BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG
BERJALAN
4.1. VISI DAN MISI SANITASI KABUPATEN
Dalam menentukan visi dan misi sanitasi Kabupaten Boyolali merujuk pada visi dan misi Kabupaten Boyolali dan Rencana Aksi Program Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015, sebagai berikut:
A. VISI
Terwujudnya penyehatan lingkungan sesuai standart nasional untuk mendukung masyarakat Boyolali yang sehat, mandiri dan berkeadilan.
B. MISI
1. Meningkatkan komitmen dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan utamanya sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
2. Mendorong semua desa melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
3. Meningkatkan cakupan jamban sehat dan cakupan akses penduduk dalam buang air besar di jamban.
4. Mendorong kepada semua pihak untuk meningkatkan kepedulian Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
5. Mendorong kemandirian masyarakat dalam meningkatkan cakupan sarana cuci tangan dan akses cuci tangan pakai sabun (CTPS).
6. Mendorong ketersediaan penyediaan air minum rumah tangga dan akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan.
7. Meningkatkan surveilns kualitas air minum.
8. Mendorong masyarakat untuk ketersediaan tempat sampah dan pemilahan sampah dalam akses buang sampah pada tempatnya.
9. Meningkatkan ketersediaan sarana pembuangan air limbah rumah tangga.
10.Mendorong sekolah layak sanitasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
11.Peningkatan sarana tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.
12.Melindungi masyarakat dari faktor risiko lingkungan yang tidak sehat dengan menjamin upaya penyehatan lingkungan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan.
4.2. STRATEGI PENANGANAN SANITASI
Sesuai aspek-aspek pendukung yang terkait dengan penanganan sanitasi, antara lain bidang kesehatan, perumahan, pekerjaan umum, pemberdayaan masyarakat, lingkungan hidup, pendidikan, komunikasi dan informatika, dan perencanaan pembangunan maka strategi yang dilaksanakan diarahkan kepada :
1. Membangun komitmen untuk mendorong partisipasi aktif pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, dan semua pihak yang terkait dengan program STBM (sanitasi total berbasis masyarakat).
2. Perlunya terobosan kebijakan untuk mengakomodasikan pendekatan pembangunan sarana dan perubahan perilaku yang bertumpu kepada pendekatan tanggap kebutuhan (demand responsive approach) dan pemberdayaan masyarakat.
3. Perencanaan bersama masyarakat melalui MPA-PHAST, yaitu membantu masyarakat mengembangkan dalam perencanaan tentang sanitasi dan perubahan perilaku yang berkesinambungan, efektif dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dan pemerintah sebagai fasilitator berkewajiban melakukan fasilitasi koordinasi antar pelaku.
4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memerlukan waktu yang tidak terbatas maka proses pemberdayaan melalui pemicuan dilakukan terus menerus agar masyarakat mempunyai kemampuan dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan prinsip partisipatif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pendekatan tanggap kebutuhan sanitasi menuntut masyarakat memahami sehingga dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-2
5. Mengembangkan motivasi masyarakat melalui pendidikan formal dan informal. Motivasi yang melatar-belakangi tumbuhnya kebutuhan terhadap sanitasi dasar dan perubahan perilaku sehat lebih bersifat pribadi, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi terletak di tingkat individu dan rumah tangga. Penyadaran masyarakat, pendidikan di sekolah, dan pelatihan partisipatif yang melibatkan keluarga dan masyarakat.
6. Promosi perubahan pendekatan dalam penyediaan sarana sanitasi dasar dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku beresiko terhadap kesehatan menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dilakukan secara terus menerus secara berkesinambungan, oleh semua anggota masyarakat didukung oleh media komunikasi dan informatika.
7. Menerapkan upaya khusus pada masyarakat yang kurang beruntung untuk mencapai kesetaraan dalam penyediaan sarana sanitasi dan perubahan perilaku. Masyarakat yang kurang beruntung perlu dibantu oleh kelompok masyarakatnya sendiri yang lebih mampu, pihak pemerintah, maupun pihak lain yang terkait. Kesenjangan yang terjadi saat ini tidak hanya pada tingkat pelayanan, namun juga kesenjangan dalam berpartisipasi.
8. Mengembangkan pola monitoring dan evaluasi hasil pembangunan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi dasar yang berorientasi kepada pencapaian tujuan dan ketepatan sasaran sebagai umpan balik untuk mengetahui keberhasilan program.
9. Mengembangkan dan menyebar-luaskan indikator kinerja pembangunan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi dasar sehingga pencapaian tujuan dalam setiap tahapan dapat diketahui.
4.3. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Merujuk pada Laporan Antara Penyusunan Master Plan dan DED Air Limbah Kabupaten Boyolali tahun 2011, perencanaan untuk pencapaian MDGs dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut. Teknologi ini direncanakan dengan pendekatan memberikan pelayanan sekitar 30%
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
penduduk yang belum terlayani dengan sistem terpusat kawasan, sedangkan sisanya sekitar 70% dilayani dengan sistem setempat. Sistem tersebut diterapkan untuk kecamatan-kecamatan yang telah memiliki tingkat capaian lebih besar dari 75%.
Sedangkan untuk kecamatan dengan tingkat pelayanan kurang dari 75% (belum mencapai MDGs) maka pelayanan dilakukan dengan 20% dilayani dengan sistem terpusat kawasan, sedangkan 80% dilayani dengan sistem setempat.
1. Penerapan Teknologi Terpusat Kawasan
Teknologi ini terutama diterapkan pada setiap ibukota kecamatan dan sekitar bantaran sungai. Pelayanan skala kawasan dilakukan dengan 1 sistem untuk pelayanan sekitar 40 KK (200 jiwa).
2. Penerapan Teknologi Setempat
Teknologi setempat dilakukan pelayanan dengan bantuan jamban keluarga, leher angsa dan septic tank. Sistem ini terutama untuk diberikan setiap rumah satu unit.
Merujuk pada Laporan Akhir Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Boyolali tahun 2008-2012 untuk sub sector air limbah, sistem prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang diusulkan/direncanakan antara lain:
1. Pengembangan sanitasi lingkungan yang berbasis masyarakat, yang diharapkan masyarakat turut berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.
2. Peningkatan sarana sanitasi yang menggunakan system pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik secara individu maupun komunal.
3. Menyiapkan lahan untuk lokasi IPLT untuk skala kabupaten yang diharapkan dapat ditindak lanjuti dengan penyusunan detail engineering design (DED).
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan air limbah, maka perlu didukung oleh pembiayaan pengelolaan yang bersumber dari APBN maupun APBD dan peran swasta.
Dalam ringkasan program prioritas infrastruktur RPIJM Kabupaten
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-4
Boyolali tahun 2008-2012 disebutkan bahwa Program prioritas infrastruktur bidang keCiptaKaryaan di Kabupaten Boyolali disusun atas dasar tuntutan kebutuhan pembangunan dan masyarakat agar program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efesien serta terjamin keberlanjutannya. Untuk memudahkan penilaian program prioritas pembangunan infrastruktur bidang keCiptaKaryaan, maka pembuatan kerangka logis (logical framework) Usulan Program Kegiatan sangat dibutuhkan.
Kerangka logis (logical framework) memberikan gambaran mengenai tujuan parameter penilaian, cara menilai atau evaluasi pelaksanaan.
Tanpa adanya kerangka logis penilaian pencapaian penyelenggaraan program investasi akan sulit dilakukan. Untuk mengetahui kerangka logis RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
Tabel 4.1PROGRAM INVESTASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BOYOLALI
Sumber data: RPIJM Kabupaten Boyolali - Konsultan Penyusunan MP dan DED Air Limbah
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-4
4.3.1. Sistem Terpusat (Offsite System)
Di Kabupaten Boyolali pengelolaan limbah cair sudah menggunakan sistem terpusat (Offsite System) berupa IPAL komunal di daerah padat penduduk, sanitasi kumuh dan di pinggir kali yang dikenal dengan sistem SLBM (sanitasi lingkungan berbasis masyarakat), belum menggunakan sistem terpusat (offsite system) skala kota.
4.3.2.Sistem Sanimas
Program pengelolaan limbah cair sistem sanimas di Kabupaten Boyolali yang sedang dilaksanakan yaitu Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Proses yang digunakan yaitu proses anaerobic dan aerobic, yang dimaksud disini adalah sistem stabilisasi polutan melalui proses oksidasi, pemisahan bahan padatan (solid) serta penghilangan zat-zat beracun dan berbahaya.
Rencana pengelolaan limbah cair sistem SLBM ini bergantung kepada besar kecilnya dana yang dimiliki. Dana pengelolaan limbah cair yang diperoleh dari APBD digunakan untuk pemeliharaan rutin dan pengadaan, sedangkan dana yang diperoleh dari APBN digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang besar misal pembangunan SLBM baru.
4.3.3. Sistem Setempat (On Site System)
Sistem setempat ini merupakan tempat BAB (Buang Air Besar) yang umum dipergunakan oleh masyarakat di Kabupaten Boyolali, berupa MCK dengan jamban siram/leher angsa disalurkan ke tangki septik, MCK dengan Jamban siram/leher angsa disalurkan ke cubluk, dan MCK dengan Jamban siram/leher angsa disalurkan ke sungai/kali/parit.
Rencana pengelolaan air limbah sistem setempat ini sudah dituangkan dalam renstra SKPD karena di Kabupaten Boyolali sudah ada operator/dinas yang menangani pengelolaan limbah cair domestik yaitu Badan Lingkungan Hidup.
4.4. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH (LIMBAH PADAT)
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
Merujuk pada Laporan Antara Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan DED Kabupaten Rembang dan Kabupaten Boyolali Tahun 2011, diidentifikasikan Konsep Perencanaan dan Kebutuhan Pengembangan Persampahan di Kabupaten Boyolali, meliputi:
1. Tingkat Pelayanan
Prioritas pelayanan sistem persampahan di Kabupaten Boyolali hingga tahun 2016 adalah:
1 Kawasan perkotaan Kecamatan Boyolali, 2 Kawasan perkotaan Kecamatan Ampel, 3 Kawasan perkotaan Kecamatan Ngemplak, 4 Kawasan perkotaan Kecamatan Banyudono, 5 Kawasan perkotaan Kecamatan Teras.
Kebutuhan pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Boyolali hingga tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel di bawah.
Tabel 4.2. KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SISTEM PERSAMPAHAN
DI KABUPATEN BOYOLALI HINGGA TAHUN 2016 KECAMATA
N JML PENDUDUK IKK 2016 (jiwa)
BOYOLALI 23.053
AMPEL 22.384
NGEMPLAK 21.840
BANYUDON
O 16.122
TERAS 16.300
TOTAL 99.699
Sumber: Perhitungan Konsultan, Tahun 2011
Kebutuhan pengembangan sistem persampahan di Kabupaten Boyolali hingga tahun 2016 adalah harus melayani kawasan perkotaan di lima kecamatan, dapat dihitung dari proyeksi jumlah penduduk di IKK
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-9
kecamatan tersebut hingga tahun 2016 yaitu sebesar 99.699 jiwa (10,3%
dari jumlah seluruh penduduk di Kabupaten Boyolali tahun 2016).
Arahan pelayanan sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Boyolali adalah:
1. Kawasan yang bersifat kekotaan, pengolahan persampahan diarahkan bersifat off site, yaitu sampah dikumpulkan dari sumbernya, kemudian dikelola dan dimusnahkan di tempat lain (TPA).
2. Kawasan yang bersifat pedesaan, pengolahan sampah bersifat on site, yaitu sampah dikumpulkan dari sumbernya, untuk kemudian dimusnahkan (dengan cara dibakar) atau diolah (dibuat kompos) pada lokasi yang sama dan tidak jauh dari sumbernya.
Target pelayanan persampahan di Kabupaten Boyolali disesuaikan dengan target MDG’s yaitu pada tahun 2015 minimal 50%
penduduk terlayani dari jumlah penduduk yang belum terlayani sampah.
Khusus untuk tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Boyolali hingga tahun perencanaan 2016 ditingkatkan sedikit, yang dihitung berdasarkan rata-rata peningkatan pelayanan sampah di kawasan perkotaan Boyolali.
Peningkatan pelayanan sampah di kawasan perkotaan Boyolali sebesar 7% per tahun. Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh target pelayanan sampah di masing-masing IKK seperti yang terlihat pada Tabel di bawah.
Tabel 4.3. TARGET CAKUPAN PELAYANAN SISTEM PERSAMPAHAN
DI KABUPATEN BOYOLALI HINGGA TAHUN 2016
KECAMAT AN
TINGKAT
PELAYANAN (%) KETERANGAN 2008 2015 2016
BOYOLALI 26,3 63,2 68,4 Peningkatan 7%/ tahun dari MDG’s
NGEMPLA
K 0,0 50,0 53,8 Peningkatan 7%/ tahun dari MDG’s
AMPEL 0,0 50,0 53,8
Peningkatan 7%/ tahun dari MDG’s
BANYUDO
NO 0,0 50,0 53,8 Peningkatan 7%/ tahun dari MDG’s
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
TERAS 0,0 50,0 53,8 Peningkatan 7%/ tahun dari MDG’s
Rata-rata 52,6 56,7
Sumber: Perhitungan Konsultan, Tahun 2011
Target pelayanan sistem persampahan di kawasan perkotaan Boyolali pada tahun 2016 adalah sebesar 68,4%, sedangkan target pelayanan sistem persampahan di kawasan perkotaan Ngemplak, Ampel, Banyudono, dan Teras masing-masing sebesar 53,8%.
2. Pembiayaan Pengelolaan
Dana pengelolaan persampahan di Kabupaten Boyolali bersumber dari dana Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.
Dalam ringkasan program prioritas infrastruktur RPIJM Kabupaten Boyolali tahun 2008-2012 disebutkan bahwa Program prioritas infrastruktur bidang keCiptaKaryaan di Kabupaten Boyolali disusun atas dasar tuntutan kebutuhan pembangunan dan masyarakat agar program investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efesien serta terjamin keberlanjutannya. Untuk memudahkan penilaian program prioritas pembangunan infrastruktur bidang keCiptaKaryaan, maka pembuatan kerangka logis (logical framework) Usulan Program Kegiatan sangat dibutuhkan.
Kerangka logis (logical framework) memberikan gambaran mengenai tujuan parameter penilaian, cara menilai atau evaluasi pelaksanaan. Tanpa adanya kerangka logis penilaian pencapaian penyelenggaraan program investasi akan sulit dilakukan. Untuk mengetahui kerangka logis RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-11
KERANGKA KERJA LOGIS (LOGICAL FRAMEWORK) PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BOYOLALI
N O
ISU/
PERMASALAHAN (per kawasan)
TUJUAN/
SASARAN
PENDEKATAN/
STRATEGI PEMBANGUNA
N
KEBIJAKAN PROGRAM RUANG
LINGKUP KEGIATAN
OUTPUT/
OUTCOME PERFORMANC
E INDICATOR ASUMSI DAN RESIKO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SUB BIDANG PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - Kualitas
lingkungan Permukiman yg belum sehat &
layak huni - Peningkatan
potensi kawasan - Peningkatan
sarana dan prasarana kawasan
- Peningkatan kualitas lingkungan permukiman - Pengembangan
potensi kawasan
- Perbaikan lingkungan permukiman - Pengembanga
n kawasan dengan menyediakan sarana &
prasarana
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub bidang.
Pengembangan Permukiman
a. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
- Peningkatan Kualitas Permukiman
- Keg. P2KP- PNPM - Penyediaan
Infrastruktur Primer bagi kawasan RSH - Peningkatan
Kualitas lingkungan perumahan
Penanggulangan kemiskinan di perkotaan
Pemb. Jalan poros
& saluran Peningkatan Kualitas lingkungan.
Perumahan Desa
Penduduk miskin berkurang Terbangunnya sarana jalan Kualitas lingkungan.
Permukiman menjadi lebih baik
Masih terbatas
Masih terbatas
b. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan - Pengembangan
KTP2D - Pemb. KTP2D -
Kawasan ...
...
Kec ...
Kawasan
Berkembang Masih terbatas
-
Kawasan ...
...
Kec ...
Sda sda
-
Kawasan ...
...
Kec ...
Sda sda
- Pemb. KTP2D di Penyusunan Tersedianya Sda
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
N O
ISU/
PERMASALAHAN (per kawasan)
TUJUAN/
SASARAN
PENDEKATAN/
STRATEGI PEMBANGUNA
N
KEBIJAKAN PROGRAM RUANG
LINGKUP KEGIATAN
OUTPUT/
OUTCOME PERFORMANC
E INDICATOR ASUMSI DAN RESIKO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
perencanaan -Pengembangan
Kawasan.
Agropolitan
Pemb. Kawasan agropolitan -
Kawasan ...
...
Kawasan
Berkembang Masih terbatas Pembangunan
kawasan
agropolitan di kab Boyolali
Penyusunan Kws
Agropolitan Tersedianya dokumen perencanaan
Sda
2 SUB BIDANG PENGEMBANGAN AIR MINUM - Belum tersedianya Recana Induk – SPAM
Peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat
- Penyusunan Rencana Induk -SPAM
Rencana Program.
Investasi Infrastruktur Sub bidang.
Pengembangan Air Minum
a. Penyusunan Master
Plan Air Bersih Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) SPAM
Tersusunnya dok.
perencanaan Tersedianya dok.
Perencanaan -
b. Prog. Pemb.
Prasarana Air Minum melalui Pendekatan Masyarakat di desa miskin & rawan air
Keg. PAMSIMAS-
PNPM 55 kawasan Tersedianya air
minum &
sanitasi lingkungan
Sumber air terbatas
c. Program.
Pengembangan Air Minum di Ibukota Kabupaten
Pengembangan air minum di Ibukota Kabupaten
Kab Boyolali Penambahan
Jaringan Jaringan terbatas
d. Prog.
Pengembangan Air Minum di IKK yg belum belum mempunyai sistem & rawan air
Pengembangan
air minum di IKK IKK yang rawan
air bersih sda Sda
e. Prog. Pemb.
Prasarana & sarana air minum di perkotaan
Pemb Prasarana
& sarana air minum di perkotaan
Kota.Boyolali sda Sda
f. Prog. Pemb.
Prasarana & sarana air minum di perdesaan
Pemb Prasarana
& sarana air minum di perdesaan
Peningk.
Pelayanan air minum di perdesaan
Tersedianya air
minum Sumber air
terbatas
g. Penyuluhan &
Pengawasan Kualitas Penyuluhan &
Pengawasan Peningkatan.
Pengetahuan Masyarakat
menjadi lebih Masih terbatas Pokja AMPL Kabupaten Boyolali
IV-11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Lingkungan. Sehat
Perumahan Kualitas Lingk.
Perumahan masyarakat tahu
3 SUB BIDANG PERSAMPAH AN
- Banyaknya timbulan sampah yg belum terangkut - Armada
sampah yg terbatas - TPA yg sudah
hampir penuh
Pengelolaan persampaan yang potensial
Peningkatan pelayanan persampaha n
Rencana Program Investasi Infrastruktur Subbid.
Persampaha n
a. Program.
Pengembangan Pengelolaan Persampahan
Pengembanga n Pengelolaan Persampahan
Peningkatan pelayanan persampahan di perkotaan
Sampah
terangkut Masih terbatas
b. Program Pengembangan Pembangunan.
Sistem Persampahan
-
Penambahan sarana persampahan -
Pemeliharaan
& Pengadaan sarana kebersihan
Penambahan sarana persampahan Sda
Sda
Sda Masih
terbatas
c. Program.
Peningkatan.
Kualitas TPA
Pemb. TPA Sistem Sanitary Landfill
Tersedianya
TPA baru Terbangunn
ya TPA Saat pembangu nan
4 SUB BIDANG DRAINASE - Masih adanya genangan air di beberapa lokasi di perkotaan
Berkurangnya genangan air di perkotaan
Peningkatan &
Pemeliharaan secara berkala
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub bidang Drainase
a. Program
Pengembangan Prog &
Perencanaan
Pembangunan Sistem Drainase
- Penyusunan Masterplan Drainase
Tersusunnya dokumen perencanaan
Tersedianya dokumen perencanaan
Terlambatnya dokumen perencanaan
b. Prog. - Pemb saluran - Terbangunnya Tidak ada Masih
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
N O
ISU/
PERMASALAHAN (per kawasan)
TUJUAN/
SASARAN
PENDEKATAN/
STRATEGI PEMBANGUNA
N
KEBIJAKAN PROGRAM RUANG
LINGKUP KEGIATAN
OUTPUT/
OUTCOME PERFORMANC
E INDICATOR ASUMSI DAN RESIKO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pembangunan. Sistem
Drainase Perkotaan gorong-gorong - Peningkatan
pembersihan &
pengerukan sungai/kali - Pemeliharaan
saluran drainase/
gorong-gorong
gorong-gorong - Terpeliharanya
sungai
- Terpeliharanya saluran/
gorong-gorong Sda
sda Sda
sda
5 SUB BIDANG AIR LIMBAH
Kualitas lingkungan.
Permukiman yang belum sehat
Peningkatan kualitas permukiman menjadi layak huni
Perbaikan sanitasi lingk dgn melibatkan masyarakat
Rencana program investasi infrastruktur subbid. Air limbah
Program Pengembangan Pengelolaan Sanitasi
Keg. SANIMAS Lingkungan permukiman menjadi lebih sehat dan layak huni
Masyarakt
berperan aktif Lahan terbatas
6 SUB BIDANG TATA BANGUNAN &
LINGKUNGAN - Masih
terbatasnya dokumen perencanaan - Terbatasnya
SDM, sarana dan prasarana
Sebagai pedoman/
acuan dalam pelaksanaan pembangunan tata bangunan &
lingkungan
Penyiapan dokumen . Perencanaan sedini mungkin
Rencana Program Investasi Infrastruktur Subbid. Tata Bangunan &
Lingkungan
a. Program. Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung
- Pelatihan Teknis Tenaga Pendata Bangunan Gedung &
Keselamatan Gedung
- Bantek
Penyusunan RAPERDA Bangunan Gedung
- Pengawa
san &
Informasi Ruang Kota
- Bantek
penyusunan RISPK
- Keg.
Proteksi
Peningkatan SDM
Tersusunnya Raperda Bangunan Gedung Tertatanya kawasan perkotaan Tersusunnya dokumen. RISPK Peningkatan pelayanan proteksi kebakaran
Peningkatan Skill Aparatur
Tersedianya Raperda
Kota menjadi lebih tertata Tersedianya dokumen perencanaan Berkurangnya kebakaran
Masih terbatas
Penyamaan persepsi pentingnya Raperda Masih terbatasnya pengawasan Terlambatnya dok.
Perencanaan Sarana masih terbatas
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-13
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kebakaran
b. Kegiatan. Penataan Lingkungan.
Permukiman
- Penyusunan RTBL - Bantek
Pengelol aan RTH - Penataan RTH
- Pemb.
Prasarana &
Sarana Penataan Lingk.
Permukiman
Tersusunnya dokumen RTBL Tersusunnya dok.
Pengelolaan RTH Tertatanya RTH di kws perkotaan Tersedianya prasarana dan sarana lingkungan permukiman
Tersedianya dokumen perencanaan Sumber daya alam
Tertatanya dokumen Pengelolaan RTH
Tertatanya RTH di kawasan perkotaan Tersedianya prasarana dan sarana lingkungan permukiman
Terlambatnya dok.
Perencanaan
Pemeliharaan yg terbatas Masih terbatas
7 PENDUKUNG BIDANG CIPTA KARYA
- SDM yang masih
terbatas Peningkatan SDM
di Bid. Cipta Karya Peningkatan SDM melalui kursus, pelatihan dll
Program Pendukukng Bidang. Cipta Karya
Program. Pendukung
Bidang Cipta Karya Revisi RPIJM Bid.
Cipta Karya Tersedianya dokumen revisi RPIJM
Adanya dokumen perencanaan
Terlambatnya dok.
Perencanaan - Dokumen
perencanaan seperti master plan DED yg terbatas
Tersedianya dokumen perencanaan sebagai acuan/
pedoman dalam pembangunan
Penyusunan dokumen masterplan DED dan lain -lain
Capacity Building – Peningkatan SDM Bid. Cipta Karya
Meningkatkan SDM Bidang.
Cipta Karya melalui kursus, pelatihan teknis, dll
20 pegawai meningkat skill nya
Sumber data:RPIJM Kabupaten Boyolali tahun 2008
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-15
4.5. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN SALURAN DRAINASE LINGKUNGAN
Merujuk pada Laporan Akhir Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Tahun 2008-2012 sistem drainase perkotaan yang diusulkan yaitu dengan mengoptimalkan drainase kota yang telah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan saluran yang telah rusak, dimensi saluran yang telah disesuaikan dengan kondisi di lapangan, pembuatan bak-bak kontrol dan memperhatikan elevasi saluran.
Sesuai dengan rencana drainase revisi RTRW yang sudah dibuat maka sistem drainase dibuat dua model yaitu sistem Drainase konvensional dan sistem Drainase Ekodrainase.
Sistem drainase konvensional yaitu jaringan drainase direncanakan terdiri dari jaringan drainase primer, sekunder dan tersier. Jaringan drainase primer direncanakan meliputi sungai-sungai yang ada di Kabupaten Boyolali. Jaringan drainase sekunder dilakukan pada saluran- saluran tepi jalan. Sedangkan saluran drainase tersier yaitu dengan mengalirkan limbah dari rumah tangga ke saluran tepi jalan.
Sedangkan sistem ekodrainase adalah konsep pengembangan drainase yang ramah lingkungan, yang didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan kedalam tanah secara alami atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya .
Selain itu peran masyarakat dalam menjaga drainase perkotaan antara lain dengan kesadaran warga untuk tidak membuang sampah di badan saluran dan memelihara serta membersihkan saluran yang ada di sekitarnya secara berkala.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan drainase lingkungan, maka perlu didukung oleh pembiayaan pengelolaan yang bersumber dari APBN, APBD, swasta dan swadaya masyarakat.
Dalam ringkasan program prioritas infrastruktur RPIJM Kabupaten Boyolali tahun 2008-2012 disebutkan bahwa Program prioritas infrastruktur bidang keCiptaKaryaan di Kabupaten Boyolali disusun atas dasar tuntutan kebutuhan pembangunan dan masyarakat agar program
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
investasi ini dapat dilaksanakan secara optimal, efektif dan efesien serta terjamin keberlanjutannya. Untuk memudahkan penilaian program prioritas pembangunan infrastruktur bidang keCiptaKaryaan, maka pembuatan kerangka logis (logical framework) Usulan Program Kegiatan sangat dibutuhkan.
Kerangka logis (logical framework) memberikan gambaran mengenai tujuan parameter penilaian, cara menilai atau evaluasi pelaksanaan. Tanpa adanya kerangka logis penilaian pencapaian penyelenggaraan program investasi akan sulit dilakukan. Untuk mengetahui kerangka logis RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-21
Tabel 4.5.
KERANGKA KERJA LOGIS (LOGICAL FRAMEWORK) PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BOYOLALI
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BOYOLALI
Rencana Program Pengembangan Sanitasi yang Sedang Berjalan
Sumber data: RPIJM Kabupaten Boyolali tahun 2008
Pokja AMPL Kabupaten Boyolali IV-22
NO PERMASALA HAN
(per kawasan)
TUJUAN/
SASARAN
N/
STRATEGI PEMBANGU
NAN
KEBIJAKAN PROGRAM RUANG LINGKUP KEGIATAN
OUTPUT/
OUTCOME
PERFORMA NCE INDICATOR
ASUMSI DAN RESIKO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 SUB BIDANG PENGEMBANG AN
PERMUKIMAN - Kualitas
lingkungan Permukiman yg belum sehat &
layak huni - Peningkatan
potensi kawasan - Peningkatan
sarana dan prasarana kawasan
- Peningkatan kualitas lingkungan permukima n
- Pengemban gan potensi kawasan
- Perbaikan lingkungan permukima n
- Pengemban gan kawasan dengan menyediaka n sarana &
prasarana
Rencana Program Investasi Infrastruktur Sub bidang.
Pengemban gan Permukima n
a. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
- Peningkat an Kualitas Permukim an
- Keg. P2KP- PNPM - Penyediaan
Infrastruktur Primer bagi kawasan RSH
- Peningkatan Kualitas lingkungan perumahan
Penanggulangan kemiskinan di perkotaan Pemb. Jalan poros & saluran Peningkatan Kualitas lingkungan.
Perumahan Desa
Penduduk miskin berkurang Terbangunny a sarana jalan Kualitas lingkungan.
Permukiman menjadi lebih baik
Masih terbatas
Masih terbatas
b. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan -
Pengembangan KTP2D
- Pemb. KTP2D -
Kawasan ...
...
Kec ...
Kawasan
Berkembang Masih terbatas
-
Kawasan ...
...
Kec ...
Sda sda
-
Kawasan ...
...
Kec ...
Sda sda
- Pemb. KTP2D
di Kab Boyolali Penyusunan
KTP2D Tersedianya
dokumen perencanaan
Sda
-Pengembanga n Kawasan.
Agropolitan
Pemb. Kawasan agropolitan -
Kawasan ...
...
Kawasan
Berkembang Masih terbatas
Pembangunan kawasan agropolitan di kab Boyolali
Penyusunan Kws
Agropolitan Tersedianya dokumen perencanaan
Sda
2 SUB BIDANG PENGEMBANG AN AIR MINUM - Belum tersedianya Recana Induk –SPAM
Peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat
- Penyusunan Rencana Induk -SPAM
Rencana Program.
Investasi Infrastruktur Sub bidang.
Pengemban gan Air
a. Penyusunan Master Plan Air Bersih
Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) SPAM
Tersusunnya dok.
perencanaan
Tersedianya dok.
Perencanaan -