IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota
Bandung) SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN 0902662
PROGRAM STUDI PGSD PENJAS
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa sekolah dasar
Oleh
Muhammad ikhsan.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Muhammad ikhsan. 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : MUHAMMAD IKHSAN NIM : 0902662
Judul : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN
TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Helmy Firmansyah, M.Pd. 197912282005011002
Pembimbing II
Alit Rahmat, M.Pd. NIP. 197208262005011007
Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Muhammad Ikhsan (2015). Judul: Implementasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung) Skripsi. Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani (PGSD PENJAS). Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional yang kiranya dianggap efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran penjas di Sekolah Dasar Negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa melalui implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (class action research ) dengan menggunakan dua siklus dan setiap siklus terdapat dua tindakan. Objek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Negeri Gegerkalong Girang Kota Bandung yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,catatan lapangan, lembar observasi keterampilan sosial siswa melalui permainan tradisional yang dibantu oleh satu orang observer.
Hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan penerapan permainan tradisional keterampilan sosial siswa dalam mengkikuti pembelajaran pendidikan jasmani meningkat di setiap siklusnya, baik siklus I, maupun siklus II, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I tindakan I 45 %, tindakan II 55 %, dan mengalami peningkatan pada siklus selanjutnya yaitu pada siklus II tindakan I 65 %, tindakan II 75 %, sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya penerapan permainan tradisional keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani meningkat dalam pembelajaran semakin meningkat dan memiliki pemahaman yang lebih baik serta mutu pengajaran dapat ditingkatkan.
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Muhammad Ikhsan (2015). Title: Implementation of Learning Activity Traditional Games To Improve Social Skills Elementary School Students (Classroom Action Research In Grade IV SDN Gegerkalong Girang Bandung) Thesis. Pendidkan Studies Program Elementary School Physical Education Teacher (PGSD physical education). Department of Physical Education. FPOK - UPI.
This research is motivated by an implementation of the traditional game of learning activity that
would be considered effective in improving the social skills of students in physical education
teaching in Public Elementary School. The purpose of this research is to improve the social skills
of students through the implementation of learning activities of traditional games.
The method used in this research is action research methods class (class action research) by
using two cycles and each cycle there are two actions. The object of research is the fourth grade
students of SD Negeri Bandung Gegerkalong Girang totaling 20 students consisting of 10 male
students and 10 female students. The research instrument used in this study were interviews,
field notes, observation sheet social skills of students through traditional game assisted by one
observer.
The results of data processing can be concluded that the application of the traditional game using
social skills of students in physical education learning mengkikuti increased in each cycle, both
the first cycle, and the second cycle, the average value obtained in the first cycle of action I 45%,
act II 55% , and an increase in the next cycle is the second cycle of the first 65% action, action II
75%, so that the data can be concluded that with the application of traditional games social skills
of students in the following study physical education increased in increased learning and
understanding the better and the quality of teaching can be improved.
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Batassan masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kerangka Teoritis... 8
1. Pendekatan Pembelajaran ... 8
2. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 9
3. Peranan Pendidikan Jasmani ... 11
4. Hakikat Permainan ... 13
5. Hakikat Permainan Tradisional ...14
6. Manfaat Permainan Tradisional ...17
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Permainan
bebentengan…………..……….19
b. Permainan Boyboyan…..………..………...20 c. cingciripit ...……….23
d. Permainan enggrang………...25
8. Konsep dan Teori Keterampila Sosial ... .28
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi keterampilan sosial ...………...29
10.Ciri-ciri keterampilan social………...31 11. Proses Belajar atau Pembelajaran...33
12. Prinsip dan Ciri-ciri Pembelajaran ...34
B. Hipotesis Tindakan ... .35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 36
B. Setting dan Subjek Penelitian ... 38
1. Setting Penelitian... 38
2. Subjek Penelitian ... 38
C. Prosedur Penelitian ... 39
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 45
1. Teknik Pengumpulan Data ... 45
2. Instrumen Penelitian ... 46
E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 50
1. Pengolahan Data dan Katagori Data ...51
2. Validasi dan Teknik Keabsahan Data ...51
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 53
B. Pembahasan ...82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………..84
B. Saran………85
DAFTAR PUSTAKA………..87
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
4.1Hasil Pengamatan keterampilan sosial Pada Observasi
Awal...57
4.2Kendala dan Tindakan Alternatif ...58
4.3Deskripsi Kegiatan Tindakan I Siklus I ...60
4.4Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus I Tindakan I
...63
4.5Deskripsi Kegiatan Tindakan II Siklus I ...66
4.6Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus I Tindakan
II...68
4.7Deskripsi Kegiatan Tindakan I Siklus II ...70
4.8Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus II Tindakan
I...72
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.10 Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Siklus II Tindakan
II...77
4.19 Peningkatan Motivasi Siswa dari Siklus I Sampai Siklus II...78
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR /BAGAN Gambar
2.1Permainan bebentengan ... 20
2.2Permainan boyboyan ... 23
2.3cingciripit ... 25
2.4permainan enggrang……….26
Bagan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Permainan Tradisional.
B. Hasil Pengamatan keterampilan sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional
Siklus I.
C. Hasil Pengamatan keterampilann sosial Siswa Melalui Permainan Tradisional
Siklus II.
D. Hasil Catatan Lapangan.
E. SK Pembimbing Skripsi.
F. Surat Izin Penelitian.
G. Foto-Foto Penelitian.
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan sangat penting bagi suatu bangsa, karena keberhasilan dan kemajuan bangsa
sangat bergantung kepada pendidikan yang ditekankan kepada penduduknya. Setiap warga
negara berhak memperoleh kesempatan pendidikan sampai pada jenjang yang setinggi-tingginya.
Oleh karena itu, pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan
kepada sisiwa yang tertera dalam program pemerintah serta ditetapkan pemerintah dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang cukup banyak karena tidak hanya
dapat mengembangkan aspek psikomotor saja melainkan dapat mengembangkan aspek kognitif
dan afektif secara serasi dan seimbang. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani
menurut Abduljabar (2009, hlm. 8) yaitu:
Pendidikan jasmani dilaksanakan melalui media fisikal, yaitu beberapa aktifitas fisikal atau beberapa tipe gerak tubuh. Meskipun para siswa mendapat keuntungan bagi siswa tidak selalu harus berupa fisikal, non fisikal pun bisa diraih seperti: perkembangan intelektual, sosial dan estetika,seperti juga perkembangan kognitif dan afektif.
Ketiga aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) ini tidak dapat dipisahkan dari
pembelajaran pendidikan jasmani, karena diantara satu aspek dengan aspek yang lainnya saling
berkaitan. Oleh karena itu, pendidikan jasmani dianggap sangat penting, sehingga pemerintah
menetapkan tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dalam pasal 42 Undang-Undang No
20 tahun 2003. Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran
sebagai berikut: 1) pendidikan agama, 2) pendidikan kewarganegaraan, 3) bahasa, 4)
matematika, 5) ilmu pengetahuan alam, 6) ilmu pengetahuan sosial, 7) seni dan budaya, 8)
pendidikan jasmani dan olahraga, 9) keterampilan dan kejujuran,dan 10) muatan lokal.
Masalah umum yang sering dihadapi seorang guru pendidikan jasmani di sekolah adalah
kurangnya sarana, prasarana dan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dengan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tradisional yang pernah dilakukan di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung, siswa-siswi
banyak yang tidak mau bergabung dengan teman yang lainnya dan terkesan individual dalam
pembelajaran olahraga permainan tradisional, hal ini disebabkan pada saat pembelajaran penjas
guru membiarkan dan tidak memberikan pemahaman kepada siswa yg tidak mau bergabung
dengan teman lainnya, sehingga siswa menjadi kebiasaan pada saat guru memberikan kelompok
banyak siswa yang tidak mau di pecah dengan kelompok biasanya. Dan olahraga permainan
tradisional juga merupakan salah satu materi yang tidak banyak diberikan pada siswa sekolah.
sarana dan prasarana yang kurang mendukung, dan pengunaan metode pembelajaran yang
kurang tepat yaitu masih banyak guru yang hanya terpaku pada sarana dan prasarana yang ada
tanpa mau memodifikasi serta penggunaan metode pembelajaran tradisional yang terlalu
dominan, sehingga siswa tidak memahami dan waktu belajar terlalu banyak dihabiskan untuk
latihan-latihan teknik dasar oleh guru. Dengan demikian ada gejala-gejala rendahnya
keterampilan sosial pada siswa. Sehingga siswa merasa bosan dan tidak mengalami proses
permainan yang sebenarnya dan siswa kurang terekplorasi kebutuhannya dalam pembelajaran.
Adapun gejala-gejala keterampilan sosial yang ditemukan penieliti antara lain adalah siswa tidak
mau bekerjasama dengan teman, siswa tidak saling menghormati dengan teman, siswa tidak
jujur, siswa tidak disiplin, dan lain-lain. Maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa
keterampilan sosial siswa yang masih rendah, apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka
hasil belajar siswa pun tidak kompetitif.
Untuk melihat perkembangan intelektual anak bisa dilihat dari kemampuannya
menggunakan atau memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan emosi dapat dilihat ketika anak
merasa senang, tidak senang, marah, menang dan kalah. Perkembangan sosial bisa dilihat dari
hubungannya dengan teman sebaya, menolong dan memperhatikan kepentingan orang lain.
Menurut Adella (2007, hlm. 7) dalam Asosiasi Psikologi Pendidikan Indonesia menyatakan
bahwa “keterampilan sosial mencakup kecakapan komunikasi dengan empati, kecakapan
bekerjasama, simpati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah”.
Pada proses pertumbuhan dan perkembangannya anak umumnya memiliki
kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan segala potensi
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Karena bermain bagi anak-anak khususnya murid-murid sekolah dasar merupakan suatu
kebutuhan yang sangat penting di dalam kehidupannya, bahkan hampir sebagian dari waktunya
dihabiskan untuk bermain.
Adapun upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial anak salah satunya dengan
bermain, karena dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak kegiatan bermain selalu
menyenangkan. Melalui kegiatan bermain ini, anak bisa mencapai perkembangan fisik,
intelektual,emosi dan sosial. Perkembangn secara fisik dapat dilihat saat bermain
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa keterampilan sosial itu
adalah usaha aktif seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dalam konteks
kemampuan sosial dengan cara-cara khusus supaya dapat di terima di lingkungan tempat dia
berada dan terjadinya sifat saling menguntungkan dengan yang lainnya.
Adapun materi bahan ajar yang peneliti berikan sebagai materi bahan mengajar
diantaranya adalah permainan tradisional, karena di dalamnya permainan tradisonal terdapat
bentuk-bentuk permainan, dan di dalam permainan tradisional juga terdapat nilai-nilai budaya
yang terkandung didalamnya. Sehubungan dengan hal tersebut, permainan tradisional adalah
bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat
tertentu. Menurut Sukiman (2005, hlm. 29) menjelaskan bahwa “Permainan tradisional
merupakan unsur-unsur kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan
tradisional memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, motivasi
dan kehidupan sosial anak dikemudian hari”.
Dengan demikian ada hubungannya antara permainan tradisional dengan keterampilan sosial
karena permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya, dan permainan
tradisional juga memberikan peran terhadap pengembangan potensi anak seperti perkembangan
motorik, sosial, kognitif serta aspek perkembangan lainnya. Interaksi yang terjadi pada saat anak
melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kemampuan sosial, melatih kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.
Dari beberapa manfaat yang dikemukakan di atas, salah satunya adalah permainan
tradisional yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada setiap anak dalam mengikuti
pembelajaran khususnya penjas, karena melalui permainan tradisional maka anak akan lebih
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompak sehingga anak akan merasakan pentingnya kerjasama dengan teman-temannya dalam
permainan tradisional tersebut di dalam pembelajaran penjas disekolah.
Kegiatan untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan. Rendahnya kepedulian siswa pada siswa lain, merupakan salah satu penyebab
sulitnya menumbuhkan keterampilan sosial pada anak. Fakta yang terjadi selama ini menunjukan
bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya keterampilan sosial siswa khususnya di
sekolah, guru terkesan tidak mau peduli terhadap hal itu, guru membiarkan siswa yang tidak mau
bergaul dengan siswa lainnya. Maka untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. guru perlu
mengetahui penyebab rendahnya keterampilan sosial siswa dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Masalah-masalah di atas terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan
sosial siswa baik faktor yang ada dalam diri siswa seperti tidak ada kemauan berinteraksi
dengan teman sebayanya ataupun faktor yang ada di luar siswa seperti guru, orang tua,
lingkungan sosial budaya dan ekonomi. Agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan mencoba menggunakan permainan tradisional dalam “Implementasi pembelajaran aktivitas permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa sekolah dasar (penelitian
tindakan kelas pada siswa kelas IV di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung)”.
B. Identifikasi Masalah
Seperti yang telah dijelaskan dilatar belakang masalah, yang menjadi masalah bagi
peneliti adalah kurangnya keterampilan sosial siswa yang disebabkan kurangnya interaksi siswa
dengan teman sebayanya. Sehingga siswa tidak ada kerjasamanya saat melakukan aktivitas
pembeljaran penjas dan kurang menariknya model pembelajaran yang di ajarkan oleh guru
terhadap siswanya itu sendiri, seperti model pembelajrannya yang monoton, masih sedikitnya
unsur-unsur permainan yang di ajarkan serta terlalu banyaknya materi bahan ajar yang lebih
menekankan pada penguasaan teknik dalam salah satu cabang permaianan olahrga dan tidak
sesuai dengan kemampuan siswa yang diajarnya sehingga keterampilan sosial siswa berkurang.
Melihat penjelasan diatas penulis berpendapat, untuk menarik minat anak agar mau
berinteraksi dengan teman sebayanya atau melakukan kerjasama penulis bermaksud melakukan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa masalah yang berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dapat diidentifikasi sebagai
berikut :
1. Bagaimana penerapan permainan tradisional dalam pembelajran pendidikan jasmani terhadap
keterampilan sosial siswa ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kurangnya keterampilan sosial siswa di sekolah?
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan sebelumnya, maka masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah dengan mengiplementasikan pembelajaran aktivitas permainan
tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial ssiswa sekolah dasar ?”.
D. Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan perlu adanya penetapan tujuan karena penting sebagai awal untuk kegiatan
selanjutnya, artinya ada upaya untuk mencapai tujuan yang digariskan tersebut. Adapun dalam
penelitian ini yang menjadi tujuan penelitiannya adalah :
1. Untuk mengetahui apakah permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial
siswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat bagi semua orang maupun semua kalangan
terutama yang berkecimpung didunia pendidikan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca. Adapun manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat secara teoritis:
diharapkan dapat menambah pemahaman dan keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani
dan olahraga.
2. Manfaat secara praktis:
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan pengetahuan tentang
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar
permainan tradisional dalam meningkatkan keterampilan sosial.
c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka
inovasi pembelajaran dan meningkatkan jumlah peralatan yang ada.
d. Memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin atau hendak meneliti
mengenai keterampilan social dengan objek yang berbeda.
F. Batasan penelitian
Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang
dibahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penelitian
sebagai berikut:
1. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi aktivitas
pembelajaran permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa di SDN
Gegerkalong Girang kota Bandung
2. Peneliti menggunakan permainan tradisional yaitu bebentengan,,boy-boyan, dan cingciripit
3. Penelitian dalam skripsi ini dilakukan di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung.
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Calass Action Research. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsismi ( 2005, hlm. 65
) menyatakan bahwa :Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan
mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan
dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan
oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti
Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama
dari guru yang sama juga.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada
bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan,
kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan utama dalam
bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan konseling, dan
mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas,
individu siswa atau di sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan
penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada
penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
(http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/02/penelitian-tindakan-kelas-definisi.html)
Dalam konteks pekerjaan guru maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian
Tindakan Kelas. Adapun pengertian penlitian tindakan kelas meneurut bebrapa ahli diantaranya
menyebutkan bahwa :
Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro,dikatakan bahwa :
Yang dimaksud dengan PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan ( guru, siswa atau kepala sekolah ) dalam situasi-situasi sosial ( termasuk pendidikan ) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian-pengertian mengenai praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat prktik-peraktik tersebut dilaksanakan ( Hardjodipuro, 1997 )
Meneurut Basuki ( 2003, hlm. 8 ) bahwa :
Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penelitian terhadap tindakan nyata didalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Menurut kunandar, (2008, hlm. 45) bahwa :
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) didefenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya malalui tindakan (treatment) tertentu di dalam suatu siklus.
Sedangkan meneurut Rapoport ( dalam Hopkins, 1993, hlm. 78 ) :
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian unuk membantu seseorang dalam mengatasi secara peraktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang menyatakan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik tersebut ( Kemmis dan
Taggart,1988, hlm. 129 )
Dari berbagai pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penelitian tindakan
kelas, guru dapat berkreasi dan mengembangkan kemampuannya secara mendiri dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga terjadi peningkatan kualiatas pembelajaran yang
berkesinambungan, baik kualitas hasil maupun prosesnya secara bersamaan.
B. Setting Dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung. Alasan penulis memilih
lokasi penelitian disekolah tersebut adalah berdasarkan pertimbangan :
a. Masih rendahnya keterampilan sosial siswa SDN Gegerkalong Girang khususnya kelas
IV dalam mengikuti pembelajaran penjas disekolah
b. Berdasarkan hasil pengalaman mengajar penulis dilapangan dan ketika melakukan
pengamatan awal pada sekolah tersebut, sehingga penulis memiliki gambaran tentang
kondisi dan permaslahan yang terjadi disekolah tersebut..
2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung,
dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri atas 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Adapun alasan pemilihan subyek penelitian adalah bahwa berdasarkan observasi awal yang
peneliti lakukan ternyata di kelas IV pada umumnya saat proses belajar mengajar pembelajaran
penjas siswa terlihat individual dan kurang berinteraksi dengan teman sebayanya dalam
mengikuti pembelajaran penjas tersebut, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa terhadap pembelajaran penjas melalui penerapan permainan
tradisional. Meskipun difokuskan pada perubahan yang dialami oleh siswa, akan tetapi perilku
gurupun tidak luput dari bahan perhatian sebagi bagian dari data yang diperlukan untuk proses
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) biasanya meliputi bebrapa siklus, sesuai dengan
tinkat permaslahan yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Seperti
diungkapkan Hopkins ( 1993, hlm. 48 ) bahwa : “ada empat komponen pokok dalam penelitian
tindakan, yang terdiri dari; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi”. Lebih
lanjut Arikunto ( 2008, hlm. 20 ) mengeumakakan konsep pokok penelitian tindakan kelas yang
terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perencanaan ( planning )
2. Tindakan ( acting )
3. Pengamatan ( observing ) dan
4. Refleksi ( reflecting )
Adapun dibawah ini adalah gambar siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas dapat
digambarkan sebagai berikut :
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas)
Sumber:(http://www.google.co.id/search?h=en&newwindow=1&q=langkah-langkah penelitian tndakan kelas)
Pada setiap akhir siklus yaitu refleksi yang merupakan evaluasi, dijadikan bahan
pertimbangan untuk perencanaan tindakan siklus selanjutnya. Adapun prosedur penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus dilakukan 1-2 pertemuan
dimana setiap pertemuan menggunakan 2 jam pelajaran secara lebih rinci penelitian tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu kegiatan terpenting dalam kegiatan penelitian, sebagai
langkah awal sebelum program aksi atau pelakasanaan dilaksanakan. Perencanaan ini menjadi
sangat penting sifatnya karena akan menjadi bagian awal dalam pelaksanaan aksi yang
dimaksudkan untuk melakukan perubahan yang diharapkan. Dalam penelitian ini perencanaan
program tindakan terdiri dari beberapa siklus yang didalamnya terdapat tindakan-tindakan
berupa proses pembelajaran yang difokuskan pada penerapan permainan tradisional sebagai
upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.
Perencanaan tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) Sebelum mengadakan penelitian, penulis mengadakan observasi awal untuk memperoleh
gambaran dan data pendahuluan mengenai masalah yang terjadi di sekolah, dimaksudkan
untuk mendapat informasi dan mencatat masalah dan kendala yang ditemukan dalam proses
pembelajaran.
b) Penulis berdiskusi dengan observer (guru mata pelajaran pendidikan jasmani) membicarakan
permasalahan yang ditemukan serta dirasakan ketika kegiatan pembelajaran. Pengamatan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Setelah tercapai kesepakatan antara penulis dan observer, penulis menyusun persiapan
mengajar dengan menggunakan penerapan permainan tradisonal dalam upaya meningkatkan
keterampilan sosial siswa ketika mengikuti pelajaran pendidikan jasmani.
d) Penulis menyiapkan instrumen pengumpulan data untuk digunakan dalam tahap pelaksanaan
tindakan. Berupa catatan lapangan, lembar observasi siswa dan guru serta alat elektronik
(camera) untuk merekam atau mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil
selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam proses pelaksanaan tindakan ini, penulis berperan sebagai aktor (guru) yang terjun
langsung untuk melaksanakan proses pembelajaran pendidikan jasmani melalui penerapan
permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pelajaran
pendidikan jasmani di sekolah. Adapun pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran yang
peneliti lakukan yaitu dengan menerapkan bentuk-bentuk permainan tradisonal yang meliputi
langkah-langkah sebagi berikut :
1. Kegiatan Awal
a) Menyiapkan alat-alat pembelajaran
b) Guru dan siswa berdoa bersama
c) Siswa melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru.
d) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada kegiatan ini peneliti
menerapkan berbagai bentuk permainan tradisional yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa.
2. kegaiatan Inti
a) Peneliti sebagai guru penjas melaksanakan kegiatan pembelajaran penjas sebagaimana
skenario atau rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Mitra peneliti yang berperan sebagai
observer dilapangan melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai
informasi atau data bagi peneliti. Proses pengamatan harus didasri dengan sadar, kritis,
sistematis dan objektif.
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadiankendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung kedalam lembar observasi yang telah
disiapkan.
b) Siswa disuruh duduk kemudian guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan,
melakukan evaluasi kemudian menyampaikan tindak lanjut kegiatan belajar yang akan
dilaksanakan dipertemuan berikutnya.
3. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk memotret sejauh mana efek
tindakan telah mencapai sasaran. ( supardi 2007, hlm. 127 ).
Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran.Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, penulis dibantu oleh observer (guru
mata pelajaran pendidikan jasmani ) dan rekan. Objek yang diamati difokuskan pada aktivitas
dan keterampilan sosial siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang
bersifat individu maupun secara klasikal. Adapun langkah-langkah penulis untuk mengumpulkan
data dan teknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan penulis, observer berada dengan objek
yang diteliti.
b) Observasi tidak langsung, observasi melakukan pengamatan tidak pada saat berlangsungnya
suatu peristiwa yang sedang diteliti, berupa dokumentasi dan catatan lapangan.
c) Pengamatan dalam sikap yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada diri siswa
yang berisi tentang peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidkan
jasmani.
4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, melakukan interpretasi dan
penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanan tindakan. Informasi
yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil
informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meninggalkan kebiasaan
yang kurang baik dalam pelaksanaan tindakan.
Adapun langkah-langkah refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua data atau informasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan permainan tradisional tanpa alat dalam kegiatan
pembelajaran penjas.
2) Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ( peningkatan
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas )
3) Apabila hasil refleksi menunjukan belum ada peningkatan yang optimal maka perlu dibuat
perencanaan siklus 2 sampai siklus berikutnya sebagai tindak lanjut untuk mencapai tujuan
penelitian dengan langkh-langkahnya seperti pada siklus 1.
Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I s/d Siklus II
Siklus I :
1. Perencanaan
Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pembelajaran penjas yang telah
ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran ( RPP) dengan penekanan pada penerapan
permainan tradisional. Adapun beberapa bentuk permainan tradisonal yang akan diterapkan
sebagai strategi pengajaran untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti
pembelajaran penjas yaitu :
a) Membagi siswa dalam dua kelompok
b)Menyajikan materi pelajaran tentang permainan tradisonal
c) Menjelaskan materi yang diberikan tentang aturan-aturan permainan tradisional
d)Memberikan pengarahan kepada siswa yang belum mengerti tentang aturan-aturan yang harus
dilakukan dalam permainan tradisional
Di setiap mengakhiri jenis kegiatan belajar kemudian diterapkan bentuk permainan yang
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan pembelajaran ( KBM ) sesuai dengan rencana ( scenario
pembelajaran ) yang telah ditetapkan pada perencanaan di siklus 1.
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi prilaku siswa dan guru penjas yang
sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah ditetapkan di siklus 1.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I
untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II.
Siklus II :
1. Perencanaan
Materi pembelajaran di siklus II adalah bentuk-bentuk permainan tradisional tanpa alat yang
lebih kompleks aktivitasnya jika dibandingkan dengan kegiatan belajar di siklus I. Adapun
bentuk permainan tradisonal yang dietrapkan disiklus ini adalah berbagai bentuk permainan
tradisonal yang dimodifikasi peraturannya. Maksudnya untuk memberikan tantangan
sehingga aktivitas belajarnya semakin kompleks. Diakhir kegiatan pembelajaran diterapkan
bentuk permainan yang mengarah pada permainan cabang olahraga serta peraturannya yang
disederhanakan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanankan kegiatan pembelajaran ( KBM ) sesuai dengan rencana ( skenario
pembelajaran yang telah ditetapkan di siklus II yaitu menerapkan berbagai bentuk permainan
tradisonal tanpa alat yang dimodifikasi peraturannya dan siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok.
3. Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi aktivitas belajar siswa yang
secara langsung berhubungan dengan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Istrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan dalam proses
pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data dibantu pula guru penjas sebagai rekan peneliti
(mitra sejawat).
Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan
masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas
yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam
pelaksanaan tindakan. Berdasarkan itu pula maka data penelitian data diklasifikasikan menjadi
dua jenis sumber data yang berasal dari:
a) siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam melaksanakan
kegiatan belajar penjas.
b) Guru: catatan jurnalnya dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap observasi
dan refleksi dari setiap kegiatan.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah.( Arikunto, 2002,
hlm. 134 ).
Adapun instrumnen yang digunakan penulis selama penelitian berlangsung adalah sebagai
berikut :
1. Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan penerapkan permainan
tradisional tanpa alat sebagai fokus utamanya.
2. Pedoman observasi yang berbentuk format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data
berbagai informasi dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada mengukur tingkat kerjasama dan
interaksi olahraga siswa sekolah dasar dalam pendidikan jasmani yang dikembangkan oleh
Hidayat ( 2010, hlm. 107 ) seperti dibawah ini :
Variabel kerjasama Interaksi komunikasi
Aspek yang
1. siswa bersemangat membujuk temanya untuk mengikuti pembelajaran (4)
2. siswa membujuk temannya untuk mengikuti pembelajaran (3)
3. siswa kadang-kadang membujuk temannya untuk mengikuti pembelajaran
(2)
4. siswa tidak membujuk temanya untuk mengikuti pembelajaran (1)
b. melakukan tugas gerak
1. siswa bersemangat menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (4)
2. siswa menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (3)
3. siswa kadang-kadang menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (2)
4. siswa tidak menjalankan tugas gerak dalam pembelajaran (1)
c. mengikuti aturan
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. siswa menuruti aturan dalam pembelajaran (3)
3. siswa kadang-kadang menuruti aturan dalam pembelajaran (2)
4. siswa tidak menuruti aturan dalam pembelajaran (1)
d. membantu teman
1. siswa antusias menolong temannya dalam pembelajaran (4)
2. siswa menolong temannya dalam pembelajaran (3)
3. siswa kadang-kadang menolong temannya dalam pembelajaran (2)
4. siswa tidak mau menolong temannya dalam pembelajaran (1)
e. ingin semua bermain
1. siswa sangat mau semua bermain dalam pembelajaran (4)
2. siswa mau semua bermain dalam pembelajaran (3)
3. sisawa kadang-kadang tidak mau semua bermain dalam pembelajaran (2)
4. siswa tidam mau semuanya bermain dalam pembelajaran (1)
interaksi komunikasi :
f. terlibat dalam menjawab pertanyaan
1. siswa mau ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (4)
2. siswa ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (3)
3. siswa kurang ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (2)
4. siswa tidak ikut serta dalam menjawab pertanyaan saat pembelajaran (1)
g. berusaaha memecahkan masalah
1. siswa mau mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (4)
2. siswa mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (3)
3. siswa kadang-kadang mencoba memecahkan masala dalam pembelajaran (2)
4. siswa tidak mau mencoba memecahkan masalah dalam pembelajaran (1)
h. berinteraksi dengan guru
1. siswa aktif berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (4)
2. siswa berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (3)
3. siswa kurang aktif berinteraksi dengan guru saat pembelajaran (2)
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i. berinteraksi dengan teman
1. siswa aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (4)
2. siswa berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (3)
3. siswa kurang aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (2)
4. siswa tidak aktif berinteraksi dengan temannya saat pembelajaran (1)
j. bermain bersama
1. siswa semangat bermain bersama temannya saat pembelajaran (4)
2. siswa bermain bersama teman nya saat pembelajaran (3)
3. siswa kuran antusias bermain bersama temannya saat pembelajaran (2)
4. siswa tidak mau bermain dengan temannya saat pembelajaran (1)
4. Membuat catatan harian atau lapangan, yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data
dimana peneliti mencatat segala aspek dalam proses pembelajaran baik diawal maupun
diakhir.
5. Rekam fotoRekaman foto digunakan untuk mengabadikan tindakan yang tela
dilaksanakan. Selain itu, rekaman foto berguna untuk menggambarkan situasi yang
terjadi di kelas pada waktu pembelajaran berlangsung, untukmenangkap suasana, detail
peristiwa penting yang perlu didokumentasikansebagai tanda bukti fisik. Gambar-gambar
foto juga dapat menjadi bukti kuat bahwa telah dilakukan penelitian, sehingga laporan yang
diberikan menjadi lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, foto-foto juga
dapat menggambarkan kemajuan pembelajaran siswa secara visual.
6. Indikator Keberhasilan
Bersumber dari hasil yang diperoleh dari observasi awal, yang mencerminkan partisipasi
siswa kelas IV SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung dalam mengikuti pembelajaran
kebugaran, diharapkan adanya peningkatan keterampilan sosial setelah dilakukannya
pembelajaran permainan tradisional tersebut. Indikator keberhasilan yang ditentukan adalah
minimal 70%.
E. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data
Menurut Nasution (1996: 114) “Proses pengolahan data seiring dengan proses
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam kerangka penelitian tindakan kelas.” Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada
tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk
kepentingan tertentu analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di
setiap selesainya satu tahap tindakan atau siklus tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan
pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan format hasil obsevasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus
penelitian yang sudah dilaksanakan.
2. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.
3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru
setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.
4. Menganalisa peningkatan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas
dari awal tindakan sampai akhir tindakan.
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes dapat dirumuskan:
Dengan : = Nilai rata-rata
ÎŁ X = Jumlah semua nilai siswa
ÎŁ N = Jumlah siswa
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut
tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang
harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Pengolahan Data dan Kategori Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dikelompokkan menjadi beberapa bagian
dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan bagian-bagian yang ada
kemudian diterapkan katagorisasi. Dalam pengolahan data ini, peningkatan keterampilan sosial
siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani bisa dijadikan acuan sebagai
indikator dari implementasi pembelajaran permainan tradisional untuk meningkatkan
keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran penjas disekolah.
2. Validasi atau Teknik Keabsahan Data
Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:
a. Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi berdasarkan tiga sudut
pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan
dengan situasi proses pembelajaran (Nasution, 1996, hlm. 115). Ketiga sudut pandang
tersebut adalah:
1) Peneliti sebagai guru penjas yang menerapkan skenario tindakan penelitian memperoleh
informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan
skenario tindakan pembelajaran penjas dari hasil observasi yang dilakukan mitra peneliti
sebagai observer.
2) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang
disajikan oleh guru penjas).
3) Mitra peneliti (observer) yang memberikan masukan introspeksi diri terhadap
pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.
b. Member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan
melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus
penelitian.
c. Audit Trail (Nasution, 1996, hlm. 120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan
mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan
pada sumber data hasil member check.
d. Expert opinion menurut Nasution (1996, hlm. 116) adalah pengecekan terakhir terhadap
kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian ini.
F. Interpretasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka
teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama, atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai
observer berkenaan dengan proses pembelajaran yang baik yang dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi
yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat
dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya, baik dilaksanakan oleh
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai keterampilan sosial siswa dalam
mengikuti pembelajaran penjas di SDN Gegerkalong Girang kota Bandung melalui penerapan
permainan tradisional secara keseluruhan menunjukan hasil yang baik. Sehingga dari hasil
pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan permainan tradisional memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan
sosial siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani disekolah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal
yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan permainan tradisional dapat
meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.
Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan
permainan tradisional dalam proses pembelajaran penjas disekolah.
2. Guru penjas sebaiknya mencoba berbagai pendekatan mengajar yang dapat menyajikan
bahan ajar bervariasi dan sistematis dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan sosial
siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi sekolah diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap proses
pembelajaran pendidikan jasmani khusunya, sehingga proses belajar mengajar dapat
terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai keberhasilan dalam pembelajaran
1
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010 ). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi,et.al..,(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Basuki,wibawa. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Tenega Kependidikan.
Depdikbud. (1995). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.
Hendrayana, Yudi. 2003. Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mahendra, 2009. Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.
Muhadi, 1992. Pendidikan Jasamani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA, Cv.
Sardiman. (2000). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
2
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukintaka. (1992). Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral
pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan: Teori
Bermain D2 PGSD Penjaskes.
Syamsu Yusuf, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Yanti, D.( 2005). Ketrampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir yang
Mengalami Gangguan Perilaku. Laporan Penelitian. Sumatera : Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran USU
Yunus Ahmad, (1981). Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek
Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaaan Daerah.
http://4loveandlife.blogspot.com/2009/06/pengertian-permainan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17468/3/Chapter%20II.pdf)
http://www.google.com/encouraging_social_skills_in_children/html.
http://suaidinmath.wordpress.com/2010/04/04/pedoman-penyusunan-penelitian-tindakan-kelas-classroom-action-research/
http://hafismuaddab.wordpress.com/2010/09/09/paradigma-dasar-pembelajaran/
http://moharifikaha.blogspot.com/
http://www.google.co.id/search?h=en&newwindow=1&q=langkah-langkah penelitian tndakan
kelas)
http://www.familyresource.com/parenting/characterdevelopment/social-skills-and-school-age-children.
http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/10/keterampilan-sosial.html
http://tlc-learningcentre.blogspot.com/2013/06/permainan-egrang.html
3
Muhammad Iksan, 2015
Implementasi pembelajaran aktivitas permaianan tradisional untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa Sekolah Dasar