• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. bahan untuk referensi terhadap keterkaitan variable dalam penelitian ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. bahan untuk referensi terhadap keterkaitan variable dalam penelitian ini"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Ditemukan beberapa hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk referensi terhadap keterkaitan variable dalam penelitian ini yaitu:Penelitian ini sebelumnya pernah dilakukan oleh (Awandari, 2016) yang berjudul

“pengaruh infrastruktur, investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat melalui kesempatan kerja”. Dalam penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif, berdasarkan sumber data pada penelitian ini digunakan data sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik analisis berupa analisis jalur path analysis. Analisis ini merupakan jalur perluasan dari analisis regresi linier berganda.

Koefisien jalur diperhitungkan dengan menggunakan analisis regresi melalui software SPSS 17.0, hasil pengujiam menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja secara langsung memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja, sedangkan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

(Dona et al., 2018) dengan judul penelitian “analisis faktor-faktor yang memperngaruhi kesempatan kerja”. Dalam penelitian ini menggunakan Regresi Linier.

Pengujian hipotesis penulis menggunakan uji R, R2, Uji F dan Uji T untuk mengetahui pengaruh antara variable bebas terhadap variable tidak bebas. Hasil pengujian

(2)

membuktikan bahwa upah minimum Kota Samarinda berpengaruh positif dan signifikan tehadap kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja.

(Fauzani, 2019) dengan judul penelitian “analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum Provinsi terhadap angkatan kerja di Provinsi Jambi”. Dalam penelitian ini data sekunder digunakan dalam bentuk data deret berkala (time series) dari tahun 2001-2016 yang di peroleh dari instansi-instansi pemerintah. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode deskriptif.

Berdasarkan analisis uji statistic F dari hasil regresi linier berganda, bahwa di Provinsi Jambi variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh tehadap kesempatan kerja.

Berdasarkan uji secara parsial menunjukkan statistic t hitung variable pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kesempaatan kerja, sedangkan variable upah minimum memiliki berpengaruh signifikan tehadap kesempatan kerja di Provindi Jambi.

(Wasilaputri, 2016) yang berjudul “pengaruh upah minimum Provinsi, PDRB dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2014”.

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel enam Provinsi di Pulau Jawa tahun 2010-2014.

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi data panel, estimasi model regresi dengan data panel memiliki tiga pendekatan yang dapat digunakan yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Untuk menentukan model mana yang akan

(3)

digunakan, maka dilakukan uji chow, uji hausman dan uji LM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa upah minimum memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulai Jawa tahun 2010-2014, sedangkan investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Pulau Jawa tahun 2010-2014.

B. Landasan Teori 1. Investasi

Investasi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan pertumbuhan ekonomi, dengan adanya investasi dapat terciptanya modal baru sehingga dapat menyerap faktor produksi baru yaitu dengan menciptakan tenaga kerja baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran. Investasi bisa dikatakan suatu modal dengan membeli barang modal atau perlengkapan produksi untuk menambah potensi dalam memproduksi barang dan jasa. Kerjasama daerah yang diliputi dalam Investasi Pemerintah memiliki bentuk pendayagunaan atau pemanfaatan aset daerah, dan penyertaan modal daerah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi harus memiliki kebijakan yang tepat yaitu, yaitu dengan menjaga keseimbangan perekonomian dan menciptakan lahan untuk pekerjaan. Ketidakstabilan ekonomi dalam suatu daerah disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak disertai dengan struktur ekonomi yang kokoh dan inflasi yang tinggi. Tingkat inflasi yang tinggi dalam kondisi perekonomian dapat

(4)

merubah perubahan dalam tingkat penyerapan tenaga kerja dan dapat menyebabkan pengangguran (Dharma & Djohan, 2015).

Pembangunan ekonomi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, salah satunya didapat melaluiPenanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Untuk memenuhi permintaan penduduk maka diperlukan penanaman modal di dalam suatu negara. Investasi di sektor barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Besar kecilnya keunggulan dapat berdampak pada tingkat produktivitas dan tingkat partisipasi tenaga kerja, sumber daya manusia yang terlibat pada dunia pekerjaan.

Dengan semakin banyaknya keterlibatan pada tenaga kerja dalam proses produksi akan menyebabkan produksi barang dan jasa meningkat, sehinggaa memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

Pemerintah daerah harus bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah yang tidak hanya bergantung pada Anggaran Peberimaan dan Belanja Daerah (APBD) tapi juga mengoptimalkan tumbuhnya investasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan pembangunan.

2. Upah Minimum

Upah minimum itu sendiri standar minimum yang digunakan oleh pengusaha untuk memberikan upah atau gaji pada pekerja atas prestasi, kemampuan dan jasa yang dilakukan dalam kegiatan produksi. Pemerintah menetapkan upah minimum terhadap pengusaha yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja (buruh) untuk menciptakan

(5)

pemeratan distribusi pendapatan, pemerintah juga memberikan perlindungan dan jaminan kesejahteraan terhadap para pekerja agar keuntungan tidak hanya dinikmati oleh pengusaha.

Keseimbangan terjadi apabila penawaran tenaga kerja (SL1) sama dengan permintaan tenaga kerja (DL1) yang menghasilkan upah (w0) dan kesempatan kerja (L1). Upah (W0) merupakan market cleaning wage dimana upah ini keseimbangan tercapai. Upah tinggi membuat kemampuan pengusaha atau industri dalam menyerak tenaga kerja menjadi tinggi dengan asumsi permintaan terhadap output perusahaan.

Upah tinggi akan menjadi beban perusahaan dan mengakibatkan pula kemampuan perusahaan untuk membuat sumber daya yang lain semakin rendah atau karenanya kenaikan upah akan mendorong perusahaan mengurangi tenaga kerja agar bebannya tidak semakin meningkat.

W1

DL1

W0

L1

SL1

Tenaga Kerja Upah

L0 L2

(6)

Kebijakan lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesempatan kerja, selain mendorong pertumbuhan ekonomi yaitu dengan kebijakan penetapan upah minimum. Dalam teori upah efisiensi dikemukakan bahwa upah minimum bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dari tenaa kerja (Tapparan, 2017)

3. Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi perekonomian suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut.

Terjadinya kenaikan atau penurunan PDRB mengindikasikan terjadinya kenaikan atau penurunan dalam proses produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah.

Selain pertumbuhan ekonomi, pola pengeluaran konsumsi juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, berikut merupakan model pertumbuhan:

Y = f ( K,L ) ……….(1)

Fungsi produksi ini menunjukkan bahwa output nasional adalah merupakan fungsi dari input-input yang digunakan dalam proses produksi, yang dalam hal ini diasumsikan terdiri dari faktor modal (K) dan faktor tenaga kerja (L). Faktor produksi modal dan tenaga kerja adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya produksi output, terjadinya peningkatan produksi akan memberikan dampak terhadap peningkatan konsumsi masyarakat yang sekaligus akan berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.

(7)

Pemerintah dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan tumbuhnya investasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mencegah masuknya potensi disintegrasi bangsa.

Untuk memberikan dampak positif bai kesejahteraan masyarakat, maka pemerintah harus menjaga dua aspek yaitu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi pendapatan. Laju pertumbuhan ekonomi dapat di hitung melalui indikator perkembangan PDRB dari tahun ke tahun. Faktor penyebab PDRB mengalami peningkatan yaitu tersedinya sejumlah sumber daya yang sejalan dengan perubahan perekonomian. (Hodijah, 2017)

Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi harus di bandingkan dengan pendapatan nasional berdasarkan harga konstan dari berbagai tahun. Perekonomian suatu daerah dapat di katakan baik apabila tingkat kegiatan ekonomi masa sekarang lebih tinggi dari pada masa sebelumnya.

4. Kesempatan Kerja

Tolak ukur keberhasilan ekonomi suatu negara yaitu kesempatan kerja yang di ciptakan oleh adanya pembangunan ekonomi. Dengan adanya perluasan kesempatan kerja merupakan kebijakan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan. Faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi secara tradisional yaitu pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja. Tingkat produksi yang besar akan menambah jumlah angkatan kerja, ketidak seimbangan antara permintaan tenaga kerja

(8)

dan penawaran tenaga kerja merupakan salah satu masalah yang biasa muncul dalam angkatan kerja.

Kesempatan kerja ialah jumlah penduduk yang bekerja atau orang yang sudah mendapatkan pekerjaan, semakin luas kesempatan kerja semakin banyak juga orang yang mendapatkan pekerjaan (Awandari, 2016). Pendapatan masyarakat adalah unsur kesejahteraan yang di tentukan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tewujudnya kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan mampu dapat menyerap tenaga kerja. Faktor-faktor yang menunjukkan kemajuan manusia seperti angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah merupakan indikator kesejahteraan manusia.

C. Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh Investasi Terhadap Kesempatan Kerja di Jawa Timur

Para investor cenderung memanfaatkan investasinya guna melaksanakan pembelian barang modal dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas produksi dari barang dan jasa yang lebih efisien. Barang modal yang dibeli dalam bentuk mesin sebagai bentuk pendukung proses produksi baru. Pemakaian mesin tersebut membuat penyerapan tenaga kerja menjadi rendah, maka tidak menjadi pengaruh antara investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Harga pasar tenaga kerja menjadi lebih tinggi di bandingkan harga modal meripakan factor penyebab tidak adanya pengaruh antara investasi terhadap penyerpan tenaga kerja. (Wasilaputri, 2016).

(9)

Besarnya investasi tidak menjadi jaminan mampu memaksimalkan kesempatan keja dan dapat membuktikan bahwa investasi menjadi indikator utama guna menaikkan kesempatan kerja (Rahmawati, 2013)

2. Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota Terhadap Angkatan Kerja di Jawa Timur

Semakin tinggi upah yang ditentukan, sehingga berdampak dalam meningkatkan anggaran produksi, karena banyaknya permintaan komsumen terhadap barang atau jasa yang telah di produksi. Maka upah para pekerja pun akan meningkat, sehingga para pekerja tersebut membuat usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja. Maka upah memiliki hubungan positif terhadap kesempatan kerja di Kota Samarinda (Dona et al., 2018)

Meningkatnya permintaan barang dan jasa terjadi karena adanya peningkatan upah sehingga konsumsi para pekerja meningkat. Dengan ini, mengakibatkan produksi barang dan jasa perusahaan meningkat dan membuka kesempatan kerja. Maka tingkat upah memiliki pengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di Jawa Timur (Rahmawati, 2013)

Peningkatan upah minimum memiliki pengaruh terhadap daya beli masyarakat yang mengakibatkan terjadinya peningkatan terhadap permintaan dan diikuti dengan semakin banyak perusahaan yang masuk pasar yang menyebabkan perusahaan akan banyak menyerap tenaga kerja dan karena pengusaha menaikkan tingkat upah dengan upaya menambah jumlah unit sahanya sehingga pengusaha juga ajan menambah

(10)

jumlah tenaga kerjanya. Variabel upah minimum mempunyai dampak yang searah atas penyerapan tenaga kerja, artinya apabila terjadi kanaikan upah minimum, maka berpotensi memperbanyak penyerapan tenaga kerja begitu juga sebaliknya (Indradewa

& Natha, 2015)

3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Angkatan Tenaga Kerja di Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja serta sumber utama dalam meningkatkan kelayakan hidup masyarakat. Angka output atau barang yang dihasilkan meningkat, maka pengusaha akan membutuhkan peningkatan tenaga kerja. Sehingga pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang positif terhadap kesempatan kerja di Kota Samarinda (Dona et al., 2018).

Pembangunan ekonomi yakni suatu metode yang berkelanjutan di antara bagian- bagian ekonomi, sehingga terciptanya pertumbuhan ekonomi dapat menjadikan lapangan pekerjaan baru dan pemerataan penghasilam dengan tujuan menaikkan taraf hidup masyarakat. Dengan itu pertumbuhan ekonomi berpengaruh tehadap kesempatan kerja (Fauzani, 2019).

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penelitian terdaulu sektor pertumbuhan ekonomi terhadap kesempatan kerja, memiliki pengaruh positif terhadap angkatan kerja. Sedangkan pada sektor investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap angkatan kerja. Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan, maka di tetapkan bahwa angkatan kerja

(11)

(Y), investasi (X1), upah minimum kota/kabupaten (X2) dan pertumbuhan ekonomi (X3).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah investasi, upah minimum kota/kabupaten dan pertumbuhan ekonomi di jawa timur. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara variable investasi, upah minimum.

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

E. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dalam proses penelitian, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga Investasi berpengaruh tidak signifikan tehadap Kesempatan Kerja 2. Diduga Upah Minimum Kabupaten/Kota berpengaruh signifikan terhadap

Kesempatan Kerja

3. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap Kesempatan Kerja

Investasi (X1)

UMK (X2)

Pertumbuhan Ekonomi

Kesempatan Kerja (Y)

Gambar

Gambar 2.  1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar investasi dapat digolongkan menjadi tiga (Sukirno, 2001) yaitu antara lain. 1) Autonomous investment, yaitu investasi yang tidak dipengaruhi oleh tingkat

Survey awal yang telah dilakukan pada kelompok usaha Sumber Rejeki, terdapat beberapa kelemahan terkait dengan pengadaan pakan yang siap saji dalam bentuk pelet

Penelitian yang berjudul pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva terhadap profitabilitas pada perusahaan food and

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan memperhatikan rekomendasi komite audit, untuk menunjuk Akuntan Publik dan/atau Kantor Akuntan

menggunakan bantuan handout ini, Anda diharapkan mampu menyusun model matematika dari permasalahan kontekstual terkait system pertidaksamaan linear dua variable dan menggambar

Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi mahasiswa untuk berwirausaha dan masih adanya perbedaan hasil, maka dalam

a. Pembangunan komitmen Bupati, Perangkat Daerah Lintas Sektor, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pati, Camat,

hal pemberitaan Calon Presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan umum saja agar penelitian ini lebih terarah, fokus dan tidak meluas kepada hal-hal yang lainnya yang berkaitan