• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelinitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu: 2. Variabel bebas : Interaksi Teman Sebaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelinitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu: 2. Variabel bebas : Interaksi Teman Sebaya"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelinitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu:

1. Variabel terikat : Stres

2. Variabel bebas : Interaksi Teman Sebaya

B. Definisi Operasional

1. Stres

Stres adalah suatu respon emosi yang muncul akibat kejadian-kejadian yang menekan dalam hidup individu yang menyebabkan individu menjadi lebih mudah marah, sulit untuk menenangkan diri, dan menjadi tidak sabar dalam menghadapi berbagai situasi. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel stres adalah 14 aitem stres dari Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 yang disusun berdasarkan aspek-aspek stres oleh

Lovibond & Lovibond (1995). Aspek stres yang disebutkan oleh Lovibond

& Lovibond (1995) meliputi kesulitan untuk santai, kegugupan, mudah marah, mengganggu/lebih reaktif, dan sulit untuk bersabar. Skor yang ditunjukkan pada alat ukur ini adalah semakin tinggi nilai yang didapatkan, maka semakin tinggi tingkat stres yang dialami oleh subjek.

(2)

2. Interaksi Teman Sebaya

Interaksi teman sebaya adalah hubungan antar individu atau anggota kelompok yang mencakup keterbukaan, kerjasama, dan frekuensi hubungan serta kedekatan hubungan pergaulan pada kelompok teman sebaya. Pada variabel interaksi teman sebaya, skala yang digunakan untuk mengukur adalah skala interaksi teman sebaya yang disusun oleh Asrori (2009) berdasarkan aspek-aspek interaksi teman sebaya yang disebutkan oleh Partowisastro (1983). Aspek interaksi teman sebaya (Partowisastro, 1983) meliputi keterbukaan individu dalam kelompok, kerjasama individu dalam kelompok, frekuensi hubungan individu dalam kelompok. Skor yang ditunjukkan pada alat ukur ini adalah semakin tinggi skor yang didapatkan, maka semakin baik tingkat interaksi teman sebaya yang dimiliki oleh subjek.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang ditetapkan oleh peneliti yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakterisitik tertentu untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015). Populasi dapat disebut sebagai keseluruhan subjek yang dituju dalam penelitian. Pada penelitian ini populasi berupa santri remaja di Pondok Pesantren Darulِ Qur’anِ walِ

(3)

Irsyad Wonosari yangِ bersekolahِ diِ MTs,ِ MAِ danِ SMKِ Darulِ Qur’an yang berjumlah 951 santri remaja.

Sekolah MTs MA SMK

Kelas 7 8 9 I’dad 10 11 12 10 11 12

A 27 31 29 12 6 17 7 34 19 15

B 28 31 24 18 37 24 28 25 21 12

C 23 32 20 11 10 13 6 6 6

D 31 27 29 18 19 10

E 29 25 29 25 10 9

F 27 21 8 21 17

G 24

Total

165 191 131 30 105 101 84 65 46 33

487 320 144

951

Tabel 1.ِ Jumlahِ Santriِ Remajaِ diِ Pondokِ Pesantrenِ Darulِ Qur’anِ walِ

Irsyad

2. Sampel

Sugiyono (2015) mengartikan subjek penelitian sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal atau orang. Arikunto (2019) menyebutkan bahwa apabila jumlah subjek yang akan diteliti besar, maka sampe dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari populasi. Pada penelitian ini, karena jumlah populasi sangat besar yaitu 951 santri remaja. Maka peneliti menetapkan sampel sebanyak 100 santri remaja yang mencakup santri Mts,ِMA,ِdanِSMKِDarulِQur’an.

3. Teknik pengambilan sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling. Menurut Sugiyono (2015)

(4)

disproportionate stratified random sampling merupakan teknik pengambilan sampel pada jumlah populasi yang kurang proporsional dengan menentukan sampel berdasarkan stratanya. Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel ini karena diِ PondokِPesantrenِ Darulِ Qur’anِ

wal Irsyad santri remaja memiliki strata yang berbeda karena bersekolah di tingkat yang berbeda, yaitu Mts, MA dan SMK dengan jumlah yang tidak proporsional. Maka, sampel akan diambil dari setiap tingkatan hingga berjumlah 100 santri remaja agar memberikan data yang representatif.

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Notoatmojo (2010) mengartikan pendekatan tersebut sebagai suatu penelitian yang memiliki cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat untuk mempelajari dinamika korelasi pada faktor-faktor risiko dengan efek. Sedangkan instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Menurut Arikunto (2019) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas dalam mengumpulkan data yang digunakan oleh peneliti agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, yaitu cepat, lengkap dan sistematis. Instrumen penelitian harus tersusun secara sistematis untuk mendapatkan data penelitian yang lengkap. Sedangkan kuisioner memiliki pengertian sebagai teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan atas pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015).

(5)

Kuisioner dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan. Subjek akan menjawab petanyaan atau pernyataan tersebut sesuai dengan pilihan jawaban yang disediakan. Jawaban dalam kuisioner dapat berupa jawaban ya atau tidak, angka maupun keterangan yang menunjukkan kesetujuan atau intensitas subjek terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disebutkan. Pada penelitian ini kuisioner yang digunakan untuk mengukur stres berupa skala stres Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Sedangkan untuk mengukur interaksi teman sebaya, kuisioner yang digunakan berupa adaptasi skala interaksi teman sebaya yang dibuat oleh Asrori (2009) berdasarkan aspek-aspek interaksi teman sebaya yang disebutkan oleh Partowisastro (1983).

1. Skala Stres

Untuk mengukur tingkat stres, penelitian ini akan menggunakan alat ukur Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 dari Lovibond &

Lovibond (1995) yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. DASS 42 terdiri dari 42 item dan disusun untuk mengukur depresi, kecemasan, dan stres pada individu dengan masing-masing berjumlah 14 aitem (Lovibond

& Lovibond, 1995). DASS 42 telah duji pada beberapa sampel klinis (Brown, Chorpita, Korontitsch, Barlow, 1997; Steer, dkk., dalam Hughes, Heimberga, Coles, Gibb, Liebowitz & Schneier, 2006) dan sampel non klinis (Lovibond & Lovibond, 1995; Crawford & Henry, 2003) dan mendapatkan nilai koefisien alfa depresi 0.947, ansietas 0.897, dan stres

(6)

0.933 sehingga skala tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aitem-aitem variabel stres dari skala DASS 42. Berikut adalah Indikator Skala Variabel Stres yang berjumlah 14 aitem yang bersifat favorable dalam DASS 42:

No Aspek Aitem

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Sulit untuk santai 3, 8, 10 - 3

2 Memunculkan

kegugupan 5, 12 - 2

3 Mudah marah/gelisah 1, 4, 14 - 3

4 Mengganggu/lebih

reaktif 2, 7, 9 - 3

5 Tidak sabar 6, 11, 13 - 3

Total 14 14

Tabel 2. Blue Print Skala Stres DASS 42 (Lovibond & Lovibond, 1995) Pada skala DASS, pilihan jawaban dan skor yang diberikan adalah 0 untuk jawaban Tidak Pernah (TP), 1 untuk jawaban Jarang (JR), 2 untuk jawaban Sering (SR) dan 3 untuk jawaban Selalu (SL).

2. Skala Interaksi Teman Sebaya

Pada pengukuran variabel interaksi teman sebaya, penelitian ini menggunakan skala interaksi teman sebaya yang dibuat oleh Asrori (2009) berdasarkan aspek-aspek interaksi teman sebaya yang disebutkan oleh Partowisastro (1983). Aspek-aspek interaksi teman sebaya menurut Partowisastro meliputi:

a) Keterbukaan individu dalam kelompok

(7)

b) Kerjasama individu dalam kelompok

c) Frekuensi hubungan individu dalam kelompok

Skala interaksi teman sebaya telah diuji dan mendapatkan skor reliabilitas 0,875 sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur. Skala interaksi teman sebaya berjumlah 34 aitem dengan 17 butir aitem favorable dan 17 butir aitem unfavorable sebagai berikut:

No Aspek Indikator Aitem

Jumlah

F UF

1 Keterbukaan Penerimaan kehadiran individu dalam kelompok

1, 9, 18, 19, 27

5, 6, 13,

22, 30 10

2 Kerjasama

Keterlibatan individu dalam kegiatan kelompok dan memberikan ide bagi kemajuan

kelompoknya

2, 10, 20, 28, 33,

34

7, 14, 15, 23,

24, 31

12

3 Frekuensi Hubungan

Intensitas individu bertemu dengan anggota kelompok dan saling berbicara dalam sebuah hubungan

yang dekat

3, 4, 11, 12, 21,

29

8, 16, 17, 25,

26, 32

12

Total 17 17 34

Tabel 3. Blue Print Skala Interaksi Teman Sebaya

Pada skala interaksi teman sebaya pilihan jawaban yang diberikan adalah sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor yang diberikan pada aitem favorable bergerak dari 4 sampai 1, sedangkan untuk aitem unfavorable bergerak dari 1 sampai 4.

Semakin tinggi skor yang didapatkan, maka semakin tinggi tingkat interaksi teman sebaya yang dimiliki.

(8)

E. Validitas dan Realibilitas Alat Ukur

1. Validitas

Azwar (2010) mendefinisikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Apabila suatu alat tes memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat serta sesuai dengan tujuan alat tes tersebut, maka dikatakan memiliki validitas yang tinggi.

Penelitian ini menggunakan validitas isi oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing. Uji daya beda aitem pada skala penelitian ini menggunakan teknik corrected item total correlation yang dihitung menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Azwar (2010) mengatakan bahwa parameter daya beda aitem memperlihatkan kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi skala yang berupa koefisien korelasi aitem-total dalam mengungkap perbedaan individual. Oleh karena itu, pemilihan aitem-aitem pada skala yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada besarnya koefisien korelasi. Azwar (2010) menentukan kriteria aitem yang valid dengan besar koefisien korelasi minimal 0,30 atau 0,25. Pada penelitian ini, koefisien yang digunakan minimal 0,3 sebagai penentu daya diskriminasi aitem sehingga aitem-aitem dengan nilai <0,3 dinyatakan gugur sehingga tidak digunakan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Azwar (2010). Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

(9)

Keterpercayaan, keterandalan, kestabilan, konsistensi, dan keajegan merupakan hal-hal yang diacu dalam reliabilitas. Reliabilitas memiliki nilai koefisien yang berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1 dimana semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1 maka semakin tinggi reliabilitas skala dan berlaku sebaliknya, realiabilitas skala semakin rendah jika nilai koefisien mendekati angka 0 (Azwar, 2010). Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam menganalisis reliabilitas skala adalah cronbach’s Alpha. Uji reliabilitas skala pada penelitian ini dianalisis menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

F. Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian kuantitatif diartikan oleh Sugiyono (2015) sebagai kegiatan menganalisis data yang bertujuan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal dengan menggunakan metode statistik yang sudah tersedia. Penelitian ini menggunakan metode analisis data teknik korelasi Product moment (Pearson). Teknik tersebut digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara interaksi teman sebaya dengan stres pada santri remaja di Pondok Pesantren Darulِ Qur’anِ walِ Irsyadِ

Wonosari.

(10)

Gambar

Tabel  1.ِ Jumlahِ Santriِ Remajaِ diِ Pondokِ Pesantrenِ Darulِ Qur’anِ walِ

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Menurut Muhammad bin Ahmad al-Syatri dalam kitabnya Adwar al-Tarikh al-Hadrami, bangsa Arab terbagi menjadi tiga golongan : al-Ba’idah yaitu bangsa Arab terdahulu

Selanjutnya penulis melakukan penelitian di Laboratorium Farmakologi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tentang “Histopatologi Usus Halus

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, hidayah, serta innayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Tidak efektifnya hasil uji efektivitas dan uji n-gain yang rendah ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: kegiatan pembelajaran yang kurang

Sikap ilmiah siswa kelas VIIc SMPN 15 Kota Bengkulu meningkat dari kategori cukup pada siklus I menjadi ketegori baik pada siklus II untuk setiap dimensi sikap yaitu

Selama masa nifas responden mengalami proses adaptasi fisiologis dan psikologis. Respodenakan mempunyai tugas yang lebih berat, selain memenuhi kebutuhan dirinya,