39
PERANCANGAN SISTEM
Perancangan sistem bertujuan untuk mencari bentuk yang optimal dari aplikasi yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor faktor permasalahan dan kebutuhan yang ada pada sistem. Upaya yang dilakukan adalah dengan berusaha mencari kombinasi penggunaan teknologi dan perangkat lunak (software) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang optimal dan mudah untuk diimplementasikan.
3.1 KEBUTUHAN SISTEM DAN KONFIGURASI SISTEM Sistem yang digunakan pada Sistem Informasi Geografis merupakan sistem yang komplek, yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional maupun jaringan. Pada umumnya perangkat-perangkat yang mendukung analisis geografis tidak jauh berbeda dengan perangkat-perangkat yang digunakan untuk mendukung aplikasi-aplikasi bisnis dan sains baik dari sisi hardware maupun software. Perbedaanya, jika ada, terletak pada kecenderungan yang memerlukan perangkat ( tambahan ) yang dapat mendukung presentasi grafik dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi, dan mendukung operasi-operasi yang cepat dan volume data yang besar.
Pada tugas akhir ini, kebutuhan minimum sistem yang digunakan dibagi dua, yaitu hardware dan software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
3.1.1 Perangkat Keras ( Hardware )
1) CPU : Processor 32-bit Intel 2) Hardisk : Kapasitas 2 Gb 3) Memory : Minimal 32 Mb
4) Monitor : Resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan VRAM 4 Mb.
3.1.2 Perangkat Lunak ( Software )
1) Sistem Operasi : Berbasiskan Windows
2) Aplikasi SIG : ArcView, Autodesk LandDeskop 2004, Visual Basic 6.0, MapObjects 2.2.
3.2 PERANCANGAN METODE GIS 3.2.1 SURVEY DATA
Pada tahap pertama, dilakukan survey terhadap konsumen Warung Bu Kris yang terletak di Jl. Kayun dan Jl. Tenggilis Surabaya.
Kuesioner disebar kepada 125 orang pengunjung untuk didapatkan data- data yang dibutuhkan pada proses pembangunan sistem seperti data konsumen serta cabang rumah makan. Adapun format kuesioner yang disebarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Format Kuesioner
3.2.2 PRE – PROCESSING
Pre-processing adalah proses awal mengelola data sebelum pengolahan data yang dilakukan pada sistem SIG. Proses ini bertujuan agar data yang ada (awal) dapat dipakai pada proses di dalam SIG, sehingga dapat di gambarkan seperti berikut :
Gambar 3.2 Blok diagram proyek akhir
• Data Terkumpul : data hasil survey dan data yang didapat dari dinas terkait seperti peta Surabaya, jalan, rumah makan, perumahan, dll.
• Digitasi : proses pre-processing terhadap data sehingga menjadi sebuah peta .shp yang sudah memiliki data spasial serta data atribut.
• Data input : berupa input dari data hasil digitasi serta inputan ranking dari user.
• Analisa : dilakukan analisa berupa perhitungan AHP yang mengeluarkan hasil rekomendasi cabang dan analisa tentang klasifikasi penyebaran konsumen di tiap kecamatan.
• Visualisasi : output ditampilkan dalam GUI.
3.2.2 Kondisi Awal Data
Data sekunder yang digunakan pada sistem informasi ini adalah peta Kota Surabaya yang berbentuk dwg. Data peta tersebut didapat dari dinas terkait. Peta yang ada meliputi batas kecamatan dan jaringan jalan.
Akan tetapi peta yang didapat tersebut tidak dapat langsung dipakai dalam lingkungan MapObjects karena :
1. MapObjects tidak mendukung data dalam format dwg, melainkan data dalam format shp ( shape file ).
2. Adanya kesalahan manusia ( human error ) pada saat peta yang didapat didigitasi. Sehingga adanya obyek yang sama dan obyek- obyek yang semestinya tidak diperlukan. Misalnya adanya obyek garis ( line / polyline ) yang sama, adanya obyek polygon yang tidak tertutup sempurna dll.
3.2.2.1 Proses Terhadap Data Awal
Pada bagian ini akan diterangkan langkah demi langkah proses yang dilakukan untuk menanggulangi kondisi data diatas. Yaitu:
3.2.2.1.1Proses Digitasi
Pendigitasian dilakukan pada peta Kota Surabaya. Proses digitasi dilakukan secara manual dengan menggunakan perangkat lunak Autodesk LandDesktop 2004. Yang akan menghasilkan peta seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Peta Surabaya hasil digitasi
3.2.2.1.2 Konversi ke format Shapefile ArcView
Setelah digitasi dan editing siap dan sempurna, maka proses selanjutnya adalah mengimport data peta hasil digitasi ke lingkungan ArcView. Untuk itu sebelumnya data dalam format dwg harus disimpan dalam format dxf. Format dxf diperlukan untuk dapat memperoleh data dalam bentuk Arc/Info yang kemudian dikonversi lagi dalam format shapefile dari ArcView. Format shapefile (*.shp) inilah yang akan dipersiapkan untuk digunakan pada lingkungan MapObjects.
3.2.2.1.3 Konversi data dari format dwg ke format dxf
Konversi data dari format AutoCad dwg ke format AutoCad dxf dilakukan dengan perintah Export to AutoCad pada Autodesk LandDesktop 2004 dari menu File. Kemudian pilih 2004 DXF format. Gambar 3.4 mengkonversi dari dwg ke dxf.
Gambar 3.4 Konversi dari dwg ke dxf
Lalu pilihlah direktori tempat kita ingin menyimpan hasil dari export dari dwg ke format dxf. Seperti dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Export dari dwg ke dxf
3.2.2.1.4 Konversi data dari format Arc/Info menjadi format Shapefile
a. Untuk mengkonversi file ke dalam format ArcView atau Shapefile yang untuk kemudian file inilah yang digunakan sebagai basisdata spatial sekaligus nonspatial di lingkungan MapObjects nantinya. Gambar 3.6 menunjukkan tampilan awal dari Arcview
Gambar 3.6 Tampilan Awal ArcView 3.3
Setelah terbuka tampilan awal dari ArcView, maka langkah selanjutnya dalah menambah theme (add theme) dapat dilihat seperti pada gambar 3.7, pilih direktori tempat dari dxf , klik pada file tersebut maka akan melihat ada 4 sub bagian dari dxf yang telah kita import tersebut, jika ingin menggunakan tampilan secara polyline maka dapat memilih line dan jika ingin menampilkan secara polygon maka pilihlah sub polygon.
Gambar 3.7 Tampilan add theme
Dan tampilan ArcView jika ditampilkan adalah polygon, dapat dilihat pada gambar 3.8.
Gambar 3.8 Lingkungan ArcView
Di lingkungan ArcView terdiri dari beberapa komponen yaitu: peta (view), tabel, grafik (chart), tataletak (layout), dan skrip (script), semua komponen ini tersimpan baik dalam file yang bernama proyek (project). Pada Arc View, project mengatur semua kerja yang akan mengorganisasi pekerjaan anda dengan melalui cara-cara yang paling baik dan mudah dipahami.
a. View, yang berfungsi untuk menampilkan beberapa macam peta dan secara interaktif pengguna dapat mengatur posisi antar peta dengan mudah.
b. Tables, berfungsi untuk memberikan bentuk informasi terhadap posisi geografik.
c. Chart, berfungsi untuk menampilkan bentuk grafik dari informasi tabular.
d. Layout, berfungsi untuk menampilkan semua komponen peta yang dibuat melalui ArcView atau dikenal dengan untuk pembuatan komposisi peta.
e. Script, merupakan bahasa pemrogaman ArcView dengan istilah avenue.
View adalah sebuah peta interaktif yang membuat anda bisa menampilkan , menelusuri (explore), menanyakan (query) dan menganalisis data geografis dan ArcView. Sebuah view menyatakan data geografi yang digunakan serta bagaimana
menampilkannya, tetapi tidak berisi file data geografis itu sendiri.
Selain itu, view menjadi acuan bagi sumber data tersebut . Jadi, view bersifat dinamis karena menyatakan status akhir suatu sumber data. Jika sumber data berubah , view yang menggunakan sumber data ini secara otomatis akan berubah.
3.2.2.1.5 Pembentukan data atribut ke dalam Basisdata
Data atribut merupakan keterangan dari data spatial yang telah didigitasi sebelumnya. Data atribut ini disimpan dalam satu tabel dengan kolom-kolom sesuai dengan informasi yang akan disampaikan. Pembentukan data atribut ini dilakukan di ArcView dengan menggunakan database .dbf yang dimiliki ArcView.
Sebelumnya dilakukan pengumpulan data yang nantinya akan dijadikan basisdata sehingga dapat memberi informasi atau keterangan yang diperlukan.
Adapun data-data yang dikumpulkan untuk alternatif rekomendasi kecamatan antara lain:
• Nama Kecamatan
• Jumlah Konsumen per Kecamatan
• Jumlah Perkantoran per Kecamatan
• Jumlah Perumahan per Kecamatan
• Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan
• Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan
• Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk data-data yang digunakan pada alternatif rekomendasi perumahan, data-datanya antara lain :
• Nama Perumahan
• Kecamatan
• Jumlah Konsumen per Perumahan
• Jumlah Perkantoran per Kecamatan
• Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
• Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan
• Jarak Perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat
Dari rekomendasi kecamatan nantinya akan dimasukkan dalam file bataskecamatan.dbf, yaitu file database dari peta bataskecamatan.shp. Sedangkan untuk data rekomendasi perumahan akan dimasukkan pada perum.dbf yaitu database dari peta perum.shp. Data-data atribut (field) beserta tipe datanya dalam tabel dapat dijabarkan pada struktur tabel dibawah ini :
• Tabel bataskecamatan.dbf
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan informasi mengenai semua kecamatan yang ada di Surabaya dengan data-data lain yang sudah disebutkan sebelumnya. Tabel ini merupakan data yang digunakan untuk rekomendasi cabang dengan alternatif seluruh kecamatan di Surabaya. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Struktur tabel bataskecamatan.dbf
Nama Kolom Tipe Data Fungsi
Cek Integer ID dari tiap kecamatan
Namakecama String (30) Nama kecamatan di Surabaya
Jml_kons Integer Jumlah konsumen warung bu
kris di tiap kecamatan Jml_kantor Integer Jumlah kantor dan industri di
tiap kecamatan
Jml_perum Integer Jumlah perumahan di tiap kecamatan
Jml_kompet Integer Jumlah rumah makan
kompetitor di tiap kecamatan Ada_cabang Integer Keterangan ada/tidaknya
cabang warung bu kris. Jika 1=ada, jika 9=tidak ada Jml_univ Integer Jumlah perguruan tinggi di
tiap kecamatan
• Tabel perum.dbf
Tabel perum berisi data untuk rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan di Surabaya. Deskripsi dari tabel ini dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Struktur tabel perum.dbf
Nama Kolom Tipe Data Fungsi
ID Integer ID dari tiap perumahan
NamaPerum String (40) Nama perumahan di Surabaya
Kec String (40) Letak kecamatan dari
perumahan tersebut
jml_kons Integer Jumlah konsumen warung bu
kris di tiap perumahan jml_kantor Integer Jumlah kantor dan industri di
tiap kecamatan dari perum jml_univ Integer Jumlah perguruan tinggi di
tiap kecamatan dari perum
jml_kompet Integer Jumlah rumah makan
kompetitor di tiap kecamatan dari perum
jrk_cbg Integer Jarak perumahan dengan
cabang Warung Bu Kris terdekat (Km)
Perancangan basisdata merupakan bagian dari pembuatan SIG, meliputi perencanaan tabel dan perencanaan relasi basisdata.
Perancangan Basisdata pada sistem ini dibuat pertama kali pada ArcView yang nantinya bisa digunakan pada VB 6 melalui komponen MapObjects. Pada ArcView pembuatan data atribut pada basisdata dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pada ArcView tampilkan peta dengan format shapefile yang akan diberi data atributnya. Tampilkan peta pada view yang
aktif dengan menekan tombol Add Theme pada toolbar dan pilih peta dengan format shapefile (.shp) pada direktori.
2. Setelah itu tampilkan tabel yang berisi atribut awal dari peta yang aktif. Dengan mengklik menu Theme Tabel. Hal ini akan menampilkan tabel dengan atribut bawaan dari obyek peta yang ditampilkan. Sehingga masih tidak sesuai dengan data atribut yang kita punya.
3. Untuk mengedit atau memasukan data atribut yang kita punya ke tabel yang ada kita dapat melakukannya dengan mengklik menu Table Start Editing, dapat dilihat pada gambar 3.9.
Dengan langkah ini maka tabel siap untuk diupdate atau diedit.
Kita dapat menambah dan menghapus field / kolom yang tidak perlu, dan kita sudah dapat memasukkan data atribut yang kita perlukan untuk peta yang kita buat sesuai dengan informasi yang akan disampaikan.
Gambar 3.9 Editing Tabel pada ArcView
4. Menambah field / kolom pada tabel untuk data atribut. Langkah ini dapat dilakukan dengan mengklik menu Edit Add Field… Kemudian akan muncul jendela Field Definition untuk memasukkan nama kolom, type variabelnya dan panjang karakter atau nilai variabel. Gambar 3.10 menampilkan penambahan kolom pada tabel.
Gambar 3.10 Penambahan Kolom Pada Tabel
5. Setelah selesai membuat field pada tabel kita dapat memasukan data atribut pada tabel, kita dapat mengakhiri pengeditan tabel dengan mengklik menu Table Stop Editing. Kemudian muncul jendela yang menanyakan apakah hasil editan kita ingin disimpan apa tidak klik Save untuk menyimpan, dapat dilihat seperti pada Gambar 3.11. Tabel yang kita secara otomatis disimpan dengan format .dbf dengan nama sesuai dengan nama shapefile kita.
Gambar 3.11 Tampilan Tabel pada ArcView
3.3 PERANCANGAN METODE AHP
Garis besar perancangan metode AHP dapat dilihat pada gambar 3.12
Dari Blok diagram diatas dapat dijabarkan proses-proses yang terjadi di dalam perancangan sistem adalah sebagai berikut :
3.3.1 MENENTUKAN PERMASALAHAN
Dalam usaha rumah makan diperlukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usahanya. Misalkan dalam membuka cabang baru, jika lokasi tidak tepat dan sesuai dengan keadaan pasar dan konsumen saat itu, maka usaha tersebut tidak akan berkembang dan menghasilkan keuntungan yang besar. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dibuat adalah untuk menentukan lokasi cabang selanjutnya dari Warung Bu Kris agar cabang baru tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi konsumen di sekitarnya. Terdapat 2 macam alternatif untuk rekomendasi lokasi cabang baru, yaitu :
a. Alternatif kecamatan di Surabaya b. Alternatif perumahan di Surabaya
3.3.2 MENENTUKAN KRITERIA
Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria. Kriteria yang dibuat merupakan rincian dari permasalahan penentuan lokasi cabang yang akan dibuka berdasarkan faktor-faktor tertentu. Untuk rekomendasi cabang dengan alternatif kecamatan di Surabaya, kriterianya antara lain :
Gambar 3.12 Blok Diagram Perancangan Sistem
1. Jumlah Konsumen per Kecamatan 2. Jumlah Perkantoran per Kecamatan 3. Jumlah Perumahan per Kecamatan
4. Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan 5. Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan 6. Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan di Surabaya, kriterianya antara lain :
1. Jumlah Konsumen per Perumahan 2. Jumlah Perkantoran per Kecamatan 3. Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
4. Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan 5. Jarak perumahan dengan cabang Warung Bu Kris
terdekat
Kriteria ini didapatkan berdasarkan data yang di dapat dari berbagai Dinas yang terkait serta berdasarkan hasil survey yang dilakukan.
3.3.3 MENENTUKAN LOKASI ALTERNATIF
Langkah berikutnya adalah menentukan lokasi alternatif.
Terdapat 2 macam lokasi alternatif, yang pertama adalah alternatif kecamatan di Surabaya, yang kedua adalah alternatif perumahan di Surabaya.
Untuk alternatif kecamatan, didapatkan dari data seluruh kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Kecamatan alternatifnya adalah :
1. PAKAL 2. BENOWO 3. TANDES 4. LAKARSANTRI 5. SAMBIKEREP 6. ASEM ROWO
7. SUKO MANUNGGAL 8. KENJERAN
9. BULAK
10. KREMBANGAN 11. PABEAN CANTIKAN 12. SEMAMPIR
13. GUBENG 14. TAMBAK SARI 15. MULYOREJO 16. SUKOLILO
17. TENGGILIS MEJOYO 18. RUNGKUT
19. GUNUNG ANYAR 20. SAWAHAN 21. DUKUH PAKIS 22. WONOKROMO 23. WONOCOLO 24. GAYUNGAN 25. JAMBANGAN 26. WIYUNG
27. KARANG PILANG 28. BUBUTAN
29. GENTENG 30. SIMO KERTO 31. TEGALSARI
Untuk alternatif perumahan, didapatkan dari data perumahan yang ada di Kota Surabaya. Perumahan alternatifnya adalah :
1. Citraland Surya 2. Graha Citra 3. Benowo Indah 4. Perum Tengger 5. Perum Sambi Kerep 6. CItraland Surya II 7. Pakuwon Indah 8. Citraland Surya III 9. Pien Trees Garden 10. Pinus Asri 11. Lidah Kulon 12. Lembah Harapan 13. Babatan Mukti
14. Aspol Bangkingan 15. Gunung sari Indah 16. Kebraon Utama 17. Griya Kebraon 18. Graha Family 19. Darmo Sentosa 20. Dian Istana 21. Babatan Indah 22. Pondok Rosan 23. Babatan Permai 24. Babatan Pratama 25. Taman Pondok Indah 26. Babatan Pratama II 27. Menggala
28. Kebraon Manis 29. Manukan
30. Puncak Permai Utara 31. Puncak Permai 32. Darmo Satelit 33. Simo Mulyo 34. Prada Permai 35. Darmo Permai 36. Bukit Darmo Golf 37. Villa Bukit Mas 38. Darmo Hill 39. Chris Kencana 40. Bendul Merisi 41. Margorejo Indah 42. Jemur Andayani 43. Sidosermo Indah 44. Delta Permai 45. Taman Panjang Jiwo 46. Prapen Indah 47. Kutisari Indah 48. Griyo Mapan Sentosa 49. Rungkut Barata
50. Rungkut Menanggal 51. Tulus Harapan 52. Puri Mas
53. Wisma Gunung Anyar 54. Tenggilis Mejoyo 55. Pondok Nirwana 56. Nirwana Eksekutif 57. Rungkut Jaya 58. YKP-Wonorejo 59. Kedung asem 60. Adi Puri
61. Wonorejo Permai 62. Rungkut Harapan 63. YKP Rungkut Kidul 64. Bintang Diponggo 65. Pantai Mentari 66. Kalijudan Indah 67. Babatan Indah 68. Sutorejo Prima Indah 69. Mulyosari
70. Kertajaya Indah 71. Wisma Permai 72. Puri Asri 73. Laguna Indah 74. Sinar Galaxy 75. Tompotika 76. Manyar Indah 77. Semolowaru
78. Taman Intan Nginden 79. Galaxy Bumi Permai 80. Suko Semolo
81. Galaxy Bumi Permai II 82. Suko Semolo Tengah 83. Medokan Semampir 84. Bumi Marina Mas
3.3.4 MERANCANG HIERARKI
Setelah permasalahan sudah didapatkan, kemudian kriteria, dan terakhir adalah pilihan, maka barulah dapat dibentuk suatu hierarki.
Hierarki pada penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris dengan alternatif kecamatan dapat dilihat pada gambar :
Gambar 3.13 Blok Diagram HierarkiAlternatif Kecamatan Hierarki untuk penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris dengan alternatif perumahan dapat dilihat pada gambar :
Gambar 3.14 Blok Diagram HierarkiAlternatif Perumahan 3.3.5 PERANCANGAN PROSES
Dari flowchart penghitungan AHP, dapat dilihat pada gambar 3.15, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Proses menerima masukan dari user / input.
Proses input pada perangkat lunak ini berupa nilai riil, nilai yang ada hanya bernilai 1, 2, 3 , 4, 5, dan 6. Sehingga semua input yang ada harus diisi oleh user, supaya input dari user dapat dibuat penghitungan berdasarkan metode AHP. Inputan angka ini menunjukkan tingkatan kepentingan mulai dari yang terpenting 1 hingga yang kurang penting yaitu 6.
2. Proses Penghitungan AHP.
Dalam proses ini akan dilakukan penghitungan untuk mendapatkan nilai prioritas lokal, kemudian setelah semua kriteria sudah terisi, maka akan dilakukan penghitungan prioritas global, sehingga pada akhir proses ini akan didapatkan hasil pilihan yang tepat, yang sesuai dengan data yang ada, yang dapat dilihat dari persentase yang terbesar pada prioritas global.
3. Proses menampilkan hasil pilihan / output.
Proses ini adalah proses yang terakhir, dimana akan ditampilkan hasil yang berupa saran pilihan kecamatan alternatif atau perumahan alternatif untuk pendirian cabang baru dengan tampilan berupa nilai rekomendasi berdasarkan perhitungan yang terbesar pada alternatif-alternatif tersebut, serta terdapat pula visualisasi peta untuk alternatif yang terpilih.
Gambar 3.15 Flowchart Proses 3.4 PERANCANGAN USER INTERFACE
Tampilan dari perangkat lunak ini dapat dibagi dalam 3 bagian, diantaranya adalah:
1. Tampilan awal
2. Data per Kecamatan dan Perumahan 3. Perhitungan per Kecamatan dan Perumahan
3.4.1 Tampilan Awal
Gambar 3.16 Tampilan awal
Ini adalah tampilan awal dari program penentuan lokasi cabang Warung Bu Kris, terdapat 5 tombol yaitu :
1. Data Kecamatan
Untuk melihat data-data pada alternatif kecamatan pada database.
2. Rekomendasi Kecamatan
Mencari dan menghitung kecamatan mana yang layak dijadikan lokasi pembukaan cabang baru berdasarkan metode AHP.
3. Data Perumahan
Untuk melihat data-data pada alternatif perumahan pada database.
4. Rekomendasi Perumahan
Mencari dan menghitung perumahan mana yang layak dijadikan lokasi pembukaan cabang baru berdasarkan metode AHP.
5. Exit
Keluar dari aplikasi.
3.4.2 Data per Kecamatan dan Perumahan
Untuk data pada alternatif kecamatan, yang ditampilkan adalah atribut-atribut dari tiap kecamatan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Gambar 3.17 Tampilan Data Kecamatan
Terdapat keterangan atau data dari tiap kecamatan dimana data-data tersebut digunakan untuk perhitungan dengan metode AHP. Data-data tersebut sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya yaitu :
1. Jumlah Konsumen per Kecamatan 2. Jumlah Perkantoran per Kecamatan 3. Jumlah Perumahan per Kecamatan
4. Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan 5. Jumlah Cabang Warung Bu Kris per Kecamatan 6. Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
Untuk data pada alternatif perumahan, ditampilkan nila-nilai atribut dari tiap perumahan yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jumlah Konsumen per Perumahan 2. Jumlah Perkantoran per Kecamatan 3. Jumlah Perguruan Tinggi per Kecamatan
4. Jumlah Rumah Makan Kompetitor per Kecamatan 5. Jarak perumahan dengan cabang Warung Bu Kris terdekat
Gambar 3.18 Tampilan Data Perumahan
3.4.3 Perhitungan per Kecamatan dan Perumahan
3.4.3.1 Tampilan Form Perhitungan Alternatif Kecamatan
Tampilan pada form perhitungan ini terdiri dari inputan ranking kriteria dimana user harus memasukkan nilai 1-6 untuk menentukan kriteria dari yang terpenting hingga kurang penting, lalu terdapat gambar peta Surabaya dengan batas kecamatan, jalan, cabang Warung Bu Kris yang sudah ada, serta klasifikasi penyebaran konsumen, perumahan, perkantoran, perguruan tinggi, kemudian terdapat legenda untuk menampilkan layer-layer di dalam peta tersebut dan skala perbandingan dari peta tersebut serta koordinat posisi dimana kursor digerakkan pada peta, lalu terdapat listbox yang menampung hasil perhitungan dengan metode AHP dan akan ditampilkan kecamatan yang terpilih serta urutan hasil perhitungan dari yang terbesar hingga yang terkecil.
Gambar 3.19 Tampilan Perhitungan Alternatif Kecamatan 3.4.3.2 Tampilan Form Perhitungan Alternatif Perumahan
Sama dengan tampilan pada form rekomendasi cabang dengan alternatif kecamatan, rekomendasi cabang dengan alternatif perumahan juga menyediakan fitur-fitur yang sama seperti legenda dan listbox yang
menampilkan hasil perhitungan AHP yang sudah diurutkan. Namun pada rekomendasi perumahan ini memiliki 5 kriteria yang berbeda.
Sehingga user hanya menginputkan angka 1-5 dari prioritas yang terpenting hingga yang kurang penting.
Gambar 3.20 Tampilan Perhitungan Alternatif Perumahan 3.4.3.3 Koneksi MapObjects 2.2 dan Visual Basic 6.0
Mapobjects merupakan suatu komponen pada aplikasi Visual Basic 6.0 yang dapat menampilkan dan melakukan operasi pada file peta .shp. Setelah menginstal MapObjects 2.2 maka centang componentnya di aplikasi Visual Basic 6.0.
Untuk melakukan koneksi dari MapObjects ke Visual Basic serta untuk menambah layer peta pada tampilan, gunakan perintah script di bawah ini :
Dim dc As New MapObjects2.DataConnection dc.Database = App.Path & "\DATA"
If dc.Connect Then
Dim l1 As MapObjects2.MapLayer Set l1 = New MapObjects2.MapLayer
l1.GeoDataset = dc.FindGeoDataset("bataskecamatan") l1.Name = "Penyebaran Universitas"
cb(4).Field = "Jml_univ"
cb(4).BreakCount = 3
For i = 0 To cb(4).BreakCount - 1 cb(4).Break(i) = i * 4 Next i
cb(4).RampColors RGB(185, 253, 111), RGB(62, 116, 1) Set l1.Renderer = cb(4)
Map1.Layers.Add l1
3.4.3.4 Toolbar pada peta
Pada aplikasi ini, terdapat 5 toolbar untuk digunakan pada peta, antara lain :
1. Zoom In
Pada toolbar ini user bisa membesarkan gambar peta sesuai dengan tempat yang diinginkan dengan cara menarik dari titik awal hingga titik akhir dengan garis berbentuk kotak maka secara otomatis pea akan dibesarkan sesuai dengan lokasi yang di blok tadi.
Gambar 3.21 Toolbar Zoom In
Program yang digunakan untuk zoom in ini adalah :
Case "zoomin"
Dim rect As MapObjects2.Rectangle Set rect = Map1.TrackRectangle Map1.Extent = rect
2. Zoom Out
Zoom out digunakan untuk mengecilkan gambar yang sebelumnya diperbesar dengan toolbar Zoom in. Caranya dengan mengklik kursor pada gambar peta hingga sesuai dengan yang diinginkan. Programnya sebagai berikut :
Case "zoomout"
Dim rect2 As MapObjects2.Rectangle Set rect2 = Map1.Extent
rect2.ScaleRectangle 1.5 Map1.Extent = rect2
3. Pan
Pan digunakan untuk menggese peta ke arah yang diinginkan jika sebelumnya pada peta dilakukan pembesaran dengan Zoom In. Dengan cara menggeser (drag) kursor ke tempat yang diinginkan. Scriptnya sebagai berikut :
Case "pan"
Map1.Pan
4. Identify
Identify digunakan untuk menampilkan informasi yang ingin dicari dengan cara mengklik layer yang diinginkan pada legenda misalkan layer Cabang Bu Kris, kemudian pada peta di klik gambar segitiga/ cabang Warung Bu Kris yang ingin dicari informasinya.
Gambar 3.22 Toolbar Identify
Scriptnya sebagai berikut :
Public Sub Id(X As Single, Y As Single) Dim f2 As Form2
Dim pt As MapObjects2.Point Dim pkec As MapObjects2.Polygon Dim pcbg As MapObjects2.Point Dim recs As MapObjects2.Recordset Dim sTol As Double
Dim n, i, act, crecsi As Integer
act = legend1.getActiveLayer If act = -1 Then
MsgBox "Klik layer pada legenda!"
Else
sTol = 100
sTol = sTol * Map1.Extent.Width / Map1.FullExtent.Width
Set pt = Map1.ToMapPoint(X, Y)
Set recs = Map1.Layers(act).SearchByDistance(pt, sTol, "")
If (recs.Count > 0) Then recs.MoveFirst n = 0
For i = 0 To crecsi - 1 n = n + 1
recs.MoveNext Next i
If act = 0 Then
Set pcbg =
recs.Fields("Shape").Value
Map1.FlashShape pcbg, 3 Set f2 = New Form2 f2.Label9.Caption = "ID"
f2.Label10.Caption = "Alamat"
f2.Label11.Caption = "Kecamatan"
f2.Label12.Caption = "No. Telp"
f2.Label1.Caption =
recs.Fields("ID").Value
f2.Label2.Caption =
recs.Fields("Alamat").ValueAsString
f2.Label3.Caption =
recs.Fields("Kecamatan").ValueAsString
f2.Label4.Caption =
recs.Fields("Telp").ValueAsString f2.Label5.Visible = False f2.Label6.Visible = False f2.Label7.Visible = False f2.Label8.Visible = False f2.Label13.Visible = False f2.Label14.Visible = False f2.Label15.Visible = False f2.Label16.Visible = False f2.Show
5. Full Extent
Digunakan untuk mengembalikan tampilan peta sesuai dengan lebar framenya hingga keseluruhan peta dapat dilihat.
Gambar 3.23 Toolbar Full Extent
Programnya sebagai berikut :
Map1.Extent = Map1.FullExtent
3.5 Klasifikasi Penyebaran
Tiap kecamatan memiliki klasifikasi berdasarkan data atribut yang dimilikinya, antara lain data jumlah konsumen per kecamatan, jumlah perkantoran per kecamatan, jumlah perumahan per kecamatan, jumlah rumah makan kompetitor per kecamatan, jumlah perguruan tinggi per kecamatan.
3.5.1 Klasifikasi Penyebaran Konsumen
Berdasarkan jumlah konsumen hasil survei, maka total terbanyak adalah 33 orang, range penyebaran dibagi 3. Antara 1-11 (sedikit, ditandai dengan warna yang paling muda), antara 12-22 (sedang, ditandai dengan lebih tua), antara 23-33 (banyak, ditandai dengan warna paling tua). Berikut programnya menggunakan ClassBreaksRenderer dari MapObjects. Untuk jumlah klasifikasinya yaitu sdikit, sedang, banyak (3 strata) menggunakan perintah BreakCount.
Dim cb(5) As New ClassBreaksRenderer Set l1 = New MapObjects2.MapLayer
l1.GeoDataset =
dc.FindGeoDataset("bataskecamatan") l1.Name = "Penyebaran Konsumen"
cb(0).Field = "Jml_kons"
cb(0).BreakCount = 3
For i = 0 To cb(0).BreakCount - 1 cb(0).Break(i) = i * 11 Next i
cb(0).RampColors RGB(185, 253, 111), RGB(62, 116, 1)
Set l1.Renderer = cb(0) Map1.Layers.Add l1
Gambar 3.24 Klasifikasi Penyebaran Konsumen
Keterangan nilai penyebaran :
: Sedikit : Sedang : Banyak
Begitu pula yang dilakukan terhadap klasifikasi jumlah perkantoran per kecamatan, jumlah perumahan per kecamatan, jumlah rumah makan kompetitor per kecamatan, jumlah perguruan tinggi per kecamatan. Dari nilai maksimal tiap-tiap data pada penyebaran di atas, kemudian dibagi 3 untuk dijadikan nilai kenaikan loopingnya.
*** halaman ini sengaja dikosongkan ***