RANCANG BANGUN INFRASTRUKTUR CLOUD COMPUTING DENGAN OPENSTACK PADA JARINGAN LOKAL MENGGUNAKAN VIRTUALBOX
Andi Setiadi Manalu1), Ivana Maretha Siregar2), Nora Januarti Panjaitan3), Heru Sugara4)
1Teknik Komputer, Politeknik Bisnis Indonesia
2Teknik Industri, Universitas Negeri Malang
3Keuangan dan Perbankan, Politeknik Bisnis Indonesia
4Sekretari, Politeknik Bisnis indonesia
email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
The development of cloud computing technology that is mushrooming in the world, as well as in Indonesia, is one of the causes of revolutionary changes in trends that have made many industries / organizations / agencies / institutions / companies adopt and implement them. To face the challenges of these technological developments, the Indonesian Business Polytechnic Murni Sadar Campus Pematangsiantar City is one of the private universities engaged in the world of education ready to face these changing trends to take part in educating the nation's children. The challenge of the development of cloud computing technology is to design a system with openstack as the software platform for the cloud, the ubuntu server as the operating system uses virtualization with virtualbox in order to obtain a capable system before being implemented to a physical server in the laboratory room in order to increase the efficiency of lectures. aimed at meeting the needs for practicum activities for students at the PBI campus so that they can taste and explore cloud computing technology so that they have additional knowledge to face the revolution of industrial 5.0.
Keywords: Cloud Computing, Openstack, Ubuntu Server, Infrastructure as a Service, Virtualbox
1. PENDAHULUAN
Di Indonesia perkembangan teknologi dan informasi terus berkembang [1]–[10], [11]–
[16], bahkan saat ini telah memasuki tren baru yang salah satunya adalah penerapan teknologi cloud computing yang mulai banyak diadopsi oleh industri/ organisasi/instansi/lembaga/
perusahaan karena dianggap dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan berbagai manfaat seperti pada dunia pendidikan bisa menghemat biaya infrastruktur teknologi informasi bagi penggunanya untuk efisiensi secara ekonomi.
Banyaknya keunggulan tesebut yang diberikan kepada pengguna menjadikan industri/organisasi maupun perusahaan turut mengembangkan solusi berbasis cloud.
Dunia pendidikan pun sekarang ini sudah mulai menggunakan teknologi sebagai pelengkap untuk kebutuhan sehari-hari. Semua kebutuhan teknologi tersebut dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Untuk meningkatkan layanan pada
laboratorium komputer di Politeknik Bisnis Indonesia maka dirancang sebuah sistem dengan penerapan teknologi cloud computing untuk dapat digunakan dalam share dokumen, data, dan lainnya bagi mahasiswa/i. Teknologi cloud computing yang dibangun berbasis infrastruktur cloud computing menggunakan openstack dan ubuntu server sebagai sistem operasinya yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan kegiatan praktikum mahasiswa/i sehingga memiliki bekal ilmu tambahan untuk menghadapi revolusi industri 5.0.
Cloud Computing merupakan model yang memungkinkan untuk mengakses jaringan dari manapun secara nyaman, cepat, dan sesuai dengan permintaan/kebutuhan kepada suatu kumpulan sumber daya komputasi yang dirilis dengan upaya manajemen interaksi penyedia layanan [17]. Berbagai layanan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan pengguna, yaitu:
Software as a Service (SaaS) yang memberikan layanan kepada pelanggan dengan aplikasi yang
dapat diakses dari berbagai perangkat klien, misalnya email berbasis web. Platform as a Service (PaaS), yang memberikan layanan kepada pelanggan dengan menggunakan bahasa pemrograman, perpustakaan, layanan, dan alat yang didukung oleh penyedia. Infrastructure as a Service (IaaS), yakni yang menyediakan layanan dengan menyediakan pemrosesan, penyimpanan, jaringan, serta sumber daya komputasi mendasar lainnya, pada hal ini pelanggan dapat mengoperasikan perangkat lunak dengan semaunya yang mencakup sistem operasi dan aplikasi.
Komputasi awan adalah cara yang berorientasi pada utilitas dan berpusat pada Internet untuk memberikan layanan TI sesuai permintaan. Layanan ini mencakup seluruh tumpukan komputasi: dari infrastruktur perangkat keras yang dikemas sebagai sekumpulan mesin virtual hingga layanan perangkat lunak seperti platform pengembangan dan aplikasi terdistribusi [18].
Penelitian-penelitian seputar bidang teknologi cloud computing sudah banyak dilakukan yang membuat bidang ini menjadi salah satu topik yang hot untuk dilakukan dalam penelitian. Paper [19] telah melakukan survei dan memberi kesimpulan tentang state-of-the-art of cloud computing yang mencakup konsep esensial, desain arsitektur, karakteristik yang menonjol dan seiring perkembangan teknologi komputasi awan yang masih dalam tahap awal.
Paper [20] memberikan pandangan holistik tentang penelitian cloud computing selama bertahun-tahun. Pengetahuan ini telah menunjukkan bidang-bidang yang membutuhkan lebih banyak upaya penelitian seperti penggunaan kerangka kerja (frameworks), dan metodologi. Studi yang dilakukan memberikan dasar menuju pemahaman yang lebih baik tentang bidang cloud computing serta upaya penelitian di masa depan. Paper [21]
menjelaskan bahwa fitur utama yang membuat platform cloud menarik adalah elastisitas.
Elastisitas memungkinkan penyediaan sumber daya elastis menyesesuaikan kebutuhan secara optimal.
OpenStack merupakan open-source software platform berfungsi untuk cloud computing, yang digunakan sebagai Infrastructure as a Service (IaaS) yang dimana
server virtual dan lainnya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan [22]. Tahun 2010 OpenStack merupakan proyek bersama Rackspace Hosting dengan NASA, sedangkan pada tahun 2016 dikelola oleh OpenStack Foundation. OpenStack merupakan sebuah sistem operasi cloud guna meninjau sumber daya komputasi, penyimpanan, serta jaringan pada pusat data, yang dikelola melalui dashboard administrator untuk meninjau dan memberdayakan penggunanya dalam pemanfaatan sumber daya [23].
Paper [24] menggunakan OpenStack sebagai implementasi layanan IaaS dan memberikan salah satu kesimpulan yaitu sumber daya komputasi yang ditinjau selaras dengan permintaan pelanggan secara on-demand dengan memilih flavor yang ada. Paper [25]
menyimpulkan bahwa penerapan Open-source cloud computing merupakan pilihan yang sulit di semua companies. Hasil eksperimen menunjukkan keunggulan solusi OpenStack dalam cloud computing dimana infrastruktur disediakan sebagai layanan. Paper [26]
menyimpulkan bahwa layanan IaaS yang tersedia bersifat multi-tenancy dengan menggunakan openstack pada MaaS yang telah beroperasi di komputer dan virtual machine.
Virtualisasi adalah sebuah payung besar dari teknologi dan konsep yang dimaksudkan untuk menyediakan lingkungan abstrak - baik perangkat keras virtual atau sistem operasi - untuk menjalankan aplikasi. Istilah virtualisasi sering kali identik dengan virtualisasi perangkat keras, yang memainkan peran mendasar dalam memberikan solusi Infrastructure as a Service (IaaS) secara efisien untuk cloud computing.
Virtualisasi adalah kombinasi rekayasa hardware dan software yang menciptakan Mesin Virtual (VM) dan memungkinkan beberapa sistem operasi berjalan pada platform fisik yang sama [27].Virtualisasi sekarang menjadi teknologi yang diadopsi secara luas untuk memenuhi kebutuhan TI yang terus berkembang, tetapi hadir dengan tuntutan untuk efektivitas biaya maksimum. Tujuan virtualisasi adalah untuk meningkatkan kinerja, ketersediaan, kecepatan, pengelolaan, hingga keamanan.
Oracle VM VirtualBox merupakan sebuah software virtualisasi, yang digunakan untuk melakukan operasi sistem "tambahan" di
sistem "utama". Misalnya seseorang mempunyai MS Windows terinstal pada komputernya, maka ia juga melakukan sistem operasi yang diinginkan [28]. Oracle VM VirtualBox merupkan sebuah aplikasi virtualisasi lintas platform yang diinstal pada sebuah komputer berbasis Intel maupun AMD. Hal ini memperluas kemampuan komputer hingga dapat mengoperasikan banyak OS, pada dalam beberapa virtual machine secara bersamaan [29].
2. METODE PENELITIAN
Secara umum, kerangka pemikiran merupakan garis besar dari alur logis penelitian yang dapat digambarkan dengan menggunakan diagram yang menggambarkan hubungan antar variabel. Kerangka pemikiran dalam membangun model sistem pada paper ini digambarkan pada sebuah diagram alir berikut:
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Identifikasi Masalah
Tahapan ini digunakan untuk mencari dan memberikan solusi yang tepat guna, cepat dan murah serta fleksibel untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi cloud computing bagi mahasiswa dan mahasiswi kampus PBI agar dapat mencicipi dan menjelajahi perkembangan teknologi tersebut sehingga memiliki bekal ilmu tambahan untuk menghadapi revolusi industri 5.0.
Studi Literatur
Tahapan yang ada dilakukan dengan mengumpulkan sebuah informasi dan topik yang relevan terhadap masalah pada sumber-sumber literatur dari buku-buku (ebooks), artikel-artikel di internet, dan jurnal-jurnal penelitian. Paper [30] dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan cloud computing merupakan solusi ICT.
Perancangan
Tahapan ini dilakukan untuk merancang sebuah komputer sebagai server dengan menyesuaikan topologi jaringan lokal kampus
yang sudah tersedia, merancang openstack dan software tambahan yang akan digunakan pada paper ini. Paper [31] menjelaskan tentang penelitian cloud computing telah banyak berubah secara signifikan selama dekade terakhir. Studi yang dilakukan menjelaskan bahwa tren umum tampaknya mengarah pada penggunaan infrastruktur dari berbagai penyedia dan desentralisasi komputasi dari sumber daya yang saat ini terkonsentrasi di pusat data.
Implementasi
Tahapan ini dilakukan untuk mencoba terlebih dahulu sistem server yang telah dirancang dari tahap perancangan sebelum diimplementasikan secara langsung ke komputer fisik sebagai server beserta topologi jaringan yang telah tersedia yaitu dengan cara virtualisasi menggunakan virtualbox untuk mendapat model sistem yang baik. Paper [32] melakukan analisis perbandingan dari Private IaaS Clouds yaitu OpenNebula, CloudStack dan OpenStack dan menyimpulkan bahwa beban kerja (workloads) yang beroperasi di instance OpenStack merupakan yang paling stabil saat dibandingkan dengan instance cloud lainnya (OpenNebula dan CloudStack).
Evaluasi
Tahapan ini dilakukan untuk menentukan atau membuat keputusan bahwa rancangan yang telah diimplemetasikan sudah sesuai perencanaan dan berhasil mencapai tujuan yang akan dicapai.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Spesifikasi Topologi Sistem
Gambar 4 berikut dibawah ini adalah skema spesifikasi topologi jaringan yang sedang berjalan saat ini.
Gambar 4 Topologi Jaringan Saat Ini Gambar 4 menunjukkan skema topologi sederhana dan standar dalam bidang jaringan
dimana hampir semua skema jaringan komputer local dirancang seperti Gambar 4 tersebut.
Gambar 5 Topologi Jaringan Dengan Openstack Gambar 5 merupakan rancangan yang akan dilakukan ujicoba pada sistem infrastruktur cloud computing. Pada Gambar 5 terlihat bahwa ada penambahan 1 buah infrastruktur yang terdiri dari 2 buah komputer server yaitu 1 buah server controller dan 1 buah server compute yang disisipkan pada skema topologi jaringan lokal saat ini, server tersebut adalah perangkat pc/laptop yang sudah ada di ruang laboratorium tersebut agar resource yang terdapat didalamnya dapat digunakan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk efisiensi secara ekonomi.
Spesifikasi Hardware Pengujian Sistem Berikut ini adalah spesifikasi hardware yang digunakan untuk melakukan pengujian sistem yang dirancang.
Tabel 1. Spesifikasi Hardware No Komponen Spesifikasi
1. Processor AMD Ryzen R5-3500U 2. Memory/RAM 12GB DDR4 Dual Channel 3. Storage 512GB SSD
4. VGA AMD Radeon Vega 8 Graphics
5. Operating System
Microsoft Windows 10 Pro 64 Bit
Dengan menggunakan spesifikasi hardware yang tertera pada Tabel 1 maka hardware dapat mengeksekusi aplikasi virtualisasi dengan lancar sehingga pada saat implementasi sistem didapatkan sebuah infrastruktur yang bekerja dengan baik dan memenuhi tujuan.
Spesifikasi Software Pengujian Sistem
Spesifikasi software yang digunakan
untuk melakukan pengujian sistem yang akan dirancang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Spesifikasi Software No Komponen Spesifikasi
1. Operating System Ubuntu 14.04.6 LTS (Trusty Tahr) 2. Service SSH (Secure Shell) 3. Virtualisasi Oracle VM VirtualBox
6.1.18
4. DBMS MySql/MariaDb
5. Software Cloud OpenStack Mitaka 6. Virtual
Management
KVM/Qemu
Dengan menggunakan spesifikasi software yang tertera pada Tabel 2, cukup untuk menguji hardware pada server untuk mengeksekusi software platform openstack dengan lancar. Spesifikasi software yang terdapat pada bagian private cloud computing berbasis IaaS dari Gambar 5 untuk setiap komputer server nya adalah seperti yang tertera pada Tabel 2 beserta tambahan aplikasi pendukungnya.
Konfigurasi Sistem
Konfigurasi sistem ini digunakan untuk merancang sistem yang telah direncakan sebelumnya pada virtualisasi jaringan yang telah dibuat setelah mempelajari bagaimana teori dasar tentang konsep jaringan komputer. Aplikasi virtualisasi yang digunakan adalah Oracle VM VirtualBox 6 sebagaimana telah tertera pada Tabel 2. Aplikasi tersebut diinstalasi terlebih dahulu sebagai wadah dibuatkannya sebuah mesin virtual pada virtualisasi jaringan yang telah dirancang sebelumnya.
Gambar 6 Konfigurasi Sistem Dengan Virtualbox
Gambar 6 adalah konfigurasi dasar untuk sistem yang telah dirancang dan direncakan sebelumnya. Konfigurasi sistem ini berdasarkan spesifikasi hardware yang tertera pada Tabel 1 yang mana tidak seutuhnya hardware tersebut digunakan seluruhnya melainkan sebatas virtualisasi hardware dari komputer yang digunakan pada paper ini.
Instalasi dan Konfigurasi Sistem Cloud Computing
Berikut ini adalah screenshot service- service dan aplikasi-aplikasi pendukung lainnya yang sudah dilakukan instalasi dan konfigurasi, sebagai berikut :
Screenshot Openstack Mitaka
Berikut ini adalah screenshot instalasi dan konfigurasi dari Openstack versi Mitaka beserta software pendukungnya melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 7.
OpenStack Mitaka, rilis ke-13 dari open source software yang paling banyak digunakan untuk membangun cloud, kini menawarkan pengelolaan dan skalabilitas yang lebih besar serta pengalaman pengguna akhir yang ditingkatkan. OpenStack juga dapat dikonfigurasi guna akses remote desktop ke beberapa administrator dan pengguna instance dengan Virtual Network Computer (VNC).
VNC adalah sebuah software remote control digunakan untuk berinteraksi dengan perangkat lain pada sebuah jaringan lokal ataupun internet. Teknologi ini mengizinkan penggunanya untuk mengakses perangkat lain secara remote.
Gambar 7 Instalasi Openstack Mitaka Screenshot service glance/image
Berikut ini adalah screenshot service glance/image dari openstack yang diinstalasi dan
dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 8. Ada beberapa sistem operasi yang akan dijadikan bahan uji coba oleh sistem.
Layanan Image meliputi find, registrasi, dan mengambil image machine virtual, dimana penggunanya dapat melakukan pencarian serta mengunggah data yang hendak digunakan, mencakup definisi image dan metadata.
Gambar 8 Screenshot service glance/image Screenshot service compute/nova
Berikut ini adalah screenshot service compute/nova dari openstack yang diinstalasi dan dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 9.
OpenStack Compute Infrastructure (Nova) merupakan sebuah open source software dirancang guna mengelola sebuah network skala besar, virtual machine, serta menghasilkan platform yang skalabel untuk cloud computing.
Gambar 9 Screenshot service compute/nova Screenshot service neutron/networking
Berikut ini adalah screenshot service neutron/networking dari openstack yang diinstalasi dan dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 10.
Jaringan (Neutron): OpenStack Networking (Neutron) menyediakan kemampuan jaringan untuk OpenStack dan merupakan sistem untuk mengelola jaringan dan alamat IP dengan mudah, cepat dan efisien.
Gambar 10 Screenshot service neutron/networking
Screenshot service agent list pada neutron Berikut ini adalah screenshot service agent list pada neutron/networking dari
openstack yang diinstalasi dan dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Screenshot service agent list pada neutron
Screenshot flavor list
Berikut ini adalah screenshot flavor list dari openstack yang telah dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 12.
Flavor dalam sebuah cloud computing terdiri dari beberapa spesifikasi instance (VM), flavor yang digunakan guna untuk menetepkan jumlah CPU virtual, disk ephermeral, dan jumlah RAM yang hendak digunakan instance.
Gambar 12 Screenshot flavor list Screenshot dashboard openstack
Berikut ini adalah screenshot service dashboard dari openstack yang diinstalasi dan dikonfigurasi melalui konsole seperti terlihat pada Gambar 13 setelah dilakukan login dengan menggunakan username dan password yang sudah dikonfigurasi sebelumnya.
Dashboard (horizon) adalah antarmuka web yang memungkinkan administrator dan pengguna cloud mengelola berbagai sumber daya dan layanan openstack. Penerapan contoh ini menggunakan server web Apache.
Gambar 13 Screenshot dashboard openstack Pengujian sistem terhadap akses ke openstack
Tahap ini adalah tahap pengujian sistem
yang telah dibangun dan dikonfigurasi sebelumnya. Pengujian ini dilakukan guna menguji sebuah sistem apakah dapat beroperasi sesuai tujuan yang dimaksud meliputi akses layanan openstack dari sisi pengguna baik menggunakan personal computer (PC), laptop maupun android.
Screenshot instances list
Berikut ini adalah screenshot instances list dari openstack yang diinstalasi dan dikonfigurasi melalui dahsboard seperti terlihat pada Gambar 14. Instances merupakan sebuah istilah pada sopenstack dengan menunjukkan sebuah virtual machines (VM).
Gambar 14 Screenshot instances list Pengaksesan instances cirros-0.5.2
Instances yang telah dikonfigurasi adalah CirrOS. CirrOS adalah sebuah distribusi Linux secara minimal dengan rancangan yang digunakan sebagai image tes pada cloud, seperti OpenStack. Versi terakhir dari CirrOS ini adalah 0.5.2 sampai naskah ini ditulis. Pengaksesan dilakukan menggunakan web browser yaitu google chrome dengan cara menuliskan alamat yang dituju pada isian address. Setelah alamat yang dimasukkan dieksekusi maka akan tampil berupa tampilan seperti pada Gambar 15 yaitu akses via VNC. Data akun pengguna untuk mengakses sistem adalah data akun default dari CirrOS itu sendiri yaitu username cirros, password gocubsgo.
Gambar 15 Pengaksesan instances cirros-0.5.2
Dari tampilan Gambar 15 diatas terlihat bahwa hasil eksekusi telah berjalan dengan baik dan berhasil maka instalasi dan konfigurasi yang telah dilakukan sebelumnya sudah sesuai dengan tujuan yang dimaksud.
Pengaksesan instances ubuntuserver12_64 Instances yang telah dikonfigurasi adalah ubuntuserver12_64. Ubuntu 12.04 LTS merupakan rilis Ubuntu yang ke 16 seri Long Term Support atau yang dikenal dengan LTS yang ke 4. Versi yang digunakan pada pengujian ini adalah Ubuntu Server 12.04 LTS (Precise Pangolin) amd64. Pengaksesan dilakukan menggunakan 2 (dua) cara.
Cara ke-1 :
Menggunakan operating system (OS) lain yaitu Ubuntu 12.04 LTS versi Desktop yang telah dibangun sebelumnya. Penempatan OS ini masih dalam satu jaringan yang sama yaitu pada sisi client. Tools yang digunakan untuk mengakses layanan openstack adalah menggunakan ssh. Ssh yang dilakukan melalui konsole. Agar hasil yang didapat sesuai tujuan yang dimaksud adalah dengan mengunakan sintaks berikut ini : ssh -i [file_public_key]
[username]@[alamat_IP]
Setelah ssh dieksekusi maka akan tampil berupa tampilan seperti terlihat pada Gambar 16.
Dengan menggunakan sintaks tersebut diatas maka tidak diperlukan data akun lagi untuk melakukan login terhadap sistem.
Gambar 16 Screenshot Akses layanan dengan ubuntu desktop 12
Dari tampilan Gambar 16 diatas terlihat bahwa pengaksesan berjalan dengan baik dan berhasil menggunakan PC client dengan OS ubuntu
desktop 12.
Cara ke-2 :
Menggunakan operating system (OS) lain yaitu android versi virtual menggunakan aplikasi LDPlayer4 yang telah dibangun sebelumnya. Penempatan OS ini masih dalam satu jaringan yang sama yaitu pada sisi client.
Tools yang digunakan untuk mengakses layanan openstack adalah menggunakan aplikasi ConnectBot via layanan ssh. Ssh yang dilakukan melalui konsole. Agar hasil yang didapat sesuai tujuan yang dimaksud adalah dengan mengunakan sintaks seperti pada cara ke-1 diatas.
Setelah ssh dieksekusi maka akan tampil berupa tampilan seperti terlihat pada Gambar 17.
Dengan menggunakan sintaks tersebut diatas maka tidak diperlukan data akun lagi untuk melakukan login terhadap sistem. Hal ini bisa terjadi karena akses login sudah jadi satu kesatuan bersama dengan public key melalui file public key yang dieksekusi bersamaan melalui konsol.
Gambar 17 Screenshot Akses layanan dengan android
Dari tampilan Gambar 17 diatas terlihat bahwa pengaksesan berjalan dengan baik dan berhasil menggunakan PC client dengan android.
4. KESIMPULAN
Sistem infrastruktur cloud computing bersifat private yang telah dirancang dapat
berjalan dan berfungsi dengan baik pada jaringan lokal kampus PBI Murni Sadar Pematangsiantar, hal ini ditandai dengan jalannya service-service pada openstack yaitu keystone/identity, glance/image,compute/nova,neutron/networking, dashboard/horizon dan jalannya VNC pada dashboard. Sistem infrastruktur cloud computing bersifat private yang telah dirancang dilakukan pengujian menggunakan personal computer (PC) client baik menggunakan OS windows dan linux melalui service ssh menggunakan aplikasi browser dan android pada jaringan lokal yang sama.
5. REFERENSI
[1] S. Sumaizar, K. Sinaga, E. D. Siringo- ringo, and V. M. M. Siregar,
“Determining Goods Delivery Priority for Transportation Service Companies Using SAW Method,” J. Comput. Networks, Archit. High Perform. Comput., vol. 3, no.
2, pp. 256–262, Nov. 2021, doi:
10.47709/cnahpc.v3i2.1154.
[2] V. M. M. Siregar, H. Sugara, and G. A.
Purba, “Aplikasi Pencatatan Laporan Penjualan Kita-Kita.Net Berbasis Web,”
TEKINKOM, vol. 2, no. 1, pp. 80–86, 2019, doi: 10.37600/tekinkom.v2i1.81.
[3] V. M. M. Siregar, “Perancangan Website Sebagai Media Promosi Dan Penjualan Produk,” J. TAM (Technology Accept.
Model., vol. 9, no. 1, pp. 15–21, 2018.
[4] V. M. Siregar and H. Sugara,
“Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Penggajian Berbasis Dekstop Pada Murni Sadar English Course,” J. Tek. Inf. dan Komput., vol. 1, no. 2, pp. 42–48, 2018.
[5] V. M. M. Siregar, “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Insentif Bulanan Pegawai Dengan Menggunakan Metode Naïve Bayes,” SISTEMASI, vol. 7, no. 2, pp. 87–94, 2018.
[6] V. M. M. Siregar, H. Sugara, and I. M.
Siregar, “Perancangan Sistem Informasi Pendataan Barang Pada PT. Serdang Hulu,” J. Comput. Bisnis, vol. 12, no. 2, pp. 111–117, 2018.
[7] E. Damanik and I. M. Siregar,
“Pengembangan Sistem Customer Relationship Management Berbasis Web Pada PT. Terus Mega Tara Jakarta,” J.
Tek. Inf. dan Komput., vol. 4, no. 1, pp.
60–69, 2021, doi:
10.37600/tekinkom.v4i1.278.
[8] H. Sugara, V. M. M. Siregar, K. Sinaga, M. A. Hanafiah, and H. D. Pardede,
“SAW and Electre Methods Implementation for Scholarship Awardee Decision,” IOTA, vol. 01, no. 4, pp. 208–
219, 2021, doi: 10.31763/iota.v1i4.496.
[9] P. D. P. Adi, V. M. M. Siregar, and A.
Kitagawa, “Soil moisture sensor based on Internet of Things LoRa,” IOTA, vol. 1, no. 2, pp. 120–132, 2021, doi:
10.31763/iota.v1i2.495.
[10] V. M. M. Siregar and N. F. Siagian,
“Sistem Informasi Front Office Untuk Peningkatan Pelayanan Pelanggan Dalam Reservasi Kamar Hotel,” J. Tek. Inf. dan Komput., vol. 4, no. 1, pp. 77–82, 2021, doi: 10.37600/tekinkom.v4i1.279.
[11] A. T. Purba and V. M. M. Siregar, “Sistem Penyeleksi Mahasiswa Baru Berbasis Web Menggunakan Metode Weighted Product,” J. Tek. Inf. dan Komput., vol. 3, no. 1, p. 1, 2020, doi:
10.37600/tekinkom.v3i1.117.
[12] V. M. Siregar, H. Sugara, and G. A. Purba,
“APLIKASI PENCATATAN
LAPORAN PENJUALAN KITA-KITA.
NET BERBASIS WEB,” J. Tek. Inf. dan Komput., vol. 2, no. 1, pp. 80–86, 2019.
[13] V. M. Mulia Siregar and H. Sugara,
“Implementation of artificial neural network to assesment the lecturer‘s performance,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci.
Eng., vol. 420, no. 1, p. 012112, Oct.
2018, doi: 10.1088/1757- 899X/420/1/012112.
[14] V. Sihombing et al., “Additive Ratio Assessment (ARAS) Method for Selecting English Course Branch Locations,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1933, no. 1, p. 012070, Jun. 2021, doi:
10.1088/1742-6596/1933/1/012070.
[15] S. P. Tamba, M. D. Batubara, W. Purba, M. Sihombing, V. M. Mulia Siregar, and J. Banjarnahor, “Book data grouping in libraries using the k-means clustering method,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1230, no. 1, p. 012074, Jul. 2019, doi:
10.1088/1742-6596/1230/1/012074.
[16] V. M. M. Siregar, M. R. Tampubolon, E.
P. S. Parapat, E. I. Malau, and D. S.
Hutagalung, “Decision support system for selection technique using MOORA method,” IOP Conf. Ser. Mater. Sci. Eng., vol. 1088, no. 1, p. 012022, Feb. 2021, doi: 10.1088/1757-899X/1088/1/012022.
[17] P. M. Mell and T. Grance, “The NIST definition of cloud computing,”
Gaithersburg, MD, 2011. doi:
10.6028/NIST.SP.800-145.
[18] R. Buyya, C. Vecchiola, and S. T. Selvi, Mastering Cloud Computing Foundations and Applications Programming. Elsevier, 2013.
[19] Q. Zhang, L. Cheng, and R. Boutaba,
“Cloud computing: state-of-the-art and research challenges,” J. Internet Serv.
Appl., vol. 1, no. 1, pp. 7–18, May 2010, doi: 10.1007/s13174-010-0007-6.
[20] P. K. Senyo, E. Addae, and R. Boateng,
“Cloud computing research: A review of research themes, frameworks, methods and future research directions,” Int. J. Inf.
Manage., vol. 38, no. 1, pp. 128–139, Feb.
2018, doi:
10.1016/j.ijinfomgt.2017.07.007.
[21] Y. Al-Dhuraibi, F. Paraiso, N. Djarallah, and P. Merle, “Elasticity in Cloud Computing: State of the Art and Research Challenges,” IEEE Trans. Serv. Comput., vol. 11, no. 2, pp. 430–447, Mar. 2018, doi: 10.1109/TSC.2017.2711009.
[22] Wikipedia, “OpenStack,” Wikipedia. . [23] Openstack.org, “Selamat Datang di
Dokumentasi OpenStack,” openstack.org.
.
[24] N. F. P. Rahma, A. F. Rochim, and E. D.
Widianto, “Analisis Implementasi Infrastructure as A Service Menggunakan Ubuntu Cloud Infrastruktur,” J. Teknol.
dan Sist. Komput., vol. 2, no. 1, pp. 79–86,
Jan. 2014, doi:
10.14710/jtsiskom.2.1.2014.79-86.
[25] V. N. Van, L. M. Chi, N. Q. Long, G. N.
Nguyen, and D.-N. Le, “A Performance Analysis of OpenStack Open-Source Solution for IaaS Cloud Computing,”
2016, pp. 141–150.
[26] J. R. Panggabean, A. B. Prasetijo, and E.
D. Widianto, “Layanan Infrastruktur Komputasi Multitenant dengan OpenStack di Lingkungan MaaS,” J.
Teknol. dan Sist. Komput., vol. 5, no. 4, p.
142, Oct. 2017, doi:
10.14710/jtsiskom.5.4.2017.142-146.
[27] R. Kumar and S. Charu, “An Importance of Using Virtualization Technology in Cloud Computing,” Glob. J. Comput.
Technol., vol. 1, no. 2, pp. 56–60, 2015.
[28] Wikipedia, “VirtualBox,” Wikipedia. . [29] virtualbox.org, “Oracle® VM
VirtualBox®,” virtualbox.org. .
[30] A. Ashari and H. Setiawan, “Cloud Computing: Solusi ICT.,” J. Sist. Inf., vol.
3, no. 2, pp. 336–345, 2011.
[31] B. Varghese and R. Buyya, “Next generation cloud computing: New trends and research directions,” Futur. Gener.
Comput. Syst., vol. 79, pp. 849–861, Feb.
2018, doi: 10.1016/j.future.2017.09.020.
[32] A. Vogel, D. Griebler, C. A. F. Maron, C.
Schepke, and L. G. Fernandes, “Private IaaS Clouds: A Comparative Analysis of OpenNebula, CloudStack and OpenStack,” in 2016 24th Euromicro International Conference on Parallel, Distributed, and Network-Based Processing (PDP), Feb. 2016, pp. 672–
679, doi: 10.1109/PDP.2016.75.