Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di program studi Akuntansi
Disusun Oleh :
RISSA AYU MULYANI
NIM. 0704193
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)
Oleh
Rissa Ayu Mulyani
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Rissa Ayu Mulyani 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RISSA AYU MULYANI
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing
Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si
NIP. 19790702 200501 2 003
Mengetahui,
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus pada Pemerintah Kota Cirebon)
Oleh : Rissa Ayu Mulyani
Pembimbing : Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan meneliti pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dengan budget emphasis sebagai variabel moderasi pada pemerintah kota cirebon. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei serta distribusi langsung (direct distribution
method), yaitu mendatangi para responden secara langsung untuk menyerahkan
ataupun mengumpulkan kembali kuisioner. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik regresi linear sederhana untuk hipotesis pertama dan moderated regression analysis dengan uji interaksi untuk hipotesis kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran yang menghasilkan
R Square 12,1%. Kedua, pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
senjangan anggaran tidak dapat memoderasi oleh budget emphasis menghasilkan
R Square 21,3% dan signifikansi sebesar -0,009. Maka budget emphasis
berpengaruh negatif pada partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Effect of Budgetary Participation Against budgetary slack With Budget Emphasis As Variable Moderation
(Case Study on City Government Cirebon)
Arranged By : Rissa Ayu Mulyani
Consellor : Mimin Widaningsih, S.Pd., M.Si
This study aims to examine and investigate the effect of budget participation on budgetary slack with emphasis budget as a moderating variable in Cirebon city government. The data in this study was obtained from primary data through surveys and direct distribution methods (direct distribution method), which went to the respondent directly to submit or collect back the questionnaire. The analysis used is simple linear regression statistical analysis for the first hypothesis and moderated regression analysis to test the interaction for the second hypothesis. Results of this study indicate that; first, a significant difference between the variable budget participation on budgetary slack which produces R Square of 12.1%. Second, the effect of budget participation on budgetary slack can not be moderated by budget emphasis generate R Square of 21.3% and a significance of -0.009. Then the negative effect on the budget emphasis budget participation on budgetary slack.
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR HAK CIPTA
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah... ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
ii Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori ... 13
2.1.1. Partisipasi Anggaran ... 13
2.1.1.1 Pengertian Partisipasi Dan Anggaran ... 13
2.1.1.2 Macam-macam Anggaran ... 16
2.1.1.3 Karakteristik Anggaran ... 17
2.1.1.4 Proses Penyusunan Anggaran ... 18
2.1.1.5 Manfaat Anggaran ... 19
2.1.1.6 Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 20
2.1.1.7 Keterbatasan Partisipasi Penyusunan Anggaran ... .. 20
2.1.1.8 Manfaat Partisipasi Penyusunan Anggaran ... 22
2.1.2. Senjangan Anggaran ... 23
2.1.3. Budget Emphasis ... 24
2.1.4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ..25
2.1.5. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphaisis, terhadap Senjangan Anggaran ... 27
2.1.6. Penelitian Terdahulu ... 28
2.2Kerangka Pemikiran... 33
2.3Hipotesis ... 36
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 37
3.2Metode Penelitian ... 37
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.3. Definisi dan Operasional Variabel ... 38
3.3.1. Definisi Variabel ... 38
3.3.2. Operasional Variabel ... 38
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
3.4.1. Populasi ... 40
3.4.2. Sample Penelitian ... 41
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.1. Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.5.2. Instrumen Penelitian ... 42
3.6. Teknik Analisis Data ... 44
3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 44
3.6.2. Perubahan Data Dari Skala Ordinal Ke Interval ... 44
3.6.3. Uji Kualitas Data ... 46
3.6.3.1. Uji Validitas Data ...46
3.6.3.2. Uji Reliabilitas ...46
3.6.4. Uji Asumsi Klasik ... 47
3.7. Pengujian Hipotesis dan Koefisien Determinasi ... 48
3.7.1. Pengujian Hipotesis ... 48
3.7.2. Menghitung Koefisien Determinasi ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ...52
4.1.1. Tinjauan Umum tentang Subjek Penelitian ...52
4.1.1.1. Sejarah Singkat Pemerintah Kota Cirebon ...52
4.1.1.2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Cirebon ...55
4.1.1.3. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Cirebon………..56
4.1.2. Data Responden ...57
4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...57
4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………..57
4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………...58
4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja………...58
4.1.3. Deskripsi dan Data Penelitian ...59
4.1.3.1. Pengujian Validitas Instrumen ...59
4.1.3.2. Pengujian Realibilitas Instrumen ...59
4.1.3.3. Deskripsi Data Variabel X (Partisipasi Penyusunan Anggaran) ...63
4.1.3.4. Deskripsi Data Variabel Y (Senjangan Anggaran) ...64
4.1.3.5. Deskripsi Data Variabel Z (Komitmen Organisasional) ...65
4.1.4. Analisis Statistik ...66
iv Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.4.2. Pengujian Hipotesis ...67
4.2. Pembahasan ...71
4.2.1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran ...72
4.2.2. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Senjangan Anggaran dengan Budget Emphasis sebagai Variabel Moderating ...72
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan………....74
5.2. Saran ……….75
DAFTAR PUSTAKA...76
DAFTAR TABEL 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu……….28
3.1 Tabel Operasional Variabel……….39
3.2 Tabel Ukuran Penilaian untuk Variabel X, Y, dan Z………...43
3.3 Tabel Interpretasi Skor………43
4.1 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..57
4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……….57
4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………..58
4.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja……….58
4.5 Tabel Pengujian Validitas Instumen Variabel X………60
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.7 Tabel Pengujian Validitas Instumen Variabel Z………61
4.8 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel X………61
4.9 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Y………62
4.10 Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Z……….62
4.11 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Partisipasi Penyusunan Anggaran…………...63
4.12 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Senjangan Anggaran………65
4.13 Tabel Tanggapan Responden Mengenai Budget Emphasis……….66
4.14 Tabel Hasil Uji Normalitas………..67
4.15 Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana………..68
4.16 Tabel Hasil Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama………...69
4.17 Tabel Hasil Analisis Regresi dengan Uji Interaksi……….70
4.18 Tabel Hasil Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua……….71
DAFTAR GAMBAR 2.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Senjangan Anggaran………..26
2.2 Kerangka Pemikiran………36
vi Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 – Formulir Frekuensi Bimbingan Skripsi Lampiran 2 – Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 – Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol Dalam Negeri Kota Cirebon Lampiran 4 – Surat Keputusan Seminar Usulan Penelitian
Lampiran 5 – Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Seminar Usulan Penelitian Lampiran 6 – Matriks Perbaikan Seminar Usulan Penelitian
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran 8 – Kuesioner Penelitian
Lampiran 9 – Surat Keputusan Ujian Sidang
Lampiran 10 – Formulir Persetujuan Perbaikan (Revisi) Sidang Lampiran 11 – Matriks Perbaikan Sidang
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia , komitmen terhadap perbaikan pelaksanaan transparansi dan
akuntabilitas kini masih terus menerus dilakukan guna terwujudnya Good
Governance (keperintahan yang baik). Mewujudkan good governance menurut
(Mardiasmo,2009:20), diperlukan serangkaian reformasi khususnya pada sektor
publik, tidak hanya sekedar perubahan format lembaga yang diperlukan, akan
tetapi mencangkup juga pembaharuan mengenai alat-alat yang digunakan untuk
mendukung berjalannya lembaga-lembaga publik tersebut secara ekonomis,
efisien, efektif, transparan dan akuntabel.
Kinerja pelayan publik khususnya Pemerintah Daerah berkaitan dengan
pengelolaan keuangan mewajibkan penyelenggara dapat menyajikan laporan
keuangan dengan akuntabel dan transparan. Hal ini dikuatkan dengan
penyempurnaan UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25 tahun 1999 menjadi UU
No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Hal ini menuntut pemda agar dapat
mengolah sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif sesuai peraturan
yang berlaku.
Adanya reformasi sektor publik, berdampak pada reformasi sistem
pengelolaan keuangan daerah, beberapa diantaranya termasuk reformasi sistem
penganggaran (budgeting reform) yakni dari mulai proses penyusunan,
pengesahan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran, diharapkan dengan
berbagai pembaharuan sistem keuangan ini, pengelolaan uang rakyat dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
“Selama ini kapabilitas dan efektivitas pemerintah dalam perencanaan dan pengendalian keuangan dirasakan masih terlalu lemah. Pengalaman masa
2
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belum menjalankan fungsi dan perannya secara efisien. Lemahnya
penganggaran memungkinkan munculnya Underfinancing atau Overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
anggaran. Dalam situasi seperti itu menyebabkan banyak layanan publik
dijalankan secara tidak efisien dan kurang sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan publik, sementara dana pada anggaran yang pada dasarnya
merupakan dana publik habis dibelanjakan seluruhnya. Dalam jangka
panjang, kondisi seperti ini cenderung memperlemah peran pemerintah
sebagai stimulator, fasilitator, coordinator dan entrepreneur dalam proses
pembangunan”. Mardiasmo (2009:70)
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses
politis. Anggaran tidak hanya penting bagi perusahaan swasta tetapi juga penting
dalam pelaksanaan program-program operasional pemerintah. Organisasi
pemerintah proses penganggaran harus dapat mengakomodir berbagai
usulan-usulan yang telah disampaikan oleh masyarakat sesuai dengan prioritas kebutuhan
di daerah. Maka diperlukan informasi yang benar-benar akurat dalam penyusunan
anggaran dan harus benar-benar menfokuskan tujuan untuk kesejahteraan
masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan semata. Terkait
dengan adanya kepentingan publik didalamnya,anggaran pada organisasi sektor
publik harus diinformasikan untuk dapat ditinjau mengenai efektifitas dan
efisiensinya. Sedangkan dalam sektor swasta, anggaran merupakan rahasia intern
perusahaan yang tertutup untuk publik. Anggaran merupakan alat perencanaan
sekaligus alat pengendalian pemerintah.
“Anggaran sebagai alat perencana mengindikasikan target yang harus dicapai oleh pemerintah, sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian
mengindikasikan alokasi sumber dana yang disetujui legislatif untuk
dibelanjakan. Dalam sektor publik anggaran merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
3
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian yang sangat penting
bagi perusahaan. Perusahaan dalam skala kecil maupun perusahaan berskala besar
menggunakan anggaran sebagai salah satu langkah awal dalam menentukan
aktivitas bisnisnya. Dengan adanya perencanaan yang baik maka dapat membantu
manajemen dalam mengukur produktivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
perusahaan. Produktivitas dan efisiensi ini menjadi tolak ukur bagi sebuah
perusahaan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
menghadapi persaingan bisnis yang marak terjadi belakangan ini.
“Anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggungjawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat
pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi”.
(Kenis,1979)
Pemerintah Daerah, merupakan organisasi yang menjalankan berbagai
aktivitas operasional berkaitan dengan pelayanan masyarakat dan didanai oleh
dana yang berasal dari masyarakat. Anggaran pemerintah daerah di Indonesia di
singkat APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah), definisi anggaran
merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan
rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu
periode. APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyar (DPRD), dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Sedangkan menurut
(Halim,2002: 158), APBD merupakan rencana operasional pemerintah daerah
yang dituangkan dalam bentuk uang (rupiah), yang menunjukkan estimasi belanja
(pengeluaran) guna membiayai kegiatan pemerintah daerah dan estimasi
pendapatan guna memenuhi belanja (pengeluaran) tersebut, untuk suatu periode
waktu tertentu yang umumnya adalah satu tahun.
Penyusunan APBD ini di susun dalam rangka mencapai tujuan nasional,
4
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persamaan presepsi terhadap berbagai persoalan dan program pembangunan yang
berkesinambungan sesuai Permendagri 32 tahun 2008 tentang pedoman
penyusunan APBD tahun anggaran 2014, khususnya perencanaan dan anggaran
pemerintah daerah dan pusat yang menjadi acuan dalam penerapan proses
perencanaan dan penganggaran partisipatif.
Proses penganggaran sektor publik melibatkan partisipasi banyak pihak,
Menurut Garrison (2006:11) manajemen harus menyadari bahwa faktor manusia
dalam penganggaran merupakan faktor yang sangat penting. Maka harus
diperhatikan pula siapa pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran
tersebut. Karena penyusunan dan pelaksanaan anggaran dapat dipengaruhi oleh
perilaku manusia terutama bagi pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan
dan pelaksanaan anggaran. Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran
tersebut adalah pihak principal (atasan) dan agent (bawahan). Intinya ,seluruh
tingkatan organisasi harus bekerja sama dalam menyusun anggaran. Menurut
ArfanIkhsan Lubis (2010:227) anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk
tindakan yang dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan. Anggaran pula yang
menyebabkan kinerja manajer selalu dan secara kontinyu dipantau serta
dibandingkan.
Anggaran merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Penyusunan
anggaran merupakan perencanaan strategis yang dilakukan baik pada organisasi
sektor publik maupun sektor swasta. sebaiknya diikutsertakan langsung dalam
proses penyusunan anggaran tersebut. Hal ini dinamakan partisipasi
penganggaran. Partisipasi penganggaran ini diperlukan karena biasanya
manajemen puncak kurang mengetahui operasi secara terperinci dan sehari-hari,
maka yang bersangkutan harus mengandalkan data anggaran terperinci dari
bawahannya. Di sisi lain, manajer puncak mempunyai perspektif stategis secara
menyeluruh yang juga sangat penting. Setiap tingkatan tanggung jawab dalam
suatu organisasi harus memberikan kontribusi pengetahuan dan perspektifnya
sangat unik dalam suatu upaya kooperatif untuk menyusun anggaran yang
5
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proses penyusunan anggaran di Pemerintah Kota Cirebon melibatkan
banyak partisipasi baik dari unsur pemerintah, legislatif maupun masyarakat.
Penyusunan anggaran terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan skala
prioritas program dan kegiatan, Musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang), tahap penyusunan anggaran dari masing-masing dinas/instansi,
penelitian oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD), pembahasan oleh
legislatif dan diakhiri penetapannya oleh legislatif bersama pemerintah daerah
sesuai apa yang di harapkan dalam proses awal penyusunan anggaran sehingga
dapat menciptakan rancangan anggaran berbasis kinerja yang dapat menjalankan
pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efektif, transparan juga akuntabel.
Proses penganggaran parsitipatif yang ideal merupakan anggaran yang
disusun oleh manajer yang bertanggungjawab secara langsung terhadap
pendapatan dan biaya. Diharapkan dengan partisipasi penganggaran akan
tercipta anggaran yang sebaik-baiknya, sesuai dengan standar atau kondisi
yang diharapkan dimasa yang akan datang”. Garrison.et.al.(2006:10)
Hal tersebut diharapkan menjadi awal dari pemahaman yang terintegrasi
dari organisasi pemerintah dengan melihat dari konsep dan peraturan kebijakan
mengenai penganggaran yang berdasarkan fungsi penyelenggaraan Pemerintah
Kota Cirebon dalam optimalisasi dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang
dimiliki Kota Cirebon. Implementasi dari kebijakan dalam proses penyusunan dan
realisasi anggaran Pemerintah Kota Cirebon dapat tercermin berdasarkan Laporan
Realisasi Anggaran tahun 2014 di pos pendapatan, belanja dan pembiayaan di
Pemerintah Kota Cirebon yang dibuat oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah pada Laporan Pertanggungjawaban Walikota Cirebon tahun 2014.
Salah satu kemungkinan yang dapat terjadi akibat diterapkannya metode
partisipatif dalam menyusun anggaran adalah munculnya senjangan anggaran, sisi
pendapatan diestimasi dengan sengaja agar jumlah yang tertera lebih rendah dari
yang seharusnya dan atau pada sisi belanja diestimasikan dengan sengaja agar
6
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2010:238) hampir semua studi mengenai partisipasi dalam proses manajemen
menyimpulkan bahwa partisipasi menguntungkan organisasi. Partisipasi
menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan kuantitas
dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerjasama diantara manajer. Namun,
menurut Beckeer dan Green (dalam Ikhsan, 2010) menemukan bahwa ketika hal
tersebut diterapkan dalam situasi yang salah, partisipasi dapat menurunkan
motivasi dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Adapaun Utomo
(dalam Rika,2008) mengemukakan bila partisipasi anggaran tidak dilaksanakan
dengan baik dapat mendorong bawahan melakukan senjangan (slack budget).
“Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak
masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Dalam Partisipasi
anggaran, proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, mulai
dari manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. Untuk
menghasilkan sebuah anggaran yang efektif, manajer membutuhkan
kemampuan untuk memprediksi masa depan, dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti faktor lingkungan, partisipasi dan gaya
penyusunan. Pada saat bawahan memberikan perkiraan yang bias kepada
atasan, timbul senjangan anggaran (budgetary slack)”. Arfan Ikhsan Lubis
(2010:238)
Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat
bawah/menengah dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan budgetary slack.
Budgetary slack biasanya dilakukan dengan meninggikan biaya atau menurunakan
pendapatan dari yang seharusnya, supaya anggaran mudah dicapai (Merchant,
1981). Menurut Garrison (2006:10-11) Manajemen puncak biasanya mempelopori
proses anggaran dengan cara menentukan panduan umum tentang target laba atau
penjualan secara keseluruhan. Manajer pada tingkat yang lebih rendah diarahkan
untuk menyusun anggaran yang sesuai dengan target tersebut. Kesulitannya
7
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga bisa terlalu tinggi atau terlalu longgar. Jika targetnya terlalu tinggi dan
karyawan tahu itu tidak realistis, maka motivasi karyawan akan menurun. Jika
target terlalu longgar, maka akan terjadi pemborosan.
Arfan Ikhsan Lubis (2010:241) Mereka melakukan hal ini untuk
menyediakan suatu margin keselamatan (margin of safety) untuk memenuhi
tujuan yang dianggarkan. Dasarnya berupa sumberdaya ekstra ini menghilangkan
tekanan dan frustasi yang berkaitan dengan anggaran dan seringkali di dorong
dengan anggaran yang ketat.Beberapa orang beragumentasi bahwa sejumlah kecil
slack diperlukan karena mengurangi sebgian tekanan dan memungkinkan
berpadunya tujuan pribadi dan organisasi sehingga membuat keselarasan tujuan
lebih mungkin terjadi. Namun, slack yang berlebihan jelas merugikan organisasi
.Slack yang berlebihan membuat batas pengeluaran , kuota produksi dan standar
kinerja menjadi tak berarti. Jika tujuan anggaran terlalu mudah dicapai karena
slack atau faktor-faktor yang ditimbulkan dari partisipasi dalam proses
penyusunan anggaran, maka manfat motivasional menjadi minimal atau tidak ada
sama sekali. Adapun Hilton dalam Hermanto (2003) menyatakan tiga alasan
utama manajer melakukan budgetary slack (senjangan anggaran): (a) orang-orang
selalu percaya bahwa hasil pekerjaan mereka akan terlihat bagus di mata atasan
jika mereka dapat mencapai anggrannya ; (b) budgetary slack/senjangan anggaran
akan selalu digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, jika tidak ada kejadian
yang tak terduga, yang terjadi manajer tersebut dapat melampaui/mencapai
anggarannya; (c) rencana anggran selalu dipotong dalam proses pengalokasian
sumber daya. Apabila dikaitkan dengan fenomena senjangan anggaran (budget
slack) yang terjadi di atas, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai
keterkaitan hubungannya dengan partisipasi anggaran.
Banyak faktor yang menyebabkan bawahan melaporkan anggaran tidak
seperti yang seharusnya atau ia melakukan senjangan anggaran. Sebagai salah satu
faktor penyebab terjadinya budgetary slack (senjangan anggaran) adalah
kekakuan dalam mengontrol anggaran (rigid budgetary control style) (hopwood,
8
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manajemen organisasi, apakah mereka dapat mencapai target anggaran atau tidak.
Kinerja dari manajemen tersebut diukur berdasarkan pada pencapaian anggaran.
Jika dalam organisasi bisnis konsekuensinya adalah gaji, bonus, dan prospek karir
akan meningkat jika manajer tersebut mampu memenuhi target anggaran. Namun
bagi manajer yang tidak mampu mencapai target tersebut sebaliknya bawahan
akan mendapatkan punishment, bawahan akan mengadapi intervensi dari manajer
pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kehilangan bonus, kehilangan kepercayaan
bahkan bisa saja kehilangan pekerjaan (Merchant & Manzoni,1989).
Faktor lain yang mempunyai kemungkinan akan memoderasi timbulnya
slack anggaran adalah adanya budget emphasis (penekanan pada anggaran).Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja Mardiasmo
(dalam Rika,2008). Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan
efisiensi anggaran. Arfan Ikhsan Lubis (2010:232) anggaran seringkali dipandang
sebagai alat tekanan manajerial.Rika (2008:2) argument utama bagi bawahan
dalam usaha membangun slack anggaran yaitu dengan meningkatkan prospek
kompensasi. Orang-orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha
memperbaiki efisiensi dengan memperoleh lebih banyak output dari tingkat input
yang ada (lebih rendah).Sementara sedikit tekanan memang diinginkan, tekanan
yang berlebihan dapat dihubungkan dengan frustasi, emosi yang meningkat dan
penyakit fisik yang ditimbulkan oleh stres.
Bila bawahan dirangsang dengan adanya suatu reward positif yang besar
jika dalam kerjanya melampaui anggaran dan jika bawahan akan dikenakan
reward yang negative bila kinerjanya dibawah anggaran, maka bawahan akan
cenderung melonggarkan anggarannya dalam penyusunan anggaran supaya
anggaran mudah dicapai atau dengan kata lain melakukan budget slack/senjangan
anggaran. Kompensasi yang di berikan pada organisasi pemerintahan menurut
sumber yang dipercaya adalah ketika manajer dapat mencapai target dalam
anggaran akan mendapatkan penilaian baik dari atasannya, bisa juga mendapatkan
9
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
manajer tidak dapat mencapai target anggarannya dinas tersebut di kurangi nilai
anggaran di tahun berikutnya, atau ada penundaan jabatan selama 6 bulan.
Penelitian mengenai hubungan partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran telah banyak dilakukan. Misalnya Dunk (1993), meneliti pengaruh
asimetri informasi dan budget emphasis terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dengan senjangan anggaran. Dalam hipotesisnya Dunk (1993)
menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara partisipasi anggaran, informasi
asimetri,dan (budget emphasis) penekanan anggaran yang berpengaruh terhadap
senjangan anggaran. Sedangkan, simpulan yang diperoleh dalam penelitiannya
menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan
anggaran tergantung pada asimetri informasi dan (budget emphasis) penekanan
anggaran.
Ramadeen et.al (2006) meneliti pengruh partisipasi anggaran, budget
emphasis dan asimetri informasi terhadap senjangan anggaran, hasilnya terjadi
hubungan negatif diantara variable-variabel tersebut. Hasil penelitiannya tersebut
berbeda dengan hipotesis yang dikemukakan, dalam hipotesisnya Ramdeen et.al
(2006) menyatakan adanya hubungan positif antara partisipasi anggaran,
penekanan anggaran dan asimetri informasi yang dapat mempengaruhi senjangan
anggaran. Dengan kata lain, indikasi dalam hipotesis tersebut dapat dinyatakan
apabila partisipasi anggaran, penekanan anggaran dan asimetri informasi tinggi
akan menghasilkan pula tingginya anggaran(berbanding lurus), akan tetapi hasil
yang di peroleh berdasarkan penelitian adalah sebaliknya terbalik teradap
hipotesis yang di kemukakan.
Ketidak konsistensian penelitian tersebut menurut Govindarajan (1986)
memungkinkan dilakukan pendekatan kontijensi (contigency theory) untuk
mengevaluasi ketidakpastian berbagai faktor kondisional yang dapat
mempengaruhi efektifitas penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran.
Sejalan dengan hal tersebut di atas penelitian ini menggunakan variabel
budget emphasis (penekanan pada anggaran) sebagai variabel moderating dalam
10
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anggaran. Latar belakang dipilihnya variabel tersebut di dalam penelitian ini
adalah untuk melihat bagaimana tindak lanjut dari pengimplementasian anggaran,
dalam kemampuan partisipasi individu di instansi pemerintah melihat dan
mengukur keadaan- keadaan sehingga penganggaran lebih efisien.
Dalam penyusunan Anggaran di Pemerintah Daerah manapun, dan
Khususnya di Pemerintah Kota Cirebon penyusunan anggaran (APBD Kota)
melibatkan Pemerintah Kota Cirebon, dan DPR Kota Cirebon, namun demikian
bahwa indikasi adanya partisipasi anggran yang terjadi di Pemkot Cirebon adalah
dengan adanya tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) tim tersebut merupakan
tim yang dibentuk dimana anggotanya terdiri dari berbagai Insntansi di
pemerintah Kota Cirebon yang ada, Instansi yang dimaksud adalah instansi
pemkot Cirebon yang berada dalam naungan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(biasa disingkat SKPD). Tim tersebut (TAPD) bekerja mencari data-data yang
relefan seputar penyusunan anggaran yang mana dalam kerjanya itu banyak
melibatkan pegawai pemkot, Masyarakat dan bahkan anggota DPRD kota
Cirebon, karena dengan demikian tim TPAD dapat menemukan bahnan-bahan
untuk dijadikan acuan dalam menyusun anggaran di Pemkot Cirebon.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipahami bahwa dalam penyusunan
anggaran di Pemkot Cirebon ternyata menggunakan sistem partispasi anggaran
melalui pembuatan tim TPAD yang mana anggotanya terdiri dari berbagai
Instansi yang ada di Pemkot Cirebon.
Proses yang demikian dan penelitian terdahulu masih menunjukkan
perbedaan pada hasilnya yang menjadi dasar latar belakang penulisan penelitian
ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna melihat apakah
terdapat pengaruh yang positif antara partisipasi anggaran, budget emphasis
terhadap senjangan anggaran, dengan membedakan subyek penelitian yaitu pada
Pemerintah Daerah Kota Cirebon.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
11
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Senjangan Anggaran Dengan Budget Emphasis Sebagai Variabel Moderasi
(Studi Kasus Pemerintah Kota Cirebon)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas bawa
faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap timbulnya slack anggaran
(senjangan anggaran) yang telah diteliti, memberikan hasil yang tidak konsisten,
maka penelitian ini dilakukan untuk meneliti dan mencari bukti yang mendukung
asumsi tersebut, oleh karena itu, yang menjadi fokus utama dari penelitian ini
adalah :
1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap senjangan
anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.
2. Apakah budget emphasis dapat memoderasi hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.
1.3. Maksud /Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan meneliti pengaruh partisipasi
anggaran terhadap senjangan anggaran dengan budget emphasis sebagai variabel
moderasi pada pemerintah kota cirebon.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap
senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui apakah budget emphasis memoderasi hubungan antara
partisipasi anggaran dan senjangan anggaran pada Pemerintah Kota Cirebon.
1.4. Manfaat/Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi setiap pihak yang
terkait dengan penelitian ini, diantaranya:
12
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan,
memperluas wawasan, serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan lebih lanjut khususnya mengenai hubungan antara partisispasi
anggaran, budget emphasis (penekanan pada anggaran) slack anggaran (senjangan
anggaran).
Bagi akademisi diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat memperkaya
keilmuan akuntansi terutama dalam bidang penganggaran perusahaan, akuntansi
keperilakuan, dan akuntansi manajemen terkait dengan hubungan partisipasi
anggaran, senjangan anggaran, serta komitmen organisasi. Diharapkan juga hasil
penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi
salah satu bahan pertimbangan terhadap Pemerintah Kota Cirebon dalam
keperluan penilaian kinerja melalui fungsi pengawasan. Juga dapat menilai
sejauh mana para bawahan telah melaksanakan kegiatan manajerial secara
efisien dan efektif. Sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan
dalam merancang atau membuat kebijakan dan tindakan-tindakan yang
berhubungan dengan kegiatan partisipasi penyusunan anggaran,
pengendalian juga perencanaan dalam penyusunan anggaran, senjangan
anggaran, juga dapat mengetahui seberapa besar komitmen organisasional
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu,
variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent), dan variabel moderasi.
Yaitu partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel bebas (X), senjangan
anggaran sebagai variabel terikat (Y), dan budged emphasis sebagai variabel
moderasi (Z), dan yang termasuk juga subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah lembaga pemerintahan Kota Cirebon.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan peneliti di
Pemerintah Kota Cirebon.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:38) "Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya sedangkan
Sugiyono (2012), menerangkan "Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data valid". Berdasarkan penjelasan dia tas dapat di
simpulkan bahwa metode adalah cara yang akan digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data dan pengolahan data dalam penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan desainnya adalah rencana atau
Rancangan penelitian yang akan dibuat oleh peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan survey, sehingga informasi yang diperoleh berupa kuesioner
yang telah diisi oleh responden. Pengujian hipoetesis ini menggunakan analisis
regresi sederhana dan MRA (Moderated Regression Analysis).
3.2.1.Desain Penelitian
Desain penelitian dilakukan peneliti guna untuk membuktikan hipotesis
38
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut adalah partisipasi penyusunan nggaran, senjangan anggaran, dan budget
emphasis.
3.3.Definisi dan Operasionalisasi Veriabel 3.3.1. Definisi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama dan variabel moderator
yang muncul karena adanya pendekatan kontijensi. Partisipasi penyusunan
anggaran menjadi variabel bebas (X) dan senjangan anggaran diartikan sebagai
variabel terikat (Y) serta budget emphasis (Z) sebagai variabel moderasi.
Berikut pengertian variabel-variabel yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X)
Sri Rahayu dan Andry (2013: 11) mengatakan bahwa, “Self imposed budget
atau penganggaran partisipatif (participative budgeting) merupakan proses
penyusunan anggaran yang melibatkan seluruh karyawan (manajer pada
semua tingkatan) dalam organisasi”.
2. Senjangan Anggaran (Y)
Menurut Hansen/Mowen (2009: 448), “Senjangan anggaran (budgetary slack)
atau menutup anggaran (padding the budget) muncul ketika seorang manajer
memperkirakan pendapatan rendah atau meninggikan biaya dengan sengaja.
Pendekatan mana pun akan meningkatkan kemungkinan manajer untuk
mencapai anggaran dan tentunya akan menurunkan risiko yang akan dihadapi
manajer”.
3. Budget emphasis (Z)
Budget emphasis adalah pemberian reward atau penilai kinerja bagi para
manajer menengah kebawah berdasarkan pada pencapaian target anggaran
atau apabila pimpinan mempersepsikan bahwa kinerja dan penghargaannya
dinilai berdasarkan pada target anggaran yang dicapai (Dunk, 1993:36).
39
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Operasionalisasi variabel ini diperlukan untuk menjabarkan
variabel-variabel penelitian ke dalam indikator tertentu untuk memudahkan pengukurannya
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pengumpulan data untuk menjawab
masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini. dan untuk menghindarkan
kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi variabel yang akan diukur, seingga variabel-variabel yang akan diteliti
diberi batasan-batasan secara operasional.
Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yaitu partisipasi
penyusunan anggaran (variabel independen), senjangan anggaran (variabel
[image:29.595.107.522.357.727.2]dependen), dan budget emphasis (variabel moderasi).
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Item
Partisipasi Anggaran (Variabel X) Keterlibatan dan Pengaruh Individu
(Sri Rahayu dan Andry
2013: 11)
Keikutsertaan ketika
anggaran sedang
disusun
Ordinal 1,2
Kepuasan dalam penyusunan anggaran Ordinal 3,4 Frekuensi untuk memberikan pendapat/usulan. Ordinal 5,6
Kerelaan dalam
memberikan pendapat Ordinal 7,8 Kebutuhan memberikan pendapat Ordinal 9,10
40
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap penetapan
anggaran akhir Senjangan Anggaran (Variabel Y) Perkiraan Pendapatan
Rendah dan Atau
Peningkatan Biyaya (Hansen/Mowen (2009: 448), Standar yang digunakan dalam anggaran mendorong produktivitas yang tinggi Ordinal 1 Kepastian mengenai terlaksananya anggaran departemen Ordinal 2 Memonitor pengeluaran yang menjadi wewenang Ordinal 3 Anggaran yang menjadi tanggung jawab Ordinal 4 Adanya target
anggaran yang harus
dicapai Ordinal 5 Kesulitan pencapaian anggaran Ordinal 6 Budget Emphasis (Variabel Z)
Pemberian reward atau
penilai kinerja bagi para
manajer menengah
kebawah berdasarkan
pada pencapaian target
41
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit untuk pengukuran
yang menjadi obyek penelitian (Ridwan, 2010: 54)
Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 80) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk mempelajari dan
kemudian tarik kesimpulannya.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kota Cirebon
pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah tahun 2013/2014.
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui metode survei serta
distribusi langsung (direct distribution method), yaitu mendatangi para responden
secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kembali kuisioner. .
Kota Cirebon memiliki 16 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berupa
Dinas atau Instansi, 6 SKPD berupa badan, 5 SKPD sebagai kantor, 5 kecamatan
dan 22 kelurahan. Sedangkan pejabat eselon (kepala dinas/instansi, kepala
bagian/bidang, kepala sub.bagian/seksi) yang terlibat dalam penyusunan anggaran
sebanyak 879 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 879
orang.
3.4.2.Sampel
Mengenai sampel Sugiyono (2011: 81) menjelaskan bahwa “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Kaitannya dengan teknik pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto,
(2004:26) mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila
subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
Sampel dalam penelitian ini adalah kepala seksi, kepala sub bagian, kepala
bagian dan kepala dinas yang terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan
42
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampling dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi,tapi yang
hanya terlibat saja dalam penyusunan anggaran. Teknik sampel yang digunakan
adalah purposive sampling karena sampel yang dipilih hanya yang berkaitan
dengan proses penyusunan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran.
Sampel yang digunakan dari total 30 SKPD, 19 kecamatan dan 27 kelurahan
tersebut hanya sebanyak 18 SKPD dan 3 kecamatan dengan jumlah pejabat eselon
sebanyak 92 orang, alasannya adalah SKPD yang diambil sudah mewakili
berbagai tipe SKPD yang ada.
3.5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan lewat penelitian
lapangan yaitu melalui kuisioner, wawancara apabila diperlukan, dan arsip data
lain yang terkait.
4.
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian yang
akan dilakukan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara
berikut:
1. Penggunaan Kuisioner
Penggunaan kuisioner adalah cara-cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek
yang diteliti (populasi).
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan langsung tanya jawab kepada
objek yang diteliti atau kepada perantara yang mengetahui persoalan terkait
dengan objek yang diteliti.
3.5.3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
43
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kuisioner ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama merupakan
data diri responden dan bagian kedua merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan variabel penelitian (Partisipasi Penyusunan Anggaran,
Senjangan Anggaran, dan Komitmen Organisasional). Skala pengukuran untuk
variabel X dan Variabel Y adalah ordinal dengan tipe skala likert. Tipe sekala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial.
Menurut Sugiyono (2012:132-133) “Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian dengan
skala Likert, maka variabel yang akan diukur djabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai penilaian sangat positif sampai sangat
negatif.”
[image:33.595.210.427.481.647.2]Untuk setiap item jawaban dapat siberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Ukuran Penilaian untuk Variabel X, Y, dan Z
No. Kriteria
5 Selalu
4 Sering
3 Kadang-kadang
2 Jarang
1 Tidak Pernah
(Sumber: Sugiyono, 2012:133 data diolah)
Sugiyono (2010:133) mengemukakan bahwa kriteria interpretasi skor
berdasarkan jumlah responden ditentukan sebagai berikut: “ Skor maksimal setiap
44
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16% ((100%-20%)/5)”.
[image:34.595.145.465.203.352.2]Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh interpretasi skor sebagai berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Skor
(Sumber: Sugiyono, 2010:133)
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban
kemudian dikalikan 100%.
�� � ���
�� � ����� ��� � %
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan
dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor
tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan
dengan jumlah responden secara keseluruhan. Untuk menguji kebenaran
responden dalam menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner, maka penulis
perlu melakukan uji validitas (keabsahan) dan uji reliabilitas (keandalan) terhadap
jawaban-jawaban tersebut.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1.Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini yakni statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau
No. Kriteria
20%-35,99% Tidak Baik/Tidak Efektif
36%-51,99% Kurang Baik/Kurang Efektif
52%-67,99% Cukup Baik/Cukup Efektif
68%-83,99% Baik/Efektif
45
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggambarkan data yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisa
statistik deskriptif ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai demografi
responden. Gambaran tersebut meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
kedudukan atau jabatan, dan lamanya jabatan di dinas/badan/kantor tempat
responden bekerja.
3.6.2.Perubahan Data dari Skala Ordinal ke Interval
Untuk melakukan pengolahan data secara statistik dan data nonmetrik
menggunakan skala nonparametrik, sedangkan data metrik menggunakan metode
statistika parametrik. Kadangkala seorang peneliti telah mengumpulkan data
dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner yang memiliki
alternatif jawaban dalam skala ordinal, padahal peneliti akan menganalisis data
dengan statistik parametrik. Akibatnya, data dengan skala ordinal tersebut harus
ditransfer menjadi skala interval.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuisioner yang memiliki
alternative jawaban dalam skala ordinal. Akibatnya data yang menggunakan skala
ordinal harus dialihkan menjadi skala interval. William L. Hays (dalam Husein
Umar, 2008:167-168) menemukan metode untuk mengalikan skala ordinal
menjadi skala interval, metode ini bernama Method Succesice Interval (MSI).
Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini sebagai berikut:
1. Tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Semua item pertanyaan dapat
dihitung frekuensi jawabannya dan berapa responden yang menjawab untuk
mendapat masing-masing skor.
2. Tentukan proporsi tiap skor jawaban dengan membagi frekuensi dengan
jumlah responden.
3. Tentukan proporsi tiap skor jawaban secara kumulatif.
4. Itung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan
menggunakan table distribusi normal.
5. Tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z setiap skor dengan
menggunakan table Densitas atau menghitung nilai fungsi kepadatan dengan
46
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f (Z) =
√ �e
z²
6. Tentukan nilai skala untuk setiap Z dengan rumus:
NS = (kepadatan batas bawah) – (kepadatan batas atas)
(daerah di bawah batas atas)-(daerah di bawah batas bawah)
7. Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:
NT = NS = ( 1 + | NSim | ) dimana NSim adalah harga mutlak NS yang
paling kecil dari skor yang tersedia.
3.6.3. Uji Kualitas Data 3.6.3.1. Uji Validitas Data
Husein Umar (2008:72) menyatakan validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti
menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data peneliti, kuesioner yang
disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya.
Pada uji validitas ini penulis harus menghubungkan skor, maka teknik
koefisien korelasi cocok digunakan dalam hal ini. Korelasi pearson product
moment digunakan untuk menentukan bagaimana kuatnya hubungan variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya.
� = ∑ − ∑ ∑
√[ ∑ ² − ∑ ²] [ ∑ ² − ∑ ²]
Keterangan:
r = Koefisien Korelasi
∑XY = Jumlah Hasil kali skor X dan Y
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
47
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(∑X)² = Kuadrat jumlah skor X
(∑Y)² = Kuadrat julah skor Y
N = Jumlah responden
Sugiyono (2010:178), menyatakan bahwa:
“Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi
yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari
atau sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas konstruksi yang baik”.
3.6.3.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata Reliability yang berarti
keterpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya (Imam Ghozali, 2007).
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas ditempuh dengan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha. Instrument dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki
koefisien Cronbach Alpha yang semakin mendekati 1 (>0,06, semakin tinggi
koefisien internal reliabilitasnya, Nunnally, 1967 (dalam Imam Ghazali 2007:42)
� = �−� −∑ ��²��²
Keterangan:
r₁₁ = Reliabilitas instrument
k = Banyak butir pertanyaan
��² = Varian Total
∑��² = Jumlah varian butir
Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir,
kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus varians yang
digunakan:
�² = ∑ X²−∑ � ²� n
Husein Umar (2008: 58)
48
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
n = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor
butir pertanyaan
3.6.4.Uji Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi
klasik. Peneliti menggunakan alat bantu program statistik untuk menguji hasil
penelitian. Sehingga nilai koefisien regresi yang dihasilkan baik atau tidak bias,
asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Menurut Husein Umar (2008: 79) uji normalitas berguna untuk
mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya berdistribusi
normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal,
analisis nonparametrik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal, analisis
parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan. Dalam penelitian ini,
uji normalitas akan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Apabila signifikansi
> 5%, maka data bersifat distribusi normal dan sebaliknya jika data < 5%, maka
data tidak berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya setiap
perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti perubahan dengan besaran
yang sejajar pada variabel lainnya.
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel (X) dan (Y)
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier (Priyanto,
2010: 73). Adapun pengujian liniertias dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS dengan menggunakan Test For Linearity pada taraf
signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila
signifikansi (liniearity) kurang dari 0,05.
49
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.7.1.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah prosedur yang didasarkan pada bukti sampel
yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis merupakan suatu pernyataan
yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar
dan oleh karena itu harus ditolak. (Suharyadi dan Purwanto, 2009: 82).
Hipotesis statistik yang akan diuji berdasarkan hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh terhadap Senjangan Anggaran.
Karena itu secara statistik dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. H01: β1 > = 0; Partisipasi Penyusunan Anggaran berpengaruh positif
terhadap Senjangan Anggaran
b. Ha1: β1 < = 0; Partisipasi Penyusunan Anggaran tidak berpengaruh positif
terhadap Senjangan Anggaran
Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran diuji
dengan menggunakan alat analisis regresi linear sederhana (simple regression
linear). Persamaan regresi untuk menguji hipotesis ini adalah:
Y = β0 + β1 + X + e . . . . .. . . (TonyWijaya, 2010:46-47)
Keterangan:
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran
Y = Senjangan Anggaran
X= Partisipasi Anggaran
e = Tingkat kesalahan Pengganggu
2. Budget Emphasis berpengaruh positif pada pengaruh partisipasi anggaran
terhadap senjangan anggaran. Persamaan hipotesis statistik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
a.H02: βa < = 0; Budget Emphasis tidak dapat memoderasi antara partisipasi
50
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Ha2: βa > = 0; Budget Emphasis dapat memoderasi antara partisipasi
penyusunsan anggaran terhadap senjangan anggaran
Untuk hipotesis kedua ini, diuji dengan MRA (Moderated Regression
Analysis). MRA atau dikenal dengan uji interaksi merupakan bentuk regresi yang
dirancang secara hirarki untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang
dipengaruhi oleh variabel ketiga atau variabel moderating, (Tony Wijaya,
2010:44-45).
Y = β0 + β1X + β2Z + β3 [{ X* Z}] …………. (2)
Keterangan:
Y = Senjangan Anggaran
X= Partisipasi Anggaran
Z = Budget Emphasis
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien Regresi Partisipasi Anggaran
β2 = Koefisien Regresi Budget Emphasis
β3 = Koefisien interaksi antara partisipasi anggaran Budget
Emphasis
X* Z= Interaksi antara Partisipasi Anggaran dengan
Budget Emphasis
e = Tingkat kesalahan Pengganggu
(Tony Wijaya, 2010:46-47)
3.7.2. Menghitung Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian
atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Jika
semua data observasi terletak pada garis regresi akan diperoleh garis regresi yang
sesuai atau sempurna, namun apabila data observasi tersebar jauh dari nilai
51
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2009:162:163), koefisien determinasi
didefinisikan sebagai berikut:
Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel terikat
Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau
diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi tau
independent).
Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan varibel X (varibel
independen) memengaruhi variabel Y (variabel terikat). Semakin besar koefisien
determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya
koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dengan rumus sebagai
berikut:
r2 =
r2 = Nilai Koefisien Korelasi
∑ x = Jumlah Pengamatan Variabel X
∑ y = Jumlah Pengamatan Variabel Y
∑ xy = Jumlah hasil perkalian Variabel X dan Variabel Y
(∑ x2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel X
(∑ y2) = Jumlah kuadrat dari pengamatan Variabel Y
(∑ x)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan Variabel X
(∑ y)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n = Jumlah pasangan pengamatan X dan Y
Setelah diketahui nilai koefisien determinasi (r2) yang memperliatkan
derajat atau kekuatan korelasi antara variabel maka dapat dihitung juga koefisien
determinasi (Kd) yang memperlihatkan berapa persen variasi variabel X atau
52
Rissa Ayu Mulyani, 2015
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DENGAN BUDGET EMPHASIS SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kd = r2 x 100%
Keterangan:
Kd = Koefisien determinasi
r = nilai koefisien korelasi
Nilai Kd berada antara 0 sampai 1 ( 0 <= Kd <= 1)
Jika nilai Kd = 0, berarti tidak ada pengaru variabel X terhadap variabel