• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika

Vol. 5, No. 3, Januari 2015

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL

Herna Mikawati

SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

Abstrak

Minat siswa dalam mengikuti layanan BK pada kelas VIIIB di SMP 4 Kajen dari hasil data terdapat 15 siswa yang tergolong rendah. Tujuan penelitian yaitu meningkatkan minat siswa dalam mengikuti layanan BK dengan menggunakan metode orientasi format klasikal. Subyek penelitian berjumlah 30 siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan rumus prosentase.

Hasil penelitian pelaksanaan layanan dengan metode orientasi format klasikal dapat meningkatkan minat siswa mengikuti layanan dengan prosentase 60, 24%.

© 2015 Dinamika

Kata Kunci:Layanan BK; Minat Siswa; Metode Orientasi

PENDAHULUAN

Kurangnya siswa dalam memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling diduga salah satunya karena pemahaman mereka terhadap layanan Bimbingan dan Konseling sangat sedikit, bahkan mungkin ada siswa yang berpersepsi negative tentang layanan Bimbingan dan Konseling.

Untuk menyikapi keadaan seperti diatas perlu adanya usaha sadar dan terarah serta terencana dari guru pembimbing untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap layanan Bimbingan dan Konseling agar minat siswa dalam memanfaatkan layanan Bimbingan dan Konseling meningkat di masa mendatang.

Salah satu usaha sadar, terarah dan terencana yang dapat dilakukan guru BK adalah dengan melakukan orientasi tentang BK kepada siswa. Orientasi yang dimaksud adalah memperkenalkan program BK yang terangkum dengan pola 17 Plus BK, memperkenalkan fasilitas BK yang ada, guru pembimbing yang ada di sekolah dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti layanan BK.

Layanan orientasi merupakan layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah atau madrasah dan obyek-obyak yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik dilingkungan yang baru (Depdiknas, 2005)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. ( Slameto, 1995)

Pelaksanaan layanan BK untuk meningkatkan minat siswa di sekolah sudah pernah dilaksanakan namun belum memperoleh hasil yang maksimal, dimana dari hasil data terdapat 15 siswa kelas VIIIB SMP 4 Kajen yang masih tergolong kriteria rendah. Untuk itu, perlu dilakukan suatu penelitian dengan melakukan inovasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini, menggunakan metode orientasi format klasikal untuk meningkatkan minat siswa.

(2)

2 Dinamika

Vol. 5. No. 3. (2015)

Rumusan penelitian ini yaitu apakah minat siswa dalam mengikuti layanan BK dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode orientasi format klasikal? Sedangkan tujuan dalam penelitian ini mengetahui hasil minat siswa dalam mengikuti layanan BK dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode orientasi format klasikal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi.

Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan bulan Juni 2014 bertempat di SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan dengan subjek penelitian yaitu 30 siswa kelas VIIIB. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, dan observasi yang selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rumus prosentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil observasi pada kondisi awal untuk mengungkap data tentang minat siswa kelas VIIIB memperoleh hasil bahwa terdapat 15 siswa dari 30 siswa tergolong kriteria rendah minatnya dalam mengikuti layanan BK. Hasilnya dapat dilihat lebih jelas pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Minat Siswa pada Kondisi Awal

No Aspek Motivasi Belajar Skor (%) Siswa

1 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru pembimbing

50 15

2 Keaktifan siswa bertanya 49 14

3 Pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan

50 15

4 Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok 51 16 5 Kemampuan siswa mengemukakan pendapat 50 15 6 Keikutsertaan siswa dalam layanan BK yang

didemonstrasikan

50 15

7 Kemampuan siswa memanfaatkan waktu 50 15

8 Keaktifan siswa mengerjakan tugas kelompok 51 16 9 Keakraban siswa dengan guru pembimbing 50 15

10 Kemampuan siswa menarik kesimpulan 49 14

Rata-rata Skor (%) 50% 15

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa minat siswa pada kondisi awal melalui observasi untuk mengungkap data minat siswa memperoleh rata-rata skor persentase sebesar 50%, artinya terdapat 15 siswa yang minat mengikuti layanan BK baik, sedangkan 15 siswa masih rendah minatnya.

Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

(3)

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL Herna Mikawati

3 Langkah-langkah yang perlu dilakukan guru pembimbing menjelang pelaksanaan Orientasi format Klasikal :

a) Memeriksa kembali satuan layanan bimbingan dan konseling yang telah dibuat.

b) Menyusun Program BK pola 17 Plus yang akan disajikan dalam kelas c) Menyusun metode dan teknik orientasi format klasikal

d) Memeriksa ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan teman sejawat yang telah membantu.

e) Yakinkan bahwa teman sejawat yang akan membantu sudah siap dikelas ketika layanan Orientasi format klasikal akan dimulai.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang akan diteliti peneliti adalah pengaruh layanan Orientasi format klasikal dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti layanan BK. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal didalam kelas. Layanan Orientasi format klasikal disajikan dalam 3 pertemuan. Masing-masing satu jam pelajaran pertemuan pertama, satu jam pelajaran pertemuan kedua, dan satu jam pelajaran pertemuan ketiga.

a) Guru pembimbing melakukan pengakraban dengan siswa.

b) Guru pembimbing menjelaskan program BK pola 17 Plus dengan ceramah.

c) Guru pembimbing mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang tentang materi yang disajikan.

d) Guru pembimbing merancang kelompok siswa untuk diskusi berdasarkan 9 layanan BK.

e) Guru pembimbing memberikan tugas kelompok kepada siswa.

f) Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok kedepan kelas.

3. Observervasi

Dalam pelaksanaan layanan Orientasi format klasikal di kelas VIII B SMP 4 Kajen, peneliti dibantu teman sejawat saudara Apriliyantini PU, S.Pd sebagai observer/pengamat.

Observer/pengamat dilengkapi dengan lembar observasi untuk mencatat semua semua kegiatan selama proses pelaksanaan layanan Orientasi format klasikal berlangsung.

4. Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan serta diskusi antara peneliti dengan teman berkolaborasi.

Maka peneliti melakukan refleksi diri dengan mengajukan beberapa pertanyaan refleksi.

a) Apakah guru pembimbing terlalu cepat berbicara ?

b) Mengapa siswa belum terbuka dalam memperkenalkan diri dalam kelompoknya ? c) Bagaimana keterlibatan guru pembimbing di kelas waktu diskusi kelompok ?

d) Apakah dalam kegiatan diskusi kelompok siswa kurang bekerjasama dengan temannya ? Berdasarkan hasil refleksi, peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pada siklus II sebagai berikut :

1) Guru pembimbing akan berusaha tidak terlalu cepat berbicara

2) Guru pembimbing mengajak siswa agar lebih terbuka didalam memperkenalkan diri dalam kelompoknya

3) Guru pembimbing akan terlibat secara langsung dikelas pada waktu diskusi kelompok dan akan proaktif memotivasi dan mendekati siswa

4) Guru pembimbing akan memberikan bimbingan agar siswa dapat bekerjasama.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Minat Siswa (Kondisi Awal dan Siklus I) Kategori Kondisi Awal Siklus I

Frekuensi % Frekuensi %

Rendah 15 100 8 53

Sedang 0 0 7 47

(4)

4 Dinamika

Vol. 5. No. 3. (2015)

Tinggi 0 0 0 0

Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa kondisi awal layanan BK sebelum menggunakan metode orientasi format klasikal, terdapat 15 siswa (100%) dengan kategori rendah, 0 siswa (0%) kategori sedang dan 0 siswa (0%) kategori minat tinggi. Setelah diberi tindakan layanan BK dengan metode orientasi format klasikal pada siklus I menjadi 0 siswa (0%) kategori tinggi, 7 siswa (47%) kategori sedang dan 8 siswa (53%) kategori rendah. Dikarenakan belum mencapai rata- rata sesuai indikator kinerja maka perlu dilakukan tindakan siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan Tindakan

Setelah mengakomodasikan masukan dari siklus I dalam rencana perbaikan siklus II, peneliti bersiap-siap melaksanakan perbaikan siklus II. Topic layanan BK kali ini adalah lanjutan dari topic yang lalu, yaitu menjelaskan program BK 17 plus dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok Tujuan perbaikan kini terfokus pada peningkatan minat siswa terhadap layanan BK dengan metode orientasi format klasikal.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang akan diteliti peneliti adalah pengaruh layanan orientasi format klasikal dapat meningkatkan minat siswa dalm mengikuti layanan BK. Kegiatan ini difokuskan pada Kegiatan ini dilakukan secara klasikal didalam kelas. Layanan Orientasi format klasikal disajikan dalam 3 pertemuan. Masing-masing satu jam pelajaran pertemuan pertama, satu jam pelajaran pertemuan kedua, dan satu jam pelajaran pertemuan ketiga.

a). Guru pembimbing melakukan pengakraban dengan siswa.

b). Guru pembimbing menjelaskan program BK pola 17 Plus dengan ceramah.

c). Guru pembimbing mengadakan tanya jawab kepada siswa tentang tentang materi yang disajikan.

d). Guru pembimbing merancang kelompok siswa untuk diskusi berdasarkan 9 layanan BK.

e). Guru pembimbing memberikan tugas kelompok kepada siswa.

f). Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok kedepan kelas.

3. Observasi

Dalam pelaksanaan layanan Orientasi format klasikal di kelas VIII B SMP 4 Kajen, peneliti dibantu teman sejawat saudara Apriliyantini PU, S.Pd sebagai observer/pengamat.

Observer/pengamat dilengkapi dengan lembar observasi untuk mencatat semua semua kegiatan selama proses pelaksanaan layanan Orientasi format klasikal berlangsung.

4. Refleksi

Berdasarkan data hasil pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat (observer) ternyata layanan orientasi format klasikal dapat meningkatkan minat siswa kelas VIII B SMP 4 Kajen dalam mengikuti layanan BK. Sehingga siswa tidak takut dan ragu-ragu memanfaatkan layanan BK dalam mengatasi masalah yang dialaminya. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Minat Siswa (Siklus I dan Siklus II)

Kategori Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi %

Rendah 8 53 0 0

Sedang 7 47 12 80

Tinggi 0 0 3 20

(5)

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL Herna Mikawati

5

Jumlah 15 100 15 100

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I terdapat 8 siswa (53%) dengan kategori rendah, 7 siswa (47%) kategori sedang dan 0 siswa (0%) kategori tinggi. Setelah pelaksanaan siklus II menjadi 3 siswa (20%) kategori tinggi, 12 siswa (80%) kategori sedang dan 0 siswa (0%) kategori rendah.

Adapun perbandingan hasil pelaksanaan layanan BK dengan metode orientasi format klasikal pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Minat Siswa (Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II)

Kategori Kond.Awal Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Rendah 15 100 8 53 0 0

Sedang 0 0 7 47 12 80

Tinggi 0 0 0 0 3 20

Jumlah 15 100 15 100 15 100

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut:

Grafik 4.1 Hasil Minat Siswa (Kond.Awal, Siklus I dan Siklus II)

SIMPULAN

Pelaksanaan layanan BK dengan metode orientasi format klasikal ini dapat meningkatkan minat siswa, pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi memperoleh prosentase 21,86%. Dari 15 siswa yang tergolong rendah minatnya hasil observasi kondisi awal, setelah pelaksanaan penelitian siklus I menjadi 8 siswa yang masih tergolong rendah minatnya. Untuk itu dilaksanakan penelitian siklus II dengan memperbaiki berbagai kelemahan dari hasil observasi pada siklus I, diantaranya peneliti berusaha tidak terlalu cepat dalam berbicara, mengajak siswa agar lebih terbuka, dan aktif dalam kegiatan layanan BK. Pada pelaksanaan siklus II dari hasil observasi diketahui memperoleh skor rata-rata sebesar 60,24% dengan kriteria terdapat 3 siswa yang memperoleh skor kategori tinggi, 12 siswa kategori sedang dan tidak ada siswa yang termasuk kategori rendah minatnya.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

0 0 0 0 3

20

0 0 7

47

12

80

15

100

8

53

0 0

Tinggi Sedang Rendah

(6)

6 Dinamika

Vol. 5. No. 3. (2015) DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Depdiknas. 2005. Panduan Pengembangan Diri. Jakarta : Diknas

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Minat Siswa pada Kondisi Awal
Tabel 4.2 Hasil Observasi Minat Siswa (Kondisi Awal dan Siklus I)  Kategori  Kondisi Awal  Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Observasi Minat Siswa (Siklus I dan Siklus II)
Grafik 4.1 Hasil Minat Siswa (Kond.Awal, Siklus I dan Siklus II)

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner atau angket, angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai sig 0,000 lebih kecil dari nilai kritik α=0,05 yang berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata presentase penyembuhan luka

Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

a) Memberikan usulan penggunaan Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja pada PPKS. b) Mengetahui kondisi PPKS saat ini ditinjau dari perspektif keuangan,

(8) Dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan antara kepuasan terhadap loyalitas (H4) dinyatakan berpengaruh signifikan positif, Oleh karena itu pengelola

Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk meneliti kemampuan prediktif rasio keuangan terhadap pembahan laba pemsahaan di masa yang akan datang,.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah sejumlah kegiatan atau tugas yang harus diselesaikan oleh pekerja dalam