• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengingat. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Mengingat. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO MOR ... TAHUN ...

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa negara menjamin kernerdekaan setiap warga

Mengingat

negara untuk memeluk agarnanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan . kepercayaannya itu;

b. bahwa jumlah Warga Negara Indonesia yang berkeinginan m·enunaikan Ibadah Haji terus meningkat sedangkan kuota terbatas sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah J emaah Haji

~nggu dan terjadinya·~ulasi Dana Haji;

c. bahwa akumulasi Dana Haji sebagaimana dimaksud dalam huruf b, bei.-po~ensi ditingkatkan nilai manfaatnya guna . mendukung Penyelenggaraan Ibadah Haji yang lebih ·berkualitas melalui pengelolaan keuangan haji yang tertib, taat pada.

peraturan ;perundang-undangan, efi.sien, ekonomis, efektif,. transparan, dan bertanggung.jawab;

d. bahwa untuk menjamin pengelolaan ke-qangan haji yang tertib, taat pada peraturan perundang- undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab sebagaima:na dimaksud dalam huruf c; memerlukan payqng hukum yang kuat;

e. bahwa berdasarkan__pertimb~gan sebagaimana dimaksud dalaril huruf a; huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

Pengelolaan Keuangan Haji; ·

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA clan

. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

(2)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEUANGAN HAJI

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

. .

Dalam Undahg·-undang ini yang diin.aksl,ld dengan:

. . :. . .

PENGELOLAAN

1. keua._ngap._ Haji ad~ah semua hak Cl..an kewajiban Pemerintah yang d,ap at ._"cj.l~ilai.: qeng~ ., \lang. t~rkaj( de.ng~ .Penyelengg8:!'aan Ibadah J:I.aji~: .. s-~rt~-.. ~em:ii_~. k~k~Y.~an c;lalein beri~~ ~ai:lg_ at~ii barang yang . dap.,~~/--~~_g_~'.·:4<?P.·~~~ --~~g ·sy}:mgai ·. ~b~t pelEll{s_anaan hak dan

· kew_aJ1ba,ri ters~_but. . .- · ·. · ····: . · .-· · ·. , ... .. . .

2. b-@~:-~;j~--'.-~¥~;~;:d·~·~:

..

::~~~°,~~ _Bia~a_-~enyelerig~~aaji IJ?.a4.~ ~~j~_.

tj.art .. gilru ·. · .n;:u;mfaE).t:, yap.g . .d1k:uasru oleh negara dal~ rangka

PeiJ:yd~iJ:gg&r~.l~Li6~d~ :HajC · ·. ·· .. · • · .· · ·. · .· . . .

3. a~J.fu.i_;:~¥fi~~l~f~<. k~~:~~~/

HaJi

y~~ .. ~~~lan}utnya_ disingkat BPKH

· ~d~8.hJ~±iib$.ga· :Yari!r+n;.~i~\¢k~ p~rigelolatiP. :oa:na: H:aji. · -·

. :·~:;·:·;.·.:'··.: .. : .. '.:"{.·· ::./::·· ... ~:~;:: .... ~ ~- :··. ···:'::~:-..:~~·;._.·. _.::·. : ... · ... : ·.··.:_:·.. . : .~::· ..

. 4. E'.a~». ·:_ Hf:l.ji-: .. a.4~a]:i . .' .. re~¢fiirig: fyfoIJ.t.¢d , .. · p8,d~ . Bank $entral . yang

. ·. ~1fXF.~~-~#;~~;,M;~_~f@~?..~~,~:aj1~ ~~J~·":·. · . _: : -. ·.· .: ·· · ..

5. _Biay~_Peµy~Jeriggar8;i¢ Ibaqah. Haji yang. selanjutilya di_singkat BPIH

. idaiail :sejlililia;i: <la;tl~ yarii°harus"-aibay~:· olefi:. Warga:'Negara y~g --alefui'fu~eBilliiiik~i!i"iBi<lhl.i'.'inijC<-..;

<

·~~

.... .- ·· . .·. ·

. 6.• ·J.W4~~r~-~j_I}~K~~~lW.~t#~~~~-:--j_i:i4qAb.~(~· 1arig:l~~r.~g~~ i~1arri

. dan'··tetah ;· ".".-'. ::;,:• ~,;'.";··' '',;·, ·_•i:• ··.;-· .. lnendaitarkan'"difi"urituk ; •. ."·::· .<·c·:- ,- , ... _.; ·_-. .-. ., ·." .. -... mefiun8.ikan .. .. . . Ihadah : Ha'i sesuai . ". ~ .

. d_~ng$.h~p·er~yatat.at:J.. yang ~:hJetap1¢an. · .. . · .. · . . ... · · ·

7. ·p~Jfi~t{ri{hli»~d~~~ Peifi~ri~t~:-·P&-~at Republik :irid6~~sia.

. .

8. ·-k~~f~fr}::··~d~~\:·_.·:rii~At~ii

·.

y~g. ·~enyeleriggar~~ urusan

· · pefuiiiD.tahan·;4f"b~dang -~gariia. . · · · · · · · ·

. .·· ·' ·.· ·' .... : · .. ·. .

. . . . ::. . . ~

· · ... · · · Pasal 2

Pertgelolaa,n_ Keu~gan Haji berasas~~:

a. !J·rii~sip syariah;

b. man_faat;" cfan. · .

. . .

.. ' k h ti h .

. _ ... c ... pnns1p. e a -:- at1an. .. ... . . _

(3)

- - - -- - - -

Pasal 3

Pengelolaan Keuangan Haji bertujuan untuk meningkatkan:

a. kualitas Penyelenggaraan· Ibadah Haji;

b. rasionalitas dan efisiensi penggunaan BPIH; dan c. manfaat bagi kemaslahatan umat Islam.

Keuangan Haji ineliputi:

a. penerirnaan;

BAB II KEUANGAN HAJI

Pasal 4.

b. k~kaya~ yang berasal dari pengelolaan Dana Haji; dan c. pengeluaran.

Pasal 5

Penerim~an Ke_uangan Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

hu~(a mel1puti : . a. setorart BPIH;

b. nilai tn~faat BPIH;

c. h(bah;· dan/ atau

. ~ .

~--sl:iinber lain y~g sah .dlill tidak niengikat.

Pasal 6

(1) Setoran BPIH sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 5 huruf a diperoleh ~ari J emaah Haji. -

(2) Set~rarl. BPiif dari Jemaah Haji. sebagaiinana dimaksuq pada ayat . (1). di~ayark~- ke Ka_s Haji ~e1al1li bank syariah dari./ata~ bank umum nasioil.al" yang meniiliki iaya:.i:ian yang bersifat" nasibnal dim memi11ki.layarian syadah yahg ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 7

Setoran BPIH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan dana titipan Jemaah Haji u~!U.~ P~!1Y~~~n$g~_aan_ Iba~ah H~ji.

(4)

Pasal 8

(1) Nilai manfaat BPIH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b diperoleh dari basil pengembangan Dana Haji.

(2) Nilai manfaat BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan pada Kas Haji.

Pasal 9

Penerimaan hi bah dan/ atau sumber lain yang sah dan tidak n'lengikat sebagaimana dimaksud · dalam Pas al 5 huruf c dan huruf d dilakukan sesuai dengan ketentuan·peratura.Il perundarig-undangan.

Pasal 10

Kekaya~ yang berasal dari pen.gdolaarf Dana Haji sebagaimana.

dimaksud dalam Pas8.l 4 · huruf b dapat· berupa uang, surat. berharga, piutarig, errias; serta hara.Ilg dan hak-hak lain yang. dapat dinilai

dengan uang. ·

Pasal 11

(1) Pengeluaran Keuangaii Haji seb~gaimana dimaksud d;;uain Pasal 4 . huruf c ineiiputi peng~luaran unfuk: . . . .

Penyelenggaraan ib..ad~ Haji; dan b. l?:Perasio~~- BP~~." . ·

. (2) P~ng~h~~~rf ·. uritU,k Penyel~nggaraan Ibac1ah · ·. }Iaji ~e:t)agaim~~

dimak~ud·.pad~ ··ayat.- (lJ: hrini~ ~· dila¥ii;kaji de~g8f.1>me~nd~kaJi 4ana dari Kas· HaJi.ke· kas satua:n ke!-ja pep.yelenggara.· Ibadah Haji

atas nruna :M:enterL · . . . .

(3) Penge{~ar~ ~tiiI< operasi6nai· BPKH sd~agru~~a ci~maksud pada

. ayat_ .(1) hut\tf 1?, _¢1.ilak:Uk~ dengan meiniridahkan clan.a· dari Kas Haji ke kas aPKH atas riart:la MenterL . . . . ' .

(4) Peng~lu~~ .. untuk .. operasional BPKH sebagaimana aima.ksud ·pada

ayat (3) r?eliputi:··: · · ·

a .. h~lanja pers?n~; ·dan · b. b~~anja_ op~:r~s.iop.~l ~antor.

(5) Pengeltiaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan denga~ prinsip rasional, ekonomis, ef ektif,. dan: efisien ...

(6) Besaran pengeluaran untuk operasional BPKH ditetapkan oleh Menteri.

(5)

(7) Pengeluaran Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan persetujuan Menteri.

BAB III

PENGELOLA KEUANGAN HAJI Pasal 12

(1) Pengelolaan Keuangan Haji dilakukan oleh Pemerintah.

(2) Dalam melakµkan pengelolaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah membentuk BPKH.

(3) BPKH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) rnernpunyai organ yang terdiri atas:

a. badan pelaksana; dan b. dewan pengawas.

Pasal 13

Pengelolaan Keuangan Haji oleh BPKH dilakukan secara korporatif dan nirlaba.

Pasal 14

(1) BPKH bertugas mengelola D~a Haji yang meliputi penerimaan, pengembangan, dan pertanggungjawaban Dana Haji.

(2) Dalam melaksanakan .tugas sebag8.imana dimaksud pada ayat (1), BPKH menyelenggarakan fungsi; ·

· a. perencanaan penerimaan dan pengembangan Dana Haji;

b. pelaksanaan penerimaan dan pengembang8.?. Dana Haji;

c. pengendalian dan pengawasan penerimaan dan. pengembangan Dana Haji; dan

d. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan penerimaan dan pengernbangan Dana Haji.

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan BPKH diatur dengan Peraturan Pemerintah.

;..· ..

,.

(6)

BAB IV

TATA CARA PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

Pasal 16

(1) BPKH menyusun rencaria strategis untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.

(2) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)· disusun dengan mengac_u kepada rencana strategis Kementerian Agama.

(3) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh Menteri.

Pasal 17

(1) Berdasarkan rencana strategis sebagaimana diinak:sud dalarn Pasal 16, _B:i?KH menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan.

(2) R:encana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada

~ ayat (l) disertai dengari · ikhtisar rencana kerja · dan anggaran tah. :., . ·. . . . . . .· ..

. . unan.

(3} R~~cana kerja dan anggaran tahunan $ebagaimana dimaksud pada _ayat (2) .. disusun sesuai "dengan ]adwal penyusunan .· anggaran ker:l:ienterian yap.g· menyelenggarakari .uru~an pemeri~tahari di

. bid8:ni.agarna: · .

(4) Rencfili~ kerja dail anggaran t"ahunan sebagaiman~ d:im"~sud pada . ayat (3) disetuju1 dan ditaridatangaru_ oleh Menten.

(5) ~encana kerj~ d~ anggaran t~u~an.· ~eb~ga1m~a dimaksU,d pada ayat (4) ·menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan Keu,angan

H~ji. . . . .

Pasal 18

. .

Pengeluaran untuk operasionai BPl{H seb~gaimana dimaksud · dalam Pasal . . l l . ay~t . (4) dilakukan berdasarkan·perintah dari Menteri. .

•'

Pasal i9

(1) Dana Ha]i wajib'disimpan di. ~ank Sentral.

(2) :bana:Haji sebagaimana dl.rnaksud pada ayat (1) dapat ditempatkan dan/ atau diinvestasikan dengan prinsi:r syariah.

(3) · Dalam melakukan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mempertimbangkan aspek "keamanan, kehati-hatian, nilai manfaat, dan likuiditas. · ·

(7)

Pasal 20

(1) BPKH wajib menyimpan Dana Haji yang tidak diinvestasikan setara

· dengan kebutuhan 2·(dua) kali biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

(2) Ketentuan mengenai besaran kebutuhan sebagaimana dimaksud

· pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 21

(1) Investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dapat dilakukan dalam bentuk surat berharga, emas,. dan investasi

langsung. ·

(2) Investasi dalalli bentuk surat berharga sebagaimana dimaksud pada ayat (1} hanya dapat dilakukan untuk· surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga dalam negeri.

(3} Investasi dalam bentuk emas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakuko.n dalam bentuk batangan yang dijual di dalam negeri.

(4) Investasi langsung sebagaimana dimaksud pada ayat {1) dilakukan melalui pengadaan sarana dan prasarana produktif yang berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah Haji.

(5) Investasi langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (3}, dapat dilakukan dalam bentuk kerja sama antara BPKH dengan badan us aha.

(6) Investasi langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dengan mempertimbangkan aspek keamanan, nilai manfaat, dan bersifat likuid.

(7) Basil pengelolaan Dana Haji melalui investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) wajib disetorkan ke Kas Haji.

Pasal 22

( 1) Penempatan dan penginvestasian Dana Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dilakukan atas persetujuan Menteri.

(2) Dana Haji yang akan ditempatkan dan/ atau diinvestasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipindahkan dari Kas Haji ke kas BPKH atas ·persetujuan Menteri.

Pasal 23

BPKH menggunakan satuan hitung mata uang rupiah.

(8)

Pasal 24

(1) BPKH wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji kepada Menteri secara bulanan, triwulan, semester, dan tahunan.

(2) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi laporan realisasi anggaran/laporan operasional, neraca, dan catatan atas laporan keuangan, disertai laporan mengenai kinerja.

(3) Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 25

BPKH bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan Keuangan Haji sesuai d·engan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 26

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengelolaan Keuangan Haji diatur dengan Peraturan Pemerintah ..

BABY

KETENTUANPENUTUP Pasal 27

Peraturan pelaksanaan yang diamanatkan oleh Undang.:.Undang ini harus telah ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang- Undang ini diundangkah.

Pasal 28

BPKH harus sudah terbentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Pasal 29

Paling lama 6 (enam) bulan sejak terbentuknya BPKH, semua aktiva dan pasiva serta hak dan kewajiban huk.-um atas Dana Haji beserta kekayaan pengelolaan Keuangan Haji menjadi hak dan kewajiban hukum BPKH.

(9)

Pasal 30

Undang-Undang ini m1:1lai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Diuridangkan di Jakarta·

pada tanggal ...

Disahkan di Jakarta pada tanggal ...

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

MENTERI . . . ., .HOKUM DAN HAK ASASI MANUS IA . . . ~

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

~EMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...

(10)

PENJELASAN ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO MOR ... TAHUN ...

I. UMUM

TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa salah satu tujuan pembentukan pemerintahan negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum guna mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Amanat konstitusi negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini, mencantumkan nilai ketuhanan pada sila pertama yang mengutama,kan pelaksanaan ibadah bagi pemeluk agamanya masing-masing dalam hal ini ibadah haji dengan menyelenggarakan ibadah haji dan mengelola keuangan haji.

Dalam sistem ketatanegaraan terdapat sistem keuangan · negara yang mengamanahkan bahwa keuangan negara mencakup semua hak dan kewajiban pemerintah, sehingga keuangan · haji yang dilaksanakan · pemerintah terinasuk dalam lingkup keuangan negara. Amanah penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas penanggung jawab pelaksana jasa publik (public service obliga.tion}, sehingga pengelola keuangan haji seyogyanya juga diemban oleh lembaga negara. Pengelolaan keuangan haji mengemuka dengan adanya sistem kuota pada penyelenggaraan ibadah haji, sehingga terdapat penumpukan .. dana haji secara kumulatif dan jumlahnya selalu meningkat 4ari tahun ke

tahun. ·

Pola pengelolaan keuangan lembaga Negara dalam bentuk satuan kerja dengan kekhususan yang rriemiliki tingkat fleksibilitas dan dinamika, paling sedikit, dalam penganggaran, maka model pengelolaan keuanga.n tersebut menjadi suatu wadah dalam struktur kepemerintahan yang mampu melaksanakan tanggung jawab layanan p-y.blik secara lebih terukur dan lebih terstandarisasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, lembaga p~ngelola keuangan haji ini perlu didukung organisasi yang professional, aman, amanah clan akuntabel untuk pengelolaan kelembagaan.

Oleh karena itu, sistem susunan organisasi mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.

(11)

Kegiatan utama lembaga pengelola keuangan haji adalah mengelola keuangan dalam pola keuangan yang berlaku untuk penempatan dana, investasi langsung maupun tidak langsung dengan landasan prinsip syariah yang memasukan nila-nilai Islam dalam pengelolaan keuangan haji diantaranya penenmaan, pengelolaan, dan pengeluaran.

Dalam menjalankan kegiatannya, lembaga pengelola keuangan haji wajib menerapkan prinsip kehati-hatian yang meliputi prinsip tata kelola perusahaan yang baik, penerapan manajemen risiko, akuntabel. Dengan mengutamakan factor keamanan yang tinggi, memberikan nilai tambah, dan sesuai tingkat likuiditas.

Lembaga pengelola keuangan haji ini berasaskan syariah Islam, manfaat dan keadilan yang tidak semata-mata mencari keuntungan, lembaga negara ini dimungkinkan untuk mendapatkan laba hasil usaha atau surplus dalam menjalankan kegiatan usahanya dalam bentuk sisa hasil usaha sesuai prinsip syariah antara lain bagi hasil, margin, ujrah (fee), sewa, dan/atau nilai tambah dari pengelolaan maupun pengembangan dana hajinya.

Dengan adanya undang-undang ini diharapkan lembaga ini mampu memberikan manfaat serta nilai tambah, bagi keuangan haJi dalam bentuk rasionalisasi biaya penyelenggaraan ibadah haji, dan juga meningkatkan kesempumaan dalam penyelenggaraan ibadah haji terus menerus dan prospektif serta turut berperan aktif memajukan perekonomian Indonesia.

Undang-undang pengelolaan keuangan haji ini berlaku sejak tanggal diundangkan sehingga lembaga ini juga terbentuk sejak diberlakukannya · undang-undang 1ni. Namun, beroperasinya lembaga negara ini memerlukan masa transisi sejak undang-undang·

ini diundangkan.

II PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

a. Yang dimaksud dengan "prinsip syariah" adalah semua dan setiap pengelolaan keuangan haji berlandaskan prinsip Islam yang kafah atau menyeluruh;

b. Yang dl.maksud dengan "manfaat" adalah pengelolaan

ke:u~g~ J:?.aji memberikan manfaat atau maslahat bagi jemaah haji dan umat Islam;

.,

(12)

c. Yang dimaksud dengan "prinsip kehati-hatian"

pengelolaan keuangan haji dilakukan mempertimbangkan aspek risiko keuangan.

Pasal 3

Cukup jelas Pasal 4

Cuk.upjelas Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas Hurufb

Cukupjelas Huruf c

adalah dengan

penggunaan hibah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Huruf d

Pasal 6

penggunaan sumber lain yang sah ~an tidak mengikat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

Cukup jelas Pasal 7

Dana titipan Jemaah · Haji tidak dicatat dalam Anggaran . Pendapatan dan Belartja Negara.

Pasal 8

Cukupjelas Pasal 9

CUku:r jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11 Ayat {l)

Cukupjelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

·'·

(13)

Yang dimak.sud dengan "rencana kerja dan anggaran"

adafah dokumen perencanaan kerja dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target kinerja clan

"

anggaran pengelola keuangan haji Ayat (2)

Cukupjelas Ayat (3)

Cukupjelas Ayat (4) :

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Pasal 18

Cukup jelas Pasal 19

Ayat (1)

Cukupjelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Yang dimaksud. dengan memenuhi "aspek keaman~ adalah

pe:riyimp~an dana. dilakukan di Bank Sentral· deI_J.gan perti:r;rlbangan bahwa sesl,lai dengan standar pengelolaan keuangan negara · Bank Sentral merµpakwi terripat yang paling aman. untuk menjamin peinbiayaan penyelenggaiaart ibadah haji. Sela.in itu, dalam. melrurukari investasi juga mempertimbangkan. aspek risiko filifara lain risl.ko' gagal bayar, reputasi, pasar, den operasionaI. ·

Yru:ig .· dim~sud deng8!1= ,;IJ.ilfil · m.filifaat''. adalah _sebagi~

Dana Haji dapat ditempatkan dan/ atau · diirivestasi~an deri.gan prinsip syariah dan· mempertimbangkan faktor risiko serta bersifat likuid.

Yang dimaksud "bcrsifat likuid" adalah mempertimbangkan kcmampuan dan kelancaran pembayaran dalam rangka penydenggaraan ibadah haji yang sedang berjalan dan yang

akan datang. • •J ·, • ·-·

(14)

Cukup jelas

Ayat (4)

Huruf a·

Yang dimaksud dengan belanja personal antara lain gaji untuk Non PNS dan gaji untuk pembayaran selisih penerimaan PNS, honor tim, dan perjalanan din as

Hurufb:

Cukup jelas Ayat (5)

Cukup jelas Ayat (6)'

Cukupjelas Ayat .(7) .

Cukupjelas Pasal 12

Cukup jelas Pasal 13

Yang dimaksud dengan korporatif adalah prinsip pengelolaan keuangan yang didasarkan pada pola pengusahaan sebagaimana . dilakukan oleh perusahaan atau korporat, dengan mengutamakan efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya dan hasil.

Yang dimaksud dengan nirlaba adalah prinsip· ·pengelolaan keuangan ya:ng mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan dan pelayanan Ibadah Haji.

Pasal 14

Cukup jelas Pasal 15

CD:kup j elas

P~sal 16

C_ukup j elas Pasal 17

Ayat (1)

(15)

Pasal 20

Cukupjelas

Pasal 21

Cukup jelas Pasal 22

Cukupjelas Pasal 23

Cukupjelas Pasal 24

Cukupjelas Pasal 25

Cukupjelas

"Pasal 26

Cukupjelas Pasal 27 ·

Cukupjelas Pasal 28

Cukupjelas Pasal 29

Cukupjelas Pasal 30

Cukupjelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR ....

Referensi

Dokumen terkait

1) Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk budidaya tambak merupakan usaha untuk memperoleh nilai hasil yang paling menguntungkan dengan adanya keterbatasan lahan

Dalam Undang-Undang nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah wajib mengajukan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disertai

Sedangkan peta-peta yang dibutuhkan adalah peta tataguna lahan yang mencakup Peta Administrasi DAS Deli, Peta Curah Hujan 10 Tahun Terakhir, Peta Kelerengan, Peta Morfologi,

Dari penelitian yang sudah dilakuka, terdapat beberapa saran agar kedepannya frontend aplikasi mobile e-recruitment menggunakan flutter dapat dimanfaatkan dengan lebih

Oleh karena itu, seharusnya Indonesia tak memperdulikan berbagai kecaman dari pihak negara lain yang mengingtervensi upaya penerapan hukum nasional Indonesia,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, penempatan kerja dan kinerja terhadap pengembangan karir pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Menyatakan bahwa karya ilmiah/ skripsi saya yang berjudul : Dampak Pemekaran wilayah Barito Selatan Dan Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat