• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL

SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota

Bandung) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

MUHAMMAD IKHSAN 0902662

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional untuk meningkatkan

keterampilan sosial siswa sekolah dasar

Oleh

Muhammad ikhsan.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Muhammad ikhsan. 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : MUHAMMAD IKHSAN NIM : 0902662

Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN

TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Helmy Firmansyah, M.Pd. 197912282005011002

Pembimbing II

Alit Rahmat, M.Pd. NIP. 197208262005011007

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

(4)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Muhammad Ikhsan (2015). Judul: Implementasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung) Skripsi. Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani (PGSD PENJAS). Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional yang kiranya dianggap efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran penjas di Sekolah Dasar Negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (class action research ) dengan menggunakan dua siklus dan setiap siklus terdapat dua tindakan. Objek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Gegerkalong Girang Kota Bandung yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,catatan lapangan, lembar observasi keterampilan sosial siswa melalui permainan tradisional yang dibantu oleh satu orang observer.

Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan penerapan permainan tradisional keterampilan sosial siswa dalam mengkikuti pembelajaran pendidikan jasmani meningkat di setiap siklusnya, baik siklus I, maupun siklus II, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I tindakan I 45 %, tindakan II 55 %, dan mengalami peningkatan pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus II tindakan I 65 %, tindakan II 75 %, sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya penerapan permainan tradisional keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani meningkat dalam pembelajaran semakin meningkat dan memiliki pemahaman yang lebih baik serta mutu pengajaran dapat ditingkatkan.

(5)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Muhammad Ikhsan (2015). Title: Implementation of Learning Activity Traditional Games To Improve Social Skills Elementary School Students (Classroom Action Research In Grade IV SDN Gegerkalong Girang Bandung) Thesis. Pendidkan Studies Program Elementary School Physical Education Teacher (PGSD physical education). Department of Physical Education. FPOK - UPI.

This research is motivated by an implementation of the traditional game of learning activity that

would be considered effective in improving the social skills of students in physical education

teaching in Public Elementary School. The purpose of this research is to improve the social skills

of students through the implementation of learning activities of traditional games.

The method used in this research is action research methods class (class action research) by

using two cycles and each cycle there are two actions. The object of research is the fourth grade

students of SD Negeri Bandung Gegerkalong Girang totaling 20 students consisting of 10 male

students and 10 female students. The research instrument used in this study were interviews,

field notes, observation sheet social skills of students through traditional game assisted by one

observer.

The results of data processing can be concluded that the application of the traditional game using

social skills of students in physical education learning mengkikuti increased in each cycle, both

the first cycle, and the second cycle, the average value obtained in the first cycle of action I 45%,

act II 55% , and an increase in the next cycle is the second cycle of the first 65% action, action II

75%, so that the data can be concluded that with the application of traditional games social skills

of students in the following study physical education increased in increased learning and

understanding the better and the quality of teaching can be improved.

(6)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Batassan masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoritis... 8

1. Pendekatan Pembelajaran ... 8

2. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 9

3. Peranan Pendidikan Jasmani ... 11

4. Hakikat Permainan ... 13

5. Hakikat Permainan Tradisional ...14

6. Manfaat Permainan Tradisional ...17

(7)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Permainan

bebentengan…………..……….19

b. Permainan Boyboyan…..………..………...20 c. cingciripit ...……….23

d. Permainan enggrang………...25

8. Konsep dan Teori Keterampila Sosial ... .28

9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keterampilan sosial ...………...29

10.Ciri-ciri keterampilan social………...31 11. Proses Belajar atau Pembelajaran...33

12. Prinsip dan Ciri-ciri Pembelajaran ...34

B. Hipotesis Tindakan ... .35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 38

1. Setting Penelitian... 38

2. Subjek Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 45

1. Teknik Pengumpulan Data ... 45

2. Instrumen Penelitian ... 46

E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 50

1. Pengolahan Data dan Katagori Data ...51

2. Validasi dan Teknik Keabsahan Data ...51

(8)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan ...82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..84

B. Saran………85

DAFTAR PUSTAKA………..87

(9)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

4.1Hasil Pengamatan keterampilan sosial Pada Observasi

Awal...57

4.2Kendala dan Tindakan Alternatif ...58

4.3Deskripsi Kegiatan Tindakan I Siklus I ...60

4.4Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus I Tindakan I

...63

4.5Deskripsi Kegiatan Tindakan II Siklus I ...66

4.6Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus I Tindakan

II...68

4.7Deskripsi Kegiatan Tindakan I Siklus II ...70

4.8Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus II Tindakan

I...72

(10)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus II Tindakan

II...77

4.19 Peningkatan Motivasi Siswa dari Siklus I Sampai Siklus II...78

(11)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR /BAGAN Gambar

2.1Permainan bebentengan ... 20

2.2Permainan boyboyan ... 23

2.3cingciripit ... 25

2.4permainan enggrang……….26

Bagan

(12)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Tradisional.

B. Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional

Siklus I.

C. Hasil Pengamatan keterampilann sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional

Siklus II.

D. Hasil Catatan Lapangan.

E. SK Pembimbing Skripsi.

F. Surat Izin Penelitian.

G. Foto-Foto Penelitian.

(13)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa, karena keberhasilan dan kemajuan bangsa

sangat bergantung kepada pendidikan yang ditekankan kepada penduduknya. Setiap warga

negara berhak memperoleh kesempatan pendidikan sampai pada jenjang yang setinggi-tingginya.

Oleh karena itu, pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan

kepada sisiwa yang tertera dalam program pemerintah serta ditetapkan pemerintah dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang cukup banyak karena tidak hanya

dapat mengembangkan aspek psikomotor saja melainkan dapat mengembangkan aspek kognitif

dan afektif secara serasi dan seimbang. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani

menurut Abduljabar (2009, hlm. 8) yaitu:

Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktifitas fisikal atau beberapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika,seperti juga perkembangan kognitif dan afektif.

Ketiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) ini tidak dapat dipisahkan dari

pembelajaran pendidikan jasmani, karena diantara satu aspek dengan aspek yang lainnya saling

berkaitan. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dianggap sangat penting, sehingga pemerintah

menetapkan tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam pasal 42 Undang-Undang No

20 tahun 2003. Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran

sebagai berikut: 1) pendidikan agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4)

matematika, 5) ilmu pengetahuan alam, 6) ilmu pengetahuan sosial, 7) seni dan budaya, 8)

pendidikan jasmani dan olahraga, 9) keterampilan dan kejujuran,dan 10) muatan lokal.

Masalah umum yang sering dihadapi seorang guru pendidikan jasmani di sekolah adalah

kurangnya sarana, prasarana dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dengan

(14)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tradisional yang pernah dilakukan di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung, siswa-siswi

banyak yang tidak mau bergabung dengan teman yang lainnya dan terkesan individual dalam

pembelajaran olahraga permainan tradisional, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran penjas

guru membiarkan dan tidak memberikan pemahaman kepada siswa yg tidak mau bergabung

dengan teman lainnya, sehingga siswa menjadi kebiasaan pada saat guru memberikan kelompok

banyak siswa yang tidak mau di pecah dengan kelompok biasanya. Dan olahraga permainan

tradisional juga merupakan salah satu materi yang tidak banyak diberikan pada siswa sekolah.

sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dan pengunaan metode pembelajaran yang

kurang tepat yaitu masih banyak guru yang hanya terpaku pada sarana dan prasarana yang ada

tanpa mau memodifikasi serta penggunaan metode pembelajaran tradisional yang terlalu

dominan, sehingga siswa tidak memahami dan waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk

latihan-latihan teknik dasar oleh guru. Dengan demikian ada gejala-gejala rendahnya

keterampilan sosial pada siswa. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses

permainan yang sebenarnya dan siswa kurang terekplorasi kebutuhannya dalam pembelajaran.

Adapun gejala-gejala keterampilan sosial yang ditemukan penieliti antara lain adalah siswa tidak

mau bekerjasama dengan teman, siswa tidak saling menghormati dengan teman, siswa tidak

jujur, siswa tidak disiplin, dan lain-lain. Maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa

keterampilan sosial siswa yang masih rendah, apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka

hasil belajar siswa pun tidak kompetitif.

Untuk melihat perkembangan intelektual anak bisa dilihat dari kemampuannya

menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak

merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah. Perkembangan sosial bisa dilihat dari

hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan kepentingan orang lain.

Menurut Adella (2007, hlm. 7) dalam Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia menyatakan

bahwa “keterampilan sosial mencakup kecakapan komunikasi dengan empati, kecakapan

bekerjasama, simpati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah”.

Pada proses pertumbuhan dan perkembangannya anak umumnya memiliki

kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan segala potensi

(15)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena bermain bagi anak-anak khususnya murid-murid sekolah dasar merupakan suatu

kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupannya, bahkan hampir sebagian dari waktunya

dihabiskan untuk bermain.

Adapun upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial anak salah satunya dengan

bermain, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak kegiatan bermain selalu

menyenangkan. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik,

intelektual,emosi dan sosial. Perkembangn secara fisik dapat dilihat saat bermain

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan sosial itu

adalah usaha aktif seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dalam konteks

kemampuan sosial dengan cara-cara khusus supaya dapat di terima di lingkungan tempat dia

berada dan terjadinya sifat saling menguntungkan dengan yang lainnya.

Adapun materi bahan ajar yang peneliti berikan sebagai materi bahan mengajar

diantaranya adalah permainan tradisional, karena di dalamnya permainan tradisonal terdapat

bentuk-bentuk permainan, dan di dalam permainan tradisional juga terdapat nilai-nilai budaya

yang terkandung didalamnya. Sehubungan dengan hal tersebut, permainan tradisional adalah

bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat

tertentu. Menurut Sukiman (2005, hlm. 29) menjelaskan bahwa “Permainan tradisional

merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan

tradisional memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, motivasi

dan kehidupan sosial anak dikemudian hari”.

Dengan demikian ada hubungannya antara permainan tradisional dengan keterampilan sosial

karena permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya, dan permainan

tradisional juga memberikan peran terhadap pengembangan potensi anak seperti perkembangan

motorik, sosial, kognitif serta aspek perkembangan lainnya. Interaksi yang terjadi pada saat anak

melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

kemampuan sosial, melatih kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.

Dari beberapa manfaat yang dikemukakan di atas, salah satunya adalah permainan

tradisional yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada setiap anak dalam mengikuti

pembelajaran khususnya penjas, karena melalui permainan tradisional maka anak akan lebih

(16)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompak sehingga anak akan merasakan pentingnya kerjasama dengan teman-temannya dalam

permainan tradisional tersebut di dalam pembelajaran penjas disekolah.

Kegiatan untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan. Rendahnya kepedulian siswa pada siswa lain, merupakan salah satu penyebab

sulitnya menumbuhkan keterampilan sosial pada anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan

bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya keterampilan sosial siswa khususnya di

sekolah, guru terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa yang tidak mau

bergaul dengan siswa lainnya. Maka untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. guru perlu

mengetahui penyebab rendahnya keterampilan sosial siswa dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Masalah-masalah di atas terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan

sosial siswa baik faktor yang ada dalam diri siswa seperti tidak ada kemauan berinteraksi

dengan teman sebayanya ataupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua,

lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba menggunakan permainan tradisional dalam “Implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa sekolah dasar (penelitian

tindakan kelas pada siswa kelas IV di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung)”.

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah dijelaskan dilatar belakang masalah, yang menjadi masalah bagi

peneliti adalah kurangnya keterampilan sosial siswa yang disebabkan kurangnya interaksi siswa

dengan teman sebayanya. Sehingga siswa tidak ada kerjasamanya saat melakukan aktivitas

pembeljaran penjas dan kurang menariknya model pembelajaran yang di ajarkan oleh guru

terhadap siswanya itu sendiri, seperti model pembelajrannya yang monoton, masih sedikitnya

unsur-unsur permainan yang di ajarkan serta terlalu banyaknya materi bahan ajar yang lebih

menekankan pada penguasaan teknik dalam salah satu cabang permaianan olahrga dan tidak

sesuai dengan kemampuan siswa yang diajarnya sehingga keterampilan sosial siswa berkurang.

Melihat penjelasan diatas penulis berpendapat, untuk menarik minat anak agar mau

berinteraksi dengan teman sebayanya atau melakukan kerjasama penulis bermaksud melakukan

(17)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa masalah yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dapat diidentifikasi sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan permainan tradisional dalam pembelajran pendidikan jasmani terhadap

keterampilan sosial siswa ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kurangnya keterampilan sosial siswa di sekolah?

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, maka masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah dengan mengiplementasikan pembelajaran aktivitas permainan

tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial ssiswa sekolah dasar ?”.

D. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan perlu adanya penetapan tujuan karena penting sebagai awal untuk kegiatan

selanjutnya, artinya ada upaya untuk mencapai tujuan yang digariskan tersebut. Adapun dalam

penelitian ini yang menjadi tujuan penelitiannya adalah :

1. Untuk mengetahui apakah permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial

siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat bagi semua orang maupun semua kalangan

terutama yang berkecimpung didunia pendidikan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

pembaca. Adapun manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat secara teoritis:

diharapkan dapat menambah pemahaman dan keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani

dan olahraga.

2. Manfaat secara praktis:

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang

(18)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar

permainan tradisional dalam meningkatkan keterampilan sosial.

c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka

inovasi pembelajaran dan meningkatkan jumlah peralatan yang ada.

d. Memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti

mengenai keterampilan social dengan objek yang berbeda.

F. Batasan penelitian

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang

dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian

sebagai berikut:

1. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi aktivitas

pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa di SDN

Gegerkalong Girang kota Bandung

2. Peneliti menggunakan permainan tradisional yaitu bebentengan,,boy-boyan, dan cingciripit

3. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung.

(19)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Calass Action Research. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsismi ( 2005, hlm. 65

) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan

mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan

dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan

oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti

Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu

kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama

dari guru yang sama juga.

Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada

bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan,

kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam

bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan

mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas,

individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan

penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.

Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada

penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok

(20)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian

dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)

Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian

Tindakan Kelas. Adapun pengertian penlitian tindakan kelas meneurut bebrapa ahli diantaranya

menyebutkan bahwa :

Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro,dikatakan bahwa :

Yang dimaksud dengan PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ) dalam situasi-situasi sosial ( termasuk pendidikan ) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian-pengertian mengenai praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat prktik-peraktik tersebut dilaksanakan ( Hardjodipuro, 1997 )

Meneurut Basuki ( 2003, hlm. 8 ) bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Menurut kunandar, (2008, hlm. 45) bahwa :

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didefenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya malalui tindakan (treatment) tertentu di dalam suatu siklus.

Sedangkan meneurut Rapoport ( dalam Hopkins, 1993, hlm. 78 ) :

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian unuk membantu seseorang dalam mengatasi secara peraktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang menyatakan

(21)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik tersebut ( Kemmis dan

Taggart,1988, hlm. 129 )

Dari berbagai pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penelitian tindakan

kelas, guru dapat berkreasi dan mengembangkan kemampuannya secara mendiri dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualiatas pembelajaran yang

berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya secara bersamaan.

B. Setting Dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung. Alasan penulis memilih

lokasi penelitian disekolah tersebut adalah berdasarkan pertimbangan :

a. Masih rendahnya keterampilan sosial siswa SDN Gegerkalong Girang khususnya kelas

IV dalam mengikuti pembelajaran penjas disekolah

b. Berdasarkan hasil pengalaman mengajar penulis dilapangan dan ketika melakukan

pengamatan awal pada sekolah tersebut, sehingga penulis memiliki gambaran tentang

kondisi dan permaslahan yang terjadi disekolah tersebut..

2. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung,

dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

Adapun alasan pemilihan subyek penelitian adalah bahwa berdasarkan observasi awal yang

peneliti lakukan ternyata di kelas IV pada umumnya saat proses belajar mengajar pembelajaran

penjas siswa terlihat individual dan kurang berinteraksi dengan teman sebayanya dalam

mengikuti pembelajaran penjas tersebut, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan

keterampilan sosial siswa terhadap pembelajaran penjas melalui penerapan permainan

tradisional. Meskipun difokuskan pada perubahan yang dialami oleh siswa, akan tetapi perilku

gurupun tidak luput dari bahan perhatian sebagi bagian dari data yang diperlukan untuk proses

(22)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya meliputi bebrapa siklus, sesuai dengan

tinkat permaslahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Seperti

diungkapkan Hopkins ( 1993, hlm. 48 ) bahwa : “ada empat komponen pokok dalam penelitian

tindakan, yang terdiri dari; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi”. Lebih

lanjut Arikunto ( 2008, hlm. 20 ) mengeumakakan konsep pokok penelitian tindakan kelas yang

terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan ( planning )

2. Tindakan ( acting )

3. Pengamatan ( observing ) dan

4. Refleksi ( reflecting )

Adapun dibawah ini adalah gambar siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dapat

digambarkan sebagai berikut :

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

(23)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas)

Sumber:(http://www.google.co.id/search?h=en&newwindow=1&q=langkah-langkah penelitian tndakan kelas)

Pada setiap akhir siklus yaitu refleksi yang merupakan evaluasi, dijadikan bahan

pertimbangan untuk perencanaan tindakan siklus selanjutnya. Adapun prosedur penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus dilakukan 1-2 pertemuan

dimana setiap pertemuan menggunakan 2 jam pelajaran secara lebih rinci penelitian tersebut

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam kegiatan penelitian, sebagai

langkah awal sebelum program aksi atau pelakasanaan dilaksanakan. Perencanaan ini menjadi

sangat penting sifatnya karena akan menjadi bagian awal dalam pelaksanaan aksi yang

dimaksudkan untuk melakukan perubahan yang diharapkan. Dalam penelitian ini perencanaan

program tindakan terdiri dari beberapa siklus yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan

berupa proses pembelajaran yang difokuskan pada penerapan permainan tradisional sebagai

upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.

Perencanaan tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

a) Sebelum mengadakan penelitian, penulis mengadakan observasi awal untuk memperoleh

gambaran dan data pendahuluan mengenai masalah yang terjadi di sekolah, dimaksudkan

untuk mendapat informasi dan mencatat masalah dan kendala yang ditemukan dalam proses

pembelajaran.

b) Penulis berdiskusi dengan observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani) membicarakan

permasalahan yang ditemukan serta dirasakan ketika kegiatan pembelajaran. Pengamatan

(24)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Setelah tercapai kesepakatan antara penulis dan observer, penulis menyusun persiapan

mengajar dengan menggunakan penerapan permainan tradisonal dalam upaya meningkatkan

keterampilan sosial siswa ketika mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.

d) Penulis menyiapkan instrumen pengumpulan data untuk digunakan dalam tahap pelaksanaan

tindakan. Berupa catatan lapangan, lembar observasi siswa dan guru serta alat elektronik

(camera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil

selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam proses pelaksanaan tindakan ini, penulis berperan sebagai aktor (guru) yang terjun

langsung untuk melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui penerapan

permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pelajaran

pendidikan jasmani di sekolah. Adapun pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang

peneliti lakukan yaitu dengan menerapkan bentuk-bentuk permainan tradisonal yang meliputi

langkah-langkah sebagi berikut :

1. Kegiatan Awal

a) Menyiapkan alat-alat pembelajaran

b) Guru dan siswa berdoa bersama

c) Siswa melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.

d) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini peneliti

menerapkan berbagai bentuk permainan tradisional yang disesuaikan dengan tingkat

perkembangan siswa.

2. kegaiatan Inti

a) Peneliti sebagai guru penjas melaksanakan kegiatan pembelajaran penjas sebagaimana

skenario atau rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Mitra peneliti yang berperan sebagai

observer dilapangan melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai

informasi atau data bagi peneliti. Proses pengamatan harus didasri dengan sadar, kritis,

sistematis dan objektif.

(25)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadiankendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung kedalam lembar observasi yang telah

disiapkan.

b) Siswa disuruh duduk kemudian guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan,

melakukan evaluasi kemudian menyampaikan tindak lanjut kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan dipertemuan berikutnya.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk memotret sejauh mana efek

tindakan telah mencapai sasaran. ( supardi 2007, hlm. 127 ).

Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan

pembelajaran.Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru

mata pelajaran pendidikan jasmani ) dan rekan. Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas

dan keterampilan sosial siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang

bersifat individu maupun secara klasikal. Adapun langkah-langkah penulis untuk mengumpulkan

data dan teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan penulis, observer berada dengan objek

yang diteliti.

b) Observasi tidak langsung, observasi melakukan pengamatan tidak pada saat berlangsungnya

suatu peristiwa yang sedang diteliti, berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

c) Pengamatan dalam sikap yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada diri siswa

yang berisi tentang peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidkan

jasmani.

4. Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, melakukan interpretasi dan

penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanan tindakan. Informasi

yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil

informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik

(26)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meninggalkan kebiasaan

yang kurang baik dalam pelaksanaan tindakan.

Adapun langkah-langkah refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua data atau informasi yang diperoleh dalam

pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan permainan tradisional tanpa alat dalam kegiatan

pembelajaran penjas.

2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ( peningkatan

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas )

3) Apabila hasil refleksi menunjukan belum ada peningkatan yang optimal maka perlu dibuat

perencanaan siklus 2 sampai siklus berikutnya sebagai tindak lanjut untuk mencapai tujuan

penelitian dengan langkh-langkahnya seperti pada siklus 1.

Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I s/d Siklus II

Siklus I :

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pembelajaran penjas yang telah

ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran ( RPP) dengan penekanan pada penerapan

permainan tradisional. Adapun beberapa bentuk permainan tradisonal yang akan diterapkan

sebagai strategi pengajaran untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti

pembelajaran penjas yaitu :

a) Membagi siswa dalam dua kelompok

b)Menyajikan materi pelajaran tentang permainan tradisonal

c) Menjelaskan materi yang diberikan tentang aturan-aturan permainan tradisional

d)Memberikan pengarahan kepada siswa yang belum mengerti tentang aturan-aturan yang harus

dilakukan dalam permainan tradisional

Di setiap mengakhiri jenis kegiatan belajar kemudian diterapkan bentuk permainan yang

(27)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran ( KBM ) sesuai dengan rencana ( scenario

pembelajaran ) yang telah ditetapkan pada perencanaan di siklus 1.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi prilaku siswa dan guru penjas yang

sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah ditetapkan di siklus 1.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I

untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.

Siklus II :

1. Perencanaan

Materi pembelajaran di siklus II adalah bentuk-bentuk permainan tradisional tanpa alat yang

lebih kompleks aktivitasnya jika dibandingkan dengan kegiatan belajar di siklus I. Adapun

bentuk permainan tradisonal yang dietrapkan disiklus ini adalah berbagai bentuk permainan

tradisonal yang dimodifikasi peraturannya. Maksudnya untuk memberikan tantangan

sehingga aktivitas belajarnya semakin kompleks. Diakhir kegiatan pembelajaran diterapkan

bentuk permainan yang mengarah pada permainan cabang olahraga serta peraturannya yang

disederhanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanankan kegiatan pembelajaran ( KBM ) sesuai dengan rencana ( skenario

pembelajaran yang telah ditetapkan di siklus II yaitu menerapkan berbagai bentuk permainan

tradisonal tanpa alat yang dimodifikasi peraturannya dan siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi aktivitas belajar siswa yang

secara langsung berhubungan dengan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas

(28)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Istrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan dalam proses

pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data dibantu pula guru penjas sebagai rekan peneliti

(mitra sejawat).

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan

masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas

yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam

pelaksanaan tindakan. Berdasarkan itu pula maka data penelitian data diklasifikasikan menjadi

dua jenis sumber data yang berasal dari:

a) siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam melaksanakan

kegiatan belajar penjas.

b) Guru: catatan jurnalnya dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap observasi

dan refleksi dari setiap kegiatan.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.( Arikunto, 2002,

hlm. 134 ).

Adapun instrumnen yang digunakan penulis selama penelitian berlangsung adalah sebagai

berikut :

1. Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan penerapkan permainan

tradisional tanpa alat sebagai fokus utamanya.

2. Pedoman observasi yang berbentuk format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data

berbagai informasi dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti

(29)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada mengukur tingkat kerjasama dan

interaksi olahraga siswa sekolah dasar dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan oleh

Hidayat ( 2010, hlm. 107 ) seperti dibawah ini :

Variabel kerjasama Interaksi komunikasi

Aspek yang

1. siswa bersemangat membujuk temanya untuk mengikuti pembelajaran (4)

2. siswa membujuk temannya untuk mengikuti pembelajaran (3)

3. siswa kadang-kadang membujuk temannya untuk mengikuti pembelajaran

(2)

4. siswa tidak membujuk temanya untuk mengikuti pembelajaran (1)

b. melakukan tugas gerak

1. siswa bersemangat menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (4)

2. siswa menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (3)

3. siswa kadang-kadang menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (2)

4. siswa tidak menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (1)

c. mengikuti aturan

(30)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. siswa menuruti aturan dalam pembelajaran (3)

3. siswa kadang-kadang menuruti aturan dalam pembelajaran (2)

4. siswa tidak menuruti aturan dalam pembelajaran (1)

d. membantu teman

1. siswa antusias menolong temannya dalam pembelajaran (4)

2. siswa menolong temannya dalam pembelajaran (3)

3. siswa kadang-kadang menolong temannya dalam pembelajaran (2)

4. siswa tidak mau menolong temannya dalam pembelajaran (1)

e. ingin semua bermain

1. siswa sangat mau semua bermain dalam pembelajaran (4)

2. siswa mau semua bermain dalam pembelajaran (3)

3. sisawa kadang-kadang tidak mau semua bermain dalam pembelajaran (2)

4. siswa tidam mau semuanya bermain dalam pembelajaran (1)

interaksi komunikasi :

f. terlibat dalam menjawab pertanyaan

1. siswa mau ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (4)

2. siswa ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (3)

3. siswa kurang ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (2)

4. siswa tidak ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (1)

g. berusaaha memecahkan masalah

1. siswa mau mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (4)

2. siswa mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (3)

3. siswa kadang-kadang mencoba memecahkan masala dalam pembelajaran (2)

4. siswa tidak mau mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (1)

h. berinteraksi dengan guru

1. siswa aktif berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (4)

2. siswa berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (3)

3. siswa kurang aktif berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (2)

(31)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i. berinteraksi dengan teman

1. siswa aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (4)

2. siswa berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (3)

3. siswa kurang aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (2)

4. siswa tidak aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (1)

j. bermain bersama

1. siswa semangat bermain bersama temannya saat pembelajaran (4)

2. siswa bermain bersama teman nya saat pembelajaran (3)

3. siswa kuran antusias bermain bersama temannya saat pembelajaran (2)

4. siswa tidak mau bermain dengan temannya saat pembelajaran (1)

4. Membuat catatan harian atau lapangan, yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data

dimana peneliti mencatat segala aspek dalam proses pembelajaran baik diawal maupun

diakhir.

5. Rekam fotoRekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang tela

dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi yang

terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untukmenangkap suasana, detail

peristiwa penting yang perlu didokumentasikansebagai tanda bukti fisik. Gambar-gambar

foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan penelitian, sehingga laporan yang

diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga

dapat menggambarkan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.

6. Indikator Keberhasilan

Bersumber dari hasil yang diperoleh dari observasi awal, yang mencerminkan partisipasi

siswa kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung dalam mengikuti pembelajaran

kebugaran, diharapkan adanya peningkatan keterampilan sosial setelah dilakukannya

pembelajaran permainan tradisional tersebut. Indikator keberhasilan yang ditentukan adalah

minimal 70%.

E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

Menurut Nasution (1996: 114) “Proses pengolahan data seiring dengan proses

(32)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kerangka penelitian tindakan kelas.” Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada

tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk

kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di

setiap selesainya satu tahap tindakan atau siklus tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan

pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil obsevasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus

penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru

setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.

4. Menganalisa peningkatan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas

dari awal tindakan sampai akhir tindakan.

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan

jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

ÎŁ X = Jumlah semua nilai siswa

ÎŁ N = Jumlah siswa

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu

seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut

tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama

(33)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang

harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Pengolahan Data dan Kategori Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokkan menjadi beberapa bagian

dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan bagian-bagian yang ada

kemudian diterapkan katagorisasi. Dalam pengolahan data ini, peningkatan keterampilan sosial

siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani bisa dijadikan acuan sebagai

indikator dari implementasi pembelajaran permainan tradisional untuk meningkatkan

keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran penjas disekolah.

2. Validasi atau Teknik Keabsahan Data

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

a. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut

pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan

dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996, hlm. 115). Ketiga sudut pandang

tersebut adalah:

1) Peneliti sebagai guru penjas yang menerapkan skenario tindakan penelitian memperoleh

informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan

skenario tindakan pembelajaran penjas dari hasil observasi yang dilakukan mitra peneliti

sebagai observer.

2) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang

disajikan oleh guru penjas).

3) Mitra peneliti (observer) yang memberikan masukan introspeksi diri terhadap

pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.

b. Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan

melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran

(34)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus

penelitian.

c. Audit Trail (Nasution, 1996, hlm. 120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan

mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan

pada sumber data hasil member check.

d. Expert opinion menurut Nasution (1996, hlm. 116) adalah pengecekan terakhir terhadap

kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian ini.

F. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka

teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai

observer berkenaan dengan proses pembelajaran yang baik yang dapat meningkatkan

keterampilan sosial siswa. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi

yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat

dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya, baik dilaksanakan oleh

(35)

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai keterampilan sosial siswa dalam

mengikuti pembelajaran penjas di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung melalui penerapan

permainan tradisional secara keseluruhan menunjukan hasil yang baik. Sehingga dari hasil

pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan permainan tradisional memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan

sosial siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal

yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan permainan tradisional dapat

meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan

permainan tradisional dalam proses pembelajaran penjas disekolah.

2. Guru penjas sebaiknya mencoba berbagai pendekatan mengajar yang dapat menyajikan

bahan ajar bervariasi dan sistematis dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan sosial

siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap proses

pembelajaran pendidikan jasmani khusunya, sehingga proses belajar mengajar dapat

terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran

(36)

1

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi,et.al..,(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Basuki,wibawa. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah Direktorat Tenega Kependidikan.

Depdikbud. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Hendrayana, Yudi. 2003. Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah

Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mahendra, 2009. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Muhadi, 1992. Pendidikan Jasamani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA, Cv.

Sardiman. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

(37)

2

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukintaka. (1992). Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral

pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan: Teori

Bermain D2 PGSD Penjaskes.

Syamsu Yusuf, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Yanti, D.( 2005). Ketrampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir yang

Mengalami Gangguan Perilaku. Laporan Penelitian. Sumatera : Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran USU

Yunus Ahmad, (1981). Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaaan Daerah.

http://4loveandlife.blogspot.com/2009/06/pengertian-permainan.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17468/3/Chapter%20II.pdf)

http://www.google.com/encouraging_social_skills_in_children/html.

http://suaidinmath.wordpress.com/2010/04/04/pedoman-penyusunan-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/

http://hafismuaddab.wordpress.com/2010/09/09/paradigma-dasar-pembelajaran/

http://moharifikaha.blogspot.com/

http://www.google.co.id/search?h=en&newwindow=1&q=langkah-langkah penelitian tndakan

kelas)

http://www.familyresource.com/parenting/characterdevelopment/social-skills-and-school-age-children.

http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/10/keterampilan-sosial.html

http://tlc-learningcentre.blogspot.com/2013/06/permainan-egrang.html

(38)

3

Muhammad Iksan, 2015

Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Jarlokaf ini diperkirakan menjadi sistem jaringan akses masa depan sebab dengan digunakannya serat optik sebagai media transmisinya, maka memungkinkan kapasitas bandwidth

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan dan karakterisasi genteng komposit polimer menggunakan campuran pasir hitam, aspal, serat pinang, styrofoam dan

Berbagai fungsi tersebut adalah merancang letak site berdasarkan posisi potensial yang ingin dicover, merancang scrambling code reuse pada suatu wilayah menentukan neighbour

Pengaruh model kooperatif team games tournament (TGT) terhadap peningkatan kerjasama,kreatifitas,dan keterampilan bermain sepakbola siswa tuna rungu Universitas Pendidikan Indonesia

[r]

Hasil penelitian menunjukkan Anggota Volkswagen Club Yogyakarta memiliki kepercayaan diri yang termasuk tinggi dengan frekuensi jawaban sebesar 41 orang atau sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Hasil analisis menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung Provinsi Sumatera Utara adalah harga jagung, jumlah penduduk, dan pendapatan per