• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI"

Copied!
259
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HAL

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Dasar Hukum Penyusunan

1.3

Hubungan Antar Dokumen

1.4

Sistematika Dokumen RKPD

1.5

Maksud dan Tujuan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAH.

2.1

Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1

Aspek Geografi dan Demografi

2.1.2

Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.3

Aspek Pelayanan Umum

2.1.4

Aspek daya Saing Daerah

2.2

Evaluasi Pelaksanaan Program dan kegiatan RKPD

sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

2.3.

Permasalahan Pembangunan Daerah

2.3.1

Permasalahan daerah yang berhubungan dengan

prioritas dan sasaran pembangunan daerah

2.3.2

Identifikasi permasalahan penyelenggaraan urusan

Pemerintah Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

3.1.1

Kondisi Ekonomi Daerah 2015 dan Perkiraan Tahun

2016

3.1.2

Tantangan dan Prospek Perekomian Daerah Tahun

2017 dan Tahun 2018

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.1

Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka

Pendanaan

I-1

I-3

I-6

I-7

I-9

II-1

II-1

II-1

II-39

II-51

II-126

II-143

II-153

II-153

II-154

III-1

III-4

III-4

III-12

III-15

III-15

(3)

3.2.2.1 Arah kebijakan Pendapatan Daerah

3.2.2.2 Arah kebijakan Belanja Daerah

3.2.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

4.2 Prioritas dan Pembangunan

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VI PENUTUP

III-19

III-26

III-31

VI-1

VI-1

VI-20

V-1

VI-1

(4)
(5)

KATA PENGANTAR Page i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Kabupate Minahasa Tenggara Tahu 2017 ini dapat dirampungkan.

RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 ini disusun berdasarkan 4

(empat) pendekatan, yakni: Teknokratik, Politik, top-down and bottom-up, serta

partisipatif, yang mana rangkaian penyusunannya telah dimulai sejak akhir tahun 2015

hingga selesainya penyusunan RKPD pada akhir bulan Mei 2016.

Dalam prosesnya, penyusunan RKPD Tahun 2017 ini melibatkan banyak

pemangku kepentingan, baik itu dari tingkat desa, kecamatan hingga ke tingkat pusat

yang semuanya bertujuan untuk membuat dokumen perencanaan yang paripurna dan

dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai bentuk penghargaan, perkenankan kami mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak James Sumendap, SH, selaku Bupati Minahasa Tenggara

2. Bapak Ronald Kandoli, selaku Wakil Bupati Minahasa Tenggara

3. Bapak Ir. Farry F. Liwe, M.Sc selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa

Tenggara

4. Semua pihak yang tidak apat kami sebutkan satu demi satu yang turut serta

berperan dalam penyusunan dokumen RKPD Tahun 2017 ini.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dokumen RKPD Tahun 2017 ini belumlah

sempurna. Untuk itu, segala masukan, saran, kritik yang membangun terutama dalam

penyempurnaannya nanti akan menjadi perhatian kami.

Ratahan, Mei 2016

Tim Penyusun

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

Otonomi Daerah menuntut semua daerah otonom untuk menyelenggarakan Pemerintah Daerah dengan mengacu pada Rencana Pembangunan yang tepat dan benar, Rencana Tahunan yang harus disusun oleh Pemerintah Daerah yaitu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Hal ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan ruang yang cukup dan membawa perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi kepada Pemerintah Daerah untuk lebih mengoptimalkan kondisi kewilayahan, Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan potensi sumber pendapatan yang ada.

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Minahasa Tenggara disusun sebagaimana aturan yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tahapan, Tatacara Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016. Dimana RKPD memuat Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah, Program Prioritas Bidang Pembangunan Daerah, serta Rencana Kerja, Pendanaan dan Prakiraan Maju Pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara.RKPD disusun oleh Tim Penyusun sesuai Keputusan Bupati Nomor ...tahun 2016 tentang Pembentukan Tim Penyusun RKPD Tahun 2017 Kabupaten Minahasa Tenggara. Acuan yang dipakai dalam proses perumusan RKPD 2017 Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019,Rencana Kerja Pemerintah 2017, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sulawesi Utara tahun , Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016-2021, Rencana Kerja Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara 2017, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Minahasa Tenggara tahun,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Minahaa Tenggara tahun 2013-2018.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja serta anggaran/pendanaannya, dilaksanakan

(7)

langsung oleh Pemerintah Daerah dan selanjutnya menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 merupakan penjabaran tahun keempat dari RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018. Sesuai RPJMD tersebut, tujuan besar yang ingin kita capai adalah “Minahasa Tenggara YANG BERDAULAT, BERDIKARI DAN BERKEPRIBADIAN”. Kita menyadari, diperlukan sinergitas pusat-provinsi-daerah dan antar daerah serta antar stakeholders pembangunan.Kebijakan Pembangunan yang diimplementasikan pada rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Khusus pendekatan partisipatif, penyusunan dokumen RKPD ini melalui beberapa kegiatan yang melibatkan peran para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pembangunan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara lain :

 Pembentukan Tim Penyusun Melalui Keputusan Bupati Dengan Penanggungjawab Adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Minahasa Tenggaraa Dan Ketuanya Adalah Kepala Bappeda Kabupaten.

 Musrenbang Desa Oleh Pemerintah Desa se-Kabupaten Minahasa Tenggara dengan dikoordinasikan oleh Kecamatan dilaksanakan Bulan Januari 2016

 Musrenbang Kecamatan Oleh Pemerintah Kecamatan dilaksanakan Bulan Pebruari 2016.

 Focus Group Diskusi dilaksanakan pada bulan Februari 2016

 Konsultasi Publik dilaksanakan pada bulan Maret 2016

 Forum SKPD pada tanggal 24 Maret 2016.

 Musrenbang Kabupaten pada tanggal 31 Maret 2016

 Bimbingan Teknis e-musrenbang dalam rangka RKP 2017 yang difasilitasi oleh Bappenas

(8)

Gambar 1.1

Siklus Perencanaan dan Penganggaran Tahunan

1.2. Dasar Hukum

1.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

(9)

6.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Minahasa Tenggara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4685)

8.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82);

10.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 )

11.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4505);

13.

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

14.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

16.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

17.

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

(10)

18.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Infomasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

19.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

21.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);

22.

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang- undangan;

23.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019

24.

Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Pemerintah Tahun 2017

25.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

26.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;

28.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

29.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

(11)

31.

Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Nomor Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017.

32.

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2005 -2025

33.

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013 -2018;

1.3 Hubungan Antar Dokumen

Hubungan antar dokumen dalam penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut : RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara mengacu pada RPJPD, RPJMD,RKP dan RPJPD dan RPJMD dan RKPD Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya RKPD Minahasa Tenggara tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2005-2025 dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018 dan memperhatikan arahan dalam RTRW Kabupaten sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033 dan RTRW Provinsi. Rancangan RKPD menjadi dokumen perencanaan yang dijadikan acuan penyusunan Renja SKPD dengan memperhatikan Rencana Strategis SKPD.

Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta dengan provinsi yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi RKPD Tahun 2017 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan di kabupaten/kota sehingga terwujud sinergi perencanaan. Hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan serta konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1.2 berikut :

(12)

Gambar 1.2

Sinergi Perencanaan Pusat Dan Daerah

PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH

RPJPN DI PE RH AT IK AN PEDOMAN 5TAHUN PEDOMAN PEDOMAN DIJABARKAN DIJABARKAN 20TAHUN DIACU RPJMN RKP RPJPD PROV RPJMDPROV RKPD PROV RENSTRA SKPD PROV RENJA SKPD PROV DI AC U DI AC U DA N DI SE RA SI KA N DI PE RH AT IK AN PEDOMAN DIJABARKAN PEDOMAN 1TAHUN DIACU RPJPD K/K RPJMDK/K RKPD K/K DI AC U RENSTRA SKPD K/K RENJA SKPD K/K RENSTRA K/L RENJAK/L PEDOMAN PEDOMAN DI AC U DA N DI SE RA SI KA N PEDOMAN DIACU PEDOMAN RAPBN RAPBD PROV RAPBD K/K PEDOMAN PEDOMAN PEDOMAN

SINERGI

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Rancangan Awal RKPD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 dibagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Menggambarkan proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun 2017 dalam RPJMD, keterkaitan antar dokumen RKPD dengan RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD serta tindak lanjutnya dalam proses penyusunan APBD.

1.2. Dasar Hukum

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD baik yang berskala nasional maupun lokal.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Mengemukakan organisasi penyusunan RKPD terkait dengan pengaturan Bab serta garis besar isi setiap Bab.

1.5. Maksud dan Tujuan

Mengemukakan maksud dan tujuan penyusunan RKPD serta menguraikan fungsi RKPD dalam proses implementasi pembangunan Tahun 2017 di daerah.

(13)

BAB II Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pembangunan dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2015

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2.2. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD sampai dengan Triwulan I (Satu ) Tahun 2016 dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan.

Memuat uraian dari hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun lalu menurut urusan wajib dan pilihan.

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Menjelaskan mengenai isu permasalahan daerah menurut bidang-bidang pembangunan.

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi dan Keuangan Daerah

Memuat penjelasan tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan mencakup kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, tantangan dan prospek perekonomian daerah, arah kebijakan ekonomi daerah, analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah.

3.1. Kerangka Ekonomi Daerah

Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan yang memuat indikator pertumbuhan ekonomi daerah. Bab ini ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta isu strategis daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

Bab ini membahas proyeksi pendapatan dan belanja daerah tahun 2017 guna mendukung terwujudnya arah kebijakan pembangunan daerah Minahasa Tenggara.

BAB IV Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2017

Mengemukakan sasaran-sasaran yang ingin dicapai Tahun 2017 baik yang merupakan sasaran indikator makro pembangunan maupun sasaran-sasaran berdasarkan bidang-bidang pembangunan.

(14)

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan program pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu dan masalah mendesak pembangunan daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2016.

BAB VI Penutup

1.5 Maksud dan Tujuan 1.5.1. Maksud

1. Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan pembangunan, mewujudkan sinergi antara perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar bidang pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah.

2. Pedoman bagi Pemerintah dalam menyusun RAPBD Tahun 2017

3. Sebagai pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Minahasa Tenggara dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)

1.5.2. Tujuan

1. Untuk menjaga konsistensi dan integritas antara program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD berdasarkan rencana strategis (Renstra) SKPD dengan kebijakan pada RPJMD Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2018, antara kebijakan makro dan mikro, meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan pembangunan dan menjaga konsistensi perencanaan dan penganggaran.

2. Menjadi sarana penyampaian informasi perencanaan pembangunan secara transparan kepada masyarakat tentang pelaksanaan program/kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan atau dilanjutkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Tenggara untuk tahun 2017.

(15)

OCUMENT TITLE]

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi

a) Karakteristik lokasi dan wilayah, mencakup

1.

Luas dan batas wilayah administrasi;

Luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 730,62 Km2 atau 73.062 Ha, yang secara administratif terbagi menjadi 12 kecamatan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Ratatotok dengan luas 10.418 Ha yang kemudian diikuti oleh Kecamatan Touluaan Selatan dengan luas 10.180 Ha, sedangkan Kecamatan Tombatu Timur sebagai kecamatan yang terkecil dengan luas 1.881 Ha serta Kecamatan Tombatu Utara dengan luas 3.717 Ha.

Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Ratahan yang berjarak 80 km dari Manado Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara dengan batas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa dan Laut Maluku.

 Sebelah Selatan barbatasan dengan Laut Maluku dan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan.

2.

Letak dan kondisi geografis antara lain terdiri dari: o Posisi astronomis;

Secara astronomis, Kabupaten Minahasa Tenggara terletak antara : 124030’24” - 124056’24” BT

1008’19” - 0050’46” LU

o Posisi geostrategis;

Posisi wilayah Minahasa Tenggara yang terletak di tepian samudra Pacific, diapit oleh dua Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang melewati Selat Makassar antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang melewati Laut Maluku antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan Maluku. Posisi strategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagi Minahasa Tenggara. Kondisi ini yang membuat posisi Minahasa

(16)

OCUMENT TITLE]

Tenggara yang sangat dekat dengan pasar Asia Timur dan Pasifik, dan relatif sulit untuk ditandingi oleh daerah lainnya di Indonesia.

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki Posisi geostrategis yang baik karena mengandung sumber daya Perikanan, Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata, Perkebunan serta Kehutanan

Minahasa Tenggara memiliki keunggulan dari segi geoposisi. Posisi strategis yang dimiliki dapat menciptakan lokasi suatu daerah semakin menarik dan aman untuk dapat dikunjungi para wisatawan, pelaku bisnis, dan investor domestik serta internasional. Semakin unggul lagi, lokasi suatu daerah jika terletak pada posisi strategis di sekitar pusat beredarnya perdagangan dunia dan pusat pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya MP3EI dan pengembangan teluk Tomini menjadikan posisi Minahasa Tenggara menjadi lebih menguntungkan.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013

Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara TAHUN 2013-2031 o Kondisi/kawasan, antara lain meliputi:

 Pedalaman;

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki kawasan pedalaman yang berada di Kecamatan Tombatu : Tonsawang, Tonsawang Satu, Pisa; Kecamatan Touluan Selatan : Lowatag, Bunag, Banga, Tambelang, Ranoako, Suhuon;

(17)

OCUMENT TITLE]

Kecamatan Ratatotok : Morea, Morea Satu dan Suyowan. Kecamatan Ratahan Timur : Wioi Timur

Terpencil;

Karena sudah ada jalan akses menuju ke desa tersebut maka daerah tersebut tidak terpencil dan sudah terbuka untuk akses ke desa/daerah lain.

Pesisir;

Kawasan Pesisir Minahasa Tenggara berada di Kecamatan Posumaen : Tumbak, Tumbak Madani Bentenan, Bentenan I, Bentenan Indah, Minanga Tiga; Kecamatan Belang : Molompar, Buku,Buku Tenggara, Buku Tengah, Buku Utara, Borgo, Borgo I, Ponosakan Belang, Molompar Timur, Molompar, Ponosakan Indah, Belang, Mangkit; Kecamatan Ratatotok : Muara,Basaan I, Basaan , Ratatotok Timur

Tabel 2.1

Jumlah Desa menurut Letak Geografi dan Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan Pantai Bukan

Pantai Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) 1 Ratatotok 5 10 15 2 Pusomaen 4 9 15 3 Belang 8 12 20 4 Ratahan 0 11 11 5 Pasan 0 11 11 6 Ratahan Timur 0 10 10 7 Tombatu 0 11 11 8 Tombatu Timur 0 11 11 9 Tombatu Utara 0 10 10 10 Touluaan 0 10 10 11 Touluaan Selatan 0 10 10 12 Silian Raya 0 10 10

(18)

OCUMENT TITLE]

No Kecamatan Pantai Bukan

Pantai Jumlah

Jumlah 17 127 144

Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara 2013-2033Pegunungan;

Kabupaten Minahasa Memiliki desa yang berada didaerah pegunungan  Kepulauan

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 25 Pulau Tabel 2.2

Nama, Luas dan Lokasi Pulau Kecil di Kabupaten Minahasa Tenggara

NO NAMA PULAU LUAS(Ha) LOKASI

1. Pulau Bentenan 122,65 Kecamatan Pusomaen

2. Pulau Tikus 2,10 Kecamatan Pusomaen

3. Pulau Pakolor 1,62 Kecamatan Pusomaen

4. Pulau Kukusan 1,39 Kecamatan Pusomaen

5. Pulau Sepatu 0,46 Kecamatan Pusomaen

6. Pulau Tatapan 0,37 Kecamatan Pusomaen

7. Pulau Belakang Kuda 0,28 Kecamatan Pusomaen

8. Pulau Bangkoang 0,14 Kecamatan Pusomaen

9. Pulau Putih 0,12 Kecamatan Pusomaen

10 Pulau Putus 0,12 Kecamatan Pusomaen

11. Pulau Baling-baling 0,03 Kecamatan Pusomaen

12. Pulau Punten 0,02 Kecamatan Pusomaen

13. Pulau Dokokayu 51,43 Kecamatan Ratatotok

14. Pulau Hagow 20,40 Kecamatan Ratatotok

15. Pulau Bohoi Besar 17,50 Kecamatan Belang

16. Pulau Babi 12,58 Kecamatan Ratatotok

17. Pulau Babi Kecil 6,95 Kecamatan Ratatotok

18. Pulau Racun 2,99 Kecamatan Ratatotok

19. Pulau Strat Besar 0,97 Kecamatan Ratatotok

20. Pulau Putus-putus 0,65 Kecamatan Ratatotok

21. Pulau Strat Kecil 0,59 Kecamatan Ratatotok

22. Pulau Bohoi Kecil 7,51 Kecamatan Belang

23. Pulau Keramat 5,04 Kecamatan Belang

24. Pulau Salimburung 0,93 Kecamatan Belang

(19)

OCUMENT TITLE]

Tabel 2.3

Data Desa/Kelurahan Di Kabupaten Minahasa Tenggara

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN WILAYAHLUAS

(Km²) JUMLAH Jaga/ Lingk KET 1 Ratahan 1 Rasi 5,65 5 2 Rasi Satu 3,8 4 3 Tosuraya 5,91 5 4 Tosuraya Barat 5,46 6 5 Tosuraya Selatan 5,79 4 6 Wawali 9,49 5 7 Wawali Pasan 9,49 5 8 Lowu Satu 7,48 4 9 Lowu Utara 7,52 4 10 Lowu Dua 10,1 4 11 Nataan 10,03 4 2 Pasan* 1 Towuntu 10,75 4 2 Towuntu Timur 8,81 6 3 Towuntu Barat 5 3 4 Tolombukan 4,15 4 5 Tolombukan Satu 4,25 5 6 Tolombukan Barat 1,5 3 7 Liwutung 4,75 4 8 Liwutung Satu 4,75 4 9 Liwutung Dua 4,73 4 10 Poniki 5,17 3 11 Maulid 3,6 5 3 Ratahan Timur* 1 Wioi 4,01 4 2 Wioi Satu 4,01 4 3 Wioi Dua 4 4 4 Wioi Tiga 4,2 4 5 Wioi Timur 4,08 4 6 Pangu 3,16 4 7 Pangu Satu 3,17 4 8 Pangu Dua 3,16 4 9 Wongkay 6 4 10 Wongkay Satu 6,02 4 4. Touluaan 1 Toundanouw 10 4 2 Reanoketang Atas 10 4 3 Lobu Satu 4,37 4 4 Lobu Dua 8,52 4 5 Lobu Kota 3,89 4 6 Lobu Atas 3,1 4 7 Lobu 10 4 8 Toundanouw Atas 10 4 9 Toundanouw Satu 10 3

(20)

OCUMENT TITLE]

10 Ranoketang Atas Satu 8 4

5. Touluaan Selatan* 1 Kalait 2,9 4 2 Kalait satu 2,8 4 3 Kalait Dua 2,7 4 4 Kalait Tiga 2,54 4 5 Lowatag 9,82 2 6 Bunag 8,8 2 7 Banga 1,3 2 8 Tambelang 6 4 9 Ranoako 8,08 3 10 Suhuyon 4,81 2 6. Silian Raya* 1 Silian 10,25 4 2 Silian Utara 11,39 4 3 Silian Satu 10,25 4 4 Silian Selatan 8,75 4 5 Silian Dua 4,96 4 6 Silian Tengah 4,8 4 7 SilianTiga 6,9 4 8 Silian Barat 5,3 4 9 Silian Kota 4,8 4 10 Silian Timur 4,7 4 7. Tombatu 1 Tombatu 14,15 4 2 Tombatu Satu 7,82 6

3 Tombatu Tiga Timur 3 4

4 Tombatu Tiga Selatan 3,1 4

5 Betelen 3,08 5 6 Betelen Satu 4,8 4 7 Kali 8,4 4 8 Kali Oki 4 4 9 Tonsawang 6 4 10 Tonsawang Satu 7,15 5 11 Pisa 34,06 2 8. Tombatu Timur* 1 Molompar 7,10 4 2 Molompar Satu 8,10 4 3 Molompar Atas 7,13 4 4 Molompar Dua 5,00 4

5 Molompar Dua Utara 6,50 5

6 Molompar Dua Selatan 4,00 4

7 Mundung 3,00 5 8 Mundung Satu 2,38 5 9 Esandom 2,26 4 10 Esandom Satu 2,05 4 11 Esandom Dua 2,34 4 9. Tombatu Utara* 1 Tombatu Dua 3,7 4

(21)

OCUMENT TITLE]

2 Tombatu Dua Utara 3,3 4

3 Tombatu Dua Barat 2,6 4

4 Tombatu Dua Tengah 2,4 4

5 Tombatu Tiga 3,3 4

6 Tombatu Tiga Tengah 3,2 4

7 Kuyanga 3,4 4 8 Kuyanga Satu 2,63 4 9 Winorangiaan 10,05 5 10 Winorangiaan Atas 8,2 4 10. Pusomaen 1 Minanga 4 4 2 Minanga Timur 4 4 3 Minanga Satu 3,5 4 4 Minanga Dua 3 4 5 Minanga Tiga 1,5 3 6 Makalu 5 4 7 Makalu Selatan 3 4 8 Tatengesan 3,5 4 9 Tatengesan Satu 4 4 10 Bentenan 4,2 3 11 Bentenan Satu 1,2 3 12 Tumbak 5 4 13 Tumbak madani 3 4 14 Bentenan Indah 2,92 3 15 Wiau 0,86 3 11. Ratatotok 1 Basaan 7 6 2 Basaan Dua 5 4 3 Basaan Satu 12,62 5 4 Ratatotok Satu 7 5 5 Ratatotok Utara 5,2 4 6 Ratatotok Selatan 20 4 7 Ratatotok Tenggara 11,2 4 8 Ratatotok Dua 5,75 4 9 Ratatotok Tengah 5 4 10 Ratatotok 4,25 4 11 Ratatotok Timur 4,5 5 12 Ratatotok Muara 4,5 4 13 Moreah 58 3 14 Moreah Satu 11,4 3 15 Soyowan 10 4 12. BELANG 1 Watuliney 7,6 5 2 Watuliney Tengah 6,55 4 3 Watuliney Indah 6,82 4 4 Molompar 8 5 5 Molompar Utara 5,3 4 6 Molompar Timur 5,2 4 7 Tababo 6 4 8 Tababo Selatan 2 4 9 Buku 6 4 10 Buku Tengah 2 4

(22)

OCUMENT TITLE]

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2015

2. Topografi, Topografi sebagaian besar wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang membentang dari Utara sampai ke selatan. Diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang, salah satu gunung yang masih aktif tersebut adalah gunung api Soputan dengan tinggi 1.780 m yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan serta Kabupaten Minahasa.

Topografi Kabupaten Minahasa Tenggara antara lain terdiri dari: a) Kemiringan lahan;

Untuk lereng antara 0 – 2 % yang relatif datar hanya terdapat di sepanjang pantai selatan yang meliputi Kec. Ratatotok, Belang dan Pusomaen. Juga terdapat di Sekitar daerah Rasi, Tosuraya, Wawali, Pasan di Kec. Ratahan, Molompar dan Tombatu di Kec. Tombatu . Lereng antara 0 – 2 % juga terdapat disekitar Ranoketang Atas, Lobu Kec. Touluaan dan Silian di Kecamatan Silian Raya.

b) Ketinggian lahan;

Ketinggian lahan Kabupaten Minahasa Tenggara antara 0 m (pantai Kecamatan Ratatotok, Belang, Posumaen) hingga ketinggian 1.750 m (lereng Gunung Soputan di Kecamatan Ratahan dan Kecamatan Silian Raya. Lereng wilayah Minahasa Tenggara sebagain besar adalah antara 15 – 25 % yakni sebanyak 35 % dari luas Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara yang meliputi hampir di seluruh Kecamatan yang ada di Minahasa Tenggara. Juga lereng antara 25 – 40 % yakni sebanyak 31 %.

4. Geologi, antara lain terdiri dari: a. Struktur dan karakteristik;

Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan formasi batuan wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari : 11 Buku Utara 1,8 5 12 Buku Selatan 1,95 4 13 Buku Tenggara 1,69 4 14 Belang 3,34 6 15 Ponosakan Belang 3,44 3 16 Borgo 14,27 5 17 Borgo Satu 8,28 5 18 Beringin 9 5 19 Mangkit 9 3 20 Ponosakan Indah 1,8 3

(23)

OCUMENT TITLE]

 Formasi Aluvium dan endapan pantai (Qa)

 Formasi Batuan Gunung Api Muda (Tmv, Qv)

 Formasi Batuan Gunung api Bilungala (Tmbv)

 Formasi Batuan Gunung Api Pinogu (TQpv)

 Batuan Gunung api (Tmv)

 Formasi Batugamping Ratatoto (Tml)

 Formasi Endapan danau dan sungai (Qs)

(24)

OCUMENT TITLE]

Tabel 2.4

Luas Wilayah Menurut Formasi Batuan

No

JENIS BATUAN Kec. Belang Kec. Pusomaen

Kec. Ratahan, Kec. Ratahan Timur,

Kec. Pasan

Kec. Ratatotok

Kec. Tombatu, Kec. Tombatu Utara,

Kec Tombatu Timur Kec. Silian Raya

Kec. Touluaan, Kec. Touluaan Selatan

SIMBOL FORMASI KETERANGAN Luas(Ha) % Luas (Ha) % Luas

(Ha) %

Luas

(Ha) % Luas(Ha) % Luas(Ha) %

1 Qs Endapan Danau &Sung Endapan Danau & Sungai 1472.947 17.563 377.578 4.6 0.002 0.00

2 Qa Aluvium &Endapan pantai Pasir, lempung, lanau,lumpur, kerikil dan kerakal 1236.440 14.743 1227.465 21.459 321.732 3.9 0.010 0.00

3 Qs Endapan Danau &Sung Endapan Danau & Sungai

4 QTv Tufa Tondano Batuan gunungapi 1400.824 16.703 4255.811 74.400 12266.780 67.434 189.910 2.3 3012.285 22.24 241.048 1.41

5 Tml BatugampingRatatoto Konglomerat, batupasir,serpih dan setempat

kalkarenit 2903.660 35.6 91.015 0.53

6 Tmv BatuanGunungapi breksi,lava, dan tuf 236.824 4.140 1251.499 6.880 902.403 11.1

7 Qv Batuan GA Muda lava, bom, lapili dan abu 2894.735 15.913 2399.961 17.72 661.65 3.87

(25)

OCUMENT TITLE]

9 Tmbv Batuan GngapiBilungala

Breksi, tuf dan lava

bersusunan andesit, dasit dan riolit. Zeolit & kalsit sering dijumpai sbg fragmen pada breksi

4276.196 50.989 1777.787 9.773 3460.625 42.4 8134.954 60.05 16023.036 93.81

TOTAL 8,386.4 100 5,720.1 100 18,190.8 100 8,155.9 100 13,547.2 100 17,079.4 100

(26)

OCUMENT TITLE]

b. Potensi;

Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan faktor Lithologi, wilayah Minahasa Tenggara terdiri dari jenis batuan: Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit.

Tabel 2.5

Luas Wilayah Menurut Jenis Batuan

NO. JENIS BATUAN HEKTAR Km2 %

1 Alluvium 7421.16 74,21 10,44

2 Basalt 41092.45 410,92 57,81

3 Tefra 2480.07 24,80 3,49

4 Andesit 20086.75 200,87 28,26

JUMLAH 71080,43 710,80 100,00

Sumber : Analisis dari Peta Geologi skala 1 : 250.000

5. Hidrologi, antara lain terdiri dari:

a. Daerah aliran sungai;

Daerah aliran sungai yang ada di Minahasa Tenggara adalah :

DAS Sosoan, DAS Ranoako, DAS Kayuuling, DAS Kalait, DAS Ranoyapo, DAS Suhuyon, DAS Sasano, DAS Lamangi, DAS Lowatag, DAS Surat Kedong, DAS Limbole, DAS Sue, DAS Pangasu, DAS Mamaya, DAS Kalewaha, DAS Limbale, DAS Tutua, DAS Tiwalako, DAS Malebu, DAS Yarorongan, DAS Katawae, DAS Pinamangkulan, DAS Lahaus, DAS Konga, DAS Waasu, DAS Pantua, DAS Palaus, DAS Kawira, DAS Puta, DAS Makalu, DAS Konde, DAS Nipung, DAS Kosal, DAS Tawang, DAS Abuang, DAS Hais, DAS Nunuk, DAS Kawiwi, DAS Poniki, DAS Minanga, DAS Paderen, DAS Toulunik, DAS Wawesan, DAS Kaanon, DAS Binuang, DAS Koker, DAS Tonsawang, DAS Totok, DAS Matuahtua, DAS Koserangan, DAS Tembaga, DAS Limpoda, DAS Ropada, DAS lahendung, DAS Wongangaan, DAS Mongawo, DAS Wawesen II, DAS Mopsalkaw, DAS Mopsaleleng, DAS Basaan dan DAS Morea.

b. Sungai, danau dan rawa;

Kabupaten Minahasa Tenggara secara Hidrologi memiliki 12 sungai dan 26 danau

(27)

OCUMENT TITLE]

Tabel. 2.6

Sungai- sungai di Kabupaten Minahasa Tenggara

No Nama Kecamatan Nama Sungai

1 Kec. Ratahan Kuala Lahendang,

2 Kec. Pusomaen Kuala Makalu

3 Kec. Tombatu Dungusan Keleweng, Londola Ranoako, Kuala Kokor, Dungusan Dahera.

4. Kec. Touluaan Dungusan Dokoliuan, Kuni Lomanggi. 5. Kec. Belang Sekitar gunung Kaanom, gunung Walintang,

kuala binuang, dan mangkit.

6. Kec. Ratatotok Kuala Wawesan, Gunung manembo, Gunung Hais, Limpoga, Gunung Pasoloilobogan 7. Kec. Silian Raya Londola Mamaya, Kuala Kelewaha 8. Kec. Tombatu Timur Kuala Kasarengan, Londola Solasang 9. Kec. Tombatu Utara Kuala Londolimbale, Kuala Teponga 10. Kec. Ratahan Timur Kuala Kaluya

11. Kec. Ratahan Timur Kuala Poniki 12. Kec.Touluaan Selatan Londola Ranoako

Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013-2033 Tabel. 2.7

Danau di Kabupaten Minahasa Tenggara

NO NAMA DANAU LOKASI REALISASI (HA) KET

1 Lumpias Ratahan 25 2 Wongangaan Ratahan 15 3 Mongawo Ratahan 15 4 Kalowenan Pusomaen 3 5 Bulilin Tombatu 10 6 Sosongkasa Tombatu 5 7 Pomubuan Tombatu 5 8 Lolos Tombatu 2

(28)

OCUMENT TITLE]

9 Usebau Tombatu 1,5

10 Kuyanga Tombatu 0,75

11 Tutud Tombatu 4

12 Selek dan Touluaan 4

13 Derel Touluaan 3

14 Kawelaan Touluaan 5

15 Belang Touluaan 5

16 Pakioan Touluaan 15

TOTAL 123,1

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Minahasa Tenggara Tahun 2015 c. Debit;

Debit air di kabupaten Minahasa Tenggara terdiri atas :

- Sumber Mata Air (SPMA) di kalatin Ratahan de4ngan debit kurang lebih 60 l/dtk

- Sumber Air Sungai dan Danau ( SASD) di sungai Makalu dengan debit kurang lebih 250 l/dtk dan sungai belang dengaqn debit kurang lebih 200 l/dtk

- Instalasi Pengolahan Air di sungai Makalu dengan debit kurang lebih 250 l/dtk dan sungai belang dengan debit kurang lebih 200 l/dtk.

6. Klimatologi, antara lain terdiri dari: a. Tipe;

Secara Klimatologi Iklim di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara tergolong iklim tropis basah. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman, oleh karena itu iklim merupakan salah satu data yang sangat diperlukan dalam perencanaan wilayah terutama keperluan pertanian. Data iklim Kabupaten Minahasa Tenggara diambil dari Stasiun Klimatologi Bandara Samratulangi Manado Propinsi Minahasa Tenggara tahun 1998 – 2002.

b. Curah hujan;

Curah hujan; Dari data yang diperoleh dari stasiun Klimatologi Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Minahasa Tenggara, diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 3.839.60 mm, dengan penyebaran curah hujan rata-rata bulanan 319.97 mm yaitu berkisar antara

(29)

OCUMENT TITLE]

107.32 – 604.86 mm dan jumlah hari hujan rata-rata bulanan sebanyak 19 hari hujan yaitu berkisar antara 11 – 26 hari hujan.

Data data yang ada menunjukkan bahwa Kabupaten Minahasa Tenggara tidak mempunyai bulan kering (curah hujan rata-rata bulanan < 100 mm) dari stasiun pengamatan tersebut. Oleh karena itu iklim Kabupaten Minahasa Tenggara menurut Koppen diklasifikasikan Af dimana total curah hujan tahunan > 2,500 mm/tahun dan curah hujan bulan terkering > 60 mm, dan menurut Schmidt Pergusson Kabupaten Minahasa Tenggara, Propinsi Minahasa Tenggara termasuk tipe A dengan nilai Q (quotien) 0 %, sedangkan menurut zona agroklimat Oldeman Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk dalam zona A1 yaitu dengan jumlah bulan basah berturut-turut lebih dari sembilan bulan dan jumlah bulan kering kurang dari dua bulan dalam setahun.

c. Suhu;

Dari data yang ada menunjukkan bahwa suhu rata-rata tahunan Kabupaten Minahasa Tenggaraadalah 26.33 oC dengan suhu rata-rata maksimum

30.23 oC dan suhu rata-rata minimum 22.98 oC.Ketinggian suatu tempat

di atas permukaan laut di daerah katulistiwa merupakan faktor yang paling penting mempengaruhi suhu udara. Udara yang bebas bergerak akan turun temperaturnya pada umumnya dengan 1 oC untuk setiap 100 m naik

di atas permukaan laut, untuk pulau Sumatera - Kalimantan penurunan ini rata-rata 0,61 oC (Arsyad, 1989). Ketinggian Kabupaten Minahasa

Tenggara hampir sama dengan ketinggian kedua stasiun Klimatologi tersebut maka berdasarkan perhitungan Arsyad suhu rata-rata Kabupaten Minahasa Tenggara tetap sama yaitu sebesar 26,33 oC dengan suhu

rata-rata maksimum 30,23oC dan suhu rata-rata minimum 22.98oC.

Tabel 2.8

Suhu Rata-Rata Bulanan Di Kabupaten Minahasa Tenggara

No Bulan Maksimum MinimumSuhu (Oc) Rata-Rata

1 Januari 29.70 22.88 25.64 2 Februari 30.04 22.87 25.65 3 Maret 30.51 22.84 25.95 4 April 30.74 23.22 26.29 5 Mei 31.74 23.00 26.72 6 Juni 31.28 22.77 26.27

(30)

OCUMENT TITLE]

No Bulan Maksimum MinimumSuhu (Oc) Rata-Rata

7 Juli 31.86 21.95 26.50 8 Agustus 32.17 22.53 26.85 9 September 32.47 22.16 26.62 10 Oktober 31.83 22.65 26.70 11 Nopember 31.18 23.11 26.39 12 Desember 30.49 23.23 26.44 Jumlah 374.02 273.20 313.55 Raat-rata 31.17 22.77 26.13

Sumber : RTRW Minahasa Tenggara 2013-2033

d. Kelembaban

Kelembaban udara merupakan salah satu komponen iklim yang berpengaruh abupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Minahasa Tenggara mempunyai kelembaban udara relatif rata-rata yaitu sebesar 82,69 % atau berkisar antara 73.76 – 87.92 %. Kelembaban udara ini cocok untuk mendukung pertumbuhan makluk hidup dan sekaligus tidak terhadap laju evapotranspirasi dan perkembangan penyakit. Dari data yang ada menunjukkan bahwa Kcukup basah untuk perkembangan penyakit

.

Tabel 2.9

Data Kelembaban Udara Nisbi Rata-rata di Kabupaten Minahasa Tenggara

No Bulan Kelembaban Nisbi (%)

1 Januari 87.92 2 Februari 85.92 3 Maret 85.28 4 April 84.88 5 Mei 83.92 6 Juni 84.03 7 Juli 77.76 8 Agustus 73.76 78.15

(31)

OCUMENT TITLE]

No Bulan Kelembaban Nisbi (%)

10 Oktober 81.17

11 Nopember 84.24

12 Desember 85.19

Jumlah 992.23

Rata-rata 82.69

Sumber : RTRW Minahasa Tenggara 2013-2033 7. Penggunaan lahan, antara lain terdiri dari:

a. Kawasan budidaya;

Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya.Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya terdiri dari; kawasan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, industrim pariwisata, permukiman dan lainnya.

b. Kawasan lindung;

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan yang terdiri atas:

1) Kawasan Hutan Lindung, adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. 2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

bawahannya, meliputi: kawasan resapan air;

3) Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan kawasan sekitar mata air;

(32)

OCUMENT TITLE]

yang merupakan habitat alami yang memberikan perlindungan bagi perkembangan flora dan fauna yang khas dan beraneka ragam, pelestarian alam dan cagar budaya Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

5) Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentumeliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir;

6) Kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.

c. Potensi pengembangan wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan:

1. Kawasan Permukiman

Untuk penggunaan tanah permukiman eksisiting, umumnya pusat-pusat permukiman terdistribusi pada wilayah-wilayah datar dan permukiman nelayan di pesisir selatan Kabupaten Minahasa Tenggara seperti : Tosuraya, Wawali, Pasan, Rasi, Liwutung (Kec. Ratahan) dan Pangu (Kec. Ratahan Timur); Minanga, Kuala Makalu, Tatengesan , Sompini (Kec. Pusomaen) ; Kuala Binuang, Buku, Kuala Kaanon, Malompar, Tababo (Kec. Belang), Basaan, Ratatotok, Morea (Kec. Ratatotok), Tonsawang, Banga, Bunag, Tambelang, Tombatu (Kec. Tombatu) ; Ranoketang, Lobu, Silian (Kec. Touluaan).

Dari survey lapangan, perkembangan permukiman juga terlihat di sepanjang jalur jalan utama lintas tengah yang menghubungkan Manado – Tomohon – Ratahan – Amurang.

Dari hasil perhitungan luas penggunaan tanah, luas permukiman adalah 759,17 Ha. atau 1,07 % dari total luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara.

2. Kawasan Pariwisata

(33)

OCUMENT TITLE]

Walupun infrastruktur yang menunjang sektor wisata di Minahasa Tenggara masih sangat minim, namun promosi obyek-obyek wisata yang terdapat di Minahasa Tenggara gencar dilakukan.

Obyek-obyek wisata yang terdapat di Minahasa Tenggara terutama adalah wisata laut seperti : Jembatan Karang di Teluk Buyat (Kec. Ratatotok), Pantai Bentenan (Kec. Pusomaen), Pantai Hais (Kec. Belang). Disamping itu ada obyek wisata lain adalah : Danau Bulilin (Kec. Tombatu), Gunung Soputan (Kec. Touluaan).

Untuk kegiatan pariwisata luasan yang saat ini digunakan belum dapat diidentifikasi karena kegiatan yang dilakukan masih bersifat kunjungan singkat yang tidak memerlukan sarana pendukung.

3. Potensi Pertambangan

Minahasa Tenggara kaya akan bahan tambang seperti Emas, pasir besi, tembaga. Bahakan terdapat Perusahaan besar yang menambang Emas di Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara. Walaupun sejak tahun 2004 pertambangan Emas tersebut telah ditutup, namun kekayaan bahan mineral di Minahasa Tenggara masih berpotensi untuk di eksploetasi.Terakhir menurut data Dinas Pertambangan Minahasa Tenggara, di Pesisir selatan terdapat kandungan pasir besi yang besar. 4. Kawasan Pertanian

Kawasan Pertanian dan perkebunan di Minahasa Tenggara meliputi lahan seluas 43.852,1 Ha. hampir 62 % dari keseluruhan luas wilayah Minahasa Tenggara (Hasil analisa dari peta Penggunaan Tanah).

Hasil pertanian yang utama adalah Padi, jagung dan Kacang-kacangan , sayur-sayuran serta buaha-buahan seperti Salak, nanas. Sedangkan hasil utama perkebunan adalah : Cengkeh, Kopi , Kelapa dan Vanili.

Daerah utama pertanian misalnya di Kecamatan Ratahan, dan Touluaan. Sedangkan Sentra utama perkebunan Cengkeh dan Kopi misalnya : Salingguat , Soyoan, Morea (Kec. Ratatotok), Basaan, Belang (Kec. Belang).

5. Kawasan Industri

Minahasa Tenggara sebagai Kabupaten Baru, belum memiliki kawasan khusus industri. Namun untuk mengantisipasi perkembangan wilayah, telah diwacanakan beberapa alternatif lokasi sebagai kawasan industri, misalnya di Kec. Belang dan Kec. Touluaan. Industri yang akan dikembangkan adalah industri-industri yang mendukung sektor Perikana

(34)

OCUMENT TITLE]

6. Kawasan Hutan Yang Dapat Dikonversi

Kawasan Hutan, seperti pertanian dan perkebunan, tanaman-tanaman yang dapat berfungsi ganda, misalkan: sebagai penghasil buah, penghasil kayu, dan lain-lain yang sekaligus juga berfungsi ekologis. Saat ini, kawasan Hutan Rakyat telah dikembangkan dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan bantuan dari instansi kehutanan seperti Dinas Kehutanan dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS).

7. Kawasan Perkebunan

Segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Maka daerah yang berpotensi, yaitu:kecamatan Belang, Ratatotok, Pusomaen, Tombatu dan Touluaan dengan komoditi kelapa dan turunannya sedangkan komoditi kakao, cengking, kopi, panili, aren berpotensi di semua kecamatan di kabupaten Minahasa Tenggara. 8. Kawasan Perikanan

Kabupaten Minahasa Tenggara terkenal dengan daerah laut yang besar sebagai pusat kawasan perikanan, untuk kawasan perikanan tangkap daerah yang berpotensi adalah kecamatan Belang, Ratatotok dan Pusomaen, untuk budidaya rumput laut, dan kerapu di daerah Belang, sampai daerah pusomaen (Bentenan-Tumbak), untuk budidaya kepiting di kecamatan Pusomaen. Sedangkan untuk perikanan budidaya air tawar di semua kecamatan di kabupaten Minahasa Tenggara.

d. Wilayah rawan bencana

Berdasarkan karakteristik wilayah di Kabupaten Minahasa Tenggara diidentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam yaitu bencana longsor, bencana Letusan Gunung Berapi dan Gempa bumi, bencana Banjir, Bencana Pesisir

1. Rawan bencana longsor

Dengan topografi bergunung dan berbukit-bukit, juga faktor geologi dan jenis tanahnya, Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki beberapa wilayah yang rawan bencana longsor.Gerakan longsor diartikan proses berpindahnya sejumlah besar massa batuan dan atau

(35)

OCUMENT TITLE]

rendah karena pengaruh gravitasi bumi (Sartohadi, 2005). Adanya hal-hal lain yang menumpang dan atau terdapat di dalam massa batuan dan atau tanah seperti vegetasi, timbunan material tambang, pemukiman, dan lain-lain dapat meningkatkan kerawanan longsor. Hal lain yang tidak kalah penting dalam longsor adalah karakteristik material yang mencakup jenis batuan, karakteristik tanah, dan kondisi geologis (Wilopo, 2005). Terakhir pada Juli 2007 terjadi banjir dan tanah longsor di Kec. Belang, Ratatotok dan Ratahan, yakni di Sub-DAS Molompar (Belang), dan sub-Sub-DAS Ratatotok

2. Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi Dan Gempa Bumi

Kabupaten Minahasa Tenggara terletak dekat dengan Gunung berapi Soputan (1783 m). Gunung soputan adalah salah satu Gunung berapi Aktif Tipe A dari 10 Gunung Api aktif di Provinsi Minahasa Tenggara. Terakhir kali Gunung Soputan meletus tahun 2004 dan 2007. Walaupun tidak terjadi erupsi magmatik yang besar, namun pada tahun 2007 letusan G. Soputan mengeluarkan hawa panas dan menyemburkan debu yang mencapai radius 6 Km. Letusan tahun 2007 juga menimbulkan gempa bumi vulkanik serta guguran lava. Daerah-daerah yang rawan terkena dampak jika terjadi letusan Gunung Soputan adalah Kec. Ratahan dan Kec. Touluaan.

3. Rawan Bencana Banjir

Banjir merupakan peristiwa bencana alam yang tidak bisa dilihat dari satu sisi penyebab. Banjir merupakan akumulasi dari surface run off yang ada di hulu akibat dari penyebab multi faktor. Penyebab multi faktor ini memberikan kontribusi banjir yang berbeda satu sama lain. Terdapat berbagai faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya banjir, yaitu : curah hujan harian yang tinggi, perubahan penggunaan lahan di hulu dari hutan menjadi non hutan, adanya perambahan hutan dan penebangan hutan secara liar. Di Wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara juga terdapat daerah-daerah rawan banjir. Diantaranya di Daerah Aliran sungai Molompar (Kec. Belang) dan Daerah Aliran Sungai Ratatotok (Kec. Ratatotok). Kejadian banjir terjadi bulan juli 2007 yang terjadi di Molompar, Buku, Borgo, Belang (Kec. Belang) dan di Ratatotok (Kec. Ratatotok).

4. Rawan Bencana Pesisir

Pesisir selatan Kabupaten Minahasa Selatan, yang mencakup Kec. Ratatotok, Belang dan Pusomaen, memang rawan terhadap

(36)

OCUMENT TITLE]

bencana gelombang pasang. Karena pesisir pantai tersebut langsung menghadap laut lepas (Laut Maluku) , tidak ada bentang alam penghalang dan pemukiman nelayan yang ada di 3 kecamatan tersebut umumnya dekat dengan garis pantai.Pada bulan Juni 2007 telah terjadi gelombang pasang yang merusak beberapa rumah di Desa Molompar dan Desa Buku (Kec. Belang). Gelombang setinggi 3 – 4 meter tersebut disertai angin kencang dan badai, terjadi dua hari berturut-turut. Gelombang pasang akibat kenaikan muka air laut yang disebabkan oleh pasang-surut disamping itu juga diakibatkan oleh faktor-faktor lain atau eksternal force seperti dorongan air, swell (gelombang yang ditimbulkan dari jarak jauh), badai dan badai tropis yang merupakan fenomena yang sering terjadi di laut.

5. Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan rawan gelombang pasang di pesisir selatan

Kabupaten Minahasa Tenggara meliputi pesisir pantai

kecamatan Ratatotok, Belang dan Pusomaen.

Aspek Demografi a. Jumlah Penduduk

Informasi data kependudukan merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan sebuah perencanaan dalam sebuah masyarakat. Dari data kependudukan tersebut dapat dibuat sebuah proyeksi beberapa tahun kedepan, sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi – asumsi tertentu berdasarkan komponen – komponen laju pertumbuhan penduduk.

Berdasarkan Data BPS Kabupaten Minahasa Selatan Pada tahun 2014 Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara berjumlah 103.808 jiwa mengalami laju pertumbuhan 1,01 % dari tahun 2013 yang baru berjumlah 121.226 jiwa. Sedangkan menurut Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Penduduk Minahasa Tenggara pada akhir tahun 2015 berjumlah 118.927 Jiwa dengan perbandingan 48% perempuan dan 52% laki-laki.

Tabel 2.10

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2011-2015

(37)

OCUMENT TITLE] 2011 101,557 1.09 2012 101,761 0.2 2013 102, 226 0,45 2014 103.818 1,01 2015 118,927 1,14

Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk

0,83

Sumber : BPS Minahasa Selatan dan Dinas Kependudukan dan Catatn Sipil 2015 Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa Pertambahan dan laju Pertumbuhan Penduduk terbanyak kabupaten Minahasa Tenggara terjadi pada tahun 2015

Tabel 2.11

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan

KECAMATAN 2013 2014 Laki-Laki Perempuan Total RJK L P Total RJK n

(jiwa) % (jiwa)n % n(jiwa) % n(jiwa) %

RATAHAN 6.515 52 6.169 48 12.684 105,61 6672 52 6309 48 12981 105,75 PUSOMAEN 4.339 52 3.951 48 8.290 109,82 4394 53 3998 47 8392 109,90 BELANG 8.238 52 7.668 48 15.906 107,43 8443 52 7847 48 16290 107,60 RATATOTOK 6.497 52 5.963 48 12.460 108,96 6623 52 6073 48 12696 109,06 TOMBATU 4.582 52 4.258 48 8.840 107,61 4599 52 4271 48 8870 107,68 TOULUAAN 3.284 51 3.040 49 6.324 108,03 3336 51 3084 49 6420 108,17 TOULUAAN SELATAN 2.054 53 1.868 47 3.922 109,96 2048 53 1862 47 3910 109,99 SILIAN RAYA 2.758 52 2.609 48 5.367 105,71 2822 52 2665 48 5487 105,89 TOMBATU TIMUR 4.403 52 4.162 48 8.565 105,79 4469 52 4221 48 8690 105,88 TOMBATU UTARA 3.951 52 3.741 48 7.692 105,61 3995 52 3778 48 7773 105,74 PASAN 3.319 51 3.190 49 6.509 104,04 3339 51 3207 49 6546 104,12 RATAHAN TIMUR 2.909 52 2.758 48 5.667 105,47 2960 52 2803 48 5763 105,60 Jumlah 52.849 52 49.377 48 102.226 107,03 53700 52 50118 48 103818 107,15 Tabel 2.12

Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Minahasa Tenggara Berdasarkan Luas dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014

NO KECAMATAN Luas (Ha) Penduduk Kepadatan

(38)

OCUMENT TITLE] 1 Ratatotok 10.418 12696 121,87 3.158 2 Tombatu 6.795 8.870 130,54 2.194 3 Touluaan 10.180 6.420 63,06 1.628 4 Belang 7.517 16.290 216,71 3.815 5 Ratahan 6.163 12.981 210,63 3.253 6 Pusomaen 5.362 8.392 156,51 2.152 7 Pasan* 4.979 6.546 131,47 1.844 8 Ratahan Timur* 6.399 5.763 90,06 1.577 9 Selatan*Touluaan 5.276 3.910 74,11 1.084 10 Silian Raya* 4.375 5.487 125,42 1.231 11 Tombatu Timur* 1.881 8.690 461,99 2.318 12 Tombatu Utara* 3.717 7.773 209,12 2.028 JUMLAH 73.062 103.818 142,10 139,92

Sumber BPS Minahasa Selatan 2015

Tabel 2.11 dan Tabel 2.12 memperlihatkan bahwa di tahun 2014 kecamatan Ratahan memiliki jumlah Penduduk yang terbanyak yaitu 12.981 dan Kecamatan Touluaan selatan memiliki penduduk paling sedikit yaitu 3.910. Penduduk laki-laki lebih banyak dari pada penduduk perempuan dengan ratio 52% : 48%. Sedangkan Rasio Kelamin Penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara dimana Kecamatan Touluan Selatan memiliki Rasio Kelamin yang terbesar sedangkan Kecamatan Pasan memilikin Rasio Kelamin yang terkecil.

b. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Tahun 2007 s.d 2015 sebesar 0,83%. Angka ini lebih rendah dari Nasional yakni 1,72% dan lebih rendah dari Provinsi yakni 1,40%.

2.1.2. Gambaran dari Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran terhadap kualitas sumberdaya manusia. Pengukuran nilai IPM didasarkan pada tiga komponen yaitu : (a)

(39)

OCUMENT TITLE]

Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup pada saat kelahiran, (b) Pengetahuan yang diukur dengan angka harapan lama sekolah pada orang dewasa (bobotnya dua pertiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga), (c) standard kehidupan yang layak diukur dengan PNB perkapita Produk Nasional Br uto dalam paritas kekuatan beli atau purchasing power parity (dollar US).

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terus berupaya meningkatkan pembangunan disegala sektor, termasuk pembangunan sumberdaya manusia. Ini tercermin dari nilai IPM yang terus mengalami peningkatan, dan harus lebih kerja keras karena walaupun IPM Kabupaten Minahasa Tenggara naik, tetapi dari segi peringkat diantara Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara berada pada peringkat ke-8.

Tabel 2.13

Komponen pembentuk IPM per Kabupaten Minahasa Tenggara IPM KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Tahun Angka Harapan Hidup (Tahun) Harapan Lama Sekolah (Thn) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah) IPM Peringkat Provinsi IPM 2010 69,22 10,47 8,07 8960 65,66 8 2011 69,30 10,62 8,12 9088 66,07 8 2012 69,37 11,21 8,18 9361 67,10 8 2013 69,44 11,22 8,24 9472 67,86 8 2014 69,48 11,48 8,37 9528 67,86 8

Perhitungan IPM pada tahun 2014 telah menggunakan metodologi baru dengan memasukkan harapan lama sekolah dalam komponen IPM menganti angka Melek huruf dan produk domestik bruto perkapita diganti dengan Produk Nasional Bruto perkapita. Berdasarkan komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara pada Tahun 2010 adalah 69,22 tahun meningkat naik menjadi 69,48 tahun di 2014, angka harapan lama sekolah adalah 10,47 tahun di tahun 2010 meningkat menjadi 8,37 tahun di tahun 2014, sedangkan pengeluaran per kapita rata-rata adalah Rp.8960 di tahun 2010 meningkat 9528 di tahun 2014. Secara keseluruhan, IPM Minahasa Tenggara pada Tahun 2010 menyentuh point 65,66% menempati peringkat delapan se Kabupaten/ Kota se Sulawesi Utara. Sedangkan

(40)

OCUMENT TITLE]

Tahun 2014 menyentuh point 67,86% menempati prikat delapan se Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara.

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap indikator-indikator : pertumbuhan PDRB, laju inflasi provinsi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, indeks ketimpangan Williamson (indeks ketimpangan regional), persentase penduduk diatas garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani

.

A. Pertumbuhan PDRB

Pada Tahun 2014 perhitungan PDRB mengalami perubahan disesuaikan dengan tahun dasar yaitu Tahun dasar tahun 2010. Gambaran tentang nilai dan kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Minahasa Tenggara pada periode 2010-2014 Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan, disajikan dalam Tabel 2.14 di bawah ini:

Tabel 2.14

PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara

TAHUN

PDRB ADHB

PDRB ADHK

2010

2.131.968,2

2.131.968,2

2011

2.321.257,1

2.234.172,4

2012

2.567.702.1

2.375.259,4

2013

2.858.339,9

2.528.569,5

2014

3.200.747,2

2.695.654,9

Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015

PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2010 yaitu 2.131.968,2, meningkat di tahun 2014 menjadi 3.200.747,2. PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga konstan mencapai 2.695.654,9 di 2014 dari 2.131.968,2 pada 2010.

Selama lima tahun (2010-2014), sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku adalah sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar

(41)

OCUMENT TITLE]

harga konstan serta kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.15

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014

Kabupaten Minahasa Tenggara

Atas dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)

NO Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Perikanan danPertanian,

Kehutanan 763279,5 764157,4 838726,4 898193,4 987374,2 2 Pertambangan &Penggalian 164278,0 179140,7 184078,4 205801,4 226157,0 3 PengolahanIndustri 104099,3 112248,4 125692,3 140341,3 158188,4 4 PengadaanListrik,Gas 1613,3 1711,7 2056,0 2595,8 2787,9 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

1775,6 1920,6 2021,8 2121,2 2273,3 6 Konstruksi 405306,5 465547,7 514536,0 582862,3 650863,1 7 Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

405306,5 179295,8 200873,1 221653,4 247580,5

8 Transportasi danPergudangan 174316,9 202742,7 229343,8 262670,1 299146,5

9 Akomodasi danPenyediaan

Makan Minum 6577,1 7284,1 8055,2 8874,6

9653,3

10 Informasi danKomunikasi 10597,7 12540,1 14078,5 15729,0 16937,8 11 Jasa Keuangandan Asuransi 2654,5 3115,0 3490,5 3905,9 4274,3

12 Real Estate 113577,8 126075,6 141656,2 158701,6 179587,8

(42)

OCUMENT TITLE]

Tabel 2.16

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014

Kabupaten Minahasa Tenggara

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rupiah

)

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub 138043,5 159551,3 184663,5 219511,1 261969,3 15 Jasa Pendidikan 31144,5 34651,6 38187,6 44808,8 53272,4

16 Jasa Kesehatandan Kegiatan

Sosial 50443,9 57744,0 65280,9 73575,6 81418,1

17 Jasa lainnya 11632,0 13315,4 14822,7 16735,4 18969,3

PDRB 2131968,2 2321257,1 2567702,1 2858339,9 3200747,2

NO Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Perikanan danPertanian,

Kehutanan 763279,5 747185,6 784402,7 821387,6 863779,2 2 Pertambangan &Penggalian 164278,0 179026,5 189691,6 202819,3 215937,1 3 PengolahanIndustri 104099,3 108666,4 115942,3 126119,3 136886,1 4 PengadaanListrik,Gas 1613,3 2033,0 2386,4 3095,3 3396,4 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

1775,6 1857,6 1907,1 1936,1 1956,7 6 Konstruksi 405306,5 441576,3 478654,2 519750,9 563624,8 7 Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

152437,0 169475,4 180675,9 190720,3 202748,5

8 Transportasi danPergudangan 174316,9 189145,1 202783,5 216533,7 231500,1

(43)

OCUMENT TITLE]

Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015

Distribusi Sektor untuk PDRB ADHK dan ADHB terbesar adalah sektor pertanian diikuti sektor Pertambangan dan Industri Pengolahan yang merupakan sektor yang memiliki kontribusi ketiga terbesar.

Tabel 2.17

Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

10 Informasi danKomunikasi 10597,7 12047,2 12893,7 13714,5 14617,3

11 Jasa Keuangandan Asuransi 2654,5 3047,1 3227,0 3547,4 3688,7

12 Real Estate 113577,8 121807,1 130479,8 138412,9 147874,9 13 Jasa Perusahaan 191,3 208,1 222,6 231,8 247,5 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub 138043,5 148728,0 156537,4 167023,5 177491,0 15 Jasa Pendidikan 31144,5 34397,7 36587,9 38984,1 41547,8

16 Jasa Kesehatandan Kegiatan

Sosial 50443,9 54463,1 58082,4 62039,5 66474,3 17 Jasa lainnya 11632,0 12441,1 13244,0 14244,2 15296,7 PDRB 2131968,2 2234172,4 2375259,4 2528569,5 2695654,9 NO Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Perikanan danPertanian,

Kehutanan 35,80 32,92 32,66 31,42 30,85

2 Pertambangan &Penggalian 7,71 7,72 7,17 7,20 7,07

3 PengolahanIndustri 4,88 4,84 4,90 4,91 4,94 4 PengadaanListrik,Gas 0,08 0,07 0,08 0,09 0,09 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

(44)

OCUMENT TITLE]

PDRB Minahasa Tenggara tahun 2010-2014 mengalami pertumbuhan rata-rata 6,3% per tahun yaitu dari Rp 2.131.968,2 milyar pada tahun 2010 menjadi Rp 3.200.747,2 milyar pada tahun 2014. Selama tahun 2010-2014, sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara selama 5 tahun terakhir seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.18

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

6 Konstruksi 19,01 20,06 20,04 20,39 20,33

7

Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

7,15 7,72 7,82 7,75 7,74

8 Transportasi danPergudangan 8,18 8,73 8,93 9,19 9,35

9 Akomodasi danPenyediaan

Makan Minum 0,31 0,31 0,31 0,31 0,30

10 Informasi danKomunikasi 0,50 0,54 0,55 5,55 0,53

11 Jasa Keuangandan Asuransi 0,12 0,13 0,14 0,14 0,13

12 Real Estate 5,33 5,43 5,52 5,55 5,61 13 Jasa Perusahaan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajub 6,47 6,87 7,19 7,68 8,18 15 Jasa Pendidikan 1,46 1,49 1,49 1,57 2,54

16 Jasa Kesehatandan Kegiatan

Sosial 2,37 2,49 2,54 2,57

2,54

17 Jasa lainnya 0,55 0,57 0,58 0,59 0,59

PDRB 100 100 100 100 100

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kabupaten  Minahasa Tenggara Tahun 2013
Tabel  2.11 dan  Tabel  2.12 memperlihatkan bahwa di  tahun  2014  kecamatan Ratahan  memiliki  jumlah  Penduduk  yang  terbanyak  yaitu  12.981 dan  Kecamatan Touluaan selatan memiliki penduduk paling sedikit yaitu 3.910
Tabel 2.24 Angka Kriminalitas Kabupaten  Minahasa Tenggara
Tabel 2.32 Balita Gizi Buruk
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Buru Selatan Tahun 2009-2029 yang selanjutnya disingkat RPJPD Kabupaten Buru Selatan adalah dokumen perencanaan

PERATURAN BUPATI TANA TORAJA TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN TANA TORAJA TAHUN 2016 ………… .... Dasar

Demikian Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2016 disusun untuk menjadi pedoman bagi semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

Penetapan indikator kinerja daerah dilakukan dengan tetap memperhatikan target-target yang terdapat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Maluku

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Padang Lawas 2009-2029 disusun dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah yang diharapkan dapat dicapai

(1) RKPD Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Karangasem Tahun 2010-2015 dan merupakan Dokumen Perencanaan

Sistematika penulisan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tamrauw Tahun 2005-2025 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun