• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dilakukan untuk menjaga pemanfaatan dan fungsi laut sebagai penyangga kehidupan dan memelihara kekayaan plasma nutfah.

Tingkat konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara terhadap bahan pangan perikanan cukup tinggi yaitu mencapai 49,12 kg/kapita/tahun pada tahun 2012. Ditinjau dari angka kebutuhan konsumsi minimum yang dianjurkan yaitu 30 kg/kapita/tahun maka konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara secara rata-rata cukup tinggi. Namun demikian setiap waktu, kesempatan dan tempat, harus dilakukan kampanye makan ikan, sosialisasi makan ikan melalui GEMAR IKAN dan pengawasan produk-produk perikanan yang menggunakan bahan pengawet berbahaya, seperti formalin, rodhamin, dan lain-lain untuk keamanan produk perikanan.

Sektor perikanan kelautan dan kehutanan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2011-2015 Produksi sektor perikanan adalah secara berturut-turut sebagai berikut : tahun 2011 mencapai 22.684 meningkat ditahun 2012 mencapai 40,196, tahun 2013 mencapai 44.275 dan tahun 2014 menjadi 50.657. dan pada Juni 2015 mencapai 20.73. Selain itu sektor perikanan juga menjadi salah satu tumpuan utama lapangan kerja di Kabupaten Minahasa Tenggara

Tabel 2.132

Fokus Layanan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

OCUMENT TITLE] 2015 1 Produksi Perikanan Tangkap Produksi Budidaya Perikanan

Produksi Ikan Olahan Jumlah 18.377 4.387,1 100 22.684 35.565,97 4.430,1 200 40,196 37.021,89 6.952,9 300 44.275 38.566,4 11.690,15 400 50.657 19.500,00 1.033,40 198 20.731 2 Jumlah Konsumsi Ikan 2000

Ton 4.700Ton 4.806Ton 4.808Ton 4.808Ton

3 Jumlah Kelompok Nelayanan Yang Mendapat Bantuan Pemda 27

Kelompok 31Kelompok 37Kelompok 49Kelompok 401Kelompok

4 Jumlah Total

Kelompok Nelayan 100 150 270 280 315

5 Cakupan bina

kelompok nelayan

27,00 20,67 13,70 17,50 13,02

6

Jumlah Produksi Ikan lokal (Ton) Kontribusi Hasil Kelompok Nelayan

24.744,47 26.539,50 32.228,66 36.096,74 31.429,07

7 Jumlah Produksi Ikan

di Daerah 37,749,00 39,219,00 46,120,00 48,426,00 40,886,00

7 Produksi perikanan

kelompok nelayan 65,55 67,67 69,88 74,54 76,87

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan dan BP4K Kab. Minahasa Tenggara 2016 Kenaikan harga bahan bakar minyak sangat berdampak bagi nelayan dan pembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan harga ikan di pasar tetap. Sampai saat ini nelayan di Minahasa Tenggara masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM.

Untuk meningkatkan produktivitas nelayan, pembudidaya, pengolah dan masyarakat pesisir, maka telah dilaksanakan pemberdayaan melalui bantuan sarana dan prasarana, pelatihan/pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan, pembudidaya, pengolah dan masyarakat pesisir sehingga menguasai teknologi penangkapan ikan, teknologi budidaya termasuk teknologi pengolahan hasil-hasil laut sehingga memiliki kualitas yang lebih baik bahkan memenuhi kualitas ekspor sehingga dapat dipasarkan sampai ke luar negeri. Mutu hasil perikanan merupakan syarat untuk menjaga agar produk perikanan dihargai dan memiliki daya jual tinggi di pasaran. Oleh

OCUMENT TITLE]

karena itu dalam rangka meningkatkan mutu hasil perikanan telah dikembangkan “Cool Chain System ” atau sistem rantai dingin.

2.4.7 Energi Dan Sumberdaya Mineral

Sesuai dengan RPJMN 2015-2019, Sumber Daya Alam menjadi sasaran pencapaian ketahanan dan kemandirian energi nasional untuk menjamin kelangsungan pertumbuhan ekonomi nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimalisasi pemenfaatan energi alternatif seluas-luasnya

Sektor energi merupakan salah satu pendukung utama berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial didalam negeri. Sektor energi diharapkan dapat mendorong four tracks pembangunan yaitu pertumbuhan (pro-growth), penciptaan lapangan kerja job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro-poor), dengan memperhatikan daya dukung lingkungan (pro-environment).

Beberapa tahun terakhir masyarakat Minahasa Tenggara mengalami krisis listrik yang disebabkan kebutuhan listrik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi masalah kekurangan energi listrik tersebut maka sesuai dengan arah kebijakan energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan (diversifikasi energi) yang sesuai visi 25/25 yaitu pada tahun 2025 penggunaan energi baru terbarukan menjadi 25 persen dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari biaya penggunaan bahan bakar fosil (avoided fosil energy cost).

Wilayah Minahasa Tenggara yang memiliki sumber daya alam antara lain yaitu tambang emas. Dalam pemanfaatan kiranya tetap memperhatikan prosedur dalam pengeluaran ijin tambang serta tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian alam dan lingkungan. Kontribusi sektor pertambangan bagi PDRB Minahasa Tenggara perlu ditingkatkan lagi dengan pemanfaatan pertambangan emas secara bijaksana.

Tabel.2.133 Pertambangan tanpa ijin

Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Luas Penambangan Liaryang di tertibkan (Ha 12 23 1

2 Luas Areapenambangan yang liar (Ha

143 143 143

3 Pertambangan tanpa

ijin (1 : 2 X 100) 8,39 16,08 0,70

OCUMENT TITLE]

Sektor energi merupakan salah satu pendukung utama berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial didalam negeri. Sektor energi diharapkan dapat mendorong four tracks pembangunan yaitu pertumbuhan (pro-growth), penciptaan lapangan kerja job), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro-poor), dengan memperhatikan daya dukung lingkungan (pro-environment).

Tabel 2.134

Kontribusi sektor Pertambangan terhadap PDRB Tahun 2011 s.d 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah KontribusiPDRB dari Sektor Pertambangan

164.278,0 179.140,7 184.078,4 205.801,4 226.157,0

2 Jumlah PDRB 2.131.516,4 2.320,747,8 2.567.134,6 2.857.709,0 3.200.067,0 3 Kontribusi sektorPertambangan (1

: 2 X 100)

7,70 7,71 7,16 7,20 7,06

Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015

Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan sangat berperan dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia dan memberikan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu pariwisata juga berperan serta dalam meningkatkan kualitas nilai-nilai sosial budaya, persahabatan, serta sarana pertukaran dan perdamaian antar bangsa. Pembangunan kepariwisataan ditujukan pada peningkatan kemampuan untuk menggalakkan kegiatan ekonomi yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan mampu membuka lapangan kerja, peningkatan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat di daerah wisata serta penerimaan devisa bagi Negara. Indikator kegiatan kepariwisataan di Minahasa Tenggara tercermin dari jumlah wisatawan baik asing maupun nusantara.

Arah kebijakan pembangunan pariwisata yang digariskan dalam RIPPARNAS adalah Pembangunan Destinasi Pariwisata diarahkan untuk mening-katkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri, Pemasaran Pariwisata Nasional diarahkan untuk meningkatkan kerjasama internasional kepariwisataan dan mendatangkan sebanyak mungkin kunjungan wisatawan mancanegara, Pembangunan Industri Pariwisata diarahkan untuk meningkat-kan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk/ jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi fokus pemasaran, Pembangunan Kelembagaan Pariwisata

OCUMENT TITLE]

diarahkan untuk mem-bangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional

Tabel 2.135 Kunjungan wisata