• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU WISATAWAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU WISATAWAN."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU WISATAWAN (Survei Terhadap Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung di Pantai Kuta Bali)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh

Chaerul Aldira 1003007

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU WISATAWAN

Oleh

Chaerul Aldira

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Chaerul Aldira 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Chaerul Aldira, 2014.

LEMBAR PENGESAHAN

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU WISATAWAN

(SURVEY TERHADAPWISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG DI PANTAI KUTA BALI).

Skripsi ini disetujui dan disahkan untuk disidangkan oleh:

Pembimbing 1

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd, MM NIP. 196904041999031001

Pembimbing 2

Yeni Yuniawati, S.Pd, MM NIP. 198108062006042001

Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

HP. Diyah Setyorini, MM NIP. 197610312008122001

(4)

Chaerul Aldira, 2014.

(5)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU S.Pd.M.M dan Yeni Yuniawati S.Pd., MM.

Pantai Kuta Bali merupakan salah satu destinasi pariwisata di Indonesia yang bertahan

menjadi destinasi unggulan di Bali. Ini dapat dilihat dari data jumlah pengunjung tahun yang

terus bertambah tiap tahunnya. Kementerian Pariwisata dan Ekonimi Kreatif merupakan

lembaga yang memiliki wewenang dalam industri pariwisata Indonesia. Tahun 2011-2013

Australia, Cina dan Jepang menjadi fokus target pasar negara Indonesia. Masing-masing

wisatawan dari negara yang berbeda tentu memiliki motivasi beriwisata yang berbeda, serta

terdapat perbedaan juga terhadap perilaku wisatawan. Sustainable tourism merupakan suatu

kondisi dimana pariwisata di sebuah destinasi dapat berkelanjutan yang sangat dipengaruhi

oleh motivasi dan perilaku wisatawan saat berada di destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh temuan dan model upaya menciptakan sustainable tourism melalui motivasi dan

perilaku wisatawan di Pantai Kuta Bali. Sustainable tourism terdiri dari environmental

dimensions, economic dimensions, socio-cultural dimensions, dan level of tourist satisfaction.

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode descriptive dan explanatory survey dengan

ukuran sampel 103 responden di Pantai Kuta Bali melalui wawancara, observasi, angket,

serta dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Standard Equation Model)

dengan program SPSS 20.0 dan AMOS 18.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa variabel motivasi wisatawan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

wisatawan di Pantai Kuta Bali, dan perilaku wisatawan mempengaruhi secara siginfikan

terhadap penciptaan sustainable tourism di Pantai Kuta Bali.

(6)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAN PERILAKU Yeni Yuniawati S.Pd., MM.

Kuta Beach Bali is the one of destination in Indonesia which is the main tourism destination

in Bali. As we know that from the number of tourist is increasing dramatically over the year.

Ministry of Tourism and Creative Economy as organization who has willingness in Indonesia

tourism industry mentioned for 2011-2013, Australia; China; and Japan are countries focus

target market Indonesia. Each tourist from those countries absolutely has different tourism

motivation then has differentiation towards tourist behavior. Sustainable tourism is the

conditions where tourism in destination can be sustain which is influenced by tourist

motivation and behavior when in the destination. This research aimed to analyze the effort to

create sustainable tourism towards tourist motivation and behavior in Kuta Beach Bali.

Sustainable tourism consists of environmental dimensions, economic dimensions,

socio-cultural dimensions, and level of tourist satisfaction. This research employed descriptive

method and explanatory survey with size of 103 samples of tourist from Australia, China, and

Japan who have visited Kuta Beach Bali. The data were collect through interviews,

observations, questionnaires, and documentation. It utilized data analysis technique of SEM

(Structural Equation Model) Analysis with AMOS 18 and SPSS 20 program for Windows.

The result of the study showed that the variables of tourist motivation present significant

influence towards tourist behavior in Kuta Beach Bali, and tourist behavior is influencing

significantly towards creating sustainable tourism in Kuta Beach Bali.

(7)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Konsep Motivasi dan Perilaku Wisatawan ... 12

2.1.1.1 Motivasi Wisatawan ... 12

2.1.1.1.1 Konsep Motivasi Wisatawan dalam Manajemen Pemasaran Pariwisata ... 12

2.1.1.1.2 Definisi Motivasi Wisatawan ... 14

2.1.1.1.3 Peranan Motivasi Wisatawan dalam Industri Pariwisata15 2.1.1.1.4 Dimensi Motivasi Wisatawan ... 16

2.1.1.1.5 Model Motivasi Wisatawan ... 18

2.1.1.2 Konsep Perilaku Wisatawan ... 20

2.1.1.2.1 Konsep Perilaku Wisatawan dalam Manajemen Pemasaran Pariwisata ... 20

2.1.1.2.2 Definisi Perilaku Wisatawan ... 22

2.1.1.2.3 Peranan Perilaku Wisatawan ... 23

2.1.1.2.4 Dimensi Perilaku Wisatawan ... 25

2.1.1.2.5 Model Perilaku Wisatawan ... 27

2.1.2 Konsep Sustainable Tourism ... 28

2.1.2.1 Definisi Sustainable Tourism ... 31

2.1.2.2 Peranan Sustainable Tourism dalam Manajemen Pemasaran Pariwisata ... 32

2.1.2.3 Dimensi Sustainable Tourism ... 33

2.1.2.4 Model Sustainable Tourism ... 36

2.1.3 Pengaruh Motivasi dan Perilaku Wisatawan terhadap Program Sustinable Tourism ... 37

2.1.4 Orisinalitas Penelitian... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 43

2.3 Hipotesis ... 49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 51

(8)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI

3.2.1Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 53

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 57

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 58

3.2.4.1 Populasi ... 58

3.2.4.2 Sampel ... 59

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 61

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 62

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 62

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 65

3.2.7 Rancangan Analisis Data ... 66

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif ... 66

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

4.1 Profil Destinasi dan Wisatawan Pantai kuta ... 76

4.1.1 Profil Pantai Kuta ... 76

4.1.1.1 Identitas Destinasi ... 76

4.1.1.2 Sejarah Singkat Destinasi ... 76

4.1.1.3 Daya Tarik Pantai Kuta ... 77

4.1.2 Profil dan Pengalaman Wisatawan Pantai Kuta ... 78

4.1.2.1 Alasan Berkunjung ... 78

4.1.2.2 Umur dan Jenis Kelamin ... 79

4.1.2.3 Status Perkawinan ... 80

4.1.2.4 Asal Daerah / Tinggal ... 81

4.1.2.5 Penghasilan dan Frekuensi Kunjungan ... 83

4.1.2.6 Dengan Siapa Mengunjungi dan Bagaimana Mendapatkan Informasi Destinasi ... 84

4.2 Gambaran Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 86

4.2.1 Push Factors dalam Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 86

4.2.2 Pull Factors dalam Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 88

4.2.3 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan terhadap Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 90

4.3 Gambaran Perilaku Wisatawan Pantai Kuta ... 91

4.3.1 Choice of Accommodation ... 92

4.3.2 Preference of Tourist Attraction ... 93

4.3.3 Problems During the Journey ... 95

4.3.4 Possibility of Revisit ... 96

4.3.5 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan terhadap Perilaku Wisatawan ... 97

4.4 Gambaran Sustainable Tourism Pantai Kuta ... 98

4.4.1 Environmental Dimensions ... 99

4.4.2 Economic Dimensions ... 101

4.4.3 Socio-cultural Dimensions ... 103

(9)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI

Tourism ... 106

4.5 Model Pengukuran Motivasi Wisatawan ... 107

4.5.1 Hasil Uji Kecocokan ... 107

4.5.1.1 Kecocokan Keseluruhan Model ... 107

4.5.1.2 Kecocokan Model Pengukuran ... 109

4.5.1.3 Kecocokan Model Struktural ... 110

4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 116

4.6.1 Temuan Penelitian bersifat Teoritik ... 116

4.6.2 Temuan Penelitian bersifat Empirik ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 119

5.1 Kesimpulan... 119

5.2 Rekomendasi ... 120

(10)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Realisasi Wisman Berdasarkan 16 Fokus Pasar Januari-Desember

2013 ... 2

TABEL 1.2 Jumlah Kedatangan Wisman ke Bali pada Periode Januari-Desemberr 2013 ... 3

TABEL 1.3 Hasil Pra Penelitian Persepsi Wisatawan Mengenai Program Sustainable Tourism di Pantai Kuta ... 5

TABEL 2.1 Definisi Motivasi Wisatawan Menurut Beberapa Ahli ... 14

TABEL 2.2 Definisi Perilaku Wisatawan dari Beberapa Ahli ... 23

TABEL 2.3 Definisi Sustainable Tourism dari Beberapa Ahli ... 31

TABEL 2.4 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Sustainable Tourism di Kuta Bali dalam Persepsi Wisatawan ... 39

TABEL 3.1 Tahapan Desain Penelitian ... 52

TABEL 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 54

TABEL 3.3 Jenis dan Sumber Data ... 58

TABEL 3.4IJumlah Kedatangan Wisman ke Bali pada Periode Januari-Desemberr 2013 ... 61

TABEL 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 61

TABEL 3.6 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 63

TABEL 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel X (Motivasi Wisatawan) ... 63

TABEL 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Perilaku Wisatawan) ... 65

TABEL 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Z (Sustainable Tourism) ... 64

TABEL 3.10Hasil Pengujian Reliabilitas ... 66

TABEL 3.11Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ... 68

TABEL 3.12Ketentuan Kesesuaian Model ... 74

TABEL 4.1 Profil Wisatawan Pantai Kuta Berdasarkan Alasan Berkunjung .. 79

TABEL 4.2 Jenis Wisatawan Pantai Kuta Dilihat Dari Usia dan Jenis Kelamin 80 TABEL 4.3 Jenis Wisatawan Pantai Kuta Dilihat Dari Status Perkawinan .... 82

TABEL 4.4 Push Factors dalam Motivasi WIsatawan Pantai Kuta ... 88

TABEL 4.5 Pull Factors dalam Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 90

TABEL 4.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 91

TABEL 4.7 Choice of Accommodation Wisatawan Pantai Kuta ... 93

TABEL 4.8 Preference of Tourist Attraction Wisatawan Pantai Kuta ... 95

TABEL 4.9 Problems During The Journey Wisatawan Pantai Kuta ... 96

TABEL 4.10 Possibility of Revisit Wisatawan Pantai Kuta ... 97

(11)

Chaerul Aldira, 2014.

SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI DALAM PERSEPSI WISATAWAN MELALUI MOTIVASI

TABEL 4.13 Economic Dimensions Pantai Kuta... 102

TABEL 4.14 Socio-Cultural Dimensions Pantai Kuta ... 104

TABEL 4.15 Level of Tourist Satisfaction Pantai Kuta ... 105

TABEL 4.16 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Sustainable Tourism Pantai Kuta ... 107

TABEL 4.17 Uji Keseluruhan Model ... 110

TABEL 4.18 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial ... 113

DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1 Model Motivasi Wisatawan Swarbrooke dan Horner ... 18

GAMBAR 2.2 Model Motivasi Wisatawan Tzu Kuang Hsu dan Yi Fan Tsai .. 19

GAMBAR 2.3 Model Motivasi Wisatawan Amral, Ferreira dana Conde ... 19

GAMBAR 2.4 Pressures on Tourist Behavior ... 21

GAMBAR 2.5 Model Perilaku Wisatawan Fang Meng ... 27

GAMBAR 2.6 Model Perilaku Wisatawan Sanitmacharo ... 27

GAMBAR 2.7 Model Motivasi Wisatawan Amral, Ferreira dana Conde ... 28

GAMBAR 2.8 Unsur-Unsur Sustainable Tourism ... 30

GAMBAR 2.9 Model Pemasaran Pariwisata Berkelanjutan ... 33

GAMBAR 2.10 Model Sustainable Tourism Swarbrooke ... 36

GAMBAR 2.11 Model Sustainable Tourism Zane ... 36

GAMBAR 2.12 Model Sustainable Tourism UNWTO ... 37

GAMBAR 2.13 Model Sustainable Key Strategies 2011-2015 ... 38

GAMBAR 2.14 Kerangka Pemikiran Sustainable Tourism Di Pantai Kuta Bali Dalam Persepsi Wisatawan Melalui Motivasi dan Perilaku Wisatawan 48 GAMBAR 2.15 Paradigma Penelitian Sustainable Tourism Di Pantai Kuta Bali Dalam Persepsi Wisatawan Melalui Motivasi dan Perilaku Wisatawan 49 GAMBAR 3.1 Systematic Sampling ... 60

GAMBAR 3.2 Implementasi Systematic Sampling Penelitian ... 61

GAMBAR 3.3 Proses Analisis Data Menggunakan SEM ... 69

GAMBAR 3.4 Gambar Model Struktural Sustainable Tourism Di Pantai Kuta Bali Dalam Persepsi Wisatawan Melalui Motivasi dan Perilaku Wisatawan 71 GAMBAR 3.5 Diagram Struktural Hipotesis 1 ... 72

GAMBAR 3.6 Diagram Struktural Hipotesis 2 ... 73

GAMBAR 3.5 Diagram Struktural Hipotesis 3 ... 73

GAMBAR 4.1 Jenis Wisatawan Dilihat Dari Asal Daerah/Tinggal ... 82

GAMBAR 4.2 Jenis Wisatawan Dilihat Dari Penghasilan dan Frekuensi Kunjungan ... 83

GAMBAR 4.3 Jenis Wisatawan Dilihat Dari Dengan Siapa Mengunjungi dan Bagaimana Mendapatkan Informasi Destinasi ... 85

GAMBAR 4.4 Motivasi Wisatawan Pantai Kuta ... 86

GAMBAR 4.5 Perilaku Wisatawan Pantai Kuta ... 90

GAMBAR 4.6 Sustainable Tourism Pantai Kuta ... 97 GAMBAR 4.7 Model All Measurement Sustainable Tourism Di Pantai Kuta Bali

(12)

Chaerul Aldira, 2014.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Saat ini, terjadi pergeseran mengenai aktifitas pariwisata yang dipengaruhi oleh lingkungan dan motivasi wisatawan itu sendiri, yang dahulunya wisatawan berperilaku hanya berkunjung untuk menikmati atraksi alam dan budaya. Pergeseran tersebut, dikenal dengan pariwisata yang lebih bertanggung jawab secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat lokal di destinasi. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Mowforth dan Munt (1998:53) bahwa “That the traditional mass tourism, typically described as the “3Ss”-sun, sea, and sex, is now challenged with the new “3Ts” of sustainable tourism-traveling, trekking, and trucking”. Berdasarkan pernyataan tersebut, pariwisata tradisional yang disebut 3S, berubah menjadi sustainable tourism travelling (pariwisata berkelanjutan) sebagai tujuan dari industri pariwisata yaitu terwujudnya keseimbangan, trekking (mountain biking) dalam ekowisata, dan trucking (community based tourism) dalam alternatif wisata dengan istilah 3Ts.

Pada tahun 2013, pernyataan mengenai pergeseran perilaku wisatawan disampaikan World Trade and Tourism Council (WTTC) dan World Trade Market (WTM) dalam deklarasi yang diselenggarakan oleh United Nations World Tourism Organization sustainable (UNWTO) di Brazil, menyatakan wisatawan semakin mencari pengalaman yang autentik dan menguntungkan (experiential travel, real tourism and slow tourism) jika dibandingkan dengan pariwisata tradisional hanya sekedar berkunjung ke destinasi.

Terjadinya pergeseran tersebut dimaksudkan oleh UNWTO yang mengarahkan fokus pariwisata saat ini tidak hanya berorientasi terhadap tingkat kunjungan saja tetapi, dapat menciptakan keseimbangan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya dan lingkungan. Keseimbangan tersebut dapat menciptakan indikator keberhasilan kegiatan pariwisata yaitu, sustainable tourism seperti yang dijelaskan UNWTO

(14)

examine the practice of sustainable tourism from global travel trends through to destination and site management.

Konsep sustainable tourism sebagai indikator keberhasilan industri pariwisata telah diterapkan oleh hampir seluruh negara yang tergabung dalam World Economic Forum (WEF). Berdasarkan hasil penilaian penerapan sustainable tourism yang diselenggarakan oleh WEF, maka peringkat satu dan dua ditempati oleh negara-negara di Amerika dan Eropa, sedangkan ASEAN berada di peringkat ketiga.

Program sustainable tourism juga telah diimplementasikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia dalam Rencana dan Strategi (Renstra) tahun 2011-2015 yang diharapkan mampu menaikan jumlah wisatawan. Kenaikan jumlah kunjungan wisman sebagai pertumbuhan pariwisata, khususnya negara-negara fokus pasar Indonesia yang dicantumkan dalam Renstra Direktur Jenderal (Dirjen) Pemasaran Kemenparekraf 2013. Fokus pasar Indonesia terdiri dari 16 fokus pasar utama yang terbagi dalam lima kawasan, ASEAN, Asia, Eropa, Amerika-Pasifik, dan Timur Tengah. Tiga fokus pasar utama dengan alasan karena letak geografis dan kemudahan akses untuk berwisata ke Indonesia ditempati oleh Singapura, Malaysia dan Australia dalam Tabel 1.1

TABEL 1.1

REALISASI WISMAN BERDASARKAN 16 FOKUS PASAR JANUARI – DESEMBER 2013

No Fokus Pasar 2013 2012 +/- Selisih Share

(15)

No Fokus Pasar 2013 2012 +/- Selisih Share GRAND TOTAL 8,802,129 8,044,462 9.42% 757,667

Sumber: Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata, Kemenparekraf 2013

Berdasarkan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) sebagai peneliti luar negeri dari Kemenparekraf dalam laporan tahun 2012, Bali masih menjadi promotor industri pariwisata dan destinasi utama Indonesia yang dikunjungi oleh wisman. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Bali pada tahun 2014 periode Januari-April kenaikan dialami oleh Malaysia menjadi peringkat ketiga dengan persentasi kenaikan sebesar 16,48% sedangkan Jepang menurun -8,59% dikarenakan pada bulan Februari-April masih ada festival bunga sakura. (http://www.disparda.baliprov.go.id/id/Statistik2 diakses tanggal 8 Juni 2014). Data terbaru dari Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Indonesia pada tahun 2014 secara lengkap tersaji pada Tabel 1.2

TABEL 1.2

JUMLAH KEDATANGAN WISMAN KE BALI TAHUN 2013

No Negara Total %

1 Australia 826,385 38,0

2 Cina 387,533 18,0

3 Jepang 208,115 10,0

4 Malaysia 199,232 9,3

5 Singapura 138,388 6,4 6 Korea Selatan 134,452 6,3

7 Taiwan 126,914 6,0

8 Perancis 125,247 6,0

Sumber: Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Indonesia, Kemenparekraf 2014

Bali yang memiliki kesamaan dengan UNWTO dan menunjang program Kemenparekraf dalam implementasi sustainable tourism, dengan mengikuti beberapa penyelenggaraan deklarasi seperti, Bali Declaration on Sustainable Tourism in Asia and The Pacific pada Desember tahun 2005 yang membahas perencanaan program-program sehingga terciptanya sustainable tourism di destinasi-destinasi ASEAN. Kedua yaitu, Planning and Implementing Sustainable Tourism in Indonesia dalam program The 6th UNWTO Asia/Pacific Executive Training Program on Tourism and Policy di Bhutan pada Juni tahun 2012.

(16)

recognized tourism destination, Bali, has had long experience in promoting

sustainable tourism practices, based on the local wisdom of Tri Hita Karana –

harmonious relations of Nature, Man and the Creator”. Pernyataan tersebut menjelaskan, Bali sudah memiliki pengalaman lebih dalam mempromosikan program sustainable tourism melalui kebijakan lokal yang dinamakan Tri Hita Karana, yang berarti terdapat keseimbangan antara alam, manusia, dan Sang Pencipta. Oleh karena itu, pemerintah dan swasta harus mampu mengaplikasikan program sustainable tourism yang sudah direncanakan.

Traveler’s Choice Destinations yang menyatakan enam peringkat teratas destinasi andalan di Bali pada tahun 2014 terhadap kunjungan wisman adalah pertama destinasi Ubud, kedua Seminyak, ketiga Sanur, keempat Nusa Dua, kelima Kuta dan keenam Legian. Pada tahun 2013 Kuta berada di peringkat ketiga, kualitas destinasi yang menurun adalah penyebab turunnya peringkat dan

munculnya destinasi-destinasi baru di Bali.

(http://travel.kompas.com/read/2014/04/11/1626274/Ubud.dan.Seminyak.Masuk. 25.Destinasi.Wisata.Terbaik.di.Asia diakses tanggal 29 Juni 2014).

Selanjutnya, Mari Elka (2012:47) menyebutkan destinasi-destinasi yang menjadi ikon untuk implementasi sustainable tourism adalah Bali, Jawa Barat, dan Sulawesi Utara. Diantara ketiga destinasi tersebut, menurut Kemenparekraf Bali merupakan destinasi yang menjadi top level dalam implementasi sustainable tourism. Tetapi pada kenyataannya, para wisman yang berkunjung ke Bali khususnya Pantai Kuta beranggapan Pantai Kuta Bali belum mengimplemetasikan program sustainable tourism terbukti dengan adanya pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

(17)

TABEL 1.3

HASIL PRA PENELITIAN KONDISI SUSTAINABLE TOURISM DI PANTAI KUTA BALI

Nomor Atribut Pantai Kuta

1. Kunjungan 30%= < 3kali

70%= > 3kali

2. Sumber informasi 10%= majalah

10%= televisi 15%= internet 75%= teman/kerabat

3. Alasan kunjungan 40%= hiburan malam

35%= alam dan kebudayaan 25%= lokasi strategis

4. Sustainable tourism 40%= mengetahui sustainable

tourism

60%= tidak megetahui sustainale tourism

5. Kefokusan pemerintah dalam pengelolaan 70%= pemerintah belum fokus 30%= pemerintah sudah focus

6. Kunjungan kembali 70%= berkunjung kembali

25%= mungkin akan kembali 5%= tidak berkunjung kembali 7. Kepuasan pengunjung terhadap destinasi 65%= wisatawan puas

35%= wisatawan tidak puas

8. Tercipta sustainable tourism di destinasi 75%= belum tercipta sustainable tourism

25%= sudah tercipta sustainable tourism

Sumber: Hasil Pra Penelitian (2013)

Kondisi Pantai Kuta yang semakin meningkat jumlah kunjungan wisatawannya, tidak didukung oleh kualitas destinasi. Hal tersebut yang memberikan alasan pentingnya Indonesia menjadikan destinasi-destinasi pariwisata yang dapat menciptakan sustainable tourism di negaranya, dijelaskan oleh Teguh dan Avenzora (2013:29):

(18)

the code of ethics of tourism form an integral part in the realization of sustainable tourism.

Pernyataan tersebut menyatakan, sustainable tourism adalah kegiatan pariwisata yang menciptakan keuntungan untuk ekonomi, sosial, kebudayaan dan lingkungan alam di sebuah destinasi yang yang dapat dirasakan oleh masyarakat lokal dan memperhatikan mengenai kepuasan wisatawan serta sudah diatur dalam Undang-Undang Kepariwisataan. Ni Ketut Arismayanti (180:2010) juga memberikan penjelasan mengenai gambaran pariwisata di Pantai Kuta:

Kawasan Wisata Kuta dan Tuban yang berkembang seacara alami tanpa perencanaan yang matang menghadapai berbagai permasalahan, seperti abrasi pantai, tata ruang yang tidak tertata, sanitasi lingkungan yang kurang baik serta terganggunya upacara Agama Hindu yang dilaksanakan di Pantai Kuta (bebasnya wisatawan menonton pelaksanaan upacara dengan pakaian yang kurang sopan), untuk itu perlu dilakukan pengaturan dan monitoring

Menurut Madiun (2009:7) kawasan destinasi Pantai Kuta, bahkan telah memiliki indikator sebagai destinasi yang memiliki positioning di Indonesia yaitu, community involevement atau keteribatan masyarakat lokal yang tinggi sebagai salah satu elemen, yaitu sosial dalam sustainable tourism. Penjelasan tersebut, menyatakan bahwa Pantai Kuta masih berpeluang dalam menciptakan sustainable tourism. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah adanya gap antara Kemenparekraf sebagai pemerintah pembuat program sustainable tourism dengan wisatawan khususnya wisman.

Victor dan Rebecca (1998:120) menyebutkan “The sustainable tourism can be created through these thingsknowledge of tourist (number ->expenditure ->characteristic->motivations->behavior) and development of products (segmenting->determining)”. Selengkapnya secara peringkat pada Tabel 1.4

TABEL 1.4

RANK OF KNOWLEDGE OF TOURIST TO CREATE SUSTAINABLE TOURISM IN THE DESTINATION

Knowledge of tourist

Number

Expenditure Characteristic Motivations Behavior Sumber: Victor dan Rebecca (1998:120)

(19)

pengetahuan kepada wisatawan mengenai program sustainable tourism di destinasi.

Pengetahuan kepada wisatawan secara berurutan didapatkan oleh pemasar, dimulai dengan mengetahui jumlah wisatawan, jumlah pengeluaran wisatawan, karakteristik wisatawan, motivasi wisatawan dan perilaku wisatawan. Wisman Pantai Kuta Bali yang belum mendapatkan pengetahuan tersebut, menjadikan persepsi yang berbeda dengan pemerintah. Menurut Baloglu dan Mangloglu (2001:22) perbedaan persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor internal (needs dan wants) yaitu motivasi dan faktor eksternal (past experience) yaitu pengalaman. Ketika wisatawan sudah memiliki persepsi terhadap destinasi maka, akan muncul motivasi, perilaku, dan sikap wisatawan, hal tersebut dijelaskan oleh “In general, tourists behavior will be influenced by their perception, motivation, and attitude.”

Wisatawan yang merupakan salah satu elemen dalam industri pariwisata, oleh karena itu peneliti meneliti motivasi dan perilaku wisatawan. Berdasarkan Pike (2008:94) “Motivation is a complex topic in tourist behavior, and its study requires a mix of conceptual skills, awareness of the history of the concept and a

view of its role as both an instrumental and interpretive tool in studying people

who travel.” Keterangan tersebut menjelaskan, mempelajari motivasi wisatawan merupakan hal kompleks dalam perilaku wisatawan, dibutuhkan kemampuan

konseptual, mengenal sejarah wisatawan, dan memerankan dan

mengintrepetasikan wisatawan.

Kozak (2001:76) menyatakan bahwa “The comparative studies include work that compares groups on showed motivation can be influenced on

destination image, attitudes / behavior, on travel patterns, in communication style and on satisfaction levels.” Penjelasan tersebut, menyatakan beberapa hal yang akan dipengaruhi oleh motivasi wisatawan, image destinasi, perilaku wisatawan, pola wisata, berkomunikasi dan kepuasan wisatawan. Peneliti menilai perilaku wisatawan lebih dipengaruhi dibandingkan yang lainnya, sesuai Mansfeld (1992:31) menyebutkan “Suggested that improved travel motivation theory would benefit the study of both travel behavior and travel choice.” Penjelasan tersebut

menerangkan, mempelajari motivasi wisatawan akan memberikan keuntungan

(20)

Pike (2008:64) menambahkan bahwa “Travel needs / motives the forces that drive travel behavior.” Penjelasan tersebut menyebutkan bahwa. Motivasi wisatawan akan mempengaruhi perilaku wisatawan di destinasi. Hal serupa dijelaskan oleh Sanitmacharo yang menyatakan (2006:130) “It is one of the most commonly cited theories of motivation in the study of tourist behavior”.

Pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa motivasi dan perilaku wisatawan merupakan satu kesatuan, karena motivasi wisatawan dipelajari di bidang perilaku wisatawan.

Berdasarkan Pike (2004:111) “Therefore, an individual’s travel preferences and behaviour can change during a lifetime as needs and motives

are learned”.Pilihan dan perilaku wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata akan berubah-ubah, selama kebutuhan dan motivasi wisatawan masih dipelajari. Menurut Sanitmacharo (2013:132) “Tourism researchers create various typologies of the tourist in an attempt to explain lifestyles of the tourists on how and why people differ in tourist behavior”. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa perilaku wisatawan dapat diketahui melalui tipologi wisatawan karena perilaku wisatawan sangat luas untuk didefinisikan dan diberi ciri khas.

Perilaku wisatawan dimulai dari pra wisata yang dipengaruhi oleh motivasi, yaitu wisatawan akan mempertimbangkan hal-hal dan informasi sebelum berwisata seperti dinyatakan oleh Seddighi dan Theocharous (2002:479) bahwa “Subsequent to the decision to take a holiday, come the choices related to different elements of the tourism product, starting with the

location (destination), transport and accommodation that will secure the holiday

experience.”

Motivasi dan perilaku wisatawan (tourist motivation and behavior) akan menghasilkan persepsi terhadap program sustainable tourism di destinasi. Strategic Plan Sustainable Tourism and Green Jobs for Indonesia menyatakan bahwa “Tourists’ behaviour is an important variable in sustainable tourism. They need to be informed and educated in such a way to understand and act

(21)

informasi dan pengetahuan untuk mengerti terlebih dahulu dan melakukan tanggung jawab terhadap lingkunan, kebudayaan dan masyarakat lokal.

Peneliti melanjutkan dan menerapkan prinsip motivasi dan perilaku wisatawan untuk menciptakan sustainable tourism pada penelitian yang telah dilakukan Parintorn Sanitmacharo pada tahun 2006 dengan judul “A Study of Tourist Behavior: A Case of Study of Independent European Travelers in

Bangkok” dan oleh Adrian Budeanu pada tahun 2007 “Sustainable tourist behaviour – a discussion of opportunities for change” Banyak teori dan penjabaran menerangkan bahwa motivasi dan perilaku wisawatan lah yang memiliki hubungan cukup kuat untuk ikut memberikan persepsi sebuah keadaan dimana suatu destinasi dapat sustain atau dengan kata lain terciptanya suatu sustainable tourism.

Berdasarkan pernyataan di atas maka perlu diteliti bagaimana motivasi dan perilaku wisatawan dapat menciptakan sustainable tourism di destinasi tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul Sustainable Tourism Di Pantai Kuta Bali Dalam Persepsi Wisatawan Melalui Motivasi dan Perilaku Wisatawan” (Survey TerhadapWisatawan Mancanegara yang Berkunjung di Pantai Kuta Bali).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Kuta Bali

2. Bagaimana gambaran perilaku wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Kuta Bali

3. Bagaimana gambaran sustainable tourism di Pantai Kuta Bali

4. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap perilaku wisatawan serta dampaknya dalam persepsi mengenai program sustainable tourism di Pantai Kuta Bali

(22)

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Kuta Bali 2. Perilaku wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Kuta Bali 3. Gambaran sustainable tourism di Pantai Kuta Bali

4. Pengaruh motivasi terhadap perilaku wisatawan serta dampaknya dalam persepsi mengenai program sustainable tourism di Pantai Kuta Bali

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan penulis dibagi dua, yaitu kegunaan teoritis dan praktis.

1.4.1 Kegunaan Akademik (Teoritik)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian ilmu marketing management, khususnya strategi pemasaran yang mempelajari mengenai motivasi dan perilaku wisatawan terhadap sustainable tourism. Memahami dan mempelajari mengenai ilmu marketing management khususnya pada kajian motivasi dan perilaku wisatawan banyak ilmu yang bermanfaat di masa yang akan datang. Kajian tersebut melihat adanya pergeseran motivasi dan perilaku wisatawan pada kondisi global saat ini. Mengetahui motivasi dan perilaku wisatawan yang mengalami pergeseran, dalam manajemen pemasaran pariwisata merupakan suatu keharusan dalam ilmu pemasaran. Oleh karena itu, memahami motivasi dan perilaku wisatawan akan menciptakan suatu keadaan dimana destinasi sustainable, serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.

1.4.2 Kegunaan Praktis (Empirik)

(23)
(24)

Chaerul Aldira, 2014.

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis bagaimana sustainable tourism dalam persepsi wisatawan melalui motivasi dan perilaku wisatawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Adapun variabel penelitian terdiri dari tiga variabel yaitu variabel X, variabel Y dan variabel Z.

Sekaran (2006:115) menjelaskan ”Variabel yaitu apa pun yang dapat

membedakan atau membawa variasi pada nilai.”

Malhotra (2009:248) memberikan penjelasan mengenai “Variabel laten

eksogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen.”

Variabel laten penelitian ini adalah motivasi wisatawan yang memiliki dua dimensi yaitu, push factors . dan pull factors . . Sedangkan “Variabel laten endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen.” Peneltiian ini variabel laten endogenyaitu sustainable tourism yang terdiri dari environmental dimensions . , economic dimensions . , socio-cultural dimensions . dan level of tourist satisfaction . .

Variabel Y merupakan variable moderasi, yaitu variabel yang mempengaruhi antara hubungan variabel laten eksogen dan endogen. Variabel moderasi perilaku wisatawan yang memiliki dimensi yang memiliki yang dimensi yaitu choice of accomodation . , preference of tourist attraction . , problems during the journey . , dan possibility of revisit . .

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kuta Bali. Unit analisis atau responden dalam penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang berada di peringkat tiga besar yang berkunjung ke Pantai Kuta Bali. Pemilihan tempat penelitian didasarkan Bali sebagai provinsi yang sudah menerapkan prinsip sustainable tourism dengan adanya Strategic Plan Sustainable Tourism and Green Tourism for Indonesia. Hal yang serupa pun didukung oleh beberapa data yang menunjukan penurunan kualitas destinasi di Pantai Kuta Bali.

(25)

Chaerul Aldira, 2014.

TABEL 3.1

TAHAPAN DESAIN PENELITIAN

Tahap Jenis Waktu

1 Pra penelitian 12-17 Januari 2013

2 Online questionnaire 4 Maret-8 April

3 Obervasi dan survey 10-15 April 2014

Sumber: Pengolahan Data Penelitian 2014

Berdasarkan Tabel 3.1 maka metode yang digunakan adalah cross sectional method. Malhotra (2009:101) menegaskan bahwa, “Cross sectional method yaitu jenis desain riset yang meilbatkan satu waktu pengumpulan informasi dari setiap sampel yang diberikan dari unsur-unsur populasi.” Berdasarkan objek penelitian tersebut, penelitian ini akan mengetahui pengaruh motivasi dan perilaku wisatawan terhadap sustainable tourism di Pantai Kuta Bali.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Berdasarkan Malhotra (2009:100), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memiliki tujuan utama deskripsi dari sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar”. Cooper dan Schindler (2008:159) pun menyatakan bahwa, “Jika suatu riset berkaitan dengan menemukan siapa, apa, dimana, kapan dan berapa banyak, maka studinya adalah deskriptif.”

Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai upaya menciptakan sustainble tourism melalui motivasi dan perilaku wisatawan, sedangkan penelitian verifikatif menurut Malhotra (2009:104) yaitu, “Penelitian verifikatif adalah penelitian untuk menguji pengujian kebenaran kausal, yaitu hubungan antara variabel dependen dan independen” Penelitian verifikatif bertujuan untuk memperoleh kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan. Dalam penelitian ini akan di uji mengenai upaya menciptakan sustainble tourism di Pantai Kuta Bali melalui motivasi dan perilaku wisatawan.

(26)

Chaerul Aldira, 2014.

mendefinisikan metode survey yaitu, penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah.

Malhotra (2009:96) menjelaskan, “Metode explanatory survey adalah metode yang dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan dalam masalah yang dihadapi manajemen

atau para peneliti tersebut” Sehingga dalam kedua definisi tersebut menyatakan

ditemukannya kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupunpsikologis.

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross section method. Cooper dan Schindler (2006:160) mengartikan, “Metode yang dilakukan hanya sekali dan mewakili satu periode tertentu dalam waktu.”

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam tiga variabel utama. Variabel laten eksogen adalah motivasi wisatawan yang memiliki dua dimensi yaitu, push factors . dan pull factors . . Variabel laten endogen yaitu sustainable tourism yang terdiri dari environmental dimensions . , economic dimensions . , socio-cultural dimensions .

dan level of tourist satisfaction . . Variabel moderasi perilaku wisatawan yang memiliki dimensi yang memiliki yang dimensi yaitu choice of accomodation . , preference of tourist attraction . , problems during the journey . , dan possibility of revisit . .

(27)

Chaerul Aldira, 2014.

TABEL 3.2

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Dimensi Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Motivasi wisatawan

(X)

Motivations surface when a tourist wants to satisfy a need or want and this can be seen as a very important variable in relation to their travel decisions and the outcome of satisfaction

(Chang 2007:157)

Push factors

.

Push factors, pushing tourists

to do making a decision for traveling in the

destination Tzu-Kuang Hsu, Yi-Fan Tsai (2009:290) Physicology factor Desire of

traveling Interval 1

Physically factor

Physical condition of

traveling

Interval 2

Social interaction

Social condition

of traveling Interval 3

Exploration

Desire of exploring a destination

Interval 4

Pull

factors .

Pull factors, pulling tourists to

visit the destination Tzu-Kuang Hsu, Yi-Fan Tsai (2009:290) Tangible factor Attractiveness of physical factors in the destination

Interval 5

Intangible factor

Attractiveness of abstract factors

in the destination (imageand prestige)

Interval 6

Perilaku wisatawan

(Y)

Tourist behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services (Morrisan

2007:64) Choice of accommodation . A high percentage of travelers depended on recommendations

by others as well as their satisfaction with the surrounding atmosphere of that place Sanitmatcharo (2006:139)

Fineness Fineness of the

accommodation Interval 7

Safety Safety of the

(28)

Chaerul Aldira, 2014.

Variabel Dimensi Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Cleanness Cleanness of the

accommodation Interval 9

Comfort Comfort of the

accommodation Interval 10

Preference of tourist

attraction .

Preference of tourist attraction, to identify general

characteristics of location they visited or planned

to visit Sanitmatcharo (2006:140) Natural Attraction Tendency of visiting natural attraction

Interval 11

Cultural Attraction

Tendency of visiting cultural

attraction

Interval 12

Night life Tendency of

visiting night life Interval 13

Problems during the

journey .

Problems during the journey, it should be noted that the language

barrier or communication, information or environment is the rarely problem faced Sanitmatcharo (2006:141) Language Tendency of having problem with a language

Interval 14

People

Tendency of having problem

with social interaction

Interval 15

Enviroment

Tendency of having problem adaptation with environment (weather and

climate)

Interval 16

Information Tendency of having problem with accessing availability information

Interval 17

Possibility of

revisit .

Possibility of revisit, factors motivating them

to revisit were; hospitality, friendliness of local people, exotic location, interesting cultural aspects, nice weather, and

safety Sanitmatcharo

Revisit Desire of revisit

(29)

Chaerul Aldira, 2014.

Variabel Dimensi Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

(2006:142).

Sustainable tourism (Z)

Sustainable tourism that takes full account of its current and future economic, social and environmental impacts, addressing the needs of visitors, the industry, the environment and

host communities (WTO 2011)

Environmental

indicators.

Make optimal use of environmental

resources that constitute a key

element in tourism development, maintaining essential ecological processes and helping to conserve natural heritage and biodiversity. Kemenparekraf (2012:26) Environment Changes of environmental condition compared to previous visits in

the destination

Interval 19

Economic dimensions � . Ensure viable, long term operations, providing socio-economic benefits to all stakeholders that are fairly distributed, including stable employment and income earning opportunities and social services to

host communities, and contributing to poverty alleviation Kemenparekraf (2012:26). Local Foods

Changes of local foods variety compared to previous visits in

the destination

Interval 20

Local Services

Changes of variety local services compared to previous visits in

the destination

Interval 21

Accommodation

Changes of variety local accommodations

compared to previous visits in

the destination

Interval 22

Souvenirs

Changes of variety local souvenirs compared to previous visits in

the destination

Interval 23

Socio-cultural dimensions � . Respect the socio-cultural authenticity of host communities, conserve their Local Language Changes of attractiveness local language compared to previous visits in

the destination

(30)

Chaerul Aldira, 2014.

Variabel Dimensi Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

built and living cultural heritage and traditional values, and contribute to intercultural understanding and tolerance Kemenparekraf (2012:26) Local Tradition Changes of attractiveness local tradition compared to previous visits in

the destination

Interval 25

Level of tourist satisfaction

� .

Sustainable tourism should also maintain a high level of

tourist satisfaction and

ensure a meaningful experience to the

tourists, raising their awareness about sustainability issues and promoting sustainable tourism practices amongst them Kemenparekraf (2012:26) Atraksi Changes of satisfaction with attraction compared to previous visits in

the destination

Interval 26

Akomodasi

Changes of satisfaction with

accomodations compared to previous visits in

the destination

Interval 27

Akesisbilitas

Changes of satisfaction with

accessibilities compared to previous visits in

the destination

Interval 28

Amenitas

Changes of satisfaction with

amenities compared to previous visits in

the destination

Interval 29

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

3.2.3 Jenis Dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Ketika penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data disebut responden, tetapi jika penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber data bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder. Malhotra (2009:120) membagi data menjadi dua yaitu:

(31)

Chaerul Aldira, 2014.

Data primer merupakan data yang dibuat oleh penelti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, data ini dapat ditemukan dengan cepat serta tidak mahal.

Cooper dan Schindler (2006:163) menjelaskan, ”Studi yang telah dibuat oleh orang lain untuk keperluan mereka sendiri dapat menjadi suatu data sekunder.” Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yang diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan lain.

[image:31.595.111.513.379.606.2]

Berdasarkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka penulis mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.3 berikut.

TABEL 3.3

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Jenis Data Sumber data

Digunakan untuk Tujuan

Penelitian T-4

1

Tanggapan wisatawan mengenai motivasi wisatawan Pantai Kuta Bali

Primer Kuesioner 

2

Tanggapan wisatawan mengenai perilaku wisatawan Pantai Kuta Bali

Primer Kuesioner 

3

Tanggapan wisatawan mengenai sustainable tourism Pantai Kuta Bali

Primer Kuesioner 

Sumber: Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

Populasi dibutuhkan sebagai sumber data dalam penelitian, karena dari populasi tersebut akan diperoleh suatu pemecahan masalah yang akan menunjang keberhasilan penelitian. Malhotra (2009:369) menyatakan bahwa,

(32)

Chaerul Aldira, 2014.

[image:32.595.113.501.193.297.2]

karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset pemasaran”. Sekaran (2006:122) menyatakan bahwa, “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana sampel diambil, sehingga populasi sasaran (target population) harus ditentukan dengan jelas oleh peneliti.”

TABEL 3.4

JUMLAH KEDATANGAN WISMAN KE BALI TAHUN 2013

No Negara Total %

1 Australia 821,482 24.96

2 Cina 352,324 12.55

3 Jepang 195,402 6.87

Sumber: Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Indonesia Kemenparekraf 2013

Tabel 3.4 menyebutkan Australia, Cina dan Jepang merupakan peringkat tiga besar dalam kunjungan wisaawan ke Bali. Berdasarkan tabel tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah peringkat tiga besar wisatawan mancanegara yang mengunjungi Bali pada tahun 2013 sebesar 1.411.819 wisatawan.

3.2.4.2 Sampel

Penelitian yang dilaksanakan tidak pada semua populasi yang telah ditentukan melainkan pada beberapa orang yang disebut dengan sampel. Malhotra (2009:370) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sub kelompok populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi”. Peneliti diperkenankan untuk mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan untuk mewakili bagian yang lain yang diteliti. Penentuan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang dalam penelitian ini menggunakan rumus sample Yamane yaitu sebagai berikut:

n = �

�.�2+

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

d = Batas toleransi kesalahan pengambilan sampel yang digunakan. (10%)

(33)

Chaerul Aldira, 2014.

n =

��2+

=

, 2+

=

.

= 99,99

[image:33.595.108.517.358.588.2]

Komposisi responden pada wisman di Bali adalah wisatawan Australia (58%), Cina (27%) dan Jepang (15%). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh hasil sampel sebesar 99,99 tetapi untuk jaminan keakuratan, sebaiknya sampel ditambah sedikit lebih banyak dari jumlah matematikanya. Jadi dalam penelitian ini ukuran sampel minimal adalah 103 orang responden dari objek penelitian. Sebenarnya, ketentuan untuk penelitian yang menggunakan metode SEM memiliki minimal 200 responden. Tetapi, peneliti menggunakan responden sebanyak 103 orang karena beberapa penelitian yang menggunakan metode yang sama, jumlah respondennya kurang dari 200 tergantung rumus sampel yang digunakan. Secara lengkap Tabel 3.5 menyajikan nama peneliti dan judul penelitian serta jumlah responden yang digunakan.

TABEL 3.5

DAFTAR PENELITIAN MENGGUNAKAN SEM DENGAN JUMLAH RESPONDEN KURANG DARI 200 ORANG

Nomor Nama Peneliti dan Nama

Institusi

Judul dan Tahun Penelitian Jumlah responden 1 Evi Prasmawati (Universitas Udayana)

Studi Tentang NIlai Pelanggan Dengan Positive Words Of Mouth Pada Penggunaan Motor Yamaha Di

Semarang (2010) 108 2 Her Ovita Trianggono Iriawan (Universitas Indonesia)

Pengaruh Pelayanan Kantor Pelayanan Pajak Terhadap Pelaksanaan Audit Administration dan

Kepatuhan Wajib Pajak (2010)

100

3

Rio Wibowo (Universitas Indonesia)

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen

Seluler GSM (2008)

140

3.2.4.1 Teknik Sampling

(34)

Chaerul Aldira, 2014.

[image:34.595.165.449.169.291.2]

probabilitias yang dimana sampel dipilih dengan memilih titik awal acak dan kemudian memilih setiap elemen secara berturu-turut dari sampling frame dalam Gambar 3.1

A B C

1 6 11

2 7 12

3 8 13

4 9 14

GAMBAR 3.1

SYSTEMATIC SAMPLING

Berdasarkan Gambar 3.1 maka peneliti mengimplementasikan pada populasi yang digunakan oleh peneliti yaitu wisatawan mahasiswa yang berasal dari negara Australia, Cina dan Jepang. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti karena periode penyebaran kuesioner pada bulan Maret-April merupakan liburan musim panas bagi mahasiswa dari tiga negara tersebut. Secara lengkap tersaji dalam Gambar 3.2

Australia Cina Jepang

PNS PNS PNS

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Wirausaha Wirausaha Wirausaha

Pensiun Pensiun Pensiun

GAMBAR 3.2

IMPLEMENTASI SYSTEMATIC SAMPLING PENELITIAN

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Malhotra (2009:120), “Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan dimana data yang terkumpul adalah suatu untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan”. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi, pengamatan terhadap objek penelitian dan data yang diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui upaya menciptakan sustainble tourism melalui motivasi dan perilaku wisatawan.

(35)

Chaerul Aldira, 2014.

pengumpulan data yang terdiri dari deretan pertanyaan, tertulis maupun tidak tertulis, yang dijawab oleh responden

[image:35.595.122.509.115.417.2]

3. Studi kepustakaan/literatur, yang pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan gambaran umum mengenai produk yang relevan dengan masalah dan variabel yang diteliti.

TABEL 3.6

TEKNIK PENGUMPULAN DATA No

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber data

Digunakan untuk Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3

1 Observasi

Motivasi dan perilaku

wisatawan dan kenampakan fisik, sosial, serta budaya di Pantai Kuta Bali

 - -

2 Kuesioner

Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Pantai

Kuta Bali   

3 Studi kepustakaan

Motivasi wisatawan, Perilaku Wisatawan dan Sustainable

Tourism   

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas

Data mempunyai kedudukan penting dalam penelitian karena data merupakan penggambaran dari variabel yang diteliti, dan mempunyai fungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu mutu hasil penelitian ditentukan oleh benar tidaknya atau kevalidan data. Peneliti harus berhati-hati dalam menyusun instrumen, mulai dari penyusunan variabel, pemecahan subvariabel dan penyusunan butir-butir pertanyaan yang akan diajukan.

(36)

Chaerul Aldira, 2014.

totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Adapun rumus yang digunakan dalm penelitian ini adalah rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut.

Sumber : Sugiyono (2013:249) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product moment n = Jumlah sampel

∑ = Kuadrat faktor variabel X

∑X2 = Kuadrat faktor variabel X

∑Y2

= Kuadrat faktor variabel Y

∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variable X dan Y

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat diliat pada tabel berikut.

TABEL 3.7

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2013: 250)

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi

α=0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.

2 2



2 2

(37)

Chaerul Aldira, 2014.

Berdasarkan uji validitas, didapat hasil pengujian pada Tabel 3.8 mengenai uji validitas untuk variabel motivasi wisatawan sebagai berikut.

TABEL 3.8

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL X (MOTIVASI WISATAWAN)

No Item Pernyataan R Rtabel Keterangan

Push factors

1. I desire to travel 0.653 0.532 Valid

2. My physical conditions to travel 0.686 0.532 Valid

3. My social conditions to travel 0.785 0.532 Valid

4. I desire to explore a destination 0.623 0.532 Valid Pull factors

5. Attractiveness of physical factors in the

destination 0.879 0.532 Valid

6. Attractiveness of abstract factors in the

destination (imageandprestige) 0.843 0.532 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

[image:37.595.88.539.403.725.2]

Berdasarkan uji validitas, didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada Tabel 3.9 mengenai uji validitas untuk variabel perilaku wisatawan sebagai berikut.

TABEL 3.9

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Y (PERILAKU WISATAWAN)

No Item Pernyataan r Rtabel Ket.

Choice of accomodation

1. Choosing accommodations based on fineness

(hotelsandtransportations) 0.874 0.532 Valid

2. Choosing accommodations based on safety

(hotelsandtransportations) 0.813 0.532 Valid

3. Choosing accommodations based on cleaness

(hotelsandtransportations) 0.86 0.532 Valid

4. Choosing accommodations based on comfort

(hotelsandtransportations) 0.927 0.532 Valid

Prefence of tourist attraction

4. I visit natural attraction 0.719 0.532 Valid

5. I visit cultural attration 0.614 0.532 Valid

6. I visit night life 0.866 0.532 Valid

Problems during the journey

7. I have a problem with local language 0.721 0.532 Valid 8. I have a problem in interacting with local people 0.89 0.532 Valid

9. I have a problem adaptating to the environment

(weather andclimate) 0.726 0.532 Valid

10 I have a problem accessing information 0.921 0.532 Valid Possibility of revisit

11. Possibility of revisit 1 0.532 Valid

(38)

Chaerul Aldira, 2014.

[image:38.595.90.540.173.553.2]

Berdasarkan uji validitas, didapat hasil pengujian yang dicantumkan pada Tabel 3.10 mengenai uji validitas untuk variabel sustainable tourism sebagai berikut.

TABEL 3.10

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS VARIABEL Z (SUSTAINABLE TOURISM)

No Item Pernyataan R Rtabel Ket.

Environmental dimensions

1. Changes of environmental condition compared

to previous visits in the destination 1 0.532 Valid Economic dimensions

2. Changes of local foods variety compared to

previous visits in the destination 0.901 0.532 Valid 3. Changes of variety local services compared to

previous visits in the destination 0.921 0.532 Valid 4. Changes of variety local accommodations

compared to previous visits in the destination 0.954 0.532 Valid 5. Changes of variety local souvenirs compared to

previous visits in the destination 0.811 0.532 Valid Socio-cultural dimensions

6. Changes of attractiveness local language

compared to previous visits in the destination 0.862 0.532 Valid

7. Changes of attractiveness local tradition

compared to previous visits in the destination 0.87 0.532 Valid Possibility of revisit

8. Changes of satisfaction with attraction

compared to previous visits in the destination 0.88 0.532 Valid

9. Changes of satisfaction with accomodations

compared to previous visits in the destination 0.844 0.532 Valid

10. Changes of satisfaction with accessibilities

compared to previous visits in the destination 0.71 0.532 Valid

11. Changes of satisfaction with amenities

compared to previous visits in the destination 0.94 0.532 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran untuk menentukan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Malhotra (2009:315) mendefinisikan “Sejauh mana skala menghasilkan

hasil yang konsisten jika diulang berdasarkan pengukuran yang dibuat”.

Pada penelitian ini reliabilitas di cari dengan menggunakan rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

(39)

Chaerul Aldira, 2014.





2

2 11

1

1

t b

k

k

r

)

(

Sumber : Husen Umar (2009:170) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2 t

= varians total

2

b

= jumlah varians butir tiap pertanyaan

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan (

2) sebagai berikut :

 

n n x x σ 2 2 2    

Sumber : Husen Umar (2009:170)

Keterangan :

n = jumlah sampel

σ = nilai varians

x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Reliabilitas variabel dapat diketahui dengan menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution) 20.0, hal ini dikarenakan Cσ masing-masing variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai 0,600 atau VR >0,60. Malhotra (2009:120) mengemukakan:

Alpha cronbach pengukuran realibilitas konsistensi internal yang merupakan rata-rata dari semua kemungkinan koefisien yang terbagi sebagian hasil dari pembagian skala item yang berbeda. Jika nilai Alpha cronbach kurang dari 0,6 berarti reliabilitas konsistensi internal tidak memuaskan.

[image:39.595.113.511.97.491.2]

Koefisien Alpha cronbach (Cσ) merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji realibilitas suatu instrument. Berikut hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.11.

TABEL 3.11

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel Alpha

(40)

Chaerul Aldira, 2014.

No Variabel Alpha

Cronbach Keterangan 1. Motivasi wisatawan 0.738 Reliabel 2. Perilaku wisarawan 0.809 Reliabel

3. Sustainable tourism 0.833 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.7 Rancangan Analisis Data

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpalan data mentah menjadi informasi yang mudah dipahami. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (angket). Pada penelitian ini digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis verifikatif, khususnya bagi variavel yang bersifat kualitatif dan kuantitatif berupa hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskrptif digunakan untuk melihat faktor penyebab sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kedua metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif. Analisis penelitian antara lain

1. Analisis deskriptif Variabel X (Motivasi Wisatawan) a. Analisis deskriptif Variabel ( . (Push factors) b. Analisis deskriptif Variabel ( . ) (Pull factors) 2. Analisis deskriptif variabel Y (

Gambar

TABEL 1.1 REALISASI WISMAN BERDASARKAN 16 FOKUS PASAR
TABEL 1.2 JUMLAH KEDATANGAN WISMAN KE BALI TAHUN 2013
TABEL 3.2 OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
TABEL 3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir yang berjudul “Kualitas Pelayanan Receptionist Terhadap Tingkat Kepuasan Wisatawan pada Front Office Department di Bali Kuta Resort Badung” ini

Maka dari itu Sheraton Bali Kuta Resort mulai melancarkan strategi promosinya, hal itu dilakukan agar para wisatawan khususnya target market saat ini yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk (i) mengkaji persepsi masyarakat Bali terhadap perilaku wisatawan Cina yang berkunjung ke Bali dalam konteks Sapta Pesona, (ii)

Persepsi yang dimiliki oleh calon wisatawan saat akan mengunjungi pantai Anyer adalah pantai Anyer adalah pantai yang memiliki pasir putih dan lembut serta

Kuta selatan, Bali merupakan salah satu pusat pariwisata yang menyuguhkan wisata alam, wisata kuniner, wisata bahari dan juga wisata budaya. Oleh karena itu banyak

Hasil kajian ini menunjukkan bahwa persepsi wisatawan tentang daya tarik wisata bahari di Pantai Tanjung Benoa, Provinsi Bali termasuk dalam kategori menarik; persepsi

Di urutan teratas yang ketiga, motivasi wisatawan yang mengunjungi Pantai Green Bowl adalah untuk melakukan relaksasi dari kesibukan sehari-hari dengan jumlah

Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Kualitas Pelayanan Pramuwisata Di Bali yaitu terdapat 5 variabel yang pertama variabel berwujud (tangible) dengan hasil dilihat