• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Bimbingan dan konseling Karier

Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Adelya Melany Wulan Sari (K3120001) 2. Alviano Yudha Pranata (K3120005)

3. Anwar Abdurrahman Hadi Kusumo (K3120013) 4. Lusia Intan Pratiwi (K3120035)

5. Rika Dwi Mustikasari (K3120055)

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad saw. Salah satu nikmatnya yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling Karier.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan, baik dari segi isi penulisan maupun dalam penggunaan kata-kata. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan, dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini.

Surakarta, 12 September 2021

(……….……..)

Penyusun

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 2

C. TUJUAN ... 2

BAB 2 ISI ... 4

A. PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER ... 4

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER ... 5

C. KETRAMPILAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR ... 5

D. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER ... 6

E. MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER (PIK) BERSERTA TAHAPAN MODEL PIK ... 8

F. HAMBATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER ... 10

G. APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ... 11

BAB 3 PENUTUP ... 13

DAFTAR PUSTAKA ... 14

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Karir merupakan bagian penting suatu tujuan dari kehidupan setiap orang.

Bahkan mayoritas orang memganggap bahwa karir sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir berhubungan dengan status sosial seseorang (Winkel & Hastuti, 2006). Karir seseorang di masa depan sebaiknya direncanakan dari jenjang pendidikan sedini mungkin. Salah satu keberhasilan karier ditentukan oleh pilihan individu saat masih bersekolah atau sejak dini.

Perkembangan karir individu memang tidak hanya dimulai pada saat pertama kali memasuki suatu bidang pekerjaan, tetapi dimulai sebelum individu bekerja. Karier yang menjadi cita-cita biasanya dimulai dari suatu jenjang pendidikan tertentu.

Apalagi sejumlah karir yang telah direncanakan seharusnya dimatangkan sejak bersekolah, seperti Sekolah Dasar (SD) yang menjadi dasar dalam mengenali diri dan perilaku yang menunjang cita-citanya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimana siswa mulai menggali potensi dirinya untuk mulai menentukan karier di masa depan, serta Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berfokus pada penguatan dan pengembangan potensi untuk menunjang pemilihan karier setelah lulus.

Perkembangan karir memang tampak maju pesat pada masa remaja dan merupakan dinamika yang penting di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Siswa juga diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan

kemampuannya secara mandiri. Kemandirian siswa dalam pembuatan keputusan

karir dapat diartikan bahwa siswa memilih jurusan tidak karena pengaruh orang lain

tetapi atas kemampuan dan kesadaran diri sendiri serta disesuaikan dengan minat

dan bakatnya. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih suatu jurusan

pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau pekerjaan yang tepat untuk

dirinya. Agar para siswa dapat memilih karir yang tepat, dalam hal ini diperlukan

arahan dalam pengambilan keputusan tentang pemilihan jurusan, pendidikan

lanjutan dan merencanakan karirnya untuk masa depan. Siswa diharapkan memiliki

kematangan karir yang tinggi agar dapat menentukan jenjang atau pekerjaan maupu

(5)

2

yang berhubungan dengan karier berikutnya sehingga siswa dapat mengembangkan sumber daya yang dimilikinya dan mempunyai arah serta tujuan yang jelas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Winkel dan Hastuti, 2006). Begitu pentingnya pengambilan keputusan karier pada masa sekolah demi tercapainya cita-cita yang diinginkan siswa dengan melalui pendidikan, guru, dan pembelajaran yang dapat menunjukkan potensi dirinya sehingga dapat memberikan kematangan dalam memilih karier.

Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teori Bimbingan dan Konseling karier maka kami menyusun makalah Teori Pengambilan Keputusan Karier dengan tujuan untuk mengetahui berbagai hal-hal yang mempengaruhi dan terkait lebih lanjut mengenai pengambilan keputusan karier pada peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kami bahas sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan karier?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karier?

3. Apa saja keterampilan dasar pengambilan keputusan karier?

4. Apa saja gaya dalam pengambilan keputusan karier?

5. Bagaimana model dan tahapan pengambilan keputusan karier?

6. Apa saja hambatan dalam pengambilan keputusan karier?

7. Bagaimana aplikasi pengambilan keputusan karier dalam bimbingan dan konseling?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian mengenai pengambilan keputusan karier.

2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karier.

3. Mengetahui keterampilan dasar pengambilan keputusan karier.

4. Mengetahui gaya dalam pengambilan keputusan karier.

(6)

3

5. Memahami model dan tahapan pengambilan keputusan karier.

6. Mengetahui hambatan dalam pengambilan keputusan karier.

7. Mengetahui aplikasi pengambilan keputusan karier dalam bimbingan

dan konseling.

(7)

4

BAB II

PEMBAHASAN A. Pengertian Pengambilan Keputusan Karier

Pengambilan keputusan merupakan sebuah upaya dalam membantu individu untuk menyadari faktor-faktor pada pengambilan keputusan sehingga individu mampu membuat pilhan yang didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan informasi lingkungannya. Sedangkan pengertian keputusan karir merupakan suatu proses pencapaian tujuan karir yang ditandai oleh adanya tujuan yag jelas setelah menyelesaikan pendidikan, cita-cita terhadap pekerjaan, motivasi terhadap pendidikan, kemandirian dalam proses pengambilan keputusan, kematangan dalam proses pengambilan keputusan, dan menunjukkan langkah realistis dalam mencapai cita-cita pekerjaan.

Mengenai pengambilan keputusan karier, Brown dan Brooks (dalam Rowland, 2004) menyatakan sebagai proses pemikiran seseorang dalam mengintegrasikan pengetahuan tentang dirinya dengan pengetahuan pekerjaan untuk membuat pilihan terkait dengan karir. Sedangkan Hollands (dalam Sukardi dalam Widiyastuti &

Pratiwi, 2013) menyatakan pengambilan keputusan berdasarkan asumsi mengenai pilihan karier yang diungkapkan melalui kepribadian seseorang, pilihan pekerjaan yang terlihat pada motivasi, pengetahuan, dan kemampuan.

Adapun menurut Mitchell & Krumboltz (1987) mengatakan bahwa seseorang mengambil keputusan karir karena individu terlibat dalam berbagai perilaku yang mengarah kepada karir. Beberapa perilaku dalam pengambilan keputusan karir antara lain yaitu bersekolah, masuk program pelatihan, melamar pekerjaan, ataupun perubahan pekerjaan. Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir dapat diasah dalam setiap keputusan kecil yang telah diambil sebelumnya, sehingga dapat memperkuat kemampuan pengambilan keputusan karir yang tepat.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan

bahwa pengambilan keputuan karier adalah suatu proses individu dalam berpikir

untuk membuat pilihan karier yang tepat berdasarkan pemahaman diri, perilaku,

kemampuan, kepribadian, informasi lingkungan, dan kemandirian untuk mencapai

cita-cita suatu pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan.

(8)

5

B. Faktor Yang Mempengaruhi Teori Pengambilan Keputusan Karier

Berd asarkan teori krumboltz melahirkan empat kategori faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir seseorang,yaitu

1. Genetik

Faktor genetic merupakan faktor yang di wujudkan dalam bentuk fisik, salah satunya bentuk wajah, jenis kelamin, suku, dan bangsa. Keadaan diri bisa membatasi kemapuan dan ketrampilan seseorang untuk menyusun rencana. Hal ini juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan karir karena ketika seseorang ingin mengambil keputusan tentunya juga harus menyesuaikan dengan diri pribadi orang tersebut

2. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan karir. Seperti, kesempatan kerja,kesempatan pendidikan, kesempatan latihan, kebijakan dan prosedur seleksi, lingkungan tetangga dan masyarakat sekitar dan pengalaman bekerja. Biasanya faktor ini merupakan faktor ekstern dari diri individu dan biasanya di luar kendali individu namun bisa di rencanakan

3. Faktor belajar

Faktor ini banyak di lakukan oleh manusia. Pengalaman belajar akan mempengaruhi tingkah laku dan keputusan orang mengenai pemilihan karir seseorang. Ketika setiap orang melakukan kegiatan belajar pastinya akan menambah pengetahuan mereka yang mana akan sangat berpengaruh terhadap keputusan keputusan yang di ambil.

4. Ketrampilan menghadapi tugas

Faktor ini di dapatkan sebagai capaian sebuah interaksi atau pengalaman belajar, ciri genetic,kemampuan khusus dan lingkungan. Faktor ini bisa berubah oleh pengalaman dan hasil yang di terima dari perbuatan yang seseorang lakukan.

C. Ketrampilan Dasar Pengambilan Keputusan Karir

(9)

6

Menurut krumboltz dan barker (munandir,1996) hal yang penting dalam pengambilan keputusan karir adalah

1. Mengenal situasi keputusan yang penting

2. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat di kelola dan yang realistis

3. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri dan generalisasi pandangan atas dunia

4. Menyusun alternative alternative yang luas dan beragam

5. Mengumpulkan informasi yang di perlukan tentang alternative alternative tersebut

6. Menentukan sumber informasi mana yang paling handal, cermat dan relevan

7. Merencanakan melaksanakan urutan langkah langkah pengambilan keputusan

D. Gaya Pengambilan Keputusan Karier

Teori tipe kepribadian Holand menjelaskan perlu dilakukan suatu usaha agar pemilihan karir seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Menurut Holland, begitu orang menemukan karir yang sesuai dengan kepribadiannya ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja dibidang tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan kepribadiannya (Santrock, 2003 : 484). Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi. Model orientasi merupakan suatu rumpun perilaku-perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda. Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh Holland (Ruslan A. Gani, 1996: 42-44) adalah sebagai berikut:

a. Realistis

Tipe yang memilik kecenderungan memilih lapangan kerja yang

berorientsi pada penerapan. Ciri-cirinya yaitu agresif, pada dasarnya kurang

(10)

7

dapat bergaul, interaksi interpersonal buruk, mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, keterampilan otot, koordinasi motorik yang kuat kurang memiliki kecakapan yang verbal, kongkrit, bekerja praktis, kurang memiliki keterampilan sosial, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.

b. Investigatif atau Intelektual

Tipe yang memiliki kecenderungan memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan dari pada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tindak sosial. Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas- tugas yang bersifat kabur, memiliki nila-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatan bersifat intraseptif.

c. Artistik

Tipe yang kecenderungan memilih pekerjaan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Ciri-ciri imaginatif, menghargai estetika, lebih menyukai ekspresi diri melalui seni, agak mandiri dan extrovert. Dengan kata lain, orientasi artistik lebih menitik beratkan menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal,keteraturan, atau keadaan yang menuntut ketrampilan fisik.

d. Sosial

Tipe yang memiliki kecenderungan memilih lapangan pekerjaan

yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri tipe model ini adalah pandai

bergaul dan berbicara, bersifat responsif, bertanggung jawab, kemanusiaan,

bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal,

hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan

bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada

perasaan dan tertarik pada kegiatan pendidikan. Contoh pekerjaan model

orientasi ini adalah Edukasional seperti guru, administrator pendidikan, dan

profesor. Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial, sosiolog, konselor

rehabilitasi, dan perawat profesional.

(11)

8

e. Pengusaha

Tipe yang memiliki ciri khas menggunakan keterampilan- keterampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyukai tugas-tugas sosial yang bersifat kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status, dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan, extrovert, petualang, persuasif, dan memanfaatkan keterampilan verbal yang baik.

f. Conventional

Tipe yang umumnya memiliki kecenderungan untuk kegiatan verbal, lebih menyenangi bahasa yang tersusun rapi, numerical(angka) yang teratur, menghindari situasi kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan, praktis, terkendali, bisa bergaul, agak konservatif, dan menyukai aturan-aturan dengan sanksi masyarakat ( Ruslan A. Gani, 1996: 42-44).

Penjelasan lain dikemukakan Krumboltz, dalam Taksonomi Krumboltz, ada lima gaya pengambilan keputusan karir (Greenhause dan Callanan, 2006:94).

a. Rational ialah pengampilan keputusan karir yang dilakukan sesuai dengan kaidah logika, cara-cara yang sistematis dan bertanggung jawab.

b. Fatalistik ialah seseorang memiliki sedikit kontrol terhadap dirinya sendiri dalam pengambilan keputusan karir.

c. Intuitive ialah pengambilan keputusan karir seseorang bergantung pada suara hati dan kondisi emosional dirinya.

d. Impulsive ialah pengambilan keputusan karir yang dilakukan secara sepontan sesuai dengan kata hatinya saat itu juga.

e. Dependent ialah pengambilan keputusan karir yang mengandalkan pada harapan atau saran dari orang lain.

E. Model Pengambilan Keputusan Karier (PIK) berserta tahapan model PIK

(12)

9

Cognitive information processing (CIP) merupakan teori perkembangan karier yang menyatakan dimensi pengolahan pemecahan masalah atau informasi (Peterson 2004). Pendekatan CIP didasarkan pada pemikiran “bahwa konseling karier harus lebih fokus untuk membantu individu dalam mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan karier yang bijaksana, bukan pada keputusan karier itu sendiri”. Dengan tujuan untuk membantu individu-individu membuat suatu pilihan karier yang tepat, dan belajar meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan pengmbil keputusan karier yang diperlukan untuk pilihan- pilihan di masa mendatang. (Sampson, Reardon, & Peterson, dkk, 2004:2). Dalam CIP, siklus CASVE (Communication, Analysis, synthesis, Valuing,dan Execution) berfungsi sebagai suatu basis untuk membantu para konseli dengan pengambilan keputusan (Peterson dkk., 2002; Brown, 2007). Berikut tahapan pengambilan keputusan karier model CIP:

1. Memahami keadaan diri sendiri (Self-knowledge);

2. Memahami pilihan pekerjaan (Occupation knowledge);

3. Menyadari perlunya untuk mengambil keputusan (Communication). Dalam tahap komunikasi, informasi diterima olehorgan-organ indera dan ditafsirkan dalam korteks serebral. Masalah muncul ketika otak memberikan sinyal munculnya kesenjangan antara keadaan yang ada sekarang dan keadaan yang diinginkan.

4. Memahami keadaan diri dan pilihan-pilihannya (Analysis). Dalam tahap analisis, penyebab masalah diidentifikasi dan berhubungan dengan komponen-komponen masalah ditempatkan dalam kerangka konseptual.

Dalam tahap ini, pemecah masalah yang efektif mundur dan terlibat dalam refleksi untuk memahami dimensi dari masalah dan penyebabnya.

5. Memperluas dan mempersempit daftar pilihan (Synthesis). Dalam tahap sintesis, kemungkinan program aksi yang dirumuskan melalui dua proses, yaitu elaborasi dan kristalisasi. Elaborasi melibatkan generasi kreatif

berbagai solusi yang

mungkin, bahkan yang tidak mungkin, melalui teknik seperti

(13)

10

brainstorming ,membuat analogi atau metafora, dan terlibat dalam relaksasi mentaluntuk membebaskan pikiran dari kendala realitas. Kristalisasi adalah penyempitan pilihan potensial untuk satu perangkat alternatif yangl ayak melalui penerapan konstruksi pribadi.

6. Menilai dan memilih satu dari beberapa pilihan (Evaluation). Tahapan penilaian mencakup evaluasi dari alternatif-alternatif, menentukan kelangsungan hidup pilihan yang potensial, dan memprioritaskan kesempatan karir. Selama tahapan ini, para konseli secara cermat memperhatikan bagaimana nilai-nilai mereka berinteraksidengan pilihan- pilihan karir.

7. Menetapkan pilihan (Execution). Pada tahap eksekusi, melibatkan upaya memunculkan suatu rencana aksi (action plan) untuk menutup gap/kesenjangan dan mengejar pilihan pertama konseli ke arah pengembangan karir dan gaya hidup yang diharapkan; dan

8. Mengembangkan komitment (Executive processing).

F. Hambatan Pengambilan Keputusan Karier

Siswa dapat memilih karir secara tepat apabila ada dukungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi tetapi apabila faktor-faktor yang mempengaruhi tidak mendukung atau mengalami hambatan maka ketepatan pemilihan karir siswa akan terhambat dan tidak dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Gati & Amir (2010), hambatan-hambatan yang membuat siswa mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karir, adalah:

a) LR (lack of readiness) kurangnya motivasi dan keyakinan dalam kesiapan siswa

b) LI (lack of information) kurangnya informasi karir (tentang diri sendiri, tahapan dalam proses dan sumber slternative untuk mendapatkan informasi tambahan)

c) II (inconsistent information) informasi yang tidak konsisten (informasi yang

tidak dapat diandalkan, adanya konflik internal dan eksternal).

(14)

11

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Jamilah (2005: 48-53) juga memperlihatkan beberapa hambatan-hambatan dalam pemilihan karir diantaranya:

a) Hambatan yang berasal dari faktor internal yang membuat siswa kurang memperhatikan apa yang dimilikinya dalam memilih karir yaitu minat siswa, keyakinan, hobi, prestasi, keterampilan, pemanfaatan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah atau perguruan tinggi, pengetahuan tentang dunia kerja, keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah, dan masalah dan keterbatasan pribadi artinya bahwa siswa kurang memahami sifat kepribadian yang dimiliki terhadap jabatan atau karir yang dicita-citakan bahkan penampilan yang ada kurang mendukung terhadap jabatan atau karir yang dipilihnya.

b) Hambatan yang berasal dari faktor eksternal (dari luar diri individu) diantaranya:orang tua yang kurang mendukung serta terlalu memaksakan, masyarakat kurang mendukung terhadap pilihan jabatan yang dipilih kurang sesuai dengan norma yang ada di masyarakat, sosial-ekonomi keluarga, dan teman sebaya.

G. Aplikasi Pengambilan Keputusan Karir dalam Bimbingan dan Konseling Dalam bimbingan dan konseling terdapat tiga domain perkembangan yang bertujuan meningkatkan proses pembelajaran dan menciptakan budaya kesiapan masuk perguruan tinggi dan karier bagi semua peserta didik. Salah satunya yaitu domain karir. Bimbing dan konseling karir ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri dalam mengeksplorasi, mempersiapkan, memilih, memasuki, menyesuaikan diri dan mengembangkan pekerjaannya. Dalam hal ini, salah satu permasalahan yang mungkin dialami oleh peserta didik dalam perencanaan karirnya, yaitu ketidakmampuan peserta didik dalam mengambil keputusan karirnya.

Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir individu. Guru bimbingan dan konseling memiliki kewajiban dalam membantu peserta didik untuk mempunyai keputusan karirnya sendiri.

Memberikan gambaran yang realistis terhadap perencanaan karir peserta didik,

membantu peserta didik dalam memahami dirinya sendiri, berbagai pilihan

(15)

12

pekerjaan yang ada, maupun memberikan berbagai pilihan alternatif dalam perencanaan karir dapat meningkatkan kesiapan bagi peserta didik dalam mengambil keputusan karirnya.

Dengan demikian, aplikasi dari pengambilan keputusan karir dalam bimbingan dan konseling khususnya pada domain perkembangan karir memiliki peran dan pengaruh yang besar terhadap perencanaan karir peserta didik. Guru bimbingan dan konseling memiliki tanggung jawab dalam memandirikan peserta didik, sehingga peserta didik mampu untuk mengambil keputusan karir secara tepat dan mengatasi segala hampabatan dalam pengambilan keputusan karir.

Pengambilan keputusan karir yang tepat dapat menunjang kesuksesan karir bagi

peserta didik di masa depan.

(16)

13

Bab 3

Penutup

Pengambilan keputusan karir merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan karir individu. Dalam hal ini, pemahaman akan diri sendiri, memahami berbagai pilihan pekerjaan, menyadari perlunya mengambil keputusan karir, memahami berbagai alternatif pilihan karir, memperluas dan mempersempit daftar pilihan, hingga menilai dan mengavaluasi berbagai pilihan tersebut akan membantu individu dalam menetapkan pilihan karirnya secara tepat.

Guru bimbingan dan konseling sudah seharusnya membantu konseli atau peserta didik dalam mencapai kemandirian pengambilan keputusan karirnya.

Sehingga, ketika peserta didik menghadapi hambatan dalam pengambilan

keputusan karir, peserta didik tersebut mampu untuk mengatasi hambatan yang

dialaminya. Dengan demikian, peserta didik mampu menentukan pilihan karir yang

tepat, sehingga mencapai kesuksesan di masa depan.

(17)

14

Daftar Pustaka

1. Dewi, Diana, dan Syahri Alhusin. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Melalui Layanan Bimbingan Kelompok.Vol. 3, No. 1

2. Pramudi, Heru. 2015. Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI di SMA 1 Kutasari Purbalingga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bimbingan dan Konseling. Universitas Yogyakarta. Yogyakarta 3. Riau, U. S. (2018). Pengambilan Keputusan Karir. 11–26.

4. Saputra, NE Wahyu. 2014. Teori karir "Career information Processing (CIP)".

Makalah. Pascasarjana. Bimbingan dan Konseling. Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kandungan bahan kering pakan perlakuan yaitu berkisar antara 92,09% - 92,90%, kandungan bahan organik pada penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih dalam keadaan dusun Krèbèt, aspek kehidupan sosial, budaya, dan perubahan yang terjadi pada kehidupan

Dari penelitian yang dilakukan kepada 92 mahasiswa diperoleh hasil yang signifikan bahwa minat mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi untuk menjadi anggota Kopma

Berdasarkan rasional tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengungkap isi dan pelaksanaan program pelayanan pada klien eks-pecandu narkoba yang telah terlaksana di Kota

Dari nilai redaman tersebut maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan fade slope pada tiap even hujan dan fade duration dengan menentukan batas thresholdnya yaitu pada 5,

Pada Gambar 3.5 yang menampilkan grafik Qu fungsi laju aliran massa pada variasi intensitas radiasi, dapat dilihat bahwa tren kedua grafik Qu berubah terhadap

Hasil simulasi yang telah dilakukan menggunakan algoritma adaptive covariance rank unscented Kalman filter dan unscented Kalman filter pada persamaan air dangkal non linear

Hal ini menunjukkan bahwa lemak (lipid) yang terkandung dalam pakan awal (rotifer, gonad kerang, dan kuning telur) mempunyai peran penting dalam proses metabolisme sehingga