• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID "

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID

DI JAWA BARAT

KASUS STUDI : MASJID SANG CIPTA RASA-CIREBON, MASJID SALMAN- BANDUNG, MASJID AGUNG TRANS STUDIO-BANDUNG,

MASJID AS-SAFAR-CIPULARANG

DISERTASI

Oleh:

INDRI ASTRINA FITRIA INDRARANI NPM: 2017842001

Promotor:

Prof. Antariksa., Ir., M.Eng., PhD

Ko-Promotor:

Prof. Dr. Purnama Salura., Ir, MM., MT

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

SEPTEMBER 2021

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID

DI JAWA BARAT

KASUS STUDI : MASJID SANG CIPTA RASA-CIREBON, MASJID SALMAN- BANDUNG, MASJID AGUNG TRANS STUDIO-BANDUNG,

MASJID AS-SAFAR-CIPULARANG

Oleh:

INDRI ASTRINA FITRIA INDRARANI NPM: 2017842001

Telah Dinyatakan Lulus Studi dari Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

Dalam Ujian Disertasi Terbuka Pada Hari/Tanggal : Sabtu, 11 September 2021

Promotor:

Prof. Antariksa., Ir., M.Eng., PhD

Ko-Promotor:

Prof. Dr. Purnama Salura., MM., MT

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

SEPTEMBER 2021

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID

DI JAWA BARAT

KASUS STUDI : MASJID SANG CIPTA RASA-CIREBON, MASJID SALMAN- BANDUNG, MASJID AGUNG TRANS STUDIO-BANDUNG,

MASJID AS-SAFAR-CIPULARANG

Oleh:

INDRI ASTRINA FITRIA INDRARANI NPM: 2017842001

Promotor merangkap penguji

Prof. Antariksa., Ir., M.Eng., PhD : Ko-Promotor merangkap penguji

Prof. Dr. Ir Purnama Salura., MM., MT : Penguji

Prof. Dr.Ir. Slamet Tri Sutomo., MS : Penguji

Dr.Ir. Joyce Marcella Laurens., M.Arch : Penguji

Dr. Ir Harastoeti Dibyo Hartono., MSA :

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN BANDUNG

SEPTEMBER 2021

iii

(4)
(5)

DINAMIKA MAKNA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN PADA FUNGSI DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID DI

JAWA BARAT

KASUS STUDI : MASJID SANG CIPTA RASA-CIREBON, MASJID SALMAN- BANDUNG, MASJID AGUNG TRANS STUDIO-BANDUNG,

MASJID AS-SAFAR-CIPULARANG

Indri Astrina Fitria Indrarani (NPM:2017842001) Promotor: Prof. Antariksa., Ir., M.Eng., PhD Ko-Promotor: Prof.Dr. Purnama Salura., MM., MT

Doktor Arsitektur Bandung September 2021

Fenomena perkembangan bentuk arsitektur masjid dapat diklasifikasi menjadi beberapa kategori, antara lain ragam bentuk masjid yg berbeda-beda dalam lokasi yang relatif serupa.

Tipe ini diwakili oleh bentuk masjid kuno, masjid bergaya Timur Tengah (Pan Islamic), dan bentuk masjid kontemporer. Berdasarkan kondisi empirik pada beberapa lokasi di Jawa Barat, terlihat adanya bentuk masjid yang beragam pada lokasi yang relatif serupa. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan kausalitas yang berbeda antara fungsi ritual yang mengikat dengan beragam keinginan pengguna, sehingga memengaruhi bentuk arsitektur masjid. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika yang terjadi antara kebutuhan ritual salat dengan keinginan pada bentuk arsitektur masjid. Pemahaman diawali dengan mempelajari kebutuhan ritual salat. Berlandas pada pemahaman ini, dirumuskan ideogram, tipogram properti, dan komposisi arsitektur masjid dalam lingkup anatomi arsitektur yang meliputi lingkup lingkungan, lingkup tapak, serta lingkup bangunan. Urutan metode yang digunakan untuk menganalisis kasus studi adalah: [1] Menggambar dan mengolah ulang seluruh kasus studi; [2] Mengidentifikasi seluruh properti dan komposisi dalam bentuk ideogram dan tipogram arsitektur masjid; [3] Menyandingkan tipogram dengan acuan ideogram dalam anatomi lingkup arsitektur. Hasil analisis menunjukkan adanya dinamika antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid yang menghasilkan makna tertentu. Penelitian ini berfungsi untuk memperkaya teori mengenai kajian dinamika antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dan masukan untuk merancang bentuk arsitektur masjid yang memberikan ruang kreatifitas bagi keinginan pengguna, tanpa menyalahi ritual salat yang ada.

Kata Kunci: Arsitektur masjid, Bentuk, Dinamika, Fungsi, Kebutuhan ritual salat, Keinginan, Makna

v

(6)

THE DYNAMICS OF MEANING BETWEEN THE NEEDS AND WANTS REFLECTED ON FUNCTIONS AND

FORMS OF MOSQUE ARCHITECTURE IN WEST JAVA

CASE STUDY: SANG CIPTA RASA MOSQUE-CIREBON,

SALMAN MOSQUE-BANDUNG, TRANS STUDIO MOSQUE- BANDUNG, AS-SAFAR MOSQUE-CIPULARANG

Indri Astrina Fitria Indrarani (NPM:2017842001) Promotor: Prof. Antariksa., Ir., M.Eng., PhD Ko-Promotor: Prof.Dr. Purnama Salura., MM., MT

Doktor Arsitektur Bandung September 2021

The development of mosque architecture can be classified into several categories. One of these categories is the varying mosque architecture that can be found in relatively similar locations; this is represented by traditional mosques, Pan-Islamic/Arabian-style mosques, and contemporary mosques. An empirical study conducted across West Java shows mosques with varying architectural designs in fairly close areas. This indicates that there is a different causal relationship between binding ritual functions and the various user desires, thus affecting the architectural design of the mosque. This research aims to understand the dynamics that occur between the needs of salāt ritual and the wants of users, which are reflected on the physical form of the mosque. This process of understanding was initiated by studying the needs of the salāt ritual. Based on this insight, a mosque ideogram was then formulated. The next step involved a deep and thorough empirical study resulting in an architectural typogram of the properties and composition of the mosques that were used as case studies in the scope of architectural anatomy, which consisted of the scope of the surroundings, site, and building. The methods used to analyze the case studies are as follows: [1] Drawing and reprocessing all of the entire case study mosque; [2]

Identifying the properties and composition in the form of mosque ideogram and architectural typogram of each of the mosques; and [3] Juxtaposing the typogram with the ideogram reference in the scope of architectural anatomy. The results of the analysis show a range of dynamics of meaning between the primary function and the form of the mosques.

Research results can be used to enrich theories about the study of meaning, particularly in mosque architecture. Information received from this study can also be used as reference and input for designing the architecture of mosques that provide creative space for the requirements of users without violating the existing salāt ritual.

Keywords: Mosque architecture, Forms, Dynamics, Functions, Salāt ritual, Needs, Wants, Meaning

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmatNya sehingga disertasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

Yayasan Universitas Katolik Parahyangan atas dukungannya.

Prof. Antariksa, Ir., M.Eng., Ph.D selaku Promotor yang telah memberikan arahan, masukan serta senantiasa mendukung dengan penuh kesabaran.

Prof. Dr. Purnama Salura., MM., MT selaku Ko-Promotor atas kesempatan yang diberikan bagi penulis untuk menekuni bidang ilmu pemaknaan dalam arsitektur.

Prof.Dr. Ir. Slamet Trisutomo K., MS; Dr. Ir. Joyce Marcella Laurens., M.Arch ; Dr Ir. Harastoeti Dibyo Hartono., MSA; Dr. Bachtiar Fauzy, Ir., MT, yang telah berkenan menjadi penguji.

Dr. Karyadi Kusliansjah, Ir., M.T (IAI) selaku Kepala Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan.

Dr. Rahadhian Prajudi Herwindo, ST., MT selaku Ketua Jurusan Fakultas Teknik Jurusan Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan.

Doddi Yudianto., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Dr-Ing Dina Rubiana Widarda., selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

vii

(8)

Andreas F.V. Roy., Ph.D., selaku Wakil Dekan II Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Para guru yang telah memberi masukan dan pandangan selama penulis menyelesaikan penelitian disertasi.

Bapak A.Danang Widaryanto beserta segenap Staf Sekretariat Pasca Sarjana Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan.

Bapak Rohendi yang telah banyak membantu dalam pembuatan grafis.

Segenap rekan dosen di Program Studi Sarjana Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan.

Segenap rekan Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan terutama angkatan 2017.

Kakak dan adik-adikku yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat.

Sahabat-sahabat terkasih yang selalu memberikan dukungan baik langsung dan tidak langsung selama penulisan disertasi ini.

Ayah mertua; Prof. Dr.dr Rully M.A Roesli., SpPd (KGH) serta (Almh) Ibu Hendrawati Yuwono untuk doa dan dukungannya.

Penghargaan dan terima kasih tulus saya sampaikan kepada suami; Aristama Purna Wisoka Roesli, ST., MSc beserta kedua buah hati kami; Izdihar Gauri Majdi Roesli dan Altair Athar Maulana Roesli atas doa, pengorbanan waktu, dukungan dan kesabarannya. Akhir kata, sebagai ungkapan terima kasih, disertasi ini saya persembahkan bagi kedua orangtua yang selalu menjadi sumber inspirasi dan

(9)

teladan terutama saat jalan terasa tidak mudah; Prof.Dr.dr.Firman Fuad Wirakusumah., SpOG (KFM) serta Prof.Dr.drg Mieke Hemiawati Satari., MS.

Sebagai penutup, saya berharap disertasi ini dapat bermanfaat serta memberikan kontribusi nyata pada perkembangan ilmu arsitektur.

Bandung, 11 September 2021

Penulis

ix

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ... .1

1.2 Isu/ fokus penelitian ... 4

1.3 Premis dan tesa kerja ... 5

1.4 Lingkup objek penelitian... 6

1.5 Kriteria penentuan lokasi dan kasus studi ... 7

1.6 Pertanyaan penelitian ... 8

1.7 Tujuan dan manfaat penelitian ... 9

1.8 Bagan kerangka penelitian ... .11

1.9 Sistematika pembabakan ... 13

BAB 2 ELABORASI TEORETIK DAN METODA PENELITIAN : MEMBANGUN KERANGKA KONSEPTUAL 2.1 Posisi dan Kebaruan Penelitian ... 17

2.1.1 Posisi dan kedudukan penelitian ... .17

(11)

2.1.2 Kebaruan penelitian (Novelty) ... 24

2.2 Kerangka langkah-langkah menjawab pertanyaan penelitian ... 25

2.3 Konsep kosmologi secara umum ... 26

2.3.1 Konsep kosmologi dalam Islam ... .28

2.3.2 Manifestasi bentuk berlandas pada kosmologi Islam ... 31

2.3.3. Orientasi dan kegiatan ritual dalam Islam... 39

2.4 Kebutuhan berdasar ritual Islam………..……45

2.5 Pemikiran berlandas pada keinginan pengguna ... 48

2.6 Penelusuran teori arsitektur yang berkaitan dengan arsitektur masjid ... 53

2.6.1 Komunikasi dalam arsitekur ... 55

2.6.2 Arsitektur dan konteks ... 58

2.6.3 Ideogram dan prinsip penataan dalam arsitektur ... 60

2.7 Kerangka Konseptual ... 62

BAB 3 OPERASIONALISASI METODE PENELITIAN 3.1 Langkah-langkah penelitian lapangan………..67

3.1.1 Langkah 1 : Menguraikan pelingkup struktural dan nonstruktural dari masing-masing kasus studi………67

3.1.2 Langkah 2 : Merumuskan ideogram arsitektur berdasarkan ritual salat dalam properti kegiatan dan komposisi ruang………69

3.1.3 Langkah 3 : Merumuskan tipogram arsitektur berdasrkan tipe masjid- masjid kasus studi………..………..71

xi

(12)

3.1.4 Langkah 4 : Melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap informan………..………72 3.1.5 Langkah 5 : Menyandingkan ideogram ritual salat dan tipogram

masjid kasus studi dalam satu diagram……….………74 3.1.6 Langkah 6: Mengungkan analisis dengan menjawab pertanyaan

penelitian dan mengonfirmasi tesa kerja……….75

BAB 4 FORMULASI IDEOGRAM ARSITEKTUR MASJID DAN TIPOGRAM MASJID – MASJID KASUS STUDI

4.1 Langkah-langkah menentukan unit informasi ... 77 4.2 Eksplanasi properti arsitektur masjid berdasarkan sejarah

perkembangannya……….……… ... 79 4.3 Formulasi ideogram arsitektur masjid berdasar aturan salat dan anatomi

arsitektur………..…83 4.4 Menentukan fungsi arsitektur ritual berdasarkan aturan salat dan sejarh

perkembangan properti masjid………..……103

4.5 Menghadapkan rumusan ideogram pada konfigurasi properti dan komposisi tipogram masjid kasus studi……….…..…...105

BAB 5 LATAR BELAKANG SEJARAH DAN BENTUK ARSITEKTUR MASJID KASUS STUDI

5.1 Lokasi dan Sejarah singkat arsitektur Masjid Agung Sang Cipta Rasa……107 5.2 Bentuk dan proeprto arsitektur masjid Sang Cipta Rasa saat in…………...108

(13)

5.2.1 Ruangan Salat Utama……….108

5.2.2 Serambi………..……114

5.2.3 Jambangan Banyu Cis ... 115

5.2.4 Kolam air kulah ... 116

5.2.5. Bedug Sang Guru Mangir ... 117

5.2.6 Makam……..……….118

5.2.7 Tempat wudu………...………...…119

5.2.8 Jam Istiwak…………...………..………120

5.3 Lokasi dan sejarah singkat arsitektur masjid Salman………120

5.4 Bentuk dan properti arsitektur masjid Salman saat ini ………122

5.4.1 Ruangan salat utama……….…122

5.4.2 Selasar………...……125

5.4.3 Minaret……….……126

5.4.4 Tempat wudu………127

5.4.5 Mezanin………128

5.5 Lokasi dan sejarah singkat arsitektur masjid Trans Studio………129

5.6 Bentuk dan properti arsitektur masjid Trans Studio………...………..130

5.6.1 Ruangan salat utama………..………….….130

5.6.2 Menara………..……134

5.6.3 Tempat wudu………..……….136

5.6.4 Mezanin………...……137

5.6.5 Ballroom………...,,,,,,,,,,138

5.7 Lokasi dan sejarah singkat masjid As-Safar……….………139

xiii

(14)

5.8 Bentuk dan properti arsitektur masjid As-Safar………...………139

5.8.1 Ruangan salat utama………..……….140

5.8.2 Minaret………146

5.8.3 Tempat wudu………..…….147

5.8.4 Mezanin………...………148

BAB 6 ANALISIS PENYANDINGAN IDEOGRAM DAN TIPOGRAM MASJID KASUS STUDI 6.1 Analisis masjid Sang Cipta Rasa (SCR) ... 149

6.1.1 Lingkup lingkungan ... ….149

6.1.2. Lingkup tapak……….……157

6.1.3 Lingkup bangunan……….………...……… 175

6.1.4 Matriks hasil analisis penyandingan ideogram dan tipogram masjid Sang Cipta Rasa……….……….194

6.2 Analisis masjid Salman………...………199

6.2.1 Lingkup lingkungan………199

6.2.2 Lingkup tapak………..……205

6.2.3 Lingkup bangunan………..218

6.2.4 Matriks hasil analisis penyandingan ideogram dan tipogram masjid Salman……….…235

6.3 Analisis Masjid Trans Studio Mall (TSM)………..240

6.3.1 Lingkup lingkungan……….………240

6.3.2 Lingkup tapak……….250

(15)

6.3.3 Lingkup bangunan………..266

6.3.4 Matriks hasil penyandingan ideogram dan tipogram masjid Trans Studio Mall………..………284

6.4 Analisis Masjid As-Safar……….………289

6.4.1 Lingkup lingkungan………...……….289

6.4.2 Lingkup tapak……….………299

6.4.3 Lingkup bangunan………...………..315

6.4.4 Matriks hasil penyandingan ideogram dan tipogram masjid As- Safar……….336

6.5 Rentang dominasi hasil penyandingan matriks ideogram dan tipogram keempat masjid kasus studi……...…...………..……..341

6.6 Triangulasi antara kebutuhan ritual salat dan keinginan pengguna dalam arsitekur masjid……….…..…………351

6.6.1 Triangulasi masjid Sang Cipta Rasa (SCR)………352

6.6.2 Triangulasi masjid Salman………...……..367

6.6.3 Triangulasi masjid Trans Studio Mall (TSM)………..……..379

6.6.4 Triangulasi masjid As-Safar………...……391

6.7 Penyandingan ideogram dengan triangulasi masjid-masjid kasus studi…….404

6.8 Rentang makna berdasar hasil triangulasi masing-masing masjid kasus studi……….405

xv

(16)

BAB 7 TEMUAN: INTERPRETASI RELASI IDEOGRAM DENGAN TIPOGRAM YANG BERSIFAT DINAMIS

7.1 Interpretasi dinamika pada masing-masing masjid kasus studi………….…411

7.2 Dinamika masing-masingkasus studi dalam diagram Fungsi-Bentuk- Makna………418

BAB 8 KESIMPULAN 8.1 Jawaban terhadap pertanyaan penelitian………..…………..………...……425

8.2 Kontribusi penelitian………....429

8.3 Keterbatasan penelitian……….432

8.4 Wacana penelitian lanjut………...432

GLOSARIUM………434

DAFTAR PUSTAKA………437

LAMPIRAN……….………..443

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Alur Penelitian ... .12

Gambar 2.1 Kerangka langkah-langkah menjawab pertanyaan penelitian…..25

Gambar 2.2 Rentang pemikiran yang melandasi kosmologi dielaborasi dari skema Nasrollahi ……….30

Gambar 2.3 Lingkaran sebagai manifestasi bentuk Unity and Multiplicity ... 33

Gambar 2.4 Bentuk geometri tatanan konsentrik... 34

Gambar 2.5 Bentuk geometri tatanan linear ... 35

Gambar 2.6 Skematik dari konsep hirofani ... 35

Gambar 2.7a Representasi Axis Mundi pada bentuk tektonika kubah dan kubus ... 36

Gambar 2.7b Representasi Cosmic Cross pada bentuk tektonika kubah dan kubus ... 36

Gamabr 2.8 Diagram eksoteris esoteris menurut Harry Oldmeadow…….…..37

Gambar 2.9 Skematik proses gagasan menjadi bentuk ... 46

Gambar 2.10 Hubungan komunikasi antar manusia dengan manusia melalui perantara bahasa……….……….……….55

Gambar 2.11 Hubungan komunikasi antara manusia dengan objek arsitektur.. 55

Gambar 2.12 Diagram spektrum makna………..……….57

Gambar 2.13 Fungsi-Bentuk-Makna dalam arsitektur ... 59

Gambar 2.14 Elaborasi kerangka teoretik ... 62

Gambar 2.15 Elaborasi kerangka operasional... .64

Gambar 2.16 Diagram kerangka konseptual ... 65

xvii

(18)

Gambar 4.1 Diagram prosesi aktivitas ritual salat ... 84

Gambar 4.2 Ideogram lingkup lingkungan untuk kemudahan identifikasi masjid ... 88

Gambar 4.3 Ideogram area terbuka ... .89

Gambar 4.4 Ideogram berdasarkan kegitan membersihkan diri (wudu) ... 93

Gambar 4.5 Ideogram area peralihan ... 95

Gambar 4.6 Ideogram properti pendukung aktivitas khutbah ... .96

Gambar 4.7 Ideogram area utama aktivitas salat………...101

Gambar 4.8 Ideogram lingkup bangunan berdasarkan pelingkup area utama………...……...103

Gambar 4.9 Kerangka untuk menginterpretasi seluruh kasus studi……...…106

Gambar 5.1 Lokasi masjid Sang Cipta Rasa -Cirebon………..108

Gambar 5.2a-b Lubang angin berjumlah 44 buah pada dinding masjid Sang Cipta Rasa………..……109

Gambar 5.3 Pintu berjumlah 9 yang terdapat di dinding ruang salat utama………..………110

Gambar 5.4 Jumlah kolom kayu sebanyak 30 buah di ruang salat utama………..………111

Gambar 5.5 Mihrab masjid Sang Cipta Rasa………...…112

Gambar 5.6 Dinding orientasi arah salat di luar ruang ritual utama………..113

Gambar 5.7 Mimbar lama yang diletakkan di dalam ruang ritual utama…..113

Gambar 5.8 Maksura masjid Sang Cipta Rasa ... 114

Gambar 5.9 Denah ruang utama dan serambi masjid Sang Cipta Rasa………...….…115

(19)

Gambar 5.10 Kegiatan salat wajib yang menyatu dengan kegiatan nonritual

masyarakat... .115

Gambar 5.11 Dua jambangan yang berfungsi sebagai tempat menyucikan diri ... 116

Gambar 5.12 Pintu Narpati dan cerukan di lantai sedalam 40 cm ... 117

Gambar 5.13 Bedug Sang Guru Mangir……….……….118

Gambar 5.14 Makam pengurus masjid terletak di sisi selatan masjid…..…..119

Gambar 5.15 Tempat wudu pria dan wanita………119

Gambar 5.16 Jam Istiwak………120

Gambar 5.17 Lokasi masjid Salman-Bandung………...….121

Gambar 5.18a-b Ruang ritual utama masjid Salman………...….122

Gambar 5.19a-b Pelingkup samping area ritual utama masjid Salman……....122

Gambar 5.20a-b Aksis area utama masjid Salman terhadap tapak…………...124

Gambar 5.21 Mihrab dan mimbar………...….125

Gambar 5.22 Selasar masjid Salman………...……….126

Gambar 5.23 Minaret masjid Salman……….………..126

Gambar 5.24 Pemisahan area wudu wanita dan pria di masjid Salman……...127

Gambar 5.25 Akses dan area mezanin di masjid Salman………….…………128

Gambar 5.26 Lokasi masjid Trans Studio Mall (TSM)…..………...……...…129

Gambar 5.27 Aksis linear dari pintu utama kearah dinding kiblat …………130

Gambar 5.28 Pembagian area ritual wanita dan pria………..……....131

Gambar 5.29 Pelingkup samping area ritual utama masjid TSM….….…….132

Gambar 5.30 Area pendukung nonritual lantai satu masjid TSM…………..132

Gambar 5.31 Area mihrab dan mimbar di masjid TSM……….…133

xix

(20)

Gambar 5.32 Area muazin masjid TSM………133

Gambar 5.33 Rencana tapak beserta pintu masuk utama masjid TSM...…..134

Gambar 5.34 Menara sebagai pengganti minaret………...…….……..135

Gambar 5.35 Perbandingan minaret masjid lain dengan menara masjid TSM……….136

Gambar 5.36 Area wudu jemaat pria dan wanita ………...136

Gambar 5.37 Akses dan area mezanin khusus wanita…………..………...…137

Gambar 5.38 Area ballroom IBIS di masjid TSM……….…….138

Gambar 5.39 Lokasi masjid As-Safar- Cipularang …….…………...…..…..140

Gambar 5.40 Sistem struktur majis As-Safar………,………….141

Gambar 5.41 Area utama masji As-Safar………..……...…….142

Gambar 5.42 Aksis menyiku dari pintu masuk menuju arah orientasi………143

Gambar 5.43 Aksis linear dari pintu utama kearah dinding kiblat...………..143

Gambar 5.44a/b Pelingkup samping area utama masjid As-Safar………144

Gambar 5.45 Pelingkup samping area utama masjid As-Safar……… ..144

Gambar 5.46 Mihrab dan mimbar masjid As-Safar………...145

Gambar 5.47 Area muazin masjid As-Safar………...…...……146

Gambar 5.48 Minareat sebagai penanda masjid………..146

Gambar 5.49 Area wudu jemaat wanita dan pria………....147

Gambar 5.50 Sirkulasi dari area wudu menuju area utama……...………..…147

Gambar 5.51 Akses dan area mezanin khusus wanita………...148

Gambar 6.1 Rencana blok masjid Sang Cipta Rasa………...…...…150

Gambar 6.2 Pengamatan lapangan lingkup lingkungan masjid Sang Cipta Rasa………151

(21)

Gambar 6.3 Keselarasan arah orientasi terhadap pertemuan dua jalan…...153 Gambar 6.4 Candi Bentar di Alun-alun Kasepuhan yang menghadap masjid

Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan……….……….154 Gambar 6.5 Batas masuk tapak utama………..………..155 Gambar 6.6 Tata ruang dan massa pada tapak masjid Sang Cipta Rasa……156 Gambar 6.7 Hasil pengamatan lapangan dan sirkulasi pengguna di lingkup

tapak masjid Sang Cipta Rasa………157 Gambar 6.8 Gerbang sebagai perwujudan area batas masuk tapak masjid Sang Cipta Rasa………..164 Gambar 6.9 Area batas tapak masjid Sang Cipta Rasa………....……..165 Gambar 6.10 Area terbuka didominasi oleh pembangunan area peralihan

berupa serambi masjid Sang Cipta Rasa………167 Gambar 6.11 Properti dan kegiatan yang terjadi di area terbuka...167 Gambar 6.12 Area membersihkan diri di masjid Sang Cipta Rasa……….….169 Gambar 6.13 Properti keinginan di area membersihkan diri masjid Sang Cipta

Rasa………169 Gambar 6.14 Area peralihan di masjid Sang Cipta Rasa…………...…..…...171 Gambar 6.15 Properti keinginan di area peralihan masjid Sang Cipta Rasa...173 Gambar 6.16 Area utama di masjid Sang Cipta Rasa…………..……..…….174 Gambar 6.17 Transformasi area utama di masjid Sang Cipta Rasa.…….…..174 Gambar 6.18 Ruang dan massa kompleks masjid Sang Cipta Rasa………..175 Gambar 6.19 Hasil pengamatan lapangan di lingkup lingkungan masjid Sang

Cipta Rasa……….………….176 Gambar 6.20 Hasil pengamatan lapangan di lingkup bangunan area utama ..179

xx i

(22)

Gambar 6.21 Area terbuka masjid Sang Cipta Rasa………..…..……181 Gambar 6.22 Area membersihkan diri di masjid Sang Cipta Rasa…...……183 Gambar 6.23 Pelingkup atas, samping dan bawah di area peralihan masjid Sang

Cipta Rasa……..………184 Gambar 6.24 Pelingkup di area utama masjid Sang Cipta Rasa………….….186 Gambar 6.25 Aksesibilitas di area utama masjid Sang Cipta Rasa……...……189 Gambar 6.26 Dinding masif yang menjadi penghalang visibilitas area

utama ………... ... 190 Gambar 6.27 Pencahayaan alami dan suasana hari Mauludan di area utama

masjid……….………191 Gambar 6.28 Penghawaan melalui dinding dan rongga atap serta alat bantu

pendingin di area utama……….………192 Gambar 6.29 Pengeras suara di mimbar khatib……….…...……194 Gambar 6.30 Rencana blok masjid Salman………..…199 Gambar 6.31 Hasil pengamatan masjid Salman………...…....…200 Gambar 6.32 Ketidakselarasan arah orientasi terhadap pertemuan dua

jalan………203 Gambar 6.33 Bangunan eksisting sekitar masjid Salman………...…….204 Gambar 6.34 Area batas masuk tapak masjid Salman ………...………..205 Gambar 6.35 Tapak masjid Salman……….206 Gambar 6.36 Hasil pengamatan lapangan dan sirkulasi pengguna di lingkup

tapak masjid Salman………..206 Gambar 6.37 Gerbang sebagai perwujudan area batas masuk tapak masjid

Salman………211

(23)

Gambar 6.38 Area batas tapak masjid Salman…….………212 Gambar 6.39 Dominasi area terbuka dan properti di area terbuka masjid

Salman………213 Gambar 6.40 Area membersihkan diri di masjid Salman……….214 Gambar 6.41 Area membersihkan diri bagian wanita dan pria di masjid

Salman………..……..215 Gambar 6.42 Area peralihan di masjid Salman……….216 Gambar 6.43 Properti dan area peralihan di masjid Salman………...….218 Gambar 6.44 Ruang dan massa kompleks masjid Salman………...………..219 Gambar 6.45 Hasil pengamatan lapangan di lingkup bangunan masjid

Salman………220 Gambar 6.46 Hasil pengamatan lapangan di lingkup bangunan area

utama……….….223 Gambar 6.47 Area terbuka masjid Salman………..………..224 Gambar 6.48 Area membersihkan diri di masjid Salman………..………225 Gambar 6.49 Area peralihan di masjid Salman……….………226 Gambar 6.50 Pelingkup area utama masjid Salman……….……….228 Gambar 6.51 Properti mezanin di area utama masjid

Salman………229 Gambar 6.52 Aksesibilitas di area utama masjid Salman……….……231 Gambar 6.53 Visibilitas pada area utama masjid Salman………….…………232 Gambar 6.54 Pencahayaan dan penghawaan pada area utama masjid

Salman………..……….……….233

xxiii

(24)

Gambar 6.55 Pengeras suara pada dinding mimbar khatib di area utama masjid Salman………..………..…….….…..234 Gambar 6.56 Rencana blok masjid TSM……….…………...…...…240 Gambar 6.57 Pengamatan lapangan lingkup lingkungan masjid Sang Cipta

Rasa………...…...……241 Gambar 6.58 Pola hubungan menyiku antara jalan utama eksisting dengan

posisi masjid………...…....245 Gambar 6.59 Rancangan masjid TSM tampak dominan dalam kompleks area

komersial……….………..….247 Gambar 6.60 Sisi barat masjid TSM yang berbatasan dengan masjid

warga………..247 Gambar 6.61 Masjid TSM tampak dominan dalam komplesk area

komersial………248 Gambar 6.62 Area batas masuk tapak……….………250 Gambar 6.63 Tapak masjid TSM………..…..251 Gambar 6.64 Hasil pengamatan lapangan dan sirkulasi pengguna di lingkup

tapak masjid TSM………....……..252 Gambar 6.65 Gerbang sebagai perwujudan area batas masuk tapak masjid

TSM………257 Gambar 6.66 Area batas masuk masjid TSM………...258 Gambar 6.67 Area terbuka di masjid TSM………...259 Gambar 6.68 Area terbuka masjid berfungsi sebagai area penerima

ballroom……….……260

(25)

Gambar 6.69 Area membersihkan diri dengan elevasi -5 m dari area

terbuka………....261 Gambar 6.70 Area membersihkan diri bagian wania dan pria di masjid

TSM………...262 Gambar 6.71 Area peralihan di masjid TSM berupa tangga…....……..…….263 Gambar 6.72 Area utama beserta properti keinginannya di masjid

TSM………..……….…..265 Gambar 6.73 Massa bangunan tunggal masjid TSM……….266 Gambar 6.74 Hasil pengamatan lapangan di lingkup lingkungan masjid TSM

………...………….……...….267 Gambar 6.75 Hasil pengamatan lapangan di lingkup bangunan area utama ..270 Gambar 6.76 Area terbuka masjid TSM……….………..…...……271 Gambar 6.77 Area membersihkan diri di masjid TSM…………..…...……272 Gambar 6.78 Pintu masuk area peralihan pria dan wanita yang terpisah…....273 Gambar 6.79 Area peralihan mewadahi properti tangga masjid TSM………274 Gambar 6.80 Pelingkup area utama masjid TSM………276 Gambar 6.81 Pelingkup bawah antara area peralihan dan area utama…... ... 278 Gambar 6.82 Keinginan khas di lantai 2 area utama masjid TSM…………..277 Gambar 6.83 Properti keinginan ballroom dia rea utama lingkup bangunan

masjid TSM………...…….………278 Gambar 6.84 Aksesibilitas pada area utama masjid TSM……...………280 Gambar 6.85 Visibilitas pada area utama masjid TSM……….……..281 Gambar 6.86 Pencahayaan dan penghawaan pada area utama masjid

TSM…………...……….………282

xxv

(26)

Gambar 6.87 Pengeras suara dalam masjid TSM……… ……...………283 Gambar 6.88 Rencana blok masjid As-Safar………...…...…289 Gambar 6.89 Pengamatan lapangan lingkup lingkungan masjid As-

Safar……….……290 Gambar 6.90 Pola hubungan menyiku zig-zag antara jalan utama eksisting

dengan posisi masjid………...…....293 Gambar 6.91 Vegetasi sebagai peredam suara dari jalan bebas

hambatan ………..………..…..….294 Gambar 6.92 Rancangan masjid As-Safar tampak dominan dalam area

komersial………295 Gambar 6.93 Pencapaian masjid As-Safar dalam tapak………..296 Gambar 6.94 Area batas masudk tapak kompleks peristirahatan KM 88 -

Cipularang……….………..………...………298 Gambar 6.95 Tapak masjid As-Safar………...….…..299 Gambar 6.96 Hasil pengamatan lapangan dan sirkulasi pengguna di lingkup

tapak masjid As-Safar………..……....……..280 Gambar 6.97 Area batas masuk tapak masjid As-Safar………..304 Gambar 6.98 Area batas masuk masjid As-Safar………...306 Gambar 6.99 Dominasi area terbuka dan properti keinginan di area terbuka As-

Safar………...307 Gambar 6.100 Bangku-bangku beton yang mengelilingi kolam air………….308 Gambar 6.101 Sirkulasi jemaat tidak membentuk pola linear -hirarkis……..308 Gambar 6.102 Komposisi area membersihkan diri masjid As-Safar…..…….309

(27)

Gambar 6.103 Area membersihkan diri bagian wanita dan pria di masjid As- Safar ………....310 Gambar 6.104 Komposisi area peralihan di masjid As-Safar…………...….312 Gambar 6.105 Komposisi area utama terbagi atas area wanita dan pria di

masjid As-Safar……….313 Gambar 6.106 Properti mihrab dan mimbar di ara utama masjid As-

Safar………...……..314 Gambar 6.107 Massa bangunan masjid As-Safar………....315 Gambar 6.108 Hasil pengamatan lapangan pada lingkup bangunan masjid As-

Safar………..…...……316 Gambar 6.109 Hasil pengamatan lapangan lingkup bangunan area

utama...……….319 Gambar 6.110 Area terbuka masjid As-Safar………...320 Gambar 6.111 Pintu masuk area membersihkan diri masjid As-Safar………321 Gambar 6.112 Area membersihkan diri sisi timur masjid As-Safar…………322 Gambar 6.113 Perbedaan elevasi pelingkup bawah antara area peralihan dan

area membersihkan diri………..……….... 323 Gambar 6.114 Persamaan elevasi ketinggian pelingkup atas area membersihkan diri dengan area peralihan……….…………..324 Gambar 6.115 Area peralihan dengan banguk-bangku beton……….324 Gambar 6.116 Bangunan ara utama masjid As-Safar………...….. 325 Gambar 6.117 Perbedaan elevasi pelingkup bawah antara area peralihan dan

area utama….……….…..326 Gambar 6.118 Properi mihrab dan mimbar masjid As-Safar…………...…….326

xxvii

(28)

Gambar 6.119 Properti ramp dia area utama masjid As-Safar………327 Gambar 6.120 Pengeras suara dalam masjid TSM……… …………..………328 Gambar 6.121 Aksesibilitas pada area utama masjid As-Safar………....330 Gambar 6.122 Visibilitas pada area utama masjid As-Safar………331 Gambar 6.123 Pencahayaan di area utama masjid As-Safar………..….…….332 Gambar 6.124 Pencahayaan di area utama masjid As-Safar………..….…….333 Gambar 6.125 Penghawaan di area utama masjid As-Safar………..….……..333 Gambar 6.126 Alat bantu pendingin ruangan……….……..334 Gambar 6.127 Pengeras suara dalam area utama masjid As-Safar……….….335 Gambar 6.128 Diagram proses pengolahan hasil analisis penyandingan

ideogram dan tipogram……….……….350 Gambar 6.129 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan masjid SCR……..……….…….352 Gambar 6.130 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola bangunan

eksisting di lingkungan masjid SCR …………..……….354 Gambar 6.131 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di lingkungan masjid SCR …………..……….354 Gambar 6.132 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di tapak masjid SCR………..……….. 355 Gambar 6.133 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola batas masuk di tapak masjid SCR ……….….…….356 Gambar 6.134 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola hirarki alur sirkulasi di tapak masjid SCR………...358

(29)

Gambar 6.135 Rekapitulasi hadil persepsi pengguna dan pengelola mengenai pemisahan jemaat pria dan wanita area membersihkan diri, area peralihan dan area utama di tapak masjid SCR…………..….359 Gambar 6.136 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola pada hirarki ketinggian pelingkup masjid SCR……….………..361 Gambar 6.137 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola di lingkup

bangunan masjid SCR………..………362 Gambar 6.138 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

aksesibilitas area utama masjid SCR...…..………..363 Gambar 6.139 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai visibilitas

area utama masjid SCR………..………..364 Gambar 6.140 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

pencahayaan area utama masjid SCR…………..…...…...…..365 Gambar 6.141 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

pencahayaan area utama masjid SCR…………..…...…...…..365 Gambar 6.142 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai akustik area utama masjid SCR………..………...……..366 Gambar 6.143 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan masjid Salman……..……….364 Gambar 6.144 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola bangunan

eksisting di lingkungan masjid Salman …………..……...….368 Gambar 6.145 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di lingkungan masjid Salman…………..……….369

xxix

(30)

Gambar 6.146 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas masuk di tapak masjid Salman………..……….. 370 Gambar 6.147 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola batas tapak

di tapak masjid Salman……….………..…….370 Gambar 6.148 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola hirarki alur sirkulasi di

tapak masjid Salman……….…...372 Gambar 6.149 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola mengenai

pemisahan jemaat pria dan wanita area membersihkan diri, area peralihan dan area utama di tapak masjid Salman….………..372 Gambar 6.150 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola pada hirarki

ketinggian pelingkup masjid Salman……….………..374 Gambar 6.151 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola di lingkup

bangunan masjid Salman……….375 Gambar 6.152 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

aksesibilitas area utama masjid Salman..…..………….……..375 Gambar 6.153 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai visibilitas

area utama masjid Salman…………..………...……..376 Gambar 6.154 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

pencahayaan area utama masjid Salman………..………377 Gambar 6.155 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

penghawaan area utama masjid Salman………..………377 Gambar 6.156 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai akustik area utama masjid Salman………..………...……..378

(31)

Gambar 6.157 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan luar masjid TSM………...…….379 Gambar 6.158 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan dalam masjid TSM……..………….380 Gambar 6.159 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola bangunan

eksisting di lingkungan masjid TSM ……...……...….380 Gambar 6.160 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di lingkungan masjid TSM…………..……….381 Gambar 6.161 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di tapak masjid TSM...………..……….. 382 Gambar 6.162 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola batas tapak

di tapak masjid TSM……….………..…….383 Gambar 6.163 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola hirarki alur aktivitas di

tapak masjid TSM……….…...384 Gambar 6.164 Rekapitulasi hadil persepsi pengguna dan pengelola mengenai

pemisahan jemaat pria dan wanita area membersihkan diri, area peralihan dan area utama di tapak masjid TSM…….………..385 Gambar 6.165 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola pada hirarki

ketinggian pelingkup masjid TSM……….………..387 Gambar 6.166 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola di lingkup

bangunan area utama masjid TSM…..……….387 Gambar 6.167 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

aksesibilitas area utama masjid TSM,,,,..…..………….……..388

xxxi

(32)

Gambar 6.168 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai visibilitas area utama masjid TSM…………..………...……..389 Gambar 6.169 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

pencahayaan area utama masjid TSM………...……..………389 Gambar 6.170 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

penghawaan area utama masjid TSM………..…………390 Gambar 6.171 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai akustik area utama masjid Salman………..………...……..391 Gambar 6.172 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan luar masjid As-Safar……….……….392 Gambar 6.173 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola jalan

eksisting di lingkungan dalam masjid As-Safar……….393 Gambar 6.174 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola bangunan

eksisting di lingkungan masjid As-Safar…...……...….393 Gambar 6.175 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di lingkungan masjid As-Safar…………..……..…….394 Gambar 6.176 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola area batas

masuk di tapak masjid As-Safar…………..……….……….. 390 Gambar 6.177 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola batas tapak

di masjid As-Safar……….………..……..…….395 Gambar 6.178 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola hirarki alur sirkulasi di tapak masjid As-Safar………...397

(33)

Gambar 6.179 Rekapitulasi hadil persepsi pengguna dan pengelola mengenai pemisahan jemaat pria dan wanita area membersihkan diri, area peralihan dan area utama di tapak masjid TSM…….………..398 Gambar 6.180 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola pada hirarki

ketinggian pelingkup masjid As-Safar………...………..399 Gambar 6.181 Rekapitulasi hasil persepsi pengguna dan pengelola di lingkup

area utama masjid As-Safar………..……..……….400 Gambar 6.182 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

aksesibilitas area utama masjid As-Safar.…….……….……..401 Gambar 6.183 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai visibilitas

area utama masjid As-Safar………..………...……..401 Gambar 6.184 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

pencahayaan area utama masjid As-Safar…...…..…..………402 Gambar 6.185 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai

penghawaan area utama masjid As-Safar………..….….……403 Gambar 6.186 Rekapitulasi hasil persepsi dan pengelola mengenai akustik area utama masjid As-Safar………..………...……..403 Gambar 7.1 Perbandingan grafik dominasi pada lingkup keempat masjid

kasus studi………..416 Gambar 7.2 Penjabaran elaborasi eksoeris-esoteris dalam diagram Fungsi-

Bentuk-Makna………420 Gambar 7.3 Elaborasi lapis makna eksoteris-esoteris dalam diagram Fungsi-

Benuk-Makna……….423

xxxiii

(34)

Gambar 7.4 Properti dan komposisi wajib serta ideal dalam rentang dinamika makna esoteris-eksoteris………424 Gambar 8.1 Kerangka metode pengungkapan dinamika relasi antara ideogram

dan tipogram masjid……….………..426 Gambar 8.2 Temuan baru makna esoteris-eksoteris dalam diagram Fungsi-

Bentuk-Makna Arsitektur……….………..430

(35)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Referensi penelusuran penelitian bentuk arsitektur masjid berlandas kebutuhan dan keinginan ... …..18 Tabel 2.2 Referensi penelusuran konsep sakral dalam Islam………..28 Tabel 2.3 Referensi penelusuran konsep bentuk arsitektur Islam………32 Tabel 2.4 Referensi konsep orientasi dalam Islam………...40 Tabel 2.5 Referensi penelusiran konsep tradisi pengguna…….………...…..49 Tabel 2.6 Pemetaan bentuk arsitektur masjid Jawa abad 15-19………...52 Tabel 2.7 Referensi penelusuran teori terkait tatanan dalam arsitektur……..54 Tabel 3.1 Perekaman massa bangunan pada arsitektur masjid……….68 Tabel 3.2 Perekaman properti aspek struktural dan aspek

nonstruktural………...………..68 Tabel 3.3 Penerapan ideogram ritual Islam dalam anatomi arsitektur………..70 Tabel 3.4 Perumusan tipogram arsitektur masjid kasus studi………...…71 Tabel 3.5 Pengumpulan data wawancara dan penyebaran kuesioner…...…..73 Tabel 3.6 Penyandingan dan evaluasi ideogram terhadap tipogram masjid-

masjid kasus studi………...……..74 Tabel 3.7 Perumusan hasil untuk menjawab pertanyaan penelitian..…...…75 Tabel 4.1 Properti arsitektur masjid yang berfungsi sebagai rumah Nabi…..81 Tabel 4.2 Properti arsitektur masjid Jami………..………...…...81 Tabel 4.3 Properti pada masjid bergaya Razi…...……….……..83 Tabel 4.4 Properti kegiatan dan komposisi ruang aktivitas memasuki area

masjid..………...….87

xxxv

(36)

Tabel 4.5 Properti kegitan dan komposisi ruang aktivitas memasuki dan meninggalkan area masjid……….……....…89 Tabel 4.6 Properti kegiatan dan komposisi area membersihkan diri (wudu)....91 Tabel 4.7 Properti kegiatan dan komposisi ruang aktivitas mengumandangkan

azan……….………..………93 Tabel 4.8 Properti kegiatan dan komposisi pendukung aktivitas khutbah…….95 Tabel 4.9 Properti kegiatan dan komposisi area utama………..99 Tabel 4.10 Properti kegiatan dan komposisi karakter pelingkup bangunan…..102 Tabel 4.11 Elaborasi area masjid berlandas pada fungsi kegiatan ritual menurut

aturan salat……….………..………...…104 Tabel 4.12 Properti dan ruang konseptual dalam sejarah perkembangan

arsitektur masjid………..………105 Tabel 6.1 Deskripsi lingkup lingkungan terhadap eksisting jalan utama sebagai

kemudahan identifikasi masjid……….………….……152 Tabel 6.2 Deskripsi lingkup tapak berdasarkan sirkulasi di dalam tapak

berdasar tahapan ritual salat………..….….……159 Tabel 6.3 Deskripsi lingkup bangunan berdasarkan hirarki tahapan ritual

salat………...177 Tabel 6.4 Deskripsi lingkup bangunan struktur utama di area utama

masjid……….…….180 Tabel 6.5 Deskripsi kualitas hubungan antara ruang di area utama masjid....187 Tabel 6.6 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram masjid Sang

Cipta Rasa……….…..194

(37)

Tabel 6.7 Deskripsi lingkup lingkungan terhadap eksisting jalan utama sebagai kemudahan identifikasi masjid……… 201 Tabel 6.8 Deskripsi lingkup tapak berdasarkan sirkulasi tahapan ritual salat di

dalam tapak ……….…...207 Tabel 6.9 Deskripsi lingkup bangunan berdasarkan hirarki tahapan ritual

salat………..…...…221 Tabel 6.10 Deskripsi lingkup bangunan struktur utama pada area utama…...223 Tabel 6.11 Deskripsi kualitas hubungan antar ruang di area utama

masjid………..……230 Tabel 6.12 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram masjid

Salman……….………235 Tabel 6.13 Deskripsi lingkup lingkungan terhadap eksisting jalan utama sebagai

kemudahan identifikasi masjid……… 242 Tabel 6.14 Deskripsi lingkup tapak berdasarkan sirkulasi di dalam tapak

berdasar tahapan ritual salat……….…...253 Tabel 6.15 Deskripsi lingkup bangunan berdasarkan hirarki tahapan ritual

salat………..…...…268 Tabel 6.16 Deskripsi lingkup bangunan struktur utama pada area utama…...270 Tabel 6.17 Deskripsi kualitas hubungan antar ruang di area utama

masjid………..……279 Tabel 6.18 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram masjid

TSM……….…………...…………284 Tabel 6.19 Deskripsi lingkup lingkungan terhadap eksisting jalan utama sebagai

kemudahan identifikasi masjid……… 291

xxxvii

(38)

Tabel 6.20 Deskripsi lingkup tapak berdasarkan sirkulasi di dalam tapak

berdasar tahapan ritual salat……….…...301 Tabel 6.21 Deskripsi lingkup bangunan berdasarkan hirarki tahapan ritual salat………..…...…317 Tabel 6.22 Deskripsi lingkup bangunan struktur utama pada area utama…...319 Tabel 6.23 Deskripsi kualitas hubungan antar ruang di area utama masjid.….329 Tabel 6.24 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram masjid

As-Safar……….…………...…………336 Tabel 6.25 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup

lingkungan keempat masjid kasus studi…………...……….….341 Tabel 6.26 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup tapak keempat masjid kasus studi…………...………..…..….….342 Tabel 6.27 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup tapak terhadap keinginan khas keempat masjid kasus studi…………...….344 Tabel 6.28 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup

bangunan keempat masjid kasus studi………...…...….346 Tabel 6.29 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup bangunan pelingkup area utama keempat masjid kasus studi……….347 Tabel 6.30 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup

bangunan terhadap keinginan pengguna keempat masjid kasus studi………...…....348

(39)

Tabel 6.31 Hasil klasifikasi penyandingan ideogram dan tipogram lingkup bangunan terkait oelingkup area utama keempat masjid kasus studi……….………..……....….….349 Tabel 6.32 Rekapitulasi dominasi penyandingan ideogram dan triangulasi pada masing-masing kasus studi………...…...……..………..404 Tabel 6.33 Rekapitulasi kata kunci jawaban hasil wawancara untuk mengungkap makna pada lingkup lingkungan………..…..405 Tabel 6.34 Rekapitulasi kata kunci jawaban hasil wawancara untuk mengungkap makna pada lingkup tapak……..………..…..406 Tabel 6.35 Rekapitulasi kata kunci jawaban hasil wawancara untuk mengungkap makna pada lingkup bangunan……..……….407 Tabel 6.36 Rekapitulasi kata kunci jawaban hasil wawancara untuk mengungkap makna pada lingkup bangunan pelingkup area utama ……..……….408 Tabel 6.37 Rekapitulasi kata kunci jawaban hasil wawancara untuk mengungkap makna pada masing-masing masjid kasus studi…………..……….409 Tabel 7.1 Properti dan komposisi primer-sekunder dalam ideogram masjid….412 Tabel 7.2 Rekapitulasi pemenuhan ideogram primer-sekunder pada masing-

masing kasus studi……….………..412 Tabel 7.3 Klasifikasi penambahan properti keinginan pada masing-masing kasus studi……….415

xxxix

(40)

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil wawancara ……….442 Daftar contoh pertanyaan kuesioner………...……..447

(41)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

a. Pertumbuhan jumlah arsitektur masjid di Indonesia

Perkembangan agama Islam di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang.

Perkembangan ditunjukkan dengan ditemukan artefak-artefak arkeologi dan catatan historiografi mengenai agama Islam oleh para pakar bidang ilmu sejarah dan arkeologi. Beberapa nama pakar yang tercatat meneliti masuknya agama Islam ke Indonesia ialah Pijnappel, Snouck Hurgronje, Meilink dan Van Ronkel (Drewes, 1985).

Perjalanan penyebaran agama Islam dengan damai menyebabkan jumlah penganut agama Islam di Indonesia mencapai 88% dari jumlah penduduknya. Saat ini jumlah penduduk muslim yang terkonsentrasi di Pulau Jawa mencapai 46%.

Jumlah ini menjadikan pulau Jawa berpenduduk Muslim terbanyak di Indonesia.

(Nasional, 2018). Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial memaparkan bahwa jumlah pertumbuhan masjid di Indonesia sejak 1998 mencapai 64%. (Basyari, 2013).

b. Fenomena pertumbuhan ragam bentuk arsitektur masjid di Indonesia.

Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan jumlah masjid, fenomena menunjukkan peningkatan keragaman bentuk arsitektur masjid yang terbangun. Keragaman bentuk arsitektur masjid di Indonesia dikategorikan menjadi tiga fenomena, yaitu:

(42)

2

Fenomena empiris pertama , merupakan bentuk masjid yang selaras dengan konteks tempatnya dan diyakini sebagai ciri khas bentuk masjid di Indonesia sehingga bentuknya sering diadopsi oleh masjid-masjid hingga periode kontemporer. Fakta yang mewakili fenomena ini ialah bentuk masjid yang diinisiasi oleh Walisanga sebagai penyebar agama Islam di pulau Jawa dengan karakter atap tajug tumpang tiga. Ditengah perkembangan teknologi konstruksi dan material

yang bersifat progresif, ekspresi bentuk masjid-masjid yang memiliki ciri atap tumpang tiga atau lebih dan berumur ratusan tahun tetap bertahan dan digunakan oleh masyarakat muslim.

Fenomena empiris kedua ialah bentuk masjid yang relatif sama dengan lokasi yang berbeda-beda. Fenomena ini diwakili oleh masjid bergaya Pan-Islamic Arabia yang mengadopsi bentuk-bentuk khas Jazirah Arab hingga Maghribi, yaitu

atap kubah, pola geometri arabesk dan ekspresi struktur relung (arch) yang dapat ditemukan di berbagai tempat di Indonesia. Fakta lain yang menunjukkan signifikansi fenomena kedua adalah masjid beratap tumpang tiga yang dibangun sebagai proses adopsi terhadap masjid-masjid Walisanga; yaitu masjid-masjid yang dibangun dibawah Yayasan Amal Bakti Pancasila (YAMP) sepanjang tahun 1992- 2009. Sebanyak 999 bangunan masjid memiliki ciri atap tumpang atau atap ajeg.

YAMP merupakan yayasan sosial yang didirikan pada zaman pemerintahan Jenderal HM. Soeharto semasa menjabat sebagai Presiden Indonesia kedua.

Fenomena empiris ketiga, merupakan bentuk masjid yang relatif berbeda dengan bentuk yang diyakini sebagai karakteristik masjid di Indonesia maupun bentuk masjid Pan Islamic Arabia yang tersebar di lokasi yang berbeda-beda.

Fenomena ini dikategorikan sebagai masjid dengan ekspresi modern (Ashadi, 2016).

(43)

3

Menurutnya masjid-masjid ini hadir dengan konsep rancangan arsitektur melepaskan diri dari bentuk-bentuk masjid yang dianggap lazim karena kemajuan teknologi dan material. Fakta fenomena ini ialah masjid-masjid yang dibangun keluar dari kebiasaan yang biasa diterapkan.

Tiga fenomena yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa dalam satu wilayah yang sama dapat dijumpai bentuk masjid yang mewakili ketiga fenomena tersebut. Bentuk masjid tumbuh beragam dan berbeda-beda, sementara fungsi ritual salat dalam Islam berlaku tetap dan dogmatis.

c. Pentingnya isu bentuk masjid

Kebutuhan dasar ritual Islam di dalam masjid di manapun ialah melakukan rangkaian prosesi salat yang berakar dari nilai-nilai agama sehingga menjadi tuntutan yang wajib, ideal dan statis. Sementara keinginan yang terjadi di masjid dalam suatu komunitas masyarakat tumbuh dengan tujuan dan pemaknaan yang berbeda-beda ,spesifik dan dinamis. Proses akomodasi antara tuntutan fungsi mendasar salat dalam Islam dengan bentuk arsitektur masjid inilah yang memengaruhi ragam bentuk arsitektur masjid.

Penelitian mengenai bentuk arsitektur masjid di Nusantara telah banyak dilakukan oleh para akademisi, dimulai dari, GP. Rouffaer (1905), GF. Pijper (1947), Stutterheim (1952), De Graaf (1963), Wirjosuparto (1962), sampai pada Slametmuljana (1976). Penelitian akademisi ini relatif hanya berfokus kepada percampuran langgam yang memengaruhi bentuk masjid tradisional Indonesia.

Kemudian, penelitian Bambang Setia Budi mengedepankan klasifikasi masjid yang menghasilkan tipologi dan perkembangan masjid-masjid di pulau Jawa. (Budi,

(44)

4

2004, 2005, 2006). Penelitian Tutin Aryanti (Aryanti, 2013) menitikberatkan pada isu gender dan kekuasaan dengan kasus studi masjid-masjid kontemporer di Yogyakarta. Penelitian Ashadi (Ashadi, 2016) mengupas mengenai dinamika bentuk dan makna pada masjid-masjid Walisongo berdasarkan sinkretisme kepercayaan. Meskipun telah banyak penelitian yang menggunakan masjid sebagai kasus studi, sampai saat ini langka atau belum ada penelitian yang menyoal mengenai isu relasi antara ritual Islam yang bersifat universal dengan tradisi partikular pengguna setempat yang terwujud dalam bentuk arsitektur masjid.

Padahal isu bentuk arsitektur masjid merupakan isu yang sangat penting dan sampai saat ini hampir selalu menimbulkan polemik, seperti tertulis pada harian Pikiran Rakyat tanggal 12 Juni 2019 menyoal polemik bentuk arsitektur masjid yang dianggap sesat antara arsitek masjid As-Safar di Padalarang, Ridwan Kamil dengan Ustadz Rahmat Baequni. (Indra, 2019).

1.2 Isu/ Fokus penelitian

Berlandaskan kebutuhan fungsi yang mendasar, masjid merupakan bangunan untuk menampung kegiatan ritual keagamaan pemeluk agama Islam yang berlaku berdasarkan aturan yang mengikat dan bersifat dogmatis. Hal ini dipertegas dengan tujuan awal pendirian masjid sebagai rumah Tuhan.

Diketahui, para pemeluk agama Islam merupakan pengguna yang berbeda- beda waktu, tempat maupun tradisinya. Para pengguna ini juga memiliki dorongan untuk mengungkapkan tujuan tertentu yang mengedepankan keinginan. Proses pemaknaan tarik-menarik antara kebutuhan fungsi ritual salat dengan bentuk yang

(45)

5

beragam pada arsitektur masjid menjadi isu penting yang dibahas secara mendalam dalam penelitian ini.

Berdasar uraian pada sub-bab latar belakang, isu penelitian secara umum menyoal mengenai fungsi dan bentuk arsitektur masjid. Pada proses tarik menarik antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid terdapat kebutuhan yang mendasari ritual salat terdiri dari aspek konsep fungsi dan bentuk yang bersifat pragmatis dan fungsional serta aspek konsep fungsi dan bentuk yang bersifat nonfungsional dan simbolik. Hakekatnya konsep kebutuhan dan keinginan adalah aspek dasar tarik- menarik antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid.

Isu ini kemudian difokuskan menjadi isu yang lebih spesifik, yaitu adanya hubungan tarik menarik antara kebutuhan fungsi ritual salat dengan bentuk arsitektur masjid. Dinamika diangkat untuk memetakan rentang tarik-menarik yang terjadi antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid yang melibatkan konsep kebutuhan mendasar ritual serta konsep keinginan , sehingga dapat teridentifikasi aspek yang bersifat wajib dan perlu ditaati serta aspek yang senantiasa bergerak serta bersifat tidak terlalu mengikat pada arsitektur masjid.

1.3 Premis dan Tesa Kerja

Hakekatnya masjid memiliki fungsi sebagai rumah Tuhan walaupun terdapat perkembangan keinginan terhadap fungsi. Perwujudan fungsi kebutuhan ritual wajib dalam agama Islam yaitu untu k melakukan kegiatan ritual salat setiap hari Jumat atau dikenal dengan salat Jumat. Tugas utama masjid yaitu menampung fungsi kebutuhan dasar kegiatan salat yang dilakukan secara berjamaah. Prosesi fungsi kebutuhan ritual salat dimulai dengan keinginan untuk mewujudkan wadah

(46)

6

bagi serangkaian kegiatan salat yang hukumnya wajib, ideal dan statis, sementara fungsi keinginan dapat senantiasa bergerak secara dinamis. Pengakomodasian fungsi kegiatan ritual salat berjamaah ini secara logis memengaruhi bentuk arsitektur masjid. Sedangkan pada sisi lain, individu atau komunitas pengguna mempunyai tujuan mengedepankan keinginan spesifik atau tradisi. Aspek keinginan ini tentu memengaruhi juga ragam fungsi dan bentuk arsitektur masjid.

Berangkat dari pemahaman yang diuraikan, maka disusun premis sebagai berikut: Masjid sebagai rumah Tuhan yang mengakomodasi kegiatan sebagai perwujudan hubungan dengan Tuhan (habluminallah) dan manusia (habluminanaas) senantiasa mengalami keberagaman bentuk sesuai dengan tuntutan aspek kebutuhan mendasar fungsi ritual salat dalam Islam dan aspek keinginan spesifik, sehingga relasi antara fungsi ritual salat dengan bentuk arsitektur masjid cenderung tidak statis tapi dinamis.

Berdasarkan premis relasi antara fungsi ritual salat dengan bentuk arsitektur masjid bukanlah relasi yang statis melainkan dinamis, diajukan tesa kerja bahwa diduga konsep yang melatarbelakangi fungsi dengan bentuk arsitektur masjid di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh pemenuhan keinginan spesifik dibandingkan kebutuhan mendasar ritual salat.

1.4 Lingkup Objek Penelitian

Penelitian akan menganalisis hubungan yang terjalin antara aspek nonfisik atau objek formal dengan aspek fisik yaitu objek material arsitektur masjid.

(47)

7

a. Aspek Nonfisik atau Objek Formal Penelitiat

Seperti telah diuraikan, isu spesifik atau fokus penelitian yaitu dinamika antara fungsi dan bentuk arsitektur masjid yang tercipta akibat adanya tarik menarik antara kebutuhan ritual mendasar salat dengan keinginan spesifik.

b. Aspek Fisik atau Objek Material Penelitian

Seluruh penelusuran akan dilakukan terhadap bentuk arsitektur masjid yang memenuhi kriteria. Aspek struktural dan nonstruktural arsitektur masjid akan diurai dalam properti dan komposisi serta disandingkan pada lingkup lingkungan, lingkup tapak dan lingkup bangunan.

1.5 Kriteria Penentuan Lokasi dan Kasus Studi

Sejalan dengan fenomena, isu dan tesa kerja, ditentukan kriteria kasus studi yang mewakili keragaman bentuk arsitektur masjid di Indonesia. Pulau Jawa memiliki peran tersendiri dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Fakta menunjukkan bahwa jumlah angka umat Muslim di pulau Jawa sangat signifikan [46% dari 88%]

dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia. Selain itu, fakta sejarah dan penelitian akademis membuktikan bahwa penyebaran agama Islam diprakarsai oleh tokoh-tokoh Walisongo juga menunjukkan penyebaran Islam yang sangat aktif di pulau Jawa. Dari tiga provinsi di Jawa, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk muslim terbanyak (https://jabar.bps.go.id/) diakses pada tahun 2020.

Sejalan dengan fokus penelitian mengenai fenomena tempat yang relatif sama dan bentuk masjid yang beragam, maka ditentukan provinsi Jawa Barat sebagai lokasi penelitian. Diketahui bahwa di provinsi Jawa Barat terdapat seluruh

(48)

8

bentuk yang telah diulas pada fenomena empiris. Demikian juga di provinsi Jawa Barat pertumbuhan dan perkembangan bentuk arsitektur masjid relatif sangat progresif.

Kriteria pemilihan kasus studi masjid di provinsi Jawa Barat didasarkan pada : pada :

1. Jumlah penduduk pemeluk agama Islam tertinggi ada di Jawa Barat;

2. Merepresentasikan keragaman bentuk arsitektur masjid;

3. Masjid terbangun dan sampai saat ini masih berfungsi dengan baik;

4. Relatif dapat menampung jumlah jamaah yang setara.

Berdasarkan kriteria, dipilih kasus studi sebagai berikut :

1) Masjid Sang Cipta Rasa – Cirebon terbangun dengan tradisi beratap tumpang sebagai representasi masjid masa Walisongo yang masih dipertahankan bentuk aslinya.

2) Masjid Trans Studio – Bandung terbangun dengan gaya Pan Islamic Arabia yang mengandung unsur khas yang mengedepankan karakter masjid Timur Tengah. Masjid terbangun sebagai representasi masa pergerakan arsitektur masa modern karena mewakili bentuk yang tidak merepresentasikan bentuk khas Jazirah Arab maupun bentuk khas masjid di Indonesia, terbagi atas : 3) Masjid terbangun sebagai representasi masa arsitektur modern di Indonesia

dengan karakteristik bentuk geometris serta tanpa ornamen. Masjid yang mewakili bentuk modern adalah masjid Salman - Bandung

4) Masjid terbangun sebagai representasi arsitektur bergaya pascamodern yang mengedepankan bentuk tidak lazim. Masjid yang mewakili kriteria tersebut ialah masjid As-Safar km 88- Cipularang. Sebagai tambahan, masjid ini sempat

(49)

9

menjadi kontroversi pada tahun 2019 dikarenakan bentuknya dinilai tidak lazim.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Berlandaskan pada premis dan tesa kerja, maka pertanyaan penelitian yang diajukan ialah:

1) Bagaimana menginterpretasi konsep kebutuhan dan keinginan yang melatarbelakangi fungsi dan bentuk arsitektur masjid di setiap kasus studi terpilih?

Langkah untuk menginterpretasi yaitu dengan merumuskan kerangka teoretik baru serta mengelaborasi teori-teori yang mendasari aspek konsep kebutuhan mendasar ritual salat dan konsep keinginan spesifik. Setelah mendapatkan kerangka teoretik untuk menginterpretasi kemudian diajukan pertanyaan kedua.

2) Konsep signifikan apa yang melatarbelakangi terciptanya fungsi dan bentuk arsitektur masjid di setiap kasus studi terpilih?

Berangkat dari kerangka teoritik yang ada, kemudian diformulasikan metode operasional untuk menganalisis dan menentukan konsep-konsep signifikan yang mendasari. Dengan demikian dapat diajukan pertanyaan ketiga.

3) Bagaimana dinamika tarik-menarik pemaknaan yang terjalin antara kebutuhan dan keinginan pada fungsi dan bentuk arsitektur masjid di setiap kasus studi terpilih?

Jawaban pertanyaan penelitian ini berlandas pada uraian analisis yang mengungkap relasi antara fungsi mendasar ritual salat dan bentuk arsitektur masjid di setiap kasus studi.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

7 Penelitian ini akan melihat bagaimana strategi pengelolaan pemandian alam berbasis masyarakat di sumber maron, wisata yang memberikan nilai lebih,

Viename iš naujausių Milašiaus kūrybos tyrimams skirtų numerių Denis Bertrand`as analizuoja poetiškumo ir pa- rodijos samplaiką romane Meilės įšventi- nimas

Anni Aryani, 2010, “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan

Pesatnya perkembangan teknologi komputer diera globalisasi ini memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data yang berujung pada informasi. Penemuan teknologi komputer

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan silase dengan penambahan tepung putak 10% dan isi rumen 10% memiliki kualitas nutrisi dan fermentatif terbaik serta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis bahan pakan sumber protein (ampas tahu, tepung ikan, tepung bulu, dan urea) yang

[r]

adalah: (1) Menganalisis produktivitas lahan dan tenaga kerja petani karet Eks-UPP TCSDP di Desa Gumanti Kecamatan Peranap, (2) Menganalisis pendapatan usahatani