• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam Pembangunan Negara. Bahkan dapat dikatakan bahwa dalam batas-batas tertentu keadaan pendidikan di suatu negara, merupakan indikator bagi kemajuan masyarakat negara tersebut. Melalui pendidikan orang dapat menjadi pandai, cerdas, rasional, kritis dan mempunyai kepribadian yang mantap serta cepat beradaptasi, toleransi dan terbuka.

Anak dalam perspektif Islam merupakan amanah dari Allah SWT.

dengan demikian orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar menjadi insan yang shaleh, berilmu dan bertakwa. Dalam kehidupan masyarakat, orang tua wajib menjadi model bagi anak-anaknya. Hal ini akan efektif apabila lingkungan tempat tinggalnya kondusif.

Perilaku individu tidaklah berdiri sendiri. Selalu ada hal yang mendorong ke arah tujuan tertentu. Hal ini mungkin disadari ataupun tidak disadari oleh seseorang. Perbedaan dalam bidang pendidikan, keluarga, strata sosial ataupun ekonomi sangat berpengaruh pada pola pikir seseorang.

Cara pandang orang tua terhadap tujuan pendidikan yang diharapkan pada anaknya akan menentukan arah perilaku dan kebijakan dalam hal pendidikan menjadi berbeda dengan orang lain meskipun kadang memiliki tujuan yang sama.

Sekolah sebagai tempat belajar anak, memiliki peranan penting bagi pembentukan pribadi anak. Pada awal usia sekolah orang tua merupakan penentu dalam memilih sekolah untuk anaknya, dalam, hal ini yang dimaksud adalah Madrasah lbtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD).

Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pada bagian tentang pendidikan dasar pasal 17 ayat 2 yang berbunyi Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau berbentuk lain yang

1

(2)

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau berbentuk lain yang sederajat1. Maka posisi madrasah Ibtidaiyah (N11) adalah sama dengan Sekolah Dasar tidak ada yang membedakan, hanya saja antara M1 dan SD pada pelaksanaannya MI tetap dengan mempertahankan. spesifikasi ciri khas islamnya dengan mata pelajaran agama yang dibagi-bagi ke dalam sub-sub mata pelajaran.

Dalam perkembangannya, Madrasah Ibtidaiyah masih dipandang sebagai sekolah alternatif, sedangkan pilihan utamanya adalah Sekolah Dasar. Kecenderungan ini dipengaruhi oleh beberapa hal : pertama SD merupakan sekolah negeri dengan tenaga edukatif yang rata-rata merupakan guru negeri. Kedua adanya anggapan bahwa out put SD lebih berkualitas dibandingkan dengan out put MI. Ketiga sarana dan prasarana di SD relatif lebih baik dan terpenuhi dibandingkan dengan sarana dan prasarana di MI sebagai sekolah swasta. Keempat jumlah mata. pelajaran yang lebih sedikit memungkinkan anak untuk belajar secara maksimal. Keempat hal tersebut menjadi pertimbangan tersendiri bagi kelompok masyarakat yang semakin pluralis namun demikian, banyak orang tua murid yang menjadikan MI sebagai sekolah pilihan utama. Banyaknya pelajaran agama merupakan nilai plus yang diharapkan mampu menanamkan ajaran agama Islam secara bak Sementara muatan pelajaran umum sama dengan SD.

Perbedaan mendasar antara Madrasah Ibtidaiyah dengan Sekolah Dasar terletak pada mata pelajaran agama. Di Madrasah Ibtidaiyah pelajaran agamanya dibagi ke dalam beberapa sub mata pelajaran, yaitu : SKI, Fikih, Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits dan Bahasa Arab. Dengan demikian porsi pelajaran pendidikan agama Islam lebih banyak. Di Sekolah Dasar, mata pelajaran agama Pendidikan Agama Islam digabung menjadi satu dengan alokasi waktu dua jam perminggu. Di Madrasah para siswa puterinya memakai jilbab, sedangkan pada Sekolah Dasar para siswa puterinya memakai baju dan rok pendek tanpa jilbab.

1 Undang-undang RI No. 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Th. 2003, (Jakarta: PT. Skala Jalmakarya, 2003), hIm. 15

(3)

Pendidikan agama yang baik diharapkan mampu membentuk kepribadian anak, sehingga memiliki akhlak yang baik, terbiasa menjalankan sholat, terbiasa mengucapkan salam, lebih patuh dan santun baik kepada guru ataupun orang tua. Dengan menguasai ilmu umum dan ilmu agama diharapkan menjadi manusia yang memiliki keseimbangan jasmani dan rohani.

Pembentukan manusia Indonesia yang dihitiarkan melalui proses pendidikan nasional adalah benar-benar manusia yang berkesadaran tinggi dalam kehidupan rohaniah dan jasmaniah dalam kehidupan pribadi dan kemasyarakatannya, sehingga terwujudlah manusia yang berkeseimbangan dalam bidang fisik dan mental. Manusia demikian dalam Islam disebut insan kamil.2

Pandangan masyarakat yang menjadikan Madrasah Ibtidaiyah sebagai pilihan utama itu, sesuai dengan yang dikatakan Wardiman Joyonegoro, yaitu manusia yang berkualitas, setidak-tidaknya mempunyai dua kompetensi yaitu kompetensi bidang iman dan takwa (IMTAK) dan kompetensi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).3

Menurut Mannheim sebagaimana dikutip Sanapiah Fasisal dalam buku sosiologi pendidikan ada semacam ketimpangan di mana para siswa seolah-olah bersekolah itu untuk mengejar nilai ujian atau rangking yang disimbolkan ke dalam angka-angka prestasi, padahal tujuan pendidikan yang sebenarnya bukanlah itu.4

Perbedaan motivasi menyebabkan cara pandang masyarakat terhadap, suatu lembaga pendidikan menjadi tidak sama. Apakah ada faktor-faktor khusus yang menyebabkannya ?

Apa yang menjadi penyebab perbedaan itu ?. Hal ini menjadi pertanyaan yang menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian, dengan

2 H.M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarg a, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 17.

3 Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999) hlm. 175

4 Sanapiah Faisal, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, tth.), hlm. 94.

(4)

mengambil populasi wali murid Madrasah lbtidaiyah Lanji dan wali murid Sekolah Dasar Lanji Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mencoba meneliti sejauh mana perbedaan motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra-putrinya ke Madrasah lbtidaiyah (MI) dan ke Sekolah Dasar (SD), oleh karena itu penulis mengambil judul “STUDI KOMPARASI MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN PUTRA-PUTRINYA KE MI DAN KE SD DI DESA LANJI

KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN

PELAJARAN 2003/2004”.

B. Alasan Pemilihan Judul

Berasal dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik membahas judul di atas dengan beberapa alasan sebagai berikut :

1. Motivasi merupakan kajian yang selalu menarik untuk diteliti, mengingat motivasi yang ada pada setiap individu tidaklah sama dan selalu mengalami perubahan secara dinamis sesuai perkembangan waktu.

2. Banyak orang berasumsi bahwa masyarakat desa tidak memiliki motivasi kuat dalam menyekolahkan anak, sehingga sering kita dengar kalimat “yang penting sekolah”.

3. Sebagai seorang mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) peneliti merasa sangat perlu mengetahui motivasi-motivasi orang tua dalam menyekolahkan anak, sehingga ketika terjun di masyarakat sebagai pendidik memiliki pengetahuan tentang motivasi menyekolahkan anak. Hal ini sangat membantu untuk menciptakan kondisi sekolah sesuai dengan harapan orang tua murid yang memiliki kesiapan dan kemampuan kompetitif.

4. Bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan umpan balik dan koreksi terhadap lembaga pendidikan secara umum untuk meningkatkan kualitasnya secara menyeluruh.

(5)

Dari berbagai alasan tersebut, yang ingin dicapai dengan judul di atas adalah terungkapnya berbagai motivasi yang berbeda dalam menyekolahkan anak dan apa yang menyebabkan perbedaan itu. Hal ini menurut penulis secara praktis dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja sekolah secara keseluruhan untuk mencapai prestasi secara optimal.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah harus ditetapkan dalam penelitian agar pembahasannya tidak keluar dari kerangka yang telah ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada studi komparasi.

1. Studi Komparasi

a) Studi adalah pelajaran penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan, penyelidikan.5

Studi adalah penelitian ilmiah, kajian, telaah6 (kasus pendidikan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisa satu kasus secara mendalam dan utuh)

b) Komparasi berasal dari bahasa Inggris Comparation artinya perbandingan.7

Jadi studi komparasi adalah penelitian ilmiah dengan cara membandingkan.

Menurut Aswami Sudjud sebagaimana dikutip Suharsimi Arikunto penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, orang, tentang

5 WJS, Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), hlm. 465

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hlm. 965.

7 Ar. Adi Chandra-Pius Abdillah, Kamus Inggris-Indonesia, (Surabaya : Arkala, tth), hlm.

68

(6)

prosedur kerja, tentang ide-ide kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide.8

2. Motivasi Orang Tua

a) Motivasi adalah suatu tenaga (dorongan, alasan, kemauan) dari dalam yang menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.9 Motivasi adalah “Pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.10

b) Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang biasa disebut ibu bapak.11

Jadi motivasi orang tua yang dimaksud adalah dorongan yang diberikan oleh ibu bapak untuk anaknya.

c) Menyekolahkan putra putrinya

Menyekolahkan adalah memasukkan ke sekolah atau menyuruh belajar ke sekolah.12

Jadi yang dimaksud menyekolahkan putra putrinya di sini adalah usaha untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran baik di MI atau di SD.

d) Madrasah lbtidaiyah (MI) adalah sekolah dasar yang berciri khas agama Islam yang dikelola oleh Departemen Agama.13

e) Sekolah Dasar (SD) yang dimaksud adalah jenjang pendidikan tingkat dasar yang dikelola oleh Dinas Pendidikan Nasional.

Dari pengertian-pengertian di atas, yang dimaksud judul skripsi secara keseluruhan adalah penelitian ilmiah yang dilakukan dengan cara

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi revisi IV (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm 67.

9 IL. Pasaribu, Proses Belajar Mengajar (Bandung : Tarsito, 1993), hlm. 50

10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992) hlm. 71

11 Thamrin Nur Halijah Nasution, Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak (Jakarta: Gunung Muria, 1986) hlm. 1

12 WJS Purwadarminta, Op Cit, hlm. 889

13 Modul Kapita Selekta PAI, (Depag, 1998), hlm. 32

(7)

membandingkan motivasi orang tua dalam menyekolahkan putra putrinya ke MI dengan motivasi orang tua yang menyekolahkan putra putrinya ke SD di Desa Lanji Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2003-2004.

D. Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian perlu dikemukakan agar pembahasan masalah dan analisis data tidak meluas. Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra putrinya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI)

2. Bagaimana motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra putrinya ke Sekolah Dasar (SD)

3. Adakah perbedaan motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra putrinya ke Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan ke Sekolah Dasar (SD)

E. Manfaat Penelitian

1 . Secara praktis apabila ada perbedaan, maka bagi sekolah, komite sekolah, guru dapat memperoleh pemahaman tentang pentingnya memberikan arahan, bimbingan dan senantiasa membangkitkan motivasi terhadap masyarakat khususnya orang tua yang mempunyai putra putri usia sekolah untuk masuk sekolah yang sesuai.

2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dan kemajuan pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat memperkaya hasanah dunia pendidikan Islam yang diperoleh dari penelitian lapangan.

F. Kajian Pustaka

Dalam pembahasan skripsi, telah banyak mahasiswa yang melakukan penelitian tentang motivasi yang dikorelasikan dengan keberhasilan dalam belajar. Tetapi yang membahas tentang motivasi orang

(8)

tua untuk menyekolahkan putra putrinya ke MI dan ke SD sepanjang pengetahuan penulis belum ada. Menurut penulis ada motivasi-motivasi tertentu yang menggerakkan orang tua untuk memilih sekolah sebagai tempat belajar bagi anak-anaknya. Menurut ahli dan psikologi, setiap perbuatan manusia pasti didasari oleh motivasi-motivasi tertentu.

Martin Handoko dalam bukunya Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, mengatakan bahwa setiap tindakan manusia digerakkan dan dilatarbelakangi oleh motif tertentu. Seperti halnya seorang siswa yang rajin belajar karena memiliki sebuah cita-cita. Dengan demikian, motivasi merupakan penggerak tingkah laku manusia.14 Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa setiap orang tua memiliki motivasi tertentu dalam menentukan segala hal, termasuk pendidikan bagi anaknya. Meskipun terkadang banyak orang tua yang masa bodoh terhadap pendidikannya, mereka tidak terlalu memikirkan ke mana anaknya akan disekolahkan, yang penting anaknya sekolah.

Pada tatanan masyarakat yang berpendidikan, mereka sangat peduli pada pendidikan anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Landasan Psikologi Proses Pendidikan yang menyatakan bahwa motivasi itu dipengaruhi oleh tujuan.

Semakin tinggi tujuan yang ingin dicapai, maka semakin besar motivasinya, semakin kuat kegiatan dilaksanakan.15

Menurut Soerjono Sukanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, ada tiga komponen yang menunjang tumbuhnya motivasi dan keberhasilan anak dalam belajar. Pertama, orang tua, saudara, dekat dan kerabat dekat. Orang tua, saudara maupun kerabat dekat biasanya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak agar memiliki landasan pada pergaulan hidup yang benar dan bak Setiap keluarga memiliki nilai- nilai tertentu yang diwariskan pada generasinya, termasuk dalam

14 Martin Handoko. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. ( Jakarta : Kanisius, 1992) hlm. 43

15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2001) hlm. 62

(9)

pendidikannya. Dengan demikian, sangat wajar apabila orang tua mengarahkan pendidikan anak sesuai harapannya.16 Hal senada juga dikatakan oleh Emil H. Tambunan dalam bukunya Mencegah Kenakalan Remaja yang menyatakan bahwa orang tua dalam keluarga merupakan tempat bagi anak-anaknya untuk mendapatkan pelajaran-pelajaran yang .dapat mengembangkan kepribadiannya secara seimbang. Di sini orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan anak-anaknya.17 Kedua, kelompok sepermainan. Kelompok sepermainan yang dimaksud adalah anak-anak yang menjadi teman bermain. Hubungan teman sepermainan akan bertambah luas sejalan dengan bertambahnya usia anak. Kelompok ini mempunyai pengaruh dalam mengembangkan motivasi dan keberhasilan anak. Oleh karena itu orang tua harus mengawasi dan memperhatikan teman-teman bermain anaknya. Jika terjadi gejala-gejala yang mengarah kepada hal-hal yang negatif orang tua harus segera meluruskannya. Ketiga, kelompok pendidik (sekolah). Peranan guru pada tingkatan awal sangat dominan terhadap siswa. Keberhasilan guru dalam mengajar dan mendidik siswa akan menjadi motivasi tersendiri bagi orang tua dan siswa. Oleh karena itu, guru yang mengajar di sekolah diharapkan menciptakan suasana yang mendorong motivasi dan keberhasilan studi anak didiknya.18

Penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui secara obyektif motivasi orang tua murid MI dan SD di Desa Lanji, Kecamatan Patebon.

Adapun buku-buku yang penulis jadikan referensi atau pijakan dalam penelitian ini diantaranya buku yang berjudul Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku karangan Martin Handoko, Landasan Psikologi Proses Pendidikan karangan Nana Sywdih Sukrnadinata, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga karangan H.M.

Arifin, Sosiologi Pendidikan karangan Sanapiah Faisal, Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, Peranan Orang Tua Dalam

16 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta : Rajawali Pers, 2002) hlm. 443

17 Emil H. Tambunan, Mencegah Kenakalan Remaja, (Bandung : Indonesia Publishing House, 1982) hlm. 51

18 Soedono Soekanto, Op Cit, hlm. 447-449

(10)

Meningkatkan Prestasi Belajar tulisan Thamrin Nur Halijah Nasution, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam karangan Muhaimin, Metodologi Research karangan Sutrisno Hadi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek karangan Suharsimi Arikunto dan Sosiologi Suatu Pengantar karangan Soerjono Soekanto.

G. Sistematika

Dalam penyusunan skripsi yang penulis buat sistematikanya adalah sebagai berikut :

Pada bagian pertama memuat halaman judul, halaman pengajuan skripsi, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi dan daftar tabel.

Selanjutnya memasuki pembahasan bab satu ke bab berikutnya dengan urutan sebagai berikut :

Bab pertama pendahuluan, dibahas di dalamnya mengenai latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian, kajian pustaka, sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua tentang landasan teori dan pengajuan hipotesis yang berisi diskripsi teori, kajian penelitian yang relevan dan pengajuan hipotesis.

Bab ketiga metode penelitian, yang di dalamnya akan dibahas tentang tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab keempat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berisi diskripsi data hasil penelitian, keterbatasan penelitian.

Bab kelima penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dengan subyek penelitian dan penutup.

Pada bagian akhir skripsi penulis sertakan daftar pustaka, lampiran- lampiran, daftar riwayat hidup / pendidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kesehatan, pemahaman, dan kasihNya sehingga kami dapat menyelesaikan

Beberapa penelitian yang membahas penjadwalan job shop kelompok mesin paralel homogen dan heterogen dengan kriteria minimasi makespan diantaranya, Puryani (2003)

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan, pada skor dasar memperoleh rata-rata nilai hasil belajar sebesar 48,38 dengan

Isolasi cendawan dari buah cabai terinfeksi dilakukan dengan mengambil biji dari masing- masing buah kemudian biji ditanam pada medium agar-agar dekstrosa kentang (ADK) yang

Dari segi lama mengajar, sebagian besar (87,5%) responden telah mengajar lebih dari 15 tahun dan tidak ada yang kurang dari 5 ta- hun (Gambar 2a). Dengan pengalaman

ada pada kelompok untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada tahap analisis yang telah ada indikator pencapaiannya dengan menggunakan lembar observasi

Menggunakan media sosial dengan cara yang positif juga bisa dilakukan dengan membagikan hal-hal yang kita lakukan dengan baik atau membagikan pencapaian yang sebelumnya belum

Metode penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan model 4-D (Four-D Models). Hasil penelitian 1) diperoleh instrumen penilaian Ulangan Harian Online yang