33 BAB III
GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi uraian mengenai kondisi wilayah studi yang terdiri dari kondisi geografis, dan kondisi sosial ekonomi.
3.1 Aspek Geografi
Pada aspek geografi ini terdiri dari kondisi administrasi Kota Bandarlampung, keadaan iklim, dan tutupan lahan Kota Bandarlampung. Berikut ini merupakan penjabaran kondisi geografi Kota Bandarlampung.
3.1.1 Administrasi Kota Bandarlampung
Kota Bandarlampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan pusat dari berbagai kegiatan dari segi sosial, ekonomi, dan politik di Lampung.
Selain itu, sebagai daerah lintasan bagi perekonomian pulau Sumatera dan Jawa, menjadikan Kota Bandarlampung sebagai kota yang strategis. Hal tersebut tentunya menjadi peruntungan bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandarlampung sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata. Luas wilayah Kota Bandarlampung mencapai 197,22 km², memiliki 20 kecamatan dan 126 kelurahan.
Rincian jumlah dan luas kecamatan di Kota Bandarlampung terdapat pada Tabel III.
34
Tabel III. 1 Jumlah dan Luas Wilayah Kecamatan di Kota Bandarlampung
No. Kecamatan Luas Wilayah km²
1 Teluk Betung Barat 11,02
2 Teluk Betung Timur 14,83
3 Teluk Berung Selatan 3,79
4 Bumi Waras 3,75
5 Panjang 15,75
6 Tanjung Karang Timur 2,03
7 Kedamaian 8,21
8 Teluk Betung Utara 4,33
9 Tanjung Karang Pusat 4,05
10 Enggal 3,49
11 Tanjung Karang Barat 14,99
12 Kemiling 24,24
13 Langkapura 6,12
14 Kedaton 4,79
15 Rajabasa 13,53
16 Tanjung Senang 10,63
17 Labuhan Ratu 7,97
18 Sukarame 14,75
19 Sukabumi 23,6
20 Way Halim 5,35
Bandarlampung 197,22
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
Secara Administratif Kota Bandarlampung berbatasan oleh beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Lampung, antara lain:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar (Kabupaten Lampung Selatan)
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran) dan Katibung (Kabupaten lampung Selatan)
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin (Kabupaten Pesawaran)
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang (Kabupaten Lampung Selatan)
36
Sumber: Badan Infromasi Geospasial, 2021
Gambar 3. 1 Peta Administrasi Kota Bandarlampung
3.1.2 Keadaan Iklim 4.1 Temperatur
Berdasarkan data RPJMD Kota Bandarlampung Tahun 2016-2021, Kota Bandarlampung memiliki iklim tropis basah yang dipengaruhi oleh angin musim (Monsoon Asia). Temperatur yang dimiliki Kota Bandarlampung tahun 2016 yaitu berkisar antara 25-37°C dengan suhu rata-rata pertahun yaitu 28,5°C.
Untuk kelembapan rata-rata pertahun yaitu sebesar 81%. Sedangkan temperatur yang dimiliki Kota Bandarlampung pada tahun 2020 yaitu berkisar antara 23°C- 35°C dengan suhu rata-rata pertahun yaitu 28,2°C. Untuk kelembapan rata-rata pertahun yaitu sebesar 82,74%. Berikut ini merupakan rincian besaran suhu dan kelembapan yang dimiliki Kota Bandarlampung per bulannya sepanjang tahun 2016 dan 2020 pada Tabel III.2 dan Tabel III.3.
Tabel III.2 Suhu dan Kelembapan Menurut Bulan di Kota Bandarlampung, 2016
Bulan Suhu (°C) Kelembapan (%)
Minimum Rata-rata Maksimum Rata-rata
Januari 24 28,7 37 84,4
Februari 25 28,4 35,6 80,11
Maret 24 28,9 35,4 81,68
April 23 28,5 35,1 82,61
Mei 24 28,9 35,4 84,16
Juni 24 28,5 34,8 84,79
Juli 21 28,4 35,1 82,97
Agustus 24 28,6 34,1 82,31
September 23 28,5 35,8 82,77
Oktober 24 28,4 34,6 80,61
November 24 28,45 34,9 83,17
Desember 24 28,1 35,3 83,31
Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, 2016
38
Tabel III.3 Suhu dan Kelembapan Menurut Bulan di Kota Bandarlampung, 2020
Bulan Suhu (°C) Kelembapan (%)
Minimum Rata-rata Maksimum Rata-rata
Januari 23,8 27,97 34,8 84,4
Februari 24 28,43 34,2 80,11
Maret 23,5 28,42 34,8 81,68
April 23,8 28,57 35 82,61
Mei 23,6 28,42 35,4 84,16
Juni 23,8 27,74 33,8 84,79
Juli 23,8 27,62 33,2 82,97
Agustus 23 28,16 34,2 82,31
September 23,8 28,67 34,4 82,77
Oktober 22,4 28,68 34,6 80,61
November 24,2 28,27 35,8 83,17
Desember 23 27,6 35,2 83,31
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
4.2 Curah Hujan
Curah hujan Kota Bandarlampung tertinggi pada tahun 2016 yaitu sebesar 433 mm yang terjadi pada bulan maret dengan jumlah hari hujan selama 16 hari.
Untuk jumlah curah hujan terendah yaitu pada bulan desember yaitu 66 mm yang terjadi selama 8 hari. Sedangkan jumlah curah hujan tertinggi pada tahun 2020 terjadi pada bulan januari yaitu sebesar 791,70 mm selama 30 hari. Untuk jumlah curah hujan terendah yaitu pada bulan september sebesar 67,50 mm yang terjadi selama 14 hari. Rincian jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan setiap bulan di Kota Bandarlampung tahun 2016 dan 2020 terdapat pada Tabel III.4 dan III.5.
Tabel III.4 Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Kota Bandarlampung, 2016
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (day)
Januari 229 12
Februari 333 11
Maret 433 16
April 231 14
Mei 171 12
Juni 28 1
Juli 83 5
Agustus 125 7
September 193 8
Oktober 207 13
November 183 10
Desember 66 8 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2016
Tabel III.5 Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Kota Bandarlampung, 2020
Bulan Jumlah Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan (day)
Januari 791,7 30
Februari 125,4 17
Maret 410,1 20
April 306,8 19
Mei 322,4 22
Juni 274,7 21
Juli 171,3 15
Agustus 224,8 9
September 67,5 14
Oktober 105 15
November 110,6 22
Desember 266,3 24
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
3.1.3 Tutupan Lahan
Tutupan lahan Kota Bandarlampung terdiri dari lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Luas wilayah lahan terbangun yaitu seluas 9.920 Ha atau sekitar 54,65% dari luas Kota Bandarlampung. Sedangkan untuk luas wilayah lahan tidak terbangun yaitu seluas 8.230,89 Ha atau 45,35% dari total luas wilayah Kota Bandarlampung. Kawasan lindung Kota Bandarlampung yaitu berupa RTH yang berada di beberapa wilayah di Kota Bandarlampung. Seperti di Kecamatan Kemiling salah satunya yaitu Kawasan Tahura WAR dan pada Kecamatan Panjang berupa Kawasan Register 17 Batu Serampok. Kemudian untuk kawasan budidaya yaitu didominasi oleh permukiman yang hampir berada di seluruh wilayah Kota Bandarlampung. Untuk kawasan industri berada di Kecamatan Panjang dan Kecamatan Telukbetung Selatan.
3.2 Demografi
Sebagai pusat kegiatan dan kota metropolitan, Kota Bandarlampung memiliki jumlah penduduk yang begitu beragam disetiap kecamatannya. Dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Bandarlampung tahun 2016 yaitu sebesar 997.728 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu berada di Kecamatan Panjang sebanyak 75.716 jiwa atau 7,59% dari luas wilayah Kota Bandarlampung.
40
Sedangkan untuk jumlah penduduk teredah berada di Kecamatan Enggal dengan jumlah penduduk sebanyak 28.620 jiwa atau 2,87% dari luas wilayah Kota Bandarlampung. Untuk kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tanjung Karang Timur yaitu sebesar 18.628/km dan untuk kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Sukabumi yaitu sebesar 2.476/km. Rincian Jumlah penduduk, persentase, serta kepadatan penduduk tahun 2016 tercantum pada Tabel III.6 dan Gambar 3.2.
Tabel III.6 Jumlah, Persentase, dan Kepadatan Penduduk Tahun 2016
Kecamatan Penduduk Persentase Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk
per km
Teluk Betung Barat 30.365 3,04 2.755
Teluk Betung Timur 42.439 4,25 2.862
Teluk Betung Selatan 40.103 4,02 10.581
Bumi Waras 57.823 5,80 15.419
Panjang 75.716 7,59 4.807
Tanjung Karang Timur 37.815 3,79 18.628
Kedamaian 53.593 5,37 6.528
Teluk Betung Utara 51.556 5,17 11.907
Tanjung Karang Pusat 52.098 5,22 12.864
Enggal 28.620 2,87 8.201
Tanjung Karang Barat 55.750 5,59 3.719
Kemiling 66.885 6,70 2.759
Langkapura 34.587 3,47 5.651
Kedaton 49.990 5,01 10.436
Rajabasa 48.941 4,91 3.617
Tanjung Senang 46.647 4,68 4.388
Labuhan Ratu 45.696 4,58 5.734
Sukarame 58.005 5,81 3.933
Sukabumi 58.436 5,86 2.476
Way Halim 62.663 6,28 11.713
Bandarlampung 997.728 100 5.059
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2017
41
Sumber: Badan Informasi Geospasial , 2016
Gambar 3. 2 Peta Kepadatan Penduduk Kota Bandarlampung Tahun 2016
42
Jumlah penduduk Kota Bandarlampung tahun 2020 yaitu sebesar 1.166.066 jiwa. Dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu berada di Kecamatan Kemiling yaitu sebanyak 88.574 jiwa atau 7,60% dari luas wilayah Kota Bandarlampung.
Sedangkan untuk jumlah penduduk teredah berada di Kecamatan Enggal dengan jumlah penduduk sebanyak 28.649 jiwa atau 2,46% dari luas wilayah Kota Bandarlampung. Untuk kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tanjung Karang Timur yaitu sebesar 21.220/km dan untuk kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Sukabumi yaitu sebesar 3215/km. Rincian Jumlah penduduk, persentase, serta kepadatan penduduk tahun 2020 tercantum pada Tabel III.7 dan Gambar 3.3.
Tabel III.7 Jumlah, Persentase, dan Kepadatan Penduduk Tahun 2020
Kecamatan Penduduk Persentase Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk per km
Teluk Betung Barat 41.096 3,52 3.729
Teluk Betung Timur 53.874 4,62 3.633
Teluk Betung Selatan 42.870 3,68 11.311
Bumi Waras 63.166 5,42 16.844
Panjang 80.811 6,93 5.131
Tanjung Karang Timur 43.076 3,69 21.220
Kedamaian 57.905 4,97 7.053
Teluk Betung Utara 53.552 4,59 12.368
Tanjung Karang Pusat 55.925 4,8 13.809
Enggal 28.649 2,46 8.209
Tanjung Karang Barat 65.554 5,62 4.373
Kemiling 88.574 7,6 3.654
Langkapura 43.569 3,74 7.119
Kedaton 57.336 4,92 11.970
Rajabasa 57.589 4,94 4.256
Tanjung Senang 62.168 5,33 5.848
Labuhan Ratu 52.393 4,49 6.574
Sukarame 67.725 5,81 4.592
Sukabumi 75.870 6,51 3.215
Way Halim 74.364 6,38 13.900
Bandarlampung 1.166.066 100 5.913
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 202
43
Sumber: Badan Informasi Geospasial , 2021
Gambar 3. 3 Peta Kepadatan Penduduk Kota Bandarlampung Tahun 2020
44
3.3 Jenis Pekerjaan
Jenis status pekerjaan masyarakat di Kota Bandarlampung pada tahun 2020, jumlah Angkatan kerja di Kota Bandarlampung semakin meningkat yang sejalan dengan jumlah penduduk dan perkembangan kota. Dimana pada tahun 2020 status pekerjaan masyarakat di Kota Bandarlampung didominasi oleh buruh/karyawan/pegawai sebanyak 266.232 jiwa dan status pekerjaan terendah yaitu pada pekerja bebas di non pertanian sebanyak 18107. Rincian status pekerjaan utama Kota Bandarlampung tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel III.8 berikut.
Tabel III.8 Status Pekerjaan Utama Masyarakat Kota Bandarlampung Tahun 2016 dan 2020
Status Pekerjaan Utama 2016 2020
Berusaha sendiri 70.437 12.7035
Berusaha dibantu buruh tidak tetap tak dibayar
23.740 33.149
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar
22.011 15.050
Buruh/Karyawan/Pegawai 239.953 266.232
Pekerja bebas di pertanian - -
Pekerja bebas di non pertanian 2.154 18.107
Pekerja keluarga/tak dibayar 24.874 45.910
Jumlah/Total 383 169 505.483
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung
3.4 Kondisi Ekonomi
Kota Bandarlampung memiliki lokasi yang strategis dimana merupakan pintu gerbang terhadap pulau jawa. Dengan startegisnya lokasi tersebut, membuat Kota Bandarlampung sebagai pusat kegiatan ekonomi potensial. Hal tersebut dapat memberi hal yang positif bagi pertumbuhan Kota Bandarlampung. Untuk dapat melihat pertumbuhan ekonomi Kota Bandarlampung, dapat digambarkan melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berikut ini merupakan PDRB Kota Bandarlampung Tahun 2016-2020.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
Gambar 3.4 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Bandarlampung
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2016-2020 sektor yang memiliki peran yang cukup tinggi tehadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bandarlampung adalah sektor industri pengolahan.
Industri pengolahan mencapai angka 12.000 pertahun bahkan pada tahun 2020 angkanya melebihi 12.000. Kemudian, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, serta reparasi. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kota Bandarlampung mengalami peningkatan setiap tahunnya.
46
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
Gambar 3. 5 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Kota Bandarlampung
PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Kota Bandarlampung fluktuasi setiap tahunnya. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2016-2020 sektor yang memiliki peran yang cukup tinggi tehadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bandarlampung adalah sektor industri pengolahan.
Dimana nilainya mencapai antara 6000-8000 per-tahun. Kemudian, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi, dll yang nilainya mencapai 6000 pada tahun 2019.