• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA TENGGARA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA (RENJA)

TAHUN 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Kasih dan Penyertaannya, sehingga Rencana Kerja ( RENJA ) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara ini dapat diselesaikan.

Dalam Perencanaan Pembangunan, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diwajibkan untuk membuat Rencana Kerja (RENJA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dengan Program dan Kegiatan untuk 1 (satu) tahun kedepan. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi usulan Program dan Kegiatan dalam rangka penyusunan RKPD tahun 2016, KUA-PPAS tahun 2016 sampai kepada penyusunan APBD tahun 2016 Kabupaten Minahasa Tenggara, agar supaya pelaksanaan Pembangunan dapat berjalan dengan baik, lancar dan berkesinambungan serta dapat mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMD.

Berdasarkan pemahaman tersebut diatas, maka Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara menyusun Rencana Kerja ini, dengan harapan dapat berguna dalam pencapaian target pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara pada khususnya dan kemakmuran masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara yang lebih Jelas Sejahtera pada umumnya.

Ratahan, 2016 KEPALA BAPPEDA

KABUPATEN MINAHASA TENGGARA,

Drs. B. MOKORIMBAN, MM PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19590605 198503 1 030

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan ………. 2

1.3 Maksud dan Tujuan ………... 2

1.4 Sistematika Penulisan Dokumen Rancangan Rencana Kerja ……… 3

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA ………. 4

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja BAPPEDA Tahun Lalu dan Capaian Renstra BAPPEDA ……… 4

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan BAPPEDA ………. 31

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi ……… 38

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja ……… 39

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat ……….. 39

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN ……… 40

3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional ………... 40

3.2 Visi, Strategi, Arah dan Sasaran Rencana Kerja BAPPEDA ………... 40

3.3 Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2016 dan Prakiraan Maju 42 BAB IV PENUTUP ………... 43

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2016 disusun sebagaimana aturan yang ditetapkan oleh Peraturan menteri Dalam Negeri nomor 54 tahun 2010. Adapun tahapan persiapan penyusunan Rencan Kerja diawali dengan pembentukan Tim Penyusun Rancangan Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana dalam tim kerja dapat bekerja sama untuk penyelesaian dukumen perencanaan ini.

Guna efektivitas proses penyusunan dan kedalaman kajian maupun rumusan dokumen, tim penyusun dibagi kedalam beberapa kelompok kerja (pokja) berdasarkan urusan atau gabungan beberapa urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota, atau menurut klasifikasi lainnya yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan tugas dan fungsi tim. Tugas tim penyusun RENJA selanjutnya dijabarkan kedalam agenda kerja yang dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari tahap persiapan sampai dengan ditetapkannya rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara

Orientasi mengenai Rencana Kerja kepada seluruh anggota tim dilakukan untuk penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan perundang-undangan kebijakan pemerintah berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan daerah, keterkaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya utamanya RPJMD, teknis penyusunan dokumen RENJA, dan menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun RENJA. Bahan orientasi mengenai RENJA, antara lain :

1. Peraturan perundang-undangan tentang keuangan negara; sistem perencanaan pembangunan nasional; pemerintahan daerah; pengelolaan keuangan daerah;

pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota; pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD); tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, dan tata cara pelaksanaan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

(5)

2. Panduan atau pedoman teknis terkait penyusunan RENJA dan penyusunan anggaran.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tangungjawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025.

8. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang perubahan pertama atas undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

14. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Minahasa Tenggara Tahun 2013 -2018;

(6)

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Maksud Penyusunan Rencana Kerja untuk memberikan kejelasan langkah- langkah yang perlu dilakukan dalam mengatasi dan menghadapi tantangan internal dan eksternal organisasi perangkat daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara sekaligus sebagai alat pengukur dalam menilai kinerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

2. Tujuan penyusunanRencana Kerja adalah untuk terselenggaranya keteraturan, keterarahan dan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan suatu system budaya birokrat yang akuntambel dan transparan.

1.4 Sistematika Penulisan Dokumen Rencana Kerja

Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen Rencana Tiket (RENJA) terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab didalamnya.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Sistematika Penulisan Dokumen Rencana Kerja

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja BAPPEDATahun Lalu & Capaian RENSTRA BAPPEDA

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan BAPPEDA

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi 2.4 Review Terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telahaan Terhadap Kebijakan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja BAPPEDA 3.3. Program dan Kegiatan

BAB VI. PENUTUP

(7)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja BAPPEDA Tahun Lalu & Capaian RENSTRA BAPPEDA

Kondisi Geografis Daerah

Luas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah 730,62 Km2 atau 73.062 Ha, yang secara administratif terbagi menjadi 12 kecamatan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Ratatotok dengan luas 10.418 Ha yang kemudian diikuti oleh Kecamatan Touluaan Selatan dengan luas 10.180 Ha, sedangkan Kecamatan Tombatu Timur sebagai kecamatan yang terkecil dengan luas 1.881 Ha serta Kecamatan Tombatu Utara dengan luas 3.717 Ha.

Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Ratahan yang berjarak 80 km dari Manado, Ibu Kota Provinsi Minahasa Tenggara dengan batas wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Amurang Timur dan Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langowan Kabupaten Minahasa dan Laut Maluku.

 Sebelah Selatan barbatasan dengan Laut Maluku dan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Kumelembuai Kabupaten Minahasa Selatan.

1. Letak dan kondisi geografis antara lain terdiri dari:

o Posisi astronomis;

Secara astronomis, Kabupaten Minahasa Tenggara terletak antara :1240 30’24” - 124056’24” BT 1008’19” - 0050’46” LU

o Posisi geostrategis;

Posisi wilayah Minahasa Tenggara yang terletak di tepian samudra Pacific, diapit oleh dua Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang melewati Selat Makassar antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang melewati Laut Maluku antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan Maluku. Posisi strategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagi Minahasa Tenggara. Kondisi ini yang membuat

(8)

posisi Minahasa Tenggara yang sangat dekat dengan pasar Asia Timur dan Pasifik, dan relatif sulit untuk ditandingi oleh daerah lainnya di Indonesia.

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki Posisi geostrategis yang baik karena mengandung sumber daya Perikanan, Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata, Perkebunan serta Kehutanan Minahasa Tenggara memiliki keunggulan dari segi geoposisi. Posisi strategis yang dimiliki dapat menciptakan lokasi suatu daerah semakin menarik dan aman untuk dapat dikunjungi para wisatawan, pelaku bisnis, dan investor domestik serta internasional. Semakin unggul lagi, lokasi suatu daerah jika terletak pada posisi strategis di sekitar pusat beredarnya perdagangan dunia dan pusat pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya MP3EI dan pengembangan teluk Tomini menjadikan posisi Minahasa Tenggara menjadi lebih menguntungkan.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013

Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2011-2031

o Kondisi/kawasan, antara lain meliputi:

 Pedalaman;

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki kawasan pedalaman yang berada di Kecamatan Tombatu : Tonsawang, Tonsawang Satu, Pisa; Kecamatan Touluan Selatan : Lowatag, Bunag, Banga, Tambelang, Ranoako, Suhuon;

Kecamatan Ratatotok : Morea, Morea Satu dan Suyowan. Kecamatan Ratahan Timur : Wioi Timur

(9)

 Terpencil;

Karena sudah ada jalan akses menuju ke desa tersebut maka daerah tersebut tidak terpencil dan sudah terbuka untuk akses ke desa/daerah lain.

 Pesisir;

Kawasan Pesisir Minahasa Tenggara berada di Kecamatan Posumaen : Tumbak, Tumbak Madani Bentenan, Bentenan I, Bentenan Indah, Minanga Tiga; Kecamatan Belang : Molompar, Buku,Buku Tenggara, Buku Tengah, Buku Utara, Borgo, Borgo I, Ponosakan Belang, Molompar Timur, Molompar, Ponosakan Indah, Belang, Mangkit; Kecamatan Ratatotok : Muara,Basaan I, Basaan , Ratatotok Timur.

Tabel 2.1

Jumlah Desa menurut Letak Geografi dan Kecamatan Tahun 2013

No Kecamatan Pantai Bukan

Pantai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ratatotok 5 10 15

2 Pusomaen 4 9 15

3 Belang 8 12 20

4 Ratahan 0 11 11

5 Pasan 0 11 11

6 Ratahan Timur 0 10 10

7 Tombatu 0 11 11

8 Tombatu Timur 0 11 11

9 Tombatu Utara 0 10 10

10 Touluaan 0 10 10

11 Touluaan Selatan 0 10 10

12 Silian Raya 0 10 10

Jumlah 17 127 144

Sumber : RTRW Kabupaten Minahasa Tenggara 2013

 Pegunungan;

Kabupaten Minahasa Memiliki desa yang berada didaerah pegunungan

 Kepulauan

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki 25 Pulau Tabel 2.2

Nama, Luas dan Lokasi Pulau Kecil di Kabupaten Minahasa Tenggara

NO NAMA PULAU LUAS

(Ha) LOKASI

1. Pulau Bentenan 122,65 Kecamatan Pusomaen

2. Pulau Tikus 2,10 Kecamatan Pusomaen

3. Pulau Pakolor 1,62 Kecamatan Pusomaen

4. Pulau Kukusan 1,39 Kecamatan Pusomaen

(10)

NO NAMA PULAU LUAS

(Ha) LOKASI

5. Pulau Sepatu 0,46 Kecamatan Pusomaen

6. Pulau Tatapan 0,37 Kecamatan Pusomaen

7. Pulau Belakang Kuda 0,28 Kecamatan Pusomaen 8. Pulau Bangkoang 0,14 Kecamatan Pusomaen

9. Pulau Putih 0,12 Kecamatan Pusomaen

10 Pulau Putus 0,12 Kecamatan Pusomaen

11. Pulau Baling-baling 0,03 Kecamatan Pusomaen

12. Pulau Punten 0,02 Kecamatan Pusomaen

13. Pulau Dokokayu 51,43 Kecamatan Ratatotok 14. Pulau Hagow 20,40 Kecamatan Ratatotok 15. Pulau Bohoi Besar 17,50 Kecamatan Belang

16. Pulau Babi 12,58 Kecamatan Ratatotok

17. Pulau Babi Kecil 6,95 Kecamatan Ratatotok

18. Pulau Racun 2,99 Kecamatan Ratatotok

19. Pulau Strat Besar 0,97 Kecamatan Ratatotok 20. Pulau Putus-putus 0,65 Kecamatan Ratatotok 21. Pulau Strat Kecil 0,59 Kecamatan Ratatotok 22. Pulau Bohoi Kecil 7,51 Kecamatan Belang 23. Pulau Keramat 5,04 Kecamatan Belang 24. Pulau Salimburung 0,93 Kecamatan Belang 25. Pulau Sangkeles 0,80 Kecamatan Belang

Tabel 2.3

Data Desa/Kelurahan Di Kabupaten Minahasa Tenggara

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

JUMLAH Jaga/

Lingk KET 1 Ratahan

1 Rasi 5,65 5

2 Rasi Satu 3,8 4

3 Tosuraya 5,91 5

4 Tosuraya Barat 5,46 6

5 Tosuraya Selatan 5,79 4

6 Wawali 9,49 5

7 Wawali Pasan 9,49 5

8 Lowu Satu 7,48 4

9 Lowu Utara 7,52 4

10 Lowu Dua 10,1 4

11 Nataan 10,03 4

2 Pasan*

1 Towuntu 10,75 4

(11)

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

JUMLAH Jaga/

Lingk KET

3 Towuntu Barat 5 3

4 Tolombukan 4,15 4

5 Tolombukan Satu 4,25 5

6 Tolombukan Barat 1,5 3

7 Liwutung 4,75 4

8 Liwutung Satu 4,75 4

9 Liwutung Dua 4,73 4

10 Poniki 5,17 3

11 Maulid 3,6 5

3 Ratahan Timur*

1 Wioi 4,01 4

2 Wioi Satu 4,01 4

3 Wioi Dua 4 4

4 Wioi Tiga 4,2 4

5 Wioi Timur 4,08 4

6 Pangu 3,16 4

7 Pangu Satu 3,17 4

8 Pangu Dua 3,16 4

9 Wongkay 6 4

10 Wongkay Satu 6,02 4

4. Touluaan

1 Toundanouw 10 4

2 Reanoketang Atas 10 4

3 Lobu Satu 4,37 4

4 Lobu Dua 8,52 4

5 Lobu Kota 3,89 4

6 Lobu Atas 3,1 4

7 Lobu 10 4

8 Toundanouw Atas 10 4

9 Toundanouw Satu 10 3

10 Ranoketang Atas

Satu 8 4

5. TouluaanSelatan*

1 Kalait 2,9 4

2 Kalait satu 2,8 4

3 Kalait Dua 2,7 4

4 Kalait Tiga 2,54 4

5 Lowatag 9,82 2

6 Bunag 8,8 2

7 Banga 1,3 2

8 Tambelang 6 4

9 Ranoako 8,08 3

10 Suhuyon 4,81 2

6. Silian Raya*

1 Silian 10,25 4

2 Silian Utara 11,39 4

3 Silian Satu 10,25 4

4 Silian Selatan 8,75 4

5 Silian Dua 4,96 4

(12)

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

JUMLAH Jaga/

Lingk KET

6 Silian Tengah 4,8 4

7 SilianTiga 6,9 4

8 Silian Barat 5,3 4

9 Silian Kota 4,8 4

10 Silian Timur 4,7 4

7. Tombatu

1 Tombatu 14,15 4

2 Tombatu Satu 7,82 6

3 Tombatu Tiga Timur 3 4

4 Tombatu Tiga

Selatan 3,1 4

5 Betelen 3,08 5

6 Betelen Satu 4,8 4

7 Kali 8,4 4

8 Kali Oki 4 4

9 Tonsawang 6 4

10 Tonsawang Satu 7,15 5

11 Pisa 34,06 2

8. Tombatu Timur*

1 Molompar 7,10 4

2 Molompar Satu 8,10 4

3 Molompar Atas 7,13 4

4 Molompar Dua 5,00 4

5 Molompar Dua Utara 6,50 5

6 Molompar Dua

Selatan 4,00 4

7 Mundung 3,00 5

8 Mundung Satu 2,38 5

9 Esandom 2,26 4

10 Esandom Satu 2,05 4

11 Esandom Dua 2,34 4

9. Tombatu Utara*

1 Tombatu Dua 3,7 4

2 Tombatu Dua Utara 3,3 4

3 Tombatu Dua Barat 2,6 4

4 Tombatu Dua

Tengah 2,4 4

5 Tombatu Tiga 3,3 4

6 Tombatu Tiga

Tengah 3,2 4

7 Kuyanga 3,4 4

8 Kuyanga Satu 2,63 4

9 Winorangiaan 10,05 5

10 Winorangiaan Atas 8,2 4

10. Pusomaen

1 Minanga 4 4

(13)

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

JUMLAH Jaga/

Lingk KET

2 Minanga Timur 4 4

3 Minanga Satu 3,5 4

4 Minanga Dua 3 4

5 Minanga Tiga 1,5 3

6 Makalu 5 4

7 Makalu Selatan 3 4

8 Tatengesan 3,5 4

9 Tatengesan Satu 4 4

10 Bentenan 4,2 3

11 Bentenan Satu 1,2 3

12 Tumbak 5 4

13 Tumbak madani 3 4

14 Bentenan Indah 2,92 3

15 Wiau 0,86 3

11. Ratatotok

1 Basaan 7 6

2 Basaan Dua 5 4

3 Basaan Satu 12,62 5

4 Ratatotok Satu 7 5

5 Ratatotok Utara 5,2 4

6 Ratatotok Selatan 20 4

7 Ratatotok Tenggara 11,2 4

8 Ratatotok Dua 5,75 4

9 Ratatotok Tengah 5 4

10 Ratatotok 4,25 4

11 Ratatotok Timur 4,5 5

12 Ratatotok Muara 4,5 4

13 Moreah 58 3

14 Moreah Satu 11,4 3

15 Soyowan 10 4

12. BELANG

1 Watuliney 7,6 5

2 Watuliney Tengah 6,55 4

3 Watuliney Indah 6,82 4

4 Molompar 8 5

5 Molompar Utara 5,3 4

6 Molompar Timur 5,2 4

7 Tababo 6 4

8 Tababo Selatan 2 4

9 Buku 6 4

10 Buku Tengah 2 4

11 Buku Utara 1,8 5

12 Buku Selatan 1,95 4

13 Buku Tenggara 1,69 4

14 Belang 3,34 6

15 Ponosakan Belang 3,44 3

16 Borgo 14,27 5

17 Borgo Satu 8,28 5

18 Beringin 9 5

(14)

NO KECAMATAN DESA/ KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Km²)

JUMLAH Jaga/

Lingk KET

19 Mangkit 9 3

20 Ponosakan Indah 1,8 3

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Tahun 2010 2. Topografi

Topografi sebagaian besar wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara adalah bergunung-gunung dan berbukit-bukit yang membentang dari Utara sampai ke selatan. Diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang, salah satu gunung yang masih aktif tersebut adalah gunung api Soputan dengan tinggi 1.780 m yang terletak di antara perbatasan Kabupaten Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan serta Kabupaten Minahasa.

Tabel 2.4

Objek Wisata Alam Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Objek Wisata Alam Keterangan

1 Ratatotok Pantai Lakban Desa Ratatotok Timur

Bukit Pengharapan Desa Ratatotok Timur

Pantai Montoi Desa Ratatotok Goa Alam Desa Soyowan Teluk Buyat Desa Ratatotok timur

Pantai Wisata Gemilang Desa Basaan I

2 Pusomaen Pantai Bentenan Desa Bentenan Taman Laut Tumbak Desa Tumbak

Hutan Bakau Tanjung Merah

3 Belang Pantai Hais Desa Molompar Teluk Belang

Panjat Tebing Desa Watuliney Pulau Keramat Desa Borgo

4 Ratahan Gunung Manimporok

Air Konde Kel. Wawali

(15)

5 Pasan Air Terjun Desa Poniki Danau Mongawo Desa Liwutung

6 Ratahan Timur Hutan Lindung Gunung Potong Desa Pangu

7 Tombatu Danau Bulilin Desa Kali 8 Tombatu Timur Kolam Desa Molompar Raya 9 Touluaan Air Panas Kelewaha Desa Lobu 10 Silian Raya Gunung Soputan Desa Silian Sumber : Mitra Dalam Angka 2010

2.2. Gambaran dari Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran terhadap kualitas sumberdaya manusia. Pengukuran nilai IPM didasarkan pada tiga komponen yaitu : (a) Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup pada saat kelahiran, (b) Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua pertiga) dan kombinasi pendidikan dasar, menengah, atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga), (c) standard kehidupan yang layak diukur dengan GDP perkapita gross domestic product dalam paritas kekuatan beli atau purchasing power parity (dollar US). Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara terus berupaya meningkatkan pembangunan disegala sektor, termasuk pembangunan sumberdaya manusia. Ini tercermin dari nilai IPM yang terus mengalami peningkatan, dan harus lebih kerja keras karena walaupun IPM Kabupaten Minahasa Tenggara naik, tetapi dari segi peringkat diantara Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara mengalami penurunan dari peringkat ke- 12 tahun 2011 menurun menjadi peringkat ke-13.

Komponen pembentuk IPM kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5

Komponen pembentuk IPM per Kabupaten Minahasa Tenggara IPM KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

unTah

Angka Harapan

Hidup (Tahun)

Harapan SekolahLama

(Thn)

Rata- Lamarata Sekolah (Tahun)

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan

(ribu rupiah)

IPM

Peringkat Provinsi

IPM

2012 69,37 11,21 8,18 93.61 67,10 8

(16)

2013 69,44 11,22 8,24 94.72 67,86 8

2014 69,48 11,48 8,37 95.28 67,86 8

2015 69,48 11,50 8,38 96.79 68,05 8

Berdasarkan komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara pada Tahun 2015 adalah 69,48 tahun, angka harapan lama sekolah tahun adalah 11,50%, angka rata-rata lama sekolah adalah 8,38 tahun, dan pengeluaran per kapita rata-rata adalah Rp.960,790,-. Secara keseluruhan, IPM Minahasa Tenggara pada Tahun 2015 menyentuh point 68,05 menempati rangking delapan se Kabupaten/ Kota se Sulawesi Utara.

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat ditunjukkan dengan Indikator Pendapatan Perkapita yang direfleksikan oleh pertumbuhan Produk Domestik regional Bruto.

A. Pertumbuhan PDRB

Gambaran tentang nilai dan kontribusi masing-masing sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Minahasa Tenggara pada periode 2010-2014 Atas Dasar Harga Konstan, disajikan dalam Tabel 2.6 di bawah ini :

Tabel 2.6

PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara

TAHUN PDRB ADHB PDRB ADHK

2010 2.131.968,2 2.131.968,2

2011 2.321.257,1 2.234.172,4

2012 2.567.702.1 2.375.259,4

2013 2.858.339,9 2.528.569,5

2014 3.200.747,2 2.695.654,9

PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2010 yaitu 2.131.968,2, meningkat di tahun 2014 menjadi 3.200.747,2. PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara menurut harga konstan mencapai 2.695.654,9 di 2014 dari 2.131.968,2 pada 2010.

(17)

Struktur Ekonomi

Selama lima tahun (2010-2014), sektor yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku adalah sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Konstruksi, dan Transportasi dan Pergudangan. Perkembangan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan serta kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Minahasa Tenggara selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.7

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara

Atas dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)

NO Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan 763279,5 764157,4 838726,4 898193,4 987374,2 2 Pertambangan

& Penggalian 164278,0 179140,7 184078,4 205801,4 226157,0 3 Industri

Pengolahan 104099,3 112248,4 125692,3 140341,3 158188,4 4 Pengadaan

Listrik,Gas 1613,3 1711,7 2056,0 2595,8 2787,9

5

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1775,6 1920,6 2021,8 2121,2 2273,3

6 Konstruksi 405306,5 465547,7 514536,0 582862,3 650863,1

7

Perdagangan Besar dan Eceran,Reparas

i Mobil dan Sepeda Motor

405306,5 179295,8 200873,1 221653,4 247580,5

8

Transportasi

Pergudangandan 174316,9 202742,7 229343,8 262670,1 299146,5

(18)

Tabel 2.8

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2014 Kabupaten Minahasa Tenggara

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Jutaan Rupiah) 9 Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum 6577,1 7284,1 8055,2 8874,6 9653,3

10 Informasi danKomunikasi 10597,7 12540,1 14078,5 15729,0 16937,8

11 Jasa Keuangandan Asuransi 2654,5 3115,0 3490,5 3905,9 4274,3 12 Real Estate 113577,8 126075,6 141656,2 158701,6 179587,8

13 Jasa

Perusahaan 239,2 184663,5 219511,1 215,0 293,9

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajub

138043,5 159551,3 184663,5 219511,1 261969,3

15 Jasa

Pendidikan 31144,5 34651,6 38187,6 44808,8 53272,4

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 50443,9 57744,0 65280,9 73575,6 81418,1 17 Jasa lainnya 11632,0 13315,4 14822,7 16735,4 18969,3 PDRB 2131968,2 2321257,1 2567702,1 2858339,9 3200747,2

NO Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan 763279,5 747185,6 784402,7 821387,6 863779,2 2 Pertambangan

& Penggalian 164278,0 179026,5 189691,6 202819,3 215937,1 3 Industri

Pengolahan 104099,3 108666,4 115942,3 126119,3 136886,1 4 Pengadaan

Listrik,Gas 1613,3 2033,0 2386,4 3095,3 3396,4

(19)

Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2015 5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

1775,6 1857,6 1907,1 1936,1 1956,7

6 Konstruksi 405306,5 441576,3 478654,2 519750,9 563624,8

7

Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

152437,0 169475,4 180675,9 190720,3 202748,5

8 Transportasi

Pergudangandan 174316,9 189145,1 202783,5 216533,7 231500,1

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 6577,1 7067,0 7540,9 8008,9 8587,8

10 Informasi dan

Komunikasi 10597,7 12047,2 12893,7 13714,5 14617,3 11 Jasa Keuangandan Asuransi 2654,5 3047,1 3227,0 3547,4 3688,7 12 Real Estate 113577,8 121807,1 130479,8 138412,9 147874,9

13 Jasa

Perusahaan 191,3 208,1 222,6 231,8 247,5

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajub

138043,5 148728,0 156537,4 167023,5 177491,0

15 Jasa Pendidikan 31144,5 34397,7 36587,9 38984,1 41547,8

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 50443,9 54463,1 58082,4 62039,5 66474,3 17 Jasa lainnya 11632,0 12441,1 13244,0 14244,2 15296,7 PDRB 2131968,2 2234172,4 2375259,4 2528569,5 2695654,9

(20)

Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan pertumbuhan ekonomi Minahasa Tenggara tahun 2010–2014, menunjukkan trend fluktuatif pada tahun 2010 dan tahun 2011, tetapi tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan. Tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Minahasa Tenggara berada pada angka 7,34%, yang kemudian turun menjadi 4,79% pada tahun 2011, dan naik lagi pada tahun 2012 mencapai angka 6,31%, naik lagi di tahun ditahun 2013 yang menyentuh, 6,45, lalu di tahun 2014 menjadi 6,61%.

Tabel 2.9

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Minahasa Tenggara, Tahun 2010-2014

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan

Ekonomi 7,34 4,79 6,31 6,45 6.61 Sumber: BPS Minahasa Selatan, 2015

2.2.2 Pertanian

Kabupaten Minahasa Tenggara memiliki sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dan didayagunakan. Sumberdaya alam berdasarkan wujudnya dapat dibagi menjadi sumberdaya lahan, sumberdaya hutan, sumberdaya air, dan sumberdaya mineral/tambang, baik lahan pertanian, perkebunan dengan tanahnya yang subur sehingga dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman baik holtikultura, maupun tanaman palawija lainnya serta tanaman tahunan seperti kelapa, cengkeh, panili, pala dan komoditi lainnya.

Penggunaan tanah di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara yang sangat potensial adalah lahan sawah, ladang dan perkebunan. Potensial persawahan ini di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara cukup memadai untuk tananam padi guna memenuhi kebutuhan pangan termasuk lahan pertanian ladang dengan berbagai tanaman palawija dan holtikulura.

Masyarakat sudah menerapkan teknologi pertanian (menggunakan bibit unggul dan pupuk serta pestisida) sementara pengolahan tanah selain menggunakan tenaga manusia dan hewan juga menggunakan traktor. Umumnya lahan usahatani merupakan sawah dengan irigasi semi teknis dan sederhana sehingga dapat dilakukan 2 (dua) kali musim tanam dan kadangkala digilirkan dengan tanaman palawija. Tanaman yang diusahakan oleh penduduk adalah padi,

(21)

jagung, ubi-ubian, sayuran serta tanaman holtikultura lainnya. Luas panen dan produksi tanaman pangan di wilayah ini ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel. 2.9

Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Produksi Padi (Ton) 38.947 39.783 38,688 28,692 27.866 2 Luas Area Tanaman Padi(Ha) 6.512 7.021 7,364 5.604 5.687 3 Produktivitas padi ( 1 : 2X 100) 5,58 5,67 5,67 5,12 4.89 4 Produksi Jagung (Ton) 31,958 37.196 38.111 27.153 7.456 5 Luas Area TanamanJagung (Ha) 9,539 9,909 10,376 7.610 2.130 6 Produktivitas jagung ( 4 :5 X 100) 3,35 3,35 3,52 3,57 3,50

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Minahasa Tenggara 2016

Kabupaten Minahasa Tenggara pada tahun 2011 memiliki luas area panen padi seluas 6.512 ha. Ditahun 2015 luas area panen padi menyusut hanya 5.687 ha.

Indeks pertanaman padi sawah di Minahasa Tenggara belum mencapai 200, sehingga masih memiliki potensi untuk meningkatkan produksi padi sawah bilamana dalam satu tahun lahan sawah dapat ditanami lebih dari dua kali (IP>200). Demikian halnya dengan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 48.195 ha dapat dimanfaatkan untuk pengembangan padi ladang maupun komoditi pertanian lainnya.

2.2.3 Perkebunan

Komoditi perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat Minahasa Tenggara adalah kelapa, cengkih, vanili, coklat (kakao) dan kopi. Pola penanaman masih sederhana dan merupakan kebun rakyat yang dikelola secara turun- temurun.Luas areal dan produksi perkebunan di wilayah Minahasa Tenggara dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.10

Luas Areal dan Produksi tanaman perkebunan Tanaman

Perkebunan Luas Panen

(Ha) Produksi

(Ton)

Kelapa Dalam 23 757.91 34 468,85

Kelapa Hybrida 361,41 559,03

Cengkeh 2 928,96 538,86

(22)

2.2.4 Perikanan

Sumber daya air yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara berupa sungai- sungai dan danau dimanfaatkan selain sebagai sumber air bersih juga untuk sektor pertanian dan perikanan. Oleh sebab itu sub sektor perikanan cukup potensial di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara. Potensi perikanan darat ini dapat dikembangkan terutama di wilayah Kecamatan Tombatu dan sebagian kecamatan Ratahan.

Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dilakukan untuk menjaga pemanfaatan dan fungsi laut sebagai penyangga kehidupan dan memelihara kekayaan plasma nutfah.

Tingkat konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara terhadap bahan pangan perikanan cukup tinggi yaitu mencapai 49,12 kg/kapita/tahun pada tahun 2012.

Ditinjau dari angka kebutuhan konsumsi minimum yang dianjurkan yaitu 30 kg/kapita/tahun maka konsumsi masyarakat Minahasa Tenggara secara rata-rata cukup tinggi. Namun demikian setiap waktu, kesempatan dan tempat, harus dilakukan kampanye makan ikan, sosialisasi makan ikan melalui GEMAR IKAN dan pengawasan produk-produk perikanan yang menggunakan bahan pengawet berbahaya, seperti formalin, rodhamin, dan lain-lain untuk keamanan produk perikanan.

Tabel 2.11

Fokus Layanan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan

N0 URAIAN TAHUN

2011 TAHUN

2012 TAHUN

2013 TAHUN 2014

TAHUNJUNI 2015

1.

Produksi Perikanan Tangkap

Produksi Budidaya Perikanan

Produksi Ikan Olahan

Jumlah

18.377 4.387,1

100 22.684

35.565,97 4.430,1 200 40,196

37.021,89 6.952,9

300 44.275

38.566,4 11.690,15

400 50.657

19.500,00 1.033,40

198 20.731 2. Jumlah KonsumsiIkan 2000

Ton 4.700

Ton 4.806

Ton 4.808

Ton 4.808

Ton

Pala 136,99 54,99

Kopi Robusta 187,20 49,19

Kakao 71.03 22.69

Panili 154,65 13,46

Cassiavera 8,50 -

Aren 424,60 137.67

Jumlah/Total 28 031.25 35 844,74

(23)

Tabel 2.12

Jumlah Nelayan dan Pembudidaya Ikan Menurut Kecamatan, 2015

No Kecamatan Nelayan Pembudidaya

Perairan Umum Perairan

Umum Kolam/

Sawah Tambak Laut

(1) (2) (3) (5) (6) (7) (8)

1 Ratatotok 20 50

2 Pusomaen 30 250 120 130

3 Belang 15 100 25 150

4 Ratahan 12 350

5 Pasan 30 320

6 Ratahan Timur 150

7 Tombatu 300 450

8 Tombatu Timur 50 450

9 Tombatu Utara 60 350

10 Touluaan 45 225

11 Touluaan Selatan 75

12 Silian Raya 25 255

Minahasa

Tenggara 567 2 995 145 330

Fasilitas-fasilitas perikanan laut dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini.

Tabel 2.13

Jumlah Perahu Motor dan Kapal Penangkap Ikan, 2015

KECAMATAN PERAHUTANPA

MOTOR BOAT MOTOR TEMPEL KAPAL MOTOR

Ratatotok 133,00 311,00 9,00

Pusomaen 74,00 557,00 5,00

Belang 75,00 1553,00 3,00

Jumlah 282,00 2421,00 17,00

Tabel 2.14

Jumlah Alat Penangkapan Ikan Menurut Kecamatan, 2015

No Kecamatan Pukat Pukat Jaring

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Ratatotok 1

2 Pusomaen 1 25 46

3 Belang 4 13 33

4 Ratahan 54 65

Minahasa Tenggara 6 0 92 144

2014 6 0 67 124

(24)

Tabel 2.15

Jumlah Alat Penangkapan Ikan Menurut Jenis Alat Pancing di Minahasa Tenggara Tahun 2015

No Jenis Alat Pancing Jumlah/Ton

(1) (2) (3)

1 Soma Pajeko 20.090,00

2 Pole and Line 5.265,00

3 Tagaho 228,00

4 Jaring Insang 324,00

5 Pancing Tonda 243,00

6 Payang 576,00

7 Bubu 130,00

8 Bagan 2726,00

Minahasa Tenggara 29582,00

2.2.5 Peternakan

Usaha peternakan yang diusahakan oleh masyarakat di daerah ini pada umumnya masih dilakukan sebagai usaha sambilan dan dikelola secara tradisional.

Meskipun demikian usaha ternak ini merupakan jenis usaha yang sangat membantu dalam menopang kehidupan masyarakat di pedesaan sehingga usaha ini dimasa yang akan datang berpeluang besar untuk dikelola oleh masyarakat kearah usaha yang lebih komersial. Dalam rangka pengembangan sistem usaha pertanian organik di masa yang akan datang, maka usaha ternak ini sangat ideal untuk diintegrasikan dengan usaha berbagai tanaman, terutama tanaman pangan. Potensi peternakan di daerah ini disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel 2.16

Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2015

No Kecamatan Sapi Potong Kambing Babi

2014 2015 2014 2015 2014 2015

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Ratatotok 537 542 362 392 1591 1831

2. Pusomaen 326 331 272 287 155 440

3. Belang 854 859 697 727 93 250

4. Ratahan 484 503 81 96 978 1073

5. Pasan 617 622 25 40 840 1365

6. Ratahan Timur 264 269 19 29 573 783

7. Tombatu 171 186 26 45 1792 2052

8. Tombatu Timur 323 333 174 194 1380 2160

9. Tombatu Utara 326 331 170 190 511 621

10. Touluaan 116 134 0 0 1998 2433

11. Touluaan Selatan 172 197 0 0 1009 1219

12. Silian Raya 63 68 0 0 495 550

Minahasa Tenggara 4253 4375 1826 2000 11415 14777

(25)

Tabel 2.17

Populasi Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas di Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2015

PedagingAyam Boiler

Ayam Itik/Itik

No Kecamatan Ayam Petelur Kampung Manila

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Ratatotok 0 0 10204 814

2. Pusomaen 0 0 10374 459

3. Belang 0 0 9994 569

4. Ratahan 1890 12600 9814 530

5. Pasan 2820 0 9229 717

6. Ratahan Timur 0 0 11014 455

7. Tombatu 0 0 4254 6694

8. Tombatu Timur 0 0 4375 1149

9. Tombatu Utara 0 1290 5799 1067

10. Touluaan 2055 2390 5774 671

11. Touluaan Selatan

0 0 5049 1054

12. Silian Raya 0 0 4155 934

Minahasa Tenggara

6765 16280 90035 15113

2014 6045 14800 80991 13745

2013 11011 49500 50840 11633

2012 10250 13704 3443 0

2011 15425 22200 5013 0

2.2.6 Kehutanan

Potensi hutan di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara merupakan sumber daya yang cukup besar baik dalam rangka menjaga stabilitas ekosistem alam maupun untuk dikelola menjadi hutan produksi. Hutan produksi yaitu hutan yang dapat dimanfaatkan material (kayu maupun hasil lainnya) dengan tetap memperhatikan fungsi konservasinya.

Luas hutan menurut fungsinya di wilayah Kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 2.18

Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan 2015

No. Kecamatan Hutan

Lindung Hutan Produksi

Taman Buru

Buru

Hutan

Bakau Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Ratatotok 7 46,70 42,20 41,90 47,20

2. Pusomaen 11,60 11,10 10,10 10,00 11,30

(26)

2.2.7 Pertambangan dan Energi

Potensi usaha pertambangan di Kabupaten Minahasa Tenggara meliputi pertambangan bahan galian golongan A, bahan galian golongan B, dan bahan galian golongan C.

Tabel 2.19

Lokasi Pertambangan / Penggalian menurut Jenis Bahan Tambang / Galian

No Jenis Bahan Tambang Lokasi

1 Andesit Ratahan

Belang Ratatotok

2 Pasir Gunung Soputan

3 Batu Gamping Ratatotok

4 Batu Lempung (Batu Bata) Tombatu

5 Batu Apung Ratahan

6 Pasir Besi Sepanjang Pantai Selatan

7 Emas Ratatotok

Sumber : Mitra Dalam Angka

Tabel 2.20

Produksi dan Nilai Produksi Bahan Galian C Menurut Jenis Bahan Galian

No Jenis Bahan Galian Produksi Nilai Produksi

1 Batu 12.250 612.500.000

2 Pasir 7.200 288.000.000

3 Kerikil 5.150 309.000.000

4 Tanah Urug 0 0

5 Batu Bata / Lempung 0 0

Sumber : Mitra Dalam Angka

3. Belang 7,40 7,10 6,30 6,40 7,20

4. Ratahan 16,70 16,10 14,50 14,40 16,20

5. Pasan 9,70 9,40 8,50 8,40 9,50

6. Ratahan

Timur 63,50 61,20 55,30 54,90 61,80

7. Tombatu 229,30 221,00 199,70 198,20 223,20 8. Tombatu

Timur 4,40 4,20 3,90 3,80 4,30

9. Tombatu

Utara 21,80 21,00 19,00 18,90 21,30

10. Touluaan 12,10 11,70 10,60 10,50 11,80

11. Touluaan

Selatan 59,90 57,70 52,10 51,80 58,30

12. Silian Raya 33,70 32,50 29,30 29,10 32,80 13. Touluaan

Selatan Timur 3,00 2,00 1,00 12,00 22,00

Minahasa

Tenggara 521,60 501,70 452,50 460,30

(27)

2.2.8 Industri

Pembangunan industri difokuskan pada upaya penumbuhan populasi usaha industri yang menunjang pengembangan komoditas-komoditas unggulan berbasis komoditas lokal.

Tabel 2.21

Pertumbuhan Industri Tahun 2012 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Industri 352 355 361 518

2 Pertumbuhan

Industri. 27,27 0,84 1,66 30,30

Pertumbuhan Industri Minahasa Tenggara dari tahun 2012-2015 menunjukan peningkatan di mana pada tahun 2012 terdapat 352 industri dan meningkat menjadi 581 pada 2015.

Tabel 2.22

Jumlah Pengrajin Tahun 2012 s.d 2015 Kabupaten Minahasa Tenggara

Uraian 2012 2013 2014 2015

Jumlah pengrajin 80 82 82 84

Sumber : Minahasa Dalam Angka 2016

2.3. Sosial Budaya Daerah

Kabupaten Minahasa Tenggara adalah Daerah baru yang sedang bergeliat untuk mengembangkan potensi yang ada yang bertumpu kekuatan sumber daya insani dan alami. Berdasarkan data BPS tahun 2015 jumlah penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara berjumlah 104.536 jiwa tersebar di 144 desa/kelurahan dengan Kondisi sosial dan budaya masyarakat meliputi :

2.3.1.Pendidikan

Pada hekekatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan peradaban bangsa.Tingkat pendidikan masyarakat ditentukan antara lain dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan berupa sekolah, baik tingkat dasar sampai perguruan tinggi yang tersedia di suatu daerah serta tenaga pendidik (guru) yang memadai sesuai dengan kebutuhan.

Sarana dan prasarana pendidikan serta jumlah tenaga pendidik (guru) dan jumlah siswa yang di Kabupaten Minahasa Tenggara sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

(28)

Tabel 2.23

Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012-2015

NO Jenjang Pendidikan Tahun

2012 Tahun

2013 Tahun

2014 Tahun 1 SD 2015

Jumlah Gedung Sekolah 93 93 99 99

Jumlah Penduduk Usia 7-12 Tahun 12.760 12.160 12.080 12.019

Rasio 7,28 7,64 8,19 8,23

2 SMP

Jumlah Gedung Sekolah 40 40 45 45

Jumlah Penduduk Usia 13-15 Tahun 5.699 5.520 5.439 5.454

Rasio 7,01 7,24 8,27 8,25

3 SMA

Jumlah Gedung Sekolah 10 10 11 13

Jumlah Penduduk Usia 16-18 Tahun 4.681 4.734 4.626 6.424

Rasio 2,13 2,11 2,37 2,02

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Minahasa Tenggara, 2016

Rasio ketersediaan sekolah tingkat SD meningkat dimana tahun 2012 ketersediaan SD sebesar 7,28 SD per 1.000 penduduk usia 7-12 tahun menjadi 8,23 SD per 1.000 penduduk usia 7-12 tahun pada tahun 2015. Untuk SMP Rasio ketersediaan sekolah tingkat SMP menurun dimana tahun 2012 ketersediaan SMP sebesar 7,01 SMP per 1.000 penduduk usia 13-15, menjadi 8,25 SMP per 1.000 penduduk usia 13-15 tahun pada tahun 2015. Sementara, rasio ketersediaan sekolah tingkat SMA juga mengalami penurunan dari 2,13 SMA per 1.000 penduduk usia 16-18 tahun 2012 menjadi 2,02 SMA per 1.000 penduduk usia 16- 18 tahun pada tahun 2015.

2.3.2 Kesehatan

Kesehatan suatu masyarakat selain ditentukan oleh pola hidup bersih dari masyarakat itu sendiri, juga tersedianya sarana dan prasarana serta tenaga dokter untuk selalu siap melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.Fasilitas dan tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.24

Rasio puskesmas, poskesdes, per satuan penduduk

Tahun Jumlah

Puskesmas Jumlah Poskesdes

Jumlah Puskesmas

Poskesdesdan

Jumlah Penduduk

Rasio puskesmas,

poskesdes, per satuan penduduk

2012 11 99 110 101.761 1,08

(29)

2013 12 99 111 102.226 1,08

2014 12 99 111 103.818 1,06

2015 12 99 111 104.536 1,06

Sumber : Minahasa Tenggara Dalam Angka 2016 dan olahan data Tabel 2.25

Jumlah Dokter Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2012- 2015

URAIAN 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk 101,761 102, 226 103.818 104.536

Dokter Umum 31 24 24 24

Rasio Dokter Umum per 1.000 satuan penduduk

0,304 0,234 0,231 0,229

Dokter Spesialis Rasio Dokter Spesialis per 1.000 satuan penduduk

Dokter Gigi 1 3 7 7

Rasio Dokter gigi per 1.000 satuan

penduduk

0,009 0,029 0,067 0,066

Tabel 2.26

Jumlah Dokter Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2012- 2015

URAIAN 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk 101,76

1 102, 226 103.81

8 104.536

Jumlah Bidan 53 56 57 59

Rasio Bidan per 1.000

satuan penduduk 0,520 0,547 0,549 0,564

Jumlah Perawat 102 131 127

Rasio Perawat per

1.000 satuan penduduk 0,997 1,261 1,214

(30)

2.3.3 Agama

Penduduk Kabupaten Minahasa Tenggara menganut agama masing-masing Kristen protestan, Katolik, Islam, Budha dan Hindu. Dalam menjalankan setiap kewajiban pemeluk agama masing-masing senantiasa saling menghormati dan toleransi antar umat beragama sehingga terjalin kerjasama dan kerukunan dibuktikan dengan saling mengunjungi dan silahturahmi pada saat pelaksanaan acara-acara keagamaan. Hal ini dikuatkan dengan terbentuknya adanya wadah kerukunan yakni Badan Kerjasama antar Umat Beragama (BKSAUA) dan Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) sampai di Tingkat Desa/Kelurahan.

Sarana penunjang kegiatan keagamaan di Kabupaten Minahasa Tenggara yang terdaftar seperti tabel dibawah:

Tabel 2.27

Rasio Tempat Ibadah

N0 BANGUNAN

TEMPAT IBADAH

TAHUN 2012 TAHUN 2013

JUMLAH

UNIT JUMLAH

PEMELUK RASIO JUMLAH

UNIT JUMLAH

PEMELUK RASIO

1 Mesjid 30 19.056 635 31 19.727 636

2 Gereja Kristen

Protestan 231 82.060 355,2 233 82.166 352,6

3 Gereja Kristen

Katolik 11 1.350 122,7 13 1.377 105,9

N0 BANGUNAN

TEMPAT IBADAH

TAHUN 2014 TAHUN 2015

JUMLAH

UNIT JUMLAH

PEMELUK RASIO JUMLAH

UNIT JUMLAH

PEMELUK RASIO

1 Mesjid 31 20.154 650 32 20.658 645

2 Gereja Kristen

Protestan 238 84.603 355,4 238 85.213 358

3 Gereja Kristen

Katolik 14 1.426 101,8 14 1.434 102,4

2.4. Sarana dan Prasarana

Pembangunan infrastruktur antara lain diarahkan untuk (a) menyediakan infrastruktur transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang dan barang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional; (b) menghilangkan kesenjangan antara pasokan dan

(31)

listrik; (c) meningkatkan teledensitas pelayanan telematika masyarakat pengguna jasa; (d) memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh; serta (e) mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air baik untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan.

Indikator bidang pekerjaan umum di Kabupaten Minahasa Tenggara dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain adalah proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik, baik jalan Nasional, jalan Provinsi dan jalan Kabupaten yang berubah pada tiap tahunnya sesuai dengan keadaan di lapangan. Pada tahun 2011 proporsi panjang jaringan jalan nasional 35,6 Km dalam kondisi baik dan pada tahun 2015 proporsi panjang jaringan jalan nasional dalam kondisi baik mencapai 70,6 Km.

Tabel 2.28

Panjang Jaringan Jalan Nasional Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015

NO Kondisi Jalan Nasional Panjang Jalan (km)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Kondisi Baik 35,6 42 43 45,1 70,6

3. Kondisi Rusak 10 3,6 2,6 0,5 0

5. Jalan secara keseluruhan

(nasional) 45,6 45,6 45,6 45,6 70,6

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016

Sedangkan untuk jalan provinsi proporsi panjang jaringan jalan nasional dalam kondisi baik tahun 2011 adalah 60,8 Km dan pada tahun 2015 mencapai angka 42,9 Km

Tabel 2.29

Panjang Jaringan Jalan Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015

NO Kondisi Jalan Provinsi Panjang Jalan (km)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Kondisi Baik 50,8 55,2 63,3 66,9 42,9

2 Kondisi Rusak 27,7 23,0 15,2 11,6 10,6

3 Jalan secara keseluruhan (

provinsi) 78,5 78,5 78,5 78,5 53,5

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016

(32)

Untuk jalan Kabupaten proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di tahun 2011 mencapai 200,4 Km menigkat pada tahun 2015 mencapai 365,8 Km.

Tabel 2.30

Panjang Jaringan Jalan Kabupaten Minahasa Tenggara Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015

NO Kondisi Jalan Kabupaten Panjang Jalan (km)

2011 2012 2013 2014 2015

1. Kondisi Baik 166,3 177,25 216,6 267,4 325,8

2. Kondisi Sedang Rusak 24,1 35,6 43 43 40

3. Kondisi Rusak 95,1 82,45 79,95 69,9 62,9

4. Kondisi Rusak Berat 249,6 239,8 195,6 154,8 5. Jalan secara keseluruhan

(kabupaten/kota) 535,1 535,1 535,1 535,1 535,1 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Minahasa Tenggara 2016

Indikator kinerja yang digunakan dalam bidang perumahan diantaranya rumah tangga pengguna air bersih, rumah tangga pengguna listrik, rumah tangga bersanitasi, dan rumah layak huni.

Tabel 2.31

Fokus Layanan Urusan Wajib Perumahan

NO URAIAN TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015 1 Rumah tangga

pengguna air

bersih 82,54 82,75 83,0 844,0 84,3

2 Rumah tangga

pengguna listrik 97,37 98.14 98,5 98,7 98,9 3 Rumah tangga

ber-Sanitasi 81,67 82,0 82,9 90,89 91,5

4 Lingkungan

pemukiman kumuh 0,04% 0,04% 0,04% 0,04% 0,04%

5 Rumah Tidak layak

Huni 2,9% 2,2% 1,54% 1,54% 1,54%

Sumber : BPS Sulut dan BPS Minahasa Selatan 2015 dan Dinas PU Mitra 2016

(33)

1. Hambatan-hambatan

 Masih adanya SKPD yang belum memahami penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Belum memiliki fasilitas Sistem Informasi Perencanaan Pembanunan Daerah ( e Planing dan e Monev).

 Masih kurangnay aparatur yang mengikuti bimtek perencanaan

 Masih Kurangnya Kompetensi aparatur perencanaan pada Bappeda Mitra.

 Keterbatasan Anggaran untuk menyusun dokumen dokumen perencanaan atau kewilayahan yang berdurasi multi years

1) Faktor Kunci Keberhasilan

- Kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara bersama dengan lintas SKPD terkait .

- Peran Non Pemerintah dalam hal ini Lembaga Sosial Masyarakat yang peduli terhadap pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara.

- Peningkatan Kompetensi dan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dalam bidang perencanaan Pembangunan Daerah.

- Kerja sama yang baik antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi utara

2.5. Analisis Kinerja Pelayanan BAPPEDA

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara belum optimal berkaitan dengan masih rendahnya kapasitas dan kompetensi aparatur perencana dan penganggaran masih kurang berkaitan dengan upaya peningkatan kapasitas aparatur perencana serta penyusunan dokumen yang sifatnya multi years

Tabel 2.32

Tugas dan Fungsi Sekretariat dan Bidang pada Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara

No Jabatan Tugas Fungsi

1. Sekretaris

Badan Membantu Kepala Badan dalam:

- Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur organisasi badan meliputi Keuangan, umum pembinaan kepegawaian,

- Penyusunan rencana dan program kerja badan;

- Pengumpulan, analisa dan evaluasi data serta laporan;

(34)

No Jabatan Tugas Fungsi rumah tangga dan

perlengkapan;

- Menyusun rencana program kegiatan badan;

- Menyusun laporan dan evaluasi realisasi program kegiatan dan kinerja badan;

- Menyusun, memutakhiran dan menyajikan data dan dokumentasi;

- Melaksanakan tugas- tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

- Pengelolaan urusan keuangan;

- Pengelolaan urusan ketatausahaan dan kepegawaian badan;

- Pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga

2 Bidang Penelitian Pengembanga n dan Statistik

- Melakukan penelitian dan pengembangan dalam perencanaan

pembangunan daerah;

- Melakukan pengumpulan data dan penyusunan statistik daerah;

- Melakukan kegiatan analis pemanfaatan lahan dan pengembangan kawasan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;

- Melakukan koordinasi dengan instansi dan dinas badan terkait dalam merumuskan kebijakan pengembangan kawasan;

- Melakukan evaluasi terhadap hasil pembangunan daerah;

- Merumuskan kebijakan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah.

- Mengkoordinasikan

penyusunan program kegiatan dalam bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik untuk dimasukan dalam

Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD);

- Melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

Penyusunan rencana program pembangunan dalam bidang

penelitian,

pengembangan dan statistik meliputi sub bidang penelitian, statistik,

pengembangan kawasan, tataguna lahan serta tata ruang wilayah.

(35)

No Jabatan Tugas Fungsi 3. Bidang

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

- Melakukan kegiatan perencanaan

pembangunan di bidang ekonomi daerah dalam sub bidang pertanian, perkebunan, kuhutanan, perikanan, kelautan, sumber daya pesisir, industri, perdagangan, tenaga kerja, koperasi dan dunia usaha;

- Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dalam bidang ekonomi daerah yang disusun oleh dinas badan daerah, kecamatan dan instansi lain dalam daerah;

- Melakukan inventarisasi dan menganalisis permasalahan bidang ekonomi daerah serta merumuskan langkah- langkah pemecahannya;

- Mengkoordinasikan

penyusunan program kegiatan dalam bidang ekonomi daerah untuk dimasukan dalam

Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD);

- Melakukan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan

Penyusunan rencana program dalam bidang perekonomian daerah meliputi sub bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, sumber daya pesisir, industri,

perdagangan, tenaga kerja, koperasi dan dunia usaha.

4. Bidang Perencanaan Pembangunan Aparatur Sosial Budaya

- Melakukan kegiatan perencanaan

pembangunan dibidang aparatur sosial budaya meliputi sub bidang aparatur, pendidikan, kesehatan, sosial, kebudayaan, pariwisata dan kependudukan dan kesejahteraan rakyat;

- Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dalam bidang aparatur sosial

Penyusunan rencana program pembangunan dalam bidang aparatur sosial budaya meliputi sub bidang aparatur, pendidikan, kesehatan, sosial, kebudayaan, pariwisata dan kependudukan dan kesejahteraan rakyat.

(36)

No Jabatan Tugas Fungsi budaya di daerah yang

disusun oleh dinas badan daerah, kecamatan dan instansi lain dalam daerah;

- Melakukan inventarisasi dan menganalisis permasalahan bidang aparatur sosial budaya di

daerah serta

merumuskan langkah- langkah pemecahannya;

- Mengkoordinasikan

penyusunan program kegiatan dalam bidang aparatur sosial budaya untuk dimasukan dalam

Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD);

- Melaksanakan tugas- tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

5. Bidang Perancanaan Pembangunan Sumber Daya Alam, Sarana Prasarana

- Melakukan kegiatan perencanaan

pembangunan dibidang fisik dan prasarana dalam hal pemanfaatan dan pelestarian sub bidang sumber daya alam, pertambangan, energi, lingkungan hidup, prasarana pemukiman dan perhubungan;

- Mengkoordinasikan dan memadukan rencana pembangunan dalam bidang fisik dan prasarana daerah yang disusun oleh dinas badan daerah;

- Melakukan inventarisasi dan menganalisis permasalahan bidang dan prasarana daerah serta merumuskan langkah- langkah pemecahannya;

- Mengkoordinasikan

penyusunan program kegiatan dalam bidang fisik dan prasarana untuk dimasukan dalam

Penyusunan program pembangunan dalam bidang fisik dan prasarana dalam hal pemanfaatan dan pelestarian sub bidang sumber daya alam, pertambangan, energi, lingkungan hidup, prasarana pemukiman dan perhubungan.

(37)

No Jabatan Tugas Fungsi

Rencana Kerja

Pemerintah Daerah (RKPD);

- Melaksanakan tugas- tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Tabel 2.33

Pembagian Tugas Sekretariat dan Bidang

No Bidang/

Sekretaris Subbagian/Subbidang Tugas 1. Sekretariat Subbagian Program,

Keuangan dan Pelaporan Melaksanakan urusan pengelolaan administrasi dan penatausahaan pengelolaan keuangan badan

Subbagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian

Melaksanakan urusan surat menyurat, urusan

kepegawaian badan, perjalanan dinas,

pengadaan, pendistribusian dan pemeliharaan

perlengkapan kantor, urusan rumah tangga serta hubungan masyarakat dan protokol

2. Bidang

Penelitian dan Pengembangan dan Statistik

Subbidang Penelitian dan

Statistik Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang penelitian dan statistik serta

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan Subbidang

Pengembangan Kawasan, Tata Guna Lahan dan Tata Ruang Wilayah

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang pengembangan kawasan, tata guna lahan dan tata ruang wilayah serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

(38)

No Bidang/

Sekretaris Subbagian/Subbidang Tugas 3. Bidang

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Subbidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Kelautan, dan Sumber Daya Pesisir

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang pertanian, kelautan dan Sumber Daya Pesisir serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan Subbidang Industri,

Perdagangan, Tenaga Kerja dan Koperasi dan Dunia Usaha

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang industri,

Perdagangan, Tenaga Kerja dan Koperasi dan Dunia Usaha serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan . 4. Bidang

Perencanaan Aparatur Sosial Budaya

Subbidang Pendidikan, Kesehatan, Sosial Kebudayaan dan Pariwisata

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang Pendidikan,

Kesehatan, Sosial

Kebudayaan dan Pariwisata serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan . Subbidang Aparatur,

Kesejahteraan Rakyat dan Kependudukan

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang Aparatur,

Kesejahteraan Rakyat dan Kependudukan

5. Bidang Perencanaan Pembangunan Sumber Daya Alam, Sarana dan Prasarana

Subbidang Sumber Daya Alam, Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang Sumber Daya Alam, Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

(39)

No Bidang/

Sekretaris Subbagian/Subbidang Tugas Subbidang Prasarana,

Pemukiman dan Perhubungan

Mempersiapkan bahan- bahan untuk penyusunan rencana program

pembangunan dalam sub bidang Prasarana,

Pemukiman dan Perhubungan serta melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2.6 Ketenagaan

Peran dan tugas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) sebagai fasilitator dalam mengarahkan proses pembangunan dapat berjalan efektif dan efisien akan berjalan optimal apabila ditunjang oleh sumberdaya yang memadai. Salah satu sumberdaya penentu adalah tersedianya sumberdaya aparatur dengan latar belakang pendidikan yang memadai.Tabel dibawah ini memberikan gambaran tentang profil sumberdaya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggaraberdasarkan golongan dan tingkat pendidikan.

Tabel 2.34

Profil Sumberdaya Manusia

Berdasarkan Golongan dan Tingkat Pendidikan

No Gol. Pendidikan

Total S-3 S-2 S-1 D-III SLTA SLTP SD

1 IV/e - - - -

2 IV/d - - - -

3 IV/c - 1 - - - 1

4 IV/b - - - -

5 IV/a 1 - - - 1

Total Gol.

IV 1 1 - - - - - 2

1 III/d - 2 4 - - - - 6

2 III/c - 2 4 - - - - 6

3 III/b - - 3 - - - - 3

4 III/a - - 1 - - - - 1

Total Gol.

III - 4 12 - - - - 16

1 II/d - - - -

2 II/c - - - -

3 II/b - - - - 1 - - 1

4 II/a - - - -

Total Gol. II - - - - 1 - - 1

1 I/d - - - -

2 I/c - - - -

(40)

3 I/b - - - -

4 I/a - - - -

Total Gol. I - - - -

TOTAL 1 5 12 - 1 -_ -_ 19

Sumber : Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara

Jenjang pendidikan yang paling tinggi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Minahasa Tenggara adalah aparatur berpendidikan Sarjana Strata 3 sebanyak 1 (satu) orang. Dan berpendidikan Sarjana Strata 2 sebanyak 5 (lima) orang Aparatur yang berpendidikan sarjana strata 1 (S1) sebanyak 12 (dua belas) Orang, Aparatur yang berpendidikan SLTA sebanyak 1 (satu) orang.

Selanjutnya, Tabel dibawah ini memberikan gambaran tentang keadaan potensi sumberdaya aparatur yang ada di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara berdasarkan jabatan, golongan dan tingkat pendidikan.

Tabel 2.35

Profil Sumberdaya Manusia

Berdasarkan Jabatan, Golongan dan Pendidikan

No. Jabatan Gol. Pendidikan

Total

S-3 S-2 S-1 SLTA

A STRUKTURAL 1 Kepala Badan

(Eselon IIb) IV/c - 1 - - 1

2 Sekretaris

(Eselon IIIa) IV/a 1 - - - 1

3 Kepala Bidang

(Eselon IIIb) IV/b - - - - -

IV/a - - - - -

III/d - 2 2 - 4

III/c - - - - -

4 Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Bidang

(Eselon IVa)

IV/a - - - - -

III/d - - 2 - 2

III/c - 2 4 - 6

III/b - - 1 - 1

B FUNGSIONAL - - 3 1 4

Total 1 5 12 1 19

Sumber : Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara

2.7 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi 1. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Masih sedikitnya penelitian yang dilakukan serta kajian yang dilaksanakan yang bisa dimanfaatkan untuk dapat memberikan dampak besar bagi

(41)

b. Masih kurangnya ketersediaan data yang ada dari SKPD untuk bahan penyusunan dokumen perencanaan dan bahan untuk evaluasi pembangunan

c. Masih kurangnya kapasitas aparatur dalam melakukan evaluasi pelaksanaan pembangunan

d. Belum adanaya e-planing dan e-monev dalam perencanaan dan evaluasi sehingga masih dilakukan secara manual

e. Masih lemahnya penguasaan aparatur dalam memahami bidang kerjanya 2. Sumber Daya Manusia / Aparatur

a. Masih kurangnya aparatur dalam mengikuti bimtek perencanaan dalam penyusunan dokumen perencana

b. Penempatan Aparatur di Bappeda disesuaikan denga latar belakang Pendidikannya

c. Kurangnya SDM di Bappeda.

3. Sarana dan Prasarana

a. Belum adanya e-planing dan e-monev dalam perencanaan dan evaluasi b. Ketersediaan jaringan internet dan listrik yang memadai;

c. Masih kurangnya alat elektronik dengan teknologi tinggi untuk menunjang pelaksanaan tugas pekerjaan.

4. Keterbatasan Kemampuan Anggaran Pemerintah Daerah

Keterbatasan anggaran dalam pemenuhan kebutuhan kantor dan pekerjaan serta peningkatan kesejahteraan aparatur.

2.8 Review Terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui prioritas dan sasaran pembangunan tahun rencana dari RKPD. Pada tahap ini terlihat seberapa besar tingkat capaian target pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya, kendala-kendala yang dihadapi, serta prioritas dan sasaran pembangunan yang masih membutuhkan tindakan lebih lanjut. Dari hasil evaluasi, selanjutnya ditentukan sejauh mana prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahun rencana masih relevan dengan asumsi-asumsi yang mendasar.

Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi diatas, kemudian ditentukan rancangan serangkaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah.

Suatu proses penentuan/pembahasan prioritas pembangunan harus mempertimbangkan pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan yaitu aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Di samping itu, juga harus dipertimbangkan faktor kemendesakan, efesiensi, dan efektivitas.

(42)

Daftar prioritas yang telah disusun kemudian dikaji ulang untuk selanjutnya dibuat urutan prioritas dan sasaran pembangunan melalui proses perangkingan (rating). Ini didasarkan pada tingkat kepentingan di daerah dan tingkat pendanaan yang ada.

Berdasarkan Rancangan Awal Rencana Kerja yang berisi prioritas pembangunan kemudian dijabarkan oleh SKPD kedalam program dan Kegiatan prioritas untuk pencapaian target yang ditetapkan.

2.9 PENELAHAAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT

Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara akan menampung usulan program dan kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan baik dari kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan pelayanan, LSM, asosiasi maupun dari unsure masyarakat lainnya yang langsung ditujukan kepada SKPD maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang kecamatan.

(43)

BAB III.

TUJUAN,SASARAN,PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL

Prioritas pembangunan nasional tahun 2016 yang harus diselaraskan dalam RKPD tahun 2016 antara lain :

(1) Kedaulatan Pangan (2) Kedaulatan Energi

(3) Industri Manufaktur dan Pariwisata (4) Maritim dan Kelautan

3.2 VISI, STRATEGI, ARAH DAN SASARAN RENCANA KERJA SKPD

Rencana Kerja Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun Anggaran 2016 adalah dokumen perencanaan yang substansinya sebagai penjabaran visi, misi dan arah pembangunan daerah KabupatenMinahasa Tenggara yang merupakan satu kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Penyusunannya dilakukan secara terencana dan sistematis yang didasarkan pada kondisi,potensi,proyeksi sesuai kebutuhan.

3.2.1 Visi

Visi adalah sebagai penggambaran kondisi ideal yang akan dicapai dimasa depan dimana keberhasilan pelayanan publik, administrasi dan kepemerintahan yang baik merupakan prioritas utama dalam mempercepat pembangunan di Kabupaten Minahasa Tenggara. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan tersebut, maka Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara menetapkan Visi Tahun 2013-2018 yang dirumuskan menjadi sebagai berikut : ”EXCELLENT PLANNING FOR BETTER/EXCELLENT DEVELOPMENT”.

Dalam rangka mewujudkan Visi Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara kedepan, maka dirumuskan Misi Bappeda Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2013- 2018 sebagai berikut :

1. Mewujudkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai lembaga yang kredibel, akuntabel dan inovatif dalam merumuskan perencanaan kebijakan dan program pembangunan daerah.

2. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sistem Layanan Perencanaan Daerah yang Memadai;

3. Melaksanakan koordinasi, pengkajian dan Penelitian sebagai bahan kabijakan Perencanaan pembangunan daerah

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kabupaten  Minahasa Tenggara Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Doi, mudharabah dalam terminologi hukum adalah suatu kontrak di mana suatu kekayaan (property) atau persediaan (stock) tertentu (Ras Al-mal) ditawarkan oleh pemiliknya

Peran bidan sebagai fasilitator dalam program P4k di Kabupaten Pekalongan telah dilaksanakan dengan baik melalui pendataan yang berulang, namun dalam hal

Kemasan yang baik adalah mempunyai komposisi yang baik misalnya pemilihan warna, penentuan ilustrasi yang dapat menjadikan suatu barang menarik dan dapat menjadi suatu alat

melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya;.. melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan

Meiofauna yang ditemukan pada penelitian di kawasan mangrove Desa Basilam Baru berjumlah 4144 individu yang terdiri dari 7 taksa yaitu taksa Copepoda, Nematoda,

Produk bahan aja yang digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman konsep, aplikasi teknologi, serta mencapai hasil yang optimal dalam proses

Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi internal melalui reformasi birokrasi di berbagai bidang strategi seperti proses rekrutmen pegawai yang ketat, perbaikan

Identifikasi produktivitas induk domba yang digembalakan sebagai dasar kriteria seleksi di Unit Pendidikan Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut Pertanian Bogor