• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. BUMI RESOURCES MINERALS TBK PERIODE OLEH: M FADLY SYAHPRIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PT. BUMI RESOURCES MINERALS TBK PERIODE OLEH: M FADLY SYAHPRIA"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

M FADLY SYAHPRIA 182101012

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul

“Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT. Bumi Resources Minerals TBK Periode 2018-2020”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Fadli, SE., MSi., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA., selaku sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Sekaligus Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.

(5)

ii

4. Ibu Beby Kendida Hasibuan SE, M.Si., selaku Dosen Penguji Tugas Akhir yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk Seminar Hasil Tugas Akhir.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, yaitu Ayahanda tercinta Syahruddin dan Ibunda tercinta Anny yang telah memberikan segalanya kepada peneliti, dari kasih sayang, perhatian, pengorbanan serta dorongan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman Program Studi Diploma III Keuangan stambuk 2018 serta semua pihak yang secara sadar atau tidak, telah ikut serta membantu peneliti dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Allah SWT. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi semua pihak.

Medan, Juni 2021 Peneliti

M Fadly Syahpria 182101012

(6)

iii DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PERNYATAAN TUGAS AKHIR

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Jadwal Penelitian... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 7

2.2 Visi dan Misi PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 8

2.3 Struktur Organisasi... 8

2.4 Job Description ... 9

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan ... 16

2.6 Kinerja Usaha Terkini ... 17

2.7 Rencana Kegiatan ... 18

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan ... 20

3.2 Pengertian Modal Kerja ... 26

3.3 Peranan Modal Kerja ... 28

3.4 Jenis-Jenis Modal Kerja ... 30

3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 31

3.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja ... 33

3.7 Rasio Modal Kerja atau Likuiditas ... 36

3.8 Metode Penentuan Kebutuhan Modal Kerja... 39

3.9 Analisis dan Pembahasan ... 45

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 67

4.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(7)

iv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan ... 5

3.1 Laporan Neraca PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 24

3.2 Laporan Laba Rugi PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 25

3.3 Standar Industri Rasio Modal Kerja ... 38

3.4 Standar Industri Modal Kerja ... 45

3.5 Perbandingan Hasil Rasio Dengan Standar Industri ... 49

3.6 Perbandingan Hasil Analisis Kebutuhan Modal kerja Dengan Standar Industri ... 60

3.7 Kebutuhan Modal Kerja PT. Bumi Resources Minerals Tbk... 64

(8)

v

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Logo PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 8 3.1 Struktur Organisasi PT. Bumi Resources Minerals Tbk ... 9

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen modal kerja yang optimal sangat penting dalam membantu perusahaan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup atau operasi perusahaan karena modal kerja yang tepat dan baik adalah salah satu syarat keberhasilan perusahaan. Selain itu, modal kerja juga sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan dan likuiditas juga merupakan syarat keberhasilan serta kontinuitas perusahaan. Dalam mencapai tujuan manajemen modal kerja tidaklah mudah karena harus direncanakan dengan baik semua kebutuhan modal kerja yang akan dilaksanakan, baik itu pengumpulan dana serta koordinasi semua kegiatan yang ada di dalam perusahaan secara efisien guna memenuhi kebutuhan modal kerja di dalam suatu perusahaan.

Tujuan manajemen modal kerja bagi perusahaan menurut Kasmir (2018:253) diantaranya adalah guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya, memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya, memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila rasio keuangannya memenuhi syarat, guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan penjualan dan laba, dan melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.

(10)

Modal Kerja memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan sebuah kegiatan usaha. Secara umum, tujuan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin. Untuk mencapai tujuan ini, sebuah perusahaan membutuhkan modal kerja yang cukup baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas untuk dapat mendukung seluruh kegiatan dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang tidak memikirkan modal kerja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Banyak perusahaan yang gagal menjalankan usahanya disebabkan kurang efektifnya dalam pembelanjaan modal yang ada (Sawir, 2017).

Menentukan kebutuhan modal kerja adalah hal yang penting untuk perusahaan karena meliputi pengambilan keputusan terkait jumlah serta komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak mampu memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan dapat mengalami insolvency (tidak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo). Aktiva lancar harus cukup besar untuk bisa menutup hutang lancar dengan sedemikian rupa sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang baik.

Akibat yang timbul jika suatu perusahaan menentukan modal kerja yang berlebih adalah perusahaan mengalami over likuid, sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefficiency perusahaan dan membuang kesempatan memperoleh laba. Demikian pula apabila modal kerja terlalu kecil serta perputaran yang lambat maka akan sangat mempengaruhi penentuan kebijaksanaan yang telah dibuat oleh perusahaan.

(11)

PT. Bumi Resources Minerals Tbk atau yang biasa disingkat BRMS adalah perusahaan pertambangan multi mineral yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan ini didirikan di Indonesia dan menjalankan berbagai proyek non-batubara, dengan portofolio mineral yang beragam termasuk tembaga, emas, seng dan timbal.

Mengingat permintaan komoditas yang kuat dalam jangka menengah hingga panjang. Tim manajemen PT. Bumi Resources Minerals Tbk memiliki pengalaman bisnis yang luar biasa dalam pengembangan sumber daya dan aktivitas operasi. PT.

Bumi Resources Minerals Tbk berupaya untuk memberikan hasil positif dan menambah nilai bagi para pemangku kepentingannya dengan memonetisasi cadangannya menjadi produksi komersial.

Pada laporan keuangan PT. Bumi Resources Minerals Tbk dari tahun 2018- 2020 menunjukkan kinerja keuangan yang kurang baik, hal ini dapat dilihat dari nilai aset lancar yang selalu berada jauh di bawah utang lancarnya. Kondisi ini tentu menunjukkan perusahaan memiliki kemampuan yang rendah dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya atau likuiditas. Seperti diketahui bahwa salah satu nilai penting dari likuiditas perusahaan adalah untuk memenuhi sejumlah dana yang diperlukan pada saat yang dibutuhkan. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi likuiditasnya akan memengaruhi aktivitas usahanya. Sementara itu dalam manajemen modal kerja kebutuhan dana juga merupakan bagian penting, baik dalam hal penyediaan dana maupun penggunaan dana yang berkaitan dengan aktivitas usaha.

Salah satu tujuan manajemen modal kerja adalah untuk memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan, tentu kebutuhan modal kerja dalam perusahaan ini

(12)

harus diperhatikan dengan sangat baik, tidak mengalami modal kerja berlebih ataupun modal kerja yang kurang sehingga diharapkan perusahaan ini mampu memaksimalkan kegiatannya sehingga dapat memenangkan persaingan usaha maupun meningkatkan laba usahanya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu untuk mengetahui apakah perusahaan ini memiliki kelebihan dan kekurangan modal kerja, untuk menilai berapakah modal kerja yang dibutuhkan serta mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja pada PT. Bumi Resources Minerals Tbk, maka perlu dilakukan suatu analisis terhadap modal kerja. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Analisis Kebutuhan Modal Kerja Pada PT. Bumi Resources Minerals Tbk periode 2018-2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penggunaan modal kerja Pada PT.

Bumi Resources Minerals Tbk periode 2018-2020?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penggunaan modal kerja PT. Bumi Resources Minerals Tbk Periode 2018-2020.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan pada program diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(13)

Sumatera Utara dan juga untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dan keterampilan dalam menganalisis penggunaan modal kerja.

b. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan untuk perusahaan dalam membuat perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan terkait modal kerja untuk masa yang akan mendatang.

c. Bagi Investor

Dapat memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan oleh para investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan PT. Bumi Resources Minerals Tbk.

d. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bumi Resources Minerals Tbk. Penelitian berlangsung dari bulan Mei 2021 sampai dengan bulan Juli 2021, dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Mei Juni Juli

I II III IV I II III IV I II

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Penulisan

(14)

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penilitian, jadwal kegiatan, dan sistematika penulisan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha atau kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan pada PT. Bumi Resources Minerals Tbk.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan dan menganalisis data sesuai dengan topik dan hasil pengujian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan tugas akhir ini. Penulis akan memberikan kesimpulan yang didasarkan dari penjelasan bab terdahulu dan mencoba memberikan saran yang mungkin bermanfaat bagi pembaca dan PT. Bumi Resources Minerals Tbk.

(15)

7 BAB II

PROFIL PT. BUMI RESOURCES MINERALS TBK

2.1 Sejarah Singkat PT. Bumi Resources Minerals Tbk

PT. Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) didirikan pada tanggal 6 Agustus 2003. Perusahaan merupakan entitas induk dari berbagai entitas anak yang berusaha dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan sumber daya mineral. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Bumi Resources Tbk yang merupakan anggota dari Grup Bakrie. PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRM) mayoritas dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). BRM didirikan di Indonesia dan mengoperasikan berbagai proyek mineral non-batubara di Indonesia. BRM mengolah beragam mineral, termasuk tembaga, emas, seng, serta memimpin dan memegang jaminan kepemilikan untuk eksplorasi dan pengembangannya.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BRM adalah bergerak dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan atas sumber daya mineral. BRM saat ini memiliki cadangan-cadangan mineral meliputi tembaga, emas, seng, timah hitam dan logam berharga lainnya yang tersebar di berbagai kawasan di Indonesia.

Pada tanggal 26 November 2010, BRM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRMS (IPO) kepada masyarakat sebanyak Rp. 3.300.000.000 dengan nilai nominal Rp. 100,- per saham dengan harga penawaran Rp635,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif sebanyak Rp. 2.200.000.000

(16)

dengan pelaksanaan sebesar Rp. 700,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 09 Juni 2011 sampai dengan 07 Desember 2012. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Desember 2010.

2.2 Visi dan Misi PT. Bumi Resources Minerals Tbk 2.2.1 Visi PT. Bumi Resources Minerals Tbk

Menjadi perusahaan tambang mineral terkemuka di Asia.

2.2.2 Misi PT. Bumi Resources Minerals Tbk

Untuk memberikan keuntungan industri terdepan bagi para pemangku kepentingan kami dengan mengembangkan dan mengoperasikan bisnis pertambangan mineral.

2.2.3 Logo PT. Bumi Resources Minerals Tbk

Sumber: PT. Bumi Resources Minerals Tbk, 2021.

Gambar 2.1

Logo PT. Bumi Resources Minerals Tbk 2.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Bumi Resources Minerals Tbk dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(17)

Sumber: bumiresourcesminerals.com, 2021.

Gambar 2.2

Struktur Organisasi PT. Bumi Resources Minerals 2.4 Job Description

Berikut ini uraian tugas dari masing-masing jabatan sebagai berikut:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (General Meeting of Shareholders) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan Organ tertinggi di dalam struktur GCG Perusahaan. Berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2007

(18)

tentang Perusahaan Terbatas, RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa yang dapat diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. RUPS tahunan dilaksanakan tiap tahun untuk melakukan pembahasan antara lain persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan, pengesahan laporan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris, pemberian pelunasan dan pembebasan sepenuhnya tanggung jawab kepada seluruh anggota Direksi dan seluruh anggota Dewan Komisaris, pembagian dividen, serta hal-hal lain yang memerlukan persetujuan RUPS untuk kepentingan Perusahaan. Selain RUPS tahunan terdapat pula RUPS Luar Biasa yang diselenggarakan jika dipandang perlu setiap waktu untuk menetapkan atau memutuskan hal-hal yang tidak dilakukan pada RUPS tahunan dan sesuai kebutuhan untuk kepentingan Perusahaan.

2. Dewan Komisaris (Board Of Commisioners)

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundang undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut setiap anggota Dewan Komisaris harus:

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian,

(19)

akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.

b. Beritikad baik, penuh kehati-hatian dan bertanggung-jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Dewan Komisaris juga terlibat dalam pelaksanaan audit yang dilakukan oleh Komite Audit, yang di dalamnya mencakup Audit Internal dan Manajemen Risiko, bersamaan dengan Direksi.

3. Komite Audit (Audit Committee)

Komite Audit berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian internal, audit internal, dan proses pelaporan keuangan. Komite Audit berperan dalam mendukung Perseroan mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG secara penuh. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit antara lain:

1. Menelaah informasi keuangan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya yang akan dipublikasikan Perseroan.

2. Melakukan seleksi, penunjukan dan pengawasan pekerjaan auditor independen.

3. Menelaah desain, pelaksanaan kebijakan dan prosedur di seluruh proses bisnis Perseroan untuk memperoleh keyakinan yang memadai terhadap efektivitas pengendalian internal untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam penyajian material Laporan Keuangan, penyalahgunaan aset serta perbuatan yang melanggar aturan hukum.

(20)

4. Meninjau proses identifikasi risiko dan pelaksanaan manajemen risiko oleh manajemen.

5. Memastikan bahwa rencana kegiatan audit telah memperhatikan aktivitas Perseroan yang memiliki risiko tinggi.

6. Melaksanakan tugas khusus dari Dewan Komisaris.

7. Melakukan self-assessment terhadap efektivitas pelaksanaan tugasnya dan secara berkala memutakhirkan Piagam Komite Audit.

4. Komite Nominasi dan Remunerasi (Remuneration and Nomination Committee)

Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) adalah Organ Pendukung Komisaris yang mengawasi implementasi kebijakan nominasi dan remunerasi direksi, tim manajemen dan karyawan. Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR) sebagai Organ Pendukung Dewan Komisaris berperan membantu Dewan Komisaris dalam memberikan dukungan bagi Dewan Komisaris dalam mengawasi implementasi kebijakan nominasi dan remunerasi Direksi, Tim Manajemen dan Karyawan.

Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Nomor 09/KEP-DK/PI.II/ VII2017 tanggal 14 Juli 2017 tentang Pemutakhiran/Penetapan Piagam (Charter) Komite Audit, Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) adalah sebagai berikut:

1. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Direksi Anak Perusahaan kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat

(21)

Umum Pemegang Saham.

2. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi.

4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:

a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Kebijakan remunerasi bagi pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

5. Manajemen Risiko dan Internal Audit (Internal Audit and Risk Management)

Institute of Internal Auditors (IIA) menjelaskan kegiatan internal audit sebagai kegiatan independen yang mendukung pencapaian sasaran organisasi dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi. Aktivitas ini membantu organisasi untuk mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan sistematik dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian serta proses governance. Tugas inti auditor internal berkaitan dengan manajemen risiko adalah untuk memberikan kepastian bahwa kegiatan manajemen risiko telah berjalan dengan efektif dalam memberikan jaminan yang wajar terhadap

(22)

pencapaian sasaran organisasi. Dua cara penting untuk menjalankan tugasnya adalah dengan:

1. Memastikan bahwa risiko utama dari bisnis telah ditangani dengan baik.

2. Memastikan bahwa kegiatan manajemen risiko dan pengendalian internal telah berjalan dengan efektif.

6. Direksi (Board Of Directors)

Bertanggung jawab atas pengurusan dan menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan serta sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, melalui kebijakan yang dinilai tepat, menurut batas-batas yang ditentukan oleh Undang-Undang Perseroan dan/atau Anggaran Dasar Perseroan. Direksi mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat dengan Peseroan lain dan pihak lain dengan Perseroan, menjalankan segala tindakan, baik kepengurusan maupun kepemilikan dengan pembatasan beberapa perbuatan hukum tertentu diharuskan Anggaran Dasar untuk mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dengan Dewan Komisaris dan/atau meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.

a. Chief Executive Officer

Seorang Chief Executive Officer (CEO) adalah manajer eksekutif peringkat tertinggi dan pembuat keputusan di PT. Bumi Resources Minerals Tbk.

b. Chief Financial Officer

CFO adalah eksekutif senior yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan perusahaan seperti melacak arus kas dan perencanaan keuangan. Selain itu, jobdesk chief financial officer juga berkaitan dengan tugas-

(23)

tugas dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan, (kekuatan dan kelemahan keuangan) dan usulan atas tindakan korektif pada PT. Bumi Resources Minerals.

c. Chief Operating Officer

COO merupakan kependekan dari chief operating officer merupakan pimpinan yang bertanggung jawab pada pembuatan keputusan atau kebijakan yang berhubungan dengan tugas operasional PT. Bumi Resources Minerals.

d. Chief Investor Relations Officer

Bertanggung jawab untuk menciptakan dan menyajikan pesan investasi yang diterapkan secara konsisten kepada komunitas investasi. CIRO juga bertanggung jawab untuk memantau dan menyampaikan kepada manajemen mengenai pendapat komunitas investasi mengenai kinerja perusahaan.

e. Chief Legal Officer Corporate Secretary

Chief Legal Officer Corporate Secretary merupakan kepala departemen hukum perusahaan dan bertanggung jawab atas urusan hukum seluruh perusahaan.

Peran ini termasuk memberikan nasihat hukum kepada dewan direksi, ketua dewan, chief executive officer dan manajemen senior lainnya.

f. Chief Human Resource Officer

Chief Human Resource Officer adalah petugas perusahaan yang mengawasi semua aspek manajemen sumber daya manusia dan hubungan industrial kebijakan, praktik dan operasi bagi suatu organisasi.

g. Chief Internal Audit & Risk Management

Tugas inti auditor internal berkaitan dengan manajemen risiko adalah untuk memberikan kepastian bahwa kegiatan manajemen risiko telah berjalan dengan

(24)

efektif dalam memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian sasaran organisasi.

h. Chief Business Development Officer

Chief business development officer adalah seorang profesional yang berfokus pada peningkatan laba dan pertumbuhan perusahaan. Bagian ini biasanya diisi oleh seorang pejabat senior dan bekerja dengan eksekutif lain untuk menjalankan perusahaan dan menentukan arah dan pangsa pasarnya. Bagian ini menghabiskan banyak waktu berkoordinasi dengan orang lain di departemen di seluruh perusahaan dan biasanya bertanggung jawab untuk pelatihan dan penilaian karyawan.

2.5 Jaringan Usaha Kegiatan 1. PT. Citra Palu Minerals (Emas)

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRM) memiliki 96,97% saham di PT Citra Palu Minerals (CPM). CPM memiliki hak Kontrak Karya atas konsesi pertambangan seluas 85.180 hektar di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, Indonesia. Wilayah kontrak CPM terdiri dari 5 blok terpisah, di mana prospek emas Poboya paling menjanjikan Izin konstruksi & produksi CPM disetujui pada November 2017 dengan masa konstruksi 3 tahun dan masa produksi 30 tahun (hingga 2050).

2. PT. Dairi Prima Mineral (Seng & Timbal)

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRM) memiliki 49% saham PT Dairi Prima Mineral (DPM). Sisa 51% saham di DPM dimiliki oleh Foreign Engineering

& Construction Co. Ltd China Nonferrous Metal Industry (NFC China). DPM

(25)

memiliki 11 juta ton cadangan bijih, dan memiliki salah satu kadar deposit Seng tertinggi di dunia (11,5% Zn, 6,8% Pb). Kontrak Karya DPM berlokasi di Sumatera Utara dan diusulkan untuk dikembangkan sebagai operasi penambangan bawah tanah (luas konsesi pertambangan 24.636 Ha). Izin Produksi DPM disetujui pada Desember 2017 dengan masa produksi 30 tahun (hingga 2047).

3. PT. Gorontalo Minerals (Tembaga & Emas)

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRM) saat ini memiliki 80% saham PT Gorontalo Minerals (GM). Sisa 20% saham dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). GM memiliki hak Kontrak Karya atas konsesi pertambangan seluas 24.995 hektar yang terletak di Kabupaten Bone Bolango (Gorontalo, Sulawesi, Indonesia). GM saat ini sedang melakukan pekerjaan eksplorasi di situs Sungai Mak dan Cabang Kiri dan telah melaporkan Perkiraan Sumber Daya JORC sebesar 400 juta Ton (0,48% Cu dan 0,43 g / t Au) dari Situs Sungai Mak, Cabang Kiri, Kayu Bulan, dan Motomboto. Izin konstruksi & produksi GM disetujui pada Februari 2019 untuk masa konstruksi 3 tahun dan masa produksi 30 tahun (hingga 2052).

2.6 Kinerja Usaha Terkini

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berhasil mencatatkan kinerja ciamik sepanjang 2020. Entitas usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini membukukan laba bersih US$ 3,95 juta. Realisasi ini melesat 207% dibandingkan dengan laba periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 1,28 juta.

Membaiknya kinerja BRMS ditopang oleh segmen bisnis tambang emas.

Sekitar 54% atau setara US$ 4,47 juta dari pendapatan BRMS sepanjang 2020

(26)

berasal dari penjualan emas yang diproduksikan oleh anak usaha BRMS, yaitu PT Citra Palu Minerals (CPM) di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah. Sisanya, merupakan pendapatan dari jasa penasehat pertambangan.

Porsi pendapatan dari produksi emas tersebut menunjukkan kemajuan yang pesat dari periode-periode sebelumnya. Sebagai gambaran, BRMS hanya membukukan pendapatan dari produksi emas sebesar 10% di kuartal pertama 2020.

Porsi ini terus bertambah di menjadi 16% di semester pertama dan menjadi 48% di periode sembilan bulan pertama 2020.

2.7 Rencana Kegiatan

Beberapa rencana yang akan dilakukan PT. Bumi Resources Minerals untuk terus mengembangkan perusahaannya adalah sebagai berikut:

1. Mengandalkan sumber pendanaan dari rights issue, PT. Bumi Resources Minerals (BRMS) fokus ekspansi dan menambah umur produktif tambang miliknya. Fokus perusahaan tahun ini tidak sekedar membangun pabrik pengolahan bijih emas baru di Palu. Fokus BRMS saat ini adalah untuk melakukan aktifitas pengeboran di beberapa prospek emas di lokasi tambang Paboya (Palu, Sulawesi).

2. BRMS juga bakal melakukan pengeboran dan pengembangan di lokasi tambang emas di Motomboto (Gorontalo, Sulawesi). Adapun dana yang digunakan untuk rencana tersebut mencapai US$ 5 juta, yang sumbernya juga berasal dari dana rights issue.

3. BRMS juga akan menyisihkan US$ 48 juta dari dana rights issue untuk membangun pabrik pengolahan bijih emas dengan kapasitas 4.000 ton per

(27)

hari di Palu.

4. Di tahun 2021 ini BRMS juga menyiapkan capital expenditure atau belanja modal US$ 105 juta untuk rencana ekspansi di sepanjang 2021. Dari jumlah tersebut, rencananya sebanyak US$ 70 juta bakal digunakan untuk pembangunan pabrik bijih emas di Palu, US$ 30 juta untuk pengeboran di Poboya Palu dan US$ 5,25 juta untuk pengeboran di Motomboto, Gorontalo.

(28)

20 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan pada suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan perusahaan dalam keadaan baik atau sebaliknya. Informasi dalam laporan keuangan ini dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Kasmir (2018:7) laporan keuangan adalah

“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.

Menurut Sutrisno (2012:9) menyebutkan laporan keuangan merupakan

“Hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi, yang disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.

Menurut Kasmir (2018:7) menyebutkan laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting dan banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan tersebut, seperti para investor, kreditur, dan pihak manajemen sendiri.

Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu yang terdiri dari dua laporan utama yaitu neraca dan laporan laba rugi yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan untuk

(29)

pihak yang berkepentingan seperti para investor, kreditur, dan pihak manajemen perusahaan itu sendiri.

3.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Menurut Prastowo (2015:3) Tujuan laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Sedangkan menurut Fahmi (2013:5) tujuan laporan keuangan yaitu

“Memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter”.

3.1.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing- masing laporan keuangan memiliki arti tersendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2018:28), secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Balance Sheet (Neraca)

(30)

Balance sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktivitas (harta) dan passiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Income statement (laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan 10 sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

(31)

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Sedangkan menurut Prastowo (2015:15) jenis-jenis laporan keuangan terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.

3.1.3 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2019:9), keterbatasan laporan keuangan antara lain 1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan

interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

(32)

3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun dibanding dengan tahun- tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor- faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.

3.1.4 Sifat-Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2018:12) laporan keuangan memiliki dua sifat yaitu:

1. Bersifat historis, bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).

2. Bersifat menyeluruh, bersifat menyeluruh artinya laporan keuangan disusun dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau Penyusunan yang tidak lengkap tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

3.1.5 Laporan Keuangan PT. Bumi Resources Minerals Tbk Tabel 3.1

PT. Bumi Resources Minerals Tbk Neraca per 31 Desember 2018, 2019, dan 2020

(33)

(Dalam USD)

2018 2019 2020

ASET

ASET LANCAR

Kas Dan Setara Kas 8.205.883 752.333 2.171.078

Piutang Usaha - Pihak Ketiga - - 550.013

Persediaan - 1.800.560 8.560.650

Pajak Dibayar Dimuka - 1.675.830 1.745.807

Uang Muka 767.652 1.040.306 1.338.752

Aset Lancar Lainnya 36.625.000 32.625.000 32.625.000 Total Aset Lancar 41.598.535 37.894.029 46.991.300 ASET TIDAK LANCAR

Piutang Pihak Berelasi 45.500.572 45.503.163 37.030 Investasi Pada Ventura Bersama 191.213.591 191.106.703 191.100.321 Aset Pajak Tangguhan 78.617.749 78.652.841 69.230.260

Aset Tetap 2.646.878 11.816.152 14.942.689

Aset Eksplorasi Dan Evaluasi 84.631,603 -

Properti Pertambangan 27.852.882 132.721.591 140.452.276 Aset Tidak Lancar Lainnya Pihak

Ketiga

218.696.373 215.311.855 125.389.496 Total Aset Tidak Lancar 649.159.648 675.112.305 541.152.072 TOTAL ASET 690.758.183 713.006.334 588.143.372 LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Total Liabilitas Jangka Pendek 62.020.873 113.596.146 67.109.899 Total Liabilitas Jangka Panjang 109.787.709 79.086.393 34.329.828 Total Liabilitas 171.808.582 192.682.539 101.439.727 EKUITAS

Total Ekuitas 518.949.601 520.323.795 486.703.645

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

690.758.183 713.006.334 588.143.372 Sumber: PT. Bumi Resources Minerals (2018-2020)

Tabel 3.2

PT. Bumi Resources Minerals Tbk

Laba Rugi per 31 Desember 2018, 2019, dan 2020

2018 2019 2020

PENDAPATAN 1.182.000 4.460.530 8.343.695

(34)

BEBAN USAHA (6.029.666) (5.183.093) (4.845.112)

LABA BRUTO (4.847.666) (722.563) (127.328)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN- LAIN

Penghasilan Bunga 25.923 74.542 36.754

Rugi Pelepasan Investasi (92.441.593) - -

Beban Bunga dan Keuangan (44.798) (20.098) (4.691) Laba Neto Selisih Kurs 306.724 104.440 (273.764)

Lain-lain-Neto (6.413.301) 1.793.312 14.210.170

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Neto

98.567.045 1.952.196 13.968.469 LABA (RUGI) SEBELUM

PAJAK PENGHASILAN

(103.414.711) 1.229.633 13.841.141 MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN

(26.082) 35.092 (9.802.932) LABA (RUGI) NETO 103.440.793 1.264.725 4.038.209 Sumber: PT. Bumi Resources Minerals Tbk (2018-2020)

3.2 Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan diharapkan dapat kembali lagi masuk ke dalam perusahaan dan dipergunakan kembali oleh perusahaan untuk membiayai operasi selanjutnya. Salah satu dana tersebut adalah modal kerja.

Menurut Harahap (2013:288) modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja ini merupakan ukuran tentang keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek. Modal kerja ini juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar.

Menurut Kasmir (2018:250) modal kerja adalah modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja juga dapat diartikan

(35)

sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya.

Untuk memudahkan dalam menetapkan elemen-elemen modal kerja maka dikenal tiga konsep modal kerja. Menurut Kasmir (2018:250), ada tiga macam konsep modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif

Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlaha aktiva lancar dengan kewajiban lancar . konsep ini sering disebut modal kerja bersih atau net working capital.

3. Konsep fungsional

Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba.

Demikian sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun.

Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

(36)

Berdasarkan konsep ketiga modal kerja tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja menurut kuantitatif adalah jumlah aset lancar. Modal kerja menurut kualitatif adalah aset lancar dikurangi utang lancar sedangkan dalam konsep fungsional hanya memfokuskan pada fungsi dari dana yang dimiliki oleh perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan.

3.3 Peranan Modal Kerja

Modal kerja memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan setiap perusahaan bisnis. Lebih dari 75% perusahaan yang merugi atau berjuang secara finansial akan menguntungkan dan dapat bertahan jika lebih diarahkan pada pengetahuan dan praktik manajemen modal kerja yang efisien. Setiap perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan modal kerjanya karena dengan terpenuhinya modal kerja perusahaan juga dapat memaksimalkan perolehan labanya, selain itu modal kerja dapat membantu perusahaan terhindar dari masalah keuangan yang tidak diinginkan oleh perusahaan.

Pentingnya modal kerja menurut Djarwanto (2011:89) adalah modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.

Menurut Kasmir (2018:252), secara umum arti penting modal kerja bagi perusahaan terutama bagi kesehatan keuangan perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan seorang manajer keuangan lebih banyak dihabiskan di dalam kegiatan operasional perusahaan dari waktu ke waktu. Ini merupakan

(37)

manajemen modal kerja.

2. Investasi dalam aktiva lancar cepat dan sering kali mengalami perubahan serta cenderung labil. Sedangkan aktiva lancar adalah modal kerja perusahaan, artinya perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap modal kerja. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari manajer keuangan.

3. Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar yang merupakan modal kerja perusahaan. Dengan kata lain, jumlah aktiva lancar sama atau lebih dari 50% dari total aktiva.

4. Bagi perushaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting.

Perusahaan kecil relatif terbatas untuk memasuki pasar modal besar dan jangka panjang. Pendanaan perusahaan lebih mengandalkan pada utang jangka pendek, seperti utang dagang, utang bank satu tahun yang tentunya dapat mempengaruhi modal kerja.

5. Terdapat hubungan yang sangat erat antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan modal kerja. Kenaikan penjualan berkaitan dengan tambahan piutang, persediaan dan juga saldo kas. Demikian pula sebaliknya apabila terjadi penurunan penjualan, akan berpengaruh terhadap komponen dalam aktiva lancar.

Sedangkan pentingnya modal kerja menurut Munawir (2019:116) adalah sebagai berikut:

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

(38)

2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahayabahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumennya.

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.

6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

3.4 Jenis-Jenis Modal Kerja

Pada dasarnya jenis-jenis modal kerja menurut Munawir (2019:119) itu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:

1. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.

2. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas biasanya.

Sedangkan menurut Djarwanto (2011:94) modal kerja terdiri dari beberapa jenis antara lain sebagai berikut:

1. Modal kerja permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada

(39)

perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan menjadi:

a. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luar produksi yang normal.

2. Modal kerja variabel, yaitu modal kerja yang jumlahya berubah-ubah tergantung pada perubahan keadaan. Modal kerja variabel ini dapat dibedakan dalam:

a. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubahubah.

Perubahan tersebut disebabkan karena fluktuasi musim.

b. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih dahulu.

3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi modal kerja menurut Kasmir (2018:254), yaitu:

1. Jenis perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu:

perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan

(40)

modal dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerjanya.

2. Syarat kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan mencicil (angsuran) juga sangat memengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka waktu tertentu. Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah:

a. Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan.

Syarat untuk pembelian bahan atau barang yang akan digunakan untuk memproduksi barang memengaruhi modal kerja. Pengaruhnya berdampak terhadap pengeluaran kas. Jika persyaratan kredit lebih mudah, akan sedikit uang kas yang keluar, demikian pula sebaliknya, syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan juga memiliki kaitannya dengan sediaan.

b. Syarat penjualan barang.

Dalam syarat penjualan, apabila syarat kredit diberikan relatif lunak seperti potongan harga, modal kerja yang dibutuhkan semakin besar dalam sektor piutang. Syarat-syarat kredit yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10

(41)

net 60 juga akan memengaruhi penjualan kredit. Agar modal kerja diinvestasikan dalam sektor piutang dapat diperkecil, perusahaan perlu memberikan potongan harga. Kebijakan ini disamping bertujuan untuk menarik minat debitur untuk segera membayar utangnya, juga untuk memperkecil kemungkinan risiko utang yang tidak tertagih (macet).

3. Waktu produksi

Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

4. Tingkat perputaran sediaan

Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.

3.6 Sumber dan Penggunaan Modal Kerja 3.6.1 Sumber Modal Kerja

Menurut Sujarweni (2020:186) Sumber modal kerja adalah dana yang diperoleh dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Sumber-sumber modal kerja bagi perusahaan menurut Munawir (2019:121) adalah sebagai berikut:

(42)

1. Hasil Operasi Perusahaan

Jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi perusahaan dapat dihitung dengan menganalisa laporan keuangan laba rugi perusahaan tersebut dan apabila laba tersebut tidak diambil oleh perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal perusahaan yang bersangkutan.

2. Keuntungan dari Penjualan Surat-Surat Berharga

Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual akan dapat menimbulkan keuntungan bagi perusahaan.

3. Penjualan Aktiva Tidak Lancar

Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut.

4. Penjualan Saham atau Obligasi

Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi modal kerja.

3.6.2 Penggunaan Modal Kerja

(43)

Setelah memperoleh modal kerja dari berbagai sumber, maka tugas selanjutnya adalah bagaimana perusahaan dapat menggunakan dan mengelola modal kerja tersebut. Dalam praktiknya hubungan antara sumber dan penggunaan modal kerja sangat erat. Artinya, penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi jumlah modal kerja itu sendiri. Penggunaan modal kerja menurut Kasmir (2018:259) biasa dilakukan perusahaan untuk:

1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya.

Maksudnya dari pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya yang digunakaan untuk menunjang penjualan.

2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.

Maksud pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakaan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan untuk di jual kembali.

3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.

Maksud menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah pada saat perusahaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.

4. Pembentukan dana.

Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana ekspansi, atau dana pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.

(44)

5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan,kendaraan,dan mesin).

Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.

6. Pembayaran utang jangka panjang.

Maksudnya adalah adanya pembayaran utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek, dan utang jangka panjang.

7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.

Maksudnya adalah perusahaan menarik kembali saham-saham yang sudah beredar dengan alas an tertentu dengan cara membeli kembali, baik untuk sementara waktu maupun selamanya.

8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.

Maksudnya adalah pemilik perusahaan mengambil barang atau uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam hal ini adanya pengambilan keuntungan atau pembayaran dividen oleh perusahaan.

3.7 Rasio Modal Kerja atau Likuiditas

Rasio modal adalah rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. Laporan ini sangat penting untuk mengetahui situasi perusahaan sebab laporan tersebut memberikan gambaran tentang kondisi keuangan jangka pendek dan membantu perusahaan menilai dan memantau bagaimana kinerja modal kerja dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Munawir (2019:71) tidak hanya Bank dan para kreditor jangka pendek saja yang tertarik (yang terutama memperhatikan) terhadap angka-angka

(45)

rasio modal keja, yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, dan juga penting bagi kreditor jangka panjang dan pemegang saham yang akhirnya atau setidaknya ingin mengetahui prospek dari dividen dan pembayaran bunga di masa yang akan datang.

Menurut Kasmir (2018:133) untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas), berikut ini adalah beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menginterpretasikan modal kerja:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio adalah:

Current Ratio= Aktiva lancar (Current Assets) Utang Lancar (Current Liabilities)

Sumber: Kasmir (2018:135) 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory).

Rumus untuk mencari quick ratio adalah:

(46)

Quick Ratio=Current Assets-Inventory Current Liabilities Sumber: Kasmir (2018:137)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Rumus untuk mencari rasio kas adalah:

Cash Ratio=Cash or Cash Equivalent Current liabilities

Sumber: Kasmir (2018:139)

4. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Rasio perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas adalah:

Rasio Perputaran kas= Penjualan Bersih Modal Kerja Bersih

Sumber: Kasmir (2018:141)

5. Inventory to Net Working Capital

Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

(47)

Inventory to NWC= Inventory

Current Assets-Current Liabilities Sumber: Kasmir (2018:142)

Tabel 3.3

Standar Industri Rasio Modal Kerja

No Jenis Rasio Standar

Industri

1 Current Ratio 2 kali

2 Quick Ratio 1,5 kali

3 Cash Ratio 50%

4 Cash Turnover 10 kali

5 Inventory To NWC 12%

Sumber: Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan 3.8 Metode Penentuan Kebutuhan Modal Kerja

Besar kebutuhan modal kerja untuk suatu periode perlu dihitung oleh manajer keuangan. Tujuannya agar jangan sampai terjadi kekurangan atau kelebihan modal kerja yang tidak perlu. Lebih dari itu dengan diketahuinya besarnya kebutuhan modal kerja memudahkan manajer keuangan untuk menjalankan kegiatannya, meskipun dalam praktiknya sering kali perhitungan yang dilakukan tidak tepat mengingat berubahnya berbagai kondisi dan situasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.

Menurut Kasmir (2017:316) salah satu yang menyebabkan perubahan tersebut adalah adanya perubahan penjualan. Sebagai contoh apabila penjualan meningkat maka akan memperbesar modal kerja, tetapi besarnya tergantung pada keterikatan dalam tiap pos aktiva lancar sesuai kebijakan yang telah ditentukan, demikian pula sebaliknya.

(48)

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan harus dihitung secara cermat, sehingga mencerminkan kebutuhan yang sesungguhnya. Menurut Kasmir (2017:316) dalam praktiknya, besar kecilnya kebutuhan modal kerja suatu perusahaan sangat tergantung dari dua hal yaitu:

1. Besar kecilnya operasi pokok penjualan, artinya makin besar operasi pokok atau penjualan, maka kebutuhan modal juga makin besar, demikian pula sebaliknya apabila operasi pokok kecil, maka modal kerja juga kecil.

2. Kecepatan perputaran modal kerja, artinya semakin cepat berputar modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif besar, demikian pula sebaliknya semakin lambat perputaran modal kerja maka kebutuhan modal kerja juga relatif kecil.

Sedangkan Menurut Riyanto (2016:64) besar kecilnya modal kerja yang digunakan tergantung pada 2 faktor yaitu:

1. Periode perputaran atau terikatnya modal kerja, merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit, lamanya barang jadi disimpan digudang dan jangka waktu penerimaan piutang.

2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari, merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata untuk keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, pembayaran upah buruh dan biaya-biaya lainnya.

Rumus yang dapat digunakan dalam menghitung berapa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perushaan menurut Riyanto (2016:64) yaitu sebagai berikut:

(49)

1. Kecepatan Perputaran Operasional

Kecepatan perputaran operasional adalah kemampuan dana yang tertanam dalam tiap unsur modal kerja perusahaan yang berputar dalam satu periode tertentu, yang merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio-rasio ini terdiri dari:

a. Perputaran Kas (Cash Turnover)

Merupakan kemampuan dana yang telah tertanam dalam kas berputar pada periode tertentu, jumlah kas yang ada dalam perusahaan hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dari jumlah aktiva lancarnya. Efisiennya penggunaan kas ditunjukkan dengan semakin tingginya cash turnover, namun nilai kas yang besar menunjukkan terjadinya idle money pada perusahaan.

Perputaran Kas= Penjualan Kas Rata-Rata Sumber: Riyanto (2016)

Rumus yang digunakan untuk menghitung kas rata-rata adalah:

Kas Rata-Rata=Saldo Kas Awal+Saldo Kas Akhir 2

Sumber: Riyanto (2016)

b. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

Merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar pada saat periode tertentu. Rendahnya modal kerja yang tertanaman pada

(50)

piutang ditunjukkan dengan semakin tingginya tingkat receivable turnover yang berarti bahwa adanya over investment dalam akun piutang.

Perputaran Piutang= Penjualan Piutang Rata-Rata

Sumber: Riyanto (2016)

Rumus yang digunakan untuk menghitung piutang rata-rata adalah:

Piutang Rata-Rata=Saldo Piutang Awal+Saldo Piutang Akhir 2

Sumber: Riyanto (2016)

c. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Merupakan tingkat persediaan perputaran persediaan yang menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali. Semakin cepat perputaran maka semakin baik bagi perusahaan karena tidak akan mengakibatkan penumpukan persediaan.

Perputaran Persediaan= Penjualan Persediaan Rata-Rata Sumber: Riyanto (2016)

Rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan rata-rata adalah:

Persediaan Rata-Rata=Persediaan Awal+Persediaan Akhir 2

Sumber: Riyanto (2016)

2. Lamanya Perputaran Tiap-Tiap Unsur Modal Kerja

(51)

Lamanya perputaran tiap-tiap unsur modal kerja merupakan periode rata- rata yang diperlukan untuk mengumpulkan tiap-tiap unsur modal kerja dalam satu periode.

a. Lamanya Perputaran Kas

Merupakan periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan kas dalam satu periode.

Lama Perputaran Kas= 360

Kecepatan Perputaran Kas Sumber: Riyanto (2016)

b. Lamanya Perputaran Piutang

Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang menjadi kas dalam suatu periodenya.

Lama Perputaran Piutang= 360

Kecepatan Perputaran Piutang Sumber: Riyanto (2016)

c. Lamanya Perputaran Persediaan

Merupakan periode rata-rata yang menunjukkan berapa lama persediaan tersimpan di dalam gudang perusahaan.

Lama Perputaran Persediaan= 360

Kecepatan Perputaran Persediaan Sumber: Riyanto (2016)

3. Lamanya Perputaran Modal Kerja Keseluruhan

(52)

Merupakan jumlah lamanya perputaran keseluruhan unsur-unsur modal kerja.

Lamanya Perputaran Kas + Lamanya Perputaran Piutang + Lamanya Perputaran Persediaan

Sumber: Riyanto (2016)

4. Kecepatan Perputaran Modal Kerja Keseluruhan

Merupakan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan seluruh modal kerja dalam satu periode.

Kecepatan= 360

Lamanya Perputaran Modal Keseluruhan Sumber: Riyanto (2016)

5. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan Modal Kerja Merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasikan modal kerja dalam suatu periode tertentu yang dicantumkan dalam rupiah. Besar kecilnya jumlah kebutuhan modal kerja tergantung dari berbagai faktor yang terdapat dalam suatu perusahaan. Menurut kasmir (2017:316) Kebutuhan modal kerja dihitung dengan cara metode saldo rata-rata adalah dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan perputaran modal kerja. Berikut ini rumus yang digunakan sebagai berikut:

Besarnya Modal Kerja= Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja Sumber: Kasmir (2017)

6. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja yang Tersedia

(53)

Merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan modal kerja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan cara mengurangi aktiva lancar dengan hutang lancar.

Modal kerja yang tersedia = aktiva lancar – hutang lancar Sumber: Riyanto (2016)

7. Menentukan Kekurangan atau Kelebihan Modal Kerja Kebutuhan modal kerja – Modal kerja yang tersedia Sumber: Riyanto (2016)

Standar industri yang digunakan pada rumus di atas menurut Kasmir (2017:143) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Standar Industri Modal Kerja

No Keterangan Standar Industri

1 Perputaran Kas 10 Kali

2 Perputaran Piutang 15 Kali

3 Perputaran Persediaan 20 Kali

4 Lamanya Perputaran Kas 15 Hari

5 Lamanya Perputaran Persediaan 60 Hari

6 Lamanya Perputaran Persediaan 19 Hari

7 Perputaran Modal Kerja 6 kali

Sumber: Kasmir. 2018. Analisis Laporan Keuangan 3.9 Analisis dan Pembahasan

3.9.1 Analisis Rasio Modal Kerja atau Likuiditas 1. Rasio Lancar (Current Ratio)

(54)

Current Ratio= Aktiva lancar (Current Assets) Utang Lancar (Current Liabilities) a. Tahun 2018

Current Ratio=41.598.535

62.020.873=0,67 Kali

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 0,67 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh Rp. 0,67 harta lancar atau 0,67:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.

b. Tahun 2019

Current Ratio= 37.894.029

113.596.146=0,33 Kali

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 0,33 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh Rp. 0,33 harta lancar atau 0,33:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.

c. Tahun 2020

Current Ratio=46.991.300

67.109.899=0,70 Kali

Artinya jumlah aktiva lancar sebanyak 0,70 kali utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh Rp. 0,70 harta lancar atau 0,70:1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Jika rata-rata standar industri untuk curremt ratio adalah 2 kali, maka keadaan PT. Bumi Resources Minerals Tbk tahun 2018, 2019 dan 2020 berada dalam kondisi tidak baik mengingat rasionya dibawah rata-rata industri.

Referensi

Dokumen terkait

luokkalainen oppilas kirjoittaa turvallisesta koulusta näin: Mielestäni turvallinen koulu olisi sellainen, jossa kaikilla on mukava olla.. Ketään

Dalam tugas akhir ini, akan dianalisis model epidemi penyakit polio dengan pengaruh vaksinasi untuk mengetahui dampak dari vaksinasi bila diberikan dalam

Hubungan antara penurunan berat kering dengan konsentrasi pelarut dalam delignifikasi dikaitkan dengan ikatan komplek lignin-polisakarida, jika konsentrasi yang digunakan tinggi

Desentralisasi ini akan meningkatkan kinerja manajerial karena adanya pendelegasian wewenang dari manajemen yang lebih tinggi kepada manajemen yang lebih rendah

Kesempatan berusaha anggota mengalami peningkatan sesudah menggunakan kredit; (2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pendapatan anggota sebelum dan sesudah

Penjumlahan daya fundamental dan komponen harmonisa membuat pengukuran daya yang terukur selama kurun waktu(t) menjadi tidak sesuai dengan hasil penunjukan energi

Osim toga, definiramo supremum i infimum te zbroj kutova te na kraju precizno definiramo pojam mjere kuta ˇcije postojanje dokazujemo

Analisis menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dari 50 jumlah sampel hanya terdapat 6 sampel nelayan yang efisien dalam menggunakan kapasitas tangkap yang dapat diukur