• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI Identifikasi Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. IDENTIFIKASI Identifikasi Data"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI

2.1. Identifikasi Data

2.1.1. Data Perusahaan

Company name : PT. Terang Fajarpersada Rattan Industry Address : Jl. Pahlawan, ds. Cemengkalang, Sidoarjo

61251, Indonesia (Half hour of driving from Surabaya Airport)

Telp : 62-31-8962811~6

Fax : 62-31-8962818

E-mail address : [email protected] tfp@terang fajar.com Type of organization : Joint Venture, PMDN President Commissioner : Santoso Widjaya General Manager : Golden Kuo

Main Product : rattan/ wooden/iron

Furnitures for interior and outdoor

Established : August 1988

Land of plant : 60000SQ. Meters Building of plant : 48500SQ. Meters No. of employee : ±600 persons

Market : 100% export (65% Japan, 25% Europe, 10% USA)

Customers : Koizumi Sangyo Corp. , Japan Hagihara Three-I Co.,Ltd., Japan Futatsuboshi Co.,Ltd., Japan

The Daiei Inc., Japan

Twinhalo International, Germany Brico International, Belgium

(2)

Red River, UK Tradewinds, USA Yearly capacity : US$ 8-million

Correstpondent bank : HONGKONG AND SHANGHAI BANKING CORPORATION

Jl. Basuki Rahmad 106-128, Surabaya Tel. : 62- 31- 5505500

Fax.: 62-31-5326380

PT. Terang Fajarpersada Rattan Industry didirikan pertama kali di Jl.

Margomulyo, Surabaya pada tahun 1988. Pada saat itu Terang Fajar hanyalah perusahaan yang menyediakan rotan sebagai bahan baku perabotan bagi perusahaan furniture di luar negeri. Namun setelah pemerintah Indonesia menetapakan larangan untuk menjual rotan sebagai bahan baku, perusahaan ini mengalami perubahan. Pengusaha Taiwan mengadakan joint venture, namun memakai negara PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), dan sejak saat itu Terang Fajar menjual rotan dalam bentuk perabotan atau mebel yang siap jadi.

Perusahaan yang dulu hanya menyediakan barang berupa bahan baku kini menawarkan dan menyediakan jasa perakitan sampai barang jadi berupa furniture.

Pasar yang dituju tetap untuk ekspor, dengan Jepang sebagai pasar terbesar.

Pesanan diperoleh dari beberapa perusahaan atau toko furniture, yang kemudian akan dijual kembali di negaranya dengan nama atau merek perusahaan pemesan.

Desain yang dipakai untuk membuat mebel kebanyakan berasal dari perusahaan atau toko yang memesan, Terang Fajar tinggal memproduksi sesuai dengan desain dan keinginan pemesan.

Kemudian pada tahun 1993 pindah ke Jl. Pahlawan, desa Cemengkalang, Sidoarjo. Pemindahan perusahaan dilakukan karena diperlukannya lahan dan bangunan yang lebih besar untuk proses produksi dan penyimpanan barang.

Memiliki ±600 orang pegawai yang dibagi dalam 6 devisi:

1. Devisi Produksi

2. Devisi Perencanaan dan Kontrol 3. Devisi Pembelian

(3)

4. Devisi Umum dan Personalia 5. Devisi Keuangan

6. Devisi Pemasaran

Setiap devisi memiliki tanggung jawab dan jenis pekerjaan yang berbeda, dibawah mereka masih dibagi dalam banyak kepala bagian baru kemudian karyawan yang membantu, baik untuk urusan produksi, administrasi, pemasaran maupun keamanan. Perusahaan dipimpin oleh Dewan Komisaris yang di bawahnya terdapat Presiden Direktur, yang dibantu oleh dua direktur lagi di bawahnya. Dua Direktur inilah yang mengawasi, mengepalai dan mengatur keenam devisi.

2.1.2. Data Produk

a. Sejarah Singkat Furniture Rotan

Kerajaan Inggris pada abad ke-19 mencapai puncaknya, popularitas bambu dan furniture tropis lainnya sangat tinggi. Mebel tersebut berhasil masuk ke Inggris walaupun desainnya tidak terlalu cocok dengan iklim Inggris yang dingin. Menjelang awal abad ke-20 mebel rotan dibuat terutama di Filipina.

Desain pada tahun 1920, ‘30an dan ‘40an mencerminkan gaya Victorian tropical.

Ketika film-film Amerika mulai memunculkan rotan dalam banyak adegan diluar ruangan, maka mebel rotan mulai meningkat popularitasnya untuk digunakan sebagai salah satu perangkat rumah.

Tahun 1940-an desainer seperti Paul Frankel mulai membuat desain- desain baru dari rotan. Perusahaan-perusahaan seperti Tropical Sun Rattan di Pasadena, California dan Seven Seas menjual dalam jumlah besar mebel rotan untuk dalam dan luar negeri. Menjelang tahun 1950an semakin banyak orang yang berlibur ke Hawai dan tempat tropis lainnya, sehingga makin banyak rumah yang didekorasi dengan menambahkan kamar yang berkesan California atau Florida kedalam rumah mereka dan melengkapinya dengan mebel rotan.

Tahun 1980an rotan kembali diminati oleh furniture markets. Seorang desainer bernama McGuire mereproduksi rotan yang pernah dijual di Pacific Desaign Center, Los Angeles. Program televisi favorit “The Golden Girls”

menampilkan mebel rotan, dan ini mempengaruhi banyak orang untuk menyukai

(4)

rotan dan menginginkannya untuk rumah mereka. Mebel rotan juga banyak dipakai oleh restoran dan hotel untuk menonjolkan kesan tropis.

b. Produk Utama dan Tambahan

Produk utama yang ditawarkan Terang Fajar adalah furniture atau perabot rumah tangga seperti: meja, kursi, sofa, lemari, tempat tidur. Perabotan tersebut menggunakan bahan dasar rotan, kayu dan besi. Terang Fajar sebenarnya perusahaan yang bergerak khusus dalam furniture rotan, seperti yang tertera dalam nama perusahaannya “Terang Fajarpersada Rattan Industry”, namun tidak menutup kemungkinan untuk melayani keinginan konsumen yang menghendaki bahan lainnya. Lagipula bahan dasar kayu atau besi juga perlu dipakai untuk digabungkan dengan rotan, sehingga menghasilkan desain produk yang lebih baik dan beragam.

Rotan yang merupakan bahan dasar spesialisasi Terang Fajar adalah bahan yang memiliki keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, yaitu:

1. Tahan air 2. Ringan

3. Tahan dalam kondisi yang ekstrim, dalam hal kelembapan maupun temperatur 4. Mudah dibentuk, dengan memasaknya terlebih dulu rotan bisa dibengkokkan 5. Memiliki pertahanan alami terhadap serangga

6. Dingin, furniture yang baik untuk tubuh 7. Kuat dan lebih tahan lama

Melalui wawancara terhadap perusahaan, dapat diketahui bahwa penghasil rotan terbaik adalah Indonesia. Terang Fajar mendapatkan bahan mentah rotan dari luar pulau, yaitu: Sulawesi, biasanya diambil dari Palu, Gorontalo dan Ujung Pandang.

Namun kebanyakan orang Indonesia tidak terlalu menyukai mebel rotan, ini juga didukung dari data yang didapat dari kuesioner. Dari 20 responden hanya satu orang yang menyukai mebel dengan bahan dasar rotan, sedangakan 15 responden yang lain menyukai mebel kayu dan sisanya menyukai mebel dengan bahan dasar besi atau logam. Tetapi bagi orang asing seperti: Jepang, Inggris,

(5)

Amerika dan beberapa negara Eropa rotan adalah mebel yang mewah, berbau tradisional dan natural. Mereka sangat menyukai dan menghargai mebel rotan karena negaranya sendiri bukanlah penghasil rotan dan jarang ditemui tanaman rotan. Sedangkan orang Indonesia lebih menyukai mebel dari kayu atau besi yang biasanya memiliki desain yang diadopsi dari Eropa atau Amerika.

Terang Fajar juga menawarkan produk tambahan berupa atribut-atribut pelengkap mebel, seperti: bantalan kursi berikut kain penutupnya, kain pembungkus rak-rak lemari, kaca meja, dan perangkat-perangkat lainnya yang melengkapi furniture sesuai keinginan konsumen. Dulu perusahaan menitipkan pekerjaan ini pada pihak lain dengan memesan perlengkapan pada perusahaan yang bersangkutan, misalnya: memesan kain penutup bantal dan rak pada penjahit. Tapi sekarang Terang Fajar berusaha memenuhi sendiri perlengkapan- perlengkapan yang dibutuhkan, dengan menggunakan tenaga penjahit sendiri, guna meringankan biaya produksi.

c. Harga Produk

Dengan target pasar yang berskala internasional, harga yang ditetapkan oleh perusahaan adalah berupa dolar Amerika. Harga mebel per buah sangat beragam, sesuai dengan besar dan bahan furniture, mulai dari US$ 20 – 200.

Harga juga ditentukn dari hasil akhir negosiasi antara Terang Fajar dengan pemesan. Jadi harga mebel per buah atau per set tidak memiliki patokan yang pasti atau harga mati.

d. USP (Unique Selling Product)

Sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang mengutamakan kualitas, Terang Fajar memiliki kelebihan yang dapat ditonjolkan dan dibanggakan oleh perusahaan, yang berbeda dengan perusahaan lain.

USP yang dimiliki Terang Fajarpersada Rattan Industry adalah kualitas barang dan jasa yang ditawarkan.

• Menawarkan barang dengan kualitas bahan yang baik, serta memberikan variasi bahan yang sulit ditemukan di tempat lain, misalnya: penggunaan daun pisang yang dianyam dan kulit rotan yang dipadankan dengan rotan dan kayu.

(6)

• Menawarkan jasa dan pelayanan yang lengkap serta memuaskan. Mulai dari penyediaan bahan baku rotan, merakitnya sesuai desain pesanan, memberikan atribut-atribut pelengkap (bantalan kursi, kain rak-rak lemari, kaca meja), pengemasan sampai pada pengiriman. Konsumen hanya memesan sesuai desain yang diinginkan dan tinggal terima barang yang dikirim ketempat mereka.

e. Proses Produksi

Proses produksi mulai bahan mentah hingga barang jadi seperti pada skema berikut:

Gambar 2.1.2. Skema Proses Produksi

Proses produksi dilakukan seperti bagan diatas, mulai dari penerimaan bahan mentah berupa batang-batang rotan dari hutan sampai proses pengerjaan menjadi barang jadi berupa furniture yang kemudian dikemas untuk dikirim.

Poles Cutting Fine Sanding

Chemical Treatment

Steam Heating Bending Design

Sample Making Jig Making

Framing

Quality Control Final Sanding Polishing

Quality Control Packing /

Loading

(7)

Batang rotan yang diterima dari hutan bermacam-macam bentuknya, panjangnya mulai 200 hingga 500 kaki, dengan diameter 1 hingga 2 inci. Dan perusahaan menerima batang-batang rotan yang sudah dibersihkan dari kulit atau lapisan kering yang menyelubunginya. Setelah diterima dari hutan, batang-batang rotan tersebut dikelompokkan menurut diameter dan kulitasnya. Kemudian karena memiliki panjang dan diameter yang tidak beraturan maka dilakukan proses sizeing, menyamakan panjangnya. Pemakaian bahan kimia pada rotan adalah

untuk menambah kualitas rotan. Lalu memasuki proses fine sanding atau tahap penghalusan, dan dipotong sesuai kebutuhan dalam tahap poles cutting. Untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan rotan perlu dipanaskan supaya mudah dibengkokkan dan dibentuk sesuai kebutuhan desain. Setelah itu dibuatlah sebuah sample atau contoh produk yang akan dirakit, dengan adanya contoh memudahkan

proses perakitan selanjutnya.

Untuk merakit furniture sesuai dan sebanyak pesanan ada suatu bagian yang membuat satu per satu bagian dalam mebel tersebut, yaitu jig making.

Misalnya saja untuk membuat sebuah meja, membutuhkan bagian-bagian seperti:

kaki meja, penampang meja juga alas kaca. Jig making inilah yang membuat satu per satu bagian-bagin mebel. Barulah kemudian bagian-bagian tersebut dirakit dalam proses framing, bagian per bagian diikat, dipaku hingga menjadi bentuk mebel yang didesain. Untuk mendapatkan kualitas yang baik dilakukan quality control, yang memeriksa apakah proses perakitan sudah memenuhi standar atau

masih diperlukan sedikit perbaikan.

Setelah itu dilakukan penghalusan yang terakhir dan pemolesan untuk lapisan luar, serta dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kualitas barang. Jika dinilai sudah memenuhi standar, mebel dikemas dan dikirim ke pemesan atau konsumen. Proses produksi ini berlangsung selama 1,5 hingga 2 bulan setelah pemesanan.

2.1.3. Data Pemasaran a. Target Pasar

Ekspor (65% Japan, 25% Europe, 10% USA). Konsumen Terang Fajarpersada adalah perusahaan atau toko furniture, seperti:

(8)

• Koizumi Sangyo Corp. ,Jepang

• Hagihara Three-I Co, Ltd, Kurashiki, Jepang

• Futatsuboshi Co, Ltd, Jepang

• The Daiei Inc, Jepang

• Shirai Industrial Co, Ltd, Shizuoka, Jepang

• Nichimen Corp, Osaka, Jepang

• Merbabu Corp, Jepang

• Morishita, Jepang

• Twinhalo International, Jerman

• Brico International, Belgia

• Sunell Kereseldelmi KFT, Hungaria

• Red River, UK

• Tradewinds, USA

b. Posisi Produk

Dengan target pasar yang cukup luas dan besar tersebut posisi produk Terang Fajarpersada dalam furniture markets sangat baik dan cukup kuat, terbukti dari produknya yang sudah dapat menembus pasar internasional dan memiliki konsumen yang cukup banyak.

Jika perusahaan menjual produk rotannya di dalam negeri maka pastilah posisi produk tidak sekuat sekarang, malahan dapat dikatakan sangat rendah. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia kurang tertarik dengan produk rotan.

Sebaliknya di luar negeri, dimana tanaman rotan jarang dan sulit didapati, posisi produk rotan sangat tinggi. Mereka menyukai rotan, dengan melengkapi rumah mereka dengan furniture rotan akan menambah citra dan nilai rumah mereka. Di luar negeri seperti Jepang, mebel rotan dianggap barang mewah, mereka juga menyukainya karena mebel rotan adalah mebel yang tidak besar, tidak menyita banyak ruangan dan ringan. Jadi sudah sangat tepat jika Terang Fajarpersada memilih pasar ekspor sebagai target pasarnya, karena posisi produk di sana cukup tinggi.

c. Promosi Produk

(9)

Langkah-langkah promosi yang diambil perusahaan selama ini tidaklah banyak, hanya dilakukan melalui beberapa pameran. Hal ini disebabkan perusahaan sudah memiliki buyer atau konsumen yang tetap. Melalui pameran- pameran tersebut perusahaan mencari dan berinteraksi langsung dengan calon konsumen, berharap mendapatkan konsumen baru.

Lagipula karena target pasar Terang Fajarpersada adalah pasar ekspor maka sarana promosi yang paling tepat dan efisien untuk menjangkau pasar internasionl adalah melalui pameran, dimana pembeli dan penjual dari dalam dan luar negeri bertemu disana. Itulah kesempatan terbaik bagi perusahaan untuk mengenalkan produknya pada konsumen baru dan terus menjalin hubungan dengan konsumen tetap.

Karena pameran hanya dapat diadakan beberapa bulan sekali, perusahaan juga memiliki mini show-room sendiri di dalam perusahaan. Ini untuk memudahkan konsumen melihat contoh produk. Show-room dibuat untuk perusahaan tetap yang memiliki omset besar bagi perusahaan.

2.2. Analisa dan Sintesis

2.2.1. Analisa Hasil Survey

Survey dilakukan di pameran Wonderful Furniture Expo di Convention Hall TP III lt.6, yang diorganisir oleh P.T Cahaya Cemerlang, pada tanggal 6 Febuari 2003. Responden dipilih secara acak sebanyak 20 orang, tidak memilih jenis kelamin atau usia tertentu, responden dipilih dari pengunjung pameran.

Jawaban kuesioner bisa lebih dari satu, sesuai keadaan dan kenyataan dari masing-masing responden. Survey ini dilakukan bertujuan untuk melengkapi dan mendukung hasil wawancara. Diberikan 6 pertanyaan berupa multiple choice, pertanyaan berhubungan dengan tanggapan atau pendapat responden terhadap pameran yang sedang mereka kunjungi. Pendapat mereka berfungsi sebagai bahan perbandingan atau evaluasi untuk pameran yang akan dibuat, responden dapat mewakili pengunjung pameran yang akan datang. Contoh kuesioner dapat dilihat pada lampiran.

(10)

Tabel 2.2.1. Hasil Survei

No Pertanyaan Alternatif jawaban

Jawaban Terbanyak dalam Prosentase

1 Anda mengetahui atau mendapat infor- masi tentang pame- ran melalui

a.Surat kabar b. Billboard c. Orang lain d. ………….

Kebetulan

60% dari 20 responden mengetahui pameran dari surat kabar. Walaupun ada beberapa responden yang mengeta- huinya melalui lebih dari 1 media, namun jawaban terba- nyak adalah surat kabar.

2 Tujuan anda datang ke pameran

a. Membeli furniture

b. Sekedar melihat- lihat model furniture

Dari 20 responden 14 orang atau 70% datang ke pameran hanya untuk melihat-lihat pameran, bukan sengaja da- tang karena ingin membeli.

3 Bahan atau material furniture yang paling disukai

a. Rotan b. Kayu

c. Besi atau logam

75% responden menyukai mebel kayu, 20% menyukai besi dan hanya 5% yang suka rotan.

4 Apa yang diperlukan pameran selain pro- duk yang dipajang?

a. Penjaga pameran b. Materi promosi c. Stand menarik

45% responden merasa materi promosi yang diperlukan sela- in produk yang dipajang. Tapi juga ada yang menjawab lebih dari 1 jawaban.

(11)

5 Apakah sebuah pa- meran memerlukan materi promosi untuk mendukungnya?

a. Perlu b. Tidak perlu

90% responden menjawab perlunya materi promosi dalam sebuah pameran.

6 Apakah fungsi materi promosi dalam pameran?

a.Menyampaikan informasi

b. Memperkenalkan perusahaan atau produk

c. Menampilkan ci- tra perusahaan

75% responden menjawab materi promosi berfungsi untuk mengenalkan perusa- haan atau produk. Meskipun ada jawaban yang lebih dari satu, tapi jawaban yang tertinggi adalah alternatif b.

Dari hasil survey yang didapat, bisa diambil beberapa kesimpulan yang dapat membantu proses perancangan:

1. Media yang tepat untuk memberi informasi dan dikonsumsi banyak orang adalah surat kabar.

2. Kebanyakan orang datang ke pameran bukan untuk membeli produk, tetapi hanya sekedar melihat-lihat. Meskipun demikian hal itu akan membuka peluang dilakukannya transaksi seusai pameran atau saat pameran, jika pengunjung menyukai apa yang dilihat didalam pameran. Maka dari itu barang atau produk yang dipamerkan serta sarana atau materi promosi yang ada pada ruang lingkup pameran sangat mempengaruhi pengunjung untuk tertarik dan memutuskan membeli atau tidak.

3. Rotan tidak terlalu disukai di Indonesia, mereka lebih suka kayu.

4. Selain produk yang dipajang, materi promosi juga diperlukan dalam sebuah pameran.

5. Materi promosi dalam pameran diperlukan untuk mendukung pameran tersebut.

(12)

6. Fungsi utama materi promosi adalah mengenalkan perusahaan dan produk kepada pengunjung pameran.

2.2.2. Analisa SWOT

Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) diambil dari data-data tentang perusahaan dan produk yang diperoleh melalui wawancara dengan perusahaan.

a. Strength

• Memiliki posisi produk yang baik di pasar ekspor.

• Variasi bahan yang dipakai (rotan, kayu, daun pisang, kulit rotan) menambah nilai produk.

• Menawarkan barang dan jasa dengan lengkap, mulai dari perakitan, penambahan barang pelengkap (bantalan kursi, kaca meja) hingga pengemasan dan pengiriman. Hal ini sangat membantu memudahkan konsumen luar negeri mendapatkan barang sesuai pesanannya.

b. Weakness

• Selama ini perusahaan belum terlalu banyak menggunakan desain sendiri, masih tergantung dari pesanan konsumen.

c. Opportunities

• Dengan posisi produk yang cukup baik seperti sekarang akan memudahkan perusahaan untuk memperluas pasar di dalam market furniture internasional.

• Dan jika rotan sudah diterima di manca negara, maka akan terbuka kesempatan untuk menarik konsumen dalam negeri.

d. Threats

• Jika Terang Fajar tidak berinisiatif untuk membuat desain-desain baru yang kreatif, hanya menunggu pesanan, maka konsumen akan merasa bosan dengan mebel rotan karena desain-desainnya yang monoton.

• Desain-desain milik perusahaan pemesan sudah dijadikan trademark perusahaan tersebut, tidak dapat dicontoh atau digunakan oleh konsumen lain,

(13)

maka jika Terang Fajar tidak membuat desain sendiri akan sulit mendapatkan konsumen baru.

2.2.3. Sintesis

Dari hasil wawancara dengan perusahaan dan didukung hasil survey terhadap pengunjung pameran dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia kurang tertarik pada furniture rotan, namun disukai masyarakat manca negara seperti Jepang dan negara-negara Eropa. Untuk itu sangat tepat bagi perusahaan untuk menjangkau pasar ekspor dan memperkuat posisinya di internasional, maka dari itu diperlukan suatu promosi yang dapat menjangkau pasar internasional. Alat promosi tersebut adalah pameran, dimana pedagang bertemu dengan konsumen dalam negeri maupun internasional.

Melalui kuesioner yang dibagikan dapat diketahui bahwa materi promosi sangat penting dalam sebuah pameran, dan benar jika materi promosi adalah alat pendukung pameran. Karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengenalkan perusahaan dan produk pada pengunjung pameran yang adalah calon komsumen.

2.2.4. Pemecahan Masalah

Rotan yang kurang diminati masyarakat Indonesia memiliki posisi yang baik di pasar internasional. Dengan memperkuat posisi produk secara internasional, barulah ada kesempatan bagi perusahaan untuk mulai masuk ke pasar dalam negeri.

Yang dapat menjadi ancaman bagi perusahan adalah desain mebel yang minim. Desain mebel perlu terus diperbarui sehingga tidak membosankan bagi konsumen tetap dan menjaring banyak konsumen baru. Perusahaan perlu memperkaya desainnya sehingga konsumen dapat tertarik. Melalui pameran, perusahaan juga mengenalkan produk-produk terbarunya, baik untuk konsumen tetap maupun calon konsumen. Inilah tujuan ekstern diadakannya pameran bagi Terang Fajarpersada, yaitu: mendapatkan konsumen baru dan mengenalkan produknya pada konsumen, khususnya untuk pasar ekspor.

(14)

Untuk mengenalkan perusahaan dan produknya dengan baik di mata pengunjung pameran, diperlukan materi-materi promosi yang mendukung pameran. Materi promosi memiliki fungsi yang sama dengan pameran, yaitu untuk mengenalkan perusahaan dan produk. Selain itu pameran dapat membangun citra perusahaan dan memberikan informasi bagi pengunjung pameran.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan uji beda bertujuan untuk menganalisis perbedaan kualitas relasi dilihat dari masa keanggotaan dan jumlah transaksi yang dilakukan responden. Keywords :

Kegiatan pemuliaan sapi perah FH hendaknya dapat dijadikan sebagai unit usaha KSU Tandang Sari yang didukung oleh PEMDA Sumedang secara administratif dan finansial,

Berdasarkan analisis tingkat resiko tsunami, daerah dengan resiko sangat tinggi dan tinggi terdapat di dua wilayah pesisir utara yaitu Kecamatan Alok dan Magepanda dengan

Minat yang baik pada praktikum IPA yang selama ini diketahui oleh guru IPA merupakan modal yang cukup untuk melaksanakan kegiatan praktikum, sebab hal ini sudah mengindikasikan

Faktor Pendorong : Warga antusias terhadap kegiatan yang dilakukan, warga bersedia menerima dengan baik saran pencegahan dan pengobatan tekanan darah yang

Angka yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada tingkat pengetahuan adalah 1 dan 0, angka 1 untuk jawaban yang sesuai dengan ketentuan (benar) dan angka 0 untuk jawaban yang

Bekasi, Telusurnews.com – Perusahaan pembuang limbah PT Millenium Laundry yang berlokasi di Pangkalan 3, Narogong Kecamatan Rawalumbu di segel Pemerintah Kota

Jika lampu pada kanal Q3 menyala, maka daya yang menyuplai beban adalah dari genset.. Ketika genset menyala, genset tidak serta-merta menyuplai daya