis Soal Tes ... 27

1) Uji Validitas ... 28

2) Uji Reliabilitas ... 29

i. Rencana Pengolahan Data ... 30

1) Data Primer ... 30

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Analisi Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN a. Karakteristik Responden ... 36

b. Deskripsi Pelayanan Bidan ... 38

c. Deskripsi Kepuasan Pasien ... 42

d. Uji Normalitas ... 46

e. Analisis Bivariat ... 46

BAB V PEMBAHASAN a. Karakteristik Responden ... 49

b. Pelayanan Bidan ... 51

c. Kepuasan Pasien ... 55

d. Analisis Bivariat Variabel Penelitian ... 59

e. Penelitian Sejenis ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan ... 66

b. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pelayanan Bidan ... 27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kepuasan Pasien ... 27 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 36 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pasien di Bangsal

Bougenville RSUD Sukoharjo ... 37 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pasien di Bangsal

Bougenville RSUD Sukoharjo ... 38 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Administrasi

Pelayanan Bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 38 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensin Responden Terhadap Pemeriksaan

Pelayanan Bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 39 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Diagnosa Pelayanan

Bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 39 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Pengobatan

Pelayanan Bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 40 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensin Responden Terhadap Penanganan

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kepuasan Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 42

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensin Responden Terhadap Responsiveness

Kepuasan Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 42 Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Assurance

Kepuasan Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 43 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Responden Terhadap Empaty Kepuasan

Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 44 Tabel 4.16 Distribusi Frekuensin Responden Terhadap Tangible

Kepuasan Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 44 Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Indikator

Kepuasan Pasien di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo ... 45 Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas Data Pelayanan Bidan Terhadap

(9)
(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A. Latar Belakang

Indikator utama untuk mengetahui standar rumah sakit adalah kepuasan

pasien terhadap pelayanan dari rumah sakit. Pelayanan yang baik dari suatu

rumah sakit dapat dilihat dari penanganan pasien yang cepat, tepat, dan ramah

tamah dari petugas kesehatan (Eravianti, 2009). Kepuasan pasien dapat

membentuk persepsi dan dapat memposisikan produk perusahaan di mata

pelanggannya (Assauri, 2003). Dalam kepuasan pasien, harapan pasien

mempunyai peran penting sebagai standar perbandingan dalam mengevaluasi

kepuasan (Tjiptono, 2007). Dengan pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah

tamah dapat menurunkan kejadian Angka Kematian Ibu (AKI) sehingga pasien

bisa merasa puas dengan pelayanan petugas kesehatan.

Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,

AKI di Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup. DepKes (2009), AKI di

Indonesia 226/100.000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah (2009) AKI sebesar

114/100.000 kelahiran hidup, berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota

(2008) sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi

target dalam indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 150/100.000 kelahiran

hidup dan mengalami penurunan dibandingkan AKI (2007) sebesar

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo (DKK

Sukoharjo) pada tahun 2010 ada sebanyak 21 (0,15%) AKI dari 13.822

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, 7 diantaranya terjadi pada masa

nifas sebesar 33,33% (DKK Sukoharjo, 2010).

Saifuddin (2002) menyatakan bahwa masa nifas merupakan masa kritis

dalam kehidupan ibu dan bayi karena sekitar 60% kematian ibu terjadi segera

setelah kelahiran dimana 50% dari kematian tersebut terjadi dalam 24 jam

pertama setelah persalinan. Lebih dari 65% dari kematian tersebut, perlu

dilakukan pemeriksaan dan perawatan pada ibu serta penyuluhan kepada ibu dan

keluarganya agar komplikasi nifas tidak terjadi (Saroha, 2009). Salah satu faktor

penting untuk menurunkan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal seperti asuhan pada masa nifas (Prawirohardjo,

2002).

Risiko komplikasi yang terjadi pada masa nifas antara lain: perdarahan,

infeksi puerperium, mastitis, tromboflebitis, hematoma, subinvolusi, depresi

postpartum. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian maternal terbanyak

adalah perdarahan dan selanjutnya infeksi. Infeksi terbanyak pada masa nifas

adalah infeksi yang disebabkan oleh luka heacting perineum (Varney, 2007).

Secara global 80% kematian ibu langsung yaitu perdarahan pasca

persalinan (25%), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet

(8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%) (Ambarwati,

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh bidan, dilakukan secara mandiri, kolaborasi,

konsultasi dan rujukan yang mencakup pelayanan kesehatan reproduksi, remaja,

pra nikah, hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, balita sehat, pelayanan Keluarga

Berencana (KB), psimonopause pada kasus normal, kegawatdaruratan maternal

dan neonatal di semua fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.

Dr. Sulianti Saroso, 2010).

Menurut Syafrudin (2009), kepuasan pasien terhadap pelayanan nifas yang

dilaksanakan oleh bidan merupakan salah satu indikator untuk mengukur mutu

pelayanan kesehatan. Pasien akan selalu mencari layanan kesehatan di fasilitas

yang kinerja layanan kesehatannya dapat memenuhi harapan pasien.

Berdasarkan studi pendahuluan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Sukoharjo terdiri dari 7 bangsal dimana bangsal bougenville merupakan bangsal

nifas, bersalin, dan penyakit kandungan. Menurut data dari RSUD Sukoharjo

tahun 2010, jumlah seluruh ibu nifas sebanyak 735 ibu dengan ibu nifas

primipara sebanyak 253 ibu, multipara sebanyak 482 ibu baik datang karena

keinginan sendiri ataupun kasus rujukan (RSUD Sukoharjo, 2011).

Tingkat kepuasan pasien di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung

sebesar 87%, tingkat kepuasan pasien di bangsal kebidanan RS Nirmala Suri

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Indria Nuraini

dengan judul “Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Bangsal

Kebidanan Pada Badan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo” yang dilakukan

pada tahun 2009 dengan keseluruhan sampel 35 responden. Untuk distribusi

kepuasan pasien mayoritas menjawab cukup puas 21 responden (60%).

Distribusi empathy mayoritas menjawab cukup puas 51,5% untuk pelayanan

yang ramah. Distribusi responsiveness mayoritas menjawab cukup puas 45,7%

untuk memberi pelayanan yang tepat dan cepat. Distribusi assurance mayoritas

menjawab cukup puas 62,9% untuk pelayanan yang tidak membeda-bedakan.

Distribusi reliability mayoritas menjawab cukup puas 65,7% untuk menghindari

kesalahan. Distribusi tangible yang menjawab cukup puas 45,7% untuk WC,

kamar mandi yang bersih, dan apotik, dan perawatan yang bersih

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti merasa tertarik untuk

mengajukan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Pelayanan Bidan

Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Bangsal Bougenville RSUD

Sukoharjo”.

B. Rumusan Masalah

Apakah pelayanan bidan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat

inap di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pelayanan bidan di bangsal Bougenville RSUD

Sukoharjo.

b. Untuk mengetahui kepuasan pasien rawat inap di bangsal Bougenville

RSUD Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh pelayanan bidan

terhadap kepuasan pasien rawat inap.

2. Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai umpan balik bagi pengambilan kebijakan RSUD Sukoharjo terhadap

pelayanan bidan sehingga dapat dilakukan perbaikan diberbagai bidang

layanan terutama layanan di bangsal Bougenville.

3. Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca

terutama yang berkaitan dengan pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Bidan

1. Pengertian

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang

bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat

adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang

disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk

memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan (Ratminto, 2005).

Menurut KEPMENPAN 81/93, Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di

daerah, Badan Umum Milik Negara (BUMN), dan Badan Umum Milik

Daerah (BUMD) dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Indrasufian, 2007).

Definisi Bidan menurut International Confederation of Midwives (ICM)

yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan

diakui oleh World Health Organization (WHO) dan Federation of

International Gynecologist Obstetrition (FIGO), Bidan adalah seseorang yang

telah mengikuti program pendidikan Bidan yang diakui di negaranya, telah

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik

Bidan. Definisi ini terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan

Juli tahun 2005 di Brisbane Australia (Purnama, 2011).

Pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan

di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai dengan: pemenuhan

kebutuhan klien yang sesuai, keadaan sumber daya kebidanan yang selalu

siap untuk melayani, adanya penelitian untuk mengembangkan atau

meningkatkan pelayanan, keterjangkauan ke tempat pelayanan. Tingkat

ketersediaan tersebut adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan

kebidanan yang aman. Diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan

klien, sesuai dengan kebutuhan klien, dan tidak membedakan pelayanan

kepada siapapun (Saputra, 2010).

2. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan

Ruang lingkup praktik kebidanan berdasarkan KepMenKes no

900/Menkes/SK/VII/2002:

a. Pelayanan kebidanan: Asuhan bagi perempuan mulai dari pranikah,

prakehamilan, selama kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, interval

antara masa kehamilan, menopause, termasuk asuhan bayi baru lahir, bayi

dan balita.

b. Pelayanan KB: Konseling KB, penyediaan berbagai jenis alat kontrasepsi,

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Pelayanan kesehatan masyarakat: Asuhan untuk keluarga yang mengasuh

anak, pembinaan kesehatan keluarga, kebidanan komunitas, persalinan di

rumah, kunjungan rumah, deteksi dini kelainan pada ibu dan anak (Hani,

2010).

3. Indikator Penilaian Pelayanan Kesehatan

Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur, indikator adalah fenomena

yang dapat diukur, indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan

dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses,

dan outcomes.

a. Indikator Struktur: Tenaga kesehatan profesional (dokter, perawat, bidan

dan sebagainya); perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk

obat-obatan; Metode: Adanya standar operating prosedur masing-masing unit,

dan sebagainya.

b. Indikator Proses: Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan

pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga

kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Apakah telah sebagaimana

mestinya sesuai dengan prosedur, pemeriksaan, diagnosa, pengobatan, dan

penanganan seperti yang seharusnya sesuai dengan standar.

c. Indikator outcomes: Merupakan indikator hasil daripada keadaan

sebelumnya yaitu input dan proses seperti: Bed Occupancy Ratio atau

Angka penggunaan tempat tidur (BOR), Turn Over Interval atau tenggang

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dirawat (AVLOS); angka kesembuhan penyakit, angka kematian, angka

infeksi nasokomial, komplikasi perawatan, kepuasan pasien dan

sebagainya (Wijono, 2000).

4. Pelayanan Maternal di Rawat Inap Kebidanan

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan

pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana

pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah

ruang tempat pasien dirawat (Trisnantoro, 2005).

Menurut Prawirohardjo (2001), lingkup pelayanan rawat inap

kebidanan di rumah sakit selain sebagai penyelengara Pelayanan Obstetri

Neonatus Essesnsial Komprehensif (PONEK) juga memberikan pelayanan:

a. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal normal diantaranya: Persalinan

normal, nifas normal dan bayi baru lahir normal.

b. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan masalah diantaranya:

perdarahan pada kehamilan muda (abortus, kehamilan ektopik terganggu,

mola hidatidosa), perdarahan kehamilan lanjut dan persalinan (plasenta

previa, solution plasenta, ruptur uteri), perdarahan setelah bayi lahir

(atonia uteri, retensio plasenta, ruptur perineum dan ruptur vagina),

persalinan lama, malpresentasi dan malposisi, hipertensi kehamilan,

ketuban pecah dini, prolapsus tali pusat, infeksi dalam kehamilan, penyakit

menular seksual (PMS) dan kehamilan, infeksi dalam persalinan dan nifas,

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Dengan prosedur klinik diantaranya: perawatan pra, intra dan post operatif

seksio sesarea, manajemen aktif kala III, robekan perineum tingkat III dan

IV, persalinan sungsang, distosia bahu, kuretase, penjahitan robekan

porsio, amniotomi, tubektomi, ekstrasi vakum atau cunam, histerektomi

subtotal atau total, embriotomi, seksio sesarea dan seterusnya.

5. Standar Asuhan Kebidanan Bagi Bidan di Rumah Sakit

Menurut Satrianegara (2009), standar pelayanan kebidanan meliputi:

a. Standar I: Falsafah dan tujuan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filsofi dan tujuan

pelayanan serta organisasi pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan

tugas pelayanan yang efektif dan efesien.

b. Standar II: Administrasi dan pengelolaan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelola pelayanan.

Standar pelayanan, prosedur tetap dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan

pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktek

pelayanan kebidanan akurat.

c. Standar III: Staf dan pimpinan

Pengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Standar IV: Falsafah dan peralatan

Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan

pelayanan kebidanan sesuai dengan beban tugasnya dan fungsi institusi

pelayanan.

e. Standar V: Kebijaksanaan dan prosedur

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam

penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan personil menuju pelayanan

yang berkualitas.

f. Standar VI: Pengembangan staf dan program pendidikan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan

perencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

g. Standar VII: Standar asuhan

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan atau manajemen

kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

h. Standar VIII: Standar evaluasi dan pengendalian mutu

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalam

evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilakukan

secara berkesinambungan.

6. Standar Pelayanan Nifas

a. Standar 13: Perawatan bayi baru lahir.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Standar 15: Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas (Purnasari,

2010).

7. Standar Praktek Kebidanan

a. Standar I: Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan

dengan langkah: Pengumpulan data, penentuan diagnosa, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.

b. Standar II: Pengkajian

Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara

sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan

dianalisis.

Anamnesis:

1) Biodata (nama ibu, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan

terakhir, dan identitas suami).

2) Riwayat kehamilan ini (Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), gerak

janin, dan masalah atau keluhan).

3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (jumlah kehamilan,

jumlah anak hidup, kelahiran prematur, keguguran, jarak, jenis

persalinan, riwayat perdarahan, tekanan darah tinggi, berat bayi lahir,

dan masalah atau kelahiran lain).

4) Riwayat kesehatan yang sedang dan pernah diderita (masalah

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5) Riwayat sosial ekonomi (status perkawinan, respon terhadap

kehamilan dan persalinan, riwayat KB, dukungan keluarga,

pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi, gaya

hidup, serta rencana tempat dan pertolongan persalinan).

6) Keadaan umum dan tanda vital (Tinggi Badan (TB), Berat Badan

(BB), tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan).

7) Kepala dan leher (edema, mata pucat atau ikterik, pembesaran atau

tumor kelenjar limfe atau tiroid, penonjolan jugularis).

8) Payudara (bentuk, ukuran, simetris, tumor, keadaan puting susu,

cairan yang keluar, dan jaringan parut).

9) Abdomen dan uterus (bekas luka operasi, tinggi fundus uteri, dan

denyut jantung janin).

10) Ekstremitas (edema, pucat, dan refleks).

11) Anogenital (luka, varises, pembengkakan, massa, dan pengeluaran

cairan).

12) Panggul (pemeriksaan bimanual dilakukan atas indikasi).

13) Darah (hemoglobin, golongan darah).

c. Standar III: Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah

dikumpulkan.

d. Standar IV: Rencana asuhan

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Standar V: Tindakan

Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan

keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan

klien.

f. Standar VI: Partisipasi klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama klien dan keluarga dalam

rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan.

g. Standar VII: Pengawasan

Monitora atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus

menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.

h. Standar VIII: Evaluasi

Evaluasi asuhan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindakan

kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah

dirumuskan.

Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi

asuhan kebidanan yang diberikan.

1) Seluruh hasil pemeriksaan dan asuhan dicatat dengan lengkap,

terperinci, serta jelas dengan catatan yang berorientasi pada masalah.

2) Menggunakan metode SOAP:

S (Subjektif) : Mencatat semua keluhan pasien.

O (Objektif) : Mencatat hasil pemeriksaan.

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

P (Planning) : Merencanakan pelayanan yang akan diberikan

(Satrianegara, 2009).

B. Kepuasan Pasien

1. Pengertian

Kottler (2003) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau

kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi

kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.

Munurut Wahyuddin dan Muryati (2001) dalam Dwijayanti (2008),

dalam pelayanan yang disebut pasien adalah orang yang mendapat manfaat

dari aktivitas yang dilakukan oleh petugas pemberi layanan tersebut.

2. Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien lebih di fokuskan pada beberapa hal yang berkaitan

dengan: pengetahuan pasien tentang masalah kesehatan yang di alaminya atau

oleh keluarganya, kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, efisiensi

pelayanan, memperoleh informasi yang diperlukan, kebebasan melakukan

pilihan, kenyamanan, keamanan (Bahsin, 2008).

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Budiastuti (2002) dalam Haryanto (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan pasien antara lain: kualitas produk atau jasa, kualitas

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Faktor Yang Mempengaruhi Tanggapan Pasien

Tanggapan yang diberikan pasien mengenai kepuasan akan dipengaruhi

oleh beberapa karakteristik demografis dan sosio-psikologis dan demografi

diantaranya: usia, kompetensi pribadi, tingkat pendidikan, tingkat

penghasilan, status pernikahan, gaya hidup, dan seterusnya.

5. Dimensi Penilaian Kepuasan Pasien

Lima dimensi penilaian kepuasan pasien, sebagai berikut:

a. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas dalam memberikan

pelayanan kepada pasien dengan segera, tepat, dan memuaskan serta

sesuai dengan telah yang dijanjikan, misalnya: penilaian pasien terhadap

kemampuan tenaga kesehatan, pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan

perawatan yang cepat dan tepat, jadwal pelayanan dijalankan secara tepat,

prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit (Supardi, 2009).

Reliability, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kerja

(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti

penyedia layanan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal

(right the first time), memenuhi janjinya secara akurat dan andal

(misalnya, menyampaikan jasa sesuai jadwal yang disepakati),

menyampaikan data (record) secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang

akurat (Tjiptono, 2007).

b. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas untuk

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id cepat dan tanggap, misalnya: lama waktu menunggu pasien mulai dari

mendaftar sampai mendapat pelayanan tenaga kesehatan, kemampuan

dokter, bidan atau perawat untuk tanggap menyelesaikan keluhan pasien,

petugas memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, tindakan

cepat pada saat pasien membutuhkan (Supardi, 2009).

c. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan

kepada pasien mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya

yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan,

misalnya: kejelasan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang

penyakit dan obatnya kepada pasien, pengetahuan dan kemampuan medis

menetapkan diagnosa, keterampilan petugas dalam bekerja, pelayanan

yang sopan dan ramah, jaminan keamanan, kepercayaan status sosial

(Supardi, 2009).

d. Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas meliputi kemudahan dalam

melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus

terhadap kebutuhan pasien, misalnya: keramahan petugas kesehatan dalam

menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam mengambil keputusan

pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat berobat dan tenaga

kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan

keluarga atau temannya, memberikan perhatian secara khusus kepada

setiap pasien, kepedulian terhadap keluhan pasien, pelayanan kepada

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e. Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi yang dapat langsung

dirasakan oleh pasien, misalnya; kebersihan, kerapihan dan kenyamanan

ruangan, penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan

dan kebersihan alat, penampilan, kebersihan penampilan petugas (Supardi,

2009).

C. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama

masa nifas ini, yaitu 6-8 minggu (Bahiyatun, 2009).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

(Saifuddin, 2001).

Masa nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti prahamil berlangsung selama 6 minggu

(Saifuddin, 2002).

2. Tahap Nifas

Menurut Suherni, dkk (2009), masa nifas (puerperium) dibagi menjadi

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Puerperium Dini: Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan, dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja

setelah 40 hari.

b. Puerperium Intermedial: Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium: Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi,

waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan

(Mochtar, 1998).

D. Pengaruh Pelayanan Bidan Terhadap Kepuasan Pasien

Pengaruh antara pelayanan dengan kepuasan pelanggan telah secara luas

didokumentasikan dalam literatur, terutama pemasaran dimana hubungan

tersebut baik secara teoritis maupun empiris adalah positif. Secara teoritis ketika

pelayanan yang diberikan mampu memenuhi atau melampaui pengharapan

pelanggan, maka pelanggan tersebut akan merasa puas (Andreassen dan

Lindestad (1998) dalam Marlien (2005)). Sehingga dapat dijelaskan bahwa

pelayanan bidan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan

pasien, dimana meningkatnya pelayanan berdampak pada meningkatnya

kepuasan pasien.

Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel dan obyek

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan kepuasan pasien secara positif. Hasil penelitian Selnes (1993); Suryanto

(2002) dalam Marlien dan Suprapto (2005) menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan pelanggan berhubungan dengan kepuasan dan kepuasan tersebut

dapat menunjang loyalitas pelanggan.

Timbulnya minat pelanggan mereferensikan yang tinggi menunjukan

pelanggan menyukai produk tersebut. Rasa suka dan kemudian dilanjutkan

dengan merekomendasikan produk tersebut pada pihak lain, dapat diartikan

pelanggan puas dan menilai produk tersebut superior (Allen 2001).

Edgett dan Snow (1997) dalam Ennew et.al., (2000) menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan penentu perusahaan untuk meraih kesuksesan

berbasis pelanggan dan servis. Studi Matthyssens dan Vandenbempt (1998) telah

mengaris bawahi pentingnya kepuasan pelanggan khususnya bagi perusahaan

yang bergerak dalam bidang jasa. Semakin tinggi kepuasan pelanggan maka

semakin tinggi minat pelanggan untuk mereferensikan produk atau jasa

perusahaan pada pihak lain sehingga memotivasi aktivitas dan perilaku

(30)
[image:30.842.202.647.138.678.2]

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E. Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

: Yang tidak diteliti : Yang diteliti

F. Hipotesis

Ada pengaruh antara pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat Bidan

1. Pelayanan KB 2. Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Pelayanan Pada Anak

3. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Pada Ibu

Masa Pranikah Antenatal Intrapartum Pasca Natal 1. Reliability 2. Responsiveness 3. Assurance 4. Empathy 5. Tangibles

Kepuasan Pasien Nifas

Faktor Lain :

1. Pendidikan Terakhir 2. Umur

3. Pekerjaan Dimensi Kepuasan

Standar Proses 1. Administrasi 2. Pemeriksaan 3. Diagnosa 4. Pengobatan

5. Penanganan

2. Peralatan 3. Metode

Standar Outcome

1. Jumlah pasien 2. Kesembuhan 3. Kematian

4. Kepuasan Standar Struktur

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observational analitik dengan

pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2005).

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan menggambarkan kepuasan pasien

nifas berdasarkan harapan (expectations) dan pengalaman (experience) terhadap

pelayanan bidan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Bangsal Bougenvile RSUD Sukoharjo pada

bulan Februari-Agustus tahun 2011.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi Target adalah populasi yang menjadi sasaran aktif yang

parameternya akan diketahui melalui penelitian (Taufiqurrohman, 2009).

Populasi Target dalam penelitian ini adalah semua Pasien yang dirawat di

bangsal Bougenville.

2. Populasi Aktual adalah populasi yang lebih kecil (Taufiqurrohman, 2009).

Populasi Aktual dalam penelitian ini adalah semua Pasien yang dirawat di

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2010).

Jadi, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pasien

yang mewakili populasi yang dirawat di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo

Tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan secara kebetulan dijumpai oleh

peneliti pada saat pengambilan data dilakukan.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data (Setiawan, 2010).

E. Kriteria Restriksi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakter umum subjek dalam populasinya.

Sampel atau subyek penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini

mempunyai kriteria:

a. Pasien yang bisa membaca dan menulis.

b. Bersedia menjadi responden.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah kriteria untuk mengeluarkan subjek yang

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id untuk mengikuti penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria

eksklusi adalah:

a. Pasien merupakan pegawai RSUD Sukoharjo.

b. Pasien dalam keadaan tidak sadar.

F. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Variabel Independen: Pelayanan Bidan.

Definisi Operasional: Pelayanan yang diberikan oleh bidan kepada pasien

nifas yang di rawat inap sesuai dengan asuhan kebidanan.

Kategori: Menggunakan skala Likert, yaitu:

a. Kategori 1: Sangat Tidak Puas

b. Kategori 2: Tidak Puas

c. Kategori 3: Netral

d. Kategori 4: Puas

e. Kategori 5: Sangat Puas (Azwar, 2010)

Skala Pengukuran: Skala Interval

2. Variabel Dependen: Kepuasan Pasien Rawat Inap.

Definisi Operasional: Kepuasan pasien rawat inap adalah perasaan senang

atau kecewa yang dialami pasien rawat inap setelah membandingkan antara

persepsi kinerja (atau hasil) suatu produk dengan harapan-harapannya yang

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kategori: Menggunakan skala Likert, yaitu:

a. Kategori 1: Sangat Tidak Puas

b. Kategori 2: Tidak Puas

c. Kategori 3: Netral

d. Kategori 4: Puas

e. Kategori 5: Sangat Puas (Azwar, 2010)

Skala Pengukuran: Skala Interval

G. Cara Kerja

Instrumen dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner (Arikunto,

2010). Instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang tidak baku yang

diambil dari penelitian Anjar Rahmulyono, Septi Susianti S., Dadang Hermanto

dengan memodifikasinya. Data dikumpulkan dengan cara menyebar angket atau

kuesioner kepada pasien rawat inap nifas untuk diisi guna mendapatkan

data-data tentang pengaruh pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat inap di

bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo meliputi lima dimensi kepuasan pasien,

yaitu: reliability (keterandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance

(jaminan), empaty (empati), tangible (nyata).

Cara pengukuran menggunakan wawancara dengan panduan kuesioner

terstruktur terdiri dari pertanyaan favourable dan unfavourable. Jawaban

pertanyaan favourable diberi skor 1 bila jawaban sangat tidak puas, 2 bila

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jawaban sangat puas. Sedangkan pada pertanyaan unfavourable skoring

diberikan terbalik. Jenis data yang dikumpulkan termasuk data primer yang

diperoleh dari pasien atau keluarga pasien.

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berupa

pertanyaan tertutup (close ended) yang terdiri dari dua bagian:

1. Kuesioner pelayanan bidan.

2. Kuesioner kepuasan pasien.

Peneliti

Pasien Nifas

Kuesioner Pelayanan Kuesioner Kepuasan

Reliabilitas: Product Moment Validitas: Alpha

Metode Pengumpulan Data: Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Tabulating

Analisa Data: Univariat, Bivariat: Product Moment

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pembuatan kuesioner dimulai dengan menyusun kisi-kisi. Kuesioner

terdiri dari data identitas responden, pelayanan bidan, dan kepuasan pasien.

Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pelayanan Bidan

No Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal

Favourable Unfavourable

1. 2. 3. 4. 5. Pelayanan Bidan Administrasi Pemeriksaan Diagnosa Pengobatan Penanganan

1, 3, 4, 14

8, 19, 21, 23, 27, 32, 33, 37, 38, 40, 41, 44

10

20, 24, 26, 29

12, 18, 30, 31, 34, 36, 42

9, 28 5, 7, 39, 45

17 22, 25 11, 35 6 16 2 6 9

[image:36.842.192.663.275.660.2]

Jumlah Soal 39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kepuasan Pasien

No Variabel Indikator Nomor Soal Jumlah

Soal Favourable Unfavourable 1. 2. 3. 4. 5. Kepuasan Pasien Reliability Responsiveness Assurance Empaty Tangibles

1, 5, 8, 15, 33, 3, 22, 37

6, 7, 10, 26, 27, 31 4, 11, 17, 20, 21, 35, 40 13, 14, 19, 24, 28, 29, 32

25 - -

9, 34, 36 2, 23, 38

6 3 6 10 10

Jumlah Soal 35

H. Analisis Soal Tes

Sebelum kuesioner ini layak digunakan terlebih dulu akan dilakukan uji

validitas dan reliabilitasnya. Agar diperoleh hasil pengukuran medekati normal,

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas instrumen, penelitian ini menggunakan

korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh

Pearson (dalam Arikunto, 2006) sebagai berikut:

Keterangan :

Rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor tiap pertanyaan atau item

y : Skor total seluruh item pertanyaan

xy : Nilai item pertanyaan dikali skor total

N : Jumlah responden (Arikunto, 2006).

Pengujian validitas dengan menggunakan bantuan program SPSS For

Windows Versi 18. Menentukan valid tidaknya harga koefisien korelasi

dikonsultasikan pada harga 챸ᅀúȖ̜1 (0,361) dengan taraf signifikan 0,05. Jika

harga rhitung lebih kecil dari ᅀúȖ̜1 maka butir instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid. Instrumen yang tidak valid langsung tidak digunakan dalam

penelitian ini.

Uji validitas telah dilakukan di Rumah Bersalin Suko Asih Kabupaten

Sukoharjo pada bulan Juni tahun 2011 dengan jumlah responden sebanyak 30

orang dengan hasil harga koefisien korelasi untuk kuesioner pelayanan bidan Rxy =

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id taraf signifikan 10 % (∝ = 0,05) sedangkan untuk kuesioner kepuasan pasien

rawat inap sebesar 0,416-0,810 yang dikonsultasikan pada harga 챸ᅀúȖ̜1

(0,361) dengan taraf signifikan 10 % (∝ = 0,05). Untuk kuesioner pelayanan

bidan, dari 45 item pertanyaan ada 6 item yang tidak valid yaitu item nomor

2, 6, 13, 15, 16, 34. Sedangkan kuesioner kepuasan pasien dari 40 item

pertanyaan ada 5 item yang tidak valid yaitu item nomor 12, 16, 18, 30, 39.

Jadi, instrumen tersebut yang dinyatakan valid dapat digunakan dalam

penelitian ini. Sedangkan item soal yang tidak valid, peneliti drop karena

pada item tersebut sudah terwakili di nomer item lain.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha berikut ini (Riyanto, 2011):

Keterangan:

챸ĖĖ : Reliabilitas kuesioner

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Ȗ : Jumlah varians butir

ᅀ : Varians total

Pengujian validitas dengan menggunakan bantuan program SPSS For

Windows Versi 18. Jika sudah diperoleh angka reliabilitas, langkah

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan tabel 챸ĖĖ. Jika harga 챸ĖĖ lebih dari atau sama dengan 챸ᅀúȖ̜1, maka

instrumen dikatakan reliabel, dan apabila 챸ĖĖ kurang dari 챸ᅀúȖ̜1, maka

instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas telah dilakukan di Rumah Bersalin Kabupaten Sukoharjo

pada bulan Juni tahun 2011 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang

dengan hasil harga koefisien korelasi untuk kuesioner pelayanan bidan

sebesar 0,959 yang dikonsultasikan pada harga 챸ᅀúȖ̜1 (0,361) dengan taraf

signifikan 10 % (∝ = 0,05) sedangkan untuk kuesioner kepuasan pasien rawat

inap sebesar 0,948 yang dikonsultasikan pada harga 챸ᅀúȖ̜1 (0,361) dengan

taraf signifikan 10 % (∝ = 0,05). Untuk kuesioner pelayanan bidan, dari 45

item pertanyaan ada 5 item yang tidak reliabel yaitu item nomor 6, 13, 15, 16,

34. Sedangkan kuesioner kepuasan pasien dari 40 item pertanyaan ada 5 item

yang tidak reliabel yaitu item nomor 12, 16, 18, 30, 39. Jadi, instrumen yang

dinyatakan reliabel dapat digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan item

soal yang dinyatakan tidak reliabel, peneliti drop karena pada item tersebut

sudah terwakili di nomer item lain.

I. Rencana Pengolahan Data

Metode pengumpulan data menurut Hidayat (2009), terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang langsung diperoleh

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan menggunakan kuesioner atau angket. Jenis kuesioner yang digunakan

dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan tertutup dengan alternatif jawaban

yang telah disediakan.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang dikumpulkan

dengan cara mempelajari dokumen atau catatan yang ada untuk mengetahui

gambaran umum lokasi penelitian, jumlah pasien rawat inap nifas di RSUD

Sukoharjo.

J. Rencana Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18

dan microsoft office excel 2007.

a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, 2007).

b. Coding merupakan proses pemberian kode pada tiap pertanyaan dan

pernyataan dengan memberikan angka sesuai dengan respon yang

diberikan (Hidayat, 2007).

c. Skoring adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberikan skor pada

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel contingensi (Hidayat,

2007).

e. Tabulating kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan

mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis

(Budiarto, 2002).

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer

dengan menggunakan SPSS Versi 18 dan microsoft office excel 2007

langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat yang digunakan untuk mendapatkan gambaran

distribusi responden yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi.

Berdasarkan tabel tersebut variabel-variabel yang diteliti kemudian

dianalisis secara diskriptif dengan menguraikannya secara rinci. Variabel

yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini variabel independen

yaitu pelayanan bidan. Sedang variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan bidan meliputi: reliability,

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam penelitian ini, masing-masing indikator kuesioner yang

berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Cara menghitung skor dalam penelitian ini, yaitu:

Jumlah Skor Total = Jumlah total skor jawaban kategori

Jumlah skor ideal item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x jumlah responden Jumlah skor ideal item No. 1 (skor rendah) = 1 x jumlah responden

Jadi, berdasarkan data (item soal) yang diperoleh dari responden, maka tingkat pelayanan bidan dan kepuasan pasien, yaitu =

Analisis data setiap indikator dalam penelitian ini menggunakan

rumus menurut Imbalo S. Pohan sebagai berikut:

Indikator

Dengan kriteria interpretasi skor: Angka 0 % - 20 % : Sangat Kurang Puas Angka 21 % - 40 % : Kurang Puas

Angka 41 % - 60 % : Cukup Puas Angka 61 % - 80 % : Puas

Angka 81 % - 100 % : Sangat Puas (Riduwan, 2010)

Jumlah Skor Total x Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi)

% %ܨ St g t % %Ⲱt챸t t

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat atau secara bersamaan terhadap variabel terikat

menggunakan uji statistik product moment pearson, dengan nilai

signifikansi (α) 5 % atau 1 %.

Untuk mengetahui harga r ini signifikan atau tidak, maka perlu

dibandingkan dengan 챸ᅀúȖ̜1 dengan dk = n – 2 dan taraf kesalahan 5 %.

Jika 챸 ᅀkᅀúȖ̜1 maka hubungannya signifikan, yang berarti bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila ᅀk ᅀúȖ̜1 maka hubungannya

tidak signifikan, yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

[image:43.842.282.643.424.667.2]

Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan

tabel juga dapat dihitung dengan uji t, yaitu :

Dimana r = koefisien korelasi

n = banyaknya subjek (Sugiyono, 2010).

Untuk mengetahui harga t ini signifikan atau tidak, maka perlu

dibandingkan dengan ᅀúȖ̜1 dengan dk = n – 2 dan taraf kesalahan 5 %.

Jika ᅀk ᅀúȖ̜1 maka pengaruhnya signifikan, yang berarti bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila ᅀk ᅀúȖ̜1 maka pengaruhnya

(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan untuk mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel

pelayanan bidan (x) terhadap variabel kepuasan pasien nifas (y) maka

menggunakan rumus KP = r x 100 %.

Dari koefisien korelasi yang didapatkan, dapat diketahui tingkat

korelasi antar kedua variabel dengan berpedoman pada tabel di bawah ini :

Interprestasi angka korelasi menurut Sugiyono (2010)

0 - 0,199 : Sangat Lemah

0,20 - 0,399 : Lemah

0,40 - 0,599 : Sedang

0,60 - 0,799 : Kuat

0,80 - 1,0 : Sangat Kuat

Sebelum menggunakan uji statistik pearson product moment,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji one sample

kolmogorov-smirnov. Dikatakan berdistibusi normal bila:

1) Nilai z hitung dari data diantara nilai z tabel, maka data termasuk

dalam distribusi normal.

2) Apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (α=5%) maka data

dalam distritibusi normal.

Untuk memudahkan pengujian statistik, maka digunakan alat bantu

(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pelayanan bidan terhadap kepuasan

pasien rawat inap di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penilaian pelayanan bidan di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo tingkat

kepuasan tertinggi pada indikator pengobatan sebanyak 81,58%.

2. Penilaian kepuasan pasien di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo tingkat

kepuasan tertinggi pada dimensi empaty sebanyak 81,19%.

3. Pengaruh antara pelayanan bidan terhadap kepuasan pasien rawat inap

termasuk sedang dengan r = 0,518 > 0,304. Nilai thitung ≥ ttabel (3,814 ≥

2,201). Besarnya kontribusi variabel pelayanan bidan terhadap variabel

kepuasan pasien nifas sebesar 26,83% dan 73,17% ditentukan oleh variabel

lain. Ada pengaruh positif dan signifikan antara pelayanan bidan terhadap

kepuasan pasien rawat inap di bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan saran

(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat bisa mempertahankan dan diharapkan bisa lebih

meningkatkan pelayanan kebidanan yang diberikan kepada masyarakat

dengan meningkatkan pengetahuan lewat pendidikan dan pelatihan seperti

melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, mengikuti pelatihan APN,

PPGDOEN, dan lain-lain.

2. Bagi RSUD Sukoharjo

RSUD Sukoharjo sebagai salah satu penyelenggara kesehatan

diharapkan secara rutin mengamati pelayanannya agar dapat mempertahankan kelebihan yang ada dan selalu meningkatkan kualitas

pelayanan pemeriksaan, diagnosa, penanganan, responsiveness diharapakan

oleh pasien, hal ini bisa dilakukan dengan lebih memperhatikan terhadap

kebutuhan pasien, peningkatan fasilitas sarana dan prasarana, jaminan rasa

aman, nyaman, dan kepercayaan serta pelayanan yang dijanjikan secara

cepat, akurat dan pasti.

3. Bagi Peneliti dan Peneliti Berikutnya

Diharapkan dapat menambah variabel yang diteliti misalnya: obat

generik dan non generik, paramedis dan non paramedis, jumlah responden,

serta menggunakan metode yang berbeda agar lebih berkembang dan dapat

memberi tindak lanjut terhadap hasil penelitian sehingga akan diperoleh

(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, ada 42 pasien rawat inap di bangsal Bougenville RSUD

Sukoharjo Tahun 2011 yang memenuhi kriteria untuk sampel penelitian dengan.

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan gambaran

masing-masing variabel. Dari pengumpulan data, pengolahan, dan analisis serta hasil

penelitian didapatkan pembahasan sebagai berikut:

A. Karakteristik Responden di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

Dalam penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan terakhir

SMP, mayoritas berumur 29-32 tahun dan tidak bekerja. Pendidikan terakhir,

umur, dan pekerjaan sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang, semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

Selain itu, umur 29-32 tahun merupakan kategori usia yang produktif, sehingga

dalam masa itu biasanya seseorang akan lebih aktif dalam menggali informasi

untuk meningkatkan pengetahuannya. Pada rentang usia tersebut seorang wanita

cenderung aktif dalam berbagai kegiatan sehingga mudah menerima berbagai informasi. Semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo, dimana dalam penelitian ini mayoritas responden dalam kategori usia reproduktif.

Pendidikan juga sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang.

(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tingkat kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien.

Menurut Kasnodiharjo (2003) pendidikan seseorang berbeda-beda akan

mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan, pada pasien yang

berpendidikan tinggi lebih mudah menerima suatu ide baru dibanding dengan

pasien yang berpendidikan rendah sehingga informasi lebih mudah dapat

diterima dan dilaksanakan. Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang yang

diperoleh dari bangku sekolah formal dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Responden yang tingkat pendidikannya tinggi cenderung lebih mudah

menerima informasi yang diberikan petugas kesehatan, sebaliknya responden

yang tingkat pendidikannya rendah akan mendapat kesulitan untuk menerima

informasi yang ada. Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Kasnodiharjo, dimana hasil penelitian mayoritas responden berpendidikan SMP

sehingga lebih sulit menerima informasi dari luar.

Begitu juga pekerjaan, pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Pada penelitian ini sebagian responden tidak bekerja.

Seseorang yang mempunyai tingkat ekonomi tinggi biasanya juga mempunyai

tingkat pendidikan yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan

yang dirasakan oleh seseorang. Tetapi kadang ada juga pasien yang terlalu sibuk

dengan pekerjaannya, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk menggali

informasi-informasi kesehatan guna meningkatkan pengetahuannya. Keadaan

ekonomi dapat memepengaruhi tingkat kepuasan seseorang. Menurut Nasution

(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pendidikannya lebih tinggi, sehingga tingkat pengetahuannya tinggi. Selain itu,

keadaaan ekonomi juga berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam

memenuhi kebutuhan atau fasilitas yang dapat meningkatkan pengetahuannya.

Penelitian ini sesuai dengan teori Nasution, dalam penelitian ini mayoritas

responden berpendidikan SMP dan tidak bekerja.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila pasien merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan bidan, maka pelayanan yang sudah diberikan

oleh bidan sudah baik. Begitu pula sebaliknya apabila pasien merasa sangat

tidak puas berarti pelayanan yang sudah diberikan oleh bidan belum seperti

harapan pasien.

B. Pelayanan Bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo.

1. Administrasi

Administrasi merupakan tanggapan pasien terhadap keandalan kinerja

bidan dalam hal akurasi data dan pelayanan yang sesuai janji sehingga

memuaskan. Hasil pengujian deskriptif mengungkapkan sebagian besar bidan

belum dapat memenuhi seluruhnya, hanya 79,99% yang sudah merasa puas

dengan administrasi pelayanan bidan.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dalam pelayanan

bidan di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo bidan dalam menjalankan

tugasnya mempunyai kemampuan, pengetahuan yang luas dan kecakapan

(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Tukimin (2005) bahwa pemberian komunikasi yang kurang

adekuat dapat menimbulkan kesenjangan komunikasi sehingga menimbulkan

perasaan kurang puas sekaligus pasien dapat menjawab petugas kurang

informatif atau kurang jujur menyampaikan kendala layanan.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa pendapat

Tukimin benar, yaitu ada pengaruh administrasi terhadap kepuasan pasien.

Dengan adanya administrasi yang baik dengan komunikasi yang baik antara

bidan dan pasien akan membantu suasana pelayanan menjadi luwes dan

menyenangkan, dimana pasien merasa dihargai dan mendapat perhatian dari

bidan (Uripni, 2003).

2. Pemeriksaan

Pemeriksaan merupakan tanggapan pasien terhadap kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki bidan dalam memberikan

pelayanan. Kemampuan bidan dalam indikator ini dinilai sudah tinggi oleh

sebanyak 78,07 % pasien merasa puas, sejumlah 21,93% lainnya belum

merasa puas. Dari penilaian ini dapat dikatakan bidan sudah mampu

memberikan pemeriksaan dengan baik meskipun belum mencapai harapan

pasien sepenuhnya.

Menurut Supardi (2009) kemampuan petugas memberikan pelayanan

kepada pasien mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya

(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa pendapat

Supardi benar, yaitu ada pengaruh pemeriksaan terhadap kepuasan pasien.

Dengan adanya pemeriksaan yang dilakukan bidan dengan baik akan lebih

memberikan kepercayaan kepada pasien.

3. Diagnosa

Diagnosa yang merupakan salah satu indikator pelayanan bidan telah

mampu memenuhi sebagian besar kepuasan pasien sebesar 78,57% terhadap

pelayanan bidan. Kesediaan para bidan dalam membantu pasien dan

memberikan pelayanan sudah cukup baik. Kemampuan memberikan

pelayanan dengan cepat dan peduli terhadap kebutuhan sehari-hari pasien dan

kebutuhan dasar pasien.

Menurut Kamaruzzaman (2009), bidan harus mampu berinteraksi

dengan baik mampu menggunakan proses kebidanan sebagai metode

penyelesaian masalah pasien dalam semua tingkat umur, dan mengidentifikasi

serta mengatasi respons manusia terhadap masalah kesehatan maupun

kebutuhan pasien.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa pendapat

Kamaruzzaman benar, yaitu ada pengaruh diagnosa terhadap kepuasan

pasien. Dengan adanya diagnosa yang tepat bidan mampu menyelesaian

masalah pasien dan mengidentifikasi terhadap masalah kesehatan maupun

(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Pengobatan

Pengobatan merupakan tanggapan pasien terhadap kemampuan, bidan

melakukan pertolongan segera dalam memberikan pelayanan. Tingkat

kepuasan pasien terhadap pengobatan dalam pelayanan bidan mencapai

81,58%. Indikator ini merupakan indikator tertingi dalam pelayanan bidan.

Soemantri (1999) mengungkapkan bahwa komplikasi yang sering

terjadi pada pasien kebidanan adalah terjadinya perdarahan dan kejadian itu

bertanggung jawab atas 28% kematian ibu. Maka perlu diadakan upaya

perbaikan kualitas petugas dalam pengobatan pasien melalui uji kompetensi

petugas disertai dengan pengawasan. Pelayanan kebidanan ditinjau dari

perhatian, rasa peduli petugas meliputi sikap dalam memberikan pelayanan

kebidanan, memahami keluhan atau kebutuhan pasien. Dengan pengobatan

yang sesuai dengan uji kompetensi dapat memberikan rasa puas terhadap

pasien dengan merasakan kesembuhan.

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa pendapat

Soemantri benar, yaitu ada pengaruh pengobatan terhadap kepuasan pasien.

Dengan pemberian pengobatan yang tepat sesuai dengan uji kompetensinya

dapat memberikan kepuasan kepada pasien sehingga pasien merasa lebih baik

dengan pengobatan tersebut.

5. Penanganan

Penanganan merupakan tanggapan pasien terhadap kemampuan, bidan

(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pasien pada indikator ini mayoritas pasien merasa puas terhadap penanganan

pelayanan bidan sebesar 78,62%.

Menurut Hermanto (2010), ada pengaruh positif antara penanganan

terhadap kepuasan pasien. Pasien yang memperoleh penanganan yang benar

maka mereka cenderung mempunyai sikap positif dan mampu menerima

perubahan keadaan yang dialami.

Berdasarkan hasil observasi membuktikan bahwa pendapat Hermanto

benar, yaitu ada pengaruh penanganan terhadap kepuasan pasien. Dengan

penanganan pasien yang tepat dapat memberikan kepuasan kepada pasien

sehingga pasien merasa lebih nyaman dan tidak khawatir dengan tindakan

yang dilakukan oleh bidan dalam memberiksn pertolongan kepada pasien.

C. Kepuasan Pasien Rawat Inap di Bangsal Bougenville RSUD Sukoharjo

1. Reliability

Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan bidan dalam memberikan

pelayanan kepada pasien dengan segera, tepat, dan memuaskan serta sesuai

dengan yang telah dijanjikan. Dalam pelayanan bidan adalah penilaian pasien

terhadap kemampuan bidan (Supardi, 2009).

Reliability, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kerja

(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependebility). Reliability

merupakan tanggapan pasien terhadap keandalan kinerja bidan dalam hal

(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa reliability pasien pada

indikator ini tingkat kepuasan pasien terhadap reliability kepuasan pasien

sebesar 79,99%.

Menurut Rahmulyono (2008) menunjukkan bahwa dimensi reliability

memberikan pengaruh positif tehadap kepuasan pasien.

Berdasarkan hasil observasi membuktikan bahwa pendapat

Rahmulyono benar. Ada pengaruh antara reliability terhadap kepuasan

pasien.

2. Responsiveness

Responsiveness merupakan tanggapan pasien terhadap kesediaan para

staf membantu pasien dan memberikan pelayanan secara tanggap. Hasil

analisis responsiveness menunjukan bahwa secara umum dimensi

responsiveness bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan telah

memenuhi harapan pasien sebesar 76,83% pasien merasa puas dengan

pelayanan bidan.

Menurut Arismunandar (2003), kemampuan bidan untuk membantu dan

memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat dan tanggap merupakan

hal yang penting sehingga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepuasan

pasien.

Berdasarkan hasil observasi diatas membuktikan bahwa pendapat

Arismunandar benar, yaitu ada pengaruh responsiveness terhadap kepuasan

(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tepat waktu dan benar misalnya penerimaan yang cepat, pelayanan pemeriksaan

dan perawatan yang cepat dan tepat. Kehandalan juga merupakan kemampuan

bidan dalam pelayanan yang akurat atau tidak ada kesalahan (Zeithhml

Parasuraman (1997, dalam Purwanto,2007)).

3. Assurance

Assurance merupakan tanggapan pasien terhadap kapabilitas

pengetahuan bidan yang ada sehingga dapat merasa yakin dalam berobat.

Penilaian responden terhadap kepastian pelayanan yang dapat mengatasi

keluhan pasien yaitu tersedianya petugas kesehatan yang memiliki

pengetahuan, keterampilan atau kemampuan dan memberikan tindakan bebas

dari segala bahaya, resiko atau ragu-ragu. Hasil analisis assurance

menunjukan bahwa secara umum dimensi assurance dalam kepuasan pasien

telah memenuhi tingkat kepuasan sebanyak 78,49%. Berarti pihak bidan

sudah berhasil memenuhi harapan pasien namun belum maksimal.

Menurut Tukimin (2005) menyatakan bahwa keramahan petugas

merupakan problem yang masih di rasakan oleh sebagian pasien, bentuk

ketidak ramahan bisa dalam wujud sikap dan perlakuan langsung petugas

terhadap pasien atau pasien sebelahnya yang ikut menyinggung sesama

perasaan pasien, atau perlakuan tidak langsung.

Berdasarkan hasil observasi membuktikan bahwa pendapat Tukimin

(56)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Empaty

Dimensi Empathy merupakan tanggapan pasien terhadap perhatian

secara personal yang diberikan oleh bidan yang ada. Hasil analisis empaty

menunjukan bahwa secara umum dimensi empaty pada indikator ini tingkat

kepuasannya sebesar 81,19%. Pada dimensi ini merupakan dimensi tertinggi

yang dinilai paling baik oleh pasien.

Menurut Supardi (2009) kemampuan bidan meliputi kemudahan dalam

melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus

terhadap kebutuhan pasien.

Menurut Trimumpuni (2009) yang menyatakan bahwa perawat yang

kurang berempati dalam menjalankan tugas asuhan keperawatan mempunyai

resiko klien rawat inap tidak puas sebesar 2 kali lebih besar daripada perawat

yang menjalankan tugasnya dengan penuh rasa empati.

Hasil penelitian membuktikan bahwa pendapat Trimumpuni benar,

yaitu ada pengaruh empaty terhadap kepuasan pasien. Dengan bersikap

empati, bidan dapat memberikan kepuasan kepada pasien akan pelayanan

yang diberikannya.

5. Tangible

Tangible merupakan tanggapan pasien terhadap fasilitas fisik yang ada,

seperti peralatan, perlengkapan, dan fasilitas kesehatan. Hasil analisis

kepuasan pasien rawat inap menunjukan bahwa secara umum bidan dalam

(57)

Gambar

Tabel 4.17  Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Indikator
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian  ....................................................
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 3.2   Kisi-kisi Kuesioner Kepuasan Pasien
+2

Referensi

Dokumen terkait

mensyaratkan keanggotaan bersifat umum seperti : (a) Warga Negara Indonesia, (b) berdomisili di wilayah kerja KSP, (c) mampu membayar pinjaman, (c) membayar Simpanan

pada jalur pengemasan, personil penanggung jawab yang ditunjuk dari bagian pengemasan hendaklah melakukan pemeriksaan kesiapan jalur sesuai dengan prosedur tertulis yang

TEMA INI DIPILIH UNTUK MENYATAKAN HASRAT KERAJAAN PENTINGNYA GANDINGAN KERJASAMA ERAT SERTA HUBUNGAN BAIK ANTARA SEKTOR SWASTA DAN AWAM DAN MENJADIKANNYA LANDASAN YANG KUKUH

truck. Pengangkutan beton cair di dalam lokasi proyek. Ada beberapa kemungkinan pengangkutan beton cair ke tempat cetakan beton/bekisting, yang mana kesemuanya

Terdapat hubungan antara lama pemberian ASI pada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri dengan dukungan suami kepada istri untuk memberikan bayinya ASI

Persepsi dalam penelitian ini adalah persepsi pada calon presiden, berdasarkan hal tersebut maka digunakan elemen utama yang sama digunakan oleh lembaga survey Alvara Research

Hasil yang akan dijabarkan pada makalah ini yaitu hasil analisis software elemen hingga yang berupa nilai regangan pada kolom untuk setiap beban yang bekerja dan

(1) Sertifikat Laik Fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) merupakan Izin Penggunaan Bangunan dan berlaku selama 10 (sepuluh) tahun ; (2) Dalam jangka