A. Tujuan
Tujuan yang diharapkan setelah mempelajari grade enam pada modul politik dan budaya ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta dapat Menjelaskan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dengan baik setelah mengikuti diklat.
2. Peserta dapat Menjelaskan tata cara mengimplementasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dengan baik setelah mengikuti diklat.
3. Peserta dapat Menjelaskan faktor-faktor yang memotivasi mengmengaktualisasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dengan baik setelah mengikuti diklat.
4. Peserta dapat Menjelaskan implementasi Sistem dan Budaya Politik demi suksesnya politik dan demokrasi di Indonesia dengan baik setelah mengikuti diklat.
5. Peserta dapat Menjelaskan kendala-kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia dengan baik setelah mengikuti diklat.
6. Peserta dapat Menjelaskan cara-cara mengatasi kendala-kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia dengan baik setelah mengikuti dikat.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kegiatan pelatihan ini dianggap berhasil apabila peserta mampu menunjukkan beberapa kompetensi di bawah ini:
1. Mampu menjelaskan implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
2. Mampu menjelaskan tata cara mengimplementasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
PPKn SMA/SMK K - 6
137 3. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang memotivasimengangaktualisasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
4. Mampu menjelaskan implementasi Sistem dan Budaya Politik demi suksesnya politik dan demokrasi di Indonesia.
5. Mampu menjelaskan kendala-kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
6. Mampu menjelaskan cara-cara mengatasi kendala-kendala implementasi Sistem dan Budaya Politik dalam berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia.
C. Uraian Materi
1. Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
Implementasi system dan budaya politik di Indonesia mempunyai arti penerapan atau pelaksanaan system dan budaya politik di Indonesia. Pelaksanaan budaya poltik secara demokratis perlu dipahami oleh setiap warga Negara Indonesia agar mampu mewujudkan cita-cita Negara. Menurut Miriam Budiardjo, penerapan budaya politik dapat dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai berikut : Ø Menyelesaikan perselaisihan secara damai dan melembanga.
Dalam setiap masyarakat terdapat beda pendapat serta kepentingan yang dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, consensus, atau mufakat.
Ø Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. Perubahan social terjadi karena beberapa factor, seperti kemajuan teknologi, kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-perubahan dan mengendalikannya.
Ø Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur. Dalam masyarakat demokratis, pergantian pimpinan atas dasar turunan, mengangkat diri sendiri, coup d‟ etat dianggap tidak wajar.
PPKn SMA/SMK K - 6
138 Ø Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang biasanya terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan turut serta dalam merumuskan kebijaksanaan.Ø Mengakui dan menanggap wajar adanya kenekaragaman.
Keanekaragaman tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan tingkah laku, perlu terselengaranya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik yang memungkinkan timbulnya fleksibilitas dan tersedianya berbagai alternative dalam tindakan politik. Namun demikian, keanekaragaman tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan Negara.
Ø Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan merupakan cita-cita bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada yang merasa diperlakukan tidak adil.
System politik demokrasi Indonesia termasuk didalamnya adalah pembangunan partai politik, harus mengacu dan berpedoman kepada pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman sikap dan perilaku berpolitik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembangunan partai politk harus memperhatikan pembangunan karakter politik karena sperti kita ketahui, politik berkarakter atau berwatak positif maupun negative. Berwatak positif, yaitu menghendaki terjadinya atau terwujudnya keadilan dan kebenaran. Berwatak negative, yaitu dalam usaha mewujudkan keadilan dan kebenaran kadang-kadang bersifat destruktif dan menggunakan segala cara asal tujuan tercapai.
Didalam pembangnan partai politik juga menyangkut pembangunan fungsi partai politik itu sendiri, yaitu memperjuangkan kepentingan-kepentingan rakyat, baik kepentingan-kepentingan politik, social, ekonomi, dan budaya baik didalam infrastruktur maupun suprastruktur.
2. Tata cara mengimplementasikan Sistem dan Budaya Politik di Indonesia.
Cara-cara yang dapat ditempuh agar implementasi sistem dan budaya politik di Indonesia berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan maka dapat dilakukan terlebih dahulu sosialisasi kepada
PPKn SMA/SMK K - 6
139 masyarkat. Adapun sosialisasi itu sendiri bisa dilakukan mulai dari keluarga, sekolah, negara dan partai politik. Sosialisasi tersebut adalah:a. Keluarga yaitu lembaga pertama yang dijumpai seseorang individu saat lahir. Dalam keluarga anak ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam sistem politik setelah dewasa. Keluarga merupakan lingkungan masyarakat yang terkecil, dimana seorang anak sebagai anggota keluarga belajar dan berlatih untuk memahami dan menghayati nilai, norma dan pola perilaku melalui pendidikan awal dalam proses sosialisasi politik. Peran serta budaya politik partisipan dapat dilakukan dengan memahami dan menghormati kedudukan semua anggota keluarga, baik kedudukan ayah, ibu, serta anak-anaknya. Misalnya menghormati peran ayah sebagai kepala keluarga sesuai kedudukan, kewenangan, fungsi dan tanggung jawab.
b. Sekolah, yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Di sekolah memberi kesadaran pada anak tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara, cinta tanah air. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, di mana siswa belajar dan berlatih berbagai macam ilmu, keterampilan, nilai, dan norma yang akan membekali kehidupan masa depan. Di sekolah, peserta didik akan beradaptasi dengan lingkungan sekolah, baik dengan guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, teman sekelas, kakak kelas, maupun adik kelas. Peserta didik akan menemukan pengalaman baru yang lebih luas untuk mendukung budaya politik partisipan. (peran serta politik dalam sekolah dapat diwujudkan dalam pemilihan pengurus OSIS secara langsung)
Peran serta budaya politik partisipan yang lebih nyata dapat diwujudkan dalam kegiatan OSIS. Setiap tahun akan diadakan pemilihan pengurus OSIS secara langsung dan demokratis. Sebagai warga sekolah yang baik, semua peserta didik wajib ikut serta secara aktif mengikuti seluruh kegiatan ini,