• Tidak ada hasil yang ditemukan

How To Retire Early

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "How To Retire Early"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

How To Retire Early

Making Accelerated Coal Phaseout Feasible and Just

ROCKY MOUNTA IN INSTITUTE

(2)

“Possible quote on the report/research topic here. Et que prorpos et, consedi dolupta spicid quam nus qui audipit verumet usdandi genima venimagni sandiat iatur? Quia volorror ad quossimet ulpa seque ab il min coraeribus aut repudis esto magnientus, sum nos ea erum es samuscimus mo quodissimus qui ute et landis aut enisque volor alitate essed molupidunt voluptat qui coressin nulparumqui rerem re pa et haria nonsedit dere voluptam vene es eum volorep eribusanim rem est, as explitas sinis essus con con praeperit quunt.”

—Name of the person being quoted

(3)

Authors

Paul Bodnar, Matthew Gray (Carbon Tracker Initiative), Tamara Grbusic, Steve Herz (Sierra Club), Amanda Lonsdale (Magnitude Global Finance), Sam Mardell, Caroline Ott, Sriya Sundaresan (Carbon Tracker Initiative), Uday Varadarajan (Rocky Mountain Institute and Stanford Sustainable Finance Initiative)

* Authors listed alphabetically. All authors from Rocky Mountain Institute unless otherwise noted.

Contacts

Caroline Ott, cott@rmi.org

Matthew Gray, mgray@carbontracker.org Steve Herz, sherz@sierraclub.org

Suggested Citation

Paul Bodnar, Matthew Gray, Tamara Grbusic, Steve Herz, Amanda Lonsdale, Sam Mardell, Caroline Ott, Sriya Sundaresan, and Uday Varadarajan, How to Retire Early: Making Accelerated Coal Phaseout Feasible and Just, Rocky Mountain Institute, 2020, https://rmi.org/insight/how-to-retire-early.

Images courtesy of iStock unless otherwise noted.

Acknowledgments

This report has benefited from the input of over 60 individuals from over 30 institutions. For a complete list of individuals who informed this report, please see the acknowledgments on pages 54 and 55.

Funders

The authors thank the following foundations for supporting this work: Bloomberg Philanthropies, European Climate Foundation, Flora Family Foundation, ClimateWorks Foundation, Grantham Foundation for the Protection of the Environment, Rockefeller Brothers Fund, Someland Foundation, MacArthur Foundation, Yellow Chair Foundation, Bulb Foundation, and Pooled Fund on International Energy.

Authors & Acknowledgments

(4)

About Us

About Us

Rocky Mountain Institute (RMI)—an independent nonprofit founded in 1982—transforms global energy use to create a clean, prosperous, and secure low-carbon future. It engages businesses, communities, institutions, and entrepreneurs to accelerate the adoption of market-based solutions that cost-effectively shift from fossil fuels to efficiency and renewables. RMI has offices in Basalt and Boulder, Colorado; New York City; the San Francisco Bay Area; Washington, D.C.; and Beijing.

The Carbon Tracker Initiative is a team of financial specialists making climate risk real in today’s capital markets.

Our research to date on unburnable carbon and stranded assets has started a new debate on how to align the financial system in the transition to a low-carbon economy.

The Sierra Club is America’s largest and most influential grassroots environmental organization, with more than 3.5 million members and supporters. In addition to protecting every person’s right to get outdoors and access the healing power of nature, the Sierra Club works to promote clean energy, safeguard the health of our communities, protect wildlife, and preserve our remaining wild places through grassroots activism, public education, lobbying, and legal action. For more information, visit www.sierraclub.org.

ROCKY MOUNTA IN INSTITUTE

Initiative

arbon Tracker

(5)

Table of Contents

Executive Summary ... 6

1. The Economic Case for Phasing Out Coal ... 11

2. A Three-Part Approach to Finance Coal-to-Clean ... 17

3. Financial Instruments to Speed Coal-to-Clean ...26

4. The United States: Financial Pathways to Close Coal ...34

5. Financial Pathways to Close in Global Markets ... 37

Conclusion ...45

Data and Methodology ... 47

Acknowledgments ...54

Endnotes ...56

(6)

6 | Rocky Mountain Institute

Meskipun batu bara telah lama dipandang sebagai alternatif yang termurah untuk menggerakkan ekonomi global, hal ini tidak lagi benar. Pembangkit Listrik Tenaga Energi Terbarukan (PLT-ET) kini lebih murah daripada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) batu bara yang baru hampir di manapun, estimasi tersebut bahkan belum mempertimbangkan dampak negatif pembakaran batu bara bagi kesehatan, iklim, dan lingkungan. Biaya untuk energi terbarukan telah turun sangat jauh sehingga lebih murah untuk membangun kapasitas energi terbarukan yang baru, termasuk penyimpanan dengan baterai (battery storage), daripada melanjutkan pengoperasian PLTU yang ada saat ini, yaitu sebanyak 39 persen dari total kapasitas

pembangkit listrik di dunia. Berdasarkan sebuah analisis global baru — oleh Rocky Mountain Institute, the Carbon Tracker Initiative, dan Sierra Club — dari hampir 2.500 PLTU, persentase PLTU yang tidak kompetitif di seluruh dunia akan meningkat pesat menjadi 60 persen pada tahun 2022 dan menjadi 73 persen pada tahun 2025.

Total biaya pemberhentian bertahap armada PLTU (coal phase-out) global melalui solusi keuangan yang terstruktur secara efisien sudah sangat kecil dan menyusut dengan cepat. Mengganti PLTU yang tidak kompetitif dengan energi bersih sudah dapat memberi penghematan bagi pelanggan listrik di seluruh dunia sebesar USD 39 miliar pada tahun 2020, dan penghematan tahunan ini meningkat dengan cepat menjadi USD 86 miliar pada tahun 2022 dan menjadi USD 141 miliar pada tahun 2025.

Memberhentikan bertahap (phase-out) dan mengganti sisa persentase armada PLTU global yang tidak kompetitif akan membutuhkan biaya USD 155 miliar dalam bentuk subsidi pada tahun 2020, angka ini menurun dengan cepat menjadi USD 80 miliar pada tahun 2022 dan USD 36 miliar pada tahun 2025 (lihat Diagram ES1). Dengan kata lain, biaya bersih teoritis (theoretical net cost) yang ditanggung masyarakat dalam menyelesaikan transisi batu bara ke energi bersih di 2020 akan menjadi sebesar USD 116 miliar, tetapi angka ini akan turun hingga di bawah nol pada tahun 2022 dan memberikan penghematan finansial bersih sebesar lebih dari USD 100 miliar pada tahun 2025.

Penghematan tersebut — yang sudah ada untuk banyak daerah di dunia — dapat diperoleh dan digunakan juga untuk mendukung transisi yang adil bagi pekerja dan komunitas. Angka-angka ini bahkan tidak memperhitungkan manfaat sosial dan lingkungan dari pengurangan karbon dioksida dan polutan hasil pembakaran batu bara lainnya.

Ringkasan Eksekutif

i Analisis ini mendefinisikan aset PLTU sebagai "tidak kompetitif" jika biaya untuk terus beroperasi lebih mahal daripada levelized cost untuk membangun dan mengoperasikan turbin angin di darat (onshore wind) atau teknologi panel surya dengan

penyimpanan (storage) berdurasi empat jam dengan setengah kapasitas energi terbarukan. Penyimpanan dimasukkan dalam perhitungan sebagai cara sederhana untuk memperhitungkan penggantian kapasitas total serta energi yang disediakan oleh PLTU batu bara marginal yang ada pada penetrasi sumber daya tidak tetap yang cukup tinggi. Biaya batu bara sudah

memasukkan semua izin atau pajak karbon atau emisi yang berlaku, tetapi tidak memasukkan biaya kesehatan atau lingkungan yang tidak termonetisasi, sementara biaya energi terbarukan dan penyimpanan memasukkan insentif energi bersih.

ii "Pemberhentian bertahap (phase-out)" dan "penghentian (retirement)" digunakan sebagai istilah umum yang mencakup berbagai strategi yang mengarah pada eliminasi penggunaan batu bara dalam operasi pada pembangkit listrik, termasuk transisi ke layanan siaga/cadangan dengan sedikit atau tanpa adanya operasi, serta penghentian (retirement) dan penonaktifan (decommissioning).

iii Biaya untuk mengganti (replacement cost) pada tahun tertentu adalah biaya tambahan tahunan untuk pelanggan listrik yang akan dihasilkan dari penggantian semua asset PLTU batu bara kompetitif dengan energi terbarukan dan penyimpanan di tahun tersebut.

Total biaya bersih (net cost) pada tahun tertentu dihitung dengan mengurangi penghematan biaya tahunan dari biaya untuk mengganti. Untuk definisi tambahan, lihat kotak di halaman 13.

(7)

Ringkasan Eksekutif

How to Retire Early | 7

Kompetitif

Cost Competitiveness of Existing Coal vs. New Renewables Plus Storage

48 GW (17%) 234 GW

(83%)

USD 23 M USD 2 M

250 GW (85%)

45 GW (15%)

Biaya Bersih Tahunan USD 21 miliar

2020 2025

INDIA

DUNIA 2020 DUNIA 2025

Tidak Kompetitif 843 GW

(39%) 1,308 GW

(61%)

2020 2025

187 GW (79%)

49 GW (21%)

157 GW (74%)

USD 9 M USD 2 M 54 GW

(26%)

Biaya Bersih Tahunan USD 7 miliar

AS*

*Daya saing di tahun 2025 mengasumsikan kredit pajak (federal tax credits) untuk energi angin, surya, dan penyimpanan tidak lagi berlaku

2020 2025

113 GW (81%)

27 GW (19%)

113 GW (100%)

UE

1,571 GW (73%)

592 GW (27%)

Tidak Kompetitif Kompetitif

Biaya Bersih Tahunan USD 116 miliar

2020 2025

492 GW (43%) 650 GW

(57%)

USD 47 M USD 18 M

1081 GW (94%)

Biaya Bersih Tahunan USD 29 miliar

USD 1 M USD 98 M Penghematan Bersih Tahunan

USD 97 miliar

TIONGKOK

66 GW (6%)

Diagram ES1

Perbandingan Biaya PLTU Saat Ini dan PLT-ET Baru dan Penyimpanan (Storage)

Sumber: RMI (Annual Net Cost)

USD 155 miliar USD 39 miliar

Biaya untuk menggantikan PLTU yang kompetitif Penghematan dari penggantian PLTU yang tidak kompetitif

Penghematan Bersih Tahunan (Annual Net Savings)

USD 105 miliar

USD 155 miliar USD 39 miliar Biaya untuk menggantikan PLTU yang kompetitif Penghematan dari penggantian PLTU

yang tidak kompetitif

USD 2 M USD 17 M Penghematan Bersih Tahunan

USD 15 miliar

USD 1 M USD 10 M Penghematan Bersih Tahunan

USD 9 miliar

USD 1 M USD 10 M Penghematan Bersih Tahunan

USD 9 miliar

USD 0 M USD 21 M Penghematan Bersih Tahunan

USD 21 miliar

(8)

Ringkasan Eksekutif

Namun, pemberhentian bertahap PLTU (coal phase- out ) tidak berjalan seiring dengan kondisi ekonomi yang menurun, dan lambatnya transisi memberikan beban biaya bagi konsumen dan pembayar pajak serta memberi ancaman besar terhadap iklim, kesehatan masyarakat, dan lingkungan. Untuk menjaga target suhu sesuai dengan Kesepakatan Iklim Paris (Paris Agreement) dalam jangkauan, penggunaan batu bara global harus turun 80 persen di bawah level di tahun 2010 pada tahun 2030, sehingga

membutuhkan transisi yang cepat di negara-negara OECD (Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan) selama 10 tahun mendatang dan pemberhentian bertahap di negara-negara lain di dunia pada tahun 2040. Sebaliknya, menurut IEA (Badan Energi Internasional), penggunaan batu bara global terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, konsumen terjebak membayar listrik yang mahal dan kotor dari produksi PLTU, masyarakat menanggung beban kesehatan dan lingkungan akibat meningkatnya polusi udara dan air, dan pembayar pajak menanggung biaya yang besar untuk memulihkan dampak lingkungan dan kesehatan tersebut.

Hambatan utama untuk mempercepat

pemberhentian bertahap PLTU adalah sebagian besar (93 persen) PLTU global terisolasi dari persaingan dengan energi terbarukan dengan adanya kontrak jangka panjang dan tarif yang tidak kompetitif. Pelanggan listrik terkunci untuk membayar tenaga listrik dari batu bara yang kotor dan mahal selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun ke depan, dengan opsi yang terbatas untuk mengubah kondisi ini tanpa menghadapi hukuman dan biaya atau perselisihan hukum dan politik yang berlarut-larut.

Kerangka waktu Kesepakatan Paris (Paris Agreement) mengharuskan peralihan dari batu bara menjadi energi bersih jauh sebelum sebagian besar kontrak jangka panjang tenaga listrik batu bara berakhir atau sebelum investor PLTU dilunasi sepenuhnya.

8 | Rocky Mountain Institute

panjang dan tarif yang tidak kompetitif. Pendekatan untuk menyiasati kontrak jangka panjang dan struktur tarif yang tidak kompetitif yang dapat menyelaraskan insentif akan mencapai beberapa tujuan berikut:

Pelanggan listrik akan menghemat uang sejak awal, sementara pembayar pajak dan masyarakat umum akan mendapat manfaat dari peningkatan kualitas kesehatan dan pengurangan risiko terkait iklim.

Pemilik dan investor PLTU akan memiliki kesempatan untuk mengganti pengembalian modal (return) dari penjualan tenaga listrik batu bara dengan

pengembalian dari energi bersih dengan

menginvestasikan modal kembali ke sumber daya yang bersih. Pekerja dan masyarakat sekitar dapat mengakses sumber daya tersebut untuk menjaga penghidupan, melindungi manfaat, dan memastikan bahwa mereka dapat terus berkembang.

Pemerintah dan lembaga keuangan publik dapat mempercepat pemberhentian bertahap PLTU untuk aset dengan kontrak jangka panjang atau tarif tidak kompetitif melalui pendekatan tiga bagian yang terintegrasi: (1) pembiayaan kembali

(refinancing) untuk mendanai transisi batu bara dan menghemat uang pelanggan listrik sejak awal, (2) menginvestasikan kembali (reinvesting) dalam energi bersih, dan (3) menyediakan pembiayaan transisi untuk pekerja dan masyarakat.

Pembiayaan kembali (refinancing ) untuk meluangkan modal untuk membantu mendanai transisi batu bara serta menurunkan biaya untuk pelanggan listrik (mis., sekuritisasi yang didukung asset (asset-backed), sekuritisasi obligasi yang didukung pembayar pajak (ratepayer-backed), dan obligasi hijau (greend bonds)

Dalam banyak kasus, pemberhentian bertahap PLTU secara lebih cepat dapat terjadi dengan menyelaraskan insentif untuk pelanggan listrik dan pembayar pajak, investor PLTU, dan pekerja dan masyarakat dengan beralih dari kontrak jangka

Bila energi bersih sudah berhasil mengalahkan batu bara yang ada, dimungkinkan untuk mencapai ketiga bagian tersebut sebagai satu paket tanpa biaya tambahan dari sektor publik. Seperti yang ditunjukkan oleh kesepakatan pemberhentian

bertahap PLTU baru-baru ini di Amerika Serikat, paket pendanaan dapat mengubah nilai yang tersisa dalam kontrak jangka panjang dan tarif yang tidak kompetitif menjadi sebuah mesin untuk transisi dengan:

(9)

Dalam keadaan di mana batu bara tetap kompetitif (mengabaikan biaya kesehatan dan lingkungan yang tidak terefleksikan), pendekatan tiga bagian ini mungkin memerlukan sumber daya tambahan dari sektor publik dalam jangka pendek. Kami

mengusulkan dua alat pendanaan lunak yang dapat digunakan bersama dengan mekanisme pembiayaan kembali, investasi ulang, dan pembiayaan transisi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pertama, pemerintah atau pemodal publik dapat menawarkan

"bonus karbon (carbon bonuses)" untuk lebih merefleksikan manfaat yang belum termonetisasi yang didapatkan dari transisi batu bara ke energi bersih, sehingga menjadikan keekonomian pemberhentian bertahap PLTU lebih menarik.

Pendanaan lunak/konsesi untuk setiap ton emisi yang dihilangkan ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya pemberhentian bertahap PLTU bagi pelanggan listrik dengan terus memberikan layanan listrik yang sama dan memberikan transisi tenaga kerja yang adil.

Kedua, alih-alih memberikan subsidi untuk pengurangan emisi melalui pembayaran secara langsung, konsesi dapat diberikan melalui pengampunan hutang. Untuk kedua mekanisme tersebut, sumber daya dari sektor publik harus dialokasikan melalui proses yang transparan dan kompetitif. Kami mengusulkan penggunaan lelang terbalik (reverse auction) untuk memaksimalkan pengurangan emisi yang dicapai dan membatasi risiko

kelebihan subsidi. Negara-negara OECD harus membiayai mekanisme ini di negara masing-masing secara mandiri dan mendanai negara-negara miskin sebagai bagian dari agenda bantuan iklim dan pembangunan mereka. Namun, satu hal perlu digaribawahi: dengan cepatnya peningkatan

persentase PLTU yang tidak kompetitif, pembiayaan semacam ini akan dibutuhkan utamanya dalam jangka pendek untuk mempercepat penindakan.

Terlepas dari diperlukannya pendanaan lunak/

konsesi atau tidak, pendekatan-pendekatan finansial untuk mempercepat pemberhentian bertahap PLTU menawarkan beberapa keuntungan dan sangat relevan dengan pengeluaran stimulus terkait COVID-19. Pertama, pendekatan-pendekatan tersebut dapat disusun sebagai program sukarela untuk pemerintah dan pemilik aset. Misalnya,

partisipasi tidak diwajibkan dalam pelelangan terbalik untuk memperoleh sisa utang pada PLTU sebagai ganti dari penutupan PLTU tersebut — tetapi hal ini dapat berfungsi sebagai mekanisme yang kuat untuk memperlihatkan keinginan yang sebenarnya untuk mempercepat pemberhentian bertahap di mana kebijakan selanjutnya dapat dibuat. Kedua, pendekatan-pendekatan ini dapat membantu para pemangku kepentingan mencapai kesepakatan mengenai alokasi penghematan dan manfaat, sehingga memungkinkan pihak-pihak pendukung non-tradisional untuk menemukan landasan bersama.

Ketiga, pendekatan-pendekatan keuangan ini dapat bekerja bersama dengan struktur peraturan lokal dan kondisi pasar. Keempat, kebutuhan untuk

mengalokasikan pengeluaran stimulus sebagai bagian dari pemulihan ekonomi COVID-19

menghadirkan peluang khusus untuk mempercepat transisi batu bara ke energi bersih.

Menggunakan sebagian modal berbiaya rendah (low-cost capital) baru untuk menginvestasikan kembali (reinvest) di energi bersih untuk memungkinkan pemilik untuk memberhentikan bertahap PLTU dan mengurangi biaya pelanggan listrik lebih lanjut, sekaligus mengganti pengembalian modal dari PLTU dengan pengembalian modal dari energi bersih

Amerika Serikat dapat membantu pelanggan listrik menghemat hingga USD 10 miliar setiap tahunnya dengan menggunakan pendekatan tiga bagian untuk memberhentikan bertahap 79 persen dari total armada PLTU berkapasitas 236-gigawatt (GW) yang tidak kompetitif saat ini. Lebih dari tiga

perempat kapasitas PLTU AS berada di pasar dimana pelanggan listrik terkunci untuk membayar

Ringkasan Eksekutif

How to Retire Early | 9

Memanfaatkan sebagian dari modal baru yang diperoleh melalui pembiayaan kembali untuk memberikan pembiayaan transisi (transition financing) ke pekerja dan komunitas batu bara, menawarkan sumber daya langsung untuk menjaga penghidupan/mata pencaharian, melindungi manfaat, dan memastikan bahwa komunitas sekitar dapat terus berkembang

(10)

Ringkasan Eksekutif

perusahaan listrik berdasarkan tarif biaya layanan (cost-of-service). Sebagai akibatnya, disaat kesulitan ekonomi nasional seperti saat ini, pelanggan listrik justru membayar lebih untuk tenaga listrik dari batu bara yang mahal ketika mereka sedang tidak mampu melakukannya. Pembiayaan kembali kewajiban tarif pelanggan untuk memberhentikan bertahap PLTU yang tidak kompetitif dapat menurunkan biaya pelanggan listrik dan mendanai bantuan transisi untuk mendukung pemulihan yang lebih kuat dan adil.

Di luar Amerika Serikat, sudah banyak peluang untuk mempercepat transisi batu bara ke energi bersih menggunakan pendekatan finansial yang menghemat uang pelanggan listrik.

10 | Rocky Mountain Institute

Kami berencana untuk melakukan analisis lebih lanjut untuk daerah-daerah lainnya dalam edisi kedua dari publikasi ini, tetapi data-data awal terkait wilayah-wilayah ini juga mengejutkan. Misalnya, untuk sekelompok negara berkembang (yang terdiri dari Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Turki, Ukraina, dan Vietnam) dengan kapasitas agregat PLTU yang setara dengan Amerika Serikat, penggantian seluruh armada akan memerlukan biaya sebesar USD 38 miliar pada tahun 2020. Pada tahun 2026, pengoperasian 51 persen dari armada ini akan menjadi tidak kompetitif relatif terhadap pembangunan PLT-ET baru beserta penyimpanan baterai. Mengingat waktu yang cukup lama yang diperlukan untuk perencanaan sistem kelistrikan dan pengambilan keputusan, serta menimbang besarnya peluang yang ada, sekarang adalah saatnya untuk mulai menyusun struktur percepatan pemberhentian bertahap PLTU di semua wilayah.

Siapa yang harus memimpin dalam mengeksplorasi dan mengimplementasikan pendekatan-pendekatan ini di irisan antara aspek keuangan dan kebijakan?

Kami menyatakan bahwa lembaga keuangan publik — bank hijau, bank pembangunan multilateral dan nasional, dan lembaga keuangan pembangunan — memiliki mandat, modal, dan keahlian untuk membuat program-program guna memanfaatkan alat-alat keuangan inovatif tersebut dan membantu negara- negara untuk mengambil peluang ekonomi dari peralihan menjauhi batu bara. Selama satu dekade terakhir, lembaga-lembaga ini berada di bawah tekanan untuk mengakhiri pendanaan bagi PLTU baru, dan mereka sebagian besar telah

melakukannya. Dalam 10 tahun ke depan, mereka harus membantu memimpin dalam mempercepat pemberhentian bertahap armada PLTU yang ada.

Dengan demikian, mereka dapat secara bersamaan mengatasi berbagai tantangan pengembangan dengan biaya rendah atau negatif, mengurangi polusi karbon, mengurangi dampak bagi kesehatan

masyarakat yang signifikan, meningkatkan standar hidup, mengurangi kematian dan penyakit, dan meningkatkan produktivitas ekonomi.

Di Uni Eropa: 81 persen dari 140 GW armada PLTU dianggap tidak kompetitif pada tahun 2020, dan angka tersebut akan meningkat menjadi 99 persen pada tahun 2022 dan menjadi 100 persen pada tahun 2025. Memberhentikan bertahap dan

mengganti PLTU yang tidak kompetitif dengan energi terbarukan beserta penyimpanan (storage) akan menghasilkan penghematan sebesar USD 10 miliar pada tahun 2020, USD 16 miliar pada tahun 2022, dan USD 21 miliar pada tahun 2025.

Di Tiongkok: 43 persen dari 1.142 GW armada PLTU dianggap tidak kompetitif pada tahun 2020, dan angka tersebut akan meningkat menjadi 70 persen pada tahun 2022 dan menjadi 94 persen pada tahun 2025. Memberhentikan bertahap dan mengganti PLTU yang tidak kompetitif dengan energi terbarukan beserta penyimpanan (storage) akan menghasilkan penghematan sebesar USD 18 miliar pada tahun 2020, USD 49 miliar pada tahun 2022, dan USD 98 miliar pada tahun 2025.

Di India: 17 persen dari 283 GW armada PLTU

dianggap tidak kompetitif pada tahun 2020, dan akan tersebut akan naik menjadi 50 persen pada tahun 2022 dan menjadi 85 persen pada tahun 2025.

Memberhentikan bertahap dan mengganti PLTU yang tidak kompetitif dengan energi terbarukan beserta penyimpanan (storage) akan menghasilkan

penghematan sebesar USD 2 miliar pada tahun 2020, USD 8 miliar pada tahun 2022, dan USD 17 miliar pada tahun 2025.

(11)

Laporan ini menjelaskan tentang pemberhentian bertahap PLTU dan peluang transisi dalam lima bagian. Bagian 1 menyajikan data baru tentang daya saing batu bara yang jatuh dibandingkan dengan energi terbarukan. Bagian 2 membahas bagaimana pemberhentian bertahap PLTU batu bara dapat dipercepat menggunakan pendekatan tiga bagian yang terdiri dari pembiayaan kembali untuk

menghemat uang pelanggan listrik, menginvestasikan kembali di energi bersih, dan mendukung transisi yang adil bagi pekerja. Bagian 3 menjelaskan opsi pembiayaan untuk mempercepat transisi tiga bagian ini. Bagian 4 memberikan contoh spesifik mengenai bagaimana alat-alat ini dapat diterapkan di Amerika Serikat. Bagian 5 mempertimbangkan aplikasi alat-alat tersebut di yurisdiksi lain di seluruh dunia.

Ringkasan Eksekutif

How to Retire Early | 11

(12)

ROCKY MOUNTA IN INSTITUTE

22830 Two Rivers Road Basalt, CO 81621 USA www.rmi.org

© June 2020 RMI. All rights reserved. Rocky Mountain Institute® and RMI® are registered trademarks

Referensi

Dokumen terkait

Pada pelaksanannya pengembangan koleksi tidak terlepas dari pembinaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan salah satu kerja pelayanan teknis yang

Siswa juga diberikan tugas untuk mempraktikkan cara membuat kartu nama dengan menggunakan Microsoft Publisher sesuai dengan format yang diberikan guru, namun tetap

Hasil studi deskriptif dalam penelitrian ini menunjukkan bahwa selama tahun 2004-2008, kelompok umur paling banyak untuk kasus leukemia anak adalah kelompok umur 2- 5 tahun

Pada tanggal 10 Oktober 2009, Puskesmas Jatiyoso menerima seorang pasien yang harus dirawat inap karena penyakit yang dideritanya, yaitu demam membutuhkan perawatan khusus. Pasien

Majelis Jemaat dan seluruh warga Jemaat GPIB Bukit Benuas Balikpapan mengucapkan Selamat hari Kelahiran dan Hari Perkawinan bagi warga Jemaat “Bukit Benuas,” dari tanggal 26

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi perusahaan penyedia layanan cloud computing untuk proses bisnis yang sudah berjalan dan yang sedang dalam

alternatif pencarian informasi bagi mahasiswa selain perpustakaan karena internet sebagai pusat informasi bebas hambatan, 2) Faktor pendukung dalam pemanfaatan internet adalah