• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN F I S I K A. SUSUNAN REDAKSI BULETIN FISIKA UDAYANA : Dekan FMIPA Universitas Udayana Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BULETIN F I S I K A. SUSUNAN REDAKSI BULETIN FISIKA UDAYANA : Dekan FMIPA Universitas Udayana Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISSN :1411-4690 e-ISSN: 2580-9733

Vol. 19, No. 1, February 2018 BULETIN

F I S I K A

SUSUNAN REDAKSI BULETIN FISIKA UDAYANA Pengarah : Dekan FMIPA Universitas Udayana

Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si.

Penanggung Jawab : Koordinator Program Studi Fisika FMIPA UNUD Dr. Drs. A.A. Ngr. Gunawan, M.T.

Dewan Redaksi:

Ketua : Ni Nyoman Rupiasih, S.Si, M.Si., Ph.D.

Sekretaris : Drs. Made Sumadiyasa, S.Si, M.i.

Bendahara : Nyoman Wendri, S.Si, M.Si.

Dewan Penelaah: Ir. Ida Bagus Sujana Manuaba, M.Sc.

Dr.Ir. Hery Suyanto, M.T Ir. S. Poniman, M.Si.

Ir. Windaryoto, M.Si.

Dr. Drs. Wayan Gede Suharta, M.Si Drs. Made Satriya Wibawa, M.Si Dra. I G. A. Ratnawati, M.Si

Drs. Ida Bagus Alit Paramarta. M.Si.

Made Yuliara,S.Si M.Si Ir. Putu Suardana, M.Si Dra.Ni Nyoman Ratini, M.Si.

I G. A. Widagda, S.Si, M.Kom.

I Gede Antha Kasmawan, S.Si, M.Si.

I G. A. Putra Adnyana, S.Si, M.Si IB. Made Suryatika, S.Si, M.Si.

I Wayan Supardi, S.Si, M.Si I Gusti Ngurah Sutapa, S.Si, M.Si Ni Luh Putu Trisnawati,S.Si, M.Si

Tata Usaha: I Ketut Putra, S.Si., M.Si

Alamat Redaksi: Program Studi Fisika FMIPA Universitas Udayana Penerbit: Kampus Bukit Jimbaran Badung Bali Indonesia

Telp. (0361) 701954 Ext 246

Terbit setiap enam bulan sekali

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Buletin Fisika Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, Volume 19, No. 1, February 2018.

Dalam Buletin kali ini, kami memuat tujuh tulisan yang merupakan hasil penelitian dan studi literature, yaitu:

1. Identification of Press Brick Composition as A Sound Absorbers, Ni Made Wedayani, I Gde Antha Kasmawan, Windaryoto

2. Characterization Porosity on Ceramic Body Stoneware Based Kalimantan Clay, Putu Ekayani Sri Tussniari, I Gusti Agung Putra Adnyana, Made Cingah

3. Validation of Daily Rainfall Based on Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMAP) Data of Bali and Nusa Tenggara Region, Sanjaya Natadiredja, I Ketut Sukarasa, Gusti Ngurah Sutapa

4. Human Voice Recognition by Using Hebb Artificial Neural Network Method, I Komang Krisnawan Gapar, I Gusti Agung Widagda, Komang Ngurah Suarbawa 5. Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration of

Denpasar Area, Dwi Karyadi Priyanto, K.N. Suarbawa, Ardhianto Septiadhi 6. Determining Crystallite Size Using Scherrer Formula, Williamson-Hull Plot,

and Particle Size with SEM, M. Sumadiyasa, I B. S. Manuaba

7. The effect of various disturbances on the seeds on the content of chlorophyll a, chlorophyll b, carotenoids, and biomass of cayenne pepper Seedlings, Ni Nyoman Rupiasih, Ni Kadek Gita Hari Yanti, Made Sumadiyasa, I B. S.

Manuaba

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terkait yang telah membantu terlaksananya penerbitan Buletin ini, dan kepada pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Buletin Fisika ini.

Redaksi

(4)

ISSN :1411-4690 e-ISSN: 2580-9733

Vol. 19, No. 1, February 2018

Daftar Isi

Halaman 1. Identification of Press Brick Composition as A Sound Absorbers,

Ni Made Wedayani, I Gde Antha Kasmawan, Windaryoto

1 - 5

2. Characterization Porosity on Ceramic Body Stoneware Based Kalimantan Clay, Putu Ekayani Sri Tussniari, I Gusti Agung Putra Adnyana, Made Cingah

6 - 11

3. Validation of Daily Rainfall Based on Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMAP) Data of Bali and Nusa Tenggara Region, Sanjaya Natadiredja, I Ketut Sukarasa, Gusti Ngurah Sutapa

12 - 15

4. Human Voice Recognition by Using Hebb Artificial Neural Network Method, I Komang Krisnawan Gapar, I Gusti Agung Widagda, Komang Ngurah Suarbawa

16 - 22

5. Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration of Denpasar Area, Dwi Karyadi Priyanto, K.N.

Suarbawa, Ardhianto Septiadhi

23 - 27

6. Determining Crystallite Size Using Scherrer Formula, Williamson- Hull Plot, and Particle Size with SEM, M. Sumadiyasa, I B. S.

Manuaba

28 - 34

7. The effect of various disturbances on the seeds on the content of chlorophyll a, chlorophyll b, carotenoids, and biomass of cayenne pepper Seedlings, Ni Nyoman Rupiasih, Ni Kadek Gita Hari Yanti, Made Sumadiyasa, I B. S. Manuaba

35 - 39

(5)

Penentuan Model Formula Empiris Percepatan Getaran Tanah Daerah Denpasar

Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration of Denpasar Area

Dwi Karyadi Priyanto1,2, K.N. Suarbawa3, Ardhianto Septiadhi4

1, 3Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Udayana University, Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali, Indonesia 80361

2, 4Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jl. Raya Tuban, Badung, Bali, Indonesia

3[email protected]

Abstrak – Pada penelitian ini, telah dilakukan penentuan model rumus empiris Percepatan Getaran Tanah/Peak Ground Acceleration (PGA) di daerah Denpasar berdasarkan rumus umum Lin dan Wu dengan menggunakan 62 data PGA observasi yang bersesuaian dengan data parameter gempa bumi tahun 2008-2013 untuk wilayah Bali dan sekitarnya. Berdasarkan analisis regresi diperoleh koefisien geometrical spreading yaitu a=-2,019, koefisien magnitudo b=0,894, konstanta model rumus empiris c=0,551, dan model rumus empiris PGA untuk daerah Denpasar adalah

551 0 894 0 log

019 2

log10PGA=(- , ) 10 (r)+( , ) Mb+ , . Hasil verifikasi statistik dihasilkan korelasi linier positif kuat 0,853 dengan tingkat residual error 0,035.

Kata kunci: koefisien geometrical spreading, koefisien magnitudo, konstanta model empiris, PGA, model empiris

Abstract – In this research, we have determined the model of empirical formula of Peak Ground Acceleration (PGA) based on general formula of Lin and Wu using 62 observational PGA data which corresponds to earthquake parameter data of Bali and its surroundings for year 2008-2013. Based on the regression analysis, the geometrical spreading coefficient is a = -2.019, the magnitude coefficient b = 0.894, the empirical model formula constant c = 0.551, and the empirical model of PGA model for Denpasar islog10PGA=(-2.019) log10 (r)+(0.894) Mb+0.551. The results of statistical verification yielded a strong positive linear correlation of 0.853 with the residual error of 0.035.

Key words: geometrical spreading coefficient, magnitude coefficient, empirical model constants, PGA, empirical model

I. PENDAHULUAN

Daerah Bali merupakan daerah yang rawan terjadi gempa bumi besar dan merusak. Percepatan getaran tanah merupakan salah satu parameter yang sangat berperan dalam menentukan tingkat kerusakan tanah dan bangunan yang terjadi di permukaan bumi akibat guncangan gempa bumi. Nilai percepatan getaran tanah dapat diukur dengan sensor accelerometer dan perhitungan menggunakan rumusan empiris pendekatan dari magnitudo dan jarak hiposenter gempa bumi. Ketersediaan jaringan accelerograph yang terbatas dan belum adanya rumus empiris yang di kembangkan untuk wilayah Denpasar serta kekhawatiran akan dampak gempa bumi besar dan merusak, mendorong peneliti untuk mengembangkan suatu rumusan untuk menentukan fungsi atenuasi percepatan getaran tanah maksimum khusus untuk wilayah Denpasar. Pada penelitian ini nilai Percepatan Getaran Tanah Maksimum / Peak Ground Acceleration (PGA) dihitung menggunakan nilai amplitudo maksimum dari alat accelerograph dan di hitung dari komponen horizontal, PGA

dipengaruhi oleh magnitudo dan jarak, dengan menggunakan analisis regresi dapat di tentukan formula empiris PGA model, data-data yang di gunakan berdasarkan tahun 2008-2013 yaitu PGA observasi dan katalog gempa bumi dengan wilayah penelitian (7° - 12 °LS dan 113° - 117°BT) dengan magnitudo ≥ 4,5Mb. kemudian akan di validasi menggunakan data PGA observasi dan katalog gempa bumi tahun 2014.

Manfaat penelitian adalah untuk mengantisipasi kejadian gempa bumi besar dan merusak dengan memaksimalkan rumus empiris sebagai pengganti peralatan accelerograph yang di khawatirkan ikut mengalami kerusakan akibat gempa bumi.

II. LANDASAN TEORI 2.1 Magnitudo Gempa bumi

Magnitudo gempa bumi adalah skala logaritmik kekuatan gempa bumi berdasarkan pengukuran instrumental [1]. Berdasarkan beberapa asumsi sederhana terkait magnitudo kita dapat membagi magnitudo menjadi beberapa jenis, yaitu:

(6)

Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration in Denpasar Area (Dwi Karyadi Priyanto, dkk)

24

1. Magnitudo Lokal (ML)

2. Magnitudo Gelombang Badan (Mb) 3. Magnitudo Gelombang Permukaan (MS) 4. Magnitudo Moment (MW).

2.2 Percepatan Getaran Tanah Maksimmum PGA merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam seismologi teknik. Faktor yang mempengaruhi nilai PGA antara lain magnitudo, kedalaman, jarak epicenter, kondisi tanah / geologi.

Nilai percepatan getaran tanah dalam perencanaan bangunan tahan gempa bumi menunjukkan tingkat risiko yang perlu diperhitungkan. Terdapat dua cara untuk menentukan nilai PGA yaitu dengan alat pendeteksi / sensor accelerometer dan perhitungan empiris menggunakan rumus pendekatan magnitudo dan jarak sumber gempa bumi terhadap suatu titik perhitungan serta nilai periode dominan tanah tersebut[2]. Getaran gempa bumi menyebabkan bangunan mengalami pergerakan secara vertikal dan horisontal, dan nilai amplitude maksimum (PGA) pada penelitian ini dihitung berdasarkan pergerakan horisontal (komponen N-S dan E-W)

.

2.3 Rumus Empiris Percepatan Tanah

Penentuan model rumus empiris PGA pada penelitian ini menggunakan rumusan umum berdasarkan penelitian Lin dan Wu (2010) [3] yaitu,

c + bM + (r) a

=

PGA 10

10 log

log (1)

PGA adalah nilai percepatan getaran tanah (gal), r adalah jarak hiposenter (Km) dan M adalah magnitudo, nilai a merupakan koefisien geometrical spreading, nilai b adalah koefisien empiris magnitudo dan c adalah konstanta

.

2.4 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat serta memprediksi nilai variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas. Pada dasarnya regresi linier merupakan masalah inversi [4]. Jika data (d) dan model (m) masing-masing dinyatakan oleh vector, maka persamaan untuk mendapatkan model parameter menjadi

G(m) = d (2) m = [GTG]-1 GT d (3)

III. METODA EKSPERIMEN

Data parameter gempa bumi dan data PGA observasi di sekitar wilayah Bali kurun waktu 2008- 2013 untuk menghitung jarak hiposenter dan diolah menggunakan analisis regresi sehingga mendapatkan rumus empiris model baru. Kemudian

dengan menggunakan data parameter gempa bumi dan data PGA observasi di sekitar wilayah Bali kurun waktu 2014 dapat dilakukan validasi untuk mencari tingkat kecocokan/korelasi antara nilai PGA hasil rumus empiris dengan nilai PGA observasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Menentukan Rumus Empiris Percepatan Getaran Tanah

Dalam menentukan rumusan empiris percepatan tanah data yang diperlukan adalah nilai PGA observasi, magnitudo dan jarak hiposenter terhadap sensor accelerometer. Magnitudo didapatkan melalui katalog gempa bumi 2008-2013, data PGA observasi didapatkan melalui hasil pengamatan dari peralatan accelerograph tahun 2008-2013, sedangkan data jarak hiposenter didapatkan melalui perhitungan rumus segitigabola. Menghitung jarak hiposenter terhadap sensor accelerometer memerlukan beberapa point penting yaitu koordinat lintang dan bujur stasiun / sensor accelerometer, koordinat lintang dan bujur hiposenter gempa bumi, kedalaman gempa bumi dan jari-jari bumi [5].

Untuk mendapatkan rumus empiris percepatan tanah, dalam penelitian ini menggunakan data observasi accelerometer BMKG di wilayah Denpasar selama tahun 2008-2013 beserta dengan parameter gempa yang diperoleh dari katalog gempa BMKG tahun 2008-2013. Tercatat sebanyak 62 rekaman accelerometer dari event gempa bumi di daerah Bali dan sekitarnya. Melalui perhitungan analisis regresi, maka diperoleh koefisien a=-2,019, b=0,894, c=0,551 dan model rumusan empiris PGA di daerah Denpasar berdasarkan data penelitian tahun 2008-2013, adalah sebagai berikut:

551 , 0 894 , 0 log

019 , 2

log10PGA=(- ) 10 (r)+( ) Mb+

(4) Dimana Mb adalah Magnitudo Body/Magnitudo

gelombang badan, r adalah jarak hiposenter dan c adalah konstanta.

4.2 Validasi

Setelah mengetahui tingkat ketepatan antara nilai PGA hasil model rumusan empiris dengan nilai PGA observasi, selanjutnya adalah membandingkan hasil PGA model tersebut dengan data obervasi acceleromometer BMKG dan hasil metode percepatan getaran tanah lainnya, dengan menggunakan data observasi acceleromometer pada tahun 2014.

(7)

Gambar 4.1. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) menggunakan data tahun 2008-2013.

Gambar 4.2. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) menggunakan data tahun 2014.

Gambar 4.3. Grafik perbandingan nilai PGA hasil observasi dengan nilai PGA model (rumusan empiris) dan metode percepatan getaran tanah lainnya menggunakan data tahun 2014

.

(8)

Determination of Empirical Formula Model of Soil Vibration Acceleration in Denpasar Area (Dwi Karyadi Priyanto, dkk)

26

Gambar 4.4. Grafik hasil fungsi atenuasi PGA observasi dan fungsi atenuasi dari rumusan empiris lainnya, terhadap jarak accelerometer <150 km untuk magnitude 4,0 – 4,5 Mb.

Gambar 4.5. Grafik hasil fungsi atenuasi PGA observasi dan fungsi atenuasi dari rumusan empiris lainnya, terhadap jarak accelerometer >150 km untuk magnitude 4,6-5,2 Mb.

Dari hasil Gambar 4.1, terlihat bahwa trend hasil PGA model relatif mendekati hasil PGA observasi.

Hanya ada 3 data yang tampak kurang bersesuaian, kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh kualitas data observasi yang diperoleh. Dari hasil Gambar 4.2, terlihat bahwa trend hasil PGA model relatif mendekati hasil PGA observasi. Dari hasil Gambar 4.3 terlihat bahwa trend hasil PGA model baru, rumusan empiris Fukushima Tanaka, Mc Verry, Widiatmoko dan Setiawan Y.A., relatif mendekati hasil PGA observasi. Beda halnya dengan fungsi Mc Guire, yang relatif jauh dengan hasil observasi. Hal ini, kemungkinan dipengaruhi oleh faktor tektonik area penelitian tiap model, dimana model yang digunakan oleh Mc Guire dilakukan di Amerika Barat, yaitu terhadap Patahan San Andreas.

Sementara untuk PGA model baru, rumus empiris Fukushima Tanaka, Mc Verry, Widiatmoko dan Setiawan Y.A. [5, 6], mempunyai kemiripan tektonik area penelitian, dimana terdapat zona

subduksi dan patahan lokal di area penelitiannya.

Dibandingkan dengan hasil obsservasi, terlihat data observasi magnitudo 4,0-4,5 Mb dan magnitudo 4,6- 5,2 Mb. menyebar di bawah dan di atas trendline model. Dengan demikian secara kualitatif menunjukkan tingkat kecocokan yang relatif tinggi antara model dengn data.

4.3 Verifikasi Statistik

Verifikasi statistik dilakukan antara hasil PGA berdasarkan rumus empiris baru (model) dan metode percepatan tanah lainnya dengan PGA hasil observasi accelerometer dengan menggunakan beberapa pendekatan, antara lain koefisien korelasi (correlation coefficient) dan nilai tengah ralat kuadrat (Root Mean Square (RMS) error).

Dari hasil metode verifikasi, dapat terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (r) mempunyai korelasi yang hampir sama untuk semua model PGA yaitu sekitar 0,8 (mendekati +1), namun korelasi PGA model (rumus empiris baru) lebih tinggi, yaitu 0,853034

(9)

atau memiliki korelasi linier positif paling kuat/erat.

Jika melihat nilai RMS error, PGA model (rumus empiris) mempunyai nilai yang paling kecil yaitu 0,035. Secara statistik, PGA model (rumus empiris)

menunjukkan hasil yang relatif baik dibandingkan dengan fungsi atenuasi lainnya.

Tabel 4.1. Hasil Verifikasi Tiap Fungsi Atenuasi terhadap Hasil Observasi Fungsi Atenuasi Model Mc Guire Fukushima

Tanaka McVerry Widiatmoko Setiawan Y.

A.

R (Korelasi) 0,853 0,796 0,768 0,785 0,721 0,850

RMS Error 0,035 0,441 0,078 0,151 0,240 0,288

V. KESIMPULAN

Model rumus empiris percepatan getaran tanah (PGA) dari penelitian ini memiliki tingkat kecocokan yang cukup tinggi dengan hasil PGA observasi berdasarkan grafik perbandingan dan verifikasi statistik. Dibandingkan dengan motode fungsi atenuasi atau model rumus empiris yang sudah ada sebelumnya, model rumus empiris PGA baru relatif lebih baik dan mendekati hasil PGA observasi. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan data gempa bumi dan data PGA kurun waktu tahun 2008-2013, maka diperoleh koefisien a=-2,019, b=0,894, c=0,551 dan model rumus empiris percepatan getaran tanah di daerah Denpasar sebagai berikut:

551 . 0 894 . 0 log

019 . 2

log10PGA=(- ) 10 (r)+( ) Mb+

Saran

Untuk meningkatkan akurasi model atenuasi percepatan tanah ini diperlukan jumlah data yang banyak dan variasi data yang lebih beragam. Perlu untuk memperhitungkan kondisi geologi lokal dalam penentuan model rumusan percepatan getaran tanah yang lebih akurat.

PUSTAKA

[1] Bormann, Peter., Chapter 1: History, Aim and Scope of the 1st and 2nd Edition of the IASPEI, New Manual of Seismologi Observatory Practice, GFZ, 2002.

[2] Fauzi, dkk, Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Peta Bencana Alam Di Indonesia, BMKG, 2005.

[3] Lin and Wu., Magnitude Determination Using Strong Ground Motion Attenuation in Earthquake Early Warning, Geophysical Research Letters, vol. 37, 2010, L07304.

[4] Grandis, H., Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), 2009.

[5] Setiawan, Y. A., Kajian Fungsi Atenuasi Percepatan Tanah Di Daerah Bali Dan Sekitarnya, Skripsi Program Studi Meteorologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB, 2012.

[6] Widiyatmoko, Kajian Fungsi Atenuasi Percepatan Tanah Daerah Sumatera Bagian Tengah, Tesis Program Studi Magister Sains Kebumian, Bandung, 2011.

Gambar

Gambar 4.1. Grafik perbandingan nilai  PGA hasil observasi dengan nilai  PGA  model (rumusan empiris) menggunakan  data tahun 2008-2013
Gambar  4.5.  Grafik  hasil  fungsi  atenuasi  PGA  observasi  dan  fungsi  atenuasi  dari  rumusan  empiris  lainnya,  terhadap  jarak accelerometer &gt;150 km untuk magnitude 4,6-5,2 M b

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dilaporkan tentang proses pengolahan film radiografi secara otomatis dengan menggunakan automatic processing&#34;Automatic X-Ray Film Processor

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa air dari sumur geolistrik memiliki kualitas yang lebih baik dari sumur 1, karena nilai parameter kualitas air untuk sumur

Pesawat sinar-X yang menggunakan variasi jarak 100-180 cm dalam teknik pemeriksaan foto thorax masih layak digunakan dan berada pada rentang nilai batas tingkat

1. Penyelenggaraan fungsiSDM yang dilaksanakan oleh Kopwan SU “Setia Budi Wanita” Jatim telah berjalan cukup efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku baik

Ruang lingkup kajian perkembangan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A Dharma Tirta) Privinsi Jawa Tengah akhir tahun 2000 difokuskan pada partisipasi petani dalam melaksanakan

Pengukuran tinggi tanaman dan persentase hidupnya dilakukan setiaphariyaitu mulai dari penanaman biji (umur 0 hari) sampai tanaman berumur 40 hari

Sedangkan melalui validasi antara data curah hujan satelit GSMaP dan observasi dengan menggunakan korelasi pearson dan RMSE serta MBE di tiap lokasi menunjukkan

Pengujian rancangan alat ukur kadar alkohol dengan menggunakan sensor MQ-3 berbasis ATmega16 dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengukurannya dengan kadar