• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangPenelitian

Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang prima bagi semua penduduknya sesuai yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik disebutkan pengertian pelayanan publik sebagai berikut :Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangkapemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan /atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok atauseseorang birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalamrangka mencapai suatu tujuan tertentu.

Salah satu dari pelaksanaan pelayananpublik yaitu administrasi

kependudukan yang berada di suatu pemerintahan.Administrasi

kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan danpenertiban dalam

penertiban dokumen dan data kependudukan melaluipendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasikependudukan serta

pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik danpembangunan sektor

lain.Seiring dengan berjalannya kebijakan otonomi daerah, aparat

birokrasipemerintahan di daerah dapat mengelola dan menyelenggarakan

pelayananpublik yang lebih peduli dengan kebutuhan masyarakat daerahnya.

(2)

Terdapatkonsep yang mendasar dalam hal mengelola urusan yang mengatur pemerintah lokal ini yakni adanya prakarsa sendiri berdasarkan pada aspirasi masyarakat daerah tersebut. Otonomi daerah bermakna kemauan masyarakat lokal untuk memecahkan berbagai macam masalah masyarakat setempat demimencapai kesejahteraan mereka

Namun pada kenyataanya penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah masih dihadapkan pada pelayanan yang belum efektif dan efisien serta kualitas sumber daya manusia yang belum memadai.

Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti melalui media massa yang menuntutpeningkatan kualitas pelayanan publik.

Peningkatan kualitas pelayanan publik adalah salah satu isu yang sangatpenting. Hal ini terjadi karena disatu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan semakin besar sementara praktek penyelenggara pelayanantidak mengalami perubahan yang berarti. Masyarakat setiap waktu menuntutpelayanan publik yang berkualitas, meskipun tuntutan tersebut sering tidaksesuai dengan harapan karena pelayanan publik yang terjadi selama ini masihberbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.

Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu Kecamatan di

Pemerintahan Kota Medan yang melaksanakan pelayanan publik di bidang

administrasikependudukan. Pelayanan publik bidang administrasi

kependudukan diKecamatan Medan Kota meliputi pembuatan Kartu

Keluarga (KK), Kartu TandaPenduduk Elektronik (e-KTP), Surat Tinggal

Sementara (SKTS) dan adapelayanan yang direkomendasikan antara lain:

(3)

pembuatan akte kelahiran, aktapernikahan, akta tanah, ijin usaha (HO), pengantar pembuatan SKCK.

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan di Kecamatan Medan Kota bahwa terdapat beberapa permasalahan mengenai kualitas pelayanan publik bidang administrasi kependudukan. Masalah yang ditemui saat masyarakat ingin membuat produk dari administrasi kependudukan masih banyak masyarakat yang belum paham dengan persyaratan apa saja yang harus dibawa. Dapat ditunjukkan dari masih banyaknya masyarakat yang belum lengkap membawa persyaratan dalam membuat Kartu Keluarga(KK) maupun Kartu Tanda Penduduk Elektronik e-KTP). Kurang lengkapnyapersyaratan tersebut dikarenakan kurangnya informasi dari pihak kecamatanmengenai persyaratkan yang dibutuhkan. Secara tidak langsung masalahtersebut akan menghambat proses pembuatan KK maupun KTP Elektronik.Sehingga akan berpengaruh pada lamanya pembuatan KK maupun KTPElektronik sehingga akan berdampak pada kepuasan pelayanan yang diterimaoleh masyarakat.

Permasalahan lain yang ditemui mengenai pekerjaan administrasi yangbelum terlaksana dengan baik, yaitu penataan arsip di ruang pelayanan masihterlihat penataan arsip yang belum tertata rapi di dalam almari arsip.

Dengansistem kearsipan yang tidak sesuai dengan prosedur dapat

meyulitkanpegawai pelayanan dalam melayani karena dalam pencarian

membutuhkanwaktu lama karena penataan arsip yang belum benar. Sehingga

dalammelayani pelayanan menjadi kurang cepat karena terganggu dengan

pencarianarsip yang lama.

(4)

Berdasarkan kendala-kendala di atas menggambarkan bahwa pelayananyang diberikan penyelenggara pelayanan publik di Kecamatan Medan Kotabelum dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Dengan menjalankanfungsi dan tugasnya dan memiliki wewenang yang istimewa dan tidakmenyalahgunakan wewenang, jabatan atau kekuasaan dapat memberikanpelayan yang berkualitas sebagai pelayan masyarakat.

Berdasarkan pengamatan awal di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan Di Kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota”.

1.2 BatasanMasalah

Karena luasnya permasalahan mengenai bidang pelayanan publik, sertamengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini dibatasipada belum optimalnya kualitas pelayanan pelayanan publik bidang administrasi kependudukan di Kantor KelurahanTeladan Barat Kecamatan Medan Kota.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana kualitas

pelayananpublik bidang administrasi kependudukan di Kantor kelurahan

Teladan Barat Kecamatan Medan Kota?

(5)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas maka penelitian inibertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik bidang administrasikependudukan di Kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota.

1.5 ManfaatPenelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan teori dan analisisnya untuk kepentingan penelitian dimasa yang akan datang serta bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti

sertamenjadi masukan mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi

Negara untuk mempersiapakan diri terjun ke dalam dunia

masyarakat. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk

memeperoleh gelar Sarjana.

(6)

b. Bagi Kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan pelayanan publik bidang administrasi kependudukan agar lebihbaik lagi.

c. Bagi Fisip UISU

Untuk menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada khususnya dan mahasiswa Fisip UISU pada umunya.

1.6 Kerangka Teori

Untuk menjawab masalah penelitian maka pada penelitian ini diperlukan teori-teori terkait dengan kualitas dalam pelayanan publik.

Adapun teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah Teori Servqual dari Zithham. Menurut Zeithhaml- Parasurman- Berry 1 , untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh konsumen yang terletak pada lima dimensi kualitas pelayanan menurut apa yang dikatakan konsumen. Kelima dimensi servqualtersebut, yaitu:

1) Tangibles; tercermin pada fasilitas fisik, peralatan, personil dan bahan komunikasi.

1

Harbani, Pasolong.2013.Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : CV.Alfabeta.hal.135

(7)

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka birokrasi pemerintahan melakukan berbagai kegiatan, baik yang tergolong kegiatan rutinitas maupun kegiatan pembangunan. Jelas seluruh kegiatan itu memerlukan sarana dan prasarana kerja yang sesuai. Artinya, sarana dan prasarana tersebut harus mendukung penyelesaian tugas dengan tepat waktu dengan mutu hasil yang tinggi. Sarana pelayanan semakin dituntut untuk lebih lengkap, modern dan canggih seiring dengan perkembangan teknologi, karena sudah menjadi keinginan masyarakat sebagai custumer dari birokrasi untuk mendapat pelayanan yang lebih cepat dan akurat.

Disamping penggunaan sarana prasarana pelayanan yang modern dan canggih namun sarana dan prasarana yang tradisional seperti gedung, perabot, alat-alat kantor dan alat perlengkapan lainnya juga perlu mendapat perhatian.

2) Realibility; kemampuan memenuhi pelayanan yang dijanjikan secara terpercaya, tepat.

Dalam seriap organisasi yang dikelola dengan baik selalu

terdapat kriteria kinerja (performancecriteria) yang harus dipenuhi

oleh setiap orang dalam organisasi. Seperti telah dimaklumi,

kriteria tersebut terdiri antara lain dari cara kerja, mutu yang

dihasilkan, waktu penyelesaian. Dapat dipastikan bahwa

pemerintah manapun mengharapkan agar dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat, apara anggota birokrasi berupaya

(8)

semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu produk kerjanya setinggi mungkin.

3) Responsiveness; kemampuan untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang tepat.

Bekerja di lingkungan yang sudah dikenal dengan kemapanan dalam metode, cara dan teknik bekerja sering berakibat pada upaya mempertahankan status quo dalam birokrasi. Akibatnya penolakan kuat terhadap perubahan yang seharusnya terjadi. Dengan perkataan lain, keinginan mempertahankan status quo sering menyebabkan birokrasi tidak tanggap terhadap situasi baru, tuntutan baru dan perkembangan baru yang pada gilirannya menuntut orientasi dan cara kerja yang baru pula. Pada hal seperti diketahui, sikap tanggap diperlukan bukan hanya agar birokrasi bekerja lebih produktif dengan mutu karya yang semakin tinggi, akan tetapi juga agar seluruh kegiatannya benarbenar relevan dengan keseluruhan upaya pemerintah dan masyarakat mencapai tujuan nasional yang telah disepakati.

Masyarakat yang membutuhkan pelayanan aparat pemerintah

mengharapkan pemberian pelayanan yang cepat, cermat sekaligus

ramah. Dari segi kecepatan misalnya, perlu kejelasan berapa lama

waktu yang dibutuhkan agar pelayanan diperlukan terselesaikan

secara tuntas. Dengan kejelasan demikian, warga masyarakat dapat

(9)

memperkirakan kapan interaksinya dengan aparat yang bersangkutan berakhir.

4) Assurance; pengetahuan dari para pegawai dan kemampuan mereka untuk menerima kepercayaan dan kerahasiaan.

Tidak dapat disangkal bahwa para aparatur yang nota bene adalah para pegawai negeri harus memegang teguh sumpah jabatannya, antara lain menuntut pegawai yang bersangkutan untuk tidak membocorkan rahasia jabatan atau rahasia negara juga termasuk menjaga rahasia yang menyangkut privasi masyarakat yang mendapat pelayanan.

 Yang menjadi masalah ialah bahwa dengan dalih „rahasia jabatan‟ birokrasi menjadi tertutup. Padahal, dewasa ini tuntutan agar birokrasi terbuka semakin santer terdengar.

Tidak mustahil bahwa sikap tertutup oknum parat dilatar belakangi oleh dua hal : karena ketidakmampuannya dalam menyelesaikan tugas dengan baik, akurat dan cepat;

 Sebagai cara untuk memperoleh sesuatu yang bukan

haknya. Jelaslah bahwa di satu pihak, aparat harus

mencegah bocornya rahasia negara dan tidak

dilanggarnya rahasia jabatan, tetapi di lain pihak harys

terbuka, sehingga warga masyarakat dengan jelas

mengetahui bahwa ia akan memperoleh pelayanan secara

(10)

wajar apabila semua ketentuan yang harus dipenuhi telah diikutinya dengan baik.

5) Emphathy; perhatian individual diberikan oleh perusahaan kepada para pelanggan.

Para anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari birokrasi pemerintahan tentunya harus melalui proses yang kesemua rangkaian proses tersebut diselenggarakan oleh aparatur, masyarakat penerima layanan atau yang berhuibungan dengan birokrasi mengharapkan bahwa dalam proses pelayanan tersebut mereka mendapat perlakuan yang ramah dan bersahabat. Kesan yang bersahabat dan perlakuan yang ramah apabila ditampilkan oleh aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, merupakan sesuatu yang sangat berharga dan sangat membekas bagi masyarakat, kesan yang mungkin sepele ini namun sangat berarti membentuk citra birokrasi yang responsif dan ramah.

Begitu pula sebaliknya, kesan yang tidak bersahabat dan kurang ramah akan membekas dan menjadi tambah buruknya citra birokrasi

1.7 Kerangkakonsep 1. Pelayananpublik

Istilah pelayanan berasal dari kata “layan” yang artinya menolong

menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk

(11)

perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia 2 (Sinambela, 2010:3).

Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa Inggris “public” yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang banyak, ramai. Beberapa pakar yang memberikan pengertian mengenai pelayanan publik diantaranya adalah Agung kurniawan (2005:6), mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan. Ratminto 3 , mendefinisikan bahwa Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefenisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yangpada prinsipnya menjadi tanggung jawab dandilaksanakanolehinstansi pemerintah di pusat, didaerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangkaupaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupundalam rangkapelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan

2

Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara, hal.3

3

Atik,danratminto. 2005. Manajemen Pelayanan, disertai dengan pengembangan model konseptual, penerapan citizen‟scharter dan standar pelayanan

minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(12)

2. Kualitaspelayananpublik

Goetsch dan Davis yang diterjemahkan Fandy Tjiptono 4 membuat definisi mengenai kualitas sebagai berikut : “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Definisi kualitas di atas mengandung makna bahwa elemen- elemen kualitas yaitu :

a) Kualitas merupakan kondisi yang dinamis

b) Kualitas berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan lingkungan.

c) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Menurut Wyckcof dan Lovelock dalam bukunya yang dikutip dan diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono 5 ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu respectedservice dan perceivedservice. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceivedservice) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa yang dipersepsikan buruk. Baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada

4

Tjiptono Fandy,2002.Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.Yogyakarta, hal.101

5

Tjiptono Fandy,2002.Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.Yogyakarta, hal.60

(13)

kemempuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Galvin dalam Tjiptono 6 ada lima macam perspektif kualitas yang berkembang, kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan secara keberanekaragaman oleh orang yang berbeda dalam situasi yang berlainan. Lima macam perspektif kualitas tersebut meliputi:

a. Trancendentalapproach;

Dalam perspektif ini kualitas dipandang sebagai innateexcellence, yaitu sesuatu yang secara intuitif bisa dipahami namun nyaris tidak mungkin dikomunikasikan contohnya kecantikan atau cinta. Perspektif ini menegaskan bahwa orang hanya bisa belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan dari eksposur berulang kali (repeatedexposure). Sudut pandang semacam ini biasanya diterapkan dalam dunia seni, misalnya seni musik, seni drama, seni lukis, seni tari, dan seni rupa. Orang awam kadang kala sulit memahami kualitas sebuah lukisan, puisi, lagu atau film yang dipuji para kritikus dan pengamat seni.

b. Product – basedapproach;

6

Tjiptono Fandy,2002.Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Andi Ofset.Yogyakarta, hal.143

(14)

Perspektif ini mengasumsikan bahwa kualitas merupakan karakteristik, komponen atau atribut obyektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk, semakin banyak atribut yang dimiliki sebuah produk atau merek maka semakin berkualitas produk atau merek bersangkutan. Contoh atribut spesifik untuk sebuah laptop misalnya spesifikasi kapasitas memori, RAM, harddisk. Karena perspektif ini sangat obyektif maka kelemahannya adalah tidak bisa menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.

c. User – basetapproach;

Perspektif ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang menilainya (Eyesofthebeholder), sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (maxsimumsatisfaction) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif yang bersifat subyektif dan demandoriented ini juga menyatakan bahwa setiap pelanggan memilki kebutuhan dan keinginan masing–masing yang berbeda satu sama lain, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama dengan kepuasan maksimum yang dirasakan.

Produk yang dinilai berkualitas baik oleh individu tertentu

belum tentu dinilai sama oleh orang lain. Contoh paling

(15)

sederhana, masakan atau makanan manis, asin, pedas, dan bersantan memiliki penggemarnya masing – masing.

d. Manufacturing – basetapproach;

Perspektif ini bersifat supply–baset dan lebih berfokus pada praktik– praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefenisikan kualitas sebagai kesesuaian atau kecocokan dengan persyaratan (conformancetorequirementes). Konteks bisnis jasa, kualitas berdasarkan perspektif ini cenderung bersifat operations–driven. Ancangan semacam ini menekankan penyesuaian spesifikasi produksi dan operasi yang disusun secara internal, yang sering kali dipicu oleh keinginan untuk meningkatkan produktivitas dan menekan biaya, jadi yang menentukan kualitas adalah standart-standart yang ditetapkan perusahaan bukan konsumen yang membeli dan menggunakan produk atau jasa.

e. Falue – basetapproach.

Perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai (falue) dan

harga (price) dengan mempertimbangkan trade–off antara

kinerja dan harga, kualitas didefenisikan sebagai

affoedableexcellence, yakni tingkat kinerja “terbaik” atau

yang sepadan dengan harga yang dibayarkan. Kualitas dalam

perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki

(16)

kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best–buy). Contohnya, mobil ekonomis berkualitas berbeda dengan mobil mewah berkualitas.

1.8 AlurPikir

1.1

Gambar 1 : Kerangka Pikir

Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukam di Kelurahan Teladan Barat kecamatan Medan Kota

Kelurahan Teladan Barat

Indikator : 1) Bukti Langsung

(Tangibles)

2) Keandalan (Reliability) 3) Daya Tanggap

(Responsiveness) 4) Jaminan (Assurance) 5) Empati (Emphaty) Pelayanan Publik

Standar Pelayanan Publik :

 Prosedur pelayanan

 Waktu Penyelesaian

 Biaya pelayanan

 Produk pelayanan

 Sarana dan prasarana

 kompetensi petugas pelayanan

(Permen PAN dan ReformasiBirokrasi Republik Indonesia Nomor 15Tahun 2014)

Kualitas Pelayanan Publik

di Kelurahan Teladan barat

(17)

1.2 Metodologi Penelitian 1.9.1 Jenis Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatif. Penelitian ini dipilih karena untuk menyajikan data secarasistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan.Dengan menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatankualitatif bertujuan untuk menggali mengenai fakta mengenai kualitaspelayanan publik dalam bidang administrasi kependudukan di KecamatanMedan Kota.

1.9.2 LokasiPenelitian

Lokasipenelitian ini dilaksanakan di kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota

1.9.3 InformanPenelitian

Informan penelitian dipilih secara purposive sampling.

Informanpenelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa informan penelitian dapatmemberikan informasi yang selengkap-lengkapnya dan relevan dengantujuan penelitian.

Informan penelitian itu yaitu :

 informan kunci (key informan)

1 (satu) orang (Lurah Teladan Barat) sebagai informan kunci (key informan) yang secara langsungmelakukan kegiatan di pelayanan umum dan mempunyai pengetahuantentang bidang pelayanan umum.

 informan pendukung

(18)

yaitu3 (tiga) orangpetugas pelayanan dan 3 (tiga) orang masyarakat pengguna jasa pelayanan di Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota.

1.9.4 TeknikPengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dan lengkap, penelitian inimenggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data.

Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung yaitu pengumpulan data dengan melihat atau mengamati secara langsungproses peayanan publik bidang administrasi kependudukan diSubbagian Pelayanan umum Kecamatan Medan Kota Dalam observasilangsung, pengumpulan data pencatatan yang dilakukan penelititerhadap objek dilakukan di tempat berlangsungnya peristiwasehingga peneliti berada bersama objek yang sedang diteliti ataudiamati.

b. Wawancara

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancaradimana telah ditetapkan terlebih dahulu masalah dan pertanyaan yangakan diajukan kepada pihak yang diwawancarai.

Tujuan diadakannyawawancara dalam penelitian ini adalah untuk

melengkapi danmengecek ulang data dari hasil observasi di

(19)

Kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota.Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mendatangilangsung informan penelitian dan menanyakan

kepada merekabeberapa hal yang berhubungan dengan pokok permasalahan.Wawancara dilakukan secara mendalam untuk memperoleh datalangsung melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak yangterkait dengan pelaksanaan pelayanan publik di Kantor Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan denganmasalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah,dan bukan berdasarkan perkiraan dengan mengambil data yang sudahada dan tersedia dalam catatan dokumen.

Dokumentasi ini diambil untuk memperoleh data-data, foto, sertacatatan lapangan seperti peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan kualitas pelayanan publik dalam bidangAdministrasi Kependudukan di Kecamatan Medan Kota.

1.9.5 TeknikAnalisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisismodel interaktif. Analisis model interaktif

memungkinkan analisis datakualitatif yang dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terusmenerus sampai tuntas

(20)

sehingga datanya jenuh.Proses pelaksanaan analisis data dilaksanakan melalui beberapa tahap.

Tahap-tahap analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak jumlahnya, oleh

karena itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berartimerangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidakperlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikangambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam pengumpulandata selanjutnya

b) Penyajian data (data display)

Data yang telah disusun dari hasil reduksi data, kemudian

disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian

datamerupakan upaya penyusunan sekumpulan informasi

kedalam suatumatriks atau bentuk yang mudah

dipahami.Penyajian data yang mudahdipahami adalah cara

utama untuk menganalisis data kualitatif yangvalid.

(21)

c) Pengambilan kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara danakan berubah apabila tidak diketemukan bukti- bukti yang kuat yangmendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabilakesimpulan yang diketemukan pada awal didukung oleh bukti-buktiyang valid dan konsisten pada saat di lapangan untuk mengumpulkandata, maka kesimpulan yang dikeluarkan merupakan kesimpulanyang kredibel sehingga dengan kesimpulan ini diharapkan dapatmenemukan temuan baru yang sebelumnya belum ada. Temuandapat berupa deskripsi apa gambaran suatu objek yang sebelumnyamasih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan Penelitian terdiri dari V (lima) BAB, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA PUSTAKA

Berisikan uraian teoritis tentang konsep-konsep yang

berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti

(22)

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan tentang uraian Tugas pokok dan Fungsi dan struktur organisasi kantor Kelurahan Teladan Barat

BAB IV : ANALISA DATA

Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian, kemudian analisis data sehingga dapat diperoleh deskripsi Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan Kesimpulan penelitian yang dirumuskan dari hasil

analisis data, kemudian dilanjutkan dengan saran yang

direkomendasikan berdasarkan kesimpulan penelitian yang

diperoleh.

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Posisi cadangan devisa pada akhir triwulan IV 2016 tercatat sebesar 116,4 miliar dolar AS, lebih tinggi dari 115,7 miliar dolar AS pada akhir triwulan III 2016 atau bila dibandingkan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Ordinary Least Squares (OLS) dengan variabel dependennya pendapatan dan variabel independennya adalah modal kerja, tenaga

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis uji-t dua sampel yang independen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan civic disposition siswa antara

Komitmen terhadap organisasi didefinisikan sebagai suatu keadaan saat seorang individu memihak pada organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya serta berniat memelihara

Keluarannya (barang yang.. setengah jadi ) menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainnya. Misalnya pekerja konveksi. Hubungan antar pekerja adalah hubungan

Rancangan Pedoman Pengembangan Sistem Jenjang Karir Profeional Perawat, Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.. Depkes RI.,

Determinan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kecamatan Sumberasih Tahun 2013 yaitu umur ibu ketika hamil, LILA ibu, dan keterpaparan ibu terhadap asap rokok

Merupakan tahap pengujian yang dilakukan dari hasil klasifikasi menggunakan metode support vector machine (SVM), serta menganalisis performansi sesuai dengan parameter yang