PPKn SMA/SMK K - 6
1PENYUSUN:
Dr. Mukiyat, M.Pd.
(PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Suwarno, M.H (PPPPTK PKn dan IPS)
Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ (PPPPTK PKn dan IPS)
Diana Wulandari, S.Pd (PPPPTK PKn dan IPS) Drs. Margono, M.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)
Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S.
(Universitas Negeri Malang) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum.
(Universitas Negeri Malang)
PEMBAHAS:
Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S.
(Universitas Negeri Malang) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang) Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si (Universitas Negeri Malang) Siti Awaliyah, S.Pd, SH, M.Hum (Universitas Negeri Malang)
Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd (SMA Negeri 3 Malang)
Drs. Dewantara
(SMA Negeri 7 Malang) Dra. Husniah
(SMA Negeri 4 Malang) Sukamto, S.Pd
(SMA Negeri 1 Kandangan) Drs. Teguh Santosa (SMA Negeri 8 Malang)
PPKn SMA/SMK K - 6
iMODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
MATA PELAJARAN
PPKn SMA/SMK
KELOMPOK KOMPETENSI 6
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PPPPTK PKn DAN IPS
2015 PENYUSUN:
Dr. Mukiyat, M.Pd.
(PPPPTK PKn dan IPS) Dr. Suwarno, M.H (PPPPTK PKn dan IPS)
Drs. H. M. Ilzam Marzuk, M.A.Educ (PPPPTK PKn dan IPS)
Diana Wulandari, S.Pd (PPPPTK PKn dan IPS) Drs. Margono, M.Pd, M.Si (Universitas Negeri Malang)
Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S.
(Universitas Negeri Malang) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum.
(Universitas Negeri Malang)
PEMBAHAS:
Dr. Nur Wahyu Rochmadi, M.Pd, M.S.
(Universitas Negeri Malang) Dr. Didik Sukriono, S.H, M.Hum (Universitas Negeri Malang) Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si (Universitas Negeri Malang) Siti Awaliyah, S.Pd, SH, M.Hum (Universitas Negeri Malang)
Muhammad Rohmatul Adib, S.Pd (SMA Negeri 3 Malang)
Drs. Dewantara
(SMA Negeri 7 Malang) Dra. Husniah
(SMA Negeri 4 Malang) Sukamto, S.Pd
(SMA Negeri 1 Kandangan) Drs. Teguh Santosa (SMA Negeri 8 Malang)
PPKn SMA/SMK K - 6
iiKATA PENGANTAR
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Pedoman Penyusunan Modul Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan merupakan petunjuk bagi penyelenggara pelatihan di dalam melaksakan pengembangan modul.
Pedoman ini disajikan untuk memberikan informasi tentang penyusunan modul sebagai salah satu bentuk bahan dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru dan tenaga kependidikan.
Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi secara maksimal dalam mewujudkan pedoman ini, mudah-mudahan pedoman ini dapat menjadi acuan dan sumber informasi bagi penyusun modul, pelaksanaan penyusunan modul, dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul diklat PKB.
Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D, NIP 19590801 198503 1002
PPKn SMA/SMK K - 6
iiiDAFTAR ISI
Kata Pengantar ...
Daftar Isi ...
Daftar Gambar ...
Daftar Tabel ...
Pendahuluan ...
Kegiatan Pembelajaran 1 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 2 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 3 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
i ii vi vii 1 12 12 12 24 24 24 24 30 30 31 31 31 32 39 40 40 41 41 42 42 42 43 49 50 50 51
PPKn SMA/SMK K - 6
iv H. Kunci Jawaban ...Kegiatan Pembelajaran 4 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 5 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 6 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 7 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
51 53 53 53 53 63 63 64 64 65 66 66 66 67 76 77 77 78 78 79 79 79 80 101 103 107 109 110 111 111 112 112 126
PPKn SMA/SMK K - 6
v E. Latihan / Kasus / Tugas ...F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 8 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 9 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 10 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
130 130 132 132 136 136 136 137 146 147 148 149 149 152 152 152 152 160 162 162 164 164 165 165 165 165 188 189 190 191 191
PPKn SMA/SMK K - 6
vi Kegiatan Pembelajaran 11...A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Kegiatan Pembelajaran 12 ...
A. Tujuan Pembelajaran ...
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...
C. Uraian Materi ...
D. Aktivitas Pembelajaran ...
E. Latihan / Kasus / Tugas ...
F. Rangkuman ...
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...
H. Kunci Jawaban ...
Penutup ...
Daftar Pustaka ...
Glosarium ...
Lampiran ...
192 192 192 192 219 220 221 222 222 223 223 223 223 225 226 226 227 227
229 230 237 239
PPKn SMA/SMK K - 6
viiDAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ...
Gambar 2 ...
Gambar 3 ...
.
40 118 120
PPKn SMA/SMK K - 6
viiiDAFTAR TABEL
Tabel 1 ...
Tabel 2 ...
Tabel 3 ...
Tabel 4 ...
Tabel 5 ...
Tabel 6 ...
Tabel 7 ...
Tabel 8...
Tabel 9 ...
Tabel 10 ...
Tabel 11 ...
Tabel 12 ...
Tabel 13 ...
Tabel 14 ...
Tabel 15 ...
Tabel 16 ...
Tabel 17 ...
Tabel 18 ...
Tabel 19 ...
Tabel 20 ...
Tabel 21 ...
Tabel 22 ...
Tabel 23 ...
Tabel 24 ...
Tabel 25 ...
Tabel 26 ...
Tabel 27 ...
Tabel 28 ...
Tabel 29 ...
102 103 128 129 153 156 156 157 158 159 160 163 164 164 170 176 185 188 196 197 198 198 199 200 201 202 203 204 204
PPKn SMA/SMK K - 6
ix Tabel 30 ...Tabel 31 ...
Tabel 32 ...
Tabel 33 ...
Tabel 34 ...
Tabel 35 ...
Tabel 36 ...
Tabel 37 ...
Tabel 38 ...
Tabel 39 ...
206 207 210 212 212 213 215 217 218 218
PPKn SMA/SMK K - 6
1PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan agar dapat melaksanakan tugas profesionalnya.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan tenaga kependidikan agar mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan.
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK
PPKn SMA/SMK K - 6
2 dan LPPPTK KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Modul diklat PKB bagi guru dan tenaga kependidikan ini merupakan salah satu bahan referensi bagi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kegiatan PKB.Penyusunan modul ini telah melalui beberapa proses dan mekanisme yaitu tahap: persiapan, penyusunan, pemantapan (sanctioning), dan pencetakan. Modul ini disusun untuk memberikan informasi/gambaran/deskripsi dan pembelajaran mengenai materi-materi yang relevan, serta disesuaikan dengan standar isi kurikulum.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan modul diklat PKB secara umum adalah memberikan pemahaman dan sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat PKB, sehingga kompetensi ranah profesional dan paedagogik tercapai.
Kompetensi inti dalam ranah profesional yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK
3. Mengembangkan materi pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/SMK secara kreatif
Sedangkan kompetensi inti dalam ranah paedagogik yang hendak dicapai dalam pembelajaran pada modul ini mencakup:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
PPKn SMA/SMK K - 6
3 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan matapelanjaran yangdiampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran
C. Peta Kompetensi
No Mata Diklat Kompetensi Materi
1 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
1. Menjelaskan pengertian
implementasi nilai Pancasila.
2. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
4. Memahami implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial Budaya dan Teknologi.
5. Memahami implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan
pemerintahan
1. Pengertian
implementasi nilai Pancasila.
2. Implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
4. Implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial Budaya dan Teknologi.
5. Implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan
pemerintahan
2. Implementasi Nilai dan moral Pembukaan dan Undang- Undang Dasar Negara
1. menjelaskan pengertian
implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang
1. pengertian
implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara
PPKn SMA/SMK K - 6
4No Mata Diklat Kompetensi Materi
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
2. menjelaskan
implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. menjelaskan
implementasi nilai moral Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam bidang agama, pendidikan, kebudayaan dan sosial
4. menjelaskan
implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam dalam bidang ekonomi, politik,
hukum, dan
pemerintahan.
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
2. implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. implementasi nilai moral Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam bidang agama, pendidikan, kebudayaan dan sosial
4. implementasi nilai
dan moral
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dalam dalam bidang ekonomi, politik,
hukum, dan
pemerintahan.
3 Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme dan
Patriotisme
1. menjelaskan
implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
2. menjelaskan tata cara mengimplementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
3. menjelaskan faktor- faktor yang memotivasi
1. implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
2. tata cara
mengimplementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
3. faktor-faktor yang memotivasi
implementasi nilai-nilai
PPKn SMA/SMK K - 6
5No Mata Diklat Kompetensi Materi
implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme.
4. menjelaskan
implementasi nilai nasionalisme dan patriotisme demi suksesnya
pembangunan.
5. menjelaskan kendala- kendala implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotism dalam pembangunan.
6. menjelaskan cara-cara mengatasi kendala- kendala implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotism dalam pembangunan.
nasionalisme dan patriotisme.
4. implementasi nilai nasionalisme dan patriotisme demi suksesnya
pembangunan.
5. kendala-kendala
implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotism dalam pembangunan.
6. cara-cara mengatasi kendala-kendala
implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotism dalam pembangunan.
4 Implementasi Good
governance dalam
Penyelenggara an
pemerintahan negara di Indonesia
Menggali implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
Implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
5 Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia
1. menjelaskan pengertian
Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.
2. mendeskripsikan Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.
3. menjelaskan
Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan penegakan hokum di Indonesia.
4. menjelaskan
Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan formulasi Peraturan
1. Pengertian Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.
2. Implementasi Hukum dan Peradilan di Indonesia.
3. Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan penegakan hokum di Indonesia.
4. Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan formulasi Peraturan Perundang- Undangan di Indonesia.
5. Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan
Pembentukan Peraturan
PPKn SMA/SMK K - 6
6No Mata Diklat Kompetensi Materi
Perundang-Undangan di Indonesia.
5. menjelaskan
Implementasi Hukum dan Peradilan yang terkait dengan Pembentukan Peraturan Daerah di Indonesia.
Daerah di Indonesia.
6 Ketahanan Nasional dalam NKRI
1. Menjelaskan hakikat ketahanan nasional dalam kerangka NKRI 2. Menjelaskan ciri-ciri,
sifat-sifat dasar, dan asas-asas ketahanan nasional dalam kerangka NKRI
3. Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi
ketahanan nasional 4. Mendiskusikan
perkembangan
implementasi konsepsi ketahanan nasional 5. Menggali aspek-aspek
ketahanan nasional dalam kerangka NKRI 6. Menggali usaha
pembinaan Ketahanan Nasional dalam kerangka NKRI
1. Hakikat ketahanan nasional dalam kerangka NKRI
2. Ciri-ciri, sifat-sifat dasar, dan asas-asas ketahanan nasional dalam kerangka NKRI 3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketahanan nasional 4. Perkembangan
implementasi konsepsi ketahanan nasional 5. Aspek-aspek
ketahanan nasional dalam kerangka NKRI 6. Usaha pembinaan
Ketahanan Nasional dalam kerangka NKRI
7 Pelanggaran
Hak Dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Indonesia
1. Menjelaskan hakikat pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga Negara Indonesia 2. Mengidentifikasi faktor-
faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga Negara Indonesia 3. Mendiskusikan bentuk-
bentuk dan beragam kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
1. Hakikat pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara Indonesia
2. Faktor-faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara Indonesia 3. Bentuk-bentuk dan
beragam kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara Indonesia sesuai fakta
4. Upaya pemerintah
PPKn SMA/SMK K - 6
7No Mata Diklat Kompetensi Materi
kewajiban warga Negara Indonesia sesuai fakta
4. Menggali upaya pemerintah dalam penanganan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban Warga Negara Indonesia 5. Menggali bentuk
partisipasi masyarakat dalam pencegahan pelanggaran hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia
dalam penanganan kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban Warga Negara Indonesia
5. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pencegahan
pelanggaran hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia
8 Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia
1. menjelaskan
implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
2. menjelaskan tata cara mengimplementasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
3. menjelaskan faktor- faktor yang memotivasi mengangaktualisasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
4. menjelaskan
implementasi Sistem dan Budaya Politik demi suksesnya politik dan demokrasi di Indonesia.
5. menjelaskan kendala- kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
6. menjelaskan cara-cara mengatasi kendala- kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
1. Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
2. Tata cara
mengimplementasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
3. Faktor-faktor yang memotivasi
mengangaktualisasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
4. Implementasi Sistem dan Budaya Politik demi suksesnya politik dan demokrasi di Indonesia.
5. Kendala-kendala
implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
6. Cara-cara mengatasi kendala-kendala
implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
PPKn SMA/SMK K - 6
8No Mata Diklat Kompetensi Materi
9 Permasalahan Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran PPKn
1. Menguraikan langkah- langkah pendekatan saintifik Kurikulum 2013.
2. Menyusun tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK dengan salah satu contoh topik/materi.
3. Mengidentifikasi permasalahan
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
1. Langkah-langkah pendekatan saintifik Kurikulum 2013.
2. Tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK dengan salah satu contoh topik/materi.
3. Permasalahan
penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn SMA/SMK
10 Permasalahan Model-model Pembelajaran PPKn
1. Membuat penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning ) pada mata pelajaran PPKn 2. Membuat Penerapan
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada mata pelajaran PPKn 3. Membuat Penerapan
Model Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran PPKn 4. Mengumpulkan
permasalahan dalam penerapan model pembelajaran Proyek Based Learning,
Discovery Learning, dan Problem Based
Learning.
1. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Proyek Based Learning ) pada mata pelajaran PPKn 2. Penerapan Model
Pembelajaran
Penemuan (Discovery Learning) pada mata pelajaran PPKn 3. Penerapan Model
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada mata pelajaran PPKn 4. Permasalahan dalam
penerapan model pembelajaran Proyek Based Learning,
Discovery Learning, dan Problem Based
Learning.
11 Permasalahan Penilaian Pembelajaran PPKn
1. Mendalami konsep penilaian autentik.
2. Menyusun instrumen peilaian sikap
3. Menyusun instrumen peilaian pengetahuan 4. Menyusun instrumen
1. Konsep penilaian autentik.
2. Instrumen peilaian sikap
3. Instrumen peilaian pengetahuan
4. Instrumen peilaian
PPKn SMA/SMK K - 6
9No Mata Diklat Kompetensi Materi
peilaian ketrampilan. ketrampilan.
12 Implikasi dan Tindak Lanjut Penelitian Tindakan Kelas
1. Melakukan analisis terhadap suatu laporan penelitian tindakan kelas;
2. Menjelaskan implikasi dari kegiatan
penelitian tindakan kelas;
3. Menjelaskan tindak lanjut dari kegiatan penelitian tindakan kelas;
4. Menjelaskan tindak lanjut dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam kegiatan pembelajaran;
1. analisis terhadap suatu laporan penelitian tindakan kelas;
2. implikasi dari kegiatan penelitian tindakan kelas;
3. tindak lanjut dari kegiatan penelitian tindakan kelas;
4. tindak lanjut dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam kegiatan pembelajaran;
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam modul ini mencakup:
1. Implementasi nilai-nilai Pancasila
2. Implementasi nilai dan moral Pembukaan dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945
3. Implementasi nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme
4. Implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan negara di Indonesia
5. Implementasi hukum dan peradilan di Indonesia
6. Ketahanan nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 7. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban Warga Negara
Indonesia
8. Implementasi sistem dan budaya politik di Indonesia
9. Permasalahan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PPKn 10. Permasalahan model-model pembelajaran PPKn
11. Permasalahan penilaian pembelajaran PPKn
12. Implikasi dan Tindak Lanjut Penelitian Tindakan Kelas
PPKn SMA/SMK K - 6
10Peta Kompetensi Grade 6
Profesional
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
Implementasi Nilai dan moral Pembukaan dan UUD NRI Tahun 1945
Implementasi Nilai-Nilai Nasionalisme dan
Patriotisme Implementasi Good
governance dalam Penyelenggaraan pemerintahan negara di
Indonesia Implementasi Hukum dan
Peradilan di Indonesia
Ketahanan nasional dalam NKRI
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban Warga Negara Indonesia
Implementasi sistem dan budaya politik di Indonesia
Paedagogik
Permasalahan Pendekatan saintifik dalam Pembelajaran
PPKn SMA/SMK
Permasalahan model-model pembelajaran PPKn
Permasalahan Penilaian Pembelajaran PPKn
Implikasi dan Tindak Lanjut Penelitian Tindakan Kelas
PPKn SMA/SMK K - 6
11E. Saran Cara Penggunaan Modul
Petunjuk penggunaan modul ini adalah sebagai berikut:
1. Membaca judul modul dengan teliti
2. Membaca pendahuluan agar memahami latar belakang penulisan modul, tujuan penyusunan modul, peta kompetensi dalam modul, ruang lingkup pembahasan, serta petunjuk penggunaan modul yang termuat dalam saran cara penggunaan modul
3. Mengikuti alur kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan pembelajaran 1 sampai dengan kegiatan pembelajaran 15. Kegiatan pembelajaran menunjukan mata diklat atau topik yang akan dibahas dalam kegiatan diklat. Setiap kegiatan pembelajaran memiliki tujuan, indikator pencapaian, aktivitas pembelajaran, latihan/ kasus /tugas, rangkuman materi, umpan balik dan tindak lanjut, serta kunci jawaban yang berbeda.
4. Selanjutnya, membaca penutup, daftar pustaka, dan glosarium
PPKn SMA/SMK K - 6
12KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA
A. Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari modul ini, yaitu tentang Pancasila Sebagai Sistem Nilai di Indonesia diharapkan anda dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian implementasi nilai Pancasila.
2. Mendeskripsikan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Mendeskripsikan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
4. Memahami implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial budaya dan teknologi.
5. Menganalisis Implementasi nilai Pancasila dalam bidang politik ekonomi,, hukum, dan pemerintahan
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menjelaskan pengertian implementasi nilai Pancasila.
2. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
4. Memahami implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial Budaya dan Teknologi.
5. Memahami implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan pemerintahan
C. Uraian Materi
1. Pengertian Implementasi Nilai Pancasila
Implemantasi nilai Pancasila artinya penerapan atau pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan: Implementasi ini sebaiknya dilakukan secara utuh dan menyeluruh, dalam arti kelima sila Pancasila diamalkan secara seimbang dan selaras.
PPKn SMA/SMK K - 6
13 Kalau hanya mengamalkan satu sila saja, contohnya sila pertama mulai dari pagi sampai malam hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tanpa bekerja atau beraktifitas yang lain hidupnya tidak sempurna.Titik tolak implementasi atau pengamalan Pancasila ini tergantung dari kemauan dan kemampuan seseorang, ada kemauan tapi tidak mampu, ada pula yang mampu tapi tidak mau, jadi banyak sekali fenomena pengamalan Pancasila dalam kehidupan. Tapi yang jelas sebagai warga Negara Indonesia yang baik hendaknya menerapkan nilai Pancasila dalam hidupnya sehari-hari.
2. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat.
Salah satu fungsi pokok Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pandangan hidup, artinya Pancasila digunakan sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam kehidupan di masyarakat.
Implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat berarti penerapan atau pengamalan nilai Pancasila dalam bentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat.
Kehidupan bermasyarakat ini terdiri dari masyarakat kecil yaitu keluarga, tetangga, warga RT, RW, Desa/kelurahan sampai masyarakat seluruh nusantara. Berbagai jenis masyarakat di nusantaraini, ada masyarakat petani, pedagang, nelayan, perternak, perkebunan, dan bidang lainnya. Implementasi nilai Pancasila di masyarakat disesuaikan dengan sosio budaya masyarakat yang Berbhinneka Tunggal Ika.
Bentuk dan jenis pengamalan nilai Pancasila antara masyarakat satu dengan lainnya berbeda-beda disusuaikan dengan adat istiadat setempat, tapi masih dalam karidor nilai Pancasila.
3.
Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bernegara.
Seperti disampaikan dalam sidang BPUPKI pertama, tujuannya adalah merumuskan ”Dasar Negara” Tujuannya adalah agar dasar negara (Pancasila) digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara jika Indonesia merdeka nanti.
Pengertian hidup bernegara adalah: sikap dan perilaku hidup dalam kaitannya dengan kenegaraan (menjalankan tugas negara/menjalankan pemerintahan).
PPKn SMA/SMK K - 6
14 Sebenarnya jika para pejabat negara baik dipusat sampai di daerah sikap dan perilakunya berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terjadi korupsi, kolosi, penyuapan, dan tindak pidana lainnya. Seharusnya sikap dan perilaku pejabat harus ”menjadi contoh” masyakat dalm menjalankan tugas kenegaraan, penuh kejujuran, keadilan, santun dan penolong, bukan seperti sekarang ini, sebagian pejabat sikap dan perilakunya tidak pantas jadi pejabat, hal ini dapat dilihat dimedia cetak maupun elektronika yang beritanya dipenuhi dengan penyimpangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
4.
Implementasi Nilai Pancasila Dalam Bidang Agama, Pendidikan, Sosial Budaya Dan Teknologi.
a. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Agama.
Semua agama yang berkembang di Indonesia berasal dari negara lain, dengan tangan terbuka bangsa Indonesia menerima masuknya semau agama tersebut dan memeluknya tanpa adanya peperangan, mulai zaman dulu sampai sekarang, termasuk pengakuan Kong Hu CU sebagai agama resmi di Indoesia oleh Presiden Abdulrahman Wahid.
Sesuai dengan sila pertama Pancasila, memang pemerintah hanya mengharuskan semua warga negara Idonesia percaya kepada Tuhan, serta mengatur kerukunan umat beragama, untuk masalah aqidah atau urusan tata cara beribadah diserahkan oleh agama-masing-masing. Sehingga kerukunan dan saling meghormati antar umat beragama tetap terjamin.
Hanya saja jika ada penyebaran ajaran agama yang dianggap meyimpang dari pokok-pokok ajaran agama dan meresahkan atau menimbulkan kekacauan pemerintah melalui MUI ikut campur megatasiya.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, implementasi penyiaran agama sekarang ini banyak model, dan jenis dakwah agama yang disesuaikan dengan tututan dan daya tarik masyarakat, Pancasila terbuka menerima model-dan jenis dakwah tersebut, bahkan memberi spirit dan dukugan demi terwujudkan pengamalan sila Ketuhanan.
Kalau melihat dari acara televisi dan medengarkan siaran radio banyak sekali siaran dakwah agama dari semua agama yang ada, adanya peningkatan umat Islam yang beribadah ke Masjid atau Mushola, adaya
PPKn SMA/SMK K - 6
15 peningkatan umat Kristen pada hari minggu ke Gereja, termasuk umat hindu ke Pure dan umat Budha ke Klenteng. Begitu juga pembangunan tempat ibadah mengalami penigkatan, secara logis seharusnya adanya peningatan ketaqwaan dan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehai-hari.Jadi yang dimaksud implementasi niali Pancasila di bidang agama adalah penerapan nilai Pancasila,khususnya sila pertama dalam kehidupan sehari, baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat, maupun pemerintah berupa kebijaksaan dan perlakuan yang adil terhadap semua agama yang ada di Indonesia.
b. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Pendidikan.
Sejak dulu sampai sekarang sistem dan model pendidikan kita selalu mengalami perubahan yang secara mendasar dimulai kurikulum tahun 1975, disempurnakan pada tahun 1984, lalu pada tahun 1994, da disempurnakan dan dirubah mejadi kurikulum Berbasis Kompetansi pada tahun 2004 dan disempurnkan lagi tahun 2006 dan yang paling baru adalah kurikulum 2013 sekarang ini. Pancasila menerima perubahan ini demi kesesuaian perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
Begitu juga mutu guru, contoh guru SD, dulu cukup tamatan SPG, SPG sekarang dihapus dan guru SD diharapakan minimal PGSD atau D 2, sekarang ditingkatkan lagi ada program S1 untuk SD, bahkan ada program S2 matematika, bahasa untuk SD. Demikian juga dengan program computer, yaitu melalui enternet, model dan sistem sekolah berubah lebih canggih lagi, yang kita sebut sekolah maya, Dosen dan mahasiswa dalam belajar tidak usah bertetap muka dan memerlukan kelas permanent sebegai tempat belajar, semua melalui enternet, baik dosen memberi materi kuliah, tugas dan mahasiswa juga dengan enternet dalam menjawab atau mengumpulkan tugasnya.
Demikian juga banyak sekali program dan jurusan pendidikan yang berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Termasuk program jarak jauh, atau sekolah terbuka, serta banyak sekali siaran pendidikan melalui televise. Begitu juga untuk peingkatan kualitas guru, didirikannya LPMP di setiap propinsi dan PPPG sebagai tempat untuk memberi penataran dan pelatihan para guru mulai dari guru SD, SLTP dan SLTA. Pancasila
PPKn SMA/SMK K - 6
16 menerima semua model dan jenis pendidikan tersebut untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Termasuk UKG (Uji Kopentasi Guru) itu semua dalam rangka peningkatan kualitas kompetensi guru, termasuk penulisan modul ini.Begitu juga dalam desain pembelajaran, jenis pendekatan, jenis metode, evaluasi pebelajaran yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran selalu berubah dari tahun ketahun. Harus kita akuhi bahwa kita sebagai pengguna model dan metode dari pada pencipta, sebagian besar desain dan metode berasal dari luar, kita hanya mengadapsi dan memodifikasinya untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah di Indonesia.
Semua usaha pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan seperti diuraikan diatas merupakan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang pendidikan.
c. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Sosial Budaya.
Artinya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang social budaya, penerapan ini sebaiknya sesuai dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Penemuan teknologi modern seperti sekarang ini jerak antar wilayah antar satu Negara bukan menjadi halangan, dunia sekarang menjadi global tidak ada sesuatu yang dapat dirahasaikan, kejadian di suatu negara dengan cepat akan diketahui oleh negara-negara di dunia. Begitu juga kejadian di Indonesia, akan cepat diketahui oleh negara-negara di dunia, baik melalui media cetak dan media elektronika.
Begitu juga sosial budaya suatu negara akan mempengaruhi negara lain baik itu melalui pergaulan, kerjasama atau melalui internet. Bangsa Indonesia mau tidak mau harus menerima budaya asing yang masuk di negara kita, baik itu mempunyai pengaruhi positif maupun negatif.
Contohnya memakai dasi dari Eropa dan Amerika, serta pemekaian jiblab dari negara-negara Islam, sangat sopan dan posistif bagi bangsa Indonesia.
Tetapi pemakaian pakaian yag sangat ketat, dan seksi, pemakaian anting- anting oleh pria memiliki pengaruh negatif bangsa Indoensia karena tidak sesuia dengan budaya da nilai-nilai Pancasila.
Dalam hubungannya dengan hal tersebut di atas peran Pancasila sebaiknya sebagai “Filter” masuknya budaya asing masuk ke Indonesia.
Dampak dari kurangnya filter Pancasila terhadap budaya asing yang masuk
PPKn SMA/SMK K - 6
17 ke Indonesia adalah bangsa Indonesia “kehilangan jati diri” “ serta lunturnya karakter yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan budaya Indonesia.Sosial budaya negara lain yang positif boleh masuk ke Indonesia,bahkan secar terbuka kita menerimanya seperti: suka menuntut ilmu, budaya suka membaca, mengarang buku, hemat, disiplin, rasa tanggung jawab yang tinggi, kreatif, dan inovatif, berterus terang, obyektif utamanya bila mengisi angket, menghargai karya orang lain, menepati janji, sopan santun, sikap, dan perilaku lain yang sesuai degan sosio budaya bangsa Indonesia.
d. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Teknologi.
Zaman sekarang ini merupakan zaman teknologi, begitu keluar dari rumah hampir semua aktifitas kita menggunakan hasil teknologi, mulai dari jalan raya, kendaraan, hand pone (HP), sampai tempat kerja meggunakan komputer, leptop, internet dan alat kantor lainnya.
Pancasila menerima dan mengemplementasikan teknologo tersebut dalam kehidupan untuk meringankan, mengefektikan, serta mempercepat pekerjaan untuk mencapai tujuan. Sebab kemajuan negara negara sekarang ini juga ditentukan oleh penguasaan teknologi dan inovasi baru yang ditemukan oleh negara tersebut. Contoh komputer pertama kali ditemukan oleh Amerika Serikat, tetapi Jepang dapat mengembangkan komputer tersebut sehingga Jepang sekarang ini diberi julukan raja komputer, begitu juga sepeda motor dan mobil, walaupun Jepang bukan penemu mesin pertama, tapi Jepang dapat mengembangkan dan cocok untuk bangsa- bangsa di dunia. Kemajuan negara Amerika Serikat dan Jepang tersebut juga ditentukan oleh penemuan dan penguasaan teknologi.
Begitu juga bangsa Indonesia jika ingin menjadi negara maju harus menemukan teknologi baru sendiri, tidak hanya menerima dan pengguna teknologi negara lain. Kita harus dukung secara positif penemuan teknologi Saputra dibidang pertanian yaitu “nutrisi” yang dapat menyuburkan tanaman, meningkatkan hasil panen serta menambah kesuburan tanah.
Penemuan teknologi ini hampir di segala bidang kehidupan, mulai dari pertanian, komunikasi, transportasi, kesehatan, pendidikan, pertambangan termasuk pertahanan keamanan, bangsa Indoesia kerja
PPKn SMA/SMK K - 6
18 sama dengan negara lain utamanya dengan negara-negara yang menguasai teknologi tersebut.Atas dasar ini “Pancasila terbuka menerima penemuan-penemuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara lain” dengan filter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memiliki nilai positif bagi kehidupan bangsa Indonesia, contoh: penemuan peralatan keluarga berencana baik itu berupa pil, suntik dan alat kontrasepsi lain, pertama datang di Indonesia ada sebagian kelompok tidak setuju dipakai, karena dianggap bertentangan dengan agama,tetapi setelah melalui pembahasan yang mendalam dan musyawarah dengan para tokoh agama dan ternyata mempunyai dampak positif terhadap pengurangan penduduk dan kesejahteraan rakayat , akhirya disetujui.
5. Menjelaskan Implementasi Nilai Pancasila Dalam Bidang Ekonomi, Politik, Hukum, Dan Pemerintahan
a. Implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi
Tujuan berdirinya negara, apapun bentuknya dan sistem pemerintahannya adalah untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan rakyatnya. Begitu juga Indonesia, tujuan para tokoh pendiri negara Indonesia adalah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyatnya, lebih terperinci tercantum dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945. yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertipan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Jadi isi pembukaan dan sila ke 5 Pancasila itu sebagai dasar dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang ekonomi. Wujud implementasi ini berupa kebijaksanaan dan pembangunan bidang ekonmi. Sistem ekonomi yang sedang digalakan oleh pemerintah saat ini adalah ekonomi kerakyatan dengan koperasi sebagai soko gurunya.Contoh nya banyak salah satunya adalah mempedayakan dan
PPKn SMA/SMK K - 6
19 mengembangkan UKM dan ekonomi kelautan serta bidang lainya seperti kebijaksanaan loleh Menteri Ekonomi, Keungan, dan lainya yang masih berkaitan untuk peningkatan ekonomi rakyat.b. Implementasi nilai Pancasila dalam Bidang Hukum.
Pancasila disamping sebagai dasar negara dan pandangan hidup, juga sebagai Sumber dari segala sumber hukum di Indoesia.
Artinya semua produk jenis dan bentuk hukum harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Setelah adanya reformasi banyak sekali perubahan dan produk hukum baru, hal ini membuktikan bahwa Pancasila terbuka menerima perubahan dan pembuatan hukum baru sesuai dengan kebutuhan kehidupan bernegara dan bermasyasrakat.
Contoh implementasi di bidang hukum adalah: amademen UUD 1945 yang disertai dengan Tap MPR No 1 sampai No 6 tahun 2002.
Begitu juga penyempuraan Kitab Undang-undang PTUN dari Nomor 5 tahun 1986 menjadi Nomor 9 tahun 2004, perubahan atas Undang- undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menjadi Undang-undang Nomor 5 tahun 2004, Undang-undang Nomor 30 tahu 2002 tentang pembentukan Komisi Pemberatasan Tindak Korupsi, serta UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Contoh lainya adalah UU No. 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia dan UU RI No. 26 tetang Pengadilan Hak Asasi Manusia, termasuk UU tentang otonomi daerah dan undang-undang lainya.
Dalam rangka mewujudkan UU No 20 2001, pemeritah sekarang ini betul-betul tidak pandang bulu dalam meghukum/megadili orang yang melanggar hukum, ada seorang gebernur dan seorang jenderal, menteri, dosen yang harus dilepas jabatannya dan masuk Lembaga Pemasyarakatan karena bertindak melaggar hukum. Termasuk aparat penegak hukum sendiri, bayak polisi yag dihukum dan di pecat, termasuk jaksa dan hakim yang dipecat dan di hukum, begitu juga hampir semua anggota KPU yang kurupsi menyalah gunakan uang pemilu harus merigkuk dalam Lembaga Pemasyarakatan. Masih banyak jeis dan macam pelanggaran hukum lain yang tidak mungkin dijelaskan disini.
PPKn SMA/SMK K - 6
20 Hal ini membuktikan bahwa Pancasila sebagai ideologi terbuka, terbuka pula menerima perubahan dan pembaharuan dalam bidang hukum demi terciptanya keadilan, ketertipan dan kesejahteraan bersama.c. Implementasi nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan Pemeritahan.
Sejak Indonesia merdeka mengalami beberapa perubahan dalam bidang politik dan sistem pemerintahan yaitu: pergantian kepala pemerintahan baik secara konstitusioal maupun non konstitusional, termasuk perubahan sistem pemerintahan (demokrasi). Pancasila secara terbuka menerima pergantian dan perubahan tersebut dan tetap dijadikan ideologi nasional.
Dalam sejarah ketatanegaraan, Pancasila yang seharusnya dijadikan dasar untuk menyelenggarakan pemerintahan dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen, ternyata tidak dilaksanakan. Hal ini dapat kita lihat dari sejarah ketanegaraan Indonesia yaitu: pada kurun waktu 1945 sampai 1959, Pancasila tetap digunakan sebagai dasar negara, tetapi sistem pemerintahan utamanya sistem demokrasi menggunakan
“sistem perlementer” (mendekati liberal), dengan perdana menteri sebagi kepala pemeritahannya, yang semestinya menurut UUD 1945 Sistem Presidensil dengan presiden sebagai kepala pemerintahaannya. Hasilnya pemerintahan sering jatuh bangun, rata-rata usia kebinet hanya 8 bulan, persaingan antar partai politik semakin tajam, situasi politik sangat panas dan keutuhan negara terancam.
Situasi politik ini berakhir dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno. Harapanya dekrit tersebut dapat digunakan sebagai pisau analisa yang tajam untuk menyelesaikan permasahan yang dihadapi bangsa Indonesia dengan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara. Akan tetapi kenyataanya tidak demikian, Pancasila tetap jadi dasar negara, tetapi demokrasi yang dikembangkan bukan Demokrasi Pancasila, tetapi “Demokrasi Terpimpin” Pada masa ini peranan Presiden Soekarno sangat mendominasi/menentukan dalam pemerintahan.
Pemeritahan Presiden Soekarno ini berakhir diawali dengan Pembrotakan G 30 S PKI, dilajanjutkan dengan demonstrasi mahasiswa dan di keluarkannya SP 11 Maret 1966, oleh Presiden Soekarno kepada
PPKn SMA/SMK K - 6
21 Letnan Jenderal Soeharto. Sejak peristiwa ini, yang memegang kedali pemerintahan adalah Suharto dan TNI utamanya AD sebagai pendukungnya. Pemerintahan masa ini dikenal degan “Orde Baru” suatu tatanan pemerintahan yang bertekat menjalakan Pancasila secara murni dan konskuen. Mulai tahun 1966 sampai tahun 1985 melalui Program Pembangunan Lima Tahun (Pelita) terjadinya peningkatan di segala bidang kehidupan bagi bangsa Indonesia, bahkan tahun 1983-1985 bangsa Indonesia berhasil sebagai negara swasenbada pangan.Tetapi mulai pelaksaan repelita ketujuh pada tahun 1998, pada PJPT ke 2, sebagai pelaksanaan pembangunan tinggal landas, yang sebetulnya belum waktunya (dipaksakan) bangsa Indonesia menghadapi bencana (krisis) yang hebat, sistem okonomi terpuruk, pemegang ekonomi kita berada di tangan konglomerat dan pengusaha, bukan ekonomi kerakyatan, sehigga kita tidak memiliki pondasi ekonomi yang kuat, akibatnya jika ada perubahan perekonomian di dunia iternasional, akan berdampak pada kehancuran (inflasi) ekonomi Indonesia yang berdampak pada goyangnya social politik dan stabilitas pertahanan keamanan.
Keterpurukan ekonomi kita juga diakibatkan oleh merajalelanya korupsi, kolusi ,dan nepotisme di semua deperteman dan segala bidang kehidupan. Penyalahgunaan wewenang oleh penguasa dan arogansi para pejabat, utamanya setelah anak-anak Presiden Suharto ikut berbisnis dan meguasai hampir disegala bidang usaha yang dilaksanakan bukan atas dasar professional, tetapi berdasar kolusi dan nepotisme dengan para pejabat baik di pusat maupun di daerah.
Keterpurukan ekonomi ini juga diakibatkan oleh kebrobrokan moral dan hilangnya rasa kepedulian penguasa dan para pelaku elit politik terhadap jeritan rakyat kecil. Para penguasa dan elit politik, pikiran, sikap, dan perilaku nya hanya mementingkan diriya sendiri, atau demi kepentingan golongannya, bukan pada kepentingan nasional (national interest). Hal ini menambah kemarahan rakyat akibat terjadi jurang pemisah yang tajam antara ekonomi penguasa dan pengusaha yang kaya raya dengan ekonomi rakyat kecil yang miskin dan semakin meningkat penderitaanya.
PPKn SMA/SMK K - 6
22 Para wakil rakyat yang seharusnya membawa dan memperjuangkan kepentingan rakyat teryata tidak berfungsi secara demokratis, sebab pelaksanaan demokrasi bersifat semu, sistem politik dikembangkan sistem birokratik dan otoriter sehingga mengalami kemacetan, siapa yag menentang kebijaksaan pemerintah dianggap oposisi atau PKI, rakyat mau tidak mau dipaksa untuk mengikuti kebijaksanaan pemerintah. Sehigga boleh dikatakan Indonesia pada zaman Orde Baru dibawah Presiden Suharto ini sebetulya melaksanakan“ Junta Militer” yang ditandai dengan dukungan angkatan bersenjata utamanya Angkatan Darat.
Pancasila sebagai dasar negara seharusnya digunaka sebagai pedoman bersikap, berperilaku dan moral perpolitikan dan penyeleggara pemeritah, ternyata hanya digunakan sebagai slogan dan alat legimitasi politik. Walaupun kebijaksanaan pemeriah, sikap da perilaku pejabat menyimpag dari nilai dan moral Pancasila, tetap mengumandangkan pelaksanaan “Pancasila secara murni dan konskuen”.
Karena kehancuran ekonomi semakin menigkat dan penderitaan rakyat semakin berat, kurupsi tetap merajalale, demokrasi macet, maka pada puncakya timbullah berbagai gerakan, demonstrasi masyarakat yang diseponsori oleh mahasiwa, cendekiawan, para tokoh masyarakat sebagai “gerakan moral politik” yang menuntut adanya “Reformasi” di segala bidang, utamaya dalam politik, ekonomi, hukum, kebebasan (hak asasi), struktur birokrasi dan sistem pemeritahan.
Terget reformasi adalah menurunkan Presiden Suharto, pada tanggal 21 Mei 1998, sebab Suharto lah yang diaggap sebagai biang keladi dari keterpurukan dan kebrobrokan bangsa dan negara. Hasil reformasi tersebut betul betul membawa perubahan iklim politik di Idonesia. Partai politik dihidupkan lagi/dapat tumbuh lagi, sehingga tumbuh bagaikan jamur di musim hujan. Selah satu hasil reformasi yang sukses dan diakhui oleh duia luar adalah pelaksanaan pemilu secara demokratis, utamanya pemilihan presiden secara langsung yang berjalan secara damai.
Hal ini membuktikan bahwa “Pacasila terbuka untuk menerima reformasi ”khususya dalam bidang politik dan pemerintahan” dan dapat
PPKn SMA/SMK K - 6
23 bersifat fleksibel yaitu mengikuti kemauan rakyat, serta di jadikan karidor pemerintahan yaitu ukuran menyimpang tidaknya pemerintahan dari cita- cita bangsa seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sendiri.Atas dasar uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai Paradigma Reformasi, artinya: “Pancasila dipakai sebagai kerangka berfikir yang mendasari dan memberi spirit untuk mengadakan reformasi”. Pelaksanaan Reformasi tahun 1998, merupakan implementasi Pancasila sebagai ideolog terbuka, khususnya dalam bidang politik dan pemerintahan menuju sistem politik dan pemeritahan yang demokratis, terbuka, bersih, tertib, aman tentram yang dapat membawa masyarakat Indonesia adil, makmur sejahtera berdasarkan Pancasila.
Hanya sayang dalam perjalanannya, sampai sekarang ini, ternyata reformasi belum membawa perubahan kearah yang positif bagi bangsa Indoesia, utamaya kaum kecil, kemiskinan semakin menigkat, kerusuhan, pencurian dan pembunuhan semakin mejadi-jadi. Korupsi meningkat lagi, bahkan Indonesia termasuk negara terkorup didunia, kebrobrokan moral semakin menigkat, akibatnya terjadi krisis yang multidemensi di Indonesia.
Bangsa Indonesia sekarang ini betul-betul amenangi zaman edan, seperti yang dikemukakan oleh pujangga kraton Surakarta yaitu:
Ronggo Warsito, tentang hukum moral yang bunyinya sebagai berikut:
Amenangi zaman edan, ewuh aja ing pembudi, melu edan nora tahan, yen tan melu angklakoni, bejo kaduman milik, kaliren wekasanipun, dilalah karsa Allah, begdja-bedjane kang lali, luwih bedjo kang eling lawan waspada, (Ronggo Warsito, 1879 dalam Anjar Sani,1990: 115).
Kalau dibahasa Indonesiakan kurang lebih berarti hidup di zaman gila, sulit untuk menentukan sikap dan perilaku, ikut gila tidak tahan, tapi kalau tidak ikut, hanya mendapat rasa iri, kelaparan akhirnya/kemiskinan akibatnya, sudah ketentuan/kemauan Allah, sebahagia-bahagia yang lupa, masih lebih bahagia yang ingat kepada Allah dan berhati-hati.
Kebobrokan moral para pejabat dan rakyat Indonesia seperti sekarang ini, perah dibahas oleh lima tokoh nasional yaitu: Megawati,
PPKn SMA/SMK K - 6
24 Abdulrahman Wahid, Try Sutrisno, Wiranto dan Akbar Tanjung, menurut mereka kebrobrokan moral ini karena bangsa Indonesia “melupakan Pancasila” (Jawa Pos, 2 Juni 2006, hal 6).D. Aktivitas Pembelajaran
1. Bacalah dengan cermat dan pamami modul di atas,
2. Setelah itu diskusikan dengan kelompok anda (membentuk kelompok).
3. Presentasikan hasil diskusi tersebut dan kelompok lain menanggapinya.
4. Simpulkan isi dan makna modul tersebut dengan kelompok anda.
E. Latihan dan Tugas
Setelah membaca modul di atas yaitu implementasi Pancasila, tugas Anda adalah menjawab pertanyaan di bawah ini.
1. Jelaskan pengertian implementasi nilai Pancasila ?
2. Deskripsikan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat?
3. Uraikan pengertian implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
4. Jelaskan segi positif dan negatif implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial budaya dan teknologi?
5. Analisis implementasi nilai Pancasila dalam bidang politik ekonomi,, hukum, dan pemerintahan?
F. Rangkuman Materi
1. Pengertian Implementasi Nilai Pancasila
Implemantasi nilai Pancasila artinya penerapan atau pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan. Implementasi ini sebaiknya dilakukan secara utuh dan menyeluruh, dalam arti kelima sila Pancasila diamalkan secara seimbang dan selaras. Kalau hanya mengamalkan satu sila saja, contohnya sila pertama mulai dari pagi sampai malam hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tanpa bekerja atau beraktifitas yang lain hidupnya tidak sempurna.
PPKn SMA/SMK K - 6
25 Titik tolak implementasi atau pengamalan Pancasila ini tergantung dari kemauan dan kemampuan seseorang, ada kemauan tapi tidak mampu, ada pula yang mampu tapi tidak mau, jadi banyak sekali fenomena pengamalan Pancasila dalam kehidupan.2. Mendeskripsikan implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu fungsi pokok Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai pandangan hidup, artinya Pancasila digunakan sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam kehidupan di masyarakat.
Implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat berarti penerapan atau pengamalan nilai Pancasila dalam bentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan shari-hari di bermasyarakat..
3. Implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara.
Seperti disampaikan dalam sidang BPUPKI pertama, tujuannya adalah merumuskan ”Dasar Negara” Tujuannya adalah agar dasar negara (Pancasila) digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara jika Indonesia merdeka nanti.
Pengertian hidup bernegara adalah: sikap dan perilaku hidup dalam kaitannya dengan kenegaraan (menjalankan tugas negara/menjalankan pemerintahan).
4. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam bidang agama, pendidikan, Sosial Budaya dan Teknologi.
a. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Agama.
Implementasi nilai Pancasila di bidang agama adalah penerapan nilai Pancasila, khususnya sila pertama dalam kehidupan sehari, baik yang dilakukan oleh individu, masyarakat, maupun pemerintah berupa kebijaksaan dan perlakuan yang adil terhadap semua agama yang ada di Indonesia. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, memang pemerintah hanya mengharuskan semua warga negara Idonesia percaya kepada Tuhan, serta mengatur kerukunan umat beragama, untuk masalah aqidah atau urusan tata cara beribadah diserahkan oleh agama-masing-masing. Sehingga kerukunan dan saling meghormati antar umat beragama tetap terjamin.
PPKn SMA/SMK K - 6
26 b. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Pendidikan.Salah satu implementasi nilai Pancasila dalam pendidikan adalah perubahan kurikulum. Yaitu mulai dari kurikulum tahun 1975, disempurnakan pada tahun 1984, lalu pada tahun 1994, da disempurnakan dan dirubah mejadi kurikulum Berbasis Kompetansi pada tahun 2004 dan disempurnakan lagi tahun 2006 dan yang paling baru adalah kurikulum 2013 sekarang ini. Implementasi nilai Pancasila dalam pendidikan tidak hanya pada kurikulum saja, tapi juga peningkatan kualitas guru,(termasuk,Uji Kompetensi Guru dan penulisan modul ini, pendekatan, model-model pembelajaran, proses pembelajaran, termasuk kualitas lulusan siswa dan mahasiswa dengan lapangan kerja. Semua usaha pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan seperti diuraikan diatas merupakan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang pendidikan.
c. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Sosial Budaya. Artinya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam bidang social budaya, penerapan ini sebaiknya sesuai dengan budaya dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat. Penemuan teknologi modern seperti sekarang ini mempengaruhi social budaya bangsa Indonesia, terutama para remaja. Bangsa Indonesia mau tidak mau harus menerima teknologi modern tersebut dan budaya asing yang masuk di negara kita, baik itu mempunyai pengaruhi positif maupun negatif.
Contohnya memakai dasi dari Eropa dan Amerika, serta pemekaian jiblab dari negara-negara Islam, sangat sopan dan posistif bagi bangsa Indonesia. Tetapi pemakaian pakaian yag sangat ketat, dan seksi, pemakaian anting-anting oleh pria memiliki pengaruh negatif bangsa Indoensia karena tidak sesuia dengan budaya da nilai-nilai Pancasila. Dalam hubungannya dengan hal tersebut di atas peran Pancasila sebaiknya sebagai “filter” masuknya budaya asing masuk ke Indonesia. Dampak dari kurangnya filter Pancasila terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah bangsa Indonesia
“kehilangan jati diri” “ serta lunturnya karakter yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan budaya Indonesia. Sosial budaya negara lain
PPKn SMA/SMK K - 6
27 yang positif boleh masuk ke Indonesia,bahkan secar terbuka kita menerimanya seperti: suka menuntut ilmu, budaya suka membaca, mengarang buku, hemat, disiplin, rasa tanggung jawab yang tinggi, kreatif, dan inovatif, berterus terang, obyektif utamanya bila mengisi angket, menghargai karya orang lain, menepati janji, sopan santun, sikap, dan perilaku lain yang sesuai degan sosio budaya bangsa Indonesia.d. Implementasi Nilai Pancasila di Bidang Teknologi. Zaman sekarang ini merupakan zaman teknologi, begitu keluar dari rumah hampir semua aktifitas kita menggunakan hasil teknologi, mulai dari jalan raya, kendaraan, hand pone (HP), sampai tempat kerja meggunakan komputer, leptop, internet dan alat kantor lainnya. Pancasila menerima dan mengemplementasikan teknologi tersebut dalam kehidupan untuk meringankan, mengefektikan, serta mempercepat pekerjaan untuk mencapai tujuan. Sebab kemajuan negara negara sekarang ini juga ditentukan oleh penguasaan teknologi dan inovasi baru yang ditemukan oleh negara tersebut. Bangsa Indonesia jika ingin menjadi bangsa dan negara maju harus menemukan teknologi baru sendiri, tidak hanya menerima dan sebagai pengguna teknologi negara lain. Kita harus dukung secara positif penemuan teknologi anak bangsa. Penemuan teknologi ini hampir di segala bidang kehidupan, mulai dari pertanian, komunikasi, transportasi, kesehatan, pendidikan, pertambangan termasuk pertahanan keamanan, bangsa Indoesia kerja sama dengan negara lain utamanya dengan negara- negara yang menguasai teknologi tersebut. Atas dasar ini “Pancasila mengemplentasikan teknologi dan penemuan-penemuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara lain” dengan filter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memiliki nilai positif bagi kehidupan bangsa Indonesia,
5. Menjelaskan implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan pemerintahan
a. Implementasi nilai Pancasila dalam bidang ekonomi
Tujuan berdirinya negara, apapun bentuknya dan sistem pemerintahannya adalah untuk menciptakan keadilan dan
PPKn SMA/SMK K - 6
28 kesejahteraan rakyatnya. Begitu juga Indonesia, tujuan para tokoh pendiri negara Indonesia adalah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyatnya, lebih terperinci tercantum dalam alinea 4 Pembukaan UUD 1945. yaitu :1) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertipan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Jadi isi pembukaan dan sila ke 5 Pancasila itu sebagai dasar dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bidang ekonomi. Wujud implementasi ini berupa kebijaksanaan dan pembangunan bidang ekonmi. Sistem ekonomi yang sedang digalakan oleh pemerintah saat ini adalah ekonomi kerakyatan dengan koperasi sebagai soko gurunya.Contoh nya banyak salah satunya adalah mempedayakan dan mengembangkan UKM dan ekonomi kelautan serta bidang lainya seperti kebijaksanaan loleh Menteri Ekonomi, Keungan, dan lainya yang masih berkaitan untuk peningkatan ekonomi rakyat.
b. Bidang Hukum.
Pancasila disamping sebagai dasar negara dan pandangan hidup, juga sebagai Sumber dari segala sumber hukum di Indoesia.
Artinya semua produk jenis dan bentuk hukum harus bersumber dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.Setelah adanya reformasi banyak sekali perubahan dan produk hukum baru, hal ini membuktikan bahwa Pancasila terbuka menerima perubahan dan pembuatan hukum baru sesuai dengan kebutuhan kehidupan bernegara dan bermasyasrakat.Contoh implementasi di bidang hukum adalah: amademen UUD 1945 yang disertai dengan TAP MPR No 1 sampai No 6 tahun 2002. Begitu juga penyempuraan Kitab Undang-undang PTUN dari Nomor 5 tahun 1986 menjadi Nomor 9 tahun 2004, perubahan atas Undang-undang Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung menjadi Undang-undang Nomor 5 tahun 2004, Undang-undang Nomor 30 tahu 2002 tentang
PPKn SMA/SMK K - 6
29 pembentukan Komisi Pemberatasan Tindak Korupsi, serta UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Contoh lainya adalah UU No. 39 tahun 1999, tentang Hak Asasi Manusia dan UU RI No. 26 tetang Pengadilan Hak Asasi Manusia, termasuk UU tentang otonomi daerah dan undang-undang lainya.Dalam rangka mewujudkan UU No 20 2001, pemeritah sekarang ini betul-betul tidak pandang bulu dalam meghukum/megadili orang yang melanggar hukum, ada seorang gebernur dan seorang jenderal, menteri, dosen yang harus dilepas jabatannya dan masuk Lembaga pemasyarakat.
c. Bidang Politik dan Pemeritahan.
Implementasii nilai Pancasila dimulai sejak Indonesia merdeka, ada beberapa perubahan dalam bidang politik dan sistem pemerintahan yaitu: pergantian kepala pemerintahan baik secara konstitusioal maupun non konstitusional, termasuk perubahan sistem pemerintahan (demokrasi). Pancasila secara terbuka menerima pergantian dan perubahan tersebut dan tetap dijadikan ideologi nasional. Dalam sejarah ketatanegaraan,niali-nilai Pancasila yang seharusnya diim-plementasikan secara murni dan konskuen dalam penyelenggarakan pemerintahan dan politik, ternyata tidak dilaksanakan. Hal ini dapat kita lihat dari sejarah ketanegaraan Indonesia yaitu: pada kurun waktu 1945 sampai 1959, tahun 1959 sampai 1965 (zaman orla) tahun 1965 sampai 1998 (ornba) tahun 1998 sampai sekarang (reformasi dan pasca reformasi) .
Sekarang ini nilai-nilai Pancasila digunakan sebagai Paradigma Reformasi, artinya: “Pancasila dipakai sebagai kerangka berfikir yang mendasari dan memberi spirit untuk mengadakan reformasi”.
Pelaksanaan Reformasi tahun 1998, merupakan implementasi Pancasila sebagai ideolog terbuka, khususnya dalam bidang politik dan pemerintahan menuju sistem politik dan pemeritahan yang demokratis, terbuka, bersih, tertib, aman tentram yang dapat membawa masyarakat Indonesia adil, makmur sejahtera berdasarkan Pancasila. Hanya sayang dalam perjalanannya, sampai sekarang ini, ternyata reformasi belum membawa perubahan kearah yang positif