SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra
oleh Ade Nur Eva NIM 1002723
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
WUJUD PRINSIP KERJA SAMA
WACANA HUMOR
PADA BUKU WATIR
Oleh
Ade Nur Eva
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Ade Nur Eva 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
1002723
SKRIPSI
WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Dadang S. Anshori., M. Si. NIP 197204031999031002
Pembimbing II
Andika Dutha Bachari, S.Pd., M. Hum. NIP 198001292005011004
diketahui oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
WUJUD PRINSIP KERJA SAMA WACANA HUMOR PADA BUKU WATIR (KAJIAN PRAGMATIK)
Ade Nur Eva NIM 1002723
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pandangan bahwa dalam sebuah
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
The Type of Principal Humor Theory on Watir Book (Study of Pragmatic)
Ade Nur Eva NIM 1002723
Abstract: The background of this research is based on the perspective that humor
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERSEMBAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Masalah Penelitian ... 4
1. Identifikasi Masalah... 4
2. Batasan Masalah ... 5
3. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoretis ... 6
2. Manfaat Praktis ... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II PENELITIAN TERDAHULU, PRAGMATIK, DAN WACANA HUMOR ... 8
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
B. Penelitian Terdahulu ... 9
C. Landasan Teoretis ... 10
1. Pragmatik ... 10
2. Prinsip Kerja Sama ... 12
a. Pengertian Prinsip Kerja Sama... 12
b. Maksim-maksim Percakapan ... 13
3. Tindak Tutur... 15
a. Tindak Ilokusi ... 15
b. Tindak Lokusi ... 15
4. Implikatur ... 17
a. Implikatur Konvensional ... 18
b. Implikatur Non-konvensional ... 18
c. Implikatur Percakapan ... 19
5. Praanggapan ... 21
a. Ciri Praanggapan ... 22
b. Jenis-jenis Praanggapan ... 22
6. Wacana Humor... 24
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN... 27
A. Metode Penelitian... 27
B. Teknik Penelitian ... 27
1. Teknik Pengumpulan Data ... 27
2. Teknik Pengolahan Data ... 28
3. Sumber Data Penelitian ... 28
4. Definisi Operasional... 29
5. Instrumen Penelitian... 30
6. Kartu Data ... 30
xi
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
A. Deskripsi Data ... 31
1. Pematuhan Prinsip Kerja Sama ...53
a. Pematuhan Maksim Kuantitas ...54
1. Data 1 ...54
2. Data 2 ...55
3. Data 3 ...55
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5. Data 5 ...57
6. Data 6 ...58
b. Pematuhan Maksim Kualitas ...59
1. Data 1 ...59
2. Data 2 ...59
c. Pematuhan Maksim Relevansi ...61
1. Data 1 ...61
d. Pematuhan Maksim Pelaksanaan ...68
1. Data 1 ...68
2. Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ...74
xiii
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Data 1 ...78
2. Data 2 ...79
3. Data 3 ...79
4. Data 4 ...80
c. Pelanggaran Maksim Relevansi ...81
1. Data 1 ...81
2. Data 2 ...82
3. Data 3 ...83
4. Data 4 ...83
5. Data 5 ...84
d. Pelanggaran Maksim Pelaksanaan ...85
1. Data 1 ...85
2. Data 2 ...86
D. Temuan Penelitian ...87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...90
A. Simpulan ...90
B. Rekomendasi ...91
Ade Nur Eva, 2014
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi serta menyapaikan gagasan dan respon terhadap apa yang ia alami agar dapat bersosialisasi.
Bloomfield (Sumarsono 2002: 18) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota
masyarakat untuk saling berhubungan dan beradaptasi. Selain berfungsi untuk
beradaptasi, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat penghibur, karena bahasa
tersebut tidak selalu bersifat formal atau serius, namun dapat pula bersifat santai
seperti humor. Humor atau lelucon yang diciptakan oleh seseorang dapat
membuat senyum, tawa, dan perasaan bahagia terhadap para penikmatnya.
Dalam menciptakan sebuah humor dibutuhkan kecerdasan mengamati
sesuatu yang lucu dan kemampuan menciptakan sesuatu yang lucu. Dalam
menciptakan humor diperlukan pemikiran yang kreatif, yaitu harus menciptakan
cara-cara baru agar humor tersebut dapat menjadi identitas dan ciri khas tersendiri
yang dapat menbedakan dengan humor yang lain sehingga tidak terdengar
membosankan.
Bahasa humor dapat berupa lisan maupun tulisan seperti artikel, komik,
gambar, dan buku. Buku Watir karya Infowatir merupakan pemilik akun twitter
@Infowatir yang sering memposting cerita-cerita lucu. Humor dan candaan
Infowatir tersebu pada saat ini digemari oleh remaja khususnya anak muda di kota
Bandung. Karena kepopulerannya di sosial media twitter inilah maka cerita-cerita
tersebut dibuat ke dalam bentuk buku yang berjudul Watir. Humor yang
diciptakan oleh Watir mengandung cerita-cerita yang merupakan cerminan remaja
pada saat ini, seperti status jomblo, galau-an, gombal remaja, putus cinta,
ke-lebay-an remaja dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan juga sebagian besar
merupakan bahasa yang sedang populer di kalangan remaja saat ini dengan
meciptakan humor. Humor tersebut merupakan humor yang ringan namun tetap
lucu.
Contoh percakapan pada buku Watir:
A : “Say, aku mau medi-pedi di salon.” B : “Aku pengen jugaaaa!”
A : “Plis, Ay, gak ada hampelas di salon mah.”
B : “Marukna beusi kuku urang teh.“ (emangnya kuku aku besi)
Dari uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti buku Watir karena
buku ini dinilai menarik dan fenomena yang ada dalam buku merupakan wacana
humor yang berisi cerminan yang terjadi pada anak muda khususnya remaja di
kota Bandung pada saat ini. Hal ini dituangkan oleh penulis dalam bentuk wacana
humor oleh Infowatir, sehingga dapat dianalisis secara luas menggunakan pisau
pragmatik.
Di dalam buku Watir berisi beberapa bab cerita yaitu cerita Watir, pepatah
Watir, percakapan Watir, dan pantun Watir. Namun, peneliti hanya akan
menganalisis bagian percakapan karena peneliti akan mengkaji bagaimana wujud
prinsip kerja sama yang digunakan oleh Watir dalam menciptakan sebuah humor.
Oleh sebab itu, peneliti harus menemukan data berupa dialog yang berisi lebih
dari satu orang sehingga terlihat bagaimana tuturan berlangsung.
Peneliti memilih ilmu pragmatik sebagai pisau analisis karena pragmatik
merupakan cabang ilmu linguistik yang terakhir sekaligus terbaru. Pragmatik
mempelajari apa saja yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi
antara penutur dan mitra tutur serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang
sifatnya ekstralinguistik. Prinsip kerja sama digunakan sebagai bahan analisis
dalam penelitian ini karena pada dasarnya penutur dan mitra tutur yang terlibat
dalam percakapan umumnya saling bekerja sama. Misalnya, untuk keberhasilan
suatu referensi, diharapkan kerja sama menjadi faktor utama. Ketika menerima
presuposisi penutur, pendengar harus berasumsi bahwa seorang penutur yang
mengatakan „mobil saya‟ memang benar-benar memiliki mobil yang disebutkan dan tidak mencoba untuk menyesatkan pendengar. Bentuk kerja sama ini ialah
kerja sama yang sederhana dimana orang-orang yang sedang berbicara umumnya
3
menyembunyikan informasi yang relevan satu sama lain. Dalam banyak peristiwa,
jenis kerja sama ini hanya merupakan titik awal untuk menjelaskan apa yang
dikatakan.
Ada seorang wanita sedang duduk di bangku taman dan seekor anjing
besar sedang menelungkup di depan bangku itu. Kemudian seorang pria datang
dan duduk di bangku itu.
Pria : “Apakah anjingmu galak?”.
Wanita : “Tidak”.
(Pria itu menggapai ke bawah untuk membelai anjing itu dan anjing itu menggigit tangannya).
Pria : “Oh! Hay! Kamu berkata bahwa anjingmu tidak galak”. Wanita : “Memang tidak, yang itu bukan anjingku”.
Salah satu masalah dalam adegan ini berhubungan dengan komunikasi.
Secara khusus tampaknya masalah disebabkan oleh asumsi pria yang lebih banyak
menerima informasi dari pada yang dikatakan. Masalah ini bukanlah masalah
yang berkaitan dengan presuposisi, sebab asumsi di dalam “anjingmu” (yakni;
perempuan itu memiliki seekor anjing) memang benar bagi kedua penutur.
Masalahnya adalah asumsi laki-laki itu bahwa pertanyaannya “Apakah anjingmu
menggigit (galak)?” dan jawaban perempuan itu tidak “Tidak” keduanya mengacu pada anjing di depan mereka. Dari sudut pandang laki-laki itu, jawaban
perempuan itu memberikan informasi yang kurang dari pada informasi yang
diharapkan. Dengan kata lain, perempuan itu mungkin diharapkan untuk
memberikan informasi yang dinyatakan dalam baris terakhir. Tentu saja jika dia
telah menyebutkan informasi in terlebih dahulu, ceritanya tidak akan sedemikian
lucu. Supaya kejadian itu menjadi lucu, perempuan itu harus memberikan
informasi yang kurang dari informasi yang diharapkan.
Adapun penelitian sebelumnya mengenai wacana humor. Salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Gilang Septa Rastrinadya pada tahun 2011.
Ia meneliti strategi tindak tutur wacana humor pada acara Bukan Empat Mata.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah 1) pada data yang telah dianalisis lebih
banyak ditemukan tindak tutur tidak literal sebanyak 12 buah karena pada
sebanyak 15 buah karena pada data tersebut ditemukan tuturan penutur yang tidak
sesuai dengan kenyataan dan fakta yang ada, 3) pelanggaran maksim penghargaan
sebanyak 17 buah digunakan oleh penutur untuk mengejek dan mencaci mitra
tutur, 4) implikatur yang sering terjadi adalah saling mengejek dan mencaci mitra
tutur yang justru dapat mengundang tawa.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nur Afriyanti pada tahun 2006. Ia
melakukan penelitian terhadap bagaimana perwujudan prinsip kerja sama dalam
wacana tuturan situasi komedi Suami-Suami Takut Istri: The Movie. Penelitian ini
lebih menggunakan ilmu sosiopragmatik dalam melihat pelanggaran dan
pematuhan prinsip kerja sama.
Dari uraian tersebut, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian
sebelumnya. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti merupakan sebuah
wacana humor pada buku Watir yang digemari oleh kalangan remaja di kota
Bandung sehingga menarik untuk diteliti. Perbedaan lainya terletak pada pisau
analisis pragmatik yang digunakan berupa prinsip kerjasama serta
maksim-maksim yang digunakan dalam wacana humor Watir. Setelah melakukan tinjauan
pustaka, belum ada peneliti yang meneliti tentang prinsip kerja sama pada buku
Watir. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih dalam
mengenai bagaimana wujud prinsip kerjasama pada buku Watir dalam
menciptakan sebuah humor.
B. Masalah Penelitian
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan masalah penelitian yang meliputi 1) identifikasi masalah, 2) batasan masalah, dan 3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
Dalam bagian ini akan dilakukan pengidentifikasian masalah. Adapun
identifikasi masalahnya meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Wacana humor khas yang terdapat pada buku Watir digemari oleh kalangan
anak muda.
2) Tuturan yang dituliskan Watir memiliki fenomena pragmatik yang dapat
5
3) Fenomena linguistik yang terdapat pada buku Watir dapat dikaji secara luas
2. Batasan Masalah
Agar lebih terarah, masalah yang diteliti akan dibatasi. Adapun batasan
masalah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Peneliti mendeskripsikan wujud pematuhan prinsip kerja sama yang
digunakan pada buku Watir.
2) Peneliti mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang
digunakan pada buku Watir.
3) Peneliti mendeskripsikan maksim prinsip kerja sama yang digunakan pada
buku Watir.
4) Peneliti mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan pada buku
Watir.
5) Peneliti mendeskripsikan wujud implikatur yang dihasilkan pada buku Watir.
3. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini dirumuskan masalah-masalah yang nantinya akan
dianalisis pada bagian pembahasan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Bagaimanakah wujud pematuhan prinsip kerja sama yang terdapat pada buku
Watir?
2) Bagaimanakah wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada
pada buku Watir?
3) Penggunaan maksim prinsip kerja sama apa yang paling dominan dipatuhi
dan dilanggar pada tuturan yang terdapat pada buku Watir?
4) Bagaimanakah fungsi dan maksud tindak tutur yang digunakan pada buku
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah lahirlah beberapa tujuan penelitian. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan wujud pematuhan prinsip kerja sama yang terdapat pada
buku Watir;
2. Mendeskripsikan wujud pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada
buku Watir;
3. Mendeskripsikan penggunaan maksim yang paling dominan dipatuhi dan
dilanggar pada buku Watir;
4. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur yang digunakan pada buku Watir;
5. Mendeskripsikan wujud implikatur yang dihasilkan pada buku Watir.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapet memberikan manfaat, baik manfaat teoretis
maupun manfaat praktis. Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat:
1) dapat menambah dan memperkaya penelitian dalam bidang pragmatik,
khususnya tentang prinsip kerja sama;
2) memberikan pengembangan kajian pragmatik, khususnya yang berkenaan
dengan prinsip kerja sama;
3) memberikan sumbangan untuk perkembangan teori-teori pragmatik dan juga
untuk membantu penelitian-penelitian selanjutnya sebagai pustaka acuan
yang berhubungan dengan pragmatik, khususnya prinsip kerja sama.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulis berharap agar melalui penelitian ini dapat:
1) menimbulkan penilaian dan pandangan baru terhadap humor yang biasanya
dikaitkan dengan pelanggaran maksim prinsip kerja sama;
2) Memberi informasi kepada pembaca mengenai maksim apa yang cocok
digunakan sebagai bahan untuk membuat humor dengan menggunakan
7
E. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri atas lima bab. Bab satu adalah pendahuluan yang terdiri
atas latar belakang masalah, masalah penelitian yang terbagi menjadi identifikasi
masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. Selanjutnya, manfaat penelitian
yang terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis, serta struktur
organisasi skripsi.
Bab dua terdiri atas penelitian terdahulu dan kajian teori. Teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pragmatik, prinsip kerja sama Grice, dan
wacana humor.
Bab tiga adalah metode penelitian yang terdiri atas sumber data penelitian,
data atau korpus penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. Kemudian, bab
empat adalah pembahasan hasil penelitian terhadap wacana humor pada buku
Watir yang terdiri atas analisis prinsip kerja sama, fungsi tindak tutur, dan
implikatur. Bab tiga bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada
rumusan masalah pada bab satu.
Lalu, bagian terakhir adalah bagian penutup yaitu bab lima. Bagian ini
terdiri atas simpulan dan saran yang didalamnya berisi hasil dari keseluruhan
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan pragmatik, karena yang
menjadi fokusnya adalah wacana humor pada buku Watir yang didalamnya
terdapat prilaku yang bervariasi, berupa pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja
sama. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160).
Data tersebut akan dianalisis berdasarkan pematuhan dan pelanggaran
prinsip kerja sama, tindak tutur, serta implikaturnya, jenis tindak tutur
berdasarkan tindakannya dan fungsi dari bentuk tuturan tersebut, dan makna dari
wacana humor pada buku Watir karya Infowatir yang terbit pada tahun 2013.
B. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil yang jelas dan objektif, maka cara atau alat untuk
menjaring data haruslah tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Peneliti mengumpulkan data dengan
cara mengkaji sumber tertulis. Sumber tertulis telah ada, tersedia, dan siap pakai.
Teknik dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti dapat dipandang sebagai
narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Langkah yang dilakukan, yaitu menemukan buku humor yang berjudul
Watir karya Infowatir, lalu membacanya. Setelah dibaca, langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan dialog pada buku tersebut yang mengandung humor, lalu
mencatatnya. Data yang diambil berupa dialog yang menceritakan sepasang
28
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 2. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dan diperoleh, kemudian diolah melalui beberapa
teknik sebagai berikut:
1. Identifikasi, yaitu data-data yang telah berbentuk transkripsi terkumpul,
kemudian diidentifikasikan dengan menandai wacana mana saja yang
mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama.
2. Pengklasifikasian, yaitu mengklasifikasikan data-data yang tadi telah
diidentifikasi dengan cara mengelompokkan data sesuai dengan pematuhan
dan pelanggaran prinsip kerja sama.
3. Analisis, setelah data diidentifikasi dan diklasifikasikan, maka data-data siap
untuk dianalisis berdasarkan pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama.
4. Menyimpulkan. Setelah semua data selesai dianalisis, barulah data-data
tersebut dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kumpulan wacana humor yang mengandung pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama. Wacana humor tersebut bersumber dari buku yang berjudul Watir karya Infowatir (2013) dengan penerbit RakBuku.
Pemilihan sumber data tersebut didasarkan pada kebiasaan Infowatir yang selalu memposting cerita-cerita lucu di akun twitternya @Infowatir yang kemudian humor Infowatir tersebut disukai oleh anak muda saat ini karena biasanya Infowatir membahas sesuatu yang sedang populer dikalangan anak muda Bandung. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya followers @Infowatir yang sudah mencapai sekitar dua ribu.
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Bandung. Selain itu, banyaknya minat pembaca terhadap buku tersebut membuat buku tersebut cocok dijadikan sebagai bahan analisis.
4. Definisi Operasional
Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan beberapa definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.
1. Verhaar (1996) Pragmatik mempelajari apa saja yang termasuk struktur
bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan mitra tutur serta sebagai
pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik.
2. Prinsip kerja sama Grice adalah prinsip yang mengatur hal-hal yang harus
dilakukan oleh peserta tutur dalam percakapan antara petutur dan mitra tutur
agar terdengar koheren. Penutur yang tidak memberikan kontribusi yang
sesuai dengan apa yang sedang dipercakapkan berarti tidak sesuai dengan
prinsip kerja sama Grice yaitu, maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim
relevansi, dan maksim pelaksanaan.
3. Wacana adalah satuan kebahasaan yang unsurnya terlengkap yang tersusun
dari kalimat yang berupa lisan maupin tulis, yang membentuk suatu
pengertian yang serasi dan terpadu baik dalam pengertian maupun dalam
manifestasi fonetisnya Rustono (2000: 21).
4. Humor adalah salah satu bentuk budaya yang bersifat universal. Secara
implisit menurut Soedjatmiko (1992: 69), tidak ada seorang pun yang tidak
pernah berhumor. Perbedaan humor antara orang yang satu dan orang lain
terletak pada frekuensi dan tujuannya. Ada orang yang mempunyai selera
humor tinggi, tetapi ada pula yang selera humornya rendah.
5. Buku Watir karya Infowatir yang berawal dari akun twitter @infowatir yang
awalnya hanya berniat menjahili teman-temannya yang sedang bersedih
dengan mem-posting tweet yang berisi menyedihkan dan lucu, namun banyak
orang yang menyukai humornya sehingga jumlah followers semakin banyak.
Kemudian, karena akun ini memiliki banyak Followers dan disukai anak
muda, maka dibuatlah bentuk buku humor yang berjudul Watir yang berisi
30
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kalangan anak muda, khususnya di kota Bandung karena Watir menyuguhkan
humor dalam mencampur dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Sunda.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga mudah diolah
(Arikunto, 2006:160). Instrumen penelitian ini pun menggunakan kartu data.
Kartu data yang digunakan agar peneliti dapat mengolah data dengan lebih mudah
dengan cara mengelompokkan data yang didalamnya mengandung bentuk
pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama, jenis tindak tutur, fungsi dari
bentuk wacana, dan makna dari wacana yang terdapat pada buku Watir. Di bawah
ini adalah contoh tabel kartu data yang peneliti gunakan.
6. Katu Data
No. Data:
Tuturan :
Ade Nur Eva, 2014
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data terhadap wujud prinsip kerja sama pada
buku humor Watir, maka dapat diperoleh simpulan dan saran yang akan
dipaparkan pada bagian simpulan dan saran berikut ini.
A. Simpulan
1. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan yang terdapat pada buku humor Watir
mematuhi maksim-maksim PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas,
relevansi, dan pelaksanaan. Tuturan yang dituturkan oleh penutur A dan B
mematuhi maksim-maksim prinsip kerja sama dikarenakan masing-masing
pernyataan yang diajukan memungkinkan lawan tutur menjawab secara
cukup, sesuai dengan fakta, relevan, dan singkat.
2. Wujud prinsip kerja sama pada tuturan A dan B melanggar maksim-maksim
PKS, diantaranya maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan pelaksanaan.
Tuturan A dan B yang melanggar maksim-maksim prinsip kerja sama karena
pertanyaan yang diajukan penutur bermaksud untuk menyudutkan,
mengejek, dan menyindir lawan tutur, sehingga memungkinkan lawan tutur
membuat jawaban yang membingungkan, mempermainkan, atau
menyembunyikan informasi.
3. Berdasarkan analisis dari 24 data pematuhan maksim, maksim yang paling
dominan dipatuhi yaitu maksim relevansi sebanyak 9 data karena dari
keseluruhan tuturan wacana humor A atau B berusaha memberikan kontribusi
di dalam tuturan sehingga dapat terjalin relevansi yang baik. Selain itu,
maksim yang paling dominan dilanggar juga merupakan maksim relevansi
sebanyak 5 data, karena masing-masing peserta percakapan di dalam wacana
humor Watir tidak memberikan respon atau memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan topik percakapan sehingga menciptakan tuturan yang tidak
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4. Fungsi tindak tutur dalam tuturan A dan B didominasi oleh tindak tutur asertif
yang berupa penegasan dan pernyataan dikarenakan semua perserta tutur lebih
meningkat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Selain itu, terdapat
juga tindak tutur direktif, ekspresif, deklaratif, dan komisif. Fungsi tindak
tutur direktif berupa permintaan, larangan, dan menasehati. Kemudian, fungsi
tindak tutur ekspresif berupa ucapan terima kasih, dan ekspresi yang
menunjukkan kesenangan.
5. Tuturan yanng dituturkan oleh A dan B menimbulkan implikasi-implikasi,
diantaranya implikasi yang menunjukkan larangan, implikasi memberikan
ejekan kepada lawan tutur, implikasi yang menyudutkan lawan tutur,
implikasi yang berusaha menyindir lawan tutur, implikasi menuduh, dan
implikasi yang menunjukkan kebohongan.
6. Berdasarkan hasil dari analisis, ditemukan bahwa Infowatir memiliki
kecenderungan menggunakan pelanggaran dan pematuhan maksim relevansi
dalam menciptakan humor pada buku Watir.
B. Saran
Saran untuk penulis humor maupun pelawak, dalam membuat sebuah
humor tidak selalu harus melanggar maksim, karena dengan melakukan
pematuhan terhadap maksim pun humor akan tetap terdengar lucu dan menghibur
jika dilihat dari pandangan sebelumnya mengenai humor yang biasanya dikaitkan
dengan pelanggaran maksim.
Selain saran di atas, untuk kepentingan komunikasi khususnya untuk
humor supaya tetap terjaga antara penutur dan mitra tutur agar humor dapat
tercipta dengan baik minimal maksim yang harus dipatuhi adalah maksim
relevansi, karena dari hasil analisis penelitian terhadap buku humor Watir
ditemukan bahwa maksim relevansi adalah maksim yang cocok dijadikan sebagai
bahan untuk mambuat humor. Selain itu, dengan mematuhi maksim relevansi
setidaknya peserta tutur dapat memberikan kontribusi yang baik ketika melakukan
92
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Untuk kepentingan penelitian selanjutnya, penelitian ini hanya
mengungkapkan wujud prinsip kerja sama wacana humor pada buku Watir dilihat
dari pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim prinsip kerja sama, fungsi
tindak tutur, dan implikatur yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian,
untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan penelitian tentang prinsip
kerja sama perlu dilakukan secara lebih mendalam. Mengadakan penelitian pada
bidang pragmatik tidak hanya mengkaji prinsip kerja sama, tetapi juga mengkaji
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adniasari, N. (2009). Wujud Prinsip Kerja Sama pada Tuturan Pewawancara dan Target dalam Reality show “Jhon Pantau” di Trans Tv. Skripsi.
Afriyanti, N. (2010). Perwujudan Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Tuturan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri: The Movie (Sebuah Kajian Sosiopragmatik). Skripsi.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bachari, A. D. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Teks Anekdot untuk Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Analisis Pragmatik. Makalah disajikan dalam konferensi pendagogi Malaysia- Indonesia and other language, Kuala Lumpur- Malaysia.
Bachari, A. D. (2011). Analisis Pragmatik Terhadap Tuturan Berdampak Hukum. Tesis.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia-Pusat
Bahasa-Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Fadilah, W. (2010). Realisasi Prinsip Kerja Sama dalam Wacana Dialog antara Penyiar dan Pendengar Radio (Studi Kasus pada Acara Dialog Interaksi Bianglala Pagi di Radio Reks 103,7 Fm). Skripsi.
Grice, Herbert Paul. (1975). “Logic and Conversation,” dalam Peter Cole dan Jerry L. Morgan (ed), Syntax and semiotics speech acts. New York: Academic Press.
Infowatir. (2013) Watir. Jakarta: RakBuku.
Kridalaksana, Harimurti. (2001). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Levinson, S. C. (1994). Pragmatics. Ed. Rev. Cambridge: Cambridge University Press.
Lubis, H.A. Hamid Hasan. (1991). Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Lusiana, L. (2010). Penggunaan Prinsip Kerja Sama Grice dalam Tuturan Pemain Sitkom Kejar Tayang di Trans Tv: Sebuah Kajian Pragmatik. Skripsi.
Ade Nur Eva, 2014
Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Nababan, P. W. J. (1987). Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapannya). Jakarta: Dep. P dan K.
Nababan. (1991). Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Nadar, F. X. (2009). Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oetomo, D. (1993). Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana. dalam Bambang Kaswanti Purwo. (1993). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius.
Purwo, B. K. (1990). PELLBA 6. Yogyakarta: Kanisius.
Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperlatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rustono. (1999). Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sudarmo, D. M. (2004). Anatomi Lelucon di Indonesia. Jakarta: Kompas.
Sumarsono. (2002) Sosiolinguistik. Yogyakarta: SABDA (Lembaga Studi Agama, Budaya, dan Perdamaian).
Septa, G. (2011). Pelanggaran dan Pematuhan Prinsip Kesopanan Wacana Humor pada Acara Bukan Empat Mata. Skripsi.
Tamsyah, Budi Rahayu. (1996). Kamus Lengkap Sunda-Indonesia,
Indonesia-Sunda, Sunda-Sunda. Bandung: Pustaka Setia.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. (2009) Analisis Wacana
Pragmatik. Surakarta: Yuma Pustaka.