• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS WACANA HUMOR NASRUDDIN HOJA: KAJIAN PRAGMATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS WACANA HUMOR NASRUDDIN HOJA: KAJIAN PRAGMATIK."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS WACANA HUMOR NASRUDDIN HOJA:

KAJIAN PRAGMATIK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memproleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

SRI WAHYUNI TARIGAN

NIM 209210029

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.Skripsi ini diajukan sebagai persyaratan untuk

memperolehgelarsarjana sastradi Universitas Negeri Medan. Skripsiyang berjudul ”Analisis Wacana Humor Nasaruddin Hoja: Kajian Pragmatik” dapat diselesaikan berkat bantuan banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini disampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra indonesia,

dan

selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu memberikan

bimbingan dan arahan,

4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

5. Muhammad Surif, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia,

6. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selakuDosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini,

7. Drs. H. Sigalingging, M.Pd. dan Bapak Drs. Basyaruddin, M.Pd. selaku Dosen

Penguji yang banyak memberikan masukan dan saran-saran,

8. Ayah tercinta Bapak Sukiadi Tarigan dan Ibunda tersayang Ibu Tampilen

Sitepu yang telah banyak memberikan doa, dukungan, motivasi, serta bantuan

materi.Sahabatku Indah Putri Permata Sari, Agus Syahputra, serta my

belovedDeni Sisnanda yang membantu memberikan masukan dan ide-ide

terkait penulisan Skripsi, dan

9. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang banyak

(6)

iii

Penulis menyadarai bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari

segi isi, maupun tulisannya. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang

membangun dalam Skripsi ini.Penulis juga menyampaikan mohon maaf dan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan

Skripsi ini tepat waktu.Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Februari 2014

Penulis,

(7)

i

ABSTRAK

Sri Wahyuni Tarigan. 209210029. Analisis Wacana Humor Nasaruddin Hoja: Kajian Pragmatik. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam wacana humor Nasruddin Hoja.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kajian pustaka dan teknik catatmeliputi beberapa tahap.Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak yang dilanjutkan dengan teknik lanjutannya berupa teknik catat.

(8)

iv

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Identifikasi Masaslah ... 4

A. Pendekatan Pragmatik ... 7

1. Bentuk-bentuk Tindak Tutur... 8

a. Tindak Lokusi (Locutionary Act)... 8

b. Tindak Ilokusi (Illocutionary Act) ... 9

c. Tindak Perlokusi (Perlocutionary Act) ... 11

2. Maksim-maksim Percakapan Grice ... 12

a. Maksim Kuantitas ... 13

b. Maksim Kualitas ... 13

c. Maksim Relevansi ... 13

d. Maksim Pelaksanaan atau Maksim Cara ... 14

(9)

v

4. Makna Satuan-satuan Lingual... 15

B. Wacana Humor ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

B. Sumber Data dan Subjek Penelitian ... 23

C. Metode Penelitian ... 23

D. Instrumen Penelitian ... 24

E. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian ... 26

1. Bentuk-bentuk Tindak Tutur dalam Wacana Humor Nasruddin Hoja ... 26

2. Fungsi Satuan-stuan Lingual dalam Wacana Humor Nasruddin Hoja ... 35

3. Makna Satuan Lingual dalam Wacana Humor Nasruddin Hoja ... 40

B. Pembahasan Hasil penelitian ... 42

1. Peristiwa Tindak Tutur dalam Humor Nasruddin Hoja ... 42

a. Tindak Lokusi (Locutionary Act) ... 42

b. Tindak Ilokusi (Illocutionary Act) ... 49

c. Tindak Perlokusi (Perlocutionary Act) ... 59

2. Penciptaan Kelucuan dengan Maksim-maksim Percakapan ... 64

a. Penciptaan Kelucuan dengan Maksim Kuantitas ... 65

b. Penciptaan Kelucuan dengan Maksim Kualitas ... 68

(10)

vi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(11)

vii

DAFTAR TABEL

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Tindak Lokusi ... 82

Lampiran 2 Tindak Ilokusi ... 83

Lampiran 3 Tindak Perlokusi ... 86

Lampiran 4 Maksim Kuantitas ... 87

Lampiran 5 Maksim Kualitas ... 88

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Setiap orang yang berhumor pasti memiliki tujuan dan latar belakang

tersendiri.Ada yang berhumor karena mempunyai selera humor dan ada pula yang

berhumor karena dia seorang pelawak.Komunikasi dalam humor berbentuk

rangsangan yang cenderung secara spontan menimbulkan senyum dan tawa para

penikmatnya. Menurut beberapa ahli, “Humor timbul karena dalam diri kita ada

pertentangan rasa ingin main-main, keseriusan, serta kegembiraan yang

meledak-ledak dan kesedihan yang berlebihan (Hakim, 2002:1).

Humor memiliki peranan yang cukup sentral dalam kehidupan

manusia.Humor tidak semata-mata sebagai hiburan untuk melepaskan beban

psikologis penikmatnya, tetapi juga sebagai wahana kritik sosial terhadap segala

bentuk ketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat.Dengan bentuk yang unik,

ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat diungkap dengan

bahasa yang humoris dan terkesan santai serta menggelitik pembaca ataupun

pendengar.

Dalam humor dibutuhkan kecerdasan kedua belah pihak, yaitu penutur dan

lawan tutur. Penutur harus bisa menempatkan humornya pada saat yang tepat

karena bila saatnya tidak tepat bisa jadi humor tersebut tidak saja tidak lucu, tetapi

juga bisa menyakiti pihak lain. Lawan tutur harus bisa bersikap dewasa dalam

(14)

2

humor, humor tetaplah humor. Hal ini diungkapkan juga oleh Ozkafaci dalam

bukunya.

Secara umum humor ialah segala rangsangan mental yang menyebabkan orang tertawa.Cerita penghibur hati pada umumnya mengisahkan kejenakaan atau kelucuan akibat kecerdikan, kebodohan, kemalangan, dan keberuntungan tokoh utama. Kadang-kadang tokoh utama sangat bodoh dan tidak dapat menangkap maksud orang lain sehingga menimbulkan kesalahpahaman (Ozkafaci, 2001:2).

Salah satutokoh humor yang terkenal, Nasruddin Hoja, adalah orang yang

sangat lucu, cerdik, dan selalu memiliki cara untuk menjawab semua persoalan.

Bahkan kini sekitar enam ratus tahun setelah ia meninggal, kita masih

menertawakan dan mengingat trik-triknya, pikiran sehatnya, olok-oloknya,

anekdotnya, kebijaksanaannya, dan kejujurannya. Kisah-kisah Nasruddin

menggambarkan dirinya sebagai sosok yang multikarakter dan seakan tidak

berzaman.Setiap orang pada setiap zaman bisa mengidentifikasi Nasruddin dan

kemudian tertawa lebar atau tersenyum simpul ketika menyimak kisah-kisahnya.

Sampai sekarang kisah-kisah Nasruddin itu telah dibukukan sehingga

pembaca dapat menikmati cerita humornya, seperti, 360 Cerita Jenaka Nasruddin

Hoja (CJNH) karya Irwan Winardi, Surat ke Baghdad Nasruddin Hoja(SBNH):

Parodi Sufi yang disusun oleh Mohammad Yasin Owadally dan diterjemahkan

oleh Kustadi Suhandang, Hikmah Jenaka ala Nasruddin Hoja (HJNH), dan Tawa

Membawa Hikmah Bersama Nasruddin Hoja (TMHBNH) yang keduanya disusun

oleh Dwi Bagus M.B.

Di dalam kisah humor Nasruddin, setiap orang dan kebiasaan masyarakat

telah dikritik dan ditegurnya secara arif dan agamis. Tidak terkecuali, sindirannya

(15)

3

jiwa, dan kekurangan masyarakat yang diterima darinya menjadi bahan tertawaan

banyak orang.Memang, yang paling mencuat pertama kali ketika mendengar atau

membaca kisah-kisah Nasruddin adalah kejenakaan yang mengundang

tawa.Tokoh ini seakan tidak pernah dirundung duka. Dia melihat unsur manusia

dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari dan menggunakan akalnya untuk

membuat setiap orang sadar akan sisi lain suatu realitas. Karena itu, leluconnya

tetap hidup sampai kini. Hal itu terlihat, misalnya, dalam sebuah cerita ketika

Nasruddin berkunjung ke rumah seorang pejabat dalam rangka mencari dana

untuk pembangunan masjid. Si pejabat yang saat itu sedang duduk di ambang

jendela lantai atas segera menyelinap ke dalam setelah mengetahui kedatangan

Nasruddin.Hal itu sempat terlihat oleh Nasruddin.“Bilang sama Tuanmu, Mullah

Nasruddin datang minta sumbangan” kata Nasruddin kepada penjaga pintu

gerbang.Si penjaga masuk kemudian keluar lagi.“Wah, Tuanku baru keluar,

sayang sekali beliau tidak bisa menerimamu saat ini” katanya. Nasruddin yang

ketika itu sedikit kecewa menanggapi perkataan penjaga dengan tenang, “Baiklah,

tetapi katakan pada Tuanmu agar lain kali kalau keluar rumah jangan biarkan

wajahnya tertinggal di jendela atas. Bisa-bisa dicuri orang.”

Di balik lelucon-leluconnya watak Nasruddin akan terpancar, kejenakaan

dalam kisah-kisah Nasruddin hanyalah makna artifisial yang mudah diserap

semua orang. Hal lebih esensial yang bisa diselami dari kisah-kisah Nasruddin

adalah ungkapan-ungkapan moral yang menggelitik kesadaran kita dan

mendorong arus kesadaran kita untuk mendapatkan pencerahan (enlightenment)

(16)

4

Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis wacana

Nasruddin Hoja.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk

tindak tutur pada satuan-satuan lingual yang khas yang digunakan Nasruddin

Hoja.Kemudian, penulis ingin menunjukkan fungsi dan makna yang terkandung

dalam wacana humor tersebut yang membuat efek kelucuan sekaligus

kebijaksanaan yang khas dari sosok Nasruddin Hoja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang dapat

ditemukan adalah:

1. dalam wacana humor Nasaruddin Hoja terdapat satuan-satuan lingual yang

khas yang termasuk ke dalam bentuk-bentuk tindak tutur,

2. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki fungsi tertentu,

3. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki pemaknaan yang khusus,

4. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki maksud tetentu,

5. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki tujuan tertentu, dan

6. terdapat aspek-aspek pragmatik yang digunakan Nasruddin untuk

menimbulkan efek lucu.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk mempermudah penulis dalam

melakukan penelitian dan berfokus pada satu tujuan. Untuk menghindari

(17)

5

terlalu luas, penelitian ini dibatasi pada satuan-satuan lingual yang khas, fungsi,

dan makna yang terdapat pada beberapa wacana humor Nasruddin Hoja, adapun

cerita yang dipilih oleh penulis yaitu Guna Sebuah Lampu (CJNH:24), Satu Sen

Hilang(CJNH:25), Sekalian Saja (CJNH:34), Pertanyaan Tak

Terjawab(CJNH:40), Penyelundup (CJNH:41), Kakiku yang Sebelah Kiri Belum

Berwudhu (CJNH:42), Aku Bukan Pedagang Hari dan Bulan (CJNH:77),

Nasruddin dan Orang-orang Buta (CJNH:86), Toko Serba Ada (CJNH:89), Timur

Lenk di Akhirat (CJNH:102), Nasruddin Memanah (CJNH:108), Ayam Betina dan

Ayam Jantan (CJNH:144), Apakah Kau Pernah Disusui Kambing? (CJNH:156),

Naruddin dan Ayahnya (CJNH:195), Besok Suaranya Terdengar (CJNH:240),

Saya Orang Miskin Juga (CJNH:261), Harmoni Buah-buahan(CJNH:274).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan,

seperti terlihat di bawah ini.

1. Bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur pada satuan-satuan lingual yang khas

yang digunakan dalam wacana humor Nasruddin Hoja ?

2. Apa fungsi satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor

Nasaruddin Hoja?

3. Bagaimana makna satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor

(18)

6 E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. mendeskripsikan bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam wacana humor

Nasruddin Hoja,

2. untuk memperoleh deskripsi yang memadai tentang fungsi satuan-satuan

lingual yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja,

3. mendeskripsikan makna yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan,

khususnya bagi para peneliti yang akan mengkaji bagaimana bentuk-bentuk

tindak tutur yang digunakan Nasruddin dalam wacana humornya serta mengetahui

fungsi dan makna yang terkandung di dalam wacana humornya. Selain itu,

penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penikmat sastra sebagai

bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya

(19)

79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Humor Nasruddin Hoja merupakan wacana hiburan yang disajikan dalam

bentuk tulis. Humor Nasruddin Hoja merupakan media untuk menyampaikan

suatu tujuan, yaitu mendeskripsikan bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam

wacana humor Nasruddin Hoja,untuk memperoleh deskripsi yang memadai

tentang fungsi satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor

Nasaruddin Hoja, serta mendeskripsikan makna yang terdapat dalam wacana

humor Nasaruddin Hoja.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan

bagaimana bentuk, fungsi, dan makna dalam satuan-satuan lingual yang terdapat

dalam wacana humor Nasruddin Hoja.

1. Semua humor Nasruddin Hoja yang dianalisis mengandung jenis tindak tutur,

yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Terdapat maksim-maksim

percakapan, yaitu maksim kuantitas, kualitas, relevansi dan pelaksanaan atau

cara. Kepatuhan dan pelanggaran yang dilakukan Nasruddin terhadap

maksim-maksim percakapan adalah disengaja sebagai bentuk penyaluran

kreativitas dan imajinatif untuk memperoleh keunikan yang mengundang

senyum, tawa, dan ketidakterdugaan bagi pembacanya.

2. Tuturan atau ungkapan humor Nasruddin Hoja mempunyai fungsi ekspresif,

(20)

80

3. Makna yang terkandung dalam wacana humor Nasruddin Hoja adalah dakwah

untuk mengajak manusia menjadi lebih baik sehingga humornya bersifat

manusiawi tidak surealis. Nasruddin mengajak pembaca terjun ke dunianya

sehingga pembaca memiliki pengalaman unik yang tidak pernah

terbayangkan. Nasruddin memberikan gambaran betapa ketegangan,

pertengkaran, perselisihan itu sangat tidak nyaman dirasakan, sehingga dia

memilih menyelesaikan masalah salah satunya dengan berhumor.

B. Saran

Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian

yang lebih spesifik terhadap wacana humor dengan kajian yang menarik, sampel

besar, dan teknik analisis yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil kajian

yang sempurna, diantaranya menganalisis wacana dalam kajian pragmatilk. Selain

itu, bisa juga dilakukan penelitian tindak tuturhumor dalam percakapan

Gambar

Tabel 3.1 Analisis Wacana Humor Nasruddin Hoja ......................................
gambaran betapa

Referensi

Dokumen terkait

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

Nilai ekonomi jasa lingkungan Gua Gudawang yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi Gua Gudawang sebagai sumber air, sebagai habitat kelelawar (sebagai pengendali

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti menggunakan teori semiotika dari John Fiske untuk penelitian ini karena setiap level yang dipaparkan oleh

sebaran berdasarkan waktu/bulan selama tiga tahun Kasus DBD di Kabupaten Banyumas lebih berturut-turut tahun 2010 – 2012, terjadi pola yang banyak tersebar di wilayah

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Berdasarkan hasil analisis, telah dibuktikan bahwa novel Статский Советник /Statskij Sovetnik/ Penasihat Negara karya Boris Akunin termasuk ke dalam jenis

Pelasanaan menayakan kapan anak lahir, apakah sesuia HPL atau premature.Hitung usia anak, Jelaskan tentang tujuan dari pemeriksaan ini , bahwa DDST II buykan lah IQ test dan