• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL SEKOLAH LUAR BIASA FLORA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL SEKOLAH LUAR BIASA FLORA INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL SEKOLAH LUAR BIASA

“FLORA INDONESIA”

Yuberlin Tyson Firdaus

Kedaung Kaliangke, Jln.Komplex Departemen Agama no. 52, 082111113007, yuberlin.firdaus@gmail.com Untung Adha Saryanto, S.Sn

ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN, untuk merancang ulang identitas visual sekolah menjadi lebih baik, terpercaya, dan mampu mencerminkan bidang pendidikannya.

METODE PENELITIAN

Metode yang dipergunakan adalah aplikasi langsung dari proses penggabungan data dan konsep yang sudah diriset terlebih dahulu. Dari setiap konsep yang ada akan ditarik bentuk- bentuk dasar atau desain yang mewakilkan essensi dari kedua elemen. Bentuk-bentuk ini kemudian akan digabungkan menjadi suatu desain baru yang mampu menonjolkan kedua elemen.

HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang diharapkan dari perancangan ulang identitas Sekolah Luar Biasa “Flora Indonesia” adalah menjadi lebih terpercaya di mata para siswanya, sehingga citra potensi yang menjadi berkembang bisa dicitrakan dan melekat dihari pendidikan sekolah penyandang cacat.

KESIMPULAN

Memiliki identitas visual yang baik akan membuat pendidikan lebih percaya terhadap layanan sekolah yang telah ditawarkan. Begitu pula dengan Sekolah Luar Biasa “FLORA INDONESIA” yang juga mampu membangun kepercayaan dan daya tarik baru kepada konsumennya,sehingga melalui ketertarikan para orang tua siswa sekolah, Sekolah Luar Biasa dapat sekaligus memperkenalkan dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pendidikan andalannya sebagai para siswa sekolah.

Kata Kunci

Sekolah dan Pendidikan.

(2)

Pendahuluan

Latar Belakang

SLB/B-C Flora Indonesia merupakan lembaga pendidikan khusus bagi anak Tuna Rungu dan Tuna Grahita sebagai pengembangan dari SLB/B-C Flora Indonesia yang didirikan pada bulan Mei tahun 1987 untuk jenjang pendidikan SDLB-C sampai SMPLB-C. Jenjang pendidikan di SLB/B-C Flora Indonesia mulai dari SD dan SMP dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajarnya dilaksanakan pada pagi hari dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 10 orang.

Dengan keterbatasan jumlah 13 guru PNS dan murid sampai saat ini jumlah sekitar 68 siswa, SLB Flora Indonesia mempunyai masalah salah satu diantaranya adalah dalam menangani orang tua siswa yang ingin berkonsultasi masalah gangguan perkembangan anak pada saat pendaftaran sekolah untuk penempatan kelas anak apakah masuk ke kelas Tuna Rungu dan Tuna Grahita, dengan keterbatasan waktu guru, maka tidak dapat melayani konsultasi orang tua mengenai gangguan perkembangan pada anaknya. SLB/B-C Flora Indonesia membutuhkan informasi yang jelas tentang gangguan perkembangan pada anak sebagai sarana konsultasi.

Oleh karena itu pembuatan system paka runtuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak di SLB/B-C Flora Indonesia, berfungsi untuk membantu menangani orang tuasiswa yang ingin berkonsultasi masalah gangguan perkembangan anak pada saat pendaftaran sekolah untuk penempatan kelasanaka pakah masuk kelas Autis, Tuna Grahita. Maka dengan menggunakan system pakar diharapkan mampu mempermudah pada saat proses pendaftaran dan penempatan kelasanak.

Pada Bulan Mei 1987, Sekolah telah berdiri SLB Bagian B (Tunarungu) dan C (Tunagrahita) Flora Indonesia yang beralamat di Jl. Kemandoran VI/I Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dengan pertimbangan berbagai factor kebutuhan pelayanan pendidikan terhadap anak yang mengalami penyimpangan mental dan fisik sehingga mereka tidak bisa mengikuti pelajaran pada sekolah umum.

Sedangkan di daerah Kebayoran Lama dan sekitarnya banyak terdapat anak berkelainan namun belum tersentuh pelayanan, walaupun sudah banyak organisasi sosial namun untuk Pendidikan Khusus sebelum tertangani khususnya bagi anak Tuna rungu dan Tuna grahita. Untuk itulah dasar pemikiran didirikannya Sekolah Luar Biasa Bagian B (Tunarungu) dan C (Tunagrahita).

Rumusan Masalah

Bagaimana masalah yang dipecahkan di sini adalah Bagaimana Perancangan Ulang Identitas Visual Sekolah Luar Biasa “Flora Indonesia” yang efektif dalam menciptakan identitas visual yang dapat membuat keberadaan SEKOLAH FLORA INDONESIA dan mencerminkan kinerja sekolah yang lebih profesional sesuai visi dan misi yang selanjutnya digunakan sebagai acuan di dalam aplikasi media promosi dan perangkat sekolah semakin dikenal oleh masyarakat kota Jakarta Selatan dan sekitanya sebagai sekolah penyandang cacat plus yang mengembangkan potensi anak Tuna Rungu dan Tuna Grahita.

Tujuan Penelitian

1. Menciptakan identitas visual sekolah yang mencerminkan kinerja sekolah yang lebih professional sesuai dengan visi dan misi dari sekolah

2. Menciptakan sistem pengaplikasikan identitas visual, positioning yang jelas dan terlihat dari desain yang baik untuk perangkat sekolah

Metode Penelitian

Data dan informasi yang mendukung proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber antara lain.

1. Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah SLB/B-C Flora Indonesia 2. Literatur : Buku dan Artikel

(3)

Hasil dan Bahasan Simpulan dan Saran

Logo

Logogram : mengambil bentuk dasar pada pergerakan terpercaya dan semangat, Logo yang membentuk bola lampu, anak sekolah dan pohon tiang artinya merepresentasikan sekolah yang penyandang cacat memiliki makna Sekolah akan siap menjadi membangun potensi dan masa depan anak tunarungu dan tunagrahita. Posisi Logogram di depan logotype mengartikan Sekolah akan selalu menjadikan konsumen sebagai yang paling utama.

Tipografi : menggunakan jenis huruf Apple Casual dengan melakukan sedikit modifikasi bentuk untuk menciptakan kesan terpercaya dan modern.

Dan Trebuchet Mc dengan melakukan bentuk untuk menciptakan kesan.

(4)

Warna : Branding sekolah luar biasa “FLORA INDONESIA menggunakan 3 warna yang sangat kuat mencerminkan FLORA INDONESIA yakni: Hijau, Jingga dan Hitam. Hijau merupakan logo menjadi dasar karena memiliki makna memberikan rasa kepercayaan dan harapan masa depan bentuk lampu, anak kecil sekolah dan tulis “FLORA INDONESIA”. Dengan harapan bahwa Sekolah Luar Biasa dapat menjadi perintis bagi Sekolah Luar Biasa “FLORA INDONESIA”. Warna Jingga yang digunakan keberhasilan pendidikan anak sekolah, yaitu pembentukan manusia yang utuh, memberikan semangat belajar dan memancarkan keceraiaan. Sedangkan hitam merupakan yang untuk mewakilkan pendidikan sekolah yang kemantapan bertindak dan keabadian. Logo ini sekaligus juga mencerminkan bahwa merupakan pendidikan sekolah yang kepastian dan tekat.

Warna -warna :

Green : 8DC63F C : 50 M : 0 Y : 100 K : 0

Orange : F7941E C : 0 M : 50 Y : 100 K : 0

Black : 231F20 C : 0 M : 0 Y : 0 K : 100

Supergrafis

(5)

Aplikasi Media 1. Kartu Nama

2. Kop Surat

(6)

3. Amplop Surat

4. Map Folder

(7)

5. Sign Gedung 6. Sign Kepala Sekolah 7. Sign Kelas

8. Sign WC 9. Seragam Sekolah 10. Seragam Olahraga Murid 11. Seragam Guru

12. Rapot

13. Kartu pengenal

14. Jadwal Pelajaran 15. Stempel 16. Jam Dinding 17. Brosur 18. Poster

(8)

19. X-Banner 20. Website

21. Payung 22. Buku Gambar 23. Pensil 24. Pulpen 25. Penggaris 26. Gelas

27. Gantungan Kunci 28. Pin

29. GSM

(9)

Kesimpulan

Identitas visual suatu perusahaan merupakan hal yang terpenting dan tidak terpisahkan dengan perusahaan itu sendiri. Identitas visual harus mencerminkan visi dan misi serta positioning perusahaan tersebut. Karena begitu pentingnya sebuah identitas visual, maka diperlukannya kekonsistensian dari identitas visual pada setiap bentuk pengaplikasiannya ke berbagai aplikasi.

Dengan perancangan identitas visual yang baru, diharapkan citra Sekolah Luar Biasa “FLORA INDONESIA” sebagai sekolah penyandang cacat plus yang mengembangkan potensi anak semakin dikenal oleh masyarakat, sekolah hadir dengan penuh percaya diri untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan dapat bersaing dengan kompetitor di kota- kota yang penyandang cacat lainnya.

Saran

Konsistensi sebuah logo dalam membentuk identitas visual sangatlah penting, sehingga disarankan pada setiap aplikasi yang digunakan identitas yang baru tetap dijaga kekonsistensiannya dalam pengaplikasiannya ke berbagai aplikasi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk usaha untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Sekolah Luar Biasa “FLORA INDONESIA”.

Referensi

Wheeler,Alina. (2009). Designing Brand Identity. Canada : John Wiley & Sons,Incx.

Rivers, Charlotte. (2003). Identify: Building Brands Through Letterhead Logo and Business Cards.

Switzherland : RotoVision SA.

Rustan, Surianto. (2009). Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Siebert, Lore and Lisa Ballard. (1992). Making a Good Layout. North Light Books, Cincinnati, USA.

Sihombing, Danton. (2002). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta.

Dameria, Anne. “Color Basic”

Eisseman, Leatrice. “Pantone : Guide to communication with color”

Riwayat dan Penulis

Yuberlin Tyson Firdaus lahir di kota Jakarta pada 30 Juli 1987. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada 2012.

Referensi

Dokumen terkait

1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Pusat informasi karir ini merupakan bentuk lain dari pengadaan unit bursa kerja sebagaimana yang diharuskan dalam Standar 3 dan 7 BAN-PT., melaui system ini IAIN Langsa

Setiap simpul pada pohon melakukan tes dari beberapa atribut yang dimiliki oleh instans, dan setiap cabang yang turun dari simpul tersebut berhubungan dengan sebuah nilai yang

Kata “Terpenuhinya kebutuhan AMPL” menunjukkan pembangunan AMPL akan mampu mencapai kondisi masyarakat yang sehat sebagai salah satu syarat tercapainya kesejahteraan

Hasil penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Korelasi menunjukkan bahwa hubungan pasang surut air laut dengan pergerakan transportasi Kapal di

Menurut Gia Putra, E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme  bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan

Sebab meskipun karyawan merasa kompensasi yang terima tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka dan karyawan tidak puas dengan kompensasi yang

Sebaiknya anak-anak di bawah umur dibatasi dalam menyaksikan sinetron yang bertemakan remaja tersebut, atau paling tidak ada pendamping dari orang tua. Sebab, seringkali ada