• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Pada AMIK STIEKOM Sumatera Utara Menggunakan Metode VIKOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Pada AMIK STIEKOM Sumatera Utara Menggunakan Metode VIKOR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Pada AMIK STIEKOM Sumatera Utara Menggunakan

Metode VIKOR

Siti Nurhalimah1, Tiurma Tampubolon1, Winda B Berutu1, Janner Simarmata2, Mesran1

1 Prodi Teknik Informatika, STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia

2 Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia Abstrak

Sistem pendukung keputusan merupakan Sistem penghasil informasi yang digunakan untuk menangani dan memecahkan suatu masalah baik dalam bentuk semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.Metode Vikor merupakan salah satu metode MADM yang digunakan untuk menentukan suatu keputusan, dan pada penelitian ini peniliti menggunakan metode Vikor untuk menentukan mahasiswa yang berhak menjadi calon penerimaan beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria dengan menggunakan rumus yang hasil nya lebih akurat dan memenuhi yang telah ditentukan.

Kata Kunci: Seleksi Penerimaan Beasiswa, Sistem Pendukung Keputusan, VIKOR.

1. PENDAHULUAN

Beasiswa merupakan bantuan keuangan maupun sarana atau prasarana yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa yang bertujuan untuk dipergunakan demi mencapai pendidikan yang akan ditempuh.Beasiswa ini biasanya dilihat dari kemampuan orangtua mampu atau tidak. Beasiswa yang diberikan kepada penerima dikategorikan dalma dua kategori Beasiswa bidimisi dan beasiswa karna prestasi.Beasiswa bidikmisi merupakan bantuan yang diberikan oleh lembaga pemerintah untuk membantu biaya pendidikan karena orangtua kurang mampu untuk membiayai pendidikan tersebut.

Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat sehingga teknologi mempunyai pernanan yang sangat penting dalam mendukung dan menyelesaikan pekerjaan manusia. Salah satu perangkat alternatif yang digunakan untuk menyelasaikan dan membantu dalam pengambilan keputusan terbaik adalah Komputer[1]. Untuk menetukan calon penerima beasiswa banyak kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh mahasiswa,oleh karena ini dibutuhkan suatu sistem agar data-data mahasiswa cepat disaring dan menemukan mahasiswa yang layak menerima beasiswa. Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat menyeleksi calon penerima beasiswa dengan kriteria yang telah ditentukan oleh manajemen. Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem berbasis komputer yang mampu memecahkan masalah dalam menghasilkan alternative terbaik untuk mendukung keputusan yang diambil oleh pengambil keputusan[2][3]. Terdapat beberapa metode yang termasuk dalam sistem pendukung keputusan diantaranya, Analitycal Hierarchy Proses (AHP)[4], Simple Additive Weighting (SAW)[5], Weighted Product (WP), TOPSIS[6], Simple Multi Atribute Rating Technique (SMART)[7][8].

Berdasarkan penelitian terdahulu Mentari(2018), bahwa menentukan jenis kulit terbaik untuk pembuatan sepatu yang cocok menggunakan metode VIKOR[9]. Kemudian penelitian yang diteliti oleh Gede Swardika(2018) membantu bagian kemahasiswaan dalam menentukan rekomendasi penerimaan beasiswa di Universitas Terbuka dengan mempertimbangkan berbagai kriteria yang telah ditentukan[10]. Pada penelitian yang peneliti lakukan menerapkan metode VIKOR. VIKOR merupakan metode sederhana yang dapat dilakukan dan membantu pengambilan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif[11]. Metode vikor adalah salah satu metode dari MCDM yang penyelesaian nya sederhana dan menghasilkan suatu keputusan yang lebih efektif.Pada metode vikor yang menjadi nilai terbaik adalah nilai yang paling rendah[12][13]. Metode vikor ini diharapkan dapat membantu prodi ataupun bagian kemahasiswan untuk menentukan mahasiswa yang layak menerima beasiswa dan dapat mengumpulkan data mahasiswa dengan cepat dan juga akurat.

2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Beasiswa

Beasiswa merupakan suatu bantuan dari pihak pemerintah berupa materi atau biaya yang diberikan

(2)

pendidikan yang akan di tempuh.Beasiswa juga merupakan suatu bentuk penghargaan/partisipasi pemerintah atas prestasi yang telah dihasilkan mahasiswa/pelajar. Untuk menentukan calon mahasiswa yang layak menerima beasiswa banyak kriteria-kriteria yang harus dilengkapi oleh mahasiswa tersebut, untuk mnegumpulkan semua data mahasiswa dengan cara manual membutuhkan waktu yang cukup lama,untuk itu dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan Untuk menentukan seseorang apakah layak mendapatkan beasiswa yang sudah disediakan.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem pengetahuan) yang digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan keputusan dengan kriteria-kriteria yang berbeda[14][15]. Metode ini merupakan pengambil keputusan yang menginginkan solusi yang mendekati ideal dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. SPK merupakan penggabungan sumber- sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah- masalah semi struktur[16].

2.3 Metode Vikor

VIKOR (Vise Kriterijumska Optimizajica I Kompromisno Resenje), merupakan salah satu dari sekian banyak teknik MCDM. VIKOR diperkenalkan pertama kali oleh Serafim Opricovic pada tahun 1998[17]. Dan digunakan dalam menyelesaikan masalah multi-criteria decision making pada tahun 2000. VIKOR didasarkan pada solusi terbaik yang diperoleh berdasarkan solusi ideal terdekat.

Kemudian melakukan perangkingan dengan membandingkan jarak ke solusi ideal (Kilic, 2012).

Metode VIKOR menggunakan normalisasi linear, yang bertujuan untuk mendapatkan solusi terbaik dengan tingkat keuntungan[18][19].

Langkah - langkah dalam menyelesaikan perhitungan dengan menggunakan metode VIKOR[11][13][20][18], sebagai berikut:

1. Melakukan normalisasi menggunakan Rumus Berikut :

Rij = (𝐹𝑗+ − 𝐹𝑖𝑗

𝐹𝑗+ − 𝐹𝑗−) ... ...(1) Dimana Rij dan Xij (i=1,2,3,...,m dan j=1,2,3,...,n) adalah elemen dari matriks pengambilan keputusan (alternatif iterhadap kriteria j) dan F+j adalah elemen terbaik dari kriteria j , F-j adalah elemen terbaik dari kriteria j.

2. Menghitung nilai S dan R dengan menggunakan rumus dibawah ini : Si = ∑ 𝑊𝑗 ∗ (𝐹𝑗+ − 𝐹𝑖𝑗

𝐹𝑗+ − 𝐹𝑗−)

𝑛𝑗=1 ...(2) Dan

Ri = Max j[wj(𝐹𝑗+ − 𝐹𝑖𝑗

𝐹𝑗+ − 𝐹𝑗−)] ...(3) Dimana Wj adalah bobot dari tiap kriteria j.

3.Menentukan nilai indeks Qi = V[Si − S+

𝑆− − 𝑆+] + (1-V)[Ri − R+

𝑅− − 𝑅+] ...(4) Dimana S- = maximum Si, S+ = minimum Si dan R- = maxsimum Ri, R+ = minimum Ri dan v = 0,5(sudah ketentuan).

4. Hasil perankingan merupakan hasil pengurutan dari S, R,Q.

5. Solusi alternatif terbaik berdasarkan dengan nilai Q minimum menjadi peringkat terbaik dengan syarat:

Q(A(2))– Q((1))≥DQ ...(4)

(3)

Dimana A(2) = alternatif dengan urutan kedua pada perengkingan Q dan A(1) = alternatif dengan urutan terbaik pada perengkingan Q sedangkan DQ = 1 – (m-1),dimana m merupakan jumlah alternatif. Alternatif A(1) harus berada pada rangking terbaik pada S dan/atau R.

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan untuk seleksi penerimaan beasiswa sebagai input yaitu jumlah pendapatan orangtua,jumlah tanggungan orangtua,status orangtua,semester,IPK. Maka, penelitian ini akan membahas sistem pendukung yang dapat membantu untuk menentukan seleksi penerimaan beasiswa dengan menggunakan metode VIKOR.

Setiap kategori penerimaan beasiswa memiliki 5 kriteria (Cj) yang paling berpengaruh dan memiliki nilai crisp yang berbeda.Kategori penerima beasiswa yaitu beasiswa berprstasi memiliki kriteria (Cj) yang sama.Perbedaannya terdapat pada nilai bobot(Wj) setiap kriteria kategori penerima beasiswa.

Pada tabel 1 dan 2 merupakan data alternatif dan kriteria Tabel 1. Alternatif

Alternatif Keterangan

A1 Winda belina A2 Despika A3 Tiurma A4 Nurhalimah A5 Putra

Tabel 2. Kriteria

Kriteria Keterangan Bobot

C1 Jumlah Pendapatan Orang tua 0.3 C2 Jumlah Tanggungan Orang tua 0.2

C3 Status Orangtua 0.1

C4 Semester 0.1

C5 IPK 0.3

Tabel berikut merupakan tabel pembobotan untuk status orang tua.

Tabel 3. Menentukan Kriteria Status Orang Tua

Range Nilai Bobot

Janda Kurang 0.5

Duda Cukup 0.75

Lengkap Baik 1

Pada tabel 4, merupakan tabel yang berisikan rating kecocokan antara alternatif dan kriteria.

Tabel 4. Data Alternatif dan Kriteria

Alternatif C1 C2 C3 C4 C5

A1 1.800.000 3 Janda 5 3.50

A2 2.200.000 7 Lengkap 3 3.20 A3 2.900.000 1 Lengkap 3 2.70 A4 2.500.000 4 Lengkap 4 3.30 A5 3.000.000 5 Lengkap 5 3.10

Berdasarkan tabel 3, maka alternatif yang terdapat pada tabel 4 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel rating yang telah di bobotkan

Alternatif C1 C2 C3 C4 C5

A1 1.500.000 3 0.5 5 3.50

(4)

A3 2.900.000 1 0.75 3 2.80

A4 2.500.000 4 1 4 3.30

A5 3.000.000 5 1 5 3.10

Max 3.000.000 7 1 5 3.50

Min 1.500.000 1 0.25 3 2.80

Setelah melakukan pembobotan, maka langkah selanjutnya dilakukan pemrosesan perhitungan menggunakan metode VIKOR, seperti terlihat dibawah ini.

1. Melakukan normalisasi R11 = (3000000 − 1500000

3000000 − 1500000) = 1 R12 = (7 −3

7 − 1) = 0.6 R13 = (1 − 0.5

1 − 0.25) = 0,6 R14 = (5 − 5

5 − 3) = 0 R15 = (3.50 − 3.50

3.50 − 2.80) = 0 R21 = (3000000 − 2200000

3000000 − 1500000) = 0.5 R22 = (7 −7

7 − 1) = 0 R23 = (1 − 0.75

1 − 0.25) = 0,3 R24 = (5 − 3

5 − 3) = 1 R25 = (3.50 − 3.20

3.50 − 2.80) = 0,4 R31 = (3000000 − 2900000

3000000 − 1500000) = 0,06 R32 = (7 −1

7 − 1) = 1 R33 = (1 − 0.75

1 − 0.25) = 0,3 R34 = ( 1 − 1

1 − 0.25) = 0 R35 = (3.50 − 2.80

3.50 − 2.80) = 1 R41 = (3000000 − 2500000

3000000 − 1500000) = 0.3 R42 = (7 −4

7 − 1) = 0.6 R43 = ( 1 − 1

1 − 0.25) = 0 R44 = (100 − 90

100 − 85) = 0,6 R45 = (3.50 − 3.30

3.50 − 2.80) = 0.2 R51 = (3000000 − 3000000

3000000 − 1500000) = 0 R52 = (7 −5

7 − 1) = 0.16 R53 = ( 1 − 1

1− 0.25) = 0 R54 = (5 − 5

5 − 3) = 0 R55 = (3.50 − 3.10

3.50 − 2.80) = 0,5

Hasil dari perhitungan dalam mencari normalisasi terhadap matrik keputusan, dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Normalisasi

1 0.6 0,6 0 0

0,5 0 0.3 1 0,4

0,06 1 0,3 0 1

0,3 0,6 0 0,5 0,2

0 0.16 0 0 0,5

2. Normalisasi * Bobot

Setelah mendapatkan hasil normalisasi maka langkah selanjutnya mencari perhitungan normalisasi dikalikan dengan bobot sebagai berikut :

Tabel perhitungan Normalisasi dikalikan dengan bobot kriteria dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Normalisasi * Bobot

1 * 0,3 0,6 * 0,2 0,6 *0,1 0 * 0,1 0 * 0,3 0,5 * 0,3 0 * 0,2 0,3 * 0,1 1 * 0,1 0,4 * 0,3 0,06 * 0,3 1 * 0,2 0,3 * 0,1 0 * 0,1 1 * 0,3 0,3 * 0,3 0,6 * 0,2 0 * 0,1 0,5*0,1 0,2 * 0,3

(5)

0 * 0,3 0,16 * 0,2 0 * 0,1 0 * 0,1 0,5 * 0,3 Tabel hasil perhitungan normalisasi * bobot, dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Hasil Normalisasi * Bobot 0,3 0,12 0,06 0 0 0,15 0 0,03 0,1 0.12 0,018 0,2 0,03 0 0.3 0,9 0,12 0 0,05 0,6

0 0,032 0 0 0,15

3. Menghitung nilai S dan R

Untuk menghitung nilai S dapat menggunakan persamaan 2.

S1 = 0,3 + 0,12 + 0,06 + 0 + 0 = 0,48 S2 = 0,15 +0 + 0,03 + 0,1 + 0,12 = 0,4 S3 = 0,018 + 0,2 + 0,03 + 0 + 0,3 = 0,548 S4 = 0,9 + 0,12 + 0 + 0,05 + 0,6 = 1,67 S5 = 0 + 0,032 + 0 + 0 + 0,15 = 0,182

Nilai R diperoleh dari nilai maksimum dari setiap alternatif pada setiap kriteria, yang telah di normalisasikan dari persamaan 3.

R1 = 0,3 R2 = 0,15 R3 = 0,3 R4 = 0,9 R5 = 0,15

Hasil perhitungan nilai S dan R dapat dikiat pada tabel 9 Tabel 9 . Hasil Si dan xRi

Alternatif Si Rj

A1 0,48 0,3

A2 0,4 0,15

A3 0,548 0,3 A4 1,67 0,9 A5 0,182 0,15 4. Perangkingan (Qi)

Nilai Qi diperoleh dari persamaan 4.

S- = 1,67 R- = 0,9 S* = 0,182 R* = 0,15 Q1 = 0,48 − 0,182

1,67 − 0,182](0,5) + [0,9 − 0,150,3− 0,15](1-0,5) 0,1+0,1 = 0,2

Q2 = 0,4 − 0,182

1,67 − 0,182](0,5) + [0,15− 0,150,9 − 0,15](1-0,5) = 0,073+0 = 0,073

Q3 =0,548 − 0,182

1,67 − 0,182](0,5) + [0,3− 0,15

0,9 − 0,15](1-0,5) = 0,12+0,1 = 0,22

Q4 = 1,67 − 0,182

1,67 − 0,182](0,5) + [0,15− 0,15

0,9 − 0,15](1-0,5) = 0,5 + 0 = 0,5

Q5 = 0,182 − 0,182

1,67 − 0,182](0,5) + [0,9 − 0,150,3− 0,15](1-0,5) = 0,5 + 0,5= 1

Hasil perhitungan Qi dan perankingan dapat dilihat pada tabel 10

(6)

Alternatif Qi Rangking

A1 0,2 2

A2 0,073 1

A3 0,22 3

A4 0,5 4

A5 1 5

Maka nilai indeks atau yang menjadi rangking 1 adalah Q2 dengan hasil paling kecil yaitu 0,073.

4. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode VIKOR dapat membantu proses seleksi dan menentukan penerima beasiswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dan menjadi salah satu implementasi yang sederhana yang dapat dilakukan dan membantu pengambilan keputusan yang terbaik dari beberapa alternatif. Metode VIKOR ini mempunyai masing – masing bobot yang diberikan untuk menunjukkan hasil perangkingan yang sama, sehingga dapat dijadikan sebagai penyelesain dalam menangani permasalahan yang multikriteria.

REFERENCES

[1] J. Simarmata, Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Andi, 2006.

[2] S. Kusumadewi, S. Hartati, A. Harjoko, and Retantyo Wardoyo, “Fuzzy Multi Attribute Decision Making (FUZZY MADM),” Ed. Pertama Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta., 2006.

[3] Kusrini, Sistem Pendukung Keputusan dan Aplikasinya. Yogyakarta: Andi, 2007.

[4] H. Nurdiyanto and Heryanita Meilia, “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS (AHP),” in Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016, 2016, no. February, pp. 1–7.

[5] S. H. Sahir, R. Rosmawati, and K. Minan, “Simple Additive Weighting Method to Determining Employee Salary Increase Rate,” Int. J. Sci. Res. Sci. Technol., vol. 3, no. 8, pp. 42–48, 2017.

[6] G. Ginting, Fadlina, Mesran, A. P. U. Siahaan, and R. Rahim, “Technical Approach of TOPSIS in Decision Making,”

Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 58–64, 2017.

[7] Risawandi and R. Rahim, “Study of the Simple Multi-Attribute Rating Technique For Decision Support,” IJSRST, vol.

2, no. 6, pp. 491–494, 2016.

[8] A. Saleh, R. E. Sari, and H. Kurniawan, “Metode Fuzzy Simple Additive Weighting ( Saw ) Dalam Menentukan Kualitas Kulit Ular Untuk Kerajinan Tangan ( Studi Kasus : Cv . Asia Exotica Medan ),” in Seminar Nasional Informatika, 2014, pp. 18–23.

[9] B. J. Hutapea, M. A. Hasmi, and A. Karim, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Jenis Kulit Terbaik Untuk Pembuatan Sepatu Dengan Menggunakan Metode VIKOR,” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 6–12, 2018.

[10] G. & I. K. P. S. Suwardika, “Penerapan Metode VIKOR pada Pengambilan Keputusan Seleksi Calon Penerima Beasiswa Bidikmisi Universitas Terbuka,” vol. 2, no. 1, pp. 24–35, 2018.

[11] M. Sianturi, S. Wulan, Suginam, Rohminatin, and Mesran, “Implementasi Metode VIKOR Untuk Menentukan Bahan Kulit Terbaik Dalam Pembuatan Ikat Pinggang,” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 56–60, 2018.

[12] G.-H. Tzeng and J.-J. Huang, Multiple Attribute Decision Making Method And Applications. CRC Press, 2011.

[13] A. A. Trisnani, D. U. Anwar, W. Ramadhani, M. M. Manurung, and A. P. U. Siahaan, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Menerapkan Metode Vise Kriterijumska Optimizajica I Kompromisno Resenje (VIKOR),” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 5, no. 2, pp. 85–90, 2018.

[14] M. K. Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan,” pp. 11–24, 2007.

[15] E. Turban, J. E. Aronson, and T. Liang, “Decision Support Systems and Intelligent Systems.”

[16] Kusrini, Konsep Dan Aplikasi Pemdukung Keputusan. Yogyakarta: Andi, 2007.

[17] M. F. El-santawy, “A VIKOR Method for Solving Personnel Training,” Int. J. Comput. Sci., vol. 1, no. 2, pp. 9–12, 2012.

[18] W. Jingzhu and L. Xiangyi, “The multiple attribute decision-making VIKOR method and its application,” in 2008 International Conference on Wireless Communications, Networking and Mobile Computing, WiCOM 2008, 2008.

[19] D. Siregar et al., “Multi-Attribute Decision Making with VIKOR Method for Any Purpose Decision,” J. Phys. Conf.

Ser., vol. 1019, no. 1, 2018.

[20] K. Umam, V. E. Sulastri, T. Andiri, D. U. Sutiksno, and Mesran, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Produk Unggulan Daerah Menggunakan Metode VIKOR,” J. Ris. Komput., vol. Vol 5, no. 1, pp.

43–49, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pendukung keputusan ini dapat membantu tim penyeleksi beasiswa dalam pengambilan keputusan penentuan penerimaan beasiswa bidikmisi, agar menghasilkan keputusan yang

Secara khusus, SPK didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah sistem berbasis komputer yang mapumemecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur.Berberapa metode Additive Ratio

Dengan kemampuan yang dimiliki, sistem penunjang keputusan diharapkan dapat membantu dalam pengambilan keputusan baik untuk masalah semi terstruktur maupun tidak

untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur [1]. Sistem Pendukung Keputusan ini sangat cocok digunakan untuk membantu user dalam mengambil suatu

2.2 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan merupakan Sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan

DSS (Decision Support System) atau Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan adalah seperangkat sistem yang mampu memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang

komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi struktur “ Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan