• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan dokumen administrasi kependudukan khususnya untuk pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) hal ini terlihat dari kepemilikan KTP tahun 2014 berjulah 52.652 meningkat ditahun 2015 berjumlah 60.407. Hal ini disebabkan oleh implementasi UU No 23 Tahun 2006, yaitu penerapan KTP berbasis NIK secara nasional, yakni dengan adanya perekaman KTP elektronik yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2011, dimana semua wajib KTP diundang ke kecamatan untuk melakukan perekaman KTP elektronik. kepemilikan akta kelahiran sampai tahun 2015 berjumlah 19.707. Jumlah Kartu keluarga tahun 2011 berjumlah 5.460 meningkat ditahun 2015 sejumlah 28.919.

Tabel 2.75

Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir, Akte Nikah Tahun 2011 s.d 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara No Tahun Jumlah Penduduk Menurut

OCUMENT TITLE]

Kepemilikan

KTP KK Akte lahir nikahAkte

1 2011 5.460

2 2012 11.843

3 2013 17.956

4 2014 52.652 23.229

5 2015 60.407 28.919 19.707 1.196

Sumber : Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kab. Minahasa Tenggara 2016 Angka rasio kependudukan tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.76

Layanan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2011 - 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

Rasio penduduk berKTP

per satuan penduduk 0,06 0,13 0,15 0,6 0,65

rasio bayi berakte

kelahiran 0,07 0,18 0,27 0,34 0,40

rasio pasangan berakte

nikah 0,71

Kepemilikan akta kelahiran per 1000

penduduk 8,12

kepemilikan KTP 6 13 15 60 65

Sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Minahasa Tenggara 2016 Tabel 2.77

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2014 s.d 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

No Tahun Tingkat Pendidikan Jumlah SD/MI (7-12 Thn) SMP (13-15 Thn) SMA (16-18 Thn) Perguruan Tinggi (19 thn Tidak Sekolah

OCUMENT TITLE]

keatas)

1 2014 11.601 10.744 10.151 8.323 14.845 55.664

2 2015 13.101 7.171 6.667 12.575 15.550 55.064

Sumber Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Minahasa Tenggara 2016 2.3.1.7. Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak

Undang – undang Dasar 1945 menjamin hak setiap warga Negara, baik laki-laki maupun perempuan untuk menikmati dan berpartisipasi dalam pembangunan diberbagai bidang. Dengan demikian pembangunan selayaknya memberikan akses yang memadai serta adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan, serta mempunyai andil dalam proses pengendalian dan pengawsan pembangunan.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, Kabupaten Minahasa Tenggara, harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pada kebijakan program dalam pembangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai salah satu tujuan SDGs (Sustanable Development Goals) yaitu mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Upaya untuk mencapai pembangunan yang berwawasan gender memerlukan gambaran kondisi jumlah penduduk di Kabupaten Minahasa Tenggara. Sensus penduduk Tahun 2014 oleh Badan Pusat Statistik jumlah penduduk di Minahasa Tenggara tercatat 103.818 jiwa,

Tahun 2014 Klasifikasi jenis kelamin penduduk di Minahasa Tenggara yang terdiri dari l

aki-laki

berjumlah 53.700 orang atau 52% sedangkan perempuan berjumlah 50.118 orang atau 48%, dengan Rasio Jenis Kelamin 107,15, populasi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berimbang. Namun dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan baik secara nasional maupun daerah.

Kondisi ini terjadi karena pembangunan belum mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara laki-laki dan perempuan. Hal ini memberi kontribusi timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotype, kekerasan, diskriminasi dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan kegiatan bias gender turut memberi andil

OCUMENT TITLE]

terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari harapan.

Partisipasi perempuan Minahasa Tenggara di lembaga politik dapat dilihat dari 25 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara sebanyak 9 perempuan duduk sebagai anggota dewan dengan 1 orang wakil ketua DPRD perempuan. Hal itu menunjukkan cukup signifikannya partisipasi perempuan di lembaga politik yaitu 36%.

Peran parpol berkaitan dengan pemihakan terhadap peningkatan partisipasi masyarakat akan terlihat pada mekanisme pencalonan anggota legislative. Ketentuan kuota seperti termuat dalam undang-undang mesti disikapi hati-hati. Kuota 30% bagi perempuan tidak bersifat mutlak dan mengikat sehingga tetap terbuka peluang bagi parpol menempatkan calon perempuan sekadar pengumpul suara (vote getter) atau alat legitimasi. Selain itu, parpol juga mungkin secara sepihak menempatkan wakil-wakil perempuan yang tidak memiliki perspektif dan keberpihakan terhadap nilai, prinsip, dan aspirasi masyarakat.

Pengurangan KDRT perlu turunkan dari tahun ke tahun serta meningkatkan partisipasi pekerja perempuan di lembaga pemerintah maupun swasta yang bisa menduduku jabatan startegis.

Disamping itu perlindungan terhadap anak dari tindakan kekerasan baik fisik maupun seksual terus ditingkatkan agar anak boleh tumbuh dan berkembang secara baik.

Perempuan Minahasa Tenggara diharapkan dapat menjadi penentu kebijakan di kancah politik. Di lembaga pemerintah banyak perempuan menduduki posisi strategis sebagai kepala Dinas/Badan/Kantor/Bagian/kepala kecamatan.

Tabel 2.78

Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah Tahun 2011 s.d 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah perempuan yangmenempati jabatan eselon II 8 5 7 6 6 2 Jumlah perempuan yangmenempati jabatan eselon III 41 54 64 67 72

3 Jumlah perempuan yangmenempati jabatan eselon IV 74 91 115 197 197 4 Jumlah Perempuan sebagai staff 1.429 1.512 1.635 1.687 1.818 5 Jumlah Pekerja Perempuan dilembaga pemerintah (1+2+3+4) 1.429 1.512 1.635 1.687 1.818

OCUMENT TITLE]

6 Jumlah pekerja perempuan 12.112 12.507 13.605 14.405 27.287

7 Persentase Pekerja Perempuandi lembaga pemerintah

(5:5X100) 11,80 12,08 12,02 12,40 13,73

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016

Demikian juga lembaga swasta diharapkan dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan serta kealian yang mempuni didukung oleh penguasaan manajerial diharapkan banyak perempuan menduduki posisi strategis di lembaga swasta.

Tabel 2.79

Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta Tahun 2011 s.d 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah perempuan yang bekerja di

lembaga swasta 1.560 1.699 1.670 1.799 1.823

2 Jumlah pekerja perempuan 12.112 12.512 13.605 13.605 13.240 3 Persentase pekerja perempuan di

lembaga swasta (1 : 2 X 100) 12,88 13,58 12,27 13,22 13,77 Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa

Tenggara 2016

Pengurangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga perlu turunkan dari tahun ke tahun.

Tabel 2.80 Rasio KDRT Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah KDRT 68 67 62 55 47

2 Jumlah Rumah Tangga 16.858 16.952 17.665 17.720 17.730 3 Rasio KDRT (1 : 2 X 100) 0,40 0,40 0,35 0,31 0,27 Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa

Tenggara 2016

Anak yang seharusnya bisa bermain dan bersekolah tidak seharusnya bekerja untuk membantu orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, untuk itu perlu mengurangi pekerja anak dibawah usia kerja.

Tabel 2.81

Persentase Tenaga Kerja di Bawah Umur Tahun 2011 s.d 2015

OCUMENT TITLE]

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pekerja anak usia 5-14 tahun 76 72 68 57 54

2 Jumlah pekerja usia 5 tahunkeatas 81.834

3 Persentase jumlah tenaga kerjadibawah umur (1 : 2 X 100) 0,76

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016

Adapun capaian indikator pemberdayaan dan perlindungan anak tahun 2011-2015 dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.82

Layanan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2011- 2015

Kabupaten Minahasa Tenggara

URAIAN TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 Partisipasi angkatan kerja perempuan 13,37 12,23 13,73 Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

98% 94 94 91 92

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anaka Kab. Minahasa Tenggara 2016

Diantara berbagai keberhasilan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak harus diakui bahwa Pemerintah Minahasa Tenggara perlu memberikan perlindungan terhadap anggota masyarakat yang berusia 60 tahun keatas berupa pemberian bantuan bagi lansia, karena adalah tanggung jawab dan kewajiban bagi pemerintah, masyarakat dan keluarga. Berdasarkan Data BPS Minahasa Selatan Tahun 2014 jumlah penduduk Lanjut usia di Minahasa Tenggara sebanyak 10.461 jiwa.