• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR CHRISTIAN BENHARD SARAGIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR CHRISTIAN BENHARD SARAGIH"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA KADAR AMMONIA (NH

3

), KLORIN BEBAS (Cl

2

), SENG (Zn), DAN TEMBAGA (Cu) PADA AIR RESEVOIR PDAM

TIRTAULI PEMATANGSIANTAR DENGAN MENGGUNAKAN TINTOMETER LOVIBOND

TUGAS AKHIR

CHRISTIAN BENHARD SARAGIH 142401042

PROGRAM STUDI D3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

ANALISA KADAR AMMONIA (NH

3

), KLORIN BEBAS (Cl

2

), SENG (Zn), DAN TEMBAGA (Cu) PADA AIR RESEVOIR PDAM

TIRTAULI PEMATANGSIANTAR DENGAN MENGGUNAKAN TINTOMETER LOVIBOND

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

CHRISTIAN BENHARD SARAGIH 142401042

PROGRAM STUDI D3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)

PERSETUJUAN

Judul : Analisa kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), Dan tembaga (Cu) Pada air resevoir

PDAM Tirtauli Pematangsiantar Dengan menggunakan Tintometer Lovibond

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Christian Benhard Saragih

Nomor Induk Mahasiswa : 142401042

Program Studi : Diploma Tiga ( D-3 ) Kimia

Departemen : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2017

Disetujui Oleh :

Ketua Program Studi D3 Kimia Dosen Pembimbing

Dr. Minto Supeno, MS Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M.Sc NIP.196105091987031002 NIP.194907181976031001

Ketua Departemen Kimia FMIPA USU

Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si NIP.197404051999032001

(4)

PERNYATAAN

ANALISA KADAR AMMONIA (NH3), KLORIN BEBAS (Cl2), SENG (Zn), DAN TEMBAGA (Cu) PADA AIR RESEVOIR PDAM TIRTAULI PEMATANGSIANTAR DENGAN MENGGUNAKAN TINTOMETER

LOVIBOND

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2017

CHRISTIAN BENHARD SARAGIH 142401042

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis ucapkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama penyusunan tugas akhir ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi maupun sesi administrasi, oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Teristimewa kedua orang tua tercinta penulis, Ayah tercinta Jadiaman Saragih, SE dan Ibu tersayang Damewati br. Pasaribu, serta kedua adik penulis yang terbaik yaitu Wendy Aprilio Saragih dan Indah Masliana Saragih yang telah memberikan doa, motivasi dan pesan-pesan yang membangkitkan moril dan memberikan materil dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Dekan FMIPA USU Dr. Kerista Sebayang, MS selaku pimpinan tertinggi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Dr. Juliati Br. Tarigan, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membantu penulis dengan tulus selama diperkuliahan.

4. Bapak Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M,Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan tulus memberikan bimbingan kepada penulis dalam membantu penulisan tugas akhir ini.

(6)

5. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku ketua program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

7. Pimpinan, Staf, dan Karyawan PDAM Tirtauli Pematangsiantar yang telah memberikan tempat untuk melaksanakan praktik kerja lapangan dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi D3 Kimia Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa IMADIKA FMIPA USU angkatan 2014 khususnya kelas A tercinta dan tersayang teman-teman seperjuangan saya, tidak lupa juga dengan adik-adik angkatan 2015 dan 2016 yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Seluruh teman PKL di PDAM Tirtauli Pematangsiantar: Randa Septian Sebayang, Sinta Agustina Surbakti dan Lasmaria Simanjuntak yang telah memberi dukungan kepada penulis.

11. Teman-teman satu kost Jl. Susuk II No.16 yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

\\

(7)

Walaupun penulis berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang ada pada penulis. Semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang memerlukannya khususnya bagi penulis.

Medan, Juli 2017

Penulis,

CHRISTIAN BENHARD SARAGIH

(8)

ANALISA KADAR AMMONIA (NH3), KLORIN BEBAS (Cl2), SENG (Zn), DAN TEMBAGA (Cu) PADA AIR RESEVOIR PDAM TIRTAULI PEMATANGSIANTAR DENGAN MENGGUNAKAN TINTOMETER

LOVIBOND

ABSTRAK

Kandungan ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn) dan tembaga (Cu) di reservoir air PDAM Tirtauli Pematangsiantar telah dianalisis oleh Tintometer Lovibond. Analisa dilakukan pada 16,17,20 dan 21 Februari 2017 dan hasil rata-rata hariannya adalah: tingkat ammonia (NH3) 0,400 mg / L - 0,950 mg / L, tingkat klorin bebas (Cl2) 0.133 mg / L - 0,950 mg / L, tingkat seng (Zn) 0,580 mg / L - 0,633 mg / L, dan tingkat tembaga (Cu) 0,150 mg / L - 0,600 mg / L. Hasil ini memenuhi standar kualitas air sebagaimana tercantum dalam Menteri Kesehatan no.492 / Menkes / Per / IV / 2010.

Kata kunci: ammonia, klorin bebas, seng, tembaga, tintometri.

(9)

RESULTS ANALYSIS AMMONIA (NH3), FREE CHLORINE (CL2), ZINC (Zn), AND COPPER (Cu) ON RESEVOIR WATER TIRTAULI PEMATANGSIANTAR PDAM USING TINTOMETER LOVIBOND

ABSTRACT

The ammonia (NH3), chlorine free (Cl2) zinc (Zn) and copper (Cu) contents in water reservoir PDAM Tirtauli Pematangsiantar have been analyzed by Lovibond Tintometer . The analysis were made on 16,17,20 and 21 February 2017 and the average daily results were: ammonia (NH3) level 0.400 mg / L - 0.950 mg / L, free chlorine (Cl2) level 0.133 mg / L - 0.950 mg / L, zinc (Zn) level 0.580 mg / L - 0.633 mg / L, and copper (Cu) level 0.150 mg / L - 0.600 mg / L. These results have meet the requirement standards as stated in Minister of Health no.492 / Menkes / Per / IV / 2010.

Keywords: ammonia, free chlorine, zinc, copper, tintometry.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1 .1. Latar Belakang 1

1 .2. Permasalahan 3

1 .3.Tujuan 3

1 .4.Manfaat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 .1. Defenisi Air 5

2.2. Sifat Fisika Dan Sifat Kimia 6

2.2.1. Sifat Fisika 6

2.2.2. Sifat Kimia 8

2.3. Standar Kualitas Air 8

2.4. Penggolongan Air 9

2.5. Parameter Air 9

2.6. Sumber Air 10

2.6.1. Air Laut 10

2.6.2. Air Permukaan 11

2.6.3. Air Tanah 12

2.7. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air 13

2.7.1. Parameter Fisika 13

2.7.2. Parameter Kimia 16

2.7.3. Parameter Mikrobiologi 19

2.7.4. Parameter Radioaktif 19

2.8. Ammonia (NH3) 19

2.9. Klorin Bebas (Cl2) 20

2.10. Seng (Zn) 21

2.11. Tembaga (Cu) 22

(11)

2.12. Tintometer 23

2.12.1. Prinsip Alat 24

BAB III METODE DAN BAHAN

3.1. Alat-alat 27

3.2. Bahan 27

3.3. Prosedur Kerja 28

3.3.1 Ammonia (NH3) 28

3.3.2. Klorin bebas (Cl2) 29

3.3.3. Seng (Zn) 30

3.3.4. Tembaga (Cu) 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisa 33

4.1.1. Hasil Analisa Kadar Ammonia (NH3) 33 4.1.2. Hasil Analisa Kadar Klorin Bebas (Cl2) 34

4.1.3. Hasil Analisa Kadar Seng (Zn) 35

4.1.4. Hasil Analisa Kadar Tembaga (Cu) 36

4.2. Pembahasan 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 39

5.2. Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40

LAMPIRAN 42

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.8. Sifat-sifat fisis Ammonia 20

Tabel 4.1.1. Hasil Analisa Kadar Ammonia (NH3) 33 Tabel 4.1.2. Hasil Analisa Kadar Klorin Bebas (Cl2) 35

Tabel 4.1.3. Hasil Analisa Kadar Seng (Zn) 36

Tabel 4.1.4. Hasil Analisa Kadar Tembaga (Cu) 37

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1.1. Grafik Analisa Ammonia (NH3) 34

Gambar 4.1.2 Grafik Analisa Klorin Bebas (Cl2) 35

Gambar 4.1.3. Grafik Analisa Seng (Zn) 36

Gambar 4.1.4. Grafik Analisa Tembaga (Cu) 37

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 42

untuk Air Reservoir

Lampiran 2. Alat Tintometer Lovibond 43

Lampiran 3. Gambar Analisa Ammonia (NH3) 43

Lampiran 4. Gambar Analisa Klorin Bebas (Cl2) 44

Lampiran 5. Gambar Analisa Seng (Zn) 44

Lampiran 6. Gambar Analisa Tembaga (Cu) 45

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air yang dikonsumsi oleh masyarakat Pematangsiantar di distribusi dari PDAM Tirtauli Pematangsiantar. Air tersebut telah memenuhi kualitas standar air seperti yang dinyatakan oleh permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010.

Adapun Parameter kualitas air yang diteliti hanya empat parameter kualitas air yaitu ammonia, klorin bebas, seng, dan tembaga.

Ammonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan titik didih - 330c ammonia lebih ringan dibandingkan udara, dengan densitas kira-kira 0,6 kali densitas udara pada suhu yang sama. Bau yang tajam dari ammonia dapat dideteksi pada konsentrasi yang rendah 1-5 ppm (Brigden dan Stringer, 2000).

Konsentrasi klorida dalam air dapat meningkat dengan tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida mencapai air alam dengan banyak cara.

Kemampuan melarutkan pada air adalah untuk melarutkan klorida dari humus dan lapisan-lapisan yang lebih dalam(Sutrisno.T,1991).

Seng (Zn) adalah komponen alam yang terdapat di kerak bumi.Seng (Zn) dapat bereaksi dengan asam, basa, dan senyawa nonlogam. Logam seng

(16)

digunakan dalam berbagai jenis industri seperti : cat, produk karet, obat-obatan dan lain sebagainya (Widowati,2008).

Tembaga adalah logam merah muda,yang lunak,dapat ditempa, dan dilihat.ia melebur pada 10380C. Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+) ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bias larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga (vogel,1985).

Air adalah zat cair yang menjadi komponen utama cairan di dalam tubuh semua mahluk hidup dengan rumus kimia H2O. Contoh-contoh air ada banyak misalnya air hujan, air industri, air kapur, air Kristal, air laut, air lunak, air mineral, air murni, air permukaan, dan air sadah.(Dian sari,2013)

Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta mahkluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003).

Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, dan biologi.

(17)

Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari- hari harus memenuhi standar baku air untuk rumah tangga. (Kusnaedi, 2010)

1.2. Permasalahan

 Berapakah kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), dan tembaga (Cu) di dalam air reservoir yang diolah PDAM Tirtauli Pematangsiantar.

 Apakah kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), dan tembaga (Cu) pada air reservoir yang diolah PDAM Tirtauli Pematangsiantar memenuhi standar air minum menurut permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan untuk tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), dan tembaga (Cu) di dalam tiga air reservoir di PDAM Tirtauli Pematangsiantar.

 Untuk mengetahui apakah kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), dan tembaga (Cu) telah memenuhi standar air minum menurut permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010.

(18)

1.4. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan yaitu :

 Merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi konsumen air PDAM Tirtauli IPA Pematangsiantar.

 Menambah ilmu pengetahuan kepada penulis dan masyarakat tentang kadar ammonia (NH3), klorin bebas (Cl2), seng (Zn), dan tembaga (Cu) di dalam air terhadap kehidupan.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi Air

Air di permukaan bumi in terdiri atas 97% air asin di lautan, 2% masih berupa es, 0,0009 berupa danau, 0,00009% merupan air tawar disungai merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia , tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air merupakan barang langka yang paling dominan dibutuhkan dipermukaan bumi ini(Nugroho,2006).

Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat diganti dengan senyawa lain.selain dengan fungsinya, air digunakan untuk berbagai keperluan seperti : untuk minum,keperluan rumah tangga, keperluan industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik, dan air untuk transportasi baik di sungai maupun laut.(Wardhana,2001)

Untuk kelangsungan hidup, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan memiliki kualitas baik. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting (Sunarya,2001).

(20)

2.2. Sifat Fisika dan Kimia Air 2.2.1. Sifat Fisika

Air memiliki titik beku 0˚C, pada saat air membeku maka massa jenis es (0˚C) 0,92 g/cm3, pada saat berbentuk cair massa jenis air (0˚C) 1,00 g/cm3, panas lebur 80 kal/g, titik didih 1000C, panas penguapan 540 kal/g, temperatur kritis 3470C, tekanan kritis 217 Atm (Gabriel,2001).

Menurut Moss & Tebbut (1993 ; 1992) pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0˚C (320F)  100˚C, air berwujud cair. Suhu 0˚C merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100˚C merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas, sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini,karena sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk hidup adalah air.

Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpanan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas ataupun dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stres pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik dan cocok digunakan sebagai pendingin es (Moss & Tebbut,1993 ; 1992).

(21)

Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air ini menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi (Moss & Tebbut,1993 ; 1992).

Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik.

Tegangan permukaan yang tinggi dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan. Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan air (Moss & Tebbut,1993 ; 1992).

Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.

Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Sifat ini mengakibatkan danau – danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan sehingga kehidupan organisme tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1g/cm3 terjadi pada suhu 3,95˚C. Pada suhu

(22)

lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95˚C, densitas air juga lebih kecil dari satu.

(Moss & Tebbut,1993 ; 1992).

2.2.2. Sifat Kimia

Sifat kimia baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung mineral (Gabriel, 2001). Sifat-sifat kimia yang lain yaitu :

• Air juga dapat larut dalam semua garam sodium, potasium, dan amonium (Lagowski,2012).

• Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar (Underwood, 2002).

• Air dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat (Lagowski,2012).

• Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang tidak mudah bercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak) disebut sebagai zat hidrofobik sedangkan zat-zat yang mudah bercampur dengan air (suka air) disebut sebagai zat hidrofilik(Underwood, 2002).

• Ikatan Hidrogen juga mempengaruhi struktur dari air, struktur ikatan hidrogen sebesar 2,05 Å (Miessler, 1991).

2.3. Standar Kualitas Air

Standar kualitas air ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Syarat – syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum .

(23)

2.4. Penggolongan Air

Penggolongan Air dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, yaitu ;

a. Golongan A

Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

b. Golongan B

Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum c. Golongan C

Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

d. Golongan D

Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

2.5. Parameter Air

Air dengan kualitas baik harus memenuhi persyaratan parameter fisika, kimia, mikrobiologi.

a. Parameter Fisika

(24)

Parameter yang terkait dengan sifat fisik air.Contohnya bau, jumlah zat padat, kekeruhan, rasa, suhu, dan warna.

b. Parameter Kimia

Kelompok parameter yang penting untuk memberikan mutu air.Dibagi menjadi parameter nonspesifik dan parameter spesifik.Dimana parameter nonspesifik meliputi daya hantar listrik, konsentrasi ion hydrogen, kesadahan, alkalinitas, keasaman mineral.Parameter spesifik menguji ada atau tidak nya zat kimia pada air tersebut.

c. Parameter Mikrobiologi

Kandungan bakteri dan tanaman mikroskopik di dalam air.Tiga jenis utamanya adalah Bacilli (bentuk silindris), Spirilum (spiral) dan Cocci (bulat/sferik).Organisme yang kerap dijadikan petunjuk pencemaran tinja atau limbah adalah Escherichia coli dan kelompok koliform lainnya.Koliform ialah mikroba berbentuk silinder atau batang, mampu meragikan asam penghasil glukosa dan laktosa.

2.6. Sumber Air 2.6.1. Air laut

Air yang dijumpai di alam berupa air laut sebanyak 80%, sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di bumi. Kadar garam pada air laut sangat bervariasi dari

(25)

setiap tempat. Perbandingan molekul air dengan molekul garam sekitar 100 berbanding 1, Sedangkan perbandingan molekul air dengan ion-ion sekitar 150 berbanding 1, Ada dua macam elemen nutrisi yaitu elemen nutrisi utama (mayor), misalnya nitrogen, phosphorous dan silikon dan elemen nutrisi mikro yaitu Fe, Mn, Zn, Co, Mg dan Cu. Beberapa fungsi air laut yaitu : sebagai suatu unsur keseimbangan darat,laut dan udara, sebagai tempat hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan laut dan sebagai devisa negara.

2.6.2. Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa dan danau.Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul ditempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa(Effendi,2003).

Air permukaan ada 2 macam yaitu :

a. Air Sungai

Air sungai dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya akan dapat mencukupi (Sutrisno,T,1991).

(26)

b. Air rawa/danau

Air danau atau rawa merupakan air permukaan yang mengumpul pada cekungan permukaan tanah.Permukaan air danau biasanya berwarna hijau kebiruan.Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh di permukaan air maupun didasar danau atau rawa. Selain lumut, warna pada air danau juga dipengaruhi oleh bahan organik (kayu, daun dan bahan lainnya) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh mikroorganisme didalam air (Slamet,1994).

2.6.3. Air Tanah

Jenis-jenis dari air tanah ada 3, yaitu ; A . Air Tanah Dangkal

Daya proses persiapan air dari permukaan tanah ini menjadi penyebab terjadinya air tanah dangkal. Dimana salah satu prosesnya lumpur akan tertahan dengan sebagian bakteri sehingga air tanah akan menjadi jernih, akan tetapi kandungan zat kimia seperti garam-garam yang terlarut pada air tanah menjadi lebih banyak. Hal ini dikarenakan lapisan tanah mengandung unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Air tanah dangkal akan dijumpai pada kedalaman 15 meter dan memiliki kualitas dan kuantitas yang bergantung pada musim (Sutrisno,T,2006).

(27)

B. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100 – 300 meter di bawah permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik digunakan untuk air minum karena telah melalui proses penyaringan berulang-ulang oleh lapisan tanah. Air tanah dalam memiliki kuliatas yang lebih baik dari kualitas air tanah dangkal. Hal ini disebabkan proses filtrasi air tanah dalam lebih panjang lama dan sempurna dibandingkan air tanah dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu dipengaruhi oleh musim, sehingga air tanah dalam tanah dapat digunakan untuk kepentingan industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama (Slamet,1994).

C. Mata Air

Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah.Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa rembesan dan ada juga keluar di daerah dataran rendah.Mata air memiliki kualitas hampir samadengan kualitas air tanah dalam dan sangat baik untuk air minum.Selain untuk air minum, mata air juga dapat digunakan untuk keperluan lainnya, seperti mandi dan mencuci. Kuantitas air yang dihasilkan mata air cukup banyak dan tidak dipengaruhi oleh musim (Sutrisno,T,2002).

(28)

2.7.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Air 2.7.1.Parameter Fisika

Parameter fisika yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi cahaya, suhu, warna,bau dan rasa, kecerahan dan kekeruhan, konduktivitas, padatan total, padatan terlarut, dan padatan tersuspensi.

Parameter fisika pada air, yaitu sebagai berikut;

1. Suhu

Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperatur tersebut sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 10-150C, tetapi iklim setempat, kedalaman pipa-pipa saluran air dan jenis air dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur ini. Disamping itu, temperatur pada air akan mempengaruhi secara langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus (SutrisnoT,2006).

2. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat didalam air. Nilai kekeruhan maksimum yang diperbolehkan pada air minum yaitu sebesar 5 skala NTU. Kekeruhan dapat disebabkan karena adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya

(29)

lumpur dan pasir halus). Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempengaruhi proses penyaringan dan mengurangi efektivitas pada proses penjernihan air tersebut (Effendi,2003).

Air dikatakan keruh, apabila air tesebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna yang berlumpur dan kotor. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Terdapat suhu, intensitas bau, rasa dan kekeruhan yang melebihi standar yang ditetapkan dapat menimbulkan ke khawatiran terkandungnya bahan-bahan kimia yang dapat mengakibatkan efek toksik terhadap manusia (SutrisnoT,2006).

3. Warna, Bau dan Rasa

Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi. Warna air yang tidak normal batasannya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan- bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi,termasuk diantaranya yangbersifatkoloid (Agusnar,2007).

(30)

Kadar maksimum warna yang diperbolehkan pada air minum sebesar 15

TCU menurut Peraturan Menteri Kesehatan

No.492/MENKES/PER/IV/2010.Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Air yang normal sebenarnya tidak mempengaruhi rasa. Timbulnya rasa yang menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya polusi. Air yang mempunyai bau tidak normal juga dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Agusnar, 2007).

4. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi

Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami penguapan dan pengeringan pada suhu tertentu. Padatan tersuspensi total yaitu bahan-bahan tersuspensi yang biasanya memiliki diameter sebesar >1

m. Padatan tersuspensi total terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad- jasad renik. Padatan terlarut total adalah bahan-bahan terlarut dengan ukuran diameter yaitu <10-6 mm yang berupa senyawa-senyawa kimia (Effendi, 2003).

2.7.2 Parameter Kimia

Air minum tidak boleh mengandung zat-zat kimia yang bersifat beracun dan kadarnya tidak boleh melampaui ambang batas yang telah ditentukan. Zat- zat mineral yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus memiliki kadar yang sesuai

(31)

sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan manusia. Menurut Suripin (2004)kandungan bahan-bahan kimia yang ada di dalam air berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi Derajat Keasaman (pH), Alkalinitas, Kandungan bahan organik dan anorganik, dan Kesadahan.

1. Derajat Keasaman (pH)

Dalam penyediaan air, pH merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan mengingat bahwa derajat keasaman dari air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan yang akan dilakukan. Jika pH tidak sesuai dengan standar kualitas air, akan mengakibatkan korosi pada pipa- pipa air dan menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan (Sutrisno,T,2006).

Sebagai pengukur sifat kesamaan dan kebebasan air dinyatakan dengan nilai pH. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Air dengan pH di atas 7 adalah bersifat asam, dan pH dibawah 7 adalah bersifat basa (Suripin,2004).

Derajat Keasaman (pH) air yang terpopulasi, misalnya air buangan, yang berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya (Agusnar,2007).

2. Alkalinitas

Kapasitas air untuk menerima proton disebut alkalinitas. Air sangat alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Alkalinitas memegang peranan

(32)

penting dalam penentuan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya. Pada umumnya, komponen utama yang memegang peran dalam menentukan alkalinitas perairan adalah ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidroksil (Agusnar,2007).

3. Kandungan bahan organik dan anorganik

Bahan-bahan organik juga dibutuhkan untuk tubuh dalam jumlah tertentu. Tetapi apabila kandungan bahan organik sudah melewati batas maksimum yang ditentukan maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada tubuh. Pada perairan alami, nilai kandungan bahan organik pada air berkisar antara 1-30 mg/L (Effendi, 2003). Senyawa anorganik terdiri atas logam ringan dan logam berat yang pada umumnya bersifat toksik. Biasanya senyawa ini dihasilkan dari limbah domestik dan industri. Kandungan bahan kimia anorganik yang terdapat didalam air, antara lain garam dan ion - ion logam seperti besi dan kalsium dan lain sebagainya (Effendi, 2003).

4. Kesadahan

Adanya ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) di dalam air akan menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air akan mempunyai tingkat kesadahan terlalu tinggi sangat merugikan karena beberapa hal diantaranya dapat menimbulkan karat/korosi pada alat-alat yang terbuat dari besi, menyebabkan sabun kurang berbusa sehingga meningkatkan

(33)

konsumsi sabun, dan dapat menimbulkan endapan atau kerak-kerak di dalam wadah-wadah pengolahan (Agusnar,2007).

2.7.3. Parameter Mikrobiologi

Parameter mikrobiologi pada air yaitu tidak mengandung mikroorganisme patogen seperti bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit. Dan juga organisme nonpatogen seperti E.Coli. Jika air minum sudah tercemar oleh mikroorganisme tersebut dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan pada manusia, seperti diare (SutrisnoT, 2006).

2.7.4. Parameter Radioaktif

Pengaruh radioaktif ini dapat bersifatakut atau kronis. Pada kadar tinggi, pengaruh radioaktif terhadap makhluk hidup bersifat akut, yakni mengganggu proses pembelahan sel dan mengakibatkan rusaknya kromosom. Setiap organ tubuh memperlihatkan respon yang berbeda terhadap radioaktif. Sedangkan pengaruh kronis muncul dalam jangka waktu lama, dapat terjadi pada genetik (sistem reproduksi) dan somatik sel tubuh (Sutrisno T,2006)

2.8. Ammonia (NH3)

Ammonia sangat beracun bagi hampir semua organisme.Pada manusia, resiko terbesar adalah dari penghirupan uap ammonia yang berakibat beberapa efek diantaranya iritasi pada kulit, mata dan saluran pernafasan.Pada tingkat yang sangat tinggi, penghirupan uap ammonia sangat bersifat fatal. Jika terlarut

(34)

di perairan akan meningkatkan konsentrasi ammonia yang menyebabkan keracunan bagi hampir semua organisme perairan (Valupadas, 1999).

Tabel 2.8 Sifat – sifat Fisis Ammonia (Appl, 2009)

Berat molekul 17,03

Titik didih ˚C -33 sampai dengan -35

Titik beku ˚C -77,7

Suhu kritis ˚C 133

Tekanan kritis bar 112,8

Kelarutan dalam air ( % berat)

0˚C 42,8

20 ˚C 33,1

40 ˚C 23,4

60 ˚C 14,1

2.9. Klorin Bebas (Cl2)

Klorida adalah senyawa halogen klor (Cl2). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Misalnya NaCl sangat tidak beracun,tetapi karbonil klorida sangat beracun. Di Indonesia, klor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak Cl akan menimbulkan rasa asin,korosi pada pipa system penyediaan air panas. Sebagai desinfektan , residu klor didalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsiogenik. Oleh karena itu, di

(35)

berbagai Negara maju sekarang ini, klorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan (Slamet,1994).

Klorida dalam konsentrasi yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia.US Public Health Service menyatakan bahwa klorida hendaknya dibatasi sampai 250mg/l dalam air yang akan digunakan umum. Sebelum prosedur pemeriksaan bakteriologis berkembang percobaan kimia untuk klorida dalam nitrogen, dalam berbagai bentuk, digunakan sebagai dasar dalam pendekteksian kontaminasi air tanah oleh air bekas (Sutrisno.T,1991).

2.10. Seng (Zn)

Seng termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup, yakni berfungsi untuk membantu kerja enzim. Seng juga diperlukan dalam proses fotosintesis sebagai agen bagi transfer hidrogen dan berperan dalam pembentukan protein(Effendi, 2003).

Sifat Fisika Seng :

• Seng adalah logam putih kebiruan

• Logam seng cukup mudah ditempa pada suhu 110 – 1500C

• Seng melebur pada suhu 4100C

• Seng mendidih pada suhu 9060C (Effendi, 2003).

• Pudar bila terkena uap udara dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau terang (Widowati,2008).

Sifat Kimia Seng ;

(36)

• Kelimpahan Zn di dunia menempati urutan ke-27 sebagai unsur penyusun kerak bumi

• Seng memiliki nomor atom 30

• Seng memiliki massa atom relatif 65,39

• Seng disebut juga zink (Zn)

• Mineral sumber Zn antara lain Zn-sulfida, Zn-karbonat, Zn-silikat, dan lain sebagainya (Widowati,2008).

2.11. Tembaga (Cu)

Unsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau senyawa padat dalam bentuk persenyawaan ion seperti CuCO3+ dan CuOH+ (Palar,2004).

Pada manusia, Tembaga dikelompokkan kedalam metalloenzim.Logam ini dibutuhkan untuk sistem enzim oksidatif seperti enzim askorbat oksidase.Tembaga juga dibutuhkan manusia sebagai kompleks Cu-protein yang mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan haemoglobin, kolagen, dan pembuluh darah. Selain itu, tembaga juga terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme. Namun demikian, meski sangat dibutuhkan, logam tembaga akan berbalik menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam jumlah berlebihan (Palar,2004).

(37)

Gejala yang timbul pada manusia yang keracunan Cu akut:mual, muntah, sakit perut, hemolisis, netrofisis, kejang, dan dapat menyebabkan kematian.

Pada keracunan kronis, Cu tertimbun dalam hati dan menyebabkan hemolisis.Hemolisis terjadi karena tertimbunnya H2O2 dalam sel darah merah sehingga terjadi oksidasi dari lapisan sel yang mengakibatkan sel menjadi pecah. Defesiensi suhu dapat menyebabkan anemia dan pertumbuhan terhambat(Darmono,1995).

2.12. Tintometer Lovibond

Tintometer adalah alat ukur yang digunakan dalam analisis kolorimetri untuk menentukan jumlah zat dari warna yang dihasilkan dengan reagen tertentu.Tintometer WSL – 2 ( LovibondTintometer ) Ini adalah jenis alat ukur warna visual, yang mengadopsi patch warna yang diterima secara internasional untuk keperluan khusus ( Lovibond Color Patch) untuk mengukur chroma cairan, koloid, padat dan bubuk. Dengan struktur yang disederhanakan dan pengoperasian yang mudah, tintometer ini sering diterapkan untuk mengukur warna zat yang berbeda ( seperti lemak, cat, plastik, selai, tekstil, bahan makanan, dll ). Lovibond Color Patch adalah unit kroma khusus dan bahasa warna digital yang sangat sederhana namun cukup sempurna. Oleh karena itu, dengan operasi yang sederhana dan langsung, pengguna dapat dengan mudah mengukur dan menyimpan patch warna yang berbeda. Tintometer Lovibond sudah diterima oleh banyak negara dan mulai diterapkan pada berbagai bidang.

(38)

Tintometer WSL-2 merupakan alat pengukur warna visual yang biasa digunakan untuk mencocokan warna untuk menentukan bahan warna suatu material atau benda. Alat ini didesain sedemikian rupa sehingga dapat digunakan secara internasional dengan standar yang sama. Dengan skala warna Lovibond, tintometer ini dapat digunakan untuk mengukur warna berbagai produk termasuk Minyak & Lemak, Makanan, cairan, Koloid, benda padat, Serbuk, dan lain-lain. Alat ini banyak digunakan secara meluas untuk Plastik, Tekstil, Makanan, Marmalade, Resin, Rempah, Getah, dan lain-lain.Alat ini mampu melakukan pengukuran dengan mode transmisi yang cocok untuk mengukur bahan-bahan cair dan bahan transparan yang bukan ferrous.Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk mengukur warna pada bahan bahan yang non-transparan dengan mode refleksi.

2.12.1. Prinsip kerja

Prinsip dasar dari metoda tintometri visual adalah tercapainya kesamaan warna bila jumlah molekul penyerap yang dilewati sinar pada ke dua sisi larutan persis sama. Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan.

(39)

Syarat pewarnaan ini antara lain : 1. Warna yang terbentuk harus stabil 2. Reaksi pewarnaan harus selektif 3. Larutan harus transparan

4. Kesensitifannya tinggi 5. Ketepatan ulang tinggi

6. Warna yang terbentuk harus merupakan fungsi dari konsentrasi

Cara analisis ini merupakan bahwa tua atau mudanya suatu warna larutan zat atau senyawaan tergantung pada kepekatannya.Dalam visual kolorimetri biasanya dipakai cahaya putih dari matahari atau cahaya lampu biasa dan biasanya dipakai alat-alat pembanding yang sederhana yang disebut dengan color comparator atau pembanding warna.

Pemilihan prosedur tintometri untuk penetapan zat akan bergantung pada pertimbangan sebagai berikut :

1. Metode tintometri seringkali akan memberikan hasil yang lebih tepat pada konsentrasi rendah dibandingkan prosedur titrimetri ataupun gravimetri padanannya. Selain itu prosedur tintometri lebih sederhana dilakukan daripada prosedur titrimetri ataupun gravimetri.

2. Suatu metode tintometri seringkali dapat diterapkan pada kondisi- kondisi dimana tidak terdapat prosedur gravimetri ataupun titrimetri yang memuaskan, misalnya untuk zat-zat hayati tertentu.

(40)

3. Prosedur tintometri mempunyai keunggulan untuk penetapan rutin dari beberapa komponen dalam sejumlah contoh yang serupa oleh dapat dilakukan dengan cepat.

(41)

BAB III

METODE DAN BAHAN

3.1. Alat -alat

Alat – alat yang dipergunakan antara lain:

- Tintometer Lovibond WSL-2 - Botol vial

- Pipet tetes - Alu - Lumpang

3.2. Bahan

Bahan yang dipergunakan antara lain:

- Sampel air PDAM Tirtauli Pematangsiantar(aq) - Aquadest(l)

- Tablet Ammonia No.1(s) - Tablet Ammonia No.2(s)

- Vario Chlorin Free – DPD/F 10 Podwer(s) - Tablet Copper Zinc LR(s)

- Tablet EDTA langsung(s)

(42)

- Tablet Copper No.1(s) - Tablet Copper No.2(s)

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Ammnonia (NH3)

- Ditekan angka 60 pada alat tintometer lovibond WSL-2 untuk mengukur kadar ammonia

- Ditekan tombol enter

- Dimasukkan kedalam botol vial aquadest(l) 10 mlsebagai larutan blanko dan tutuplah botol vial dengan rapat

- Dimasukkan botol vial kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan tombol zero

- Diangkat botol vial dari dalam alat tintometer lovibond WSL-2

- Dihaluskan satu tablet ammonia No. 1(s) dan satu tablet ammonia No.2(s)

dengan alu dan lumpang

- Dimasukkan tablet ammonia no.1(s) dan tablet ammonia No.2(s) yang telah dihaluskan kedalam botol vial yang berisi sampel air PDAM Tirtauli

Pematangsiantar(aq) sebanyak 10 ml

- Ditutup botol vial dengan rapat dan aduklah botol vial tersebut sampai tablet itu larut sepenuhnya

(43)

- Dimasukkan kembali botol vial yang telah berisi ammonia No. 1(s) dan ammonia No.2(s) tersebut kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan Tombol Test

- Dilihat hasil yang secara otomatis tampil pada alat tintometer lovibond WSL-2 dan hasil akan ditampilkan dalam mg/l N.

3.3.2. Klorin Bebas (Cl2)

- Ditekan angka 110 pada alat tintometer lovibond WSL-2 untuk menganalisa kadar klorin bebas

- Ditekan tombol enter

- Dimasukkan kedalam botol vial aquadest(l) 10 mlsebagai larutan blanko dan tutuplah botol vial dengan rapat

- Dimasukkan botol vial kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan tombol zero

- Diangkat botol vial dari dalam alat tintometer lovibond WSL-2

- Ditambahkan satu bungkus Vario Chlorine FREE – DPD / F10 Powder(s)

- Dimasukkan kedalam botol vial yang berisi sampel air sebanyak 10 ml(aq)

- Ditutup botol vial dengan rapat dan aduklah botol vial tersebut sampai podwer itu larut sepenuhnya

(44)

- Dimasukkan kembali botol vial yang telah berisi Vario Chlorine FREE – DPD / F10 Powder(s) kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan Tombol Test

- Dilihat hasil yang secara otomatis tampil pada alat tintometer lovibond WSL-2 dan hasil akan ditampilkan dalam mg/l bebas klorin.

3.3.3. Seng (Zn)

- Ditekan angka 400 pada alat tintometer lovibond WSL-2 untuk menganalisa kadar seng

- Ditekan tombol enter

- Dimasukkan kedalam botol vial sebanyak 10 ml sampel air PDAM Tirtauli Pematangsiantar(aq)

- Dihaluskan satu tablet copper/ Zinc LR(s)

- Dimasukkan tablet copper/ Zinc LR(s) yang telah dihaluskan kedalam botol vial yang telah berisi sampel air PDAM Tirtauli Pematangsiantar(aq)

- Ditutup botol vial dengan rapat dan aduklah botol vial itu sampai larut sepenuhnya

- Dimasukkan botol vial yang telah berisi copper/ Zinc LR(s) kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sudah sejajar dengan batas alat - Ditekan tombol Zero

- Diangkat botol vial dari alat tintometer lovibond WSL-2 - Dihaluskan satu Tablet EDTA langsung(s)

(45)

- Dimasukkan Tablet EDTA langsung(s) yang telah dihaluskan kedalam botol vial yang telah berisi sampel dan copper/ Zinc LR(s)

- Ditutup botol vial dan aduklah botol vial tersebut sampai larut sepenuhnya - Dimasukkan kembali botol vial yang telah dihomogenkan kedalam alat

tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat - Ditekan Tombol Test

- Dilihat hasil yang secara otomatis tampil pada alat dan hasil akan ditampilkan dalam mg/l Seng

3.3.4. Tembaga (Cu)

- Ditekan angka 150 pada alat tintometer lovibond WSL-2 untuk menganalisa kadar tembaga

- Ditekan tombol Enter

- Dimasukkan kedalam botol vial aquadest(l) 10 mlsebagai larutan blanko dan tutuplah botol vial dengan rapat

- Dimasukkan botol vial kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan tombol zero

- Diangkat botol vial dari dalam alat tintometer lovibond WSL-2

- Dihaluskan satu tablet copper No. 1(s) dan satu tablet copper No.2(s) dengan alu dan lumpang

(46)

- Dimasukkan tablet copper no.1(s) dan tablet copper No.2(s) yang telah dihaluskan kedalam botol vial yang berisi sampel air PDAM Tirtauli Pematangsiantar(aq) sebanyak 10 ml

- Ditutup botol vial dengan rapat dan aduklah botol vial tersebut sampai larut sepenuhnya

- Dimasukkan kembali botol vial yang telah berisi no.1(s) dan tablet copper No.2(s) kedalam alat tintometer lovibond WSL-2 dan usahakan sejajar dengan batas alat

- Ditekan Tombol Test

- Dilihat hasil yang secara otomatis tampil pada alat tintometer lovibond WSL-2 dan hasil akan ditampilkan dalam mg/l Total Tembaga

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisa

Untuk menjamin mutu Air PDAM Tirtauli Pematangsiantar dilakukan uji kualitas air. Air ditentukan standar kualitasnya melalui peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010. Adapun parameter kualitas air yang diteliti hanya 4 parameter saja yaitu kadar ammonia, klorin bebas, seng, dan tembaga yang dilakukan pada 4 sampel masing-masing pada tanggal 16,17,20 dan 21 Februari 2017.

4.1.1. Hasil Analisa Kadar Ammonia (NH3)

Kadar ammonia (NH3) maksimum menurut peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 ialah 1,5 mg/L

Tabel 4.1.1. Hasil analisa kadar ammonia (NH3) NO Tanggal Analisa Volume

Sampel ( ml )

R1 ( mg/ L )

R2 ( mg/ L)

R3 ( mg/

L)

Kadar Rata Rata R ( mg/ L )

1 16 Februari 2017 10 0,500 0,400 0,400 0,433 2 17 Februari 2017 10 0,500 0,400 0,300 0,400 3 20 Februari 2017 10 0,960 0,940 0,950 0,950 4 21 Februari 2017 10 0,600 0,600 0,500 0,573

KETERANGAN:

16 Februari 2017 = Air Bersih Jalan Toba 17 Februari 2017 = Air Bersih Jalan Surabaya 20 Februari 2017 = Air Bersih Jalan Pleton

(48)

21 Februari 2017 = Air Bersih Jalan Melati R1 = Air Resevoir 1

R2 = Air Resevoir 2 R3 = Air Resevoir 3

Kadar R rata-rata = Air Resevoir Rata rata

Gambar 4.1.1. Grafik analisa kadar ammonia (NH3)

4.1.2. Hasil Analisa Kadar Klorin Bebas (Cl2)

Kadar klorin bebas (Cl2) maksimum menurut peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 ialah 1 mg/L

Tabel 4.1.2. Hasil analisa kadar klorin bebas (Cl2)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

16 Februari 2017

17 Februari 2017

20 Februari 2017

21 Februari 2017 Kadar ammonia (NH3)

Tanggal penelitian

R1(mg/L)

R2(mg/L)

R3(mg/L)

kadar rata-rata R (mg/L)

(49)

NO Tanggal Analisa Volume Sampel ( ml )

R1 ( mg /L)

R2 ( mg /L)

R3 ( mg/ L )

Kadar rata- rata R ( mg/

L ) 1 16 Februari 2017 10 0,100 0,200 0,100 0,133 2 17 Februari 2017 10 1,000 0,900 0,950 0,950 3 20 Februari 2017 10 0,300 0,500 0,400 0,400 4 21 Februari 2017 10 0,600 0,600 0,500 0,533

Gambar 4.1.2. Grafik analisa kadar klorin bebas (Cl2)

4.1.3. Hasil Analisa Kadar Seng (Zn)

Kadar seng (Zn) maksimum menurut peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010 ialah 3 mg/L

Tabel 4.1.3. Hasil analisa kadar seng (Zn)

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

16 Februari 2017

17 Februari 2017

20 Februari 2017

21 Februari 2017 Kadar klorin bebas (Cl2)

Tanggal penelitian

R1(mg/

L)

R2(mg/

L)

R3(mg/

L)

kadar rata- rata R (mg/L)

(50)

NO Tanggal Analisa Volume Sampel ( ml)

R1 ( mg/ L)

R2 ( mg/

L )

R3 ( mg/

L)

Kadar rata- rata R ( mg/

L ) 1 16 Februari 2017 10 0,600 0,700 0,600 0,633 2 17 Februari 2017 10 0,500 0,600 0,600 0,580 3 20 Februari 2017 10 0,600 0,500 0,600 0,580 4 21 Februari 2017 10 0,600 0,600 0,500 0,580

Gambar 4.1.3. Grafik analisa kadar seng (Zn)

4.1.4. Hasil Analisa Kadar Tembaga (Cu)

Kadar tembaga (Cu) maksimum menurut peraturan Menteri Kesehatan No. 492 /MENKES /PER /IV /2010 ialah 2 mg/L.

Tabel 4.1.4. Hasil analisa kadar tembaga (Cu)

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

16 Februari 2017

17 Februari 2017

20 Februari 2017

21 Februari 2017

Kadar seng (Zn)

Tanggal penelitian

R1 (mg/L)

R2 (mg/L)

R3 (mg/L)

Kadar rata- rata R (mg/L)

(51)

NO Tanggal Analisa Volume Sampel ( ml )

R1 ( mg/ L )

R2 ( mg/ L)

R3 ( mg/ L )

Kadar rata- rata R ( mg/

L ) 1 16 Februari 2017 10 0,600 0,600 0,600 0,600 2 17 Februari 2017 10 0,250 0,270 0,260 0,260 3 20 Februari 2017 10 0,100 0,200 0,150 0,150 4 21 Februari 2017 10 0,300 0,300 0,300 0,300

Gambar 4.1.4. Grafik analisa kadar tembaga (Cu)

4.2. Pembahasan

Dari data pada Tabel 4.1.1. menunjukkan bahwa kadar ammonia (NH3) dalam air reservoir pada PDAM Tirtauli Pematangsiantar memiliki kadar ammonia (NH3) rata-rata dari tanggal 16 - 17 Februari dan 20 – 21 Februari 2017 adalah 0,400 mg/L – 0,950 mg/L dan sudah memenuhi syarat standar permenkes yaitu dengan maksimal kadar ammonia (NH3) 1,5 mg/L.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

16 Februari 2017

17 Februari 2017

20 Februari 2017

21 Februari 2017

Kadar tembaga (Cu)

Tanggal penelitian

R1(mg/L)

R2(mg/L)

R3(mg/L)

kadar rata- rata R (mg/L)

(52)

Dari data pada Tabel 4.1.2. menunjukkan bahwa kadar klorin bebas (Cl2) dalam air reservoir pada PDAM Tirtauli Pematangsiantar memiliki kadar klorin bebas (Cl2) rata-rata dari tanggal 16 - 17 Februari dan 20 – 21 Februari 2017 adalah 0,100 mg/L – 0,950 mg/L dan sudah memenuhi syarat standar permenkes yaitu dengan maksimal kadar klorin bebas (Cl2) 1 mg/L.

Dari data pada Tabel 4.1.3. menunjukkan bahwa kadar seng (Zn) dalam air reservoir pada PDAM Tirtauli Pematangsiantar memiliki kadar seng (Zn) rata- rata dari tanggal 16 - 17 Februari dan 20 – 21 Februari 2017 adalah 0,580 mg/L – 0,600 mg/L dan sudah memenuhi syarat standar permenkes yaitu dengan maksimal kadar seng (Zn) 3 mg/L.

Dari data pada Tabel 4.1.4. menunjukkan bahwa kadar tembaga (Cu) dalam air reservoir pada PDAM Tirtauli Pematangsiantar memiliki kadar tembaga (Cu) rata-rata dari tanggal 16 - 17 Februari dan 20 – 21 Februari 2017 adalah 0,150 mg/L – 0,6 mg/L dan sudah memenuhi syarat standar permenkes yaitu dengan maksimal kadar tembaga (Cu) 2 mg/L.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa ammonia (NH3), klor bebas (Cl2), seng (Zn) dan tembaga (Cu) di reservoir air PDAM Tirtauli Pematangsiantar telah dianalisis dengan Tintometer Lovibond. Analisis dilakukan pada 16,17,20 dan 21 Februari 2017 dengan hasil rata-rata harian adalah: tingkat amonia (NH3) 0,400 mg / L - 0,950 mg / L, tingkat klor bebas (Cl2) 0.133 mg / L - 0,950 mg / L, tingkat seng (Zn) 0,580 mg / L - 0,633 mg / L, dan tingkat tembaga (Cu) 0,150 mg / L - 0,600 mg / L. Hasil ini memenuhi standar kebutuhan sebagaimana tercantum dalam Menteri Kesehatan no.492 / Menkes / Per / IV / 2010.

5.2. Saran

Sebaiknya peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam penentuan kualitas air di PDAM Tirtauli Pematangsiantar lebih ditingkatkan lagi dan reagen yang digunakan pada alat tintometer lebih ditambah lagi.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Agusnar, H. 2007.Kimia Lingkungan. Usu Press. Medan.

Appl, M., 1999, Ammonia : Principles and Industrial Practice, Wiley- VCH,Weinheim.

Brigden, K. and Stringer, R. 2000, Ammonia and Urea Production : Incidents of Ammonia Release From The Profertil Urea and Ammonia Facility, Bahia Blanca, Argentina, Greenpeace Research Laboratories, Departement of Biological Science University Of Exeter, UK.

Darmono,1995.Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI-Press Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanasius.

Gabriel, J. 2011.FisikaLingkungan. Jakarta :Hipokrates.

Kusnaedi, 2010.Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum.Depok:Penebar Swadaya Lagowski, J. (2012). Analisis Kualitatif Semimikro. Jakarta

Nugroho,A. 2006. Bioindikator Kualitas Air.cetakan pertama.Jakarta:UI-Press Missler, G. L. 1991. Inorganic Chemsitry.Prentik. Hal inc. London

Moss, B. 1993.Ecology Of Freshwaters. Second edition.Blackwell Scientific Publications.London.

Sari,F.D.(2013).Kamus Pintar Kimia.cetakan pertama.penerbitpustaka makmur,Jakarta.

Sunarya, Yayan, 2001.Mudah danAktif Belajar Kimia. Bandung : PT. Setia Purna Invers.

Suripin.2004. Sistem Drainase Yang Berkelanjutan.Penerbit Andi Offset, Yogyakarta

(55)

Sutrisno.T.C. 1991.Teknologi Penyediaan Air Bersih.Jakarta : PT. Rineka Cipta Sutrisno.T. (2002).Teknologi Penyediaan Air Bersih,Cetakan keempat Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.

Sutrisno, T., ( 2006 ), Teknologi Penyediaan Air Bersih, Cetakan Keenam, Jakarta Rhineka Cipta

Slamet, S. J. (1994). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tebbut, T.H.Y. 1992. Principle of Water Quality Waters, Martinus Nijjhoff.Publ, Dordrecht The Netherlands

Underwood, 2002 .Analisis Kimia Kuantitatif. EdisiKeenam. Jakarta. Penerbit Erlangga.

Valupadas, P., 1999, Wastewater Management Review for Fertilizer Manufacturing Sector, Environmental Science Division, Environmental Service.

Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Edisi kelima.Bagian I. PT KalmanPustaka : Jakarta.

Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.

Widowati, W. 2008.Efek Toksik Logam Pencegahan danPenanggulangan Pencemaran.Yogyakarta: PenerbitAndi.

(56)

LAMPIRAN

(57)

Lampiran 1. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk Air Reservoir

No Jenis Parameter Satuan

Kadar

Maksimum yang diperbolehkan 1 Parameter yang berhubungan langsung

dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1. E. Coli Jumlahper

100 ml sampel

0

2. Total Bakteri Koliform Jumlah per 100 ml sampel

0

b. Kimia Anorganik

1. Arsen mg/L 0,01

2. Fluorida mg/L 1,5

3. Total Kromium mg/L 0,05

4. Kadmium mg/L 0,003

5. Nitrit (Sebagai NO2-) mg/L 3

6. Nitrat (Sebagai NO3-) mg/L 50

7. Sianida mg/L 0,07

8. Selenium mg/L 0,01

2 Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisik

1. Bau Tidak Berbau

2. Warna TCU 15

3. Total zat padat terlarut (TDS) mg/L 500

4. Kekeruhan NTU 5

5. Rasa Tidak Berasa

6. Suhu 0C Suhu udara ± 3

b. Parameter Kimiawi

1. Aluminium mg/L 0,2

2. Besi mg/L 0,3

3. Kesadahan mg/L 500

4. Khlorida mg/L 250

5. Mangan mg/L 0,4

6. pH 6,5-8,5

7. Seng mg/L 3

(58)

8. Sulfat mg/L 250

9. Tembaga mg/L 2

10. Amonia mg/L 1,5

Lampiran 2. Gambar Alat Tintometer Lovibond

Lampiran 3. Gambar Analisa Ammonia (NH3)

(59)

Lampiran 4. Gambar Analisa Klorin Bebas (Cl2)

Lampiran 5.Gambar Analisa Kadar Seng (Zn)

(60)

Lampiran 6. Gambar Analisa Tembaga (Cu)

Gambar

Gambar 4.1.1.  Grafik  analisa kadar ammonia (NH 3 )
Gambar 4.1.2.  Grafik analisa kadar klorin bebas (Cl 2 )
Gambar 4.1.3.  Grafik analisa kadar seng (Zn)
Gambar 4.1.4.  Grafik analisa kadar tembaga (Cu)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis nilai tambah yang digunakan adalah analisis satu kali proses produksi dari gelondong merah menjadi kopi HS dan kopi bubuk pada tahun 2013 dengan harga pembelian bahan

Jadi dengan adanya kebolehan talak oleh suami pada kasus seperti ini dijadikan oleh para ulama sebagai alasan bahwa mahar tidak termasuk ke dalam rukun dan tidak juga

Hasil ini juga menunjukan bahwa fungsi strategi pemasaran yaitu melakukan perbaikan pada pelayanan paska penjualan, pengembangan segmentasi pasar atau konsumen baru, peramalan

Kejadian myoma uteri yang ditemukan di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta lebih banyak terjadi pada wanita yang beresiko yaitu usia 35-50 tahun, sama hal dengan tinjauan

Dalam gambaran umum aplikasi, user dapat melakukan akses yaitu menampilka splash screen , kemudian memilih , lalu memilih kategori bahasa, mencari kata yang di

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, persentase rasio mortalitas Crustasea yang dihasilkan akibat senyawa aktif niklosamida dengan konsentrasi yang

leher yang dimainkan dengan memetik senarnya. Alat-alat musik tradisional Simalungun ini pada umumnya digunakan untuk upacara-upacara tertentu yang disesuaikan berdasarkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara batang sengon yang berasal dari Wamena yang kemungkinan tahan karat tumor dengan batang sengon yang berasal dari Solomon yang