BAB III
GAMBARAN UMUM DI MADRASAH IBTIDAIYAH WAHID HASYIM DESA KEDUNGMALANG
A. Sejarah Berdiri
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, khususnya dalam bidang pendidikan, MI Wahid Hasyim Kedungmalang merupakan salah satu tempat untuk menuntut ilmu yang keberadaannya dirasa sangat penting bagi masyarakat.
MI Wahid Hasyim Kedungmalang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang turut serta mencerdaskan masyarakat berbangsa dan bernegara,di mana MI Wahid Hasyim Kedungmalang merupakan suatu pendidikan yang mengajarkan pendidikan agama dan umum.
MI Wahid Hasyim Kedungmalang didirikan dengan penuh rintangan serta hambatan-hambatan yang sangat berat di wilayah Kedungmalang. Untuk menghadapi hambatan tersebut masyarakat Desa Kedungmalang yang di pelopori Bapak kyai Slamet yang dibantu oleh tokoh-tokoh masyarakat seperti Bapak Abddul Mukri, Bapak Yahya, dan Bapak Sulaiman bersama-sama merapatkan barisan menyatukan tekad untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan.
Pada tahun 1990 akhirnya masyarakat Desa Kedungmalang berhasil mendirikan madrasah diniyah yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak kyai Slamet, selang waktu kurang lebih dua tahun didirikanlah Madrasah Ibtidaiyah dengan nama “ Wahid Hasyim “yang di prakarsai oleh Kyai Slamet dan tokoh- tokoh masyarakat Desa Kedungmalang lainya.
51
Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim pernah di pimpin oleh Bapak Sobirin tahun 1992 – 1996, Bapak Sholihin (PNS) tahun 1997 – 2001, Bapak Anwar (PNS) tahun 2002 – 2006, Bapak Taufikurochman, S.Pd.I (PNS) tahun 2007 – 2013, Bapak Yaeni, S.Pd.I ( PNS ) tahun 2014 sampe sekarang.1
Dengan Visi dan Misi sebagai berikut : Visi
Mewujudkan peserta didik yang berprestasi berbekal IMTAQ dan IMTEK serta berakhlakul karimah
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam mencapai prestasi akademik
2. Mewujudkan pembentukan karakter islam yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat
3. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
B. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi MI Wahid Hasyim Kedungmalang dapat dilihat dibawah ini:
Pelindung : Kepala desa Kedungmalang Penanggung jawab : Pengurus dan komite Madrasah Kepala Madrasah : Yaeni S.Pd.I
1 Bapak yaeni S.Pd.I Wawancara pribadi, selaku Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang, Pada Tanggal 16 Oktober 2014.
Sekeretaris : Tasmali, A.Ma Bendahara : Musta’in
Seksi-seksi
1. Kurikulum : Tobibah, S.Pd.I 2. Pramuka : Machmudah, S.Pd.I 3. Kesiswaan : Sudaryono
4. Sarparas : Casmari 5. Perpustakaan : Hanifah
6. UKS : Khusnul Khoiriyah 7. Keagamaan : Duriyah
a. Keadaan Guru Karyawan dan Siswa
Dalam lembaga tertentu tida lepas adanya tenaga pengajar sebagai guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Dalam hal ini MI Wahid Hasyim Kedungmalang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 10 orang guru dan karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat diihat dalam tabel berikut.
Keadaan guru dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang Wonotunggal Batang secara keseluruhan berjumlah 10 orang terdiri dari :
No. Nama L/P Pendidikan Keterangan
1. Yaeni S.Pd.I L S1 PNS
2 Tasmali, A.Ma L D3 PNS
3 Hanifah P SMA Non PNS
4 Tobibah, S.Pd.I P S1 PNS
5 Machmudah, S.Pd.I P S1 PNS
6 Khusnul Khoiriyah P SMA Non PNS
7 Duriyah P SMA Non PNS
8 Sudaryono L SMA Non PNS
9 Casmari L SMA Non PNS
10 Musta’in L SMA Non PNS
Sedangkan jumlah siswa siswi pada tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 78 siswa yang terdiri dari:
a. Kelas I : 16 orang b. Kelas II : 12 orang c. Kelas III : 9 orang d. Kelas IV : 18 orang e. Kelas V : 12 orang f. Kelas VI : 11 oramg.2
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan dalam mencapai tujuan. Fasilitas yang dimiliki MI
2 Data dokumen Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang, dikutip pada tanggal 16 juni 2014
Wahid Hasyim meliputi sarana bangunan dan sarana-sarana yang lain. Sarana bangunan yang dimiliki hingga pelaksanaan penelitian ini adalah :
a. Tanah Madrasah
- Status tanah : Milik MI Wahid Hasyim - Status penggunaan : Milik MI Wahid Hasyim - Luas tanah : 463 m
- Luas bangunan : 342 m b. Gedung Madrasah
Tempat untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
c. Mushola
Tempat ibadah juga digunakan sebagai tempat praktek sholat peserta didik.
d. Kamar kecil
Fasilitas yang disediakan MI Wahid Hasyim untuk digunakan peserta didik.
e. Media pembelajaran
Alat atau bahan perantara yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Perpustakaan
Tempat belajar peserta didik melalui buku-buku yang tersedia, baik buku umum maupun buku tentang pelajaran.3
3 Data Dokumen Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang, Dikutip pada tanggal 16 juni 2014
C. Pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim 1. Tujuan pembelajaran
Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim mempunyai tujuan untuk menyiapkan bekal bagi terciptanya generasi anak-anak yang sholeh sholehah yang bertaqwa kepada Allah SWT, berguna bagi agama, nusa dan bangsa, serta berbakti kepada kedua orang tua. Untuk mencapai tujuan tersebut Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim mempunyai pembelajaran sebagai berikut :
a. Membaca asma’ul husna setiap hari b. Membaca surat-surat pendek tiap hari c. Melaksanakan sholat dhuha tiap hari 2. Materi pembelajaran
Dalam program pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim materi pembelajaranya menggunakan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
3. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar di kelas yang tiga unsur yaitu guru, siswa dan materi pelajaran semua masuk dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi :
Kegiatan pendahuluan
a. Guru memulai dengan salam,menyapa siswa dan bedo’a atau mengabsen peserta didik.
b. Guru memberikan arahan dan membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi yang akan disampaikan
4. Kegiatan inti a. Eksplorasi
Guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks yang akan dipelajari.
b. Elaborasi
Siswa mencatat hasil temuan dalam buku catatan c. Konfirmasi
Guru menyimpulkan materi yang baru di pelajari 5. Penutup
Guru memberikan penguatan atas temuan siswa menyimpulkan materi yang baru dipelajari bersama.
Metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar menyangkut metode ceramah, metode tanya jawab, metode hafalan, metode resitasi. Metode adalah cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yang ditentukan. Bila dikaitkan dengan pendidikan, metode bermanfaat untuk mewujudkan keberhasilan belajar dan memberi kemudahan dalam menyerap dan mencerna pelajaran oleh peserta didik serta mendorong agar dalam kegiatan belajar tercipta kerja sama antara pendidik dan peserta didik. Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang yaitu :
1. Metode Ceramah
Guru menerangkan secara lisan dan tertulis materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, peserta didik mendengarkan dan mencatat penjelasan- penjelasan guru.
2. Metode Tanya jawab
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan siswa memberi jawaban atas pertanyaan itu.
3. Metode Hafalan
Guru menyampaikan materi kemudian siswa menghafal materi yang baru disampaikan
4. Metode Resitasi
Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.4
D. Bentuk partisipasi orang tua
Untuk mengetahui bentuk partisipasi orang tua terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa kedungmalang Wonotunggal Batang, dapat diketahui melalui wawancara langsung yang ditujukan kepada para orang tua wali murid Madrasah Wahid Hasyim Desa kedungmalang, yang dapat peneliti paparkan sebagai berikut :
Seperti yang di katakan Bp. Kastubi dan ibu Raspi’ah saat di wawancarai apa bentuk partisipasi orang tua terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang Wonotunggal Batang?
4 Bapak Musta’in, Wawancara pribadi, selaku Guru Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang, pada tanggal 17 juni 2014
Bp. Kastubi mengatakan semua orang tua ingin anaknya selamat di dunia dan akhirat, anak itu amanat dari Allah, makanya harus dididik dengan akhlak yang baik biar jadi anak yang sholeh dan sholehah, serta bermanfaat nantinya, jadi pilihan yang tepat untuk, menyekolahkan anak nya di Madrasah karena di Madrasah banyak pelajaran agamanya, untuk memberikan motivasi sekolah di madrasah terutama di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang yang temasuk Madrasah kita semua saya memberikan sepeda jika mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang,”5
“Supaya anak saya menjadi anak yang berakhlakul karimah, karena mendidik itu sudah menjadi naluri orang tua mas, sesibuk apapun orang tua pasti berusaha mendidik anaknya biar menjadi anak yang sholeh sehinngga bisa menjadi kebanggaan orang tua, dan supaya kalau sudah dewasa nanti dia memasuki dunia kerja dia, anak saya tidak terpengaruh sama pergaulan bebas di luar sana, maka dari itu anak saya saya sekolah kan di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang yang ada di desa kita, awalnya tidak mau tapi setelah saya bujuk dan saya kasih hadiah jika mau sekolah di madrasah ibu belikan baju baru alhamdulilah akhirnya anak saya mau sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang.”6
Selain yang di katakan diatas masyarakat juga ada yang mengatakan dengan cara memberikan nasihat-nasihat yang baik kepada anak dari hati ke hati juga akan menjadi lebih mengerti akan pentingnya pendidikan agama, selain itu
5 Wawancara dengan Bp. Kastubi, pada tanggal 27 juni 2014
6 Wawancara dengan ibu raspi’ah, pada tanggal 27 juni 2014
apabila anak mempunyai kesalahan sebagai orang tua harus menasihatinya agar lebih baik dan kesalahan itu tidak terulang lagi.
Seperti yang di katakan Bp Kasma’i, “Yang saya ajarkan yaitu sholat yang utama dan pertama, selain itu saya juga selalu ajarkan kepada anak saya untuk selalu berkata jujur, saling tolong menolong, bertutur kata yang sopan, menghormati orang tua, patuh sama orang tua dan guru, kalau bulan puasa sejak kecil saya ajarkan puasa walaupun yang sekarang masih kelas 2 MI puasanya baru sampai jam 12 siang. Kalau untuk akhlak terhadap lingkungan yang saya ajarkan karena masih kecil paling membiasakan membuang sampah tempatnya, jangan suka merusak tanaman-tanaman yang ada. Sedangkan untuk akhlak terhadap hewan yang saya lakukan yaitu selau menasehati anak saya untuk sayang hewan, makanya sekarang anak saya kalau sama kucing sayang sekali sampai dikasih nama kucing itu, dan anak saya sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang agar pendidikan akhlaknya lebih baik lagi, karena di Madrasah banyak pelajaran agama dan yang paling penting akhlaknya baik dan berbakti sama orang tua. ”7
Hampir sama dengan Bp. Kasma’i, Bp Casuri juga mengatakan: “Sholat nasehat yang paling saya tekankan untuk anak saya, karena menurut saya kalau anak sholatnya rajin, insyaallah lain-lainnya akan bagus. Pokoknya yang wajib seperti puasa juga saya selalu ajarkan dan saya biasakan dalam kehidupannya sejak kecil dan alhamdulillah sejak kelas 2 MI anak saya sudah terbiasa puasa sehari walaupun kadang ada bolongnya. Selain itu saya juga selalu mengajarkan
7 Wawancara dengan Bp. Kasmai, pada tanggal 27 juni 2014
agar tidak mengambil kalau bukan miliknya, kalau memang ingin sesuatu misalnya ingin rambutan milik tetangga ijin dulu. Saya selalu ajarkan seperti itu, saya juga mengajarkan hidup sederhana, karena saya ini kan orang tidak mampu takutnya nanti kalau dia ingin sesuatu seperti teman-temannya dan saya tidak bisa ngasih,takutnya dia mencuri mas. Yang jelas sesuatu yang diajarkan Rasulullah yang saya dapat dari saya mengikuti pengajian-pengajian dan yang setiap malam saya dengarkan di radio saya ajarkan juga ke anak saya mas. Saya berharap sekali anak saya menjadi anak yang sholeh.”8
Menurut ibu Kusniah dan ibu Siti menasihatinya berbeda, menurut ibu Kusniah seperti berikut: “ Kalau anak saya, sejak kecil saya selalu menasihati agar nurut sama bapak, ibu dan mas serta mbaknya karena kalau saya bekerja anak saya dirumah bersama masnya. Saya selalu menasihati kalau ada apa-apa cerita saja. Saya juga selalu menasihati kalau waktunya sekolah ya sekolah, waktunyanya ngaji ya ngaji, waktunya sholat ya sholat, tapi memang anak saya kalau shubuh masih jarang melaksanakan sholat maklum lah namanya juga anak-anak. Nanti paling saya nasihati perlahan, saya tidak pernah memarahi anak saya. Karena takutnya kalau dimarahi nanti justru tambah tidak bener, paling saya nasihati.”9
Ibu Siti pun demikian beliau mengatakan: “Saya selalu menasihati anak saya jangan mengambil walaupun hanya satu mangga. Saya selalu nasihatin, kalau memang mau mangga, bilang dulu sama yang punya. Saya takutnya kalau
8 Wawancara dengan Bp. Casuri, pada tanggal 27 juni 2014
9 Wawancara dengan ibu kusniah, pada tanggal 27 juni 2014
tidak begitu nanti di luar anak saya mencuri. Kalau malam, sambil nonton televisi, saya ajak dia ngomong pentingnya punya sikap yang baik, terutama sholat makanya anak saya saya sekolahkan di Madrasah agar ada tambahan ilmu agama dari sekolahnya karena di Madrasah banyak pelajaran agamanya dibanding di sekolah umum semoga dengan belajar di Madrasah akan lebih baik lagi dan jadi anak yang bisa bermanfaat buat orang lain.”10
Bentuk partisipasinya melalui cerita dan dongeng sehingga anak akan merenungkan dan memikirkan. Contohnya menceritakan tentang alumni yang sudah sukses seperti halnya yang di katakan Bp. Wardan, “Anak saya saya sekolahkan di Madrasah tujuannya supaya anak saya menjadi anak yang berakhlakul karimah, karena mendidik itu kan sudah menjadi naluri orang tua, sesibuk apapun orang tua pasti berusaha mendidik anaknya agar menjadi anak yang sholeh sehinngga bisa menjadi kebanggaan orang tua dan supaya kalau sudah dewasa nanti dia memasuki dunia kerja dia, dan semoga anak saya tidak terpengaruh sama pergaulan bebas di luar sana, walaupun sangat sulit menyuruh anak sekolah di Madrasah tapi alhamdulilah setelah saya bujuk dan saya cerita tentang alumni-alumni Madrasah Khususnya Madrasah kita akhirnya anak saya mau sekolah di Madrasah.”11
Bentuk partisipasi ini yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kedungmalang untuk mengembangkan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang.
10 Wawancara dengan ibu siti, pada tanggal 27 juni 2014
11 Wawancara dengan Bp. Wardan Pada tanggal 28 juni 2014
Bentuk partisipasi yang dilakukan orang tua secara rill dapat dilihat pada kegiatan berikut antara lain:
1. Menghadiri undangan rapat yang diadakan oleh Madrasah.
2. Memberikan solusi pemecahan masalah yang ada di Madrasah 3. Memberikan bimbingan kepada anak
4. Menjalin kerjasama antara pihak pengurus madrasah dengan orang tua murid.
E. Minat masyarakat dalam memasukan anak-anaknya di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang
Untuk mengetahui minat masyarakat terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa kedungmalang Wonotunggal Batang, dapat diketahui melalui wawancara langsung yang ditujukan kepada masyarakat disekitar Madrasah Wahid Hasyim Desa kedungmalang, yang dapat peneliti paparkan sebagai berikut :
Minat masyarakat untuk memasukan anaknya ke Madrasah Wahid Hasyim Kedungmalang ternyata masih kurang saat saya tanya bagaimana minat masyarakat dalam memasukan anak-anaknya di Madrasah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang ?
1. Kurang minat masukan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena siswanya kurang rajin dan disiplin kadang-kadang kesekolah memakainya sandal tidak memakai sepatu.
Seperti halnya yang dikatakan Bp. Nasihin seperti berikut:
“Saya Kurang minat memasukan anak saya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena saya lihat siswanya kurang rajin dan disiplin
karena kadang-kadang saya melihat anak berangkat kesekolah tidak memakai sepatu melainkan memakai sandal, menurut saya itu sudah mengurangi kedisiplinan anak.”12
2. Tidak memasukan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang karena siswanya nakal-nakal.
“Anak saya tidak saya masukan ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang karesa siswanya nakal-nakal kemarin saja saya lihat ada siswa Madrasah yang main-main di kebun milik warga dan merusak pohon pisang yang ada di kebun tersebut”13
3. Kurang minat memasukan anak ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim karena siswanya kurang disiplin.
Seperti yang dikatakan Bp. Anwar
“ Saya Kurang minat memasukan anak ke Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim karena siswanya kurang disiplin, pas saya mau ke pasar saya lihat masih ada anak-anak yang masih jajan di luar padahal kayaknya sudah waktunya masuk tapi tetap masih ada siswa yang jajan diluar. “14
F. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang
Faktor yang mempengaruhi terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang ada 2 yaitu faktor pendukung dan faktor penghambat.
12 Wawancara dengan Bp. Nasihin, pada tanggal 27 juni 2014
13 Wawancara dengan Bp. Wahyudin, pada tanggal 28 juni 2014
14 Wawancara dengan Bp. Anwar, pada tanggal 28 juni 2014
1. Faktor Pendukung
Dalam mengembangkan mengembangkan Madrasah Idtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang ada beberapa faktor pendukung diantaranya, faktor dukungan dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki guru sebagai pendidik salah satunya kemampuan mengelola emosi, faktor dukungan dari pengalaman yang dimiliki guru sebagai pendidik harus memiliki pengalaman sebagai anak didik, disamping mengajar seorang guru juga harus mencari tambahan ilmu yang sesuai dengan bidangnya, mengjar di Madrasah yang notabennya agama Islam, guru tersebut belajarnya di perguruan tinggi yang berbasis agama Islam, faktor dukungan dari segenap pengurus Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Kedungmalang, meliputi kepala, pengurus, guru, anak asuh baik moral maupun materil.
Hal ini menunjukan apa yang diupayakan oleh guru terhadap pengembangan madrasah sudah melibatkan dukungan dari orang tua pada umumnya, di harapkan dari dukungan itu haruslah dibina dan dijaga sebaik-baiknya, karena dukungan itu merupakan penentu sukses dan tidaknya kegiatan pengembangan Madrasah, faktor tempat untuk kegiatan yang dibangun berdasarkan sumbangsih warga masyarakat sekitar sebagai penunjang kegiatan pembelajaran di Madrasah.
Seperti penuturan Bp. Takrul seperti berikut:
“ Untuk memajukan suatu Madrasah memang harus ada kerjasama antara guru, masyarakat dan pengurus Madrasah Tersebut karena tanpa adanya kerjasama antara guru, masayarakat dan pengurus tidaklah mungkin sebuah
Madrasah bisa berkembang apalagi Madrasah yang masih suasta, karena tiap tahunnya saja saya lihat untuk mencari siswa masih kesulitan, tapi saya yakin kalau pengurus dan guru yang kompeten di bidangnya bersatu dan menghasilkan siswa-siswa yang pintar-pintar pasti lama-lama akan berkembang pesat, seperti sekolah-sekolah yang lain.”15
2. Faktor penghambat dan solusi pemecahanya
Selain faktor pendukung, ada pula faktor yang menghambat terhadap pengembangan Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa Kedungmalang diantaranya, faktor kemampuan anak yang berbeda-beda dan kuranganya alat atau media.
Masalah kemampuan anak yang berbeda-beda dalam menerima materi solusinya adalah bagaimana tugas dan peran guru disini di fungsiskan yaitu dengan pendekatan dan pembinaan secara terus-menerus dilakukan misalnya menambah jam pelajaran bagi yang belum bisa .
Masalah alat atau media yang kurang lengkap dalam kegiatan pembelajaran solusinya adalah dari pihak pengurus Madrsasah hendaknya memperhatikan dan menyediakan secepatnya alat atau media yang dibutuhkan itu, sehingga kegiatan itu akan bejalan lancar karena dukungan sarana dan prasarana yang memadai.
Intinya hambatan-hambatan yang ada terhadap pengembangan madrasah hendaknya jangan menjadi kendala yang berlarut-larut, kendala itu
15 Wawancara dengan Bp. Takhrul, pada tanggal 29 juni 2014
hendaknya diperhatikan oleh semua pihak tidak hanya guru sebagai pendidik di Madrasah tetapi elemen-elemen lain yang penting juga ikut berperan didalamnya seperti pengurus dan masyarakat di sekitarnya.