• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGADAAN BARANG/JASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGADAAN BARANG/JASA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI PEKALONGAN

NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK

PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PENGADAAN BARANG/JASA

A. RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA

1. Penyusunan dan Penetapan Rencana Penganggaran.

a. PA menyusun dan menetapkan rencana penganggaran pengadaan barang/jasa, terdiri atas :

1) biaya barang/jasa;

2) biaya pendukung, dan

3) biaya administrasi yang diperlukan untuk proses pengadaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Biaya pendukung dapat mencakup : biaya pemasangan, biaya pengangkutan, biaya pelatihan, dan lain-lain.

c. Biaya administrasi dapat terdiri dari :

1) biaya pengumuman pengadaan barang/jasa termasuk biaya pengumuman ulang;

2) honorarium pejabat pelaksana pengadaan, misalnya : PA/KPA, PPK, ULP/Pejabat Pengadaan, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, dan pejabat/tim lain yang diperlukan;

3) biaya survey lapangan/pasar;

4) biaya penggandaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan

5) biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

d. Biaya administrasi untuk kegiatan/pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan datang namun pengadaannya dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan harus disediakan pada tahun anggaran berjalan.

2. Penetapan Kebijakan Umum.

a. Kebijakan Umum Tentang Pemaketan Pekerjaan.

(2)

Dalam menetapkan kebijakan umum tentang pemaketan, PA wajib memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

1) pemaketan pengadaan barang/jasa wajib memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

2) nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasa sampai dengan Rp.

2.500.000.000 (dua miliar lima ratus ribu rupiah) diperuntukkan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

3) menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

4) menetapkan paket Pengadaan Barang yang hanya ditujukan untuk Produksi Dalam Negeri dengan mengacu kepada Daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi urusan perindustrian.

5) penggabungan dan pemecahan paket harus memperhatikan efisiensi, efektivitas, dan persaingan sehat dengan ketentuan antara lain:

a) dilarang menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;

b) dilarang menyatukan/menggabungkan beberapa paket pengadaan menurut sifat dan jenis pekerjaannya, misalnya menggabungkan pengadaan beberapa jenis yang memiliki target Penyedia yang berbeda, dan penggabungan pekerjaan Pengadaan Barang dengan Pekerjaan Konstruksi yang tidak memiliki satu kesatuan tanggung jawab;

c) dilarang menyatukan/menggabungkan beberapa paket pengadaan menurut besaran nilainya yang seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

d) dilarang memecah suatu paket Pengadaan Barang/Jasa yang memiliki sifat dan ruang lingkup pekerjaan yang sama

(3)

menjadi beberapa paket, baik pada saat penyusunan anggaran, penyusunan Rencana Umum Pengadaan, maupun pada saat persiapan pemilihan Penyedia dengan maksud untuk menghindari pelelangan;

e) dilarang menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak obyektif.

b. Kebijakan Umum Tentang Cara Pengadaan.

PA menetapkan kebijakan umum tentang cara pengadaan dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi SKPD dan sifat kegiatan yang akan dilaksanakan :

1) melalui swakelola, yaitu kegiatan pengadaan barang/jasa yang direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh SKPD sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar; atau 2) melalui penyedia barang/jasa baik sebagai badan usaha maupun

perorangan.

c. Kebijakan Umum Tentang Organisasi Pengadaan.

1) PA membentuk organisasi pengadaan yang terdiri dari : a) PPK;

b) ULP/Pejabat Pengadaan;

c) Panitia Penerima Hasil Pekerjaan; dan

d) Tim lainnya yang diperlukan, antara lain : tim uji coba dan panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak.

2) Untuk menunjang pelaksanaan kontes/sayembara, PA menetapkan Tim Juri/Tim Ahli.

3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

PA menyusun KAK yang mendukung pelaksanaan kegiatan/pekerjaan yang sekurang-kurangnya memuat :

a. uraian kegiatan, meliputi : 1) latar belakang;

2) maksud dan tujuan;

(4)

3) lokasi kegiatan;

4) sumber pendanaan; dan

5) jumlah tenaga yang diperlukan;

b. waktu pelaksanaan kegiatan, mulai dari pengumuman, rencana pengadaan sampai dengan penyerahan barang/jasa;

c. spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan; dan

d. besarnya total perkiraan biaya pekerjaan termasuk kewajiban pajak yang harus dibebankan pada kegiatan tersebut.

4. Pengumuman Rencana Umum Pengadaan.

a. PA mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas setelah rencana kerja dan anggaran SKPD disetujui oleh DPRD.

b. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas, sekurangkurangnya berisi :

1) Nama dan alamat Pengguna Anggaran;

2) Paket pekerjaan yang akan dilaksanakan;

3) Lokasi pekerjaan; dan 4) Perkiraan besaran biaya.

c. Pengumuman sebagamana dimaksud pada huruf b di atas dilaksanakan di :

1) Papan pengumuman resmi untuk masyarakat;

2) Website SKPD masing-masing atau Website Kabupaten Pekalongan (www.pekalongankab.go.id) di Dinhubkominfo; dan 3) Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

d. SKPD dapat mengumumkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang Kontraknya akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan datang.

B. SWAKELOLA

1. Persiapan Pengadaan Barang/Jasa dengan Swakelola.

a. Perencanaan Kegiatan

1) Kegiatan Perencanaan Swakelola meliputi :

a) penetapan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan;

(5)

b) penyusunan jadwal pelaksanaan dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan;

c) perencanaan teknis dan penyiapan metode pelaksanaan yang tepat agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan yang sesuai;

d) penyusunan rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara rinci serta dijabarkan dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan dan/atau rencana kerja harian; dan e) penyusunan rencana total biaya secara rinci dalam rencana

biaya bulanan dan/atau biaya mingguan yang tidak melampaui Pagu Anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran.

2) Persiapan pengadaan swakelola oleh SKPD sebagai penanggungjawab anggaran sebagai berikut :

a) SKPD menyusun daftar kebutuhan dan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara Swakelola;

b) Pembentukan Tim Swakelola, dengan ketentuan :

Tim Swakelola diangkat oleh PPK sesuai dengan struktur organisasi Swakelola yang terdiri dari :

(1) Tim Perencana mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam menyusun KAK membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi teknis;

(2) Tim Pelaksana mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan, serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan; dan

(3) Tim Pengawas mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan.

c) Penyusunan KAK;

d) Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan;

e) Rincian Biaya Pekerjaan;

f) Gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis;

g) Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja;

h) Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan;dan i) Rencana Swakelola (Pengumuman);

3) Persiapan Pelaksanaan Swakelola Oleh Instansi Pemerintah Lain Pelaksana Swakelola sebagai berikut :

(6)

a) SKPD menyusun daftar kebutuhan dan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan cara Swakelola;

b) PA/KPA menawarkan secara tertulis kegiatan Swakelola kepada instansi pemerintah lain yang diyakini mampu dengan melampirkan KAK, jadwal pelaksanaan dan rincian anggaran biaya;

c) Instansi pemerintah lain tersebut mempelajari KAK, jadwal pelaksanaan dan rincian anggaran biaya;

d) Apabila PA/KPA dan pihak instansi pemerintah lain tersebut sepakat, dapat dibuat naskah kerjasama atau Nota Kesepahaman mengenai pelaksanaan pekerjaan Swakelola;

e) PPK mengadakan Kontrak dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah lain Pelaksana Swakelola, berdasarkan Nota Kesepahaman;

f) Pembentukan Tim Swakelola;

g) Penyusunan KAK;

h) Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan;

i) Rincian Biaya Pekerjaan;

j) Gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis;

k) Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja;

l) Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan;dan m) Rencana Swakelola (Pengumuman).

4) Persiapan Pelaksanaan Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana sebagai berikut :

a) SKPD menyusun kegiatan dan sasaran yang akan dilaksanakan dengan cara Swakelola, berdasarkan hasil evaluasi atas usulan dari Kelompok Masyarakat;

b) pengadaan barang/jasa hanya diberikan kepada Kelompok Masyarakat yang mampu melaksanakan pekerjaan secara teknis;

c) PA/KPA bertanggungjawab terhadap penetapan Kelompok Masyarakat, termasuk sasaran, tujuan dan besaran anggaran Swakelola;

d) pengadaan pekerjaan konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan konstruksi sederhana antara lain:

pengecatan, pembuatan/pengerasan jalan lingkungan;

(7)

e) Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh SKPD untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

f) PPK membuat Kontrak pelaksanaan pengadaan Swakelola dengan penanggungjawab Kelompok Masyarakat;

g) pembentukan Tim Swakelola;

h) Penyusunan KAK;

i) Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan;

j) Rincian Biaya Pekerjaan;

k) Gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis;

l) Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja;dan m) Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan.

b. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Swakelola

Penyusunan Kerangka Acuan Kerja Swakelola memuat sebagai berikut :

1) uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran serta sumber pendanaan;

2) waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan;

3) keperluan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan secara rinci yang dijabarkan dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan dan rencana kerja harian;

4) Rincian biaya pekerjaan yang dijabarkan dalam rencana biaya bulanan dan biaya mingguan;

5) produk yang dihasilkan; dan

6) gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila diperlukan).

c. Jadwal Pelaksanan Pekerjaan / Kegiatan

Jadwal pelaksanan pekerjaan / kegiatan meliputi sebagai berikut : 1) Tim Perencana membuat jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan

berdasarkan kebutuhan waktu pelaksanaan pekerjaan dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan yang diperlukan;

2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan hingga berakhirnya pelaksanaan pekerjaan;

d. Pembuatan jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan disusun dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan.

(8)

e. Penyusunan Rencana Biaya Pekerjaan/Kegiatan

Tim Perencana membuat rincian biaya pekerjaan dengan tidak melampaui pagu anggaran yang telah ditetapkan dalam dokumen anggaran dan dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), meliputi :

1) Gaji tenaga ahli perseorangan, upah tenaga kerja dan honor Tim Swakelola;

2) Pengadaan bahan;

3) Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan 4) Proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan.

f. Prosedur Pengajuan Swakelola

1) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan membuat surat kepada pengguna anggaran minta pertimbangan kegiatan swakelola.

2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan membuat surat keputusan perencana, pelaksana dan pengawas kegiatan swakelola.

3) Pengguna Anggaran membuat laporan kepada Bupati.

g. Pengadaan Secara Swakelola Oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola.

Pengadaan secara swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dilakukan berdasarkan Kontrak antara PPK pada SKPD Penanggung Jawab Anggaran dengan Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola;

2) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa hanya diserahkan kepada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola yang mampu melaksanakan pekerjaan;

3) Pengadaan Pekerjaan Konstruksi hanya dapat berbentuk rehabilitasi, renovasi dan konstruksi sederhana;

4) Konstruksi bangunan baru yang tidak sederhana, dibangun oleh SKPD Penanggung Jawab Anggaran untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

5) Pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli yang diperlukan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dengan memperhatikan prinsip-

(9)

prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini;

6) Penyaluran dana kepada Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:

a) 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola telah siap melaksanakan Swakelola;

b) 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh perseratus);

dan

c) 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana Swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60% (enampuluh perseratus).

7) Pencapaian kemajuan pekerjaan dan dana Swakelola yang dikeluarkan, dilaporkan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola secara berkala kepada PPK;

8) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola; dan

9) Pertanggungjawaban pekerjaan/kegiatan Pengadaan disampaikan kepada SKPD pemberi dana Swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan.

2. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dengan Swakelola

Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan swakelola meliputi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Rencana Kerja

b. Pengadaan Bahan, Jasa Lainnya, Peralatan/Suku Cadang dan/atau Tenaga Ahli Perseorangan.

1) Swakelola oleh SKPD selaku penanggungjawab anggaran, pengadaan bahan/barang, jasa lainnya berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

2) Swakelola oleh instansi pemerintah lain pelaksana swakelola pengadaan bahan/barang, jasa lainnya dilakukan oleh ULP/panitia/pejabat pengadaan pada instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dan berpedoman pada ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

(10)

3) Swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola pengadaan bahan/barang, jasa lainnya diserahkan kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola.

c. Pembayaran

1) Swakelola oleh SKPD selaku penanggungjawab anggaran dan Swakelola oleh instansi pemerintah lain, pembayaran upah tenaga kerja dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borongan, pembayaran upah tenaga ahli dilakukan berdasarkan kontrak.

2) Swakelola oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola penyaluran dana kepada kelompok masyarakat pelaksana swakelola dilakukan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut :

a) 40% dari keseluruhan dana swakelola, apabila kelompok masyarakat pelaksana swakelola telah siap melaksanakan swakelola;

b) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 30%; dan

c) 30% dari keseluruhan dana swakelola, apabila pekerjaan telah mencapai 60%.

3. Serah Terima Pekerjaan Swakelola

a. Setelah pelaksanaan pekerjaan swakelola selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai), Ketua Tim Pelaksana menyerahkan pekerjaan kepada PPK.

b. PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada PA/KPA melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

c. Setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4. Pelaporan Pelaksanaan Swakelola

a. Pelaporan Kemajuan Pekerjaan dan Dokumentasi meliputi :

1) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh Tim Pelaksana kepada PPK secara berkala.

2) Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan oleh PPK kepada PA/KPA setiap bulan.

(11)

3) Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap minggu serta dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai.

4) Pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan.

5) Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian. Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.

6) Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang, dan sesudah diselesaikannya pekerjaan.

b. Pelaporan Realisasi Pekerjaan

Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh Tim Pelaksana dan dilaporkan kepada PPK yang berisi antara lain :

1) Struktur organisasi pekerjaan Swakelola yang terdiri dari pembagian tugas,pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta pengkoordinasian pelaksanaan pekerjaan;

2) Persiapan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian gambar pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan;

3) Pelaksanaan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan, penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai dengan selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-foto dokumentasi; dan

4) penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan.

5. Pengawasan dan Evaluasi Pengadaan Barang/Jasa dengan Swakelola a. Pengawasan

Pengawasan pekerjaan Swakelola dilakukan oleh Tim Pengawas untuk mengawasi pekerjaan mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan Swakelola meliputi :

1) pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;

2) pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi:

(12)

a) pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan, pemakaian dan sisa bahan;

b) pengawasan terhadap penggunaan peralatan/suku cadang untuk menghindari tumpang tindih pemakaian di lapangan; dan c) pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli agar

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.

3) pengawasan Keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan; dan

4) apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, PPK harus segera mengambil tindakan.

b. Evaluasi

1) Tim Pengawas melakukan evaluasi setiap minggu terhadap pelaksanaan pekerjaan yang meliputi:

a) pengadaan dan penggunaan material/bahan;

b) pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli;

c) pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang;

d) realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;

e) pelaksanaan fisik; dan

f) hasil kerja setiap jenis pekerjaan.

2) Dari hasil evaluasi tersebut, Penanggungjawab memberikan masukan dan rekomendasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pekerjaan Swakelola selanjutnya.

C. PENGADAAN BARANG/JASA MELALUI PENYEDIA BARANG/JASA 1. Persiapan Pengadaan

Persiapan pemilihan Penyedia Barang/Jasa terdiri atas kegiatan : a. Perencanaan pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. Pemilihan sistem pengadaan;

c. Penetapan metode penilaian kualifikasi;

d. Penyusunan jadwal pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

e. Penyusunan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa; dan f. Penetapan HPS.

2. Pemilihan Sistem Pengadaan

a. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.

1) Metode pemilihan penyedia barang yaitu : a) Pelelangan Umum;

(13)

b) Pelelangan Terbatas;

c) Pelelangan Sederhana;

d) Penunjukan Langsung;

e) Pengadaan Langsung;

f) Kontes.

2) Metode Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, yaitu : a) Pelelangan Umum;

b) Pelelangan Terbatas;

c) Pemilihan Langsung;

d) Penunjukan Langsung; atau e) Pengadaan Langsung.

3) Metode Pemilihan Penyedia Jasa Lainnya, yaitu : a) Pelelangan Umum;

b) Pelelangan Sederhana;

c) Penunjukan Langsung;

d) Pengadaan Langsung;

e) Sayembara.

Penjelasan Metode Pemilihan Penyedia : 1) Pelelangan.

a) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya dilakukan melalui metode Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi.

b) Khusus untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dan diyakini jumlah penyedianya terbatas, pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dilakukan dengan Pelelangan Terbatas.

c) Pengumuman Pelelangan melaui Metode Pelelangan Umum, Pelelangan Sederhana dan Pemilihan Langsung diumumkan paling kurang di :

(1) Papan pengumuman resmi untuk masyarakat

(2) Website SKPD masing-masing atau Website Kabupaten Pekalongan (www.pekalongankab.go.id) di Dinhubkominfo.

(3) Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

(14)

Apabila dipandang perlu, Kelompok Kerja ULP dapat menambah media pengumuman antara lain dengan media cetak, radio, televisi dan mengundang Penyedia Barang/Jasa yang dianggap mampu.

d) Dalam Pelelangan Umum tidak ada negosiasi teknis dan harga.

e) Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dapat dilakukan dengan :

(1) Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya; atau

(2) Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.

f) Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses pascakualifikasi.

g) Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung tidak ada negosiasi teknis dan harga.

2) Penunjukan Langsung.

a) Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam hal :

(1) keadaan tertentu; dan/atau

(2) pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang bersifat khusus.

b) Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang dinilai mampu melaksanakan pekerjaan dan/atau memenuhi kualifikasi.

c) Penunjukan Langsung dilakukan dengan negosiasi baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

d) Kriteria keadaan tertentu yang memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung terhadap Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya lebih rinci dapat dilihat pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

(15)

e) Kriteria Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya yang bersifat khusus yang memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud pada nomor 2) huruf a.(2), meliputi :

(1) Barang/Jasa Lainnya berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah;

(2) Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya (unforeseen condition);

Yang dimaksud dengan unforeseen condition adalah kondisi yang tidak terduga yang harus segera diatasi dalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Misalnya penambahan jumlah atau panjang tiang pancang akibat kondisi tanah yang tidak terduga sebelumnya; atau diperlukan perbaikan tanah (soil treatment) yang cukup besar untuk landas pacu (runway) yang sedang dibangun.

Pekerjaan atas bagian-bagian konstruksi yang bukan merupakan satu kesatuan konstruksi bangunan atau yang dapat diselesaikan dengan desain ulang tidak termasuk dalam kategori unforeseen condition. Contoh : antara pondasi jembatan (abuttment) dengan bangunan atas jembatan (girder, truss, dsb).

(3) Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan hanya ada 1 (satu) Penyedia yang mampu;

(4) Pekerjaan Pengadaan dan distribusi bahan obat, obat dan alat kesehatan habis pakai dalam rangka menjamin ketersediaan obat untuk pelaksanaan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat yang jenis dan harganya telah ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab dibidang kesehatan;

(5) Pengadaan kendaraan bermotor dengan harga khusus untuk pemerintah yang telah dipublikasikan secara luas kepada masyarakat. Publikasi harga antara lain dalam Portal

(16)

Pengadaan Nasional dan dalam website masing-masing Penyedia Barang/Jasa.

(6) Sewa penginapan/hotel/ruang rapat yang tarifnya terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat; atau

(7) Lanjutan sewa gedung/kantor dan lanjutan sewa ruang terbuka atau tertutup lainnya dengan ketentuan dan tata cara pembayaran serta penyesuaian harga yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyesuaian harga yang dapat dipertanggungjawabkan maksudnya sesuai dengan perhitungan inflasi/deflasi.

(8) Pekerjaan pengadaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum di lingkungan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang dilaksanakan oleh pengembang/developer yang bersangkutan.

c. Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut :

a) merupakan kebutuhan operasional SKPD;

Yang dimaksud dengan kebutuhan operasional SKPD adalah kebutuhan rutin SKPD dan tidak menambah aset atau kekayaan SKPD.

b) teknologi sederhana;

c) risiko kecil; dan/atau

d) dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa usaha orang perseorangan dan/atau badan usaha kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil.

d. Sayembara digunakan untuk Pengadaan Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas,inovasi, budaya dan metode pelaksanaan tertentu; dan

b) tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

e. Kontes digunakan untuk Pengadaan Barang yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

(17)

a) tidak mempunyai harga pasar; dan

b) tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

b. Penetapan Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi.

1) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan melalui negosiasi teknis dan biaya sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga pasar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

2) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dilakukan dengan :

a) Seleksi yang terdiri atas Seleksi Umum dan Seleksi Sederhana;

b) Penunjukan Langsung;

c) Pengadaan Langsung; atau d) Sayembara.

3) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi pada prinsipnya dilakukan melalui Metode Seleksi Umum.

4) Metode Seleksi Umum diumumkan sekurang-kurangnya di : a) Papan pengumuman resmi untuk masyarakat

b) Website SKPD masing-masing atau Website Kabupaten Pekalongan (www.pekalongankab.go.id) di Dinhubkominfo.

c) Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE.

Dalam hal diperlukan, ULP/Panitia Pengadaan dapat menambah media pengumuman antara lain dengan media cetak, radio, televisi dan mengundang Penyedia Barang/Jasa yang dianggap mampu.

5) Daftar pendek dalam Seleksi Umum berjumlah 5 (lima) sampai 7 (tujuh) Penyedia Jasa Konsultansi.

6) Seleksi Sederhana dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi dalam hal Seleksi Umum dinilai tidak efisien dari segi biaya seleksi.

7) Seleksi Sederhana dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang :

a) bersifat sederhana; dan

b) bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

8) Metode Seleksi Sederhana diumumkan paling kurang di : a) Papan pengumuman resmi untuk masyarakat

b) Website SKPD masing-masing atau Website Kabupaten Pekalongan (www.pekalongankab.go.id) di Dinhubkominfo.

c) Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE

(18)

9) Daftar pendek dalam Seleksi Sederhana berjumlah 3 (tiga) sampai 5 (lima) Penyedia Jasa Konsultansi.

10) Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan dalam keadaan tertentu.

11) Kriteria keadaan tertentu lebih rinci dapat dilihat pada Perpres No.

54 Tahun 2010.

12) Penunjukan Langsung dilakukan dengan melalui proses prakualifikasi terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi.

13) Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) merupakan kebutuhan operasional SKPD; dan/atau

b) bernilai paling tinggi Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

14) Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) Pejabat Pengadaan.

15) Sayembara dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) merupakan proses dan hasil dari gagasan, kreatifitas,inovasi dan metode pelaksanaan tertentu; dan

b) tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

c. Penetapan Metode Penyampaian Dokumen

1) Metode pemasukan Dokumen Penawaran terdiri atas : a) Metode satu sampul :

Penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang dimasukan ke dalam 1 (satu) sampul tertutup kepada Pokja ULP/pejabat pengadaan.

b) Metode dua sampul :

Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, selanjutnya sampul I dan sampul II dimasukkan ke dalam 1 (satu) sampul (sampul penutup) dan disampaikan kepada Pokja ULP/Pejabat Pengadaan.

(19)

c) Metode dua tahap :

Penyampaian dokumen penawaran yang persyaratan administrasi dan teknis dimasukkan dalam sampul tertutup I, sedangkan harga penawaran dimasukkan dalam sampul tertutup II, dimana penyampaian penawaran Tahap II (harga) dilakukan hanya oleh peserta yang dinyatakan lulus evaluasi tahap I (Evaluasi Administrasi dan Teknis).

2) Metode satu sampul digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang sederhana dan memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Pengadaan Barang/Jasa yang standar harganya telah ditetapkan pemerintah;

b) Pengadaan Jasa Konsultansi dengan KAK yang sederhana;atau Pengadaan Jasa Konsultansi sederhana misalnya pekerjaan perencanaan bangunan sederhana, pekerjaan pengawasan bangunan sederhana dan pengadaan jasa penasehatan perorangan.

c) Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifikasi teknis atau volumenya dapat dinyatakan secara jelas dalam Dokumen Pengadaan.

Metode satu sampul dapat digunakan untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya, misalnya pengadaan mobil, sepeda motor dan pembangunan gedung.

Selain sebagaimana dimaksud diatas, metode satu sampul digunakan dalam Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung/Kontes/Sayembara.

3) Metode dua sampul digunakan untuk :

a) Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan evaluasi sistem nilai atau sistem biaya selama umur ekonomis.

b) Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1) Dibutuhkan penilaian yang terpisah antara persyaratan teknis dengan harga penawaran, agar penilaian harga tidak mempengaruhi penilaian teknis; atau

(2) Pekerjaan bersifat kompleks sehingga diperlukan evaluasi teknis yang lebih mendalam.

(20)

4) Metode dua tahap digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

a) Pekerjaan bersifat kompleks;

b) Memenuhi kriteria kinerja tertentu dari keseluruhan sistem, termasuk pertimbangan kemudahan atau efisiensi pengoperasian dan pemeliharan peralatannya; dan/atau

c) Mempunyai beberapa alternatif penggunaan sistem dan desain penerapan teknologi yang berbeda.

d) Membutuhkan waktu evaluasi teknis yang lama; dan/atau e) Membutuhkan penyetaraan teknis.

d. Penetapan Metode Evaluasi Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.

1) Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas :

a) Sistem gugur :

Merupakan evaluasi penilaian penawaran dengan cara memeriksa dan membandingkan Dokumen Penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan urutan proses evaluasi dimulai dari penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan kewajaran harga. Terhadap Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang tidak lulus penilaian pada setiap tahapan dinyatakan gugur.

b) Sistem nilai.

Merupakan evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai, berdasarkan kriteria dan bobot yang telah ditetapkan dalam dokumen pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya, kemudian membandingkan jumlah perolehan nilai dari para peserta.

Evaluasi penawaran sistem nilai digunakan dengan memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya mengingat penawaran harga sangat dipengaruhi kualitas teknis.

(21)

c) Sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.

Merupakan evaluasi penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai pada unsur-unsur teknis dan harga yang dinilai menurut umur ekonomis barang yang ditawarkan berdasarkan kriteria dan nilai yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya, kemudian nilai unsur-unsur tersebut dikonversikan ke dalam satuan mata uang tertentu, dan dibandingkan dengan jumlah nilai dari setiap penawaran peserta dengan penawaran peserta lainnya.

2) Metode evaluasi penawaran untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya pada prinsipnya menggunakan penilaian sistem gugur.

3) Dikecualikan evaluasi penawaran Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks, dapat menggunakan metode evaluasi sistem nilai atau metode evaluasi penilaian biaya selama umur ekonomis.

4) Sistem nilai dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Besaran bobot biaya antara 70% (tujuh puluh perseratus) sampai dengan 90% (sembilan puluh perseratus) dari total bobot keseluruhan;

b) Unsur yang dinilai harus bersifat kuantitatif atau yang dapat dikuantifikasikan; dan

c) Tata cara dan kriteria penilaian harus dicantumkan dengan jelas dan rinci dalam Dokumen Pengadaan.

5) Dalam melakukan evaluasi ULP/Panitia /Pejabat Pengadaan dilarang mengubah, menambah dan/atau mengurangi kriteria serta tata cara evaluasi setelah batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran.

e. Metode Evaluasi Penawaran dalam Pengadaan Jasa Konsultansi

1) Metode evaluasi penawaran dalam pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dapat dilakukan dengan menggunakan :

a) Metode evaluasi berdasarkan kualitas;

Evaluasi penawaran berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

(22)

b) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya;

Evaluasi penawaran berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

c) Metode evaluasi berdasarkan Pagu Anggaran;

Evaluasi penawaran berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta yang penawaran biaya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan Pagu Anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

d) Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah.

Evaluasi Pengadaan Jasa Konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya diatas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

2) Metode evaluasi berdasarkan kualitas sebagaimana dimaksud di atas, digunakan untuk pekerjaan yang :

a) Mengutamakan kualitas penawaran teknis sebagai faktor yang menentukan terhadap hasil/manfaat (out come) secara keseluruhan; dan/atau

b) Lingkup pekerjaan yang sulit ditetapkan dalam KAK.

Contohnya adalah Jasa Konsultansi yang bersifat kajian makro (masterplan, roadmap), penasihatan (advisory), perencanaan dan pengawasan pekerjaan kompleks, seperti desain pembuatan pembangkit tenaga listrik, perencanaan terowongan di bawah laut dan desain pembangunan bandar udara internasional.

3) Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya sebagaimana dimaksud diatas, digunakan untuk pekerjaan yang :

a) Lingkup, keluaran (output), waktu penugasan dan hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam KAK; dan/atau

b) Besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat.

Contohnya adalah desain jaringan irigasi primer, desain jalan, studi kelayakan, konsultansi manajemen dan supervisi bangunan non-gedung.

(23)

4) Metode evaluasi berdasarkan Pagu Anggaran sebagaimana dimaksud di atas, digunakan untuk pekerjaan yang :

a) Sudah ada aturan yang mengatur (standar);

b) Dapat dirinci dengan tepat;

meliputi perincian yang jelas mengenai waktu penugasan, kebutuhan tenaga ahli dan input lainnya.

c) Anggarannya tidak melampaui pagu tertentu.

Contohnya adalah pekerjaan desain dan supervisi bangunan gedung serta pekerjaan survei dan pemetaan skala kecil.

5) Metode evaluasi berdasarkan biaya terendah sebagaimana dimaksud diatas, digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar.

Contohnya adalah desain dan/atau supervisi bangunan sederhana dan pengukuran skala kecil.

6) Dalam evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya, pembobotan nilai teknis dan biaya diatur dengan ketentuan :

a) bobot penawaran teknis antara 0,60 sampai 0,80;

b) bobot penawaran biaya antara 0,20 sampai 0,40.

7) Semua evaluasi penawaran Pekerjaan Jasa Konsultansi harus diikuti dengan klarifikasi dan negosiasi, dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Harga Satuan yang dapat dinegosiasikan yaitu biaya langsung non-personil yang dapat diganti (reimburseable cost) dan/atau biaya langsung personil yang dinilai tidak wajar;

b) Aspek biaya yang perlu diklarifikasi atau negosiasi terutama : (1) Kesesuaian rencana kerja dengan jenis pengeluaran biaya;

(2) Volume kegiatan dan jenis pengeluaran; dan

(3) Biaya satuan dibandingkan dengan biaya yang berlaku dipasaran/kewajaran biaya;

c) Klarifikasi dan/atau negosiasi terhadap unit biaya langsung personil dilakukan berdasarkan daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor Pajak Penghasilan tenaga ahli konsultan yang bersangkutan;

d) Biaya satuan dari biaya langsung personil paling tinggi 3,2 (tiga koma dua) kali gaji dasar yang diterima tenaga ahli tetap dan paling tinggi 2,5 (dua koma lima) kali penghasilan gaji yang diterima tenaga ahli tidak tetap; dan

(24)

e) Unit biaya langsung personil dihitung berdasarkan satuan waktu yang telah ditetapkan.

f. Penetapan Jenis Kontrak.

1) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi : a) Kontrak berdasarkan cara pembayaran :

(1) Kontrak Lump Sum;

Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;

(b) Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;

(c) Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;

(d) Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran ( output based);

(e) Total harga penawaran bersifat mengikat; dan

(f) Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.

Pengadaan Barang/Jasa yang dapat dilaksanakan dengan Kontrak Lumpsum, antara lain :

 pengadaan kendaraan bermotor;

 pengadaan patung;

 konstruksi bangunan sederhana, seperti ruang kelas;

 pembuatan aplikasi komputer.

(2) Kontrak Harga Satuan;

Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu;

(b) Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani;

(c) Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan

(25)

(d) Dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.

(3) Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;

Merupakan kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

Untuk pekerjaan yang sebagian bisa mempergunakan Lumpsum kemudian untuk bagian yang lain harus menggunakan Harga Satuan, misalnya pengadaan bangunan yang menggunakan pondasi pancang (bangunan atas menggunakan Lumpsum, pondasi mempergunakan Harga Satuan).

(4) Kontrak Persentase;

Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan

(b) Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak.

Kontrak Persentase digunakan untuk pekerjaan yang sudah memiliki acuan persentase, misalnya perencanaan dan pengawasan pembangunan gedung pemerintah, advokat, konsultan penilai.

(5) Kontrak Terima Jadi (Turnkey);

Merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan

(b) Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.

(26)

Kontrak Terima Jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau instalasi jadi yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer) teknologi selanjutnya.

b) Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran;

Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud diatas, terdiri atas : (1) Kontrak Tahun Tunggal;

Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran.

(2) Kontrak Tahun Jamak;

Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, bagi kegiatan : penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan perintis laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk narapidana di Lembaga Pemasyarakatan,pengadaan pita cukai, layanan pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning service.

Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang- undangan adalah peraturan perundang-undangan pemerintah daerah, keuangan daerah, dan sebagainya.

c) Kontrak berdasarkan sumber pendanaan : (1) Kontrak Pengadaan Tunggal;

Merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.

(2) Kontrak Pengadaan Bersama;

Merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing- masing PPK yang menandatangani Kontrak.

(27)

Kontrak Pengadaan Bersama diadakan dalam rangka pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang sumber pendanaannya berasal dari beberapa SKPD (co-financing) oleh beberapa PPK dengan sumber dana yang berbeda (APBN-APBN, APBD-APBD, APBN-APBD). Penjelasan mengenai tanggung jawab dan pembagian beban anggaran diatur dalam Kontrak sesuai dengan karakteristik pekerjaan.

Kontrak Pengadaan Bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan maupun anggaran, contohnya adalah pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer.

Pembebanan anggaran untuk Kontrak Pengadaan Bersama sebagaimana diatas, diatur dalam kesepakatan pendanaan bersama.

(3) Kontrak Payung (Framework Contract);

Merupakan Kontrak Harga Satuan antara Pemerintah dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh SKPD, dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan Barang/Jasa terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan

(b) Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa secara nyata.

Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung antara lain dilakukan untuk pengadaan alat tulis kantor (ATK), pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan (travel agent) dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis.

d) Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan : (1) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal;

(28)

Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan.

(2) Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;

Merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dengan menggabungkan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan/atau pengawasan.

Model Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi antara lain dapat berbentuk :

(a) Kontrak berbasis kinerja (Performance Based Contract) merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas dicapainya suatu tingkat pelayanan tertentu yang bisa merupakan penggabungan paket pekerjaan yang biasanya dilakukan terpisah.

(b) Kontrak Rancang dan Bangun (Design & Build) merupakan Kontrak Pengadaan yang meliputi desain dan pembangunan.

(c) Kontrak Rancang Bangun Konstruksi (Engineering Procurement Construction/EPC) merupakan Kontrak pengadaan yang meliputi desain, pengadaan, dan konstruksi.

(d) Kontrak Rancang-Bangun-Operasi- Pemeliharaan (Design-Build- Operate-Maintain) merupakan Kontrak pengadaan yang meliputi desain, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.

(e) Kontrak Jasa Pelayanan (Service Contract) merupakan Kontrak Pengadaan untuk melayani kebutuhan layanan tertentu.

(f) Kontrak Pengelolaan Aset merupakan Kontrak untuk pengelolaan aset sehingga aset yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal.

(g) Kontrak Operasi dan Pemeliharaan merupakan Kontrak pengadaan yang meliputi pengoperasian dan pemeliharaan atas suatu aset yang dimiliki.

(29)

g. Tanda Bukti Perjanjian.

1) Bukti pembelian;

Digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

2) Kuitansi;

Digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang nilainya sampai dengan Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

3) Surat Perintah Kerja (SPK);

Untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai sampai dengan Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

4) Surat Perjanjian.

digunakan untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan untuk Jasa Konsultansi dengan nilai diatas Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

3. Penetapan Metode Penilaian Kualifikasi

a. Kualifikasi merupakan proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa.

b. Kualifikasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu prakualifikasi atau pascakualifikasi.

c. Prakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukan penawaran.

d. Prakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut : 1) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi;

2) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bersifat kompleks melalui Pelelangan Umum; atau

3) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang menggunakan Metode Penunjukan Langsung, kecuali untuk penanganan darurat.

4) Pemilihan Penyedia melalui Pengadaan Langsung.

e. Prakualifikasi sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf d angka 3), dikecualikan untuk pengadaan langsung barang/jasa lainnya.

(30)

f. Proses penilaian kualifikasi untuk Penunjukan Langsung dalam penanganan darurat dilakukan bersamaan dengan pemasukan Dokumen Penawaran.

g. Proses prakualifikasi menghasilkan :

1) Daftar calon Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;

atau

2) Daftar pendek calon Penyedia Jasa Konsultansi.

h. Dalam proses prakualifikasi, Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan segera membuka dan mengevaluasi Dokumen Kualifikasi paling lama 2 (dua) hari kerja setelah diterima.

i. Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah pemasukan penawaran.

j. Pascakualifikasi dilaksanakan untuk Pengadaan sebagai berikut : 1) Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk Pekerjaan

Kompleks;

2) Pelelangan Sederhana/Pemilihan Langsung; dan 3) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.

k. ULP/Pejabat Pengadaan dilarang menambah persyaratan kualifikasi yang bertujuan diskriminatif serta diluar yang telah ditetapkan dalam ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden No.

54 Tahun 2010.

l. ULP/Pejabat Pengadaan wajib menyederhanakan proses kualifikasi dengan ketentuan :

1) Meminta Penyedia Barang/Jasa mengisi formulir kualifikasi; dan 2) Tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan kecuali pada

tahap pembuktian kualifikasi.

3) Pembuktian kualifikasi pada pelelangan/seleksi internasional dapat dilakukan dengan meminta dokumen yang dapat membuktikan kompetensi calon Penyedia Barang/Jasa.

m. Penilaian kualifikasi dilakukan dengan metode:

1) Sistem Gugur, untuk Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;

2) Sistem nilai untuk Pengadaan Jasa Konsultansi.

(31)

4. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

a. Tahapan Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

1) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan Umum meliputi tahapan sebagai berikut :

a) Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan prakualifikasi, metode dua sampul yang meliputi kegiatan :

(1) Pengumuman dan/atau undangan prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

(3) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

(4) Pembuktian kualifikasi dan pembuatan berita acara pembuktian kualifikasi;

(5) Penetapan hasil kualifikasi;

(6) Pengumuman hasil kualifikasi;

(7) Sanggahan kualifikasi;

(8) Undangan;

(9) Pengambilan dokumen pemilihan;

(10) Pemberian penjelasan;

(11) Pemasukan dokumen penawaran;

(12) Pembukaan dokumen penawaran sampul 1;

(13) Evaluasi dokumen penawaran sampul 1;

(14) Pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi sampul 1;

(15) Pembukaan dokumen penawaran sampul 2;

(16) Evaluasi dokumen penawaran sampul 2;

(17) Pembuatan berita acara hasil pelelangan;

(18) Penetapan pemenang;

(19) Pengumuman pemenang;

(20) Sanggahan; dan

(21) Sanggahan banding (apabila diperlukan).

b) Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan prakualifikasi atau Pelelangan Terbatas untuk pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, metode dua tahap yang meliputi kegiatan :

(32)

(1) Pengumuman prakualifikasi dan/atau undangan prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

(3) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

(4) Pembuktian kualifikasi;

(5) Penetapan hasil kualifikasi;

(6) Pengumuman hasil kualifikasi;

(7) Sanggahan kualifikasi;

(8) Undangan;

(9) Pengambilan dokumen pemilihan;

(10) Pemberian penjelasan;

(11) Pemasukan dokumen penawaran tahap 1;

(12) Pembukaan dokumen penawaran tahap 1;

(13) Evaluasi dokumen penawaran tahap 1;

(14) Melakukan penyetaraan teknis apabila diperlukan, kecuali untuk metode evaluasi sistem nilai;

(15) Penetapan peserta yang lulus evaluasi tahap 1;

(16) Pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi tahap 1;

(17) Pemasukan dokumen penawaran tahap 2;

(18) Pembukaan dokumen penawaran tahap 2;

(19) Evaluasi dokumen penawaran tahap 2;

(20) Pembuatan berita acara hasil pelelangan;

(21) Penetapan pemenang;

(22) Pengumuman pemenang;

(23) Sanggahan; dan

(24) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

c) Pelelangan Umum atau Pelelangan Terbatas untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan prakualifikasi, metode satu sampul yang meliputi kegiatan :

(1) Pengumuman prakualifikasi dan/atau undangan prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

(3) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

(4) Pembuktian kualifikasi;

(5) Penetapan hasil kualifikasi;

(6) Pengumuman hasil kualifikasi;

(33)

(7) Sanggahan kualifikasi;

(8) Undangan;

(9) Pengambilan dokumen pemilihan;

(10) Pemberian penjelasan;

(11) Pemasukan dokumen penawaran;

(12) Pembukaan dokumen;

(13) Evaluasi dokumen penawaran;

(14) Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan;

(15) Penetapan pemenang;

(16) Pengumuman pemenang;

(17) Sanggahan; dan

(18) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

d) Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi, metode satu sampul yang meliputi kegiatan:

(1) Pengumuman;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan;

(3) Pemberian penjelasan;

(4) Pemasukan dokumen penawaran;

(5) Pembukaan dokumen penawaran;

(6) Evaluasi penawaran;

(7) Evaluasi kualifikasi;

(8) Pembuktian kualifikasi;

(9) Pembuatan berita acara hasil pelelangan;

(10) Penetapan pemenang;

(11) Pengumuman pemenang;

(12) Sanggahan;

(13) Sanggahan banding (apabila diperlukan); dan

e) Pelelangan Umum untuk pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan pascakualifikasi, metode dua sampul yang meliputi kegiatan:

(1) Pengumuman;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan;

(3) Pemberian penjelasan;

(4) Pemasukan dokumen penawaran;

(5) Pembukaan dokumen penawaran sampul I;

(34)

(6) Evaluasi dokumen penawaran sampul I;

(7) Pemberitahuan dan pengumuman peserta yang lulus evaluasi sampul I.

(8) Pembukaan dokumen penawaran sampul II;

(9) Evaluasi dokumen penawaran sampul II;

(10) Pembuktian Kualifikasi;

(11) Pembuatan berita acara hasil pelelangan;

(12) Penetapan pemenang;

(13) Pengumuman pemenang;

(14) Sanggahan;

(15) Sanggahan banding (apabila diperlukan); dan

2) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan metode Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung untuk Pekerjaan Konstruksi, meliputi tahapan sebagai berikut :

a) Pengumuman;

b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan;

c) Pemberian penjelasan;

d) Pemasukan dokumen penawaran;

e) Pembukaan dokumen penawaran;

f) Evaluasi penawaran;

g) Evaluasi kualifikasi;

h) Pembuktian kualifikasi;

i) Pembuatan berita acara hasil pelelangan;

j) Penetapan pemenang;

k) Pengumuman pemenang;

l) Sanggahan; dan

m) Sanggahan banding (apabila diperlukan).

3) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk penanganan darurat dengan metode Penunjukan Langsung, meliputi tahapan sebagai berikut :

a) PPK dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada :

(1) Penyedia terdekat yang sedang melaksanakan pekerjaan sejenis; atau

(35)

(2) Penyedia lain yang dinilai mampu dan memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, bila tidak ada Penyedia sebagaimana dimaksud pada angka (1).

b) Proses dan administrasi Penunjukan Langsung dilakukan secara simultan, sebagai berikut :

(1) Opname pekerjaan di lapangan;

(2) Penetapan jenis, spesifikasi teknis dan volume pekerjaan, serta waktu penyelesaian pekerjaan;

(3) Penyusunan dokumen pengadaan;

(4) Penyusunan dan penetapan hps;

(5) Penyampaian dokumen Pengadaan kepada Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;

(6) Penyampaian dokumen Penawaran;

(7) Pembukaan dokumen Penawaran;

(8) Klarifikasi dan negosiasi teknis serta harga;

(9) Penyusunan Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;

(10) Penetapan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya;

(11) Pengumuman Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya; dan

4) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan Metode Penunjukan Langsung meliputi tahapan sebagai berikut :

a) Undangan kepada peserta terpilih dilampiri Dokumen Pengadaan;

b) Pemasukan Dokumen Kualifikasi;

c) Evaluasi kualifikasi;

d) Pemberian penjelasan;

e) Pemasukan Dokumen Penawaran;

f) Evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga;

g) Penetapan pemenang;

h) Pengumuman pemenang; dan

5) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan metode Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut : a) Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk

Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti

(36)

pembelian dan kuitansi, serta pengadaan pekerjaan konstruksi yang menggunakan kuitansi;

b) Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia untuk Pengadaan Langsung yang menggunakan SPK.

6) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya dengan metode Kontes/Sayembara meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut:

a) Pengumuman;

b) Endaftaran dan pengambilan dokumen kontes/sayembara;

c) Pemberian penjelasan;

d) Pemasukan proposal;

e) Pembukaan proposal;

f) Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis;

g) Pembuatan berita acara hasil kontes/sayembara;

h) Penetapan pemenang; dan i) Pengumuman pemenang.

b. Tahapan Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi

1) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan metode Seleksi Umum meliputi tahapan sebagai berikut :

a) Metode evaluasi kualitas, metode dua sampul yang meliputi kegiatan:

(1) Pengumuman prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

(3) Pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

(4) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

(5) Pembuktian kualifikasi;

(6) Penetapan hasil kualifikasi;

(7) Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;

(8) Sanggahan kualifikasi;

(9) Undangan;

(10) Pengambilan dokumen pemilihan;

(11) Pemberian penjelasan;

(12) Pemasukan dokumen penawaran;

(13) Pembukaan dokumen sampul 1;

(14) Evaluasi dokumen sampul 1;

(15) Penetapan peringkat teknis;

(37)

(16) Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;

(17) Sanggahan;

(18) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

(19) Undangan pembukaan dokumen sampul 2;

(20) Pembukaan dan evaluasi dokumen sampul 2;

(21) Undangan klarifikasi dan negosiasi;

(22) Klarifikasi dan negosiasi; dan

(23) Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi.

b) Metode evaluasi kualitas dan biaya, metode dua sampul yang meliputi kegiatan:

(1) Pengumuman prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

(3) Pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

(4) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

(5) Pembuktian kualifikasi;

(6) Penetapan hasil kualifikasi;

(7) Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;

(8) Sanggah kualifikasi;

(9) Undangan;

(10) Pengambilan dokumen pemilihan;

(11) Pemberian penjelasan;

(12) Pemasukan dokumen penawaran;

(13) Pembukaan dokumen sampul 1;

(14) Evaluasi dokumen sampul 1;

(15) Penetapan peringkat teknis;

(16) Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis;

(17) Undangan pembukaan dokumen sampul 2;

(18) Pembukaan dan evaluasi sampul 2;

(19) Penetapan pemenang;

(20) Pemberitahuan/pengumuman pemenang;

(21) Sanggahan;

(22) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

(23) Undangan klarifikasi dan negosiasi;

(24) Klarifikasi dan negosiasi; dan

(25) Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi.

c) Metode evaluasi biaya terendah, metode 1 (satu) sampul yang meliputi kegiatan :

(38)

(1) Pengumuman prakualifikasi;

(2) Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi;

(3) Pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

(4) Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi;

(5) Pembuktian kualifikasi;

(6) Penetapan hasil kualifikasi;

(7) Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;

(8) Sanggahan kualifikasi;

(9) Undangan;

(10) Pemberian penjelasan;

(11) Pemasukan dokumen penawaran;

(12) Pembukaan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik;

(13) Evaluasi administrasi, teknis dan biaya;

(14) Penetapan pemenang;

(15) Pemberitahuan/pengumuman pemenang;

(16) Sanggahan;

(17) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

(18) Undangan klarifikasi dan negosiasi;

(19) Klarifikasi dan negosiasi; dan

(20) Pembuatan berita acara hasil seleksi.

2) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Seleksi Sederhana dengan Metode Evaluasi Pagu Anggaran atau Metode Biaya Terendah, Metode 1 (satu) Sampul meliputi tahapan sebagai berikut :

a) Pengumuman prakualifikasi;

b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi;

c) Pemberian penjelasan (apabila diperlukan);

d) Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi;

e) Pembuktian kualifikasi;

f) Penetapan hasil kualifikasi;

g) Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi;

h) Sanggahan kualifikasi;

i) Undangan;

j) Pemberian penjelasan;

k) Pemasukan dokumen penawaran;

l) Pembukaan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik;

m) Evaluasi administrasi, teknis dan biaya;

(39)

n) Penetapan pemenang;

o) Pemberitahuan/pengumuman pemenang;

p) Sanggahan;

q) Sanggahan banding (apabila diperlukan);

r) Undangan klarifikasi dan negosiasi;

s) Klarifikasi dan negosiasi; dan

t) Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi.

3) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Penunjukan Langsung untuk penanganan darurat meliputi tahapan sebagai berikut :

a) PPK dapat menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada :

(1) Penyedia Jasa Konsultansi terdekat yang sedang melaksanakan pekerjaan sejenis di lokasi penanganan darurat; atau

(2) Penyedia Jasa Konsultansi lain yang dinilai mampu dan memenuhi kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, bila tidak ada Penyedia Jasa Konsultansi sebagaimana dimaksud pada angka 1).

b) Proses dan administrasi Penunjukan Langsung dilakukan secara simultan, sebagai berikut:

(1) Opname pekerjaan di lapangan;

(2) Penetapan ruang lingkup, jumlah dan kualifikasi tenaga ahli serta waktu penyelesaian pekerjaan;

(3) Penyusunan dokumen pengadaan;

(4) Penyusunan dan penetapan hps;

(5) Penyampaian dokumen pengadaan;

(6) Penyampaian dokumen penawaran;

(7) Pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran;

(8) Klarifikasi dan negosiasi;

(9) Penyusunan berita acara hasil penunjukan langsung;

(10) Penetapan penyedia jasa konsultansi; dan (11) Pengumuman penyedia jasa konsultansi.

4) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Penunjukan Langsung untuk bukan penanganan darurat meliputi tahapan sebagai berikut :

(40)

a) Undangan kepada Penyedia Jasa Konsultansi terpilih dilampiri Dokumen Pengadaan;

b) Pemasukan, evaluasi dan pembuktian kualifikasi;

c) Pemberian penjelasan;

d) Pemasukan Dokumen Penawaran;

e) Pembukaan dan evaluasi penawaran;

f) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya;

g) Pembuatan Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;

h) Penetapan Penyedia Jasa Konsultansi; dan i) Pengumuman;

5) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Pengadaan Langsung dilakukan dengan permintaan penawaran yang diikuti dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan biaya kepada calon penyedia.

6) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dengan Metode Sayembara meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut :

a) Pengumuman;

b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen sayembara;

c) Pemberian penjelasan;

d) Pemasukan proposal;

e) Pembukaan proposal;

f) Pemeriksaan administrasi dan penilaian proposal teknis;

g) Pembuatan berita acara hasil sayembara;

h) Penetapan pemenang; dan i) Pengumuman pemenang.

7) Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan menggunakan tahapan Seleksi Umum pascakualifikasi satu sampul, meliputi kegiatan sebagai berikut :

a) Pengumuman;

b) Pendaftaran dan pengambilan dokumen pengadaan;

c) Pemberian penjelasan;

d) Pemasukan Dokumen Penawaran;

e) Pembukaan Dokumen Penawaran;

f) Evaluasi Penawaran;

g) Evaluasi Kualifikasi;

h) Pembuktian Kualifikasi;

i) Pembuatan Berita Acara Hasil Evaluasi;

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini karena tekstur yang dihasilkan pada bakso ikan dipengaruhi oleh tepung yang digunakan sebagai bahan pengisi, dimana semakin banyak penambahan tepung

Mata kuliah ini merupakan bagian dari ilmu ekonomi dalam menjadi sumber pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan metode ilmiah, mulai

[r]

pada saat pembuktian kualifikasi dan Klarifikasi penyedia jasa diharuskan untuk membawa seluruh dokumen asli atau dokumen salinan yang telah dilegalisir dan

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT BIRO SARANA DAN

Sehubungan dengan hal tersebut, Program Studi Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS menyelenggarakan Seminar Nasional MMT XXV dengan tema: Berbagi Pengetahuan Global

Learn how to improve your playing quality and even overall understanding of online gaming and how you perform while playing online. Gaming online is a huge business nowadays and