• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PEKERJAAN. Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR DI AREA HK. 02 : PASIR PANGARAIAN KAB. ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METODE PEKERJAAN. Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR DI AREA HK. 02 : PASIR PANGARAIAN KAB. ROKAN HULU"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEKERJAAN

Pekerjaan : PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR DI AREA HK. 02 Lokasi : PASIR PANGARAIAN – KAB. ROKAN HULU

Metode pelaksanaan ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah tahap pelaksanaan yang akan dikerjakan secara bertahap sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai urutan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan terhadap jenis-jenis item pekerjaan yang dimaksud dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN I. RUANG LINGKUP

Metode pekerjaan yang kami susun ini merupakan tata cara kerja pelaksanaan untuk jenis-jenis pekerjaan pada kontrak pekerjaan ini. Waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan akan mengacu pada jadwal pelaksanaan (time schedule). Ruang lingkup dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan adalah :

I. PEKERJAAN PENERAPAN SMK3 II. PEKERJAAN PAGAR

a. Pek. Pendahuluan b. Pekerjaan Pondasi c. Pekerjaan Struktur d. Pekerjaan Ornamen e. Pekerjaan Pengecatan f. Pekerjaan Akhir

II. MANAJEMEN PROYEK

Dalam melaksanakan dan menyelesiakan proyek atau pekerjaan ini kami menempatkan tenaga-tenaga berpengalaman sesuai bidangnya untuk memenej pekerjaan supaya sasaran dari paket pekerjaan atau proyek ini sesuai dengan yang diharapkan. Untuk tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan digunakan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman dibidangnya masing-masing yang sesuai dengan dokumen rencana kerja. Adapaun untuk tenaga kerja tempatan juga ikut diupayakan seandainya memang layak dan bisa untuk dipekerjakan. Manajemen dalam pelaksanaan pekerjaan

(2)

ini adalah secara secara menyeluruh termasuk penggunaan bahan-bahan dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan dan diupayakan seefektif mungkin dengan menggunakan bahan-bahan produksi dalam negeri yang telah mempunyai atau mengantongi Standart Nasional Indonesia ( SNI ).

III. STANDART MUTU

Setelah melakukan atau mengikuti dari proses manajemen seperti tersebut di atas diharapkan dari sasaran pekerjaan terutama terutama penggunaan material / bahan- bahan, peralatan dan tenaga kerja berpengalaman baik itu dalam memanajemen pekerjaan atau langsung mengerjakannya, sehingga didapatkan sasaran untuk standar mutu pekerjaan secara menyeluruh dengan tetap mengacu kepada dokumen rencana kerja dan dokumen rencana kerja sesuai dengan Standar Nasional Indonesia ( SNI ).

IV. MANAJEMAN LALU LINTAS KESEHATAN DAN KESELAMAT KERJA (K3)

Manajemen dan keselamatan lalu lintas akan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Manajemen dan keselamatan lalu lintas tidak hanya terbatas pada pemasangan rambu-rambu atau tanda-tanda peringatan kepada pengguna jalan saja, tetapi pengaturan sistem antrian dan buka tutup arus kendaraan dari dua arah. Ini bertujuan agar tidak terjadi kemacetan pada ruas jalan pada saat mobilisasi alat dan bahan untuk pekerjaan yang sedang dikerjakan yang bukan saja akan mengganggu pengguna jalan, tetapi juga mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai akan tetap tersedia di lapangan. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius, akan segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkan kejadian tersebut pada Pemberi Tugas. Kami juga menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaan maupun di bawah Pihak Ketiga dan untuk tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan. Kami akan menyediakan sarana air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja lapangan. Selain untuk penjaga keamanan, penginapan bagi pekerja tidak

(3)

ditempatkan berada di lapangan pekerjaan, kecuali bagi para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan izin tertulis dari Direksi.

Kami akan (jika dipersyaratkan) menyediakan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan akan disediakan dan akan selalu dipergunakan oleh para pekerjan dilapangan. Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja tersebut antara lain : - Spanduk serta Poster keselamatan dan kesehatan kerja.

- Alat Perlindungan Kerja seperti : Jaring Pengaman (Safety Net), Tali Keselamatan (Life Line), Penahan Jatuh (Safety Deck)

- Alat Pelindung Diri seperti : Topi Pelindung (Saferty Helmed), Pelindung Mata (Goggles, Spectac Les), Tameng Muka (Face Shield), Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker), Sarung Tangan (safety Gloves), Sepatu Keselamatan untuk Staff (Rubber safety shoes), Rompi Keselamatan (Safety Vest), Celemek (Apron, Coveralls), Pelindung Jatuh (Fall Arrester).

- Fasilitas Sarana Kesehatan seperti : Peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

- Rambu-Rambu seperti : Kerucut Lalu Lintas.

- Perlengkapan Lainnya seperti : Alat Pemadam Api Ringan (APAR 10 Kg).

Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan para pekerja, akan diberikan kepada para petugas/pekerja sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Kami juga menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.

V. PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kami akan selalu menjaga dan mengamankan pelestarian lingkungan disekitar lokasi pekerjaan maupun lokasi yang dilaluinya. Kami akan menyediakan sarana dan prasarana serta perangkat/petugas yang akan melaksanakannya, termasuk mengurangi debu yang disebabkan kendaraan atau pun peralatan yang dipergunakan seperti dengan selalu menyiram tanah disekitar lokasi kerja untuk mengurangi efek debu, hanya melalukan penebangan pohon yang masuk jalur pekerjaan, dan lain-lainnya.

(4)

VI. MOBILISASI

Yang dimaksud dengan mobilisasi disini adalah teknis pelaksanaan kami melaksanakan pekerjaan terutama dalam mendistribusikan bahan-bahan / material dan peralatan juga tenaga kerja serta sarana penunjang lainnya dalam melaksanakan dan menyelesaian pekerjaan ini. Kami akan mempersiapkan peralatan serta alat bantu dan bahan juga tenaga kerja yang akan dipergunakan dilokasi kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan dan kebutuhan dari waktu kewaktu.

Kami akan menjaga ketertiban dan kelancaran selama mobilisasi alat-alat berat yang menggunakan jalan umum agar tidak mengganggu lalu lintas. Mobilisasi kami lakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan dengan tidak memberikan atau memperkecil akibat disekitar jalan serta sarana dan prasarana umum lainnya dilokasi pekerjaan dalam hal kemacetan atau gangguan dalam berlalulintas serta dalam penggunaan sarana-prasarana umum lainnya.

Peralatan yang dipergunakan dalam keadaan layak pakai dan baik, agar pada waktu pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami kendala. Kami akan menambah atau mengganti peralatan atau bahan yang dianggap tidak layak pakai atau tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat. Kebutuhan bahan atau material kerja serta logistik lainnya akan dimasukkan berdasarkan kebutuhan perperiode tertentu berdasarkan kartu stock agar tidak terjadi penumpukan lama sehingga dapat mengakibatkan bahan atau logstik lainnya rusak.

Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan dan dilakukan serah terima pekerjaan, maka kami akan mengeluarkan semua peralatan, tenaga kerja serta sisa-sisa bahan/material serta logistik lainnya yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan mengembalikan kondisi semula.

VII. PENYIMPANAN BAHAN / MATERIAL

Dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini, digunakan bahan-bahan / material antara lain :

- Semen Portland - Pasir Beton / Cor - Kerikil Beton / Cor

- Batu Bata

- Cetakan Ornamen - Baja Beton Polos / Ulir

(5)

- Tanah Urug - Pasir Pasang - Kayu dan Tripleks - Cat

- Kawat Beton - Paku

- Bahan lainnya yang dibutuhkan

Penyimpanan bahan-bahan atau material akan ditempatkan ditempat yang aman dan terjamin sehingga tidak mengurangi komposisinya yang dapat mempengaruhi atau mengurangi mutu dari bahan-bahan tersebut. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan atau berpengaruh terhadap cuaca akan ditempatkan digudang bahan-bahan yang kami siapkan terlebih dahulu.

VIII. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Yang dimaksudkan disini untuk pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan perlengkapan adminstrasi yang merupakan satu kesatuan dengan seluruh pekerjaan ini walaupun tidak termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan seperti tersebut diatas. Kami akan melaksanakan pekerjaan perlengkapan pengadministrasian untuk pekerjaan ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan dilapangan terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan ini.

Adapun pekerjaan lain-lain disini berisikan antara lain : - Pembuatan Laporan Kemajuan Pekerjaan

Pembuatan laporan untuk kemajuan pekerjaan ini perlu untuk dikerjakan supaya masing-masing pihak antara direksi pekerjaan dan pelaksana pekerjaan sama-sama mengetahui kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang dimaksud adalah terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan ( progress ) dari memulai melaksanakan pekerjaan sampai dengan menyelesaikan seluruh pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat untuk diserah terimakan kepada pengguna barang/jasa.

Pelaporan terhadap kemajuan pekerjaan ( progress ) disesuaikan dengan format pelaporan yang ada dan dibuatkan untuk mesing-masing item pelaksanaan pekerjaan yang masing-masingnya mempunyai bobot (porsentase) terhadap seluruh penyelesaian pekerjaan seperti tersebut diatas. Adapun pola/segmen laporan yang dibuat dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

• Laporan Harian

(6)

Laporan harian biasanya berisikan pekerjaan yang dilaksanakan pada hari tersebut, bahan-bahan yang digunakan, peralatan yang digunakan, penggunaan tenaga kerja sesuai posisi/kebutuhannya, keadaan cuaca pada hari tersebut, waktu memulai dan berakhir dalam melaksanakan pekerjaan pada hari tersebut. Dan isi laporan tersebut diketahui oleh pihak direksi melalui pengawasnya dan pihak pelaksana melalui pelaksana lapangannya.

• Laporan Mingguan

Laporan mingguan biasa berisikan rekapitulasi dari hasil laporan harian tersebut diatas dan diketahui oleh pihak direksi melalui pejabat pelaksana teknis kegiatan, asisten teknis kegiatan, pengawas dan pihak pelaksana melalui penanggung jawab teknis pekerjaan dan pelaksana lapangan serta konsultan pengawas. Atau disesuaikan dengan format pelaporan yang ada.

• Laporan Bulanan

Laporan bulanan merupakan hasil rekapan dari laporan mingguan tersebut diatas dan diketahui oleh pihak direksi melalui kuasa pengguna anggaran, pejabat pelaksana teknis kegiatan, asisten teknis kegiatan pengawas dan pihak pelaksana melalui penanggung jawab teknis pekerjaan dan pelaksana lapangan serta konsultan pengawas untuk pekerjaan tersebut. Atau disesuaikan dengan format pelaporan yang ada.

- Pembuatan Dokumentasi Pekerjaan

Pembuatan foto-foto atau dokumentasi pekerjaan ini juga perlu untuk dikerjakan untuk masing-masing item pekerjaan terhadap lokasi pekerjaan, pekerjaan yang sedang atau telah dikerjakan mempunyai back up data dalam rangka melengkapi syarat-syarat pengadministasian proyek pekerjaan secara keseluruhannya.

Dokumentasi atau foto-foto pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan ( 0%, 25%, 50% s/d 100% ) dan hasilnya direkapitulasi serta ditempelkan dalam suatu album dokumentasi pelaksanaan pekerjaan (dalam rangkap 3 atau sesuai kebutuhan serta yang dipersyaratkan).

(7)

- Pembuatan Shop Drawing

Yang dimaksud dengan shop drawing disini adalah terhadap gambar kerja atau gambar bangunan secara keseluruhannya termasuk dengan detail-detail gambar yang dibuat dari sebelum memulai melaksakan pekerjaan (MC-0) sampai dengan pekerjaan selesai dilaksanakan secara keseluruhannya (MC-100).

Shop drawing ( gambar detail kerja ) yang dibuat jika dipandang perlu akan diketahui dan disepakati secara bersama dengan pihak direksi pekerjaan dan pihak pelaksana pekerjaan sehingga tidak menimbulkan pekerjaan yang berulang yang mana dapat menimbulkan tidak efektifnya dalam hal penggunaan waktu untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.

B. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum memasuki tahapan-tahapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan dokumen gambar dan rencana kerja (RAB), kami terlebih dahulu setelah mendapatkan izin dari pengguna barang / jasa melalui direksi pekerjaan akan langsung melakukan sosialisasi singkat di lokasi pelaksanaan pekerjaan dan juga akan melakukan atau meminta perizinan kepada pihak pemerintah serta kepolisian setempat jika itu dipandang perlu.

Hal ini dimaksudkan supaya apabila pekerjaan akan segera dimulai tidak menimbulkan tanda tanya dari masyarakat sekitar lokasi pekerjaan sehingga dapat memberikan kelancaran dalam rangka melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan tanpa mengabaikan aktifitas kerja tetap berjalan seperti biasa.

➢ PEKERJAAN PENDAHULUAN

Sebelum memulai untuk melaksanakan pekerjaan utama dalam seluruh item-item pekerjaan seperti tersebut diatas, terlebih dahulu dilaksanakan pekerjaan persiapan atau pendahuluan yang dimaksudkan supaya pekerjaan berikutnya dalam masing-masing item pekerjaan dapat terarah dan lancar. Adapun yang termasuk dalam pekerjaan persiapan atau pendahuluan ini adalah sebagai berikut :

(8)

1. Pekerjaan Penyiapan dan Pembersihan Lahan

Pelaksanaan pekerjaan penyiapan dan pembersihan lokasi disini dimaksudkan untuk dalam melaksanakan pekerjaan berikutnya tidak menimbulkan gangguan dalam arti lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan sudah bersih dari semak-semak ataupun yang dari apapun yang dapat memberikan gangguan atau hambatan dalam proses pelaksanaan pekerjaan berikutnya.

Pembersihan lokasi perlu dan akan dilaksanakan sebelum memasuki urutan atau rangkaian pekerjaan berikutnya dalam rangka pelaksanaan dan penyelesaian masing- masing item pekerjaan sesuai dengan dokumen gambar dan rencana kerja, hal ini dimasudkan supaya pekerjaan bisa berjalan dengan baik.

Direksi dari pelaksanaan pekerjaan serta pihak pengawas kegiatan dilibatkan dalam kordinasi untuk membersihkan areal yang akan dikerjakan supaya tidak terjadi atau menimbulkan persoalan nantinya. Dalam melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi tersebut bekas-bekas atau sisa-sisa yang dibersihkan disingkirkan dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan ketempat yang telah sama-sama ditentukan.

Pembongkaran konstruksi lama jika ada akan dilaksanakan dengan tidak mengganggu / merusak bangunan lain yang ada. Sebelum memulai pekerjaan bangunan baru, kami akan membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan serta benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Mandor

Peralatan yang dibutuhkan : Cangkul, Sekop, Martil, Alat bantu lain sesuai dengan Kebutuhan.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pasang Bouwplank

Pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pasang bouwplank disini dimaksudkan untuk dalam menentukan ukuran untuk panjang atau lebar ataupun luasan areal pelaksanaan masing-masing item pekerjaan serta untuk menentukan tinggi ( level ) permukaan dari pekerjaan bangunan tersebut diatas.

(9)

Kordinasi dengan pihak terkait dalam pekerjaan ini diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pekerjaan pemasangan bouwplank sehingga ukuran dan bouwplank yang telah dilaksanakan tidak berubah dan menjadi acuan yang jelas untuk melanjukan pekerjaan berikutnya.

Hasil dari pengukuran dan pemasangan bouwplank tersebut diberi tanda yang jelas dengan menggunakan patok-patok kayu dan diberi tanda dengan menggunakan cat atau benang sehingga tidak mudah hilang. Pengukuran dari patok-patok kerja yang diberi tanda tersebut ditanamkan atau dipancang kuat ketanah dan untuk level permukaannya digunakan kayu papan yang lurus dan kuat.

Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank secara umum membutuhkan tenaga kerja, bahan dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Tukang Kayu, Kepala Tukang, Mandor Bahan yang dibutuhkan : Kayu 5/7, Papan 3/20, Paku dan lainnya

Peralatan yang dibutuhkan : Gergaji, Martil, Meteran, Alat bantu lain sesuai dengan Kebutuhan.

3. Pekerjaan Pasang Papan Nama Kegiatan

Untuk memberikan informasi umum kepada masyarakat bahwa dilokasi ini akan atau sedang ada pelaksanaan pekerjaan pembangunan, maka dipasang papan nama kegiatan yang berisikan tentang uraian kegiatan atau pekerjaan, pelaksana pekerjaan serta dari direksi dari pelaksanaan pekerjaan baik itu konsultan pengawas atau instansi pemberi kerja.

Pemasangan papan nama kegiatan ditempatkan ditempat yang mudah terlihat dan dipancangkan atau ditanam dengan kuat sehingga tidak mudah tanggal atau dicabut serta dipindahkan. Papan nama kegiatan akan tetap dipelihara selama masa pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

4. Sarana dan Prasarana Lapangan

Sarana dan prasarana dilapangan meliputi sarana kantor direksi, sarana kantor pelaksana dan ruang rapat, gudang material, bengkel, barak pekerja, sarana air bersih

(10)

dan MCK serta prasarana lainnya yang diperlukan dilapangan akan dibangun pada tempat yang terdekat dari lokasi pekerjaan.

5. Pekerjaan Pembongkaran

Bagian atau existing yang berada pada area kerja yang harus dibongkar akan dilakukan dengan cara yang tepat menggunakan perlatan yang memadai. Bagian- bagian yang dibongkar sesuai dengan garis-garis yang ditunjuk dalam gambar rencana atau sesuai arahan Direksi. Bagian bangunan yang dibongkar antara lain : Pembongkaran Aspal, Penebangan Pohon serta Pembongkaran lainnya.

Sebelum dilakukan pembongkaran, bagian yang akan dibongkar akan diberi tanda sesuai dengan gambar rencana. Bagian-bagian yang tidak dalam pembongkaran akan dilindungi dan diamankan dari kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan.

Untuk pembongkaran yang mengadung resiko dan bahaya besar akan dilakukan setelah mendapatkan ijin dari pengawas atau direksi pekerjaan. Seluruh bahan hasil bongkaran akan dibawa keluar dari areal pekerjaan dengan menggunakan dump truck untuk dibuang pada tempat yang telah ditentukan.

6. Pekerjaan Striping lapisan dasar

Pekerjaan ini adalah termasuk pekerjaan pembersihan lapangan/lokasi pekerjaan, yaitu melakukan pembersihan dan perataan tanah dasar. Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator yang melakukan pembersihan dan perataan permukaan tanah dasar. Hasil striping lapisan dasar akan dibuang keluar lokasi dengan menggunakan dump truk ketempat pembuangan akhir yang disetujui oleh Direksi. Pekerjaan ini terbatas pada garis-garis batas yang ditunjukkan pada gambar rencana.

7. Pek. Urugan Tanah Timbun Menaikkan Muka Tanah

Urugan tanah timbun untuk menaikkan muka tanah dilaksanakan setelah seluruh lahan pekerjaan telah bersih. Urugan tanah dilakukan menggunakan bahan tanah timbun yang bersih dari sampah, rumput serta akar-akar, mengandung clay yang didatangkan dari quarry sumbernya dengan menggunakan dump truck.

(11)

Tanah timbun akan dihampar dilokasi yeng akan diteimbun serta diratakan (dapat menggunakan kotor grader, bulldozer atau alat lainnya). Penimbunan akan dilakukan secara berlapis dengan ketinggian lapisan tidak melebihi 20 cm kemudian akan dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat (dapat berupa vibratory roller atau alat lain) sampai kepadatan maksimal. Setelah lapisan pertama padat, maka akan dilakukan penimbunan untuk lapisan berikutnya dan dilakukan seperti lapisan pertama sampai mencapai elevasi yang ditunjukkan pada gambar rencana. Untuk pemadatan maksimal, uruhan tanah dapat dilakukan penyiraman secara periodic tertentu.

8. Pek. Pengurusan/Pemasangan/Pemindahan Listrik (jika dipersyaratkan)

Pengurusan serta pemasangan atau pemindahan jaringan listrik PLN segera akan dilakukan setelah seluruh persyaratan untuk pengurusan dilengkapi pada instansi yang berwenang, hal ini untuk mengantisipasi pengurusan dan pemasangan atau pemindahan jaringan listrik tersebut memakan waktu untuk proses perizinan sampai pemasangan atau pemindahan jaringannnya dilaksanakan.

➢ PEKERJAAN PONDASI

Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi ini adalah : galian tanah, pondasi cerucuk mini pile, pemotongan kepala cerucuk, urugan pasir bawah pondasi dan urugan kembali bekas galian.

- Galian Tanah

Pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah dibuat dilokasi pekerjaan dengan mengacu kepada ukuran lebar, dalam yang tertera dalam detail gambar rencana, termasuk galian pondasi tapak pada tiang-cerucuk.

Galian tanah yang dilaksanakan disini dimaksudkan untuk existing bangunan yang akan dibuat dengan memperhatikan aspek areal yang digali, maksudnya seandainya dalam pelaksanaan pekerjaan galian ini dijumpai beberapa hal yang dapat menimbulkan gangguan. Hasil galian tanah ditempatkan disekitar galian tersebut untuk digunakan sebagai bahan pengurugan bekas galian. Seandainya kondisi tanah banyak aliran air, maka kami akan lakukan penimbunan atau pemindahan aliran air tersebut agar hasil kerja seperti yang diharapkan.

(12)

Pekerjaan galian tanah secara umum membutuhkan tenaga kerja dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Mandor

Peralatan yang dibutuhkan : Cangkul, Sekop, Alat bantu lain sesuai kebutuhan

- Urugan Pasir

Urugan pasir dilakukan untuk mendapatkan permukaan dasar yang rata pada permukaan tanah untuk pondasi, lantai serta bagian-bagian bangunan lainnnya. Pasir yang digunakan adalah pasir yang bersih dari kotoran, sampah, rumput serta akar-akar dan material lainnnya yang didatangkan dari quarry sumbernya.

Ketebalan (elevasi) urugan pasir akan mengikuti gambar rencana serta dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai dengan spesifikasi seta telah mendapat ijin dari Direksi. Penimbunan akan dilakukan pada batas-batas yang ditunjukkan pada gambar rencana.

- Urugan Tanah Bekas Galian

Bahan yang dipakai untuk pekerjaan urugan kembali terdiri dari tanah bekas galian yang baik dan memenuhi syarat teknis serta bebas dari akar-akar, bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah yang terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Penimbunan mengunakan tenaga manual (jika dipersyaratkan akan menggnakan alat excavator) dengan bahan tanah timbun dari tanah hasil galian.

Penimbunan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum + 20 cm dan dipadatkan dengan alat stamper hingga mencapai kepadatan maksimum, setelah didapat kepadatan maksimal akan dilanjutkan dengan lapisan berikutnya sampai mencapai ketinggian sesuai dengan gambar rencana. Pada penimbunan berikutnya akan dilakukan sama dengan cara diatas (lapisan sebelumnya). Pengurugan kembali dapat dilakukan melebihi ukuran, diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.

Untuk menutupi bekas dari galian atau dalam tahapan penyelesaian lobang-lobang pondasi yang masih mempunyai rongga-rongga yang kosong dilakukan timbunan dengan menggunakan tanah hasil galian yang dilakukan sebelumnya, jika volume tanah hasil galain tidak mencukupi, maka akan didatangkan tanah bahan timbunan yang didatangkan dari quarry tanah dengan tanah yang bersih dan bebas dari sampah serta akar-akar tanaman serta bahan lainnya.

(13)

Pekerjaan ini berguna untuk memberikan kerekatan atau kekuatan terhadap gaya geser tanah dan tidak dapat menimbulkan keruntuhan tanah sekitar sehingga lobang dibawah bangunan yang dikerjakan benar-benar padat dan kuat.

Pekerjaan Urugan Kembali Tanah ini secara umum membutuhkan tenaga kerja, bahan dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Mandor Bahan yang dibutuhkan : Tanah Hasil Galian

Peralatan yang dibutuhkan : Cangkul, Sekop, Gerobak Sorong, Alat Pemadat (Stamper), Alat bantu lain sesuai kebutuhan

➢ PEKERJAAN BETON BERTULANG K-175 Lingkup pekerjaan Beton K-175 antara lain : 1. Pek. Pondasi Foot Plate Beton Bertulang 2. Pek. Kolom Padestal Beton Bertulang 3. Pek. Cor Sloof

4. Pek. Kolom Type K1 5. Pek. Kolom Praktis

6. Pek. Ring Balok Beton Bertulang 7. Pek. Cor Plat Dag

Pekerjaan bangunan ini menggunakan beton bertulang dengan pengecoran menggunakan mutu Beton K-175 struktur. Sebelum memulai untuk melaksanakan pekerjaan beton ini terlebih dahulu kami akan melakukan langkah-langkah pekerjaan sebagai berikut :

• Mempersiapkan Penulangan / Pembesian

Bahan besi beton yang telah disiapkan dan mendapat persetujuan direksi pekerjaan sesuai dengan dokumen spesifikasi teknis dan gambar rencana kerja selanjurnya dilakukan perakitan pembesian tersebut sesuai dengan detai penulangan, untuk pekerjaan penulangan tersebut sesuai dengan gambar detail dan potongan dalam dokumen gambar rencana pelaksanaan pekerjaan.

Pembesian ini berfungsi untuk memberikan kekuatan atau penahan beban pada bangunan tersebut.

(14)

Pekerjaan pembesian akan dilaksanakan sejak awal pelaksanaan pekerjaan, hal ini dikarenakan pekerjaan pembesian dapat dilakukan pada tempat lokasi yang berbeda dan tidak tergantung dengan item pekerjaan lainnya. Besi yang dipergunakan akan memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII.0136-84, yaitu terbuat dari baja lunak U-24 dan U-32 dengan tegangan leleh 2400 Kg/M² dan tegangan maksimum 3600 Kg/M². Besi akan bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi daya lekat beton pada besi. Diameter besi yang dipergunakan akan disesuaikan dengan gambar detail pembesian (besi beton polos/ulir dan wiremesh) yang tercantum pada gambar rencana.

Penulangan yang dikerjakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ada diikat dengan kuat sesuai bentuk yang diharapkan terhadap tulangan pokok dan tulangan pembaginya. Hal ini dimaksudkan supaya dalam meletakan rakitan atau tulangan beton yang telah dibuat tersebut tidak terjadi pergeseran bentuk dan juga pada tahap pelaksanaan pengecoran nantinya.

Stek atau penempatan penulangan atau pembesian untuk pekerjaan berikut juga disiapkan diawal seperti pekerjaan atau penulangan untuk sloof, kolom, balok dan plat serta untuk beton lainnya sehingga bentuk atau pengecoran nantinya merupakan satu kesatuan.

Pekerjaan penulangan atau pembesian ini secara umum membutuhkan tenaga kerja, bahan dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Tukang Besi, Kepala Tukang, Mandor Bahan yang dibutuhkan : Besi Beton, Kawat Ikat Beton

Peralatan yang dibutuhkan : Pemotong Besi, Pembengkok Besi, Alat bantu lain sesuai kebutuhan

• Mempersiapkan Bekisting / Mal

Bahan bekisting / mal yang telah disiapkan dan mendapat persetujuan direksi pekerjaan sesuai dengan dokumen dan gambar rencana kerja selanjutnya dilakukan perakitan bekisting tersebut sesuai dengan detai ukuran penampang untuk pekerjaan beton tersebut sesuai dengan gambar detail dan potongan dalam

(15)

dokumen gambar rencana pelaksanaan pekerjaan. Bekisting / mal ini berfungsi untuk memberikan bentuk ukuran atau tempat rakitan dari penulangan besi yang telah selesai dikerjakan untuk pekerjaan beton tersebut.

Pekerjaan bekisting akan menggunakan kayu yang kuat, kokoh dan plywood dan dibuat rapat agar pada saat pengecoran tidak terjadi rembesan dan pergeseran sehingga akan mempengaruhi mutu beton dan bentuk / ukuran beton yang dibuat.

Skor-skor penyanggah bekisting akan dibuat dengan baik dan bertumpu pada tempat yang keras dan kuat.

Pembuatan bekisitng / mal yang dikerjakan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ada dan dipaku dengan kuat sesuai bentuk yang diharapkan terhadap bentuk ukuran dari beton bertulang tersebut. Bekisting akan benar-benar kuat dan dilakukan beberapa kali penegecekan terhadap kebocoran sehingga apabila telah selesai dan aman baru bisa untuk dilakukan pengecoran. Bekisting / mal akan diberi skor-skor yang cukup dan kuat dari bahan kayu sehingga dapat menahan beban bahan beton pada saat dilakukan pengecoran.

Pekerjaan bekisting / mal ini secara umum membutuhkan tenaga kerja, bahan dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Tukang Kayu, Kepala Tukang, Mandor

Bahan yang dibutuhkan : Kayu Bekisting, Paku Biasa 2"-5", Minyak Bekisting, Kayu Dolken, dll

Peralatan yang dibutuhkan : Gergaji, Martil, Alat bantu lain sesuai kebutuhan

• Mempersiapkan Tahapan Pengecoran

Bahan-bahan komposisi untuk membuat beton seperti yang diminta dalam dokumen spesifikasi teknis pekerjaan terlebih dahulu disiapkan dilokasi pekerjaan.

Selanjutnya dilakukan perizinan atau pemberitahuan kepada direksi dan pengawas pekerjaan terhadap pekerjaan pengecoran ini.

Jenis adukan beton yang akan dipergunakan dilaksanakan menurut kebutuhan setiap jenis pekerjaan beton yang dilaksanakan sebagaimana diatur dalam syarat- syarat teknis dan telah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan / Direksi.

(16)

Pengadukan dilaksanakan dengan hati-hati, ditampung di dalam bak kayu / gerobak sorong yang besarnya memenuhi syarat untuk dibawa ketempat pengecoran dilaksanakan. Pengadukan campuran beton akan dilaksanakan dengan menggunakan beton molen (concret mixer) atau jika dipersyaratkan dengan menggunakan beton jadi (ready mix).

Sebelum pengecoran dilaksanakan, maka besi tulangan dan bekisting sudah harus terpasang pada kedudukannya dengan baik dan benar serta kokoh, sehingga pada saat pengecoran dilaksanakan tidak terjadi kebocoran dan pembongkaran/pergeseran kedudukan beton yang dimaksud. Ruang-ruang yang akan dicor harus besih dari segala jenis sampah/kotoran, dan cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang berhubungan dengan beton yang akan dicor harus dibasahi sampai jenuh dengan menggunakan pelumas (oli). Pengeecoran akan dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujuan agar tidak terjadi pemisahan- pemisahan bahan akibat pengendapan pada saat pemindahan adukan didalam cetakan.

Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil, maka adukan beton akan dipadatkan dengan menggunakan alat penggetar beton (concret vibrator). Pengecoran beton berkelanjutan sampai batas yang direncanakan tanpa berhenti untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling kurang 2 minggu. Permukaan beton akan terus dibasahi secara rutin (untuk beton struktur).

Batang-batang tulangan, jangkar-jangkar dan plat-plat yang akan berfungsi menjamin kuntinuitas dengan bagian-bagian perluasan konstruksi dikemudian hari, tidak akan dibiarkan keluar dari permukaan-permukaan beton tanpa dilindungi dari pengaratkan.

Sebelum pelaksanaan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kembali terhadap kesiapan keseluruhan komponen dari pekerjaan beton tersebut mulai dari penulangan/pembesian dan bekisting/mal secara bersama dengan direksi dan pengawas pekerjaan, termasuk juga dengan kondisi air tanah yang ada didalam

(17)

lobang pengecoran yang akan dicor tersebut, karena campuran air tanah atau kotoran yang ada dapat mengurangi mutu beton yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar hasil pekerjaan bisa diterima dan sesuai dengan dokumen rencana pelaksanaan pekerjaan.

Beton yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan beton ini adalah beton dengan mutu Beton K-175 dengan mengaduk ditempat. Job Mix Design dan Slump test beton (kekentalan) akan kami ajukan terlebih dahulu kepada direksi dan pengawas supaya apa yang kami kerjakan sesuai dengan yang diharapkan dalam dokumen rencana kerja. Beton-beton dengan mutu K-175 dibuat dengan menggunakan concrete dengan campuran sesuai dengan spesifikasi masing-masing mutu beton.

Pekerjaan Beton K-175 ini secara umum membutuhkan tenaga kerja, bahan dan peralatan sebagai berikut :

Tenaga yang dibutuhkan : Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang, Mandor Bahan yang dibutuhkan : Semen Portland, Pasir Cor, Batu Pecah (split),

Kerikil Cor, Air

Peralatan yang dibutuhkan : Concrete Mixer, Cangkul, Sekop, Gerobak Sorong, Concrete Vibrator, Alat bantu lain sesuai kebutuhan

Hasil dari pengecoran beton tersebut selanjutnya diratakan dan dipadatkan terhadap yang dituang kedalam posisinya dengan menggunakan peralatan penggetar atau concrete vibrator dengan maksud supaya tuangan coran merata dan mengisi seluruh tempat atau lobang-lobang yang dicor tersebut.

Beton-beton yang dipergunakan akan dibuat kubus-kubus beton dengan jumlah yang cukup untuk dilakukan uji tekan (test mutu beton). Kubus-kubus beton untuk uji tekan (test mutu beton) akan diberi tanggal pembuatannya.

Tahapan-tahapan pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan beton secara umum sama dengan penguraian yang kami paparkan diatas. Tahapan-tahapan pelaksanaan yang kami maksudkan adalah tahapan dari memulai pekerjaan penulangan, bekisting dan

(18)

pengecoran sesuai dengan mutu beton seperti tertera dalam dokumen rencana kerja.

Baik itu dimulai dari pekerjaan Beton Pondasi Tapak, Beton Kolom, Beton Sloof, Ring Balok Beton dan struktur lainnya.

Pola pelaksanaannya yang berbeda disini adalah dalam pembuatan ukuran / dimensi serta mutu beton yang dipergunakan dari masing-masing pekerjaan beton yang terdapat pada kontrak ini yang berkaitan dengan perakitan besi dan pembuatan beksiting/mal, sedangkan untuk pengecoran metode pelaksanaannya tetap sama dan tidak terdapat perbedaan dengan mutu betonnya karena untuk seluruh beton sesuai dengan dokumen rencana kerja.

Yang tetap akan kami lakukan terhadap pelaksanaan pekerjaan ini adalah tetap berkomunikasi dengan direksi dan pengawas pekerjaan terhadap masing-masing pekerjaan beton ini dan tetap mengacu kepada gambar dan dokumen rencana kerja. Hal ini supaya pekerjaan tidak menimbulkan kesalahan dan tidak sesuai dengan target waktu pelaksanaan seperti jadwal pelaksanaan yang kami susun.

➢ PEKERJAAN DINDING BATA

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada pondasi menerus dan dinding, pasangan rooster, dan lain-lain sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.

Bahan-Bahan

Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : - Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

- Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9

Pelaksanaan

Batu bata/hollowbrick yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas terbaik yang disetujui Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya. Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh. Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air. Pemasangan dinding bata dilakukan

(19)

bertahap, setiap tahap terdiri dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.

Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12 mý harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 12 mm, beugel diameter 8- 20 cm, jarak antara kolom maksimal 4 m. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton diameter 8 mm.

Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.

Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua melebihi dari dua tidak boleh digunakan. Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu akan menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benarbenar tegak lurus.

Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagianbagian tersebut harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang dihubungkan/disambung dengan las. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas mengenai tempat dan ukurannya. Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan dinding bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk motifnya akan ditentukan kemudian.

(20)

Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Kami akan menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik pembuat/produsen atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan.

2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab kami.

➢ PEKERJAAN PLESTERAN ½ BATA Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh bagian yang dijelaskan dalam gambar dan petunjuk Pengawas. Pengendalian Pekerjaan Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :

Bahan-Bahan 1. Pasir

Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain.

2. Semen Portland

Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui Pengawas.

3. Air

Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.

Perbandingan Campuran Plesteran

1. Plesteran dengan campuran 1 Pc : 4 Ps digunakan pada dinding, sedangkan untuk daerah basah digunakan

2. Apabila diperlukan, acian dibuat dengan bahan PC dicampur air sampai mencapai hasil kekentalan yang sempurna.

(21)

Pra Pelaksanaan

1. Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.

2. Untuk daerah yang luas, dibuat pola dasar plesteran (kepala plesteran) dengan jarak 1 meter arah vertikal sebagai dasar plesteran untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.

3. Basahi seluruh permukaan bidang yang akan diplester untuk peresapan.

Plesteran dapat dimulai setalah bidang tersebut kering.

4. Pelaksanaan plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan sepertintidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya pemborong.

Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

1. Bersihkan permukaan dinding batu bata atau permukaan beton dari noda debu, minyak cat, bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran.

2. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang diisyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu kepala plesteran.

3. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang diisyaratkan (ñ 20 mm) dan diratakan dengan roskam kayu/besi dari kayu halus tersebut dan rata permukaannya ataupun dengan profil aluminium dengan panjang minimal 1,5 m. Kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari untuk menghindarkan terjadinya retak akibat penyusutan yang mendadak.

4. Untuk plesteran pada permukaan beton, mula-mula permukaan beton harus dikasarkan dengan pahat besi untuk mendapatkan daya ikat yang kuat antara permukaan beton dengan plesteran. Bilamana perlu permukaan beton yang telah dikasarkan diberi bahan additive, misalnya "Calbon".

5. Basahi permukaan beton untuk air hingga jenuh, tunggu sampai aliran air berhenti.

6. Dalam pelaksanaan plesteran permukaan beton dengan ketebalan minimal 2 cm, tidak diperbolehkan melakukan plesteran sekaligus, tetapi harus dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara menempelkan adukan semen pada bagian

(22)

yang akan diplester, kemudian setelah mengering, lakukan plesteran berikutnya dengan adukan semen pasir hingga mencapai ketebalan yang dikehendaki.

7. Apabila terdapat bagian plesteran pada permukaan beton dengan ketebalan lebih dari 3 cm, sebagai akibat dari kesalahan pada waktu pengecoran atau yang lainnya, maka plesteran tersebut harus dilapis dengan kawat ayam yang ditempelkan pada permukaan beton yang akan diplester. Biaya penambahan kawat ayam tersebut menjadi tanggungan pemborong.

8. Hindarkan benda-benda ataupun bahan-bahan lain yang dapat merusak permukaan acia

9. Apabila ada pekerjaan plesteran yang harus dibongkar atau diperbaiki, maka hasil akhir (finishing) dari pekerjaan tersebut harus dapat menyamai pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.

10. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

➢ PEKERJAAN PENGECATAN A. KETENTUAN UMUM

Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas.

Bahan-Bahan :

1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal- hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain : segel kaleng, test laboratorium, hasil akhir pengecatan.

Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi tanggungan kami.

Contoh-Contoh :

(23)

Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

Pelaksanaan 1. Umum

a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.

c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.

d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik cat dan bahan yang bersangkutan.

Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.

e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib melakukan percobaan untuk disetujui Pengawas.

f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Pemborong harus segera melaporkannya kepada Pengawas. h. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi selama

(24)

masa pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Pemborong, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.

2. Teknis

a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan persyaratan pabrik.

Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekasbekas yang menunjukkan tanda-tanda apuan, semprotan dan roller.

b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas, penyemprotan hanya diizinkan ilakukan bila disetujui Pengawas. c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau lepas.

Pengulangan pengecatan dilakukan ebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi ang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.

d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk menggunaan ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.

e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang.

Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.

3 Pengujian Mutu Pekerjaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong wajib melakukan percobaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Pemborong.

2. Pada waktu penyerahan, pabrik dengan Pemborong harus memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan kerusakan cat lainnya.

3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Pemborong.

(25)

4. Pengawas berhak minta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.

5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab Pemborong.

B. PEKERJAAN CAT DINDING DAN MINYAK Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengecatan dinding (bagian dalam dan luar) dan kayu atau seperti yang dinyatakan dalam gambar dan petunjuk Pengawas.

Bahan-Bahan

1. Bahan cat Minyak digunakan untuk bahan kayu dan yang digunakan adalah merk kuda terbang atau yang setaraf dan sesuai dengan petunjuk Pengawas.

2. Pemakaian cat untuk dinding tembok menggunakan setara cat Catilax atau dengan type cat yang setara. Sedangkan untuk bagian lainnya harus disesuaikan dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

Pelaksanaan

1. Sebelum dilakukan pengecatan pada permukaan dinding dan kayu tersebut, maka harus diperhatikan permukaan plesterannya dari : - Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah dilakukan, berdasarkan peilpeil yang ditentukan.

permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai Dengan pola yang telah ditentukan. permukaan plesteran telah diberi lapisan aci Dengan hasil yang rata dan halus. seluruh bidang pengecatan sudah bersih dari segala noda atau kotoran/debu.

2. Bila pengecatan dilakukan di atas permukaan dinding tidak diplester, maka Pemborong harus memeriksa apakah permukaan dinding sudah bersih dari noda, seperti yang disyaratkan.

3. Setelah permukaan dinding dan kayu siap untuk dicat, dilakukan pengecatan menurut petunjuk dari pabrik cat.

4. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam.

(26)

5. Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 dua jam kemudian.

➢ PEKERJAAN LAIN-LAINNYA

Pekerjaan luar bangunan adalah pekerjaan diluar banguna utama, yaitu pekerjaan pelengkap sarana dan prasarana penunjang pekerjaan utama. Pekerjaan ini mencakup : 1. PEKERJAAN PAVING BLOCK

Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :

Pekerjaan Persiapan 1.1 Pemeriksaan Pondasi

Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

• Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.

• Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%

untuk trotoar 2%

• Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong 1.2 Lokasi Titik Awal

• Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah miring;

pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak yang telah terpasang tidak bergeser;

• Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan pemasangan secara acak.

1.3 Benang Pembantu

Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block terkunci tetap dapat dipertahankan.

(27)

Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton Penyokong

Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.

Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka- ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut : 1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;

2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalamkeadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;

3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;

4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengantanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;

5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluranuntuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.Penebaran Pasir Alas. Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

• Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;

• Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan bersifat gembur;

• Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton

(28)

yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.

• Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;

• Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai

• Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;

• Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;

• Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;

• Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;

• Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;

• Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;

• Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;

• volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3 setiap 100 m2 paving blok.

Pemasangan PolaPemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati.

Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang- lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankanpada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.Pola Pemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket wave ), tulang ikan (

(29)

herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.

2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR.

Setelah seluruh rangkaian pekerjaan selesai 100%, maka akan dilaksanakan pekerjaan pembersihan akhir. Pembersihan akhir ini meliputi pembersihan sisa-sisa bahan konstruksi dan material lainnya pada bangunan dan areal bangunan yang dibuat. Pembersihan ini juga meliputi pembongkaran barak / gudang pekerja serta sarana prasarana kerja lainnya sewaktu pelaksanaan pekerjaan.

3. PEMBUATAN AS BUILT DRAWING

Yang dimaksud dengan as built drawing disini adalah terhadap gambar jadi / pasang bangunan secara keseluruhannya termasuk dengan detail-detail gambar yang dibuat dari sebelum memulai melaksakan pekerjaan (MC-0) sampai dengan pekerjaan selesai dilaksanakan secara keseluruhannya (MC-100).

4. SERAH TERIMA PEKERJAAN

Setelah seluruh pekerjaan dinilai selesai 100%, maka akan dilakukan serah terima pertama pekerjaan. Sebelum dilakukan serah terima pertama pekerjaan, hasil pekerjaan akan dinilai terlebih dahulu oleh tim pemeriksa. Jika pekerjaan dianggap masih kurang sempurna, maka kami akan melakukan penyempurnaan kembali sampai hasil pekerjaan dianggap selesai secara sembpurna oleh tim pemeriksa dan akan dibuat dan ditanda tangani berita acara serah terima pertama pekerjaan. Serah terima pertama pekerjaan akan dilaksanakan sebelum masa kontrak selesai / minggu terakhir.

5. MASA PEMELIHARAAN

Terhitung sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan, kami akan melakukan pemeliharaan dan perbaikan kerusakan terhadap seluruh item pekerjaan yang telah dilaksanakan. Pemeliharaan akan dilaksanakan selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender sampai pada saat dilakukan serah terima kedua pekerjaan.

(30)

C. PENUTUP

Urutan Pekerjaan diatas akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan dan tidaklah mutlak sesuai dengan nomor urutnya dan tidak mesti selesai satu persatu.

Dapat dilaksanakan secara bersamaan yang lebih ditentukan kondisi yang ada dilapangan.Untuk mencapai hasil yang baik , mutu serta waktu pelaksanaan yang sesuai perlu suatu kerja sama yang baik antar semua pihak terutama antara Pelaksanaan Lapangan dengan Direksi / Pengawas Lapangan.

Demikianlah metode pelaksanaan pekerjaan ini kami susun berdasarkan jenis-jenis pekerjaan yang dilaksanakan.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sari merupakan anak dari perkawinan darah Medan yang dilahirkan 24 tahun yang lalu. Meskipun kedua orang tua berasal dari Medan, namun Sari dan keluarga tidak

UJI KUALITATIF DAN AKTIVITAS SENYAWA ACETOGENIN DARI EKSTRAK BIJI SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI INSEKTISIDA KUTU BERAS (Sitophylus oryzae L).. Qualitative and activities tests

Dari hasil observasi terhadap dataset trafik jaringan dan melalui proses perhitungan menggunakan Algoritma K-NN didapatkan sebuah hasil bahwa nilai yang dihasilkan oleh

Learn how to improve your playing quality and even overall understanding of online gaming and how you perform while playing online. Gaming online is a huge business nowadays and

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar

[r]

Permasalahan yang sering terjadi pada Klinik Medisina yaitu pada pasien akan melakukan pemeriksaan dan belum mempunyai kartu berobat harus mendaftarkan diri kepada