PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PT. CITRA YASINDO SETIA
SKRIPSI
Dia jukan Kepada Fa kulta s Ekonomi
Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n” J awa Timur Untuk Menyusun Skr ipsi S-1 J ur usan Akunta nsi
Oleh :
LELY TRI ANGGRAINI
0613015007 / FE / AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
USULAN PENELITIAN
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PT. CITRA YASINDO SETIA
Yang diajukan
LELY TRI ANGGRAINI
0613015007 / FE / AK
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dr s. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal………
Mengetahui Kapr ogdi Akuntansi
2
SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PT. CITRA YASINDO SETIA
Yang diajukan
LELY TRI ANGGRAINI
0613015007 / FE / AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dr s. Ec. Sjafii, MM, Ak Tanggal………
Mengetahui Wakil Dekan I
3
SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT. CITRA YASINDO SETIA
Disusun Oleh : Lely Tri Anggraini 0613015007/FE/AK
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 22 Februari 2013
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Sjafii, Ak, MM Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si
Sekretaris
Dra. Ec. Siti Sundari, M.si
Anggota
Drs. Ec. Sjafii, Ak, MM
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur dengan judul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA PT. CITRA YASINDO SETIA”
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu,
maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun
bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang
mendalam mengucapkan terima kasih kepada:
1. ALLAH S.W.T yang telah melancarkan proses pengerjaan skripsi
sampai dengan selesai.
2. Alm. Hindari,Se dan Sri Amsiatiningsih yang telah menjadi Papa dan
Ibu yang selalu mendoakan saya tanpa henti.
3. Novandri Lucky Handayani dan Ririt Permatasari yang selalu
4. Adam Malik, Linda Harita dan Aris Seprizal Adam yang telah menjadi
keluarga baru dalam hidup saya.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Univesitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
7. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
8. Bapak Dr. Hero Priono M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.
9. Bapak Drs. Ec. Sjafii, MM, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan
mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surabaya, Januari 2013
DAFTAR ISI
KATA PE NGANTAR... ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR... ... vi
DAFTAR TABEL... ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian... 7
1.4. Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Akuntansi Perilaku ... 12
2.2.2. Partisipasi Anggaran ... 15
2.2.2.1. Pengertian Anggaran ... 16
2.2.2.2. Anggaran dan /fungsi Manajemen ... 16
2.2.3. Partisipasi Dalam Menyusun Anggaran ... 18
2.2.3.1. Partisipasi dan Senjangan Anggaran ... 20
2.2.3.3. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap
Senjangan Anggaran ... 22
2.2.4. Komitmen Organisasi ... 22
2.2.4.1. Pengertian Komitmen Organisasi... 23
2.2.4.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ... 25
2.2.4.3. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Senjangan Anggaran ... 27
2.2.5. Pengaruh Partisipasi Penyusun dan Komitmen Organisasi Terhadap Senjangan Anggaran ... 27
2.3. Kerangka Pikir ... ... 29
2.4. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.1.1. Definisi Operasional ... 31
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 32
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.3.1. Jenis Data ... 34
3.3.2. Sumber Data ... 34
3.4.Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 35
3.4.1. Uji Validitas ... 35
3.4.3. Uji Normalitas ... 36
3.4.4. Tekhnik Analisis ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PE MBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 41
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48
4.3. Pengujian Kualitas Data ... 50
4.4. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 53
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56l BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 60
5.2. Saran ... 60
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Model Sebab Pokok Terjadinya Komitmen dan Hasil-hasil
Komitmen Organisasi... 26
Gambar 2. Kerangka Pikir Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran ... 29
Gambar 3. Kerangka Pikir Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin……… 48
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasar Usia……… 49
Tabel 4.3. Validitas pertanyaan Dari Variabel X1…..……… 50
Tabel 4.4. Validitas Pertanyaan Dari Variabel X2……….. 51
Tabel 4.5. Validitas Pertanyaan Dari Variabel Y……… 51
Table 4.6. Reabilitas Data Masing-masing Variabel………... 52
Tabel 4.7. Normalitas Data Masing-masing Variabel………...…….. 53
Tabel 4.8. Koefesien Regresi Partisipasi Anggaran (X1) Terhadap Senjangan Anggaran (Y) ……… 54
Tabel 4.9. Koefesien Regresi Partisipasi Anggaran (X1) terhadap Komitmen Organisasi (X2) .………. 55
Tabel 4.10. Koefesien Regresi Senjangan Anggaran (Y) terhadap nilai mutlak residual ………... 56
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP
SENJ ANGAN ANGGARAN DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING
PADA PT. CITRA YASINDO SETIA
Oleh : Lely Tr i Anggra ini 0613015007/FE/EA
ABSTRAK
Mengingat pentingnya anggaran perusahaan sebagai alat untuk menentukan kebijakan dan keputusan manajer, maka perlu dilakukan penelitian tentang seberapa besar komitmen, penyelarasan dan partisipasi unit kerja perusahaan dalam penyusunan anggaran terhadap kesenjangan anggaran. Atas dasar latar belakang permasalahan tersebut diatas timbul ketertarikan untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Citra Yasindo Setia”.
Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Departemen dan Kepala Bagian yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor PT. Citra Yasindo Setia Surabaya, yang berjumlah 44 orang dengan sampel sebanyak 40 responden. Penelitian ini berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik analisis regresi linier sederhana.
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran, Komitmen Organisasi yang merupakan variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan Senjangan Anggaran maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap senjangan anggaran. Komitmen organisasi bukan merupakan variabel moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran.
THE EFFECT OF BUDGET PARTICIPATION ON
BUDGETARY SLACK WITH ORGANIZATIONAL
COMMITMENT AS A MODERATING VARIABLE
AT PT. CITRA YASINDO SETIA
By :
Lely Tr i Anggra ini 0613015007/FE/EA
ABSTRACT
Given the importance of the company's budget as a tool for determining the policies and decisions of managers, it is necessary to do research on how much of a commitment, alignment and participation units in the company's budget for the Section that contribute and take important role in decision-making in the PT. CITRA YASINDO SETIA at Surabaya, which amounts to 44 people with a sample of 40 respondents. This study is based on a quantitative approach to simple linear regression analysis .
After knowing the problem, researching and discussing the results of research on the effects of budgetary participation on budgetary slack, Organizational Commitment which is a moderating variable in the relationship between budgetary participation with a budget slack, the conclusions is: budgetary participation has a significant effect on budgetary slack. Organizational commitment is not a moderating variable in the relationship between budgetary participation with the budget slack.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan bisnis dalam dunia usaha yang semakin meningkat
dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada
semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan. Apalagi perkembangan
bisnis di Indonesia sedang mengalami masa yang sulit. Krisis moneter yang
mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat belum juga berakhir.
Para pengusaha harus lebih pandai dalam mencari peluang pasar. Perusahaan
yang beroperasi secara tidak efektif dan efisien tidak mungkin dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan disini sebagai suatu
organisasi bisnis merupakan lembaga yang menyediakan barang dan jasa
maka perusahaan mempunyai tujuan utama untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya guna mempertahankan hidupnya.
Untuk memudahkan pencapaian tujuan tersebut suatu perusahaan
membutuhkan adanya suatu perangkat yang kuat dalam menjalankan
usahanya, antara lain : memiliki permodalan yang kuat, peluang pasar yang
potensial, dan tenaga manajemen yang profesional dalam mengelola
perusahaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan dengan cepat dan
tepat dalam hubungannya dengan perencanaan dan pengendalian
(pengawasan). Selain itu perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk
2
menyeleksi serta mengimplementasikannya secara tepat. Manajemen disini
berkewajiban untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan
mengendalikan organisasi sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
PT. Citra Yasindo Setia merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang kontraktor. PT. Citra Yasindo Setia dituntut untuk berusaha memacu
dirinya dan memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin
melalui percepatan keberhasilan pembangunan sarana perindustrian dan
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan yang lainnya. Untuk itu diharapkan PT. Citra Yasindo Setia
dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang berubah
secara cepat memiliki ketidakpastian yang relatif tinggi, manajemen harus
memiliki alat yang dapat membantu perencanaan, koordinasi dan penilaian
kinerja yaitu anggaran..
Partisipasi bawahan lazim dilakukan dalam penyusunan anggaran.
Diharapkan, dari partisipasi kinerja bawahan akan meningkat karena konflik
potensial antara tujuan individu dengan tujuan organisasi dapat dikurangi.
Dari partisipasi atasan akan memperolah informasi mengenai lingkungan
yang sedang dan yang akan dihadapi serta mencari solusinya. Partisipasi
juga meningkatkan kebersamaan, menumbuhkan rasa memiliki, inisiatif
untuk menyumbang ide, dan keputusan yang dihasilkan dapat diterima.
Partisipasi adalah cara efektif untuk menyelaraskan tujuan pusat
3
Bawahan yang berpartisipasi akan terdorong untuk membantu atasan
dengan memberikan informasi yang dimilikinya sehingga anggaran yang
disusun lebih akurat. Menurutnya, bawahan yang mempunyai informasi
khusus tentang kondisi lokal, akan melaporkan informasi tersebut keatasan.
Penjelasan konsep senjangan anggaran dapat dimulai dari
pendekatan agency theory. Praktik senjangan anggaran dalam perspektif
agency theory dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan antara agen
(manajemen) dengan principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha
untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya.
Agency theory menjelaskan fenomena yang terjadi apabila atasan
mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk melakukan suatu
tugas atau otoritas untuk membuat keputusan (Anthony dan Govindarajan
1998). Jika bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran mempunyai informasi khusus tentang kondisi lokal, akan
memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya untuk
membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan tidak
sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Hal
ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian
rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran.
Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah
dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran
4
Sebaliknya, teoritisi akuntansi keperilakuan umumnya berpendapat
bahwa partisipasi anggaran akan memotivasi para manajer untuk
mengungkapkan informasi pribadi mereka ke dalam anggaran. Argumen ini
didasarkan pada premis yang menyatakan bahwa partisipasi memungkinkan
dilakukannya komunikasi positif antara atasan dan bawahan sehingga dapat
mengurangi tekanan untuk menciptakan senjangan anggaran.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan
senjangan anggaran tergantung pada sejauh mana individu lebih
mementingkan diri sendiri atau bekerja demi kepentingan organisasinya. Ini
merupakan aktualisasi dari tingkat komitmen yang dimilikinya. Komitmen
menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran
(goal) yang ingin dicapai oleh organisasi. Bagi individu berkomitmen tinggi,
pencapaian tujuan organisasi merupakan hal penting yang harus dicapai,
serta berpandangan positif dan berbuat yang terbaik untuk kepentingan
organisasi.
Individu berkomitmen tinggi akan menghindari senjangan anggaran.
Bawahan berkomitmen tinggi akan menggunakan informasinya agar
anggaran menjadi lebih akurat. Sebaliknya, individu berkomitmen rendah
cenderung tidak memberikan informasi yang mereka miliki kepada atasan
karena bawahan tidak bersungguh-sungguh memenuhi tujuan organisasi.
Partisipasi anggaran adalah kesempatan untuk melakukan senjangan demi
tujuan pribadinya. Komitmen rendah menggambarkan ketidakloyalan
5
Tabel 1.1. Data Anggaran Laba PT. Citra Yasindo Setia
THN TARGET REALISASI SELISIH KET.
2008 1.401.922.000 1.244.713.000 157.209.000 Defisit 2009 2.047.876.000 975.274.000 1.072.602.000 Defisit 2010 4.498.462.000 1.035.971.000 3.462.491.000 Defisit 2011 2.095.100.000 2.008.695.000 286.405.000 Defisit Sumber : PT. Citra Yasindo Setia
Dari data diatas maka dapatlah menjadi gambaran senjangan
anggaran pada PT. Citra Yasindo Setia yang diindikasikan karena
penyusunan anggaran kurang melibatkan bawahan dan rendahnya komitmen
anggaran. Karena bawahan jarang dilibatkan berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran sehingga bawahan kurang optimal menerapkan
komitmen pada organisasi.
Latar belakang dipilihnya variabel komitmen organisasi di dalam
penelitian ini adalah karena komitmen organisasi menunjukkan
keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal)
yang ingin dicapai oleh organisasi. Komitmen organisasi yang kuat di
dalam individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai
tujuan organisasi sesuai dengan tujuan kepentingan yang sudah
direncanakan sehingga memungkinkan terjadinya senjangan anggaran
dapat dihindari (Angle dan Perry, 1981; Porter et al., 1974). Bawahan
yang memiliki tingkat komitmen organisasi tinggi akan memiliki
pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi
6
dengan komitmen rendah akan mementingkan dirinya atau
kelompoknya. Dia tidak memiliki keinginan untuk menjadikan organisasi
ke arah yang lebih baik, sehingga memungkinkan terjadinya senjangan
anggaran apabila dia terlibat dalam penyusunan anggaran.
Berkaitan dengan penelitian mengenai komitmen organisasi, Nouri
dan Parker berpendapat bahwa naik atau turunnya senjangan anggaran
tergantung pada apakah individu memilih untuk mengejar kepentingan diri
sendiri atau justru bekerja untuk kepentingan organisasi. Menurut mereka,
komitmen yang tinggi menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi
dan berusaha menjadikan orgainsasi ke arah yang lebih baik dan partisipasi
anggaran membuka peluang bagi bawahan untuk menciptakan senjangan
anggaran untuk kepentingan mereka jika komitmen karyawan terhadap
organisasi berada pada tingkat yang rendah.
Mengingat pentingnya anggaran perusahaan sebagai alat untuk
menentukan kebijakan dan keputusan manajer, maka perlu dilakukan
penelitian tentang seberapa besar komitmen, penyelarasan dan partisipasi
unit kerja perusahaan dalam penyusunan anggaran terhadap kesenjangan
anggaran.
Atas dasar latar belakang permasalahan tersebut diatas timbul
ketertarikan untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh
Partisipasi Anggaran Ter hadap Senjangan Anggaran Dengan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Citr a
7
1.2. Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap senjangan anggaran ?
2. Apakah komitmen organisasi merupakan variabel moderating dalam
hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran.
2. Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi yang merupakan variabel
moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan
senjangan anggaran.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan akan membantu manajemen
perusahaan untuk mengevaluasi dan menggunakan hasil penelitian untuk
meningkatkan efektifitas anggaran perusahaan, terutama dalam efektifitas
8
b. Bagi Akademis
Dapat dipergunakan sebagai referensi, tambahan khasanah
kepustakaan dan bahan masukan bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian yang sama dimasa yang akan datang untuk dapat memahami
9
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Belianus Patria Latuheru (2005)
Dengan judul : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris pada Kawasan Industri Maluku)
Permasalahan : untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi sebagai
variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran. Hipotesis : diduga komitmen organisasi sebagai
variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran Kesimpulan : Penelitian ini membuktikan bahwa
interaksai antara variabel komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran
akan menurunkan kecenderungan manajer dalam menciptakan senjangan
anggaran. Hal ini mungkin disebabkan karena manajer yang memiliki
komitmen organisasi yang tinggi memiliki dorongan dari dalam dirinya
untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi.
2. Firdaus Abdul Rahman (2003)
Dengan judul : Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Keterlibatan Kerja
Terhadap Senjangan Anggaran Dengan Komitmen Organisasi Sebagai
10
Permasalahan : untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi
sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Hipotesis : diduga komitmen organisasi berpengaruh sebagai variabel
moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan
senjangan anggaran
Kesimpulan : Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, penelitian ini
menemukan adanya pengaruh yang signifikan pada interaksi antara
komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran terhadap senjangan
anggaran. Pengujian hipotesis kedua menemukan adanya pengaruh yang
signifikan pada interaksi antara komitmen organisasi dengan keterlibatan
kerja terhadap senjangan anggaran
3. Arfan Ikhsan (2009)
Dengan Judul : Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran Dengan Menggunakan Lima Variabel Pemoderasi
Permasalahan : untuk mengetahui Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Senjangan Anggaran
Hipotesis : diduga Partisipasi Anggaran berpengaruh Terhadap
Senjangan Anggaran
Kesimpulan : berdasarkan output yang dihasilkan menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap senjangan anggaran.
11
tingkat signifikansi sebesar 0,007. Apabila dibandingkan dengan tingkat
signifikansi sebesar 5%, maka derajat signifikansi yang dihasilkan dari
nilai jauh lebih kecil dibandingkan dengan derajat signifikansi yang telah
ditentukan sebesar 5%.
4. Andi Kartika (2010)
Dengan Judul : Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Ketidakpastian
Lingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan
Senjangan Anggaran
Permasalahan : untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Hipotesis : diduga komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan
mempunyai hubungan antara partisipasi dan senjangan anggaran.
Kesimpulan : Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tinggi partisipasi
anggaran dikaitkan dengan anggaran yang lebih tinggi senjangan di
bawah kondisi ketidakpastian lingkungan yang rendah. dalam kondisi
ketidakpastian lingkungan yang tinggi, tingkat tinggi partisipasi
anggaran dikaitkan dengan anggaran rendah senjangan. Studi ini juga
menemukan bahwa ada hubungan positif antara partisipasi anggaran dan
12
5. Tangkau (2010)
Dengan judul : Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Partisipasi
Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Senjangan Anggaran
Permasalahan : untuk mengetahui pengaruh Komitmen Organisasi Dan
Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dan Senjangan
Anggaran
Hipotesis : diduga Komitmen Organisasi Dan Partisipasi Anggaran
berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial dan Senjangan Anggaran
Kesimpulan : Hasil analisis mempunyai hubungan komitmen organisasi
menunjukkan hasil yang tidak mendukung hipotesis karena tidak
berpengaruh signifikan jika berinteraksi dengan partisipasi anggaran dalam
mempengaruhi senjangan anggaran. Dengan kata lain komitmen hanya ada
di wilayah kerjanya saja dan tidak tertarik untuk membantu sesuatu yang
berrada di luar tanggung jawabnya.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi Perilaku ( Behavioral Accounting )
Akuntansi perilaku merupakan gabungan antara akuntansi dan ilmu
sosial yang berkaitan dengan bagaimana perilaku manusia dapat
mempengaruhi data akuntansi dan keputusan usaha. Selama ini para
akuntan umumnya menitikberatkan perhatiannya pada pengukuran
pendapatan dan biaya serta mempelajari prestasi perusahaan dimasa lalu
13
mengabaikan bahwa prestasi kerja masa lalu merupakan faktor yang
sangat mendukung pada perilaku dimasa yang akan datang. Para akuntan
menyadari kenyataan bahwa pengendalian organisasi yang efektif harus
dimulai dari motivasi dan pengendalian perilaku, tujuan dan aspirasi
individu yang terlibat dalam organisasi. Tanpa ada hal tersebut, maka akan
sulit bagi perusahaan untuk meningkatkan prestasi dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu perlu diperhatikan dampak perilaku yang timbul
dan informasi yang disediakan oleh para akuntan tersebut.
Definisi Behavioral Accounting menurut Siegel dan Marconi
bahwa akuntansi perilaku merupakan cabang atau bagian dari akuntansi
yang menitikberatkan pada hubungan antara perilaku manusia dengan
sistem akuntansi manajemen. Jadi akuntansi perilaku mempunyai lingkup
yang luas yang memperhatikan perilaku manusia dan hubungannya dengan
rancangan bentuk dan kegunaan sistem informasi akuntansi.
Siegel dan Maconi (1989:4) menyebutkan bahwa secara umum
ruang lingkup behavioral accounting dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1. The effect of human behavioral on the design, construction and use of
the accounting system. This area of behavioral accounting is
concerned with how the attitudes of management effect the nature of
accounting controls and the functioning of the organization.
2. The effect of the accounting system on the human behavior. This area
of behavioral accounting is concerned with how the accounting system
14
3. Methods to predict and strategies to change human behavior. This
third area of behavioral accounting system can be used to influence
behavior.
Maksud dari penjelasan di atas adalah :
1. Hasil perilaku seseorang berupa desain, kontruksi dan penggunaan
sistem akuntansi. Luasnya akuntansi perilaku ini mengenai bagaimana
sikap dan filosofi dari pengaruh manajemen yang hampir sama dengan
akuntansi pengendalian dan fungsi dari organisasi.
2. Pengaruh dari sistem akuntansi pada perilaku seseorang. Luasnya
akuntansi perilaku ini mengenai bagaimana pengaruh motivasi,
produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan
kerjasamanya.
3. Metode untuk meramal atau memprediksi dan strategi untuk merubah
perilaku seseorang. Luasnya akuntansi perilaku ini mengenai
bagaimana sistem akuntansi dapat mempengaruhi perilaku.
Tujuan dari behavioral accounting menurut Siegel dan Marconi
(1989:6) adalah “The goal of behavioral accounting is to measure and
evaluate relevan behavioral factors and communivate the result to
internal and external decision makers”.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
tujuan behavioral accounting adalah usaha melakukan pengukuran dan
15
kegiatan perusahaan dan untuk pengambilan keputusan baik yang bersifat
eksternal maupun internal.
2.2.2. Partisipasi anggaran
Untuk mengetahui pengertian dari anggaran maka dibawah ini
akan dikemukakan beberapa pendapat antara lain menurut Adisaputro dan
Asri (1992:6), anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan
sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Dari definisi di atas tersebut dapat diambil intinya yakni:
1. Anggaran harus bersifat formal artinya bahwa anggaran disusun
dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya bahwa anggaran
disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab
untuk mengambil keputusan hasil pengembalian keputusan yang
berdasar beberapa asumsi tertentu.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan
16
2.2.2.1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan kata benda yakni hasil yang diperoleh setelah
menyelesaikan tugas perencanaan. Sedang budgeting menunjukkan suatu
proses sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya
penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu
pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri.
Implementasi dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana itu.
Demikianlah perbedaan kata anggaran dan penganggaran.
Menurut Adisaputro dan Asri (1992:7), hal yang harus diperhatikan
dalam penyusunan yakni bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes
dan kontinyu Realistis artinya tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak
terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang
mungkin berubah. Sedangkan kontinyu, artinya membutuhkan perhatian
secara terus-menerus, dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil.
Selain itu perlu pula diperhatikan bahwa perusahaan menyusun anggaran
karena perusahaan yakin bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan sistem manajemen ilmiah, mempunyai kemampuan untuk
memberikan motivasi kepada anggota-anggotanya, dan mempunyai
kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi.
2.2.2.2. Anggaran dan Fungsi Manajemen
Menurut Adisaputro dan Asri (1992:8), Peranan Bussiness
17
(berproduksi), komersil (jual, beli, pertukaran), finansial (mencari dan
menggunakan modal), keamanan (perlindungan terhadap orang dan
barang), accounting (catatan administrasi dan keuangan) dan manajerial
(planning,command, cordination, control).
Hal diatas pada hubungan manajemen dengan manusia
sehingga dasar pokok dari manajemen adalah unsur manusianya, bukan
tanah atau bahan mentah. Kemudian Adisaputro dan Asri (1992:8)
membagi peranan bussiness manajer yang bersifat manajerial menjadi
fungsi planning, organizing, staffing, directing, dan control.
1. Planning:
Bahwa perusahaan hendaknya selalu mencari sumber potensialyang
menghasilkan keuntungan dan merencanakan cara bagaimana
merealisirnya.
2. Organizing:
Bahwa manajer harus menyusun struktur organisasi yang tepat,
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dan menunjukkan
orang-orang yang tepat untuk mengisi masing-masing jabatan dengan
mengadakan pembagian kerja.
3. Staffing:
Bahwa manajer hendaknya dapat memperlihatkan kepemimpinan
yang mantap dan dinamis secara tegas dan terbuka.
4. Directing:
Bahwa manajer hendaknya dapat memperlihatkan kepemimpinan
yang mantap dan dinamis secara tegas dan terbuka.
18
Manajer harus selalu mengadakan pengawasan yang bersifat dinamis
dan selalu mengusahakan adanya feedback dari bawahan.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer, pada
dasarnya merupakan suatu proses (disebut sebagai decision making
proses).
2.2.3. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran
Adapun partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan
bersama-sama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa
depan bagi pembuat keputusan. Partisipasi anggaran berarti keikutsertaan
manajer operasi dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran
mengenai rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang, yang akan ditempuh
oleh manajer dalam pencapaian sasaran.
Partisipasi merupakan teknik manajemen yang efektif karena dengan
adanya partisipasi, para manajer dapat menerima dan melaksanakan secara
penuh tanggung jawab atas anggaran yang telah disusun, sehingga pada
akhirnya dapat mempengaruhi prestasi kerjanya (Mulyadi, 1993 : 513).
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses
organisasional dimana para individu terlibat dan mempunyai pengaruh
dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung
terhadap para individu tersebut. Dalam konteks yang lebih spesifik,
partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana para
19
penyusunan target anggaran (Brownell dalam Yuwono, 1999 : 36). Seperti
yang dikemukakan Milani (Yuwono, 1999 : 38), bahwa tingkat keterlibatan
dan pengaruh bawahan dalam proses penyusunan anggaran merupakan
faktor utama yang membedakan anggaran partisipatif dan anggaran non
partisipatif. Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan
anggaran partisipatif dibandingkan dengan anggaran non partisipatif.
Partisipasi yang sukses membawa keuntungan sebagai berikut :
a. Suatu pengaruh yang sehat pada kepentingan inisiatif, moral dan
akusiasme.
b. Akan menghasilkan rencana yang lebih baik, karena adanya kombinasi
pengetahuan dari beberapa individu.
c. Seluruh tingkat manajemen lebih menyadari bagaimana fungsi
khususnya, sesuai dengan keseluruhan gambar operasional.
d. Dapat meningkatkan kerjasama antar departemen.
e. Para karyawan baru dapat menyadari situasi di masa mendatang yang
respek pada sasaran dan pertimbangan lainnya.
Siegel dan Marconi (1989 : 133) menyatakan bahwa dengan
partisipasi karyawan akan dilibatkan egonya dan tidak sekedar terlibat dalam
tugas yang mereka kerjakan. Hal ini tentunya akan meningkatkan moral dan
menimbulkan inisiatif yang besar diseluruh level manajemen. Dengan ikut
serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, para manajer juga akan
lebih memahami masalah-masalah yang mungkin timbul pada saat
20
2.2.3.1. Partisipasi Anggaran dan Senjangan Anggar an
Partisipasi angggaran memberikan kesempatan bagi manajer
untuk ikut menyusun anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari
anggaran dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian
membantu mengembangangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan
tersebut. Dalam partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada
pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.
Partisipasi angggaran memberikan rasa tanggung jawab kepada
para manajer dan bawahan yang mendorong timbulnya kreativitas.
Karena para manajer bawahan yang menciptakan anggaran, maka besar
kemungkinan tujuan anggaran merupakan tujuan pribadi manajer
tersebut, yang menyebabkan semakin tingginya tingkat keselarasan
tujuan. Pendukung partisipasi angggaran menyatakan bahwa
meningkatnya rasa tanggung jawab serta tantangan merupakan proses
pemenuhan insentif non moneter, yang pada akhirnya menjadikan
tingkat kinerja semakin tinggi. Mereka menyatakan bahwa individu
bahwa inidyang terlibat dalam penetapan standar meeka sendiri akan
bekerja lebih keras untuk mencapai standar tersebut. Selain memberikan
keuntungan pada keseluruhan proses perencanaan karena keterlibatan
individu yang memiliki pengetahuan tentang kondisi lokal. (Hansen,
21
2.2.3.2. Senjangan Anggaran
Di dalam partisipasi anggaran, terdapat tiga masalah yang
bersifat potensial, yang salah satunya adalah senjangan anggaran atau
yang seringkali disebut mengamankan anggaran atau padding the
budget.
Senjangan anggaran atau padding the budget timbul bila
manajer sengaja menetapkan terlalu rendah pendapatan atau menetapkan
terlalu besar biaya. Setiap tindakan tersebut menyebabkan tingginya
kemungkinan manajer memenuhi anggaran yang dibuat, dan
menurunkan resiko yang dihadapinya. Pembuatan anggaran seperti ini
juga menyebabkan sumber daya yang tidak perlu menjadi terikat,
padahal dapat dimanfaatkan secara produktif ditempat lain.
Senjangan pada anggaran dapat dihilangkan bila manajemen
puncak menentukan anggaran beban yang lebih rendah, namun manfaat
yang diperoleh dari metode partisipasi jauh melebih biaya yang
berkaitan dengan padding the budget. Walaupun demikian, manajemen
puncak harus memeriksa kembali anggaran yang diusulkan bawahannya
secara seksama serta memberikan masukan bila dibutuhkan, agar
timbulnya slack dalam anggaran dapat diminimalkan (Hansen, Mowen,
22
2.2.3.3. Pengaruh Partisipasi Anggaran Ter hadap Senjangan Anggaran
Proses penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, mulai
dari manajemen tingkat atas (top level management) sampai manajemen
tingkat bawah (lower level management). Anggaran mempunyai dampak
langsung terhadap perilaku manusia (Siegel, 1989 : 38), terutama bagi
orang yang langsung terlibat dalam penyusunan anggaran.
Para peneliti akuntansi menemukan bahwa tingkat senjangan
anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk besarnya peran
atau partisipasi bawahan didalam penyusunan anggaran. Hasil
penelitian-penelitian sebelumnya yang mengkaji hubungan antara
partisipasi bawahan dengan senjangan anggaran menunjukkan hasil yang
tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan Camman (1976), Dunk
(1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) dalam (Yuwono, 1999 : 36)
menunjukkan bahwa partisipasi anggaran mengurangi jumlah senjangan
anggaran. Sedangkan Lowe dan Shaw (1968), Lukka (1988) dan Young
(1985) dalam (Yuwono, 1999 : 36) menunjukkan hasil yang berlawanan
Penelitian mereka menunjukkan partisipasi anggaran dan senjangan
mempunyai hubungan yang positif.
2.2.4. Komitmen Or ganisasi
Di dalam dunia kerja, akan sering kita jumpai orang yang
merasa sangat dekat dan mencintai pekerjaannya tetapi merasa tidak
23
banyak pula kenyataan bahwa seseorang yang merasa tidak cocok
terhadap pekerjaannya tetapi sangat loyal dan memiliki dedikasi yang
tinggi terhadap perusahaan atau organisasinya. Sikap-sikap seperti itu
berhubungan dengan komitmen organisasi yaitu sejauh mana seseorang
mengidentifikasikan dirinya dan melibatkan diri dengan organisasi serta
anggaran untuk meninggalkannya. Dengan demikian penting untuk
menciptakan komitmen karyawan pada organisasi karena merekalah
yang menentukan sebagian besar dari keberhasilan organisasi.
2.2.4.1. Pengertian Komitmen Or ganisasi
Komitmen didefinisikan oleh Dipboye dan Smith (dalam
Yuwono, 1999 : 37) sebagai indentifikasi dan keterlibatan karyawan
terhadap organisasi, yang akan ditunjukkan oleh karyawan dengan
sikapnya terhadap organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi maka
makin dekat identifikasi diri karyawan dengan organisasi tersebut.
Ada tiga dimensi dalam komitmen organisasi yaitu :
1. Affektive Commitment
Affektive commitment adalah kekuatan keinginan seseorang untuk
melanjutkan pekerjaannya pada organisasi (karena karyawan setuju
24
2. Continues Commitment
Continues commitment adalah komitmen yang berdasarkan asosiasi
antara harga seseorang yang diasosiasikan dengan adanya keluarnya
orang tersebut dengan organsisasi. Komitmen ini menyangkut usia,
masa jabatan atau kedudukan dapat diindikasikan dengan non
transferable investment seperti tertutupnya hubungan kerja dengan
rekan kerja, investasi pensiunan, investasi karir dan ketrampilan
khusus terhadap organisasi. Usia dapat berhubungan negatif dengan
alternatif kesempatan pekerjaan yang tersedia. Kepuasan karir
diharapkan memberikan pengukuran langsung terhadap investasi
yang berhubungan dengan karir. Niat atau maksud untuk keluar dari
organisasi diharapkan berhubungan negatif dengan continuance
commitment, karena pegawai yang bermaksud meninggalkan
organisasi adalah kurang komitmen.
3. Normative Commitment
Normative commitment menunjukkan perasaan karyawan akan
kewajiban untuk tetap bekerja pada organisasi. Komitmen organisasi
dapat dipandang sebagai afeksi tentang keterdekatan dan keterlibatan
seseorang terhadap organisasi, baik ditinjau dari komitmen pada
tujuan, keinginan tetap menjadi anggota organisasi dan pergerakan
usaha demi organisasi. Sudut pandang komitmen yang lain adalah
komitmen berdasarkan sejauh mana waktu yang telah digunakan
25
tetap bekerja pada organisasi. Pada umumnya pembahasan tentang
komitmen organisasi adalah dalam dimensi afeksi.
Komitmen organisasi didefinisikan sebagai keinginan yang kuat
untuk mempertahankan diri sebagai anggota dari organisasi,
kemauan untuk mengarahkan tenaganya demi organisasi, dan
penerimaan nilai dan tujuan dari organisasi. Pengertian lain adalah
kesetiaan seseorang terhadap organisasi tersebut.
2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengar uhi Komitmen Or ganisasi
Menurut Steers dan Porter (1987 : 443-444) terdapat empat
faktor yang mempengaruhi komitmen pada organisasi yaitu karakteristik
pribadi, karakteristik pekerjaan, karakteristik struktural dan pengalaman
kerja.
1. Karakteristik Pribadi
Komitmen individu pada organisasi akan dipengaruhi oleh
keberadaan pribadi dan individu itu sendiri seperti usia, latar
belakang pendidikan., pengalaman kerja dan sikap serta motivasi.
2. Karakteristik Pekerjaan
Faktor pekerjaan meliputi jenis pekerjaan, identifikasi tugas, feed
back, dan taraf kesulitan pekerjaan. Selain itu juga berkaitan dengan
pekerjaan seperti kesempatan untuk berinteraksi dengan
26
3. Karakteristik Struktural
Karakteristik ini berhubungan dengan desain organisasi seperti
formalisasi, ketergantungan fungsional, desentralisasi, partisipasi dan
kontrol.
4. Pengalaman Kerja
Komitmen pada organisasi juga akan dipengaruhi oleh pengalaman
individu, dan hal ini menyangkut kualitas maupun kuantitasnya.
Hubungan antara sebab-sebab pokok terjadinya komitmen dan
hasil dari komitmen digambarkan dengan skema berikut :
Gambar 1 : Skema Model Sebab Pokok Ter jadinya Komitmen dan Hasil-Hasil Komitmen Or ganisasi
Sumber : (Steers, 1985 : 144)
Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lain dan perlakuan
(treatment) terhadap karyawan yang baru masuk pada organisasi sebagai
faktor yang berpengaruh terhadp komitmen pada organisasi.
27
2.2.4.3. Pengaruh Komitmen Or ganisasi Ter hadap Senjangan Anggaran
(Nouri dan Parker 1996 dalam Yuwono, 1999 : 38) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa didalam komitmen organisasi
seseorang, mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan
senjangan anggaran. Untuk bawahan, dalam penyusunan anggaran
dengan komitmen organisasi tinggi, akan menggunakan informasi yang
mereka dapatkan untuk membuat anggaran yang relatif tepat dan
mengurangi senjangan anggaran untuk kepentingan organisasi. Bawahan
dengan komitmen organisasi rendah cenderung untuk tidak memberikan
informasi khusus yang mereka miliki kepada perusahaan, sehingga
senjangan anggaran akan meningkat.
2.2.5. Pengar uh Par tisipasi Penyusunan Anggar an dan Komitmen Or ganisasi
Ter hadap Senjangan Anggar an
Didalam komitmen organisasi seseorang, mempengaruhi
keinginan mereka untuk menciptakan senjangan anggaran. Untuk
bawahan, dalam penyusunan anggaran dengan komitmen organisasi
tinggi, akan menggunakan informasi yang mereka dapatkan untuk
membuat anggaran yang relatif tepat dan mengurangi senjangan
anggaran untuk kepentingan organisasi. Bawahan dengan komitmen
organisasi rendah cenderung untuk tidak memberikan informasi khusus
yang mereka miliki kepada perusahaan, sehingga senjangan anggaran
28
Peningkatan atau penurunan senjangan anggaran tergantung
pada sejauh mana individu lebih mementingkan diri sendiri atau bekerja
demi kepentingan organisasinya yang merupakan aktualisasi dari tingkat
komitmen yang dimilikinya. Komitmen menunjukkan keyakinan dan
dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai
oleh organisasi (Mowday et al. 1979). Komitmen organisasi bisa tumbuh
disebabkan karena individu memiliki ikatan emosional terhadap
organisasi yang meliputi dukungan moral dan menerima nilai yang ada
serta tekad dari dalam diri untuk mengabdi kepada organisasi (Porter et
al. 1974). Wiener (1982) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan kepentingannya
sendiri. Dalam pandangan ini, individu yang memiliki komitmen tinggi
akan lebih mengutamakan kepentingan organisasinya daripada
kepentingan pribadi atau kelompoknya (Pinder 1984). Komitmen akan
membuat organisasi lebih produktif dan profitable (Luthans 1998).
Bagi individu dengan komitmen organisasi tinggi, pencapaian tujuan
organisasi merupakan hal penting. Sebaliknya, bagi individu atau
karyawan dengan komitmen organisasi rendah akan mempunyai
perhatian yang rendah pada pencapaian tujuan organisasi, dan cenderung
berusaha memenuhi kepentingan pribadi. Komitmen organisasi yang
29
mencapai tujuan organisasi sesuai dengan tujuan dan kepentingan
organisasi (Angle dan Perry 1981, Porter et al. 1974) serta akan memiliki
pandangan positif dan lebih berusaha berbuat yang terbaik demi
kepentingan organisasi (Porter et al. 1974). Komitmen yang tinggi
menjadikan individu peduli dengan nasib organisasi dan berusaha
menjadikan organisasi ke arah yang lebih baik, dan kemungkinan
terjadinya senjangan anggaran dapat dihindari.
2.3. Kerangka Pikir
Gambar 2 : Kerangka Pikir Pengaruh Partisipasi Anggar an Ter hadap Senjangan Anggaran
30
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
penelitian terdahulu serta landasan teori yang dipergunakan dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga partisipasi anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap senjangan anggaran.
2. Diduga komitmen organisasi merupakan variabel moderating dalam
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Berdasarkan uraian diatas, variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Partisipasi Anggaran (X1) : sebagai variabel bebas.
b. Komitmen Organisasi (X2) : sebagai variabel moderating.
c. Senjangan Anggaran (Y) : sebagai variabel terikat
a. Partisipasi Anggaran (X1)
Didefinisikan sebagai keikutsertaan manajer operasi dalam
memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian
kegiatan di masa yang akan datang, yang akan ditempuh oleh manajer
dalam pencapaian sasaran (Yuwono, 1999 : 38). Variabel ini diukur
dengan instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975) dengan 6 item
pertanyaan, skala data adalah data berskala interval.
b. Komitmen Or ganisasi (X2)
Didefinisikan sebagai identifikasi dan keterlibatan karyawan
terhadap organisasi yang akan ditunjukkan oleh karyawan dengan sikap
terhadap organisasi. Semakin tinggi komitmen organisasi maka makin
dekat identifikasi diri karyawan dengan organisasi tersebut (Yuwono, 1999
: 39). Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh
Mowday (1979) dengan 9 item pertanyaan, skala data adalah data berskala
32
c. Senjangan Anggar an (Y)
Didefinisikan sebagai suatu anggaran yang mempunyai perkiraan
bias dan dapat mengurangi efektifitas anggaran didalam perencanaan dan
pengendalian dalam organisasi (Yuwono, 1999 : 38). Variabel ini diukur
dengan instrumen yang dikembangkan oleh Onsi (1973) dengan 4 item
pertanyaan, skala data adalah data berskala interval.
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel bebas dan terikat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan skala interval, sedangkan teknik
pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai skala
7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang
diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan
sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara 5-7
33
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki
ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan
kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai
generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002 : 44). Populasi dalam
penelitian ini adalah Kepala Departemen dan Kepala Bagian yang ikut
andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di
kantor PT. Citra Yasindo Setia Surabaya, yang berjumlah 44 orang.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri
dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono,
2002 : 44). Dalam melakukan penarikan sampel, digunakan metode
“Simple Random Sampling” yaitu teknik penarikan sampel dimana setiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai
sampel, dan setiap anggota diberikan nomor, selanjutnya sampel ditarik
secara random dengan mempergunakan undian atau tabel bilangan
random. Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada,
maka dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
34
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran tingkat kesalahan 5%
Maka pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :
n =
diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden, sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh
dari catatan perusahaan. Hasil pengumpulan data yang bersifat langsung dari
sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk
keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel
35
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari
obyek yang diteliti yaitu Kantor PT. Citra Yasindo Setia Surabaya. Adapun
teknik pengumpulan datanya (Nazir, 1988 : 212) dengan menggunakan cara:
1. Dokumentasi
Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari
dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden
dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu
dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis
data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat
memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur
itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur
36
pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh
dari penjumlahan semua skor pertanyaan.
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan signifikan , maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas (Sumarsono, 2002 : 31).
Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002:277) :
• Jika r hasil positif, serta r hasil > 0.30, maka butir atau variabel
tersebut valid.
• Jika r tidak positif, serta r hasil < 0.30, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji
statistik Cronbrach Alpha, yaitu dinyatakan dalam nilai α yang dapat
dikatakan reliabel apabila nilai Cronbrach Alpha > 0,60 (Nunnally dalam
Ghozali, 2001 : 133).
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
37
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk,
dengan mempergunakan program SPSS 10.0 (Sumarsono, 2002 : 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
3.4.4. Teknik Analisis
Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun dengan uji
nilai selisih mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi
multikoliniearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan
menyalahi asumsi klasik dalam regresi Ordanary Least Square (OLS).
Untuk mengatasi terjadinya multikolinearitas ini, maka dikembangkan
metode lain yaitu uji residual. Uji residual ini dilakukan terhadap variabel
komitmen organisasi sebagai variabel moderating. Tujuan uji residual yaitu
untuk memverifikasi apakah variabel komitmen organisasi secara signifikan
berfungsi sebagai variabel moderating atau tidak (Ghozali, 2001 : 101).
Tahap pertama, untuk melihat besar kecilnya pengaruh antara
variabel Partisipasi Anggaran (X1) terhadap variabel Senjangan anggaran
38
2004 : 64).Persamaan regresi linier sederhana dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Y = a + b1 X1 + e
Dimana :
Y = Senjangan anggaran
a = Konstanta
X1 = Partisipasi Anggaran
b1 = Koefisien regresi
e = Standart error
Tahap Kedua, meregresikan antara Partisipasi Anggaran (X1)
terhadap komitmen organisasi (X2) untuk memperoleh nilai residual antara
kedua variabel tersebut . Caranya adalah dengan menggunakan persamaan :
X2 = a + b2 X1 + e
Tahap Ketiga, Setelah memperoleh nilai residual dari persamaan
diatas, maka dilakukan uji residual dengan meregresikan Senjangan
Anggaran (Y) terhadap nilai mutlak residual, dengan persamaan :
Y b a
39
Apabila nilai koefisien regresi b2 negatif dan signifikan maka dapat
dikatakan komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel moderating
(Ghozali, 2001 : 102).
Keterangan :
Y : Senjangan anggaran
bo : Konstanta
X1 : Partisipasi Anggaran
X2 : Komitmen Organisasi
b2 : Koefisien regresi
e : Variabel tak terkontrol
e : Kesalahan baku yang distandarkan
3.4.2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara
parsial (uji t). Langkah-langkah pengujian yang dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif I. Hipotesis Pertama
Ho: bi = 0 (tidak terdapat pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
Senjangan Anggaran)
Hi : bi ≠ 0 (terdapat pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap
40
II. Hipotesis Kedua
Ho: b2 = 0 (terdapat pengaruh komitmen organisasi yang
merupakan variabel moderating dalam hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran)
Hi : b2 ≠ 0 (tidak terdapat pengaruh komitmen organisasi yang
merupakan variabel moderating dalam hubungan antara
partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran)
b. Menentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian memiliki tingkat
kesalahan sebesar 5%. Derajat bebas yang dipergunakan dalam
penelitian adalah (n-k-1), dimana n = jumlah pengamatan dan k =
jumlah variabel bebas.
c. Menentukan nilai t hitung :
t hitung =
( )
β β
i
Se i (Anonim, 2003 : L-21)
dimana : βi : koefisien regresi
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian
PT. CITRA YASINDO SETIA Adalah sebuah perusahaan
kontraktor yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan sipil khususnya
pekerjaan pendirian Tower BTS yang berdiri sejak tahun 2000 sampai dengan
sekarang. Yang beralamatkan di Ruko Delta Permai Blok B No. 14 A Jl.
Raya Panjang Jiwo Permai 1B No. 23-24 Surabaya.
PT. Citra Yasindo Setia didirikan oleh Bp. Ir.Wahyu Widodo dan
Bp.Ir.Yohanes Susanto sejak tahun 2000, di mulai dari hal yang kecil dengan
visi dan misi yang jelas serta komitmen yang tinggi menjadikan tumbuh
menjadi besar.
Dengan didukung Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 PT.Citra Yasindo
Setia mampu bersaing didunia bisnis konstruksi Indonesia, dengan
mengutamakan kualitas dan kepuasan pelanggan.
PT. Citra Yasindo Setia menjadi rekanan perusahaan nasional
maupun multi nasional dalam pengerjaan proyek BTS, antara lain:
1. PT. Siemen Indonesia.
2. PT. Excelcomindo
3. PT. INTI
4. Mobile-8 Telecom
42
6. Telkomsel
7. Satelindo
Area kerja PT. Citra Yasindo Setia : Sulawesi, Kalimantan ,Jawa,
Bali, NTB dan NTT. Dengan didukung Workshop yang luas. mudah
dijangkau dari Acces jalan bebas hambatan dan peralatan yang modern dan
canggih serta didukung oleh tenaga-tenaga yang professional, kami membuka
layanan :
1. Base Transceiver Station
2. Site Acquisition
3. Design Engineering (CAD & 3D Modeling)
4. Bored Pile
5. Soil Test
6. Pergudangan
7. Steel Construction
4.1.1. Str uktur Organisasi
Organisasi merupakan salah satu wadah yang secara struktur
berdasarkan mekanisme kerja dan pembagian tugas serta
mengkoordinasikan faktor-faktor sumber daya dengan maksud agar
44
1. President Director :
Mempunyai tugas untuk mengatur tata kelola PT. CITRA YASINDO
SETIA, Memimpin para Director, Menyusun Visi dan Misi, Mengatur
investasi dan alokasi.
2. Consultant TS :
Membantu President Director untuk mengatur tata kelola dan memberi
laporan kepada Komisaris tentang kegiatan perusahaan.
3. VP Design & Engineering :
Membawahi 3 bagian yaitu R & D (Research & Development),
Engineering, dan estimator. Memvalidasi APP (Anggaran Pelaksanaan
Proyek), Design dan Estimasi anggaran untuk pelaksanaan tender.
Mengontrol APP agar memenuhi margin yang diinginkan sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati dengan customer.
4. VP Business Development :
Membantu President Director untuk mencari proyek – proyek baru,
menjalin hubungan dan kemitraan strategis, penyediaan dan pengawasan
infrastruktur sistem infomasi dan teknologi perusahaan, berfungsi dalam
memastikan mutu perusahaan sesuai dengan kaidah ISO 9001:2000.
5. VP Operational :
Membawahi 3 bagian yaitu Project Admin, Project Manager, dan Logistic.
Mengawasi berlangsungnya proses proyek di lapangan yang informasikan
45
6. R &D (Research & Development) :
Melakukan berbagai penelitian untuk kepentingan tender dan
pengembangan produk jasa pembangunan baru. Mengupdate harga jasa
dan material terkini untuk membantu proses pembuatan Anggaran
Pelaksanaan Proyek.
7. Engineering :
Membuat design konseptual beserta material yang dibutuhkan baik itu
Sipil maupun Mechanical Electrical. Membuat design teknis proses untuk
di lapangan dan memberikan cara penyelesaiannya.
8. Estimator :
Dari data material yang didapat dari Enginnering, Estimator membuat nilai
Anggaran Pelaksanaan Proyek yang berisi jasa konstruksi dan material
yang dibutuhkan serta menyesuaikan spesifikasi sesuai kontrak yang telah
disepakati dengan customer.
9. Corporate Admin :
Mendistribusikan dokumen – dokumen (email, fax dan surat keluar dan
masuk) kepada setiap bagian sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya. Menjaga dan menyimpan dokumen – dokumen tersebut sesuai
dengan masa penyimpanannya.
10.Finance :
Mengatur Cash Flow yaitu membuat list dana mingguan, mengeluarkan
dana yang telah divalidasi, menerima dana (dari customer, bank, dll),
46
Masuk), BKK (Bukti Kas Keluar), BBK (Bukti Bank Keluar), BBM
(Bukti Bank Masuk), Bukti Mutasi (BM). Mendokumentasikan soft copy
maupun hard copy rekening Koran. Membuat rekap penagihan yang masih
belum tertagihkan, membuat dokumen-dokumen pengaihan dan
mengirimkannya pada customer, melakukan penagihan setiap minggunya,
membuat rekap masukan setiap minggu.
11.Accounting :
Membuat laporan keuangan dari data-data yang diperoleh dari bagian
Finance, memberikan rekap laporan PJK (Pertanggung Jawaban
Keuangan) pada masing – masing karyawan yang mempunyai kasbon
setiap bulannya sebagai syarat untuk menerima gaji, memberikan laporan
keuangan setiap tanggal 15 tiap bulannya kepada president director.
12.Cost Control :
Mengontrol Anggaran Pelaksanaan Proyek dengan PUM (Pengajuan Uang
Muka), PPL (Pengajuan Pembayaran Langsung), PJK (Pertanggung
Jawaban Keuangan) agar tidak melebihi dari yang telah ditentukan.
13.Tax :
Membuat laporan – laporan pajak setiap bulannya, membuat dokumen –
dokumen pembayaran pajak, melaporkan dokumen-dokumen pajak yang
telah dibayar kepada KPP.
14.HRD & GA :
Membuat laporan absensi bulanan, seleksi tenaga kerja (Penerimaan,