• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI DITINJAU DARI PENGGUNAAN SIKAT GIGI HARD, MEDIUM, DAN SOFT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI DITINJAU DARI PENGGUNAAN SIKAT GIGI HARD, MEDIUM, DAN SOFT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2 No 2, Juli 2021 ISSN: 2721-2033

PENURUNAN INDEKS PLAK GIGI DITINJAU DARI PENGGUNAAN SIKAT GIGI HARD, MEDIUM, DAN SOFT

Devi Theresia Sitepu1* Imam Sarwo Edi2 Sri Hidayati3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

*devisitepu0@gmail.com

ABSTRAK

Masalah: Sikat gigi merupakan salah satu alat mekanis yang dianggap paling efektif untuk membersihkan plak. Keputusan dalam pemilihan jenis bulu sikat gigi menentukan produktivitas pengusiran plak di lubang mulut. Sikat gigi terbagi dalam 3 macam tergantung pada kesempurnaan dan kekerasan yaitu halus, sedang, dan keras dengan berbagai viabilitas dalam menghilangkan plak. Tujuan: Literature Review ini bertujuan untuk menjelaskan Penurunan Indeks Plak Gigi Ditinjau dari Penggunaan Sikat halus, sedang, dan keras. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review. Hasil: Perbedaan tingkat efektivitas penyikatan gigi menggunakan sikat gigi berbulu halus (soft), sedang (medium) dan sikat gigi berbulu keras (hard) terhadap penurunan indeks plak yaitu sikat gigi berbulu sedang (medium) merupakan Sikat gigi yang paling Efektif dalam penurunan indeks plak dari pada sikat gigi berbulu halus (soft) dan keras (hard).

Kata kunci:

Indeks plak gigi Efektifitas sikat gigi Jenis sikat gigi

ABSTRACT Keywords :

Dental plaque index Toothbrush effectiveness Type of toothbrush

Problem: Toothbrush is one of the most effective mechanical devices for removing plaque. The choice of the type of toothbrush bristles determines the efficiency of plaque removal in the oral cavity. Toothbrushes are divided into 3 types based on the softness and hardness of the bristles, namely soft, medium, and hard with different effectiveness in removing plaque. Purpose: This literature review aims to explain the reduction of dental plaque index in terms of the use of soft, medium, and hard brushes. Methods: The method used in this study uses the Systematic Literature Review method. Results:

The difference in the effectiveness of brushing teeth using a soft, medium (medium) toothbrush and a hard bristled toothbrush on decreasing plaque index, that is, a medium (medium) bristled toothbrush is the most effective toothbrush in reducing plaque index. than a soft-bristled and hard-bristled toothbrush.

(2)

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan.

Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Kesehatan mulut berarti terbebas kanker tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, kehilangan gigi, dan penyakit lainnya, sehingga terjadi gangguan yang membatasi dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan psikososial (WHO, 2012).

Sikat gigi adalah alat yang pada umumnya digunakan untuk membersihkan gigi.

Keadaan sikat gigi dapat mempengaruhi kelangsungan latihan menyikat gigi dan keadaan sikat gigi yang layak dapat dilihat dari 4 bagian yaitu batang sikat gigi yang lurus, kepala sikat gigi yang sesuai dengan ukuran mulut seseorang, kekerasan serat sedang dan bagian luar bulu sikat gigi yang (Senjaya, 2013) Saat ini masih banyak orang yang pada umumnya akan beranggapan bahwa semua sikat gigi adalah sama di balik ketersediaan berbagai jenis sikat gigi, hal ini membuat orang menilai bahwa semua jenis sikat gigi dilindungi. untuk digunakan untuk semua orang, dan berbagai macam gigi.

Anggapan ini kurang tepat, karena setiap sikat gigi memiliki kapasitas yang berbeda- beda sesuai kebutuhan setiap individu (Kusumawardani, 2011). Pada umumnya sikat gigi terbagi dalam 3 jenis berdasarkan kehalusan dan kekerasan bulu yaitu soft, medium, serta hard. ADA (American Dental Association) merekomendasikan untuk menyikat gigi dua kali sehari menggunakan sikat gigi berbulu halus (soft). Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi umumnya disebabkan oleh plak gigi. Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya.

Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan gigi yang cacat dan kasar (Octaviani et al., 2020). Plak sangat tipis, dapat terlihat setelah dilakukan pewarnaan. Plak tidak dapat dihilangkan dengan cara irigasi atau kumur- kumur, tetapi hanya dapat dihilangkan dengan cara mekanis, misalnya dengan menggunakan sikat gigi (Pradopo & Setyorini, 2006). Menyikat adalah cara yang paling disarankan untuk menghilangkan plak di bagian luar gigi dan gusi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana Hamsar, dengan jumlah Responden 40 orang siswa-siswi yang menjadi sampel mempunyai rata-rata indeks plak untuk yang menggunakan sikat gigi dengan derajat kekerasan bulu sikat jenis halus (soft) sebelum menyikat gigi sebesar 1,69 dan sesudah menyikat gigi sebesar 0,58. Pada sampel yang menggunakan sikat gigi dengan derajat kekerasan bulu sikat jenis sedang (medium) sebelum menyikat gigi sebesar 1,74 dan sesudah menyikat gigi sebesar 0,42. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa penurunan indeks plak pada sampel yang menggunakan sikat gigi dengan derajat kekerasan bulu sikat jenis halus (soft) sebesar 1,11 dan pada sampel yang menggunakan sikat gigi dengan derajat kekerasan bulu sikat jenis sedang (medium) sebesar 1,32 yang berarti sikat gigi yang berbulu halus (soft) dan sedang (medium) ternyata mempunyai perbedaan dalam efektivitasnya menghilangkan plak. Setelah dilakukan perhitungan didapat penurunan indeks plak pada sikat gigi yang berbulu sedang (medium) lebih besar dibandingkan dengan sikat yang berbulu halus (soft) yaitu

(3)

sebesar 0,21. Dalam hal ini sikat gigi yang berbulu sedang lebih baik dalam menghilangkan plak.

Tingkat kekerasan bulu sikat adalah suatu variabel yang diidentifikasi dengan dampak pembersihan dan cedera karena menyikat sangat penting diselidiki. Kekerasan bulu terutama ditentukan oleh ketebalan dan panjang bulu. Semakin tebal atau semakin terbatas bulu, semakin menonjol kekokohan dan dampak pembersihan yang beragam.

Pada umumnya anak-anak belum menyadari efektifitas pada setiap jenis sikat gigi, tetapi dianjurkan memakai sikat gigi yang berbulu halus “soft”,dan sikat gigi yang berbulu sedang ”medium” (Hamsar, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Dharma, 2014) disimpulkan bahwa sikat gigi berbulu sedang (medium) lebih efektif dalam menurunkan jumlak plak daripada sikat gigi berbulu halus (soft) karena nilai penurunan indeks plak yang lebih besar terdapat pada bulu sikat sedang (medium). Kebiasaan menggosok gigi seharusnya sudah diperkenalkan sejak dini karena kontrol plak sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Estini, 2017).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Penurunan Indeks Plak Gigi Ditinjau dari Penggunaan Sikat Gigi Hard, Medium, dan Soft.

METODE

Studi literature review ini menggunakan Protokol dan evaluasi menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksi studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan literature review. Pencarian literatur dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Agustus - September 2020. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal berputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah ditentukan. Literatur didapatkan daritiga academic database yaitu Google Scholar, Wiley dan PubMed. Jumlah minimal artikel yang direncanakan adalah 6 artikel yang diterbitkan dalam 15 tahun.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari 6 jurnal yang di review memiliki perbedaan desain penelitian 4 diantaranya menggunakan desain eksperimen dengan pendekatan one group pre-post test 2 menggunakan desain eksperimen semu pre-post tes dengan grup kontrol, 1 lainnya dengan Uji coba terkontol secara acak, sedangkan 2 jurnal lainnya dengan pendekatan Deskriptif.

Berdasarkan beberapa pendapat dari hasil penelitian dan review artikel diatas dapat dikatakan bahwa menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak secara mekanis dan merupakan langkah awal untuk mendapatkan gigi dan gusi yang sehat. Hasil penelitian (Faisal, 2015) tentang perbedaan indeks plak pada murid kelas IV dan V di SDN 07 Air Camar Kecamatan Padang Timur tahun 2015 terhadap 32 orang murid SD yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 orang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu halus dan 16 orang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu sedang menunjukkan bahwa skor plak awal pada responden yang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu halus dengan rentang nilai dari 3,0 sampai 4,2 dan setelah menyikat gigi dengan sikat gigi yang lembut dengan rentang nilai plak dari 0,2 sampai 0,8. Skor plak awal pada responden yang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu sedang dengan rentang nilai plak dari 3,1 sampai 4,2 dan skor plak setelah menyikat gigi dengan sikat

(4)

gigi berbulu sedang dengan rentang nilai 0,08 sampai 0,3. Hasil Uji Statistik Perbedaan Indeks Plak Setelah Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Berbulu Halus dan Menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu sedang dengan penurunan Indeks plak yang normal murid kelas IV dan V yang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu sedang adalah 3,42 sedangkan nilai rata-rata indeks plak murid kelas IV dan V yang menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu halus adalah 3,16. Hasil kedua Penurunan normal masing-masing serat sangat beragam, sikat gigi berbulu sedang memiliki penurunan normal paling mencolok dibandingkan dengan sikat gigi berbulu halus.

Penelitian yang dilakukan oleh (Hamsar, 2006) menyimpulkan hasil yang sama, yaitu penurunan indeks plak pada sikat gigi berbulu sedang (medium) rata-rata sebesar 1,32 sedangkan pada sikat gigi berbulu lembut (soft) sebesar 1,11. Jadi terdapat selisih perbedaan efektifitas 0,21 diantara kedua derajat kekakuan bulu sikat, terlihat penurunan indeks plak pada bulu sikat gigi sedang (medium) lebih tinggi dibandingkan bulu sikat lembut (soft). Begitu juga terkait dengan pendapat Ardian (2019) mengenai hasil uji analisis memperlihatkan bahwa terdapat nilai penurunan jumlah plak yang lebih besar pada sikat gigi yang berbulu sedang (medium) kontras dengan sikat gigi yang berbulu lembut (soft). Jadi dapat dikatakan bulu sikat sedang (medium) memiliki efektifitas dalam menurunkan plak pada anak lebih baik dibandingkan dengan bulu sikat lembut (soft).

Penelitian ini menggunakan teknik menyikat gigi Roll pada perlakuan sampel dengan nilai penurunan jumlah plak yang lebih besar pada sikat gigi yang berbulu sedang (medium) yaitu sebesar 1.157 dibandingkan dengan sikat gigi berbulu halus (soft) yaitu sebesar 2,300, dengan selisih perbedaan penurunan plak diantara kedua jenis bulu sikat tersebut adalah 1.143.

Hasil penelitian Eldarita (2019) juga sejalan dengan penelitian lain bahwa derajat kekakuan bulu sikat gigi medium memiliki efektifitas lebih tinggi dalam menurunkan jumlah plak. Siswa SDN 01 Kabupaten Sungai Kamuyang Lima Puluh Kota, dengan jumlah responden 120. Terdapat Responden Individu yang menyikat gigi menggunakan sikat gigi berbulu halus 75% memiliki indeks plak terakhir sedang, dan responden yang menyikat gigi menggunakan bulu sikat gigi sedang 65% memiliki catatan plak terakhir dengan ukuran baik. Konsekuensi dari uji-t terukur menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam daftar plak antara penggunaan sikat gigi halus dan sikat gigi sedang, dengan nilai p 0,02.

Berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Himawan et al., 2020) bahwa kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi halus (soft) dengan teknik fone paling efektif untuk pengurangan plak dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan bulu sikat gigi sedang (medium). Bulu sikat gigi lembut (soft) memiliki bulu yang lebih tipis, fleksibel dan kelompok bulu atau filamen yang lebih banyak daripada jenis lainnya. Hal inilah yang membuat bulu sikat gigi yang lembut lebih efektif dalam menghilangkan plak.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan sikat gigi berbulu halus dan sedang dengan teknik Fone memiliki nilai sig sebesar 0,000 dengan selisih rerata 1,29.

Kelompok yang menggunakan sikat gigi berbulu sedang dengan teknik fone memiliki nilai sig sebesar 0,000 dengan selisih rata-rata 1,22. Artinya terdapat perbedaan keefektifan penggunaan bulu sikat gigi soft dan medium dengan teknik fone pada kelompok kontrol untuk reduksi.

(5)

Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh (Zimmer et al., 2011) yang membahas tentang sikat gigi dengan bulu keras bisa menghilangkan plak dengan lebih baik, tetapi juga dapat menyebabkan lebih banyak trauma jaringan lunak dibandingkan dengan sikat dengan bulu yang lebih lembut. Namun, Untuk subjek dengan kebersihan mulut yang buruk, sikat gigi dengan bulu yang keras harus dipertimbangkan. Jika pasien sudah menunjukkan kerusakan jaringan lunak, sikat gigi yang lembut mungkin disarankan. Jika pasien tidak dapat diklasifikasikan, sikat gigi dengan kekakuan sedang mungkin bisa menjadi solusinya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam Literatur review terhadap 6 jurnal Penurunan Indeks plak gigi ditinjau dari penggunaan sikat gigi hard, medium dan soft yaitu:

1. Indeks plak sebelum menyikat gigi pada anak yang memakai sikat gigi yang berbulu halus (soft) adalah sebesar 33,82 dengan rata-rata sebesar 1,69 dan anak- anak yang memakai sikat gigi yang berbulu sedang (medium) adalah sebesar 34,84 dengan rata- rata sebesar 1,74

2. Indeks plak sesudah menyikat gigi pada anak yang memakai sikat gigi yang berbulu halus (soft) adalah sebesar 11,5 dengan rata-rata sebesar 0,58 dan anak- anak yang memakai sikat gigi yang berbulu sedang (medium) adalah sebesar 8,34 dengan rata- rata sebesar 0,42

3. Sikat Gigi berbulu Lembut (soft) memiliki bulu yang lebih tipis sehingga dikhawatirkan tidak dapat membersihkan plak dengan sempurna dan Sikat Gigi berbulu sedang (medium) merupakan sikat gigi yang disarankan karena tekstur bulu sikat yang tidak terlalu halus dan tidak terlalu keras dapat membantu menghilangkan plak pada gigi dengan lebih baik dan dapatkan kebersihan gigi paling ekstrem, sedangkan menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu keras (hard) juga dapat menghilangkan plak, tetapi juga dapat menyebabkan trauma pada jaringan lunak.

4. Perbedaan tingkat efektivitas penyikatan gigi menggunakan sikat gigi berbulu halus (soft), sedang (medium) dan sikat gigi berbulu keras (hard) terhadap penurunan indeks plak yaitu sikat gigi berbulu sedang (medium) merupakan Sikat gigi yang paling Efektif dalam penurunan indeks plak dari pada sikat gigi berbulu halus (soft) dan keras (hard).

DAFTAR PUSTAKA

Dharma, M. A. (2014). Pengaruh Kekakuan Bulu Sikat Gigi Terhadap Penurunan Jumlah Plak Pada Anak. Skripsi Sarjana, Universitas Mahasaraswati Denpasar: tidak diterbitkan.

Estini, S. (2017). PENGARUH METODE SIMULASI MENGGOSOK GIGI MENGGUNAKAN TEKNIK BASS TERHADAP KETRAMPILANDAN

KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT (Anak Sekolah Usia 7-10 Tahun di SDN Pulo Lor III Kecamatan Jombang). STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.

(6)

Hamsar, A. (2005). Perbandingan Sikat Gigi yang Berbulu Halus (Soft) Dengan Sikat Gigi yang Berbulu Sedang (Medium) Terhadap Manfaatnya Menghilangkan Plak pada Anak Usia 9–12 Tahun di SD Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah Tahun 2005.

Hidayat, R., & Tandiari, A. (2016). Kesehatan gigi & mulut: apa yang sebaiknya anda tahu? Andi.

Kusumawardani, E. (2011). Buruknya kesehatan gigi dan mulut. Hanggar Korektor, Yogyakarta.

Mumpuni, Y., & Pratiwi, E. (45 C.E.). Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut.

Yogyakarta: Rapha Publising.

Octaviani, N. R. S., Prasetyowati, S., & Marjianto, A. (2020). EFEKTIVITAS PASTA GIGI HERBAL DAN NON HERBAL DALAM MENURUNKAN INDEKS PLAK PADA SISWA SMP MIFTAHUL ULUM SURABAYA TAHUN

2020. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, 1(2), 62–69.

Pintauli, S., & Hamada, T. (2010). Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan Kesehatan Gigi Masyarakat. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Pradopo, S., & Setyorini, D. (2006). Rata-rata OHI-S setelah pendidikan menyikat gigi dengan metode Roll pada anak usia 4-7 tahun di Klinik Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Majalah Kedokteran Gigi, 13(2006).

Prayitno, A. (2008). Kelainan gigi dan jaringan pendukung gigi yang sering ditemui.

Surakarta: FKG UNS [internet]. http://eprints. uns. ac. id/712/1/kelainan ….

Putri, M. H., Herijulianti, E., & Nurjannah, N. (2010). Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC, 25.

Rizkika, N., Baehaqi, M., & Putranto, R. R. (2014). Efektivitas menyikat gigi dengan metode bass dan horizontal terhadap perubahan indeks plak pada anak tunagrahita.

ODONTO: Dental Journal, 1(1), 29–33.

Saxer, U. P., & Yankell, S. L. (1997). Impact of improved toothbrushes on dental diseases.

II. Quintessence International, 28(9).

Senjaya, A. A. (2013). Menyikat Gigi Tindakan Utama Untuk Kesehatan Gigi. Jurnal Skala Husada, 10(2), 194–199

Referensi

Dokumen terkait

(2) Strategi peningkatan kualitas fasilitas kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam

High School by Applying Models Numbered Heads Together ,e-Journal of Iducation and Paraktice, vo;.. kemampuan yang diproleh anak setelah memulai kegiatan belajar. Karena belajar itu

Pada data primer hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami reaksi sibling rivalry dalam kategori ringan dan kategori berat tersebut pada umumnya

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya Evaluasi Dokumen Penawaran File I (Administrasi dan Teknis) Pekerjaan Pemotongan Rumput Di Jalan Tol Cabang Belmera, dengan

Hasil penelitian menunjukkan Peranan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Di

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus II yang hasilnya

Judul buku : Salah Asuhan Nama pengarang : Abdoel Moeis Penerbit : Balai Pustaka Ketebalan : 273

As this research focuses on the recognization of potencies of the students who have the tendency to the linguistic intelligence more than other kind of intelligence