• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan uji in vitro menggunakan bakteri Escherichia coli sebagai bakteri uji dan digunakan fraksi etil asetat dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 25% sebagai perlakuan. Prosedur fraksinasi dapat dilihat pada lampiran 4.

4.2 Objek Penelitian dan Tempat Penelitian

Pada penelitian ini bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri kulit buah Citrus reticulata dengan metode difusi cakram yang akan diteliti di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

4.3 Alat dan Bahan 4.3.1 Alat

• Inkubator

• Autoclave

• Laminar Air Flow

• Penjepit/pinset,

• Cawan petri

• Blank disk

• Kapas lidi steril

• Ose steril

• Jangka sorong

• Oven

• Lemari pedingin

• Eppendorf

• Batang pengaduk

• Beaker glass

(2)

• Mikropipet

• Erlenmeyer

• Tabung reaksi

• Anaerobic Jar 4.3.2 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah ekstrak etil-asetat kulit buah Citrus reticulata dengan metode maserasi dengan remaserasi. Mikroba uji yang digunakan adalah Escherichia coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

4.3.3 Sampel Uji

Bakteri yang digunakan adalah bakteri Escherichia coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Bakteri uji diinokulasikan pada media nutrient agar, dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam (Kumala et al, 2008).

4.3.4 Pengujian Difusi Cakram

a. Mueller Hinton Agar (MHA) (MERCK) b. Aquadest steril (Bratachem)

c. Kloramfenikol 30 µg/disk sebagai kontrol positif (Oxoid) d. DMSO 2% (MERCK)

e. Fraksi etil asetat Citrus reticulata 4.4 Sterilisasi Alat dan Bahan

Semua alat yang digunakan, terlebih dahulu disterilkan melalui proses sterilisasi, yaitu dengan cara sterilisasi kering dan cara sterilisasi basah.

4.4.1 Sterilisasi Kering

Sterilisasi kering meliputi cara sterilisasi dengan api langsung dan cara sterilisasi dengan pemanasan menggunakan oven dengan suhu tinggi:

a. Sterilisasi dengan api langsung

Sterilisasi ini dilakukan terhadap peralatan seperti jarum ose, pinset, spatel, mulut tabung dan batang pengaduk.

b. Sterilisasi menggunakan oven

(3)

28

Pemanas oven digunakan untuk sterilisasi peralatan gelas yang tidak berskala, seperti cawan petri, tabung reaksi. Alat-alat yang disterilkan dimasukkan kedalam oven setelah mencapai suhu 160℃ kurang lebih 2 jam (Hafsan et al., 2015).

4.4.2 Sterilisasi Basah

Sterilisasi basah dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Peralatan yang disterilkan dengan sterilisasi basah diantaranya gelas ukur, Erlenmeyer, dan pipet tetes. Proses sterilisasi ini dilakukan pada suhu 121C selama 15–20 menit pada medium perbiakan mikroba SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dan SDB (Sabouraud Dextrose Broth) (Hafsan et. al, 2015).

4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel Bebas

Veriabel bebas pada penelitian ini adalah komponen senyawa kimia yang terdapat pada fraksi Etil asetat kulit buah Citrus reticulata L. Fraksi etil asetat kulit buah Citrus reticulata yang digunakan dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu, 5%, 10%, 25% dan Kloramfenikol 30μg/ml sebagai kontrol positif.

4.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah diameter zona hambat yang didapatkan oleh senyawa uji.

4.6 Metode Penelitian 4.6.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dengan mengukur daya hambat fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata terhadap bakteri Escherichia coli secara in vitro dengan metode difusi cakram. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua perlakuan yakni kelompok uji dan kelompok kontrol. Penelitian ini melalui beberapa tahapan, yaitu persiapan dosis fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata dan pengujian antibakteri dengan metode difusi cakram.

(4)

4.6.2 Kerangka Operasional

Gambar 4. 1 Skema Kerangka Operasional

4.7 Prosedur Kerja 4.7.1 Tahapan Persiapan

4.7.1.1 Persiapan Konsentrasi Larutan Uji

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya konsentrasi tiap tanaman sebagai antibakteri, konsentrasi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata yang dipakai adalah sebagai berikut:

a. Konsentrasi 1 Citrus reticulata = 5%

b. Konsentrasi 2 Citrus reticulata = 10%

c. Konsentrasi 3 Citrus reticulata = 25%

4.7.1.2 Pembuatan Larutan Uji

Konsentrasi larutan uji untuk bakteri Escherichia coli:

a) Ditimbang fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 50 mg kemudian ditambahkan DMSO 2% dengan melarutkan 20 μl DMSO kemudian ditambahkan aquades steril sebanyak 980 μl. Sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 5%.

Persiapan bahan uji Preparasi bakteri Preparasi media

Pengujian difusi

Kelompok Uji:

Fraksi Etil-asetat Kulit buah Citrus reticulata dengan konsetrasi 5%, 10%, dan 25%

Kelompok Kontrol:

• Kontrol positif (kloramfenikol)

• Kontrol negatif (aquades + DMSO 2%)

Analisis data

(5)

30

b) Ditimbang fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 100 mg setelah itu ditambahkan DMSO 2% dengan melarutkan 20 μl DMSO selanjutnya ditambahkan aquades steril sebanyak 980 μl. sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 10%.

c) Ditimbang fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 250 mg setelah itu ditambahkan DMSO 2% dengan melarutkan 20 μl DMSO kemudian ditmbahkan aquades steril sebanyak 980 μl. sehingga diperoleh konsentrasi larutan uji fraksi etil-asetat kulit buah Citrus reticulata 25%.

4.7.1.3 Preparasi Media

Penelitian ini menggunakan satu media yakni Mueller Hinton Broth (MHB) dalam pembuatan suspensi bakteri menggunakan aquadest dengan meremajakan bakteri selama 24 jam sebelum bakteri di gunakan. Pembuatan media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan melarutkan bahan sebanyak 3,8 gram dengan komposisi: Beef dehydrate infusion 30g/100ml, casein hydrolysate 1,75 g/100ml, starch 0,15 dan agar 1,5 g/100ml) kemudian bahan tersebut dimasukkan kedalam erlenmeyer dengan kapasitas 100 ml. Erlenmeyer tersebut diletakkan diatas hot plate kemudian masukan magnetic stirer ke dalam erlenmeyer untuk mempercepat kelarutan sampai didapat larutan media menjadi berwarna kuning jernih. Setelah itu di masukkan erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil kemudian disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121C. Dituang media steril ke cawan petri steril secara aseptis.

4.7.1.4 Preparasi Bakteri

Pada preparasi bakteri siapkan terlebih dahulu standar McFarland 0,5 yang setara dengan 1,5 x 108 CFU/ml. Selanjutnya dibuat suspensi bakteri dengan cara mengambil 3 – 4 ose bakteri yang berasal dari biakan murni yang berumur kurang dari satu minggu. Setelah itu dimasukan pada erlenmeyer. Lalu diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37oC dan di kocok dengan kecepatan 120 rpm. Setelah 24 jam diambil 10 ml biakan dari media MHB lalu dibandingkan dengan standard Mc Farland 108CFU/ml (tabung A). Pengenceran dilakukan dengan diambil 1 ml dari tabung A kemudian dilarutkan dengan Aquadest sampai 10 ml (tabung B) dengan jumlah koloni bakteri 107 CFU/ml, kemudian diambil 1 ml dari tabung B dilarutkan dengan Aquadest sampai 10 ml (tabung C), diperoleh koloni bakteri 106 CFU/ml.

(6)

Kemudian dari tabung C dilakukan penggoresan pada media MHA yang diambil menggunakan kapas lidi steril lalu digoreskan secara merata. Lanjutkan goresan sampai habis. Setelah selesai menggores, bakteri diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam (Hafsan et al., 2015).

4.7.1.5 Pewarnaan Bakteri Uji

Perwarnaan bakteri uji yang dilakukan adalah pewarnaan Gram.

Perwarnaan bakteri dilakukan untuk identifikasi dan untuk memastikan tidak ada kontaminan pada kultur kerja. Objek kaca yang digunakan dibersihkan dengan alkohol 96% dan dikeringkan. Kemudian tambahkan aquadest 1 tetes di atas objek kaca, dan ambil biakan bakteri yang akan dilakukan pewarnaan dengan ose steril (biakan bakteri yang diambil hanya 1 koloni saja), kemudian ratakan biakan bakteri di permukaan objek kaca yang telah berisi aquadest. Kemudian difiksasi dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali). Setelah kering, pertama ditetesi dengan pewarna Crystal Violet kemudian tunggu 1 menit lalu bilas dengan aquadest.

Kedua, ditetesi dengan Lugol dan tunggu 1 menit lalu bilas dengan aquadest.

Ketiga, bilas dengan alkohol alkohol 96% lalu bilas dengan aquadest. Keempat, ditetesi dengan pewarna Safranin dan tunggu 1 menit lalu bilas dengan aquadest kemudian keringkan dengan tisu. Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10), bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan kedalam bakteri gram positif.

Sedangkan bakteri gram negatif juga berwarna ungu tetapi penggunaan Safranin akan mewarnai sel gram negatif menjadi berwarna merah, sedangkan Gram positif tidak terpengaruh (Hafsan et al., 2015).

4.7.2 Tahapan Pengujian

4.7.2.1 Pengujian Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri dengan Difusi Cakram

Pengujian daya hambat bakteri Escherichia coli dengan difusi cakram sebagai berikut:

a. Pertama disiapkan tabung yang sudah berisi larutan uji masing-masing dengan konsentrasi yang telah ditentukan, serta kontrol positif dan kontrol negatif.

b. Ambil bakteri yang sudah diremajakan di media cair MHB 106 CFU/ml dan lakukan preparasi media.

c. Ketiga setelah bakteri dipreparasi diambil dengan cara mencelupkan kapas lidi

(7)

32

steril satu kali, lalu diletakkan pada tabung reaksi, kemudian kapas lidi steril tersebut diputar supaya bakteri yang akan dioleskan tidak terlalu banyak. Setelah itu dioleskan pada Mueller Hinton Agar (cawan petri) dan ratakan.

d. Bakteri Escherichia coli yang sudah dioleskan pada Media Mueller Hinton Agar (MHA) dibiarkan terlebih dahulu selama 5 menit.

e. Larutan uji Citrus reticulata dilarutkan untuk setiap konsentrasi yang sudah ditentukan (konsentrasi 5%, 10% dan 25%) kemudian blank disk diletakan diatas kaca arloji, ditetesi larutan uji, keringkan di oven sampai kering.

f. Blank disk yang sudah terisi dengan larutan uji diletakkan diatas permukaan Mueller Hinton Agar (MHA) secara aseptis didalam Laminar Air Flow (LAF) yang menyala. Untuk memproleh kontak yang baik tekan blank disk dengan lembut menggunakan pinset pada permukaanya. Jarak diatur berjauhan sehingga ada jarak antara satu disk dengan disk yang lainya. Sebagai kontrol positif digunakan antibiotik.

g. Selanjutnya inkubasi selama 24 jam pada suhu 37◦C.

h. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan melihat adanya diameter zona (area) hambat berwana bening disekitar disk kertas saring. Ukur zona hambat dengan jangka sorong dalam satuan milimeter (mm)

i. Dilakukan replikasi uji sebanyak 3 kali

(8)

Berikut gambar prosedur pengujian antibakteri yang akan dilakukan:

Gambar 4. 2 Prosedur Uji Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram 4.8 Analisis Data

Analisis data yang dipakai yaitu analisis data secara deskriptif dengan dilakukan pengamatan terhadap pengukuran diameter zona hambat dari daerah yang berwarna bening pada setiap komponen senyawa yang telah dipsisahkan pada fraksi etil asetat kulit buah Citrus reticulata terhadap bakteri Escherichia coli.

Permukaan Mueller Hinton Agar yang sudah diberi bakteri Escherichia coli

Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC

Dilakukan pengukuran zona hambat

Dilakukan replikasi 3 kali Ekstak

5%

Ekstrak 10% Ekstrak 25%

15mm 15mm

15mm

Kontrol (+) kloramfenik ol 30 µg

Kontrol (-) Aquadest + DMSO 2%

15mm

Gambar

Gambar 4. 1 Skema Kerangka Operasional
Gambar 4. 2 Prosedur Uji Antibakteri dengan Metode Difusi Cakram  4.8 Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat diteliti yaitu faktor-faktor menjadi penyebab terjadinya carok massal, bentuk-bentuk upaya yang dilakukan Polres

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang dan boleh dipergunakan

[r]

Pulau Bangka, pemerintah daerah setempat telah melakukan upaya kebijakan dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2014

Pada penelitian ini akan di analisa perbandingan algortima pengurutan data, yaitu: bubble sort, merge sort, dan quick sort untuk mendapatkan waktu proses yang

Merujuk kepada kes Perang Arab-Israel 1967, sebuah peperangan yang berlaku setelah tamat Perang Dunia Kedua dan semasa memuncaknya Perang Dingin, akan ditinjau

Pelatihan merupakan hal penting dalam melatih dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan memiliki tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten,

Pengemabangan model ini dilakukan mengingat banyaknya peserta tuton yang terkategori pasif pada semester sebelumnya, salahsatunya adalah tuton untuk matakuliah Pengantar