• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jakarta, 11 Januari 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jakarta, 11 Januari 2021"

Copied!
210
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan kawasan yang sangat strategis bagi kepentingan Indonesia, karena kawasan ini adalah Indonesia’s immediate environment yang secara langsung memiliki keterikatan sejarah budaya yang kuat serta melahirkan political dan emotional attachment. Kawasan Asia Pasifik dan Afrika juga merupakan merupakan lokomotif pertumbuhan ekonomi global yang ditandai dengan populasi kawasan tersebut mencapai 6 milyar jiwa atau setara dengan 77% total populasi dunia setara (World Population Prospects, 2019)

Arti penting kawasan Asia Pasifik dan Afrika terefleksi dari data-data perdagangan, investasi dan pariwisata dengan Indonesia. Tiga negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yaitu Singapura, China dan Jepang menyumbangkan setidaknya 68,1% realisasi PMA di Indonesia atau setara dengan USD 4,7 juta (BPKM, 2020). Adapun sebanyak 75% nilai perdagangan Indonesia juga berasal dari Asia Pasifik dan Afrika (Kementerian Perdagangan, 2019). Kawasan ini juga menyumbangkan lebih dari 86% total kunjungan wisatawan asing ke Indonesia (Kementerian Pariwisata, 2020). Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan hasil dari terpeliharanya lingkungan politik dan keamanan yang kondusif serta suasana kerja sama yang konstruktif.

Tidak dipungkiri tahun 2020 ditandai dengan berbagai tantangan dan dinamika sejak awal tahun, situasi pandemik covid-19 yang berawal dari kawasan regional kemudian berimbas kepada situasi dalam negeri dan global. Tantangan yang bermula dari isu kesehatan tersebut berdampak terhadap kondisi ekonomi serta menghantarkan dinamika pada pola hubungan luar negeri yang perlu direspon oleh Kementerian Luar Negeri dengan memperhatikan strategi kepentingan nasional RI. Selain muncul nya situasi pandemi global, Polugri RI juga secara berkesinambungan terus memajukan prioritas diplomasi 4+1 dengan mengutamakan diplomasi ekonomi, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, perlindungan WNI, peningkatna kontribusi dan kepemimpinan RI di Kawasan dan global serta terus membangun infrastruktur diplaamsi yang kuat.

Tahun 2020 juga merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Periode 2020-2024. Capaian kinerja selama tahun 2020 berperan sebagai pembuka yang akan menjadi membangun dan mengawali berbagai capaian kerja sampai dengan fase akhir RENSTRA 2020-2024. Secara keseluruhan, capaian kinerja tahun 2020 menunjukkan fleksibilitas dan pola kerja yang bersifat “out of the box” dengan memperhatikan hamper seluruh kegiatan diselenggarakan dengan metode “new normal” memperhatikan penerapan protokol Kesehatan.

Capaian kinerja pada tahun 2020 merupakan deviden dari kepercayaan pimpinan serta hasil kerja keras dari seluruh jajaran pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika serta semua pihak terkait lainnya. Untuk itu, saya menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya. Melalui Laporan Kinerja ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam rangka meningkatkan kinerja yang berkelanjutan di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Jakarta, 11 Januari 2021

(3)

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Abdul Kadir Jailani

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

KATA PENGANTAR IKHTISAR

BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang 2 Tugas dan Fungsi 2 Struktur Organisasi 3 Aspek Strategis Organisasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA

6 Rencana Strategis 2020-2024 9 Perjanjian Kinerja Tahun 2020 11 Program dan Kegiatan

12 Anggaran Tahun 2020

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2020

14 A. Capaian Kinerja Organisasi

14 1. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020 16 2. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2020

21 3. Analisis Pencapaian Sasaran Ditjen Aspasaf 61 4. Perbandingan Realisasi dan Proyeksi Kinerja

63 4.1 Perbandingan Realisasi Periode 2020 dengan Realisasi Beberapa Tahun Terakhir (2016-2020)

66 4.2 Perbandingan Realisasi Kinerja Periode 2020 dengan Target Jangka Menengah dalam Renstra Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dan Kementerian Luar Negeri Tahun 2020-2024

70 5. Analisa Efisiensi Sumber Daya 71 B. Realisasi Anggaran

(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF iv

BAB IV PENUTUP

83 Kesimpulan 83 Tantangan Utama

83 Upaya Mengatasi Tantangan

GAMBAR

vii Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika viii Hasil Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran

3 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 6 Peta Strategi Ditjen Asia Pasifik dan Afrika

7 Visi & Misi Kemenlu serta Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Tabel

9 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2020 11 Alokasi Anggaran dalam DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun

Anggaran 2020

17 Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 22 Capaian Sasaran S.1. Tahun 2020

23 Peningkatan Nilai Perdagangan RI 2020 30 Perkembangan Nilai Investasi Asing FDI 2020 34 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2020 36 Capaian Sasaran S.2 Tahun 2020

38 Capaian Sasaran C.1 Tahun 2020 43 Capaian Sasaran B.1 Tahun 2020 49 Capaian Sasaran B.2 Tahun 2020 53 Capaian Sasaran L.1. Tahun 2020

56 Hasil Evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 64 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016-2020 Sesuai IKU Balance Scorecard

(BSC)

67 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan Target Jangka Menengah dan Target Kemenlu 2020-2024

71 Perubahan Struktur Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020

72 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 82 Pagu dan Realisasi DIPA Ditjen Aspasaf Tahun 2014-2020

(6)

RINGKASAN EKSEKUTIF v

GRAFIK

60 Nilai SMART Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 61 Nilai IKPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 63 Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016-2020

73 Realisasi Anggaran Ditjen Aspasaf Periode 2016-2020

LAMPIRAN MATRIKS

I Matriks Perjanjian Kinerja beserta Revisi II Realisasi Renaksi Tahun 2020

III Informasi Kinerja Ditjen Aspasaf Tahun 2020 IV Matriks Nilai Capaian Kinerja Organisasi

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF vi +

Periode tahun 2020-2024 akan menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menghadapi berbagai isu politik dan keamanan, ekonomi, perlindungan HAM, dan sosial budaya. Hal ini mengingat tahun 2020 diawali dengan meluasnya dampak pandemi Covid-19 di banyak negara. Sebagai salah satu bentuk upaya untuk mengantisipasi dan menangani isu-isu tersebut, Indonesia perlu membangun dan melaksanakan hubungan kerja sama internasional yang konkret dengan negara-negara mitra dalam lingkup bilateral, regional, dan multilateral.

Dalam hal diplomasi, periode lima tahun mendatang akan dihadapkan pada berbagai bentuk peluang dan tantangan yang turut memengaruhi dinamika ekonomi, politik, dan sosial dalam tatanan global. Kementerian Luar Negeri diamanatkan oleh Presiden RI untuk berperan dalam upaya penanganan dampak pandemi, yaitu melalui optimalisasi diplomasi ekonomi dan kesehatan.

Untuk merespon tantangan dan menjalankan amanat pelaksanaan hubungan luar negeri RI, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mendukung visi Kementerian Luar Negeri yakni “Memimpin diplomasi yang aktif dan efektif untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”. Visi 2020 – 2024 tersebut diterjemahkan dalam 4 (empat) prioritas yang mencerminkan tema- tema prioritas berupa (i) Memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama bilateral dan regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk memajukan kepentingan nasional; (ii) Meningkatkan diplomasi ekonomi dan maritim di kawasan Asia Pasifik dan Afrika; (iii) Mendorong tindak lanjut kerja sama Indonesia dengan negara-negara dan organisasi regional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan nasional; dan (iv) Memperkuat infrastruktur diplomasi yakni organisasi, manajemen dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Selain itu, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga menerapkan Prioritas Politik Luar Negeri untuk lima tahun mendatang yang bertumpu pada Prioritas 4+1, yakni Penguatan Diplomasi Ekonomi; Diplomasi Perlindungan; Diplomasi Kedaulatan dan Kebangsaan; Peningkatkan Kontribusi dan Kepemimpinan Indonesia di Kawasan dan Dunia; plus Penguatan Infrastruktur.

Situasi pandemi memberikan inisiatif dan motivasi baru untuk mencapai prioritas diplomasi dengan kendala keterbatasan anggaran dan penerapan protokol Kesehatan yang ketat. Pada TW II 2020, sesuai arahan Presiden RI terdapat pemotongan anggaran yang cukup substansial sebesar 50,35% dari anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dari awalnya Rp 94,041,196,000 menjadi Rp 47,353,465,000. Untuk menyikapi situasi tersebut, terdapat penyesuaian beberapa kegiatan termasuk penjadwalan ulang dan modifikasi program sehingga lebih mendukung situasi kerja new normal termasuk penggunaan video conference.

Tahun 2020 juga ditandai dengan revisi target Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada semester II 2020 sebagai respon terhadap modifikasi program kerja dan pemotongan anggaran. Beberapa target yang mengalami penyesuaian paling mengemuka yakni target IKU (Indikator Kinerja Utama) terkait TTI (Trade, Tourism, Investment) sampai dengan 1/3 dari target awal mengingat indikator tersebut paling

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF vii terdampak dengan pandemi Covid-19. Lebih lanjut, target IKU yang juga mengalami penurunan terkait target kegiatan yang secara karakter direncanakan kegiatan secara fisik seperti kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dari pertemuan bilateral/forum regional.

Sepanjang tahun 2020 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam kerangka diplomasi kesehatan, peningkatan perdagangan dan investasi Indonesia dengan mitra di kawasan; kerjasama untuk mendukung pengembangan konektivitas, infrastruktur, serta ekonomi maritim nasional; percepatan penyelesaian proses delimitasi perbatasan; kerjasama keamanan lintas batas dan pengembangan ekonomi dan intensifikasi dialog bilateral; memajukan peran Indonesia dalam resolusi konflik, penjagaan stabilitas, serta penguatan perdamaian di kawasan; dan mendorong engagement pihak terkait di lingkup domestik dalam memanfaatkan serta mengimplementasikan komitmen kerjasama internasional yang telah disepakati Indonesia dengan mitra-mitra di kawasan, baik dalam konteks bilateral maupun prakarsa yang disampaikan pada fora regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Selain itu, sepanjang tahun 2020 telah ditindaklanjuti sebanyak 61 kesepakatan kerja sama bilateral dan 8 prakarsa/rekomendasi Indonesia pada forum kerja sama intrakawasan.

Implementasi dari kesepakatan serta prakarsa/rekomendasi kerja sama internasional tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan nilai manfaat yang dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat Indonesia.

Sebagai tolok ukur dalam proses pencapaian visi dan misi serta tujuan, pada tahun 2020 Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menetapkan 16 buah Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta targetnya yang mencakup aspek-aspek manajemen/reformasi birokrasi, fungsi diplomasi, serta penggalangan dukungan stakeholder di dalam dan luar negeri.

Secara keseluruhan, pada tahun 2020 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah berhasil melampaui target-target yang ditetapkan dengan capaian sebesar 105.94%.

Dalam mencapai sasaran tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah memanfaatkan anggaran sebesar Rp.45,255,911,443,-, atau dengan persentase realisasi anggaran sebesar 97,77%. Anggaran yang belum digunakan sebesar Rp.1,031,819,557,- telah disetorkan ke kas negara sebagai SIAR. Sebagian besar SIAR berasal dari pos anggaran Belanja Pegawai yang tidak terserap, antara lain merupakan pencadangan untuk uang lembur pegawai dan tunjangan kinerja. Bagian lain dari SIAR berasal dari pos Belanja Barang, antara lain dari penghematan/efisiensi maupun kegiatan yang batal dilaksanakan.

Ringkasan tingkat capaian tahun 2020 pada masing-masing IKU tersaji sebagai berikut:

(9)

RINGKASAN EKSEKUTIF viii

(10)

RINGKASAN EKSEKUTIF ix Penyerapan anggaran pada 2020 merupakan tantangan tersendiri mengingat pada masa pandemi banyak kegiatan tidak terlaksana, mengalami penjadwalan ulang dan perubahan format acara. Faktor ketidak-pastian dari segi teknis merupakan resiko tersendiri dalam rangka mencapai target pelaksanaan kegiatan serta penyerapan anggaran.

Perubahan prioritas kegiatan, revisi anggaran, kondisi domestik dan regional serta faktor ketidak-pastian menuntut menuntut respon, strategi dan inisiatif yang tidak rutin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun tidak sepenuhnya bsia dibandingkan akrena terdapat IKU yang berbeda-beda setiap tahun, capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020 relatif konsisten sepanjang 7 tahun terakhir.

Demikian pula tingkat efisiensi anggaran relatif terjaga.

Terlepas dari kondisi pandemi domestik dan global selama pelaksanaan tugas pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika terus berupaya menjaring berbagai peluang dan terobosan secara inovatif dengan target pemulihan ekonomi nasional. Strategi di masa pandemi yakni melalui pelibatan dengan mitra terkait secara lebih intensif bersinergi dengan Perwakilan RI sejak tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikedepankan Kementerian Luar Negeri yakni diplomasi yang membumi dan diplomasi untuk rakyat.

Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016-2020

Perbandingan Realisasi Anggaran

Tahun 2016-2020

(11)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 0

(12)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 1 A. Latar Belakang

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap institusi publik untuk menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja (LKj) atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran negara yang telah dialokasikan. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebagai salah satu Satuan Kerja di Kementerian Luar Negeri telah melakukan penyusunan LKj tahun 2020.

Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2020dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Landasan yuridis formal penyusunan LKj Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2020 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri;

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025;

8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;

11. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;

13. Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri;

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

15. Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri.

(13)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 2 B. Tugas dan Fungsi

Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, pada Bab IV Pasal 152 menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika mempunyai Tugas “menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelengaraan hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika”.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika; dan g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri, Bab IV Pasal 154 disebutkan bahwa Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika terdiri atas:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika;

b. Direktorat Asia Tenggara;

c. Direktorat Asia Timur dan Pasifik;

d. Direktorat Asia Selatan dan Tengah;

e. Direktorat Timur Tengah;

(14)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 3 f. Direktorat Afrika; dan

g. Direktorat Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika.

Adapun bagan struktur organisasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika adalah sebagai berikut:

D. Aspek Strategis Organisasi

Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika merupakan salah satu unsur di Kementerian Luar Negeri yang menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup bilateral, intrakawasan dan antarkawasan di Asia Pasifik dan Afrika. Dalam menjalankan peran tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika senantiasa mempertimbangkan berbagai aspek strategis yang ada, baik dalam ruang lingkup eksternal maupun internal. Hal ini dinilai penting artinya, mengingat aspek strategis tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, sasaran dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dari sisi eksternal, kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan wilayah yang memiliki immediate impact dengan Indonesia diseabbkan kedekatan wilayah serta karakter politik, keamanan, ekonomi dan sosial budaya yang sangat dinamis. Kondisi tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap implementasi politik luar negeri Indonesia di

(15)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 4 Kawasan dan perlu dikelola secara seksama. Sehubungan dengan hal itu, Indonesia harus dapat merumuskan dan melaksanakan kebijakan luar negerinya secara tepat, sehingga dapat memperkuat pengaruh Indonesia di kawasan serta meraih manfaat sebesar mungkin bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Dalam konteks tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjalankan peran yang sangat strategis dalam mengemban misi politik luar negeri RI di kawasan dan menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan luar negeri RI di berbagai bidang.

Sepanjang tahun 2020 ditandai dengan kondisi krisis Kesehatan akibat merebaknya covid-19 di seluruh dunia, dan terus berdampak terhadap krisis yang berdimensi perekonomian akibat menurunnya aktifitas perdagangan investasi dan pariwisata. Asia kini juga menjadi wilayah yang paling banyak memiliki ineraksi dengan dunia Kawasan lainnya dan menjadi perhatian negara-negara besar di dunia seperti peran China, Amerika Serikat dan Rusia di Kawasan Pasifik telah menyebabkan perubahan kebijakan politik di berbagai bidang, termasuk dalam tataran hubungan antarnegara. Dari sisi keamanan, konflik dan ketegangan di kawasan masih terjadi dan selalu berakibat pada tragedi kemanusiaan, antara lain: konflik di Suriah, Yaman, Irak, Iran, Afghanistan, Darfur, Mali dan Republik Afrika Tengah, termasuk pula di kawasan Asia Tenggara, seperti yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, dan di Marawi, Filipina. Disamping itu, potensi konflik dan berbagai permasalahan bilateral di kawasan juga masih terus berlangsung. Beberapa diantaranya adalah sengketa teritorial di Laut China Selatan, proliferasi nuklir di Semenanjung Korea, instabilitas politik di Timur Tengah, serta kejahatan lintas batas negara (illegal migrant, perdagangan obat-obat terlarang), terorisme, dan lain sebagainya. Lebih lanjut 2020 ini juga ditandai dengan perubahan sikap negara-negara timur tengah terhadap eksistensi Israel seperti normalisasi hubungan luar negeri dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Apabila ditinjau dari segi peluang ekonomi, kawasan Asia Pasifik dan Afrika merupakan wilayah yang sangat strategis, khususnya bagi kepentingan Indonesia. Lebih dari 75% total nilai perdagangan Indonesia berasal dari kawasan ini. Selain itu, kawasan ini juga menyumbangkan lebih dari 68,1% realisasi FDI (Foreign Direct Investment) dan 86%

wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, potensi pasar kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai total sekitar 75% penduduk dunia, serta keberadaan negara-negara pasar non-tradisional juga tentunya menjadi peluang positif yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Hal ini menempatkan kawasan Asia Pasifik dan Afrika menjadi basis yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Keberadaan faktor tersebut tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, terutama dalam mengakses berbagai peluang kerja sama yang ada dengan negara-negara di kawasan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Sejalan dengan hal tersebut, negara-negara di Aspasaf merupakan rumah kedua bagi sebagian besar diaspora Indonesia. Diperkirakan sejumlah 2,42 juta WNI yang mewakili sekitar 94% diaspora merantau di kawasan Aspasaf. Hal ini menempatkan kawasan Asia Pasifik dan Afrika menjadi basis yang penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

(16)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 5 Dalam konteks kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, diplomasi ekonomi mengacu kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif. Kerja sama dan kemitraan strategis yang telah dibangun perlu dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan nasional Indonesia, melalui berbagai fora internasional, antara lain: Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan kerja sama subregional Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Disamping itu, sejalan dengan aspirasi Indonesia sebagai negara maritim, diplomasi ekonomi dimaksud juga perlu untuk digalakkan, salah satunya melalui forum Indian Ocean Rim Association (IORA). Kerja sama perekonomian dengan sejumlah negara anggota IORA memiliki potensi yang besar dan perlu didorong, mengingat potensi sumbangannya yang cukup besar bagi kepentingan nasional Indonesia. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tentunya memegang peranan penting bagi keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia tersebut.

Dilihat dari perkembangan situasi nasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir masih cenderung stabil. Disamping itu, para pelaku ekonomi internasional juga telah mengakui berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, baik di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, maupun dunia. Hal ini tentunya akan semakin mempermudah upaya menarik minat para counterparts di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan. Sejalan dengan hal tersebut, posisi Indonesia sebagai salah satu dari negara demokrasi terbesar di dunia, penerapan good governance, serta situasi keamanan yang relatif kondusif juga akan memberikan kontribusi positif dalam upaya meningkatkan konektivitas dan memperkuat pengaruh Indonesia di kawasan. Namun demikian, tentunya masih terdapat pula beberapa agenda yang perlu menjadi perhatian dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, antara lain pembenahan infrastruktur, serta upaya mempromosikan kerja sama internasional untuk meningkatkan minat dan respon mitra bisnis Indonesia. Sementara itu, dari sisi internal, jumlah SDM yang memadai dan profesional akan sangat membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Sehubungan dengan itu, kegiatan peningkatan wawasan, keahlian dan keterampilan SDM, serta pengadaan sarana prasarana yang menunjang, merupakan salah satu kegiatan yang perlu mendapat prioritas pada Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

Pelaksanaan kegiatan organisasi juga didukung oleh pengaturan arus instruksi kerja standar yang telah dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika nomor 1381/SK/RO/04/2017/04 tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Mikro Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika. Dalam implementasinya, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan SOP tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas kinerja. Hal ini tentunya diharapkan akan berkontribusi pula pada peningkatan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Secara umum, berdasarkan dinamika yang terjadi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri harus dapat melaksanakan

(17)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 6 kebijakan luar negeri secara tepat, sehingga dapat meraih manfaat ekonomi dan politik sebesar mungkin bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, dengan mempertimbangkan aspek strategis eksternal dan internal tersebut, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebagai salah satu Satuan Kerja Eselon I di lingkungan Kementerian Luar Negeri memiliki peran yang sangat strategis dalam mengemban misi politik luar negeri RI di kawasan dan menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan luar negeri RI di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika juga tentunya senantiasa bekerjasama dan bersinergi dengan berbagai Kementerian/

Lembaga terkait, serta Perwakilan RI di negara-negara kawasan Asia Pasifik dan Afrika, sebagai “perpanjangan tangan” Pemerintah RI di luar negeri. Saat ini, terdapat 77 Perwakilan RI yang mengkoordinasikan kegiatan diplomasi di 113 negara pada kawasan Aspasaf, di samping kerjasama di 34 organisasi intra dan antar kawasan Aspasaf. Secara spesifik, aspek strategis organisasi yang diidentifikasi akan mempengaruhi pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Aspasaf dapat dirangkum dalam diagram sebagai berikut:

S1. Kualitas SDM yang kompeten

S2. Jangkauan diplomasi Ditjen Aspasaf yang meningkat dan meluas ditandai dengan bertambahnya hubungan diplomatik dan kerjasama bilateral dengan negara- negara di kawasan Aspasaf

S3. Memiliki jejaring yang luas di antara pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan kebijakan luar negeri di kawasan Aspasaf S4. Pengelolaan kerjasama bilateral, intra dan

antarkawasan yang semakin kuat

W1. Penempatan SDM yang belum sesuai dengan kompetensi

W2. SDM belum sesuai kebutuhan dengan adanya formasi jabatan yang belum terisi

W3. Pranata yang mengatur infrastruktur diplomasi masih dalam proses penyempurnaan W4. Sarana dan prasarana yang belum menunjang W5. Anggaran yang belum memadai

O1. Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang potensial bagi peningkatan kerja sama bilateral dan regional O2. Peluang yang ada di kawasan untuk melakukan

diplomasi ekonomi dan maritim.

O3. Peran dan pengaruh Indonesia yang semakin diperhitungkan oleh negara mitra dan dalam forum kerja sama di kawasan Asia Pasifik dan Afrika O4. Meningkatnya kerja sama dengan mitra strategis di

kawasan

O5. Potensi ekonomi Indonesia dan meningkatnya minat kerja sama TTI dari negara-negara.

O6. Kawasan Asia Pasifik dan Afrika lebih cepat pulih ekonominya dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19

T1. Dinamika konstelasi ekonomi politik negara, kawasan dan global yang berdampak negatif terhadap Indonesia dan kawasan

T2. Meningkatnya kapabilitas negara kompetitor dalam persaingan pasar di kawasan

T3. Lemahnya komitmen dan ketidaksiapan pemangku kepentingan terkait dalam m

T4. enindaklanjuti kesepakatan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

T5. Kecenderungan menguatnya praktek para- diplomasi (diplomasi yang dilakukan oleh Pemda dan K/L di luar Kemlu)

T6. Masih kuatnya ego sektoral Kementerian/Lembaga dalam mendukung upaya diplomasi

Barrier

Support

Eskternal

Internal

Eksternal

(18)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 7

(19)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 8 A. Rencana Strategis 2020-2024

Perencanaan Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2019 sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) tahun 2015-2019 mencakup Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis yang telah diterjemahkan dengan grafik Balanced Scored Card sebagai berikut :

(20)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 9 Memimpin diplomasi yang aktif dan efektif untuk mewujudkan Indonesia

Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong

1. Memberikan nilai manfaat ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri untuk mendukung struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing

2. Memberikan pelindungan WNI/BHI di luar negeri yang prima sebagai upaya pelindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga

3. Menjaga integritas NKRI yang bersinergi bersama dengan Pemerintah Pusat serta Daerah dan meningkatkan citra positif Indonesia di dunia internasional

4. Memajukan kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di dunia internasional

5. Meningkatkan infrastruktur diplomasi Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI untuk mendukung peningkatan kualiltas manusia Indonesia

Memimpin diplomasi yang aktif dan efektif di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong

1. Memberikan nilai manfaat ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk mendukung struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing

2. Memajukan kepemimpinan dan peran Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

3. Meningkatkan infrastruktur diplomasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika untuk mendukung peningkatan kualitas manusia Indonesia

1. Nilai manfaat diplomasi ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

2. Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

3. Dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang tinggi

4. Infrastruktur Diplomasi yang kuat

VISI KEMLU

MISI KEMLU

VISI

DITJEN ASPASAF

MISI DITJEN ASPASAF

SASARAN STRATEGIS DITJEN ASPASAF

(21)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 10 ANGGARAN

Program Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2020 adalah “Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan

Afrika”, yang kemudian dijabarkan menjadi Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui kerja sama di berbagai bidang di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang dilakukan oleh 7 Eselon II, sebagai berikut:

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Afrika;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Selatan dan Tengah;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur dan Pasifik;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah;

o Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika;

o Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

PROGRAM DAN KEGIATAN

o Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Dukungan diplomasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika untuk Mewujudkan Peningkatan Pembangunan Nasional o Diplomasi maritim dan polkam yang kuat di kawasan Asia

Pasifik dan Afrika

o Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

o Implementasi Talent Management di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Organisasi dan tata kelola yang baik di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Peningkatan Engagement Pegawai di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

o Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

SASARAN PROGRAM

Pagu DIPA tahun 2020 Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sebesar Rp. 46.287.731.000,- (Empat puluh enam miliar dua ratus delapan puluh tujuh juta tujuh ratus tiga puluh satu ribu Rupiah). Paska revisi TW II 2020 bagi alokasi penanganan

Covid-19.

(22)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 11 B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Renstra Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020-2024 selanjutnya menjadi referensi dalam menetapkan dokumen perencanaan tahunan, yaitu Rencana Aksi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2019. Berdasarkan dokumen Rencana Aksi tersebut dan disesuaikan dengan DIPA tahun 20209 yang telah ditetapkan, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menyusun Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2020.

Terdapat perbedaan antara dokumen PK Tahun 2020 dengan PK periode 2019, yaitu :

1. IKU “Jumlah Promosi TTI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dihilangkan dari PK Dirjen Aspasaf dan hanya diampu oleh unit regional Aspasaf.

2. IKU “Persentase Realisasi Anggaran” diubah menjadi IKU “Nilai Kinerja Anggaran”.

3. IKU “Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan” dan IKU “Indeks Engagement Pegawai”

dihilangkan dari PK Dirjen Aspasaf.

Tabel Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2020

Kode

SS Sasaran Program

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target Awal

Target Revisi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Stakeholders

S1 Nilai manfaat diplomasi ekonomi yang optimal di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

S1.1 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia

54 17

S1.2 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia

21 8

S1.3 Jumlah negara akreditasi di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia

45 10

S2 Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

S2.1 Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum regional Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

100% 70%

Customer

C1 Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan internasional di

C1.1 Persentase kesepakatan kerjasama bilateral di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindak lanjuti oleh

stakeholder dalam negeri

85% 53%

(23)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 12 Kode

SS Sasaran Program

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama (IKU)

Target Awal

Target Revisi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

kawasan Asia Pasifik dan Afrika

C1.2 Persentase

prakarsa/rekomendasi pada forum kerja sama

intrakawasan dan

antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri

90% 70%

Kode

SS Sasaran Program

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama

(IKU) Target

Internal Business Process B1 Diplomasi maritim dan

polkam yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

B1.1 Jumlah kesepakatan hasil perundingan di bidang kemaritiman, polkam dan perbatasan di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

46 21

B1.2 Persentase

prakarsa/rekomendasi

Indonesia bidang kemaritiman, polkam dan perbatasan yang diterima di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

90% 70%

B2 Diplomasi Ekonomi, Sosial dan Budaya yang kuat di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

B2.1 Jumlah kesepakatan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

51 24

B2.2 Persentase data economic intelligence yang

ditindaklanjuti stakeholder dalam negeri

100% 50%

B2.3 Persentase

prakarsa/rekomendasi Indonesia di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterima di kawasan Asia Pasifik dan Afrika

90% 70%

Learning & Growth

L1.1 Tata kelola organisasi di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang baik

L1.1.1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu

85 Idem

L1.1.2 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

78 (BB) Idem

L1.2 Sarana dan prasarana di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memadai

L1.2.1 Persentase sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan rencana

100% Idem

L1.3 Pengelolaan anggaran di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang optimal

L3.1 Nilai Kinerja Anggaran dii Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

90 Idem

(24)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 13 Rincian Revisi Perjanjian Kinerja Direktroa Jenderal Aspasaf 2020

a. Sebelumnya:

1. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia target 54

2. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia target 21

3. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia target 45

4. IKU: Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 100%

5. IKU: Persentase kesepakatan kerja sama bilateral di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri target 85%

6. IKU: Persentase prakarsa/rekomendasi pada forum kerja sama intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri target 90%

7. IKU: Jumlah kesepakatan hasil perundingan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 51

8. IKU: Persentase Data Economic Intelligence dari Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti stakeholders dalam negeri target 100%

9. IKU: Persentase/posisi/rekomendasi di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterima pada forum regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika 90%

10. IKU: Nilai kesepakatan bisnis dari penyelenggaraan Pro PN Halal Summit target USD 100 juta

11. IKU: Jumlah kesepakatan hasil perundingan di bidang maritim, polkam dan perbatasan di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 46

12. IKU: Persentase posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia bidang maritim, polkam dan perbatasan yang diterima pada forum regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 90%

13. Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu target 85

14. IKU: Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika target 78 (BB)

15. IKU: Persentase sarana dan prasaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang dipenuhi sesuai dengan rencana target 100%

16. IKU: Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika target 90 b. Menjadi:

1. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia target 17

2. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan nilai investasi asing ke Indonesia target 8

3. IKU: Jumlah negara akreditasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang mencapai target peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia target 10

(25)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 14 4. IKU: Persentase kepemimpinan Indonesia pada forum regional di Kawasan Asia

Pasifik dan Afrika target 70%

5. IKU: Persentase kesepakatan kerja sama bilateral di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri target 53%

6. IKU: Persentase prakarsa/rekomendasi pada forum kerja sama intrakawasan dan antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti oleh stakeholders dalam negeri target 60%

7. IKU: Jumlah kesepakatan hasil perundingan di bidang ekonomi, sosial dan budaya di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 24

8. IKU: Persentase Data Economic Intelligence dari Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang ditindaklanjuti stakeholders dalam negeri target 50%

9. IKU: Persentase/posisi/rekomendasi di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang diterina pada forum regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika 70%

10. IKU: Nilai kesepakatan bisnis dari penyelenggaraan Pro PN Halal Summit dihapus.

11. IKU: Jumlah kesepakatan hasil perundingan di bidang maritim, polkam dan perbatasan di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 21

12. IKU: Persentase posisi/prakarsa/rekomendasi Indonesia bidang maritim, polkam dan perbatasan yang diterima pada forum regional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika target 70%

13. IKU: Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu target tetap tidak berubah

14. IKU: Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika target tetap tidak berubah

15. IKU: Persentase sarana dan prasaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika target tetap tidak berubah

16. IKU: Nilai Kinerja Anggaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika target tetap tidak berubah

C. Program dan Kegiatan

Perjanjian Kinerja Tahun 2020 di atas merupakan rujukan bagi pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020. Ditjen Aspasaf melaksanakan Visi Misi Menlu yakni Memimpin diplomasi yang aktif dan efektif untuk mewujudkan Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut kemudian dijabarkan menjadi kegiatan Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui kerja sama di berbagai bidang di kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang dilakukan oleh 7 Eselon II, sebagai berikut:

1. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Afrika;

2. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Selatan dan Tengah;

3. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Timur dan Pasifik;

4. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Asia Tenggara;

5. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri di Kawasan Timur Tengah;

(26)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 15 6. Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama Intrakawasan

Asia Pasifik dan Afrika;

7. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika.

D. Anggaran Tahun 2020

Untuk melaksanakan program dan kegiatan tersebut, anggaran DIPA awal yang dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 94.041.196.000. Namun demikian, pada TW II 2020 terdapat arahan Pimpinan untuk alokasi dampak pandemi covid-19, telah dilakukan revisi DIPA. Dengan adanya revisi tersebut, DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjadi Rp.

46.287.731.000.

Alokasi anggaran tersebut ke dalam masing-masing kegiatan sebagai berikut:

Tabel Alokasi Anggaran dalam DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun Anggaran 2020

No. Kegiatan Pagu Anggaran DIPA Revisi

(Rp) (Rp)

Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

1 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar

Negeri di Kawasan Sub Sahara Afrika 5.214.880.000,- 1.782.418.000,- 2 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar

Negeri di kawasan Asia Selatan dan Tengah 4.547.111.000,- 1.800.300.000,- 3 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar

Negeri di Kawasan Asia Timur Pasifik 5.406.830.000,- 1.658.436.000,- 4

Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri melalui Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

5.324.738.000,- 2.079.299.000,-

5 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar

Negeri di Kawasan Timur Tengah 4.520.914.000,- 1.286.2221.000,- Bantuan Pemri Operasional Kedubes

Palestina 750,000,000,- 750,000,000,-

Bantuan Pemri Sewa Gedung Kedubes

Palestina 1,200,000,000,- 1,200,000,000,-

Pro PN Halal Industries 26.300.000.000,- 341.427.000,- 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan

Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Aspasaf 36.665.365.000,- 34.167.286.000,- 7 Pemantapan Hubungan dan Politik Luar

Negeri di Kawasan Asia Tenggara 4.111.358.000,- 1.222.343.000,- Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Asia

Pasifik dan Afrika 2020 94.041.196.000,- 46.287.731.000,-

(27)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 16

(28)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 17 A. Capaian Kinerja Organisasi

1. Gambaran Umum Akuntabilitas Kinerja Tahun 2020

Kondisi krisis Kesehatan dan pelemahan perekonomian akibat dampak pandemi covid-19 menjadi motivasi yang terus mendorong Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika untuk mencari terobosan inovatif dalam merealisasikan target yang telah dicanangkan di awal tahun.

Beberapa kegiatan mengalami transisi untuk merespon pola kerja new normal melalui pertemuan jarak jauh dengan pertemuan virtual melalui sarana video conference dengan tetap mengutamakan target nasional serta pengarus-utamaan peran Kemlu selaku pelaksana hubungan luar negeri RI.

Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika menjalin komunikasi erat dengan K/L, Kedutaan/Konsulat Jenderal RI, dan para stakeholders terkait untuk tetap mengupayakan agar program dapat tetap terselenggara dengan mekanisme new normal sehingga target IKU tetap dapat dicapai.

Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis Kementerian Luar Negeri pada tahun 2020, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai perwujudan dari diplomasi ekonomi, diplomasi maritim, diplomasi kedaulatan, politik, keamanan dan perbatasan, diplomasi sosial dan budaya, dukungan dan komitmen nasional atas kesepakatan internasional di kawasan, serta upaya-upaya untuk meningkatkan peran Indonesia di dunia internasional.

Pada tataran bilateral, kiprah diplomasi ekonomi, sosial dan budaya, diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan kerja sama dalam berbagai bidang, antara lain:

kesepakatan travel corridor, pertukaran informasi transaksi keuangan, Kerjasama standarisasi produk komersial, investasi, pertanian dan perikanan, perdagangan dan investasi. Diplomasi ekonomi selama masa pandemi tetap berlangsung melalui kegiatan business matching melibatkan K/L pengampu, stakeholders dari sektor-sektor yang relevan serta sinergi dengan Perwakilan RI yang juga menggandeng mitra kerja potensial di luar negeri.

Capaian diplomasi ekonomi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika difokuskan untuk memberikan nilai manfaat ekonomi, kesejahteraan, dan pembangunan yang optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia terutama saat pandemi covid-19. bantuan UEA berupa 20 ton alat-alat medis, pembelian sayur dan buah-buahan produk RI kepada UEA, travel corridor/fast lane untuk memudahkan mobilisasi dalam kerangka bisnis, ketenaga-kerjaan dengan China, Korea Selatan, UEA.

Sementara itu, dari segi diplomasi maritim, diplomasi kedaulatan, politik, keamanan dan perbatasan, telah disepakati beberapa perjanjian kerja sama bilateral, antara lain:

(29)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 18 perjanjian penanggulangan terorisme, kejahatan transnasional serta anti narkotika, menjaga pertahanan dan keamanan maritim, demarkasi dan patroli batas antarnegara di daerah perbatasan dengan beberapa negara mitra seperti India, Australia, Malaysia dan Filipina.

Sepanjang tahun 2020, Indonesia juga telah secara aktif memainkan peranan penting dalam upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan Asia Pasifik dan Afrika. Salah satu diantaranya adalah bertindak sebagai:

(1) Host pada Penyelenggaraan Webinar “Advancing Sustainable Fisheries Management in IORA”;

(2) Ketua Working Group Agriculture & Agro-based Industry pada rangkaian 13th IMT- GT Strategic Planning Meeting (SPM) di Bangkok;

(3) Ketua pada Working Group Joint Business Council pada rangkaian 13th IMT-GT Strategic Planning Meeting (SPM) di Bangkok;

(4) Host Pertemuan Konsultasi Teknis Antara Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Gulf Cooperation Council (GCC) secara daring, 14 September 2020;

(5) Indonesia sebagai Chair Financial Resources Working Group (FRWG) Coral Triangle on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF), mengadakan pertemuan virtual FRWG yang dipimpin oleh Dir. KSIA Aspasaf, 28-29 April 2020;

(6) Host pada Virtual Conference: Strengthening IMT-GT Cooperation on Covid-19 Pandemic, 22 Juni 2020;

(7) Coordinating Country untuk area kerja sama manajemen perikanan bertindak sebagai Host untuk The 1st Meeting of Indian Ocean Rim Association (IORA) Cluster Group on Fisheries Management (CGFM), 23 Juni 2020.

Keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional terlihat dari beberapa prakarsa/rekomendasi yang diterima pada forum intra dan antarkawasan, antara lain: Asia- Pacific Economic Cooperation (APEC); Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF) Forum; serta Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle.

Posisi tersebut memiliki arti strategis dalam upaya mempromosikan agenda nasional, penguatan peran Indonesia di kawasan dan kontribusi terhadap penyelesaian isu-isu global.

Terkait peningkatan dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional, telah terlaksana berbagai kesepakatan kerja sama bilateral dan prakarsa/rekomendasi Indonesia pada forum kerja sama intra dan antarkawasan.

Implementasi kesepakatan dan prakarsa/rekomendasi kerja sama dimaksud merupakan capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Indikator Kinerja Utama. Berbagai upaya tindak lanjut oleh stakeholders tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menciptakan nilai manfaat ekonomi, kesejahteraan, dan pembangunan yang optimal bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Situasi pandemi covid-19 telah memicu motivasi Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika untuk mencapai target yang telah ditetapkan di tengah keterbatasan sarana dan kegiatan akibat pengurangan anggaran dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Reorientasi program menjadi berupa pertemuan virtual dapat mengubah beberapa kegiatan menjadi berorientasi hasil namun tidak sepenuhnya dapat diterapkan ke seluruh program

(30)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 19 seperti yang bersifat site visit, outreach dan acara promosi dagang serta investasi melalui tatap muka yang justru banyak berdimensi sosial ekonomi.

Pelemahan ekonomi global juga menjadi penyebab beberapa program 2020 menjadi tidak tercapai secara maksimal walaupun secara perencanaan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah memiliki program unggulan untuk meningkatkan ekspor nasional dan investasi inbound ke tanah air.

Selain itu, kondisi global di kawasan serta dunia internasional secara umum yang kurang kondusif turut mempengaruhi pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika sepanjang tahun 2020.

2. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2020

Pada tahun 2020, telah dilakukan perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika untuk menyesuaikan revisi pada IKU Kementerian Luar Negeri. Perubahan IKU Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2020 tersebut telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Nomor 0069/SK/RO/08/2020/27/04 tentang Peta Strategi, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020.

Perbedaan antara dokumen PK Tahun 2020 dengan PK 2019 terletak sebagai berikut:

(1) IKU “Jumlah Promosi TTI di kawasan Asia Pasifik dan Afrika dihilangkan dari PK Dirjen Aspasaf dan hanya diampu oleh unit regional Aspasaf. IKU ini menjadi milik Satker regional dengan pertimbangan merupakan cascading mandiri yang dapat diturunkan kepada level individu dan cluster di dalam satker.

(2) IKU “Persentase Realisasi Anggaran” diubah menjadi IKU “Nilai Kinerja Anggaran”

dengan pertimbangan lebih mencerminkan keseimbangan antara penyerapan anggaran dengan pelaksanaan kinerja dan program sebagaimana tercantum dalam SMART Anggaran yang dikelola DJA Kemenkeu.

(3) IKU “Persentase pejabat di Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika yang memenuhi standar kompetensi jabatan” dan IKU “Indeks Engagement Pegawai”

dihilangkan dari PK Dirjen Aspasaf. IKU ini sejak 2020 dilimpahkan kepada Satker Kesekjenan.

Dengan demikian, secara detail capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2020 dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

(31)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 20

Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 0

0 -

(32)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 21

Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020

(33)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 22

Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020

(34)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 23

Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 Total Capaian 1609,77% Rata-rata Capaian 107,31%

(35)

LKj DITJEN ASPASAF TAHUN 2020 24 Dalam tabel Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 di atas, apabila realisasi melebihi target yang telah ditetapkan, maka nilai persentase capaian kinerja mengikuti ketentuan angka maksimum indeks capaian IKU sebesar 120%.

Demikian pula dengan nilai rata-rata capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika tahun 2020.

Berdasarkan hasil perbandingan riil antara realisasi dan target untuk masing- masing IKU, total capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020 adalah sebesar 1609,77%, atau dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 107,318%.

3. Analisis Pencapaian Sasaran Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika

Dalam Rencana Strategis tahun 2020 – 2024, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika telah menetapkan Sasaran Strategis yang hendak dicapai, yaitu:

1. Nilai manfaat diplomasi ekonomi yang optimal melalui hubungan luar negeri di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

2. Kepemimpinan dan Peran Indonesia yang berpengaruh di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika;

3. Dukungan dan komitmen nasional atas kebijakan luar negeri dan kesepakatan internasional di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika yang tinggi dan

4. Infrastruktur Diplomasi yang kuat.

Berdasarkan tabel capaian kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, capaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020 mencapai 104,30%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum beberapa pola kerja baru yang dilakukan Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020 cukup efektif dalam mencapai target sasaran strategis bagi kepentingan nasional.

Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika pada tahun 2020 tersebut dapat dilihat dari analisa pencapaian masing-masing IKU sebagai berikut:

1. SASARAN STRATEGIS (S.1)

: NILAI MANFAAT DIPLOMASI EKONOMI YANG OPTIMAL DI KAWASAN ASIA PASIFIK DAN AFRIKA

Kegiatan diplomasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika diarahkan agar tidak saja memproyeksikan kepentingan politik luar negeri Indonesia ke panggung internasional, namun juga membawa dampak positif dalam peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, kinerja diplomasi dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh masyarakat luas di tanah air.

Pencapaian sasaran strategis S.1 Dukungan diplomasi untuk mewujudkan peningkatan pembangunan nasional diukur dengan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu:

Gambar

Tabel Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika   Tahun Anggaran 2020
Tabel Alokasi Anggaran dalam DIPA Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika   Tahun Anggaran 2020
Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020 0
Tabel Capaian Kinerja Ditjen Asia Pasifik dan Afrika Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Retribusi Izin Gangguan adalah Retribusi yang dikenakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan

Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Deteksi Dini Kanker Serviks Dengan Metode.. Sarafino,

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat digunakan sebagai latihan dan penerapan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan, serta dapat menambah

Operasional Office berada di kawasan Pondok Indah sebagai Kantor Pusat Jakarta bersama anak- anak perusahaannya yang lain, PT Indo Tambangraya Megah tbk

Ternak diberi masa adaptasi terhadap imbuhan pakan selama 2 minggu, kemudian dilakukan pengamatan konsumsi bahan kering dan produksi susu selama 30 hari.. Parameter yang

Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi (aktiva, kewajiban, ekuitas) yang harus dilaporkan dalam. laporan keuangan dan rekening yang seharusnya

Selama Undang-undang mengenai hak milik sebagai tersebut dalam pasal 50 ayat (1) belum terbentuk, maka yang berlaku adalah ketentuan- ketentuan hukum adat setempat

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada