• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATASPADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMAN 10 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATASPADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMAN 10 KOTA BANDUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERMAINAN BOLAVOLI SISWA SMAN 10 KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

OLEH

KARINA LARAS AYU 1000247

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN

KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH METODE KESELURUHAN DAN

METODE BAGIAN TEHADAP HASIL

BELAJAR SERVIS ATAS PADA PERMAINAN

BOLA VOLI SISWA SMAN 10 BANDUNG

Oleh KARINA LARAS AYU

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

© Karina Laras Ayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

(3)

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. KARINA LARAS AYU

PENGARUH METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SMAN 10 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd NIP. 197101052002121001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

PENGARUH METODE KESELURUHAN DAN METODE BAGIAN

TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN

BOLA VOLI SISWA SMAN 10 KOTA BANDUNG

Oleh: Karina Laras Ayu

1000247

(5)

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine and determine whether the overall method and methods section affects the service on the learning skills of volleyball . The method used in this study is the experimental method . The instruments used in this penelititan mastery test servsi motion on the volleyball game of Nurhasan (2010 : 185-196 ) . population in this study were students who totaled 90 people . Air samples in this study the number of 40 people who were taken by using purposive sampling technique of sampling . Based on observations in the data analysis of hypothesis testing t 0.190 > 2.086 t table then h₁ rejected it means there is no improvement in service skills above . In conclusion there is no significant effect of the use of the method and the method part of the overall service skills on the high school volleyball games N 10 Bandung .

Keywords:

(6)

PERNYATAAN……….. i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… iv

F. Manfaat Penelitian……..………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN……… 7

A. Pengertian Bola voli………..7

B. Macam-Macam Teknik Dasar Bola voli...8

C. Fungsi Servis Dalam Permainan Bola voli...11

D. Hakekat Metode Pembelajaran...14

E. Pengertian Metode Keseluruhan Dan Bagian...22

F. Kelemahan Dan Kelebihan Metode...24

G. Kerangka Pemikiran…..………....25

H. Hipotesis Penelitian...27

BAB III METODELOGI PENELITIAN………. 28

A. Metode Penelitian……… 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian….……….. 28

C. Desain Penelitian…..………... 30

D. Definisi Operasional….………... 31

E. Instrumen Penelitian….………... 33

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data….………. 36

G. Teknik Pengolahan Data….………. 37

H. Analisis Data……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 41

A. Hasil Penelitian….………... 41

B. Diskusi penelitian...46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 47

A. Simpulan….………. 47

B. Saran….………... 47 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Seiring dengan berkembangan dunia akibat kemajuan di segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan, harus disejajarkan pula upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia(SDM) sejak dini. Peningkatan SDM tersebut secara konvensional dapat ditempuh melalui jalur pendidikan, dikarenakan pendidikan merupakan pembinaan potensi individu menjadi manusia yang lebih dewasa. Selain itu tujuan dari pendidikan nasional adalah membentuk manusia Indonesia yang berkualitas, sehat jasmani dan rohani.Salah satu wadah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional adalah melalui jalur pendidikan formal yang mempunyai fungsi yang mendasar untuk masa depan siswa harus mendapat perhatian yang serius. MenurutSyarifuddin(2013:5), tentang fungsi lembaga pendidikan menjelaskansebagai berikut :

Lembaga pendidikan mempunyai fungsi meletakan dasar-dasar pengembangan terhadap aspek apektif (berkenaan dengan perasaan yang mempengaruhi kejiwaan), Psikomotor (berhubungan dengan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental) dan aspek kognitif (proses pengenalan dan penafsiran lingkungan/bersifat pengetahuan.

Pendidikan jasmani dan kesehatan(Penjasorkes) diberikan dalam bentuk formal berupa kurikulum pendidikan dasar, yang harus memberikan sumbangan yang positif dan efektif bagi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam pemeliharaan dan peningkatan kesegaran jasmani. Karenadengan tingkat kesegaran jasmani yang prima akan dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar bagi siswa.

(8)

Kurikulum pendidikan jasmani di sekolah dilakukan melalui berbagai kegiatan dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pertumbuhan baik dibidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

Strategi pembelajaran yang tepat, dalam strategi pembelajaran pendidikan jasmani disekolah, guru terkadang menemui hambatan dan mengalami kesulitan.Hal ini mungkin dikarenakan kemampuan yang minim maupun penguasaaan bahan ajar yang kurang. Begitu juga apa yang dialami oleh siswa dimana mereka mengalami kesulitan dalam penyerapan dan pengaplikasian apa yang disampaikan oleh seorang guru dan salah satu kemungkinannya adalah disebabkan oleh tingkat penguasaan gerak yang relatif rendah.

Padatahun 1895, William C Morgan, seorangdirektur YMCA di Holyoke, Massachusetts,

menemukansebuahpermainanbernamamintonettedalamusahanyamemenuhikeingin an para pengusaha lokal yang menganggappermainan bola basket terlalumenghabiskantenagadankurangmenyenangkan. Permainan ini cepatmenarikperhatiankarenahanyamembutuhkanketerampilan dasar,

mudahdikuasaidalamjangkawaktulatihan yang singkat,

dandapatdilakukanolehpemaindenganberbagaitingkatkebugaran.

Permainanaslinyadahulumenggunakan bola terbuat dari karet bagiandalam bola basket. Peraturanawalnyamembebaskanjumlahpemaindalamsatu tim. Padatahun 1896 namapermainan ini diubaholeh Alfred T .Halstead, yang

setelahmenyaksikanpermainan ini,

menganggapbahwabolavolilebihsesuaimenjadinamapermainan ini mengingatciripermainan ini yang dimainkandenganmelambungkan bola sebelum bola menyentuhtanah (volleying).

(9)

servis, 2. passing, 3. Umpan (set-up) 4. smash (spike) 5.bendungan (block). Permainan bolavoli di Indonesia dikenalsejaktahun 1928 padajamanpenjajahanBelanda. Guru-guru pendidikanjasmanididatangkan dari negaraBelandauntukmengembangkanolahragaumumnyadan bolavolikhususnya.

Perkembanganpermainanbolavoli di Indonesia

sangatpesatdiseluruhlapisanmasyarakat, sehinggatimbulklub-klub di kota besar di Indonesia. Dengan dasar itu maka di Jakarta padatanggal 22 Januari 1955 didirikanlahorganisasipersatuan bolavoliseluruh indonesia (PBVSI).

Pada pembelajaran bolavoli yaitu servis atas terdapat beberapa hal yang harus menjadi tolak ukur seorang guru pendidikan jasmani bagaimana menerapkan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah menerima pembelajaran dan dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan. Hal tersebut antara lain bagaimana siswa dapat menerima dan menyerap materi kedalam pengetahuannya dengan baik, bagaimana siswa mampu menerapkan pengetahuan ke dalam gerak yang benar, bagaimana siswa mampu menganalisa gerak yang dilakukan dan mampu mengevaluasi terhadap suatu gerakan. Dalam permainan bolavoli banyak sekali bentuk penguasaan teknik dasar yang harus dikuasai Penguasaan teknik dalam permainan bolavoli terdiri dari, passing atas, passing bawah, blok, smash dan servis (servis bawah dan servis atas).

Dari sekian teknik dasar yang ada yang paling dominan dipakai dalam bermain adalah servis. Permainan bolavoli sekarang ini merupakan permainan yang cepat, dimana setiap regu bertanding ingin meraih angka yang banyak dan ingin menyelesaikan pertandingan dengan cepat. Untuk itu mereka melakukan servis dengan pukulan yang keras dan mematikan dengan berbagai cara dan gaya yang mereka lakukan. Pada masa dulu servis itu merupakan sajian dalam permainan, tetapi dengan perkembangan yang sangat cepat bahwa servis berubah menjadi serangan. Untuk itu dibutuhkan penguasaan teknik servis atas yang baik agar tingkat keberhasilannya menjadi lebih baik.

Dalampermainanbolavolimetode yang cocokdan pas

(10)

duametodememilikitujuan

yangsamayaitumencapaisasarandalammeningkatkankemampuanservisatas.

Keduametodeinidigunakan guru untukmemberikankoreksiankepadasiswa yang melakukankesalahan.

Setiapgurumengharapkanagarsiswanyaselaluberhasildalamproses

belajarmengajar.DemikianjugadengansiswaSMAN 10 Kota

Bandung,sangatmengharapkandapatmenguasaimateriservisatasyangdiberikanoleh

Menurutpengamatanpenelitidilapanganbanyaksiswadansiswi di SMAN

(11)

bagiangerakandikuasaiselanjutnyabarumempraktikkansecarakeseluruhan. ni,makaakandilakukanpenelitianyangberjudul“Perbandingan Metode Keseluruhan dan Bagian Terhadap Keterampilan Servis Atas Pada Pembelajaran Bolavoli SMAN 10 Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Darilatarbelakangmasalahyangdikemukakandiatasdapatdiidentifikasi masalahsebagaiberikut:

1. MasihrendahnyahasilbelajarservisatasbolavolisiswadansiswiSMAN 10 Kota Bandung.

2. KurangintensifnyapembelajarandanlatihanbolavolidiSMAN 10 Kota Bandung.

3. PraktekpembelajaranservisatasyangkurangefektifdiSMAN 10 Kota Bandung.

4. Belumdiketahuinyametodeyangtepatdigunakanuntukmengajarservisatasp ermainanbolavolipadasiswaSMAN 10 Kota Bandung.

5. Kurangnyaunsur-unsur permainan yang

diberikandalampembelajaranterutamapadapermainan bolavoli.

(12)

Berdasarkanlatarbelakang, identifikasidanbatasanmasalahdiatasmaka permasalahan yang menjadipokokpenelitidapatdirumuskansebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh terhadap keterampilan servis atas permainan bolavoli antara metode keseluruhan dan metode bagian?

D. Tujuan Masalah

Berdasarkanpermasalahanyangtelahdikemukakandiatas,maka penelitianinimempunyaitujuanuntukmengetahui :

1. Untukmengetahuipengaruhterhadapketerampilanservisataspadapermainan bola voliantarametodekeselururhandanmetodebagiansiswa SMAN 10 Kota Bandung

E.Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi bahan masukan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan pembelajaranpendidikanjasmani. Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaatteoritis

a. Penelitianinidiharapkandapatmemberikan, meningkatkanilmu pengetahuan, peningkatan mutupendidikandalamaspekpembelajaran terutamapadanpembelajaranpenjas.

2. Manfaatpraktis

a. Bagi guru dapat dijadikan acuan oleh para guru pendidikan jasmanigunamemperbaikipembelajarandisekolah.

b. Bagisekolah/lembagamemberikan keleluasankepada guru untukmenciptakanstrategi,

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA N 10 Kota Bandung yang beralamat di Jalan Raya Cikutra No,77 Kota Bandung.

2. Populasi dan Sampel

1). Populasi

Untuk mencapai tujuan penelitian, dalam proses penelitian dikenal dengan istilah populasi dan sampel. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif mapupun kualitatif dari pada karaterisitik tertentu mengenai sekumpulan obkel yang lengkap dan jelas ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2013:117) populasi adalah

“wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.” Sesuai dengan pendapat diatas populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti pembelajaran servis atas bolavoli di SMAN 10 Kota Bandung yang berjumlah 40 orang.

2). Sampel

(14)

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua hingga penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya dapat diambil 10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data

Besar kecil nya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, haislnya akan lebih baik

Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus dimana pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 Total sempel 40 siswa

 Setelah sampel didapat, diadakan tes awal

 Data tersebut dirangking dari yang terbesar hingga terkecil.

 Kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke

dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2).

 Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan

merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan,

(15)

Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing.

Adapun 40 teknik pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut

Sutrisno Hadi (1995:485) sebagai berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan seterusnya

Berdasarkan pendapat di atas pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, dari 90 populasi. Adapun jumlah sampel tersebut sebanyak 20 orang adalah Siswa SMAN 10 Kota Bandung

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat di laksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai desain penelitian, Nasution mengatakan

(16)

Gambar 3.1 Postest only control desain

Keterangan :

R = kelompok yang dipilih secara random

X = kelompok yang diberi perlakuan atau treament

O2 = postest kelompok eksperimen dengan metode keseluruhan O4 = postest kelompok control dengan metode bagian

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dengan yang lainnya. Jadi, suatu definisi operasional haruslah memiliki sebuah keunikan. Menurut Nazir (2005) dalam http://a-research.upi.edu/operator/upload /sadp030002chapter3.pdfdefinisi operasional adalah “suatu definisi yang diberikan kepada variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.”Kemudian definisi operasional juga diperlukan untuk menghindari kekeliruan dalam memahami permasalahan, perlu adanya penjelasan

1. Pengertian Metode Keseluruhan R X O2

(17)

Metode keseluruhan pada prinsipnya merupakan bentuk pembelajaran yang sejak awal siswa diajarkan secara keseluruhan dari teknik yang dipelajari. Berkaitan dengan metode keseluruhan menyatakan, metode keseluruhan atau komprehensif adalah suatu bentuk latihan atau belajar yang dilakukan secara keseluruhan dari rangkaian gerakan yang dipelajari. Hal senada dikemukakan menurut (Singer dalam Juliantine, 2007:3 hlm. 48) bahwa metode keseluruhan lebih menguntungkan apabila kegiatan tersebut sederhana dan tersusun dengan

baik”.

Metode keseluruhan berangkat dari teori Gesalt yaitu belajar dengan melihat pola dan organisasi bagian-bagian kedalam suatu keseluruhan. Selain itu dapat mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisi, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah. Bagian yang dipelajari hanya bermakna dalam rangka keseluruhan.

2. Pengertian Metode Bagian

Metode bagian merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan pada bagian-bagian dari keseluruhan gerakan keterampilan yang dipelajari. Metode bagian merupakan cara pendekatan dimana mula-mula siswa diarahkan untuk memprakterkkan sebagian demi sebagian dari keseluruhan rangkaian gerakan, dan setelah bagian-agian gerakan dikuasai baru mempraktekkan secara keseluruhan.

3. Permaian Bola voli

(18)

menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari

lawan”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Misalnya timbangan adalah instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data berat dengan cara melakukan penimbangan. Dalam pendidikan Instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau nontes. Tes atau penilaian merupakan alat ukur pengumpulan data yang mendorong peserta memberikan penampilan maksimal.sedangkan Instruman nonotes merupakan alat ukur yang mendorong peserta untuk memberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan perasaannya.

Tes atau suatu alat ukur lainnya harus dapat memenuhi dua syarat utama, tes tersebut haruslah valid (sah) dan reriabel (dapat dipercaya). Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut dapat mengukur dengan apa yang hendak diukur atau benar-benar cocok untuk mengukur apa yang hendak diukur, tes dikatakan reriabel apabila konsistensi dari serangkaian pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama. Sebagaimana dijelaskan oleh nurhasan (2007:42) mengemukakan bahwa:

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan, atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat ukur atau tas dikatakan reriabel jika alat ukur itu menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.

(19)

dalam penelitian. Alat ukur yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan gerak menangkap dan mengumpan bola (operan) dan membawa bola dalam permainan bolabasket.

Instrumen yang digunakan peneliti adalah melalui tes kemampuan bakat kepada anak menggunakan instrumen tes yang telah ada. Tes terdiri dari satu tes yaitu post tes. post tes dilakukan setelah diberi perlakuan. Untuk hal tersebut maka akan dijelaskan bentuk tes dan pemberian skor tes penguasaan gerak dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut :

1. Instrumen penilaian penguasaan gerak Service Atas Bolavoli

Tabel penilaian servis atas bolavoli

Tahapan

gerak

No Kriteria Peniliaian skor

1 2 3 4

Persiapan 1 Berdiri dengan kedua kaki

posisi melangkah

2 Berat badan bertumpu pada

kedua kaki

3 Sikap badan tegak

4 Pegang bola setinggi bahu

oleh satu tangan

5 Siapkan tangan lainnya

(20)

6 Jari tangan di rapatkan

Pelaksanaan 7 Lemparkan bola ke atas

dengan salah satu tangan

dan ayunkan tangan satunya

lagi untuk memeukul bola

(servis) ke posisi lurus

8 Pukul bola yang

dilambungkan setinggi

jangkauan tangan di atas

kepala

9 Perkenaan bola dengan

telapak tangan bagian

tengah ketika bola sejajar

dengan jangkauan tangan

Gerak lanjut 10 Melangkahkan kaki

belakang ke depan

Nilai proses (jumlah skor siswa)

Skor maksimal 40

(21)

2. Alat dan Perlengkapan

1. Lapangan BolaVoli

2. Bola Voli

3. Net

4. Alat tulis dan lembar tes

5. Solatif hitam

3. PelaksananTes

Pelaksanaan tes terdiri dari 3 orang :

1. Penyaji

2. Penilai

3. Testee

4.Penilaian

Presentasi Rentang Skor Nilai Produk Servis

Atas

80-100% 32-40 Baik Sekali

66-79& 26-31 Baik

56-65% 22-25 Cukup

41-55% 16-21 Kurang

(22)

Penilaian tes ini disesuaikan dengan norma tes. Nilai diberikan sesuai

dengan kemampuan servis atas pada bidang yang telah ditentukan dengan testee

diberi kesempatan melakukan sebanyak 10 kali pukulan.

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan di SMAN 10 Kota Bandung, yang dilaksanakan selama satu bulan, dan penelitian ini mengacu kepada kurikulum yang telah ada disekolah. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan observasi dengan menggunakan observasi terstruktur menurut Sugiyono (2013:205) observasi terstruktur adalah

“observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati,

kapan dan dimana tempatnya. Dalam melakukan pengamatannya peneliti

menggunakan instrumen penelitian yang telah teruju validitas dan reriabilitasnya.”

Mengenai hal tersebut, pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan jum’at dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yang akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Guru dan peneliti menyiapkan/menyusun sekrenario pembelajaran dan siswa diintruksikan untuk memahami sekrenario pembelajaran tersebut sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Tahap pelaksanaan a. Kegiatan awal

(23)

b. Kegiatan inti

Dalam kegiatan ini guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dan menunjuk siswa untuk memerankan dari sekrenario yang telah dipersiapkan, masing masing siswa berada dalam kelompoknya masing-masing siswa diberi lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. Kemudian guru dan siswa melakukan diskusi untuk membicarakan hasil kegiatan proses belajar mengajar yang sudah terlaksana, berikut penilaiai-penilaian yang telah dilakukan, masing-masing kelompok menyampaikan kesimpilannya serta guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Kegiatan akhir

Guru memberikan kesimpulan secara keseluruhan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan masukan mengenai penampilan masing-masing kelompok.

G. Teknik Pengolahan Data.

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam suatu tes, harus dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tes tersebut. Tujuan dari prosedur tes dan pengukuran ini untuk memudahkan dalam melakukan tes, sehingga pelaksanaan dan hasilnya dapat sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisisdata dengan statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan menggunakan rumus yang dirujuk dari Sudjana (dalam Iwa 2013:38-40)

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(24)

Keterangan :

X = skor rata-rata yang dicari = jumlah nilai data

= jumlah sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

S = simpangan baku yang dicari n = jumlah sampel

= Skor yang diperoleh

∑ = Jumlah

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan lilifors.

a. Menyusun hasil data pengamatan, yang dimulai dari hasil pengamatan yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar

b. Untuk semua nilai pengamatan x1, x2, x3, ... x11 dijadikan angka baku z1, z2 ... zn dengan pendekatan z skor

̅

(25)

Keterangan :

Z = skor standar yang dicari = skor yang didapat ̅ = rata-rata hitung S = simpangan baku

a. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi normal baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: jika nilai Z negatif, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z(-), 0,5 + luas daerah distribusi Z(+).

b. Menentukan proposi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukannilai z pada nomer urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

5. Menguji homogenitas

Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan menguji kesamaan dua varians. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Dr. Bambang Abduljabar. MPd (2014:120) adalah:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan tabel perhitungan, c. Menghitung kesamaan varians untuk dua populasi

d. Membuat kesimpulan

(26)

a. Menentukan notasi

Jika, t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Jika, t hitung < t tabel, maka H1 diterima b. Menentukan t hitung

n : jumlah sampel

X1: rata-rata kelompok keseluruhan X2: rata-rata kelompok bagian c. Membandingkan thitung dengan ttabel d. Mengambil kesimpulan,

H.Analisis Data

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data serta diskusi penemuan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa. Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode keseluruhan dan metode bagian terhadap keterampilan servis atas pada permainan bola voli siswa SMA N 10 Kota Bandung

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka pada kesempatan ini penelitian ingin memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada guru pendidikan jasmani SMA N 10 Kota Bandung sebaiknya menggunakan metode keseluruhan karena dari hasil penelitian ternyata metode keseluruhan lebih efektif dibandingkan metode bagian

2. Kepada guru pendidikan jasmani untuk mengembangkan prestasi bolavoli di tingkat SMA, maka dalam memberikan latihan harus memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran bisa lebih efektif dan tujuan bisa tercapai.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk SLTP, Jakarta: PT Grasindo, 1987.

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003.

Barbara L. Viera, MS. Bonnie Jill Ferguson. Bola Voli Tingkat Pemula,

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996.

Harsono, Prinsip-prinsip Pelatihan, Jakarta: KONI Pusat Pusat Pendidikan

dan Penataran, 2000.

Nurhasan, Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani, Cimahi: STKIP

Pasundan Cimahi, 2013.

PBVSI, Teknik Dasar Permainan Bola Voli, Jakarta: PP PBVSI, 2014. Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Samsudin, Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SD/MI, Jakarta: Litera, 2008.

Sudjana, Strategi Pembelajaran, Bandung: Falah Production, 2000.

Sugiyanto, Belajar Gerak, Jakarta: KONI pusat Pendidikan dan penataran,

2003.

Suharno HP, Dasar-dasar Permainan Bola Voli, Jakarta: 1994.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006.

Yusmawati, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Prodi Penjas FIK UNJ,

2008.

http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/pengertian-mengajar.html?m=1 Diakses pada hari jumat, 13 September 2013

(29)

http://arhysinjai.com/2012/09/metode-keseluruhan-dalam-pembelajaran.html/m=1

Diakses pada hari selasa, 22 Oktober 2013 http://id.m.wikipedia.org/wiki/bola-voli

Diakses pada hari sabtu, 05 Juli 2014

http://1.bp.blogspot.com/-PTWs9V9TyNE/UwXXP3XvYQlAAAAAAAAEaM/MiCliLptsAY/s1600/s mash.jpg

Diakses pada hari minggu, 24 Februari 2013

http://rochimtoatw.blogspot.com/2014/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html?m=1

Gambar

Gambar 3.1
Tabel penilaian servis atas bolavoli

Referensi

Dokumen terkait

Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan di atas) dan penulisannya

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah dengan menggunakan layanan bimbingan

festival lukisan kaca kita ada workshop untuk anak-anak, sekolah dasar, SMP, setiap ada pameran kita ada pendukung seperti workshop melukis, workshop bikin

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Selain itu para mahasiswa juga belajar untuk bekerja sama dengan segala pihak dalam pelaksanaan proyek secara nyata, khususnya dalam pemanfaatan bahan bekas

Mulai dari tahap pertama dimana pemakaian komputer ditujukan untuk memperbaiki efisiensi kerja yang biasa dilakukan secara manual, tahap kedua dimana

DOKUMENTASI

Oksigenasi merupakan salah satu intervensi kolaboratif yang dilakukan oleh perawat sebagai bagian dari tim kesehatan dalam upaya menyelesaikan masalah pasien terutama yang