• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 3 KOTA SOLOK

Dian Setiani1, Fitria Kasih2, Mori Dianto2

1Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat dianseptiani38@yahoo.com

ABSTRACT

This research is based on differences in cultural background, of student who think that he does not need to adjust to students from other cultures. This research aims to describe: (1) Profile of intercultural communication of student seen from verbal communication. (2) Profile of intercultural communication of student seen from nonverbal communication. The research is a descriptive quantitative research, with of research population 236 and sample 55, teken used technique pupusive sampling and total sampling. Research data obtained through questionnaires and processed using percentage teqnique. The results show must: (1) Profile of intercultural communication of student seen from verbal communication is in good category, 2) Profile of intercultural communication of student seen from nonverbal communication is in good category. This research is recommended to counselors to provide services to learners about effective communication, in order to appreciate the language of other cultures.

Keywords: Communication, Intercultural, Student.

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama sekali.

Menurut Mashudi (2012:103) komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide/gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara

keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

(2)

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, maka

menyesuaikan perbedaan-

perbedaannya, ini membuktikan bahwa budaya itu penting untuk dipelajari. Maka, komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini). Seperti kita ketahui bahwa budaya mempengaruhi cara seseorang berkomunikasi. Budaya bertanggungjawab atas seluruh aspek komunikasi yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal.

Menurut Matsumoto & Juang, 2004 (Sarwono, 2004:60) hubungan timbal balik antara budaya dan bahasa menunjukkan bahwa tidak ada satu pun budaya yang dapat dipahami tanpa memahami bahasanya, begitu pula sebaliknya. Melalui bahasa, kita dapat memahami bagaimana pola pikir manusia dari suatu budaya tertentu.

Hal ini juga membantu kita untuk memahami bagaimana ia memandang dunia. Oleh karena itu, salah satu cara

untuk mengamati hubungan antara budaya dan bahasa adalah dengan mencatat hubungan antara perbedaan bahasa pada masing-masing budaya dan kosa katanya.

Menurut Harapan dan Ahmad (2016:25) komunikasi adalah setiap bentuk perilaku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari hanya sekedar dialog. Setiap bentuk perilaku yang mengungkapkan pesan tertentu, sehingga perilaku tersebut melahirkan sebentuk komunikasi, yang mana dapat dijelaskan yaitu: a) Komunikasi Verbal, komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal berupa bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif dalam berkomunikasi dengan menggunakan lambang-lambang bahasa lisan dan bahasa tulisan. b) Komunikasi Nonverbal, komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.

(3)

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang peserta didik pada saat pelaksanaan kegiatan PPLBK Sekolah pada tanggal 25 Juli 2016 sampai 17 Desember 2016 bertempat di lingkungan SMA Negeri 3 Kota Solok, peserta didik tersebut berpendapat bahwa komunikasi merupakan hubungan timbal balik yang dilakukan oleh pemberi pesan terhadap penerima pesan, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam berkomunikasi sering adanya peserta didik yang memperlakukan teman dengan gurauan yang dianggapnya biasa, namun serius menurut teman yang berbeda budaya, peserta didik memperlakukan temannya dengan bercanda karena intonasi bahasa mereka berbeda, peserta didik beranggapan bahwa dirinya tidak perlu menyesuaikan diri dengan peserta didik dari budaya lain, adanya kesalahpahaman antara peserta didik karena tidak memahami bahasa nonverbal dari peserta didik yang lain budaya, adanya kesamaan bahasa nonverbal antara peserta didik yang berbeda budaya, namun memiliki makna yang berbeda.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016, diperoleh hasil bahwa ada tata cara bahasa peserta didik yang salah dalam proses komunikasi dengan teman yang berbeda budaya, ada peserta didik yang berbicara kotor terhadap teman yang berbeda budaya, peserta didik kurang menghargai komunikasi terhadap budaya orang lain, dan adanya peserta didik yang tidak memahami bahasa kiasan dari teman yang berbeda budaya terhadap dirinya.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin melihat lebih lanjut lagi tentang ”Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik di Kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok”.

Adapun tujuan dari penelitian ini

untuk mengungkap dan

menggambarkan bagaimana:

1. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat secara umum.

2. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat dari komunikasi verbal.

3. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat dari komunikasi nonverbal.

(4)

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai 28 Juli 2017 di SMA Negeri 3 Kota Solok.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Studi deskriptif pada dasarnya dipersiapkan untuk memperoleh informasi mengenai status fenomena. Lehman (Yusuf, 2007:83) menyatakan bahwa:

penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskriptifkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenal fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dari penelitian ini yaitu mencakup seluruh peserta didik kelas XI di SMA Negeri 3 Kota Solok yang berbeda budaya, yang berjumlah 236 orang. Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling karena jumlah populasi yang berbeda budaya tidak terlalu besar, sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian peserta didik yang berbudaya minang menggunakan teknik purposive sampling yaitu

sampel yang digunakan dilandasi tujuan atau pertimbangan- pertimbangan tertentu terlebih dahulu dengan total sampel 55 peserta didik.

Selanjutnya pengolahan data menggunakan teknik analisis persentase, menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:94) yaitu:

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Profil Komunikasi

Antar Budaya Peserta Didik Dilihat Secara Umum

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan, profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok secara umum yaitu: adanya 41 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya budaya berada pada kategori baik dengan persentase 74,55%.

Seperti yang dipaparkan oleh Sambas (2016:180) komunikasi antar budaya merupakan komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memilliki kebudayaan berbeda, seperti ras, etnik, atau sosioekonomi, atau

(5)

gabungan dari semua perbedaan ini. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar budaya merupakan suatu proses komunikasi atau penyampaian pesan yang lebih memberi penekanan pada aspek perbedaan budaya sebagai faktor yang menentukan keberlangsungan proses komunikasi. Selain itu budaya dan komunikasi saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lainnya, karena dari kedua itulah akan adanya hubungan timbal balik antara budaya dan bahasa , dengan melalui bahasa kita dapat memahami pola pikir individu dari budaya yang berbeda.

B. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Komunikasi Verbal.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan, profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok secara umum yaitu: adanya 41 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya

berada pada kategori baik dengan persentase 74,55%.

Menurut Harapan dan Ahmad (2016:25) komunikasi adalah setiap bentuk perilaku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal berupa bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif dalam berkomunikasi dengan menggunakan lambang-lambang bahasa lisan dan bahasa tulisan.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu. Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) atau tulisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak tersebut.

(6)

1. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Bahasa Lisan.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan pada umumnya, profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok dilihat dari bahasa lisan yaitu: adanya 41 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 74,55%

Menurut Harapan dan Ahmad (2016:25) bahasa lisan adalah bentuk bahasa yang diungkapkan secara langsung menggunakan tutur kata secara lisan. Oleh karena itu, bentuk bahasa ini terikat dengan ruang dan waktu, di mana aspek situasi berpengaruh besar terhadap pemahaman isi bahasa tersebut.

Selain ucapan, pengungkapan bahasa lisan biasanya juga dilengkapi dengan nada suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan

interaksi antar sesama individu.

Karena hubungan timbal balik antara budaya dan bahasa dapat menunjukan bahwa tidak ada satu pun budaya yang dapat dimengerti atau dipahami tanpa memahami akan bahasanya, begitu pula sebaliknya. Artinya, dalam penyampaian informasi atau pesan kepada pihak lain, tutur kata dalam bahasa secara lisan berpengaruh terhadap ruang dan waktu dalam pemahaman isi bahasa dari kebudayaan lain.

2. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Bahasa Tulisan.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok dilihat dari bahasa lisan yaitu: adanya 55 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori sangat kurang baik dengan persentase 100%.

Menurut Harapan dan Ahmad (2016:25) bahasa tulisan

(7)

adalah bentuk bahasa yang memakai teks tertulis sebagai media perantaranya. Itu sebabnya, jenis bahasa ini tidak terikat dengan ruang dan waktu.

Dalam pembuatannya, bahasa tulisan mempunyai aturan-aturan dasar yang bersifat mengikat.

Pada umumnya, bahasa tulisan banyak memanfaatkan tanda baca, diksi yang tepat, dan unsur-unsur gramatikal lainnya untuk memudahkan pemahaman akan isi bahasa.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu.

Karena hubungan timbal balik antara budaya dan bahasa dapat menunjukan bahwa tidak ada satu pun budaya yang dapat dimengerti atau dipahami tanpa memahami akan bahasanya, begitu pula sebaliknya. Artinya, dalam komunikasi antar budaya dilihat dari bahasa tulisan memakai teks tertulis sebagai media perantaranya. Hal itulah yang membuatnya tidak terikat akan ruang dan waktu, sehingga

sulit bagi individu untuk memahami dan mengerti akan bahasa tulisan dari kebudayaan yang berbeda, yang disebabkan adanya aturan-aturan dasar yang bersifat mengikat.

C. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Komunikasi Nonverbal.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat dari komunikasi nonverbal yaitu:

adanya 39 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 70,91%.

Menurut Jalaludin, 1985 (Harapan dan Ahmad, 2016:30) komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Seperti pesan kinestik (raut wajah), pesan gestural (anggota badan), pesan proksemik (jarak/keakraban), dan pesan artifaktual (penampilan).

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat

(8)

mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu. Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan pesan-pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Misalnya, dengan menggunakan ekspresi wajah, sentuhan, emosi, penampilan dan lain sebagainya dalam penyampaian pesan kepada pihak dari kebudayaan lain, sesuai dengan simbol-simbol yang pada umumnya ada di dalam budaya tersebut agar terjadi hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yang berkomunikasi.

1. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Pesan Kinestetik (Raut Wajah).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan, profil komunikasi antar budaya peserta

didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok dilihat dari pesan kinestetik (raut wajah), yaitu 31 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 56,36%.

Menurut Jalaludin, 1985 (Harapan dan Ahmad, 2016:30) pesan kinestetik (raut wajah) merupakan komunikasi yang menggunakan raut wajah untuk menyampaikan makna tertentu, seperti kebahagiaan, kemarahan, ketakutan dan kemuakan dalam menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan agar terjalinnya hubungan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu.

Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi

(9)

diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan pesan- pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Misalnya, dengan menggunakan ekspresi wajah yang ditunjukkan dalam penyampaian pesan kepada pihak dari kebudayaan lain, misalnya ketika merespon dengan baik proses komunikasi dengan pihak yang berbeda budaya, maka pihak pertama menunjukan ekspresi senang sesuai dengan simbol-simbol yang pada umumnya ada di dalam budaya tersebut agar terjadi hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yang berkomunikasi untuk memberikan tanggapan dalam pesan yang disampaikan.

2. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Pesan Gestural (Anggota Badan).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan profil komunikasi antar budaya peserta

didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok dilihat dari pesan gestural (anggota tubuh), yaitu 37 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 67,27%.

Seperti yang dikemukakan oleh Jalaludin, 1985 (Harapan dan Ahmad, 2016:30) pesan gestural (anggota badan) merupakan komunikasi yang menggunakan anggota badan untuk menyampaikan makna tertentu, seperti menggunakan mata dan tangan untuk mengungkapkan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap individu yang lain dalam menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan agar terjalinnya hubungan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu.

Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran

(10)

pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan pesan- pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Misalnya, dengan menggunakan anggota badan dalam penyampaian pesan kepada pihak dari kebudayaan lain saat melakukan komunikasi, misalnya dengan menggunakan gerakan tubuh atau sentuhan dalam proses komunikasi dengan pihak yang berbeda budaya, maka pihak pertama menunjukan gerakan anggukan ketika mengatakan iya terhadap sesuatu yang didengarnya, sesuai dengan simbol-simbol yang pada umumnya ada di dalam budaya tersebut agar terjadi hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yang berkomunikasi untuk memberikan tanggapan dalam pesan yang disampaikan.

3. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Pesan Proksemik (Jarak/Keakraban)

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok dilihat dari pesan proksemik (jarak/keakraban) yaitu: adanya 29 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 52,73%.

Seperti yang dikemukakan oleh Jalaludin, 1985 (Harapan dan Ahmad, 2016:30) pesan proksemik (jarak/keakraban) merupakan komunikasi yang menggunakan pengaturan dalam jarak kita terhadap mengungkapkan keakraban dengan orang lain dalam menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan agar terjalinnya hubungan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat

(11)

mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu.

Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan pesan- pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Misalnya,

dengan menggunakan

jarak/keakraban dalam penyampaian pesan kepada pihak dari kebudayaan lain saat melakukan komunikasi, misalnya dengan merasa sudah dekat dengan teman yang baru dikenalnya, walaupun berkomunikasi dengan pihak yang berbeda budaya, maka pihak pertama menunjukan sikap yang merasa nyaman dalam proses komunikasi.

4. Profil Komunikasi Antar Budaya Peserta Didik Dilihat dari Pesan Artifaktual (Penampilan).

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan profil komunikasi antar budaya peserta didik di kelas XI SMA Negeri 3 Kota Solok berbeda dilihat dari pesan artifaktual (penampilan) yaitu: adanya 29 orang peserta didik yang memiliki profil komunikasi antar budaya berada pada kategori baik dengan persentase 52,73%

Seperti yang dikemukakan oleh Jalaludin, 1985 (Harapan dan Ahmad, 2016:30) pesan artifaktual (penampilan) merupakan komunikasi yang digunakan oleh seseorang dan orang sering berprilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya dalam berkomunikasi dengan orang- orang disekitarnya.

Seperti yang kita ketahui, bahwa komunikasi sangat mempengaruhi hubungan interaksi antar sesama individu.

(12)

Karena komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian atau pertukaran pesan atau informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya, pada umumnya komunikasi dilakukan dengan menggunakan pesan- pesan nonverbal, untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Misalnya,

dengan menggunakan

penampilan dalam penyampaian pesan kepada pihak dari kebudayaan lain saat melakukan komunikasi. Artinya, dalam berkomunikasi salah satu pihak menilai penampilan atau gaya dari pihak yang satunya, karena tampilan dari kebudayaan mereka berbeda.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat secara umum berada pada kategori baik.

2. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat dari komunikasi verbal berada pada kategori baik.

3. Profil komunikasi antar budaya peserta didik dilihat dari komunikasi nonverbal berada pada kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Harapan, Edi dan Ahmad Syarwani.

(2016). Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mashudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling (Buku Panduan Lengkap dan Praktis Menerapkan Psikologi Konseling). Yogyakarta:

IRCiSoD.

Sambas, Syukriadi. (2016).

Antropologi Komunikasi.

Bandung: Pustaka Setia.

Sarwono, Sarlito. W. (2014).

Psikologi Lintas Budaya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Judul topik yang diamb il dari penelitian ini adalah “ Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga ”. Tujuan penelitan ini adalah agar masyarakat mengetahui pola hidup

Hasil : Pengambilan sampel di Puskesmas Sigaluh 2 sudah tepat untuk alat pengambilan, waktu, petugas, cara penilaian, besar sampel dan kategori strata

ruang heterotopia yang terdapat pada layanan-layanan Corner Perpustakaan UMY. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data di atas maka diperoleh hubungan yang rendah antara ketersediaan koneksi WiFi dengan minat hubungan ketersediaan koneksi

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merancang suatu program aplikasi pengolah data untuk ANCOVA yang dapat melakukan uji asumsi, melakukan perhitungan analisis peragam dengan

Definisi lain mengatakan bahwa aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dimana bahan aditif

Menurut penulis garansi bank merupakan suatu perjanjian tertulis yang isinya bank menyetujui untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan guna memenuhi kewajiban terjamin

warisan adalah harta peninggalan orang yang telah mati yang secara hukum syara’ telah berhak dan sah beralih kepada ahli warisnya. Harta peninggalan itu