ABSTRAK
MEKANISME KERJA OBA T IMUNOSUPRESAN DALAM TRANSPLANTASIGINJAL
Sandra, 2004. Pembimbing utama: Caroline Tan Sardjono, S.Ked, PhD
Transplantasi ginjal merupakan salah satu bentuk tindakan yang banyak dilakukan sebagai terapi pada pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik stadium akhir. Tingkat keberhasilan transplantasi ginjal tidak hanya ditentukan oleh pencocokan antara donor dan resipien, tetapi juga ditunjang oleh terapi imunosupresan setelah dilakukannya transplantasi. Dengan mengetahui mekanisme kerja imunosupresan diharapkan agar para pasien yang menjalani transplantasi ginjal memperoleh terapi yang lebih efektif dan tepat.
Beberapa golongan obat imunosupresan yang pada umumnya digunakan dalam terapi transplantasi ginjal adalah golongan kortikosteroid, azatioprin, mikofenolate mofetil, siklosporin, takrolimus, sirolimus, monoklonal antibodi anti-CD3, antagonis reseptor IL-2.
Mekanisme kerja obat imunosupresan secara umum adalah mendepresi sistem imun pasien melalui berbagai cara, antara lain dengan mengganggu berbagai tahapan aktivasi sistem imun, menginhibisi sintesis RNA dan DNA, menghambat fungsi dan proliferasi sel imun, menghambat aktivasi sel T, dan penurunan jumlah produksi berbagai macam sitokin.
ABSTRACT
THE MECHANISM OF IMMUNOSUPPRESSIVE DRUGS IN KIDNEY TRANSPLANTATION
Sandra, 2004. rt Tutor: Caroline Tan Sarcijono, S.Ked, PhD.
Many patients with end stage renal diseases have to undergo kidney
transplantation. The rate of success in the kidney transplantation is not only determined by the correct cross matching between donor and recipient, but also need to be supported by effective and appropriate immunosuppressive therapy
after the transplantation. With a good understanding in the mechanisms of
immunosuppressive drugs, patients could have a more effective and more
appropriate therapy.
There are several types of immunosuppressive drugs that can be used for kidney transplantation therapy, some of them are corticosteroid, azathioprine,
mycophenolate mofetil, cyclosporine, tacrolimus, sirolimus, anti CD-3
monoclonal antibodies, lL-2 receptor antagonist.
The mechanism of immunosuppressive drugs are generally based on the
depression of patient's immune system. Those mechanism are including
interruption of multiple steps in immune activation, inhibition RNA and DNA synthesis, inhibition ofT cell activation, cytokines inhibition, and down regulation of immune cells proliferation andfunctions.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJU AN ii
SURA T PERNY AT AAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRA CT v
PRAKA TA vi
DAFT AR ISI ... ... vii
DAFT AR TABEL x
DAFT AR GAMBAR .xi
BABIPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 2
1.3 Maksud dan Tujuan 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 2
BAB II TINJAUAN PUST AKA
2.1 Susunan Umum Ginjal 3
2.1.1 Anatomi Ginjal 3
2.1.2 Histologi Ginjal 4
2.1.3 Suplai Darah Ginjal 4
2.2 Fisiologis Ginjal 5
2.2.1 Nefron Sebagai Unit Fungsional Ginjal 5
2.2.2 Fungsi Ginjal dalam Homeostatis 7
2.2.2.1 Pengaturan Keseimbangan Air dan Elektrolit 8 2.2.2.2 Ekskresi Hasil Sisa Pembuangan Metabolisme Tubuh dan
Bahan Kimia Asing 8
2.2.2.3 Pengaturan Tekanan Arteri 8
2.2.2.4 Pengaturan Keseimbangan Asam Basa 9
2.2.2.5 Pengaturan Produksi Eritrosit.. 9
2.2.2.6 Pengaturan Produksi 1,25-Dihidroksi Vitamin D3 10
2.2.2.7 Sintesis Glukosa 10
2.2.2 Pembentukan Urine oleh Ginjal l 0
2.2.3.1 Filtrasi oleh Glomerulus Ginjal 10
2.2.3.2 Reabsorpsi dan Sekresi oleh Tubulus Ginjal ll 2.2.3.2.1 Reabsorbsi dan Sekresi Asam dan Basa Organik oleh
Tubulus Proksimal 12
2.2.3.2.2 Transpor Zat Terlarut dan Air dalam Ansa Henle ...12
2.2.3.2.3 Reabsorbsi oleh Tubulus Distal 13 2.2.3.2.4 Reabsorbsi dan Sekresi oleh Tubulus Distal Bagian
Akhir dan Tubulus koligentes Kortikalis 14 2.2.3.2.5 Reabsorbsi dan Sekresi oleh Duktus Koligentes
Medula 15
Vlll
2.2.3.3 Pengontrolan Hormonal terhadap Reabsorbsi Tubulus 15 2.2.3.4 Aktivasi Sistem Saraf Simpatis Meningkatkan Reabsorbsi
Natrium 18
2.3 Respon Imun 18
2.3.1 Tahap dalam Respon Imun ..19
2.3.1 Respon Imun Innate 19
2.3.3 Respon ImunAdaptive 20
2.3.4 Interaksi Antara Respon ImunInnate dan Respon ImunAdaptive 20
2.3.5 Komponen pada Respon Imun 21
2.3.5.1 Sel pada Respon ImunInnate 23
2.3.5.1.1 Sel Fagosit 23
2.3.5 .1.2 Sel Polimorfonuklear... 23
2.3.5.1.3 Sel Trombosit (Platelet) .26
2.3.5.1.4 Natural Killer Cell 26
2.3.5.2 Molekul pada Respon Imun Innate 27
2.3.5.2.1 Interferon (IFN) 27
2.3.5.2.2 Sistem Komplemen 27
2.3.5.3 Sel pada Respon ImunAdaptive 27
2.3.5.3.1 Sel B 28
2.3.5.3.2 Sel T ...28
2.3.6 Major Histocompatibitility Complex (MHC) 29
2.3.7 Antigen Presenting Cells (Apes) 31
2.3.7.1 Proses dariAntigen Processing 32
2.3.7.2 Sel-Sel APC 33
2.3.7.2.1 Sel Dendritik 33
2.3.7.2.2 Makrofaga 33
2.3.7.2.3 Sel B 34
2.4 Transplantasi 34
2.4.1 Pembagian Transplantasi 34
2.4.2 Indikasi Transplantasi Ginjal... 35
2.4.3 Evaluasi Pasien Sebelum Menjalani Transplantasi 36
2.4.4 Pemilihan Donor Ginjal 36
2.4.4.1 Pemeriksaan Untuk Memilih Donor Yang Tepat 37
2.4.5 Prosedur Transplantasi 38
2.4.6 Komplikasi Transplantasi Ginjal 40
2.4.6.1 Proses Rejeksi 40
2.4.6.2 Trombosis 42
2.4.6.3 Stenosis Arteri Renal 42
2.4.6.4 Kebocoran Saluran Kemih 43
2.4.6.5 Lymphocele 43
2.4.6.6 Infeksi Luka 43
2.4.7 Toleransi 44
2.5 Terapi Imunosupresan dalam Transplantasi 44
2.5.1 Agen Imunosupresan 45
2.5.1.1 Kortikosteroid (Corticosteroid) ..46
2.6.1.1.2 Indikasi Kortikosteroid 50 2.6.1.1.3 Dosis dan Sediaan Kortikosteroid 50
2.5.1.1.4 Efek Samping Kortikosteroid 51
2.5.1.2 Azatioprin (Azathioprine /AZA) 52
2.5.1.2.1 Mekanisme Kerja Azathioprine 53
2.5.1.2.2 Indikasi Azathioprine 53
2.5.1.2.3 Dosis dan Sediaan Azathioprine 54
2.5.1.2.4 Efek Samping Azathioprine 54
2.5.1.3 Mikofenolat Mofetil (Mycophenolate Mofetil /MMF) 56 2.5.1.3.1 Mekanisme Kerja Mycophenolate Mofetil 56
2.5.1.4.1 Indikasi Azathioprine 57
2.5.1.4.2 Dosis dan Sediaan Azathioprine 57
2.5.1.4.3 Efek Samping Azathioprine 57
2.5.1.4 Siklosporin (Cyclosporine) 57
2.5.1.4.1 Mekanisme Kerja Siklosporin 58
2.5.1.4.2 Indikasi Siklosporin 59
2.5.1.4.3 Dosis dan Sediaan Siklosporin 59
2.5.1.4.4 Efek Samping Siklosporin 60
2.5.1.5 Takrolimus (Tacrolimus).. 61
2.5.1.5.1 Mekanisme Kerja Takrolimus 61
2.5.1.5.2 Indikasi Takrolimus 62
2.5.1.5.3 Dosis dan Sediaan Takrolimus 62
2.5.1.5.4 Efek Samping Takrolimus 62
2.5.1.6 Sirolimus (Rapamycin, Rapamune) 62
2.5.1.6.1 Mekanisme Kerja Sirolimus 63
2.5.1.6.2 Indikasi Sirolimus 63
2.5.1.6.3 Dosis dan Sediaan Sirolimus 64
2.5.1.6.4 Efek Samping Sirolimus 64
2.5.1.7 Anti-CD3 Monoklonal Antibodi (OKT3) 64
2.5.1.7.2 Mekanisme Kerja Monoklonal Antibodi Anti-CD364 2.5.1.7.3 Indikasi Monoklonal Antibodi Anti-CD3 65 2.5.1.7.4 Dosis dan Sediaan Monoklonal Antibodi Anti-CD365 2.5.1.7.4 Efek Samping Monoklonal Antibodi Anti-CD3 65 2.5.1.8 Antagonis Reseptor IL-2 atau Anti-CD25 (Basiliximab,
Daclizumab) 66
2.5.1.8.1 Mekanisme Kerja Antagonis Reseptor IL-2 67 2.5.1.8.2 Indikasi Antagonis Reseptor IL-2 67 2.5.1.8.3 Dosis dan Sediaan Antagonis Reseptor IL-2 67 2.5.1.8.4 Efek Samping Antagonis Reseptor IL-2 68
BAB III PEMBAHASAN 69
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 78
DAFT AR PUST AKA 79
RIWAYAT HID UP 81
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 HOmlon-homlon yang mengatur reabsorbsi tubulus 16
2.2 Perbedaan antara respon imun innatedanadaptive 19
2.3 Perbedaan antara MHC kelas I dan MHC kelas II 31
DAFT AR GAMBAR
Halaman
2.1 Anatomi ginjal 4
2.2 Bagian tubulus nefron 7
2.3 Interaksi antara respon imun innatedan respon imun adaptive 21
2.4 Sel-sel pada respon imun .22
2.5 Fungsi dari limfosit 28
2.6 Interaksi antara MHC dengan sel T 31
2.7 Skema pembagian transplantasi 35
2.8 Implantasi ginjal donor 39
2.9 Skema mekanisme kerja obat golongan kortikosteroid, siklosporin,
takrolimus, dan sirolimus .. ..46
2.10 Struktur beberapa golongan kortikosteroid 47
2.11 Struktur azatioprin (azathioprine) 53
2.12 Struktur Mikofenolat Mofetil (Mycophenolate Mofetil/MMF) 56
2.13 Struktur siklosporin (cyclofJporine) ~..58
2.14 Struktur takrolimus (tacrolimus) 61
2.15 Struktur sirolimus 63
RIWAYAT HIDUP
Nama : Sandra Adityavarna
Tempat dan tanggallahir Alamat
: 0110035
: Jakarta, 15 Maret 1983
: Kompleks Bukit Idaman Kav 76 Bandung 40141
NRP
Riwayat Pendidikan
SD Santo Yusufl, Bandung, 1995 SLTP Aloysius I, Bandung, 1998 SMU Aloysius I, Bandung, 2001
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ginjal merupakan salah satu organ vital yang terlibat dalam berbagai fungsi faal tubuh manusia. Kerusakan pada ginjal dapat menyebabkan dampak yang luas. Umumnya kerusakan ginjal ringan masih dapat diatasi dengan pengobatan. Akan tetapi pada penyakit ginjal stadium akhir (End Stage Renal Disease) terapi yang banyak dipilih adalah transplantasi ginjal (Eurotransplant International Foundation, 2003).
Transplantasi adalah pengambilan suatu bagian tubuh (organ atau jaringan tubuh) dan implantasinya pada individu yang sarna atau berbeda. Tujuan transplantasi organ adalah untuk mengembalikan kualitas hidup penderita gagal organ (Egi Edward Manuputty, 2000). Masih dapat terjadi kegagalan transplantasi ginjal yang mayoritas kegagalan tersebut disebabkan oleh proses rejeksi organ donor oleh sistem imun resipien. Pengunaan obat-obatan imunosupresan setelah transpalantasi dapat meningkatkan keberhasilan transplantasi ginjal menjadi lebih tinggi.
Penggunaan imunosupresan yang tepat sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan transplantasi ginjal. Beberapa sediaan imunosupresan yang dapat digunakan dalam terapi transplantasi ginjal adalah obat golongan kortikosteroid, azatioprin, mikofenolat mofetil, siklosporin, takrolimus, sirolimus, monoklonal antibodi anti-CD3, antagonis reseptor IL-2. Masing-masing imunosupresan mempunyai mekanisme kerja tersendiri dalam mendepresi sistem imun dengan efek yang berbeda tetapi pada umunmya memiliki tujuan yang sarna yaitu mendepresi sistem imun pasien.
2
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimana mekanisme kerja dan peranan obat-obatan imunosupresan yang digunakan dalam terapi transplantasi ginjal?
1.3 Maksud dan Tujuan
Karya tulis ini bermaksud untuk memahami peranan dan mekanisme kerja
obat imunosupresan dalam terapi transplantasi ginjal.
Bertujuan agar para pasien transplantasi ginjal memperoleh terapi
imunosupresan yang efektif dan tepat.
1.4 Manfaat Karya Tulis IImiah
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan mekanisme kerja
Imunosupresan diharapkan insidensi keberhasilan transplantasi ginjal dapat
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kegagalan transplantasi gi11ialpaling banyak disebabkan oleh proses rejeksi organ donor oleh sistem imun resipien. Salah satu usaha yang sering digunakan untuk menghindari proses rejeksi tersebut adalah dengan terapi imunosupresan setelah transplantasi. Mekanisme kerja obat imunosupresan secara umum adalah mendepresi sistem imun pasien melalui berbagai cara, antara lain dengan mengganggu berbagai tahapan aktivasi sistem imun, menginhibisi sintesis RNA dan DNA, menghambat fungsi dan proliferasi sel imun, menghambat aktivasi sel T, dan menurunkan jumlah produksi berbagai macam sitokin.
4.2 Saran
Imunosupresan merupakan salah satu unsur pendukung yang menentukan keberhasilan transplantasi ginjal. Pemilihan lmunosupresan yang tepat dapat menurunkan insidensi terjadinya kegagalan transplantasi oleh karena proses rejeksi. Dengan pemahaman yang baik terhadap peranan dan mekanisme kerja obat imunosupresan yang tersedia, penelitian dapat terus dikembangkan untuk menghasilkan imunosupresan yang lebih spesifik, selektif dan memiliki efek samping yang minimal.
DAFT AR PUST AKA
Broadsky F.M. 2003. Antigen presentation & the major histocompatibility complex. In: Parslow T.G., Stites D.P., Terr A.I., Imboden J.B., editors:
Medical immunology. 10thed. Boston:McGraw-Hili. P. 91-2
Cotran R.S., Kumar V., Collins T. 1999. Pathologic basic o.ldisease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. P. 931
Egi Edward Manuputty. 2000. Transplantasi organ: dari ilmu dasar ke aplikasi klinik. Majalah Kedokteran Indonesia, 12 (50): 556-9
Eurotransplant International Foundation. 2003. Kidney transplantation.
http://www.transplant.org/static/kidney.html., 6 maret 2004
Ganong W.F .,2003. Review 0.(medical physiology. 21 st. Boston: Mc Graw- Hill. P702-3, 706
Guyton AC., Hall J.E.1997.Buku ajar fisiologi kedokteran. edisi 9. Jakarta: EGC. P. 397-403,410,417-8,424-9,433-5
Hatch D. 2003.Kidney transplantation.
http://www.emedicine.comlped/topic2842.html.. 20 maret 2004
Imboden J.,Goodwin J.S., Davis J.JR., Wofsy D. 2003. Immunosuppressive, antiinflammatory, & immunomodulatory therapy. In: Parslow T.G., Stites D.P., Terr AI., Imboden J.B., editors: Medical immunology. 10thed. Boston:McGraw-Hill. P. 747-50
Kishiyama J.L., Adelman D.C. 2003. Gangguan alergi dan imunologi. In: Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A, editors: Diagnosis dan terapi
kedokteran (penyakit dalam). Jakarta: Salemba Medika. P. 199
Krenksy AL., Strom T.B., Bluestone J.A., 2001. Immunodulators:
immunosuppressive agents, tolerogens, and immunostimulants. In: Goodman & Gilman's, editors: Pharmacological basis of therapeutics. 10thed. New York: McGraw-Hill. P.1465-75
80
Lingappa V.R. 2003. Renal disease. In: McPhee S.l, Lingappa V.R., Ganong W.F., editors: Pathophysiology of disease an introduction to clinical medicine.
4thed. New York: McGraw-Hill. P.444-5, 448
Lu C.Y., Vasquez M.A., Kielar M., Jeyarajah D.R., Zhou X.J. 2000. Renal transplantation. In: Humes H.D., editors: Kelley's textbook of internal
medicine. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. P.1298,1303
Nairn R., Helbert M. 2002. Immunology for medical students. Edinburgh: Mosby. P. 9-11, 14-5,57-61,67, 71-3,201-3,285-90
Roitt 1., Brostoff J., Male D. 2001. Immunology. 6th ed. Edinburgh: Mosby. P. 1-5, 15-22,91,99-100,386
Robers J.P., Ascher N.L., Feduska N.J., Keith F.M., Melzer J., Salvatierra O.Jr. 2003. Organ transplantation. In: Way L.W., Doherty G.M., editors: Current
surgical diagnosis &treatmant. 11thed. Boston: McGraw-Hill.
P.1372-3,1378-1380
Roux P.J. 2004. Kidney transplantation. http://xtramsn.co.nz/health/O..8065-1669941,00.html.,3 april2004
Sears D.W., 2002. Hematopoiesis.
http://tutor.lscf. ucsb.edu/instdev/sears/immunology/images/figure02-0 1.ipg., 3 Mei 2004
Smith S.L. 2002. Immunosuppressive therapies in organ transplantation.
http://www.medscape.com/viewarticle/43 7182, 13 maret 2004
Snell R.S. 1997.Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. edisi 3 bagian 1. Jakarta: EGC. P.270
Suthanthiran M., Stock P., Keith F., Linker C., Garovoy M.R. 2003. Clinical transplantation. In: Parslow T.G., Stites D.P., Terr A.I., Imboden J.B., editors:
Medical immunology. 10thed. Boston:McGraw-Hill. P720,725
Wallace M.A. 1998.Anatomy and physiology of the kidney.