• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu.

Metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset. Sedangkan metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. (Kriyantono, 2006).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Metode kualitatif memungkinkan peneliti memahami masyarakat atau individu secara personal dan memandang mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan

(2)

pandangan dunianya. (Bogdan, Robert dan Taylor, J. Steven, 1993) Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk melakukan wawancara dan pengamatan mendalam mengenai gambaran kebahagiaan sejati (authentic happiness) pada remaja dengan latar belakang keluarga broken home. Dengan demikian diharapkan akan didapatkan data secara utuh dan saling mendukung sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah dengan metode studi kasus.

Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Data yang diperoleh biasanya lebih detail, lebih bervariasi, dan lebih luas. (Moleong, 2004)

Dalam metode studi kasus terdapat beberapa desain penelitian yang dapat digunakan, diantaranya adalah (1) desain kasus tunggal holistik, (2) desain kasus tunggal terjalin (embeded), (3) desain multikasus holistik, dan (4) desain multikasus terjalin.

Secara keseluruhan, desain studi kasus bisa dibenarkan dalam kondisi-kondisi tertentu diantaranya adalah (1) kasus tersebut mengetengahkan suatu uji penting tentang teori yang ada, (2) merupakan suatu peristiwa yang langka atau unik, atau (3) berkaitan dengan tujuan penyingkapan. (Robert, 2006)

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain kasus tunggal holistik.

Alasan peneliti menggunakan desain kasus tunggal holistik adalah kasus yang ditemukan dirasa penting guna menguji teori yang bersangkutan, yaitu berkaitan dengan kebahagiaan sejati (Authentic Happiness) pada remaja dengan latar belakang keluarga Broken Home. Disamping itu, kasus yang ditemukan tersebut dianggap menyajikan suatu

(3)

kasus ekstrem atau unik, yaitu berkaitan dengan dinamika kehidupan yang dialami dan juga dinamika kebahagiaan dalam diri subyek.

B. Data dan Sumber data

1. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Wawancara, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung (I. Djumhur dan Muh Surya, 1985). Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab langsung dengan subjek penelitian yakni remaja dengan latar belakang keluarga broken home. Tidak menutup kemungkinan wawancara juga dilakukan dengan pihak-pihak tertentu yang dianggap dapat memberikan informasi, misalnya keluarga subyek, teman, atau yang lainnya.

b. Observasi, adalah pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. (Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, 2004) Dalam hal ini observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap subjek penelitian yakni remaja dengan latar belakang keluarga broken home.

c. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dan pencatatan terhadap buku, berkas atau dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas. Dalam penelitian ini dokumentasi yang akan dipergunakan adalah photo, berkas atau data-data tentang subyek penelitian yang dapat dijadikan masukan untuk penulisan penelitian.

(4)

2. Sumber Data

Menurut Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dimana data diperoleh. Inti dalam setiap penelitian adalah mencari dan mengumpulkan informasi atau keterangan atau data yang kemudian diolah untuk diinterpretasikan dalam rangka mengambil suatu kesimpulan. (Suharsimi, 2002) Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi:

a. Data primer adalah data dasar yang diperoleh peneliti dari orang pertama, dari sumber asalnya yang belum diolah dan diuraikan orang lain. (Hilman, 1995) Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah data yang diperoleh dari hasil interview (wawancara) dan pengamatan (observasi) dengan subyek penelitian yakni salah satu anak asuh panti asuhan dengan latar belakang keluarga broken home.

b. Data sekunder merupakan data yang dijadikan sebagai bahan pendukung dari penulisan dan hasil penelitian, atau dalam arti lain yaitu sebagai sumber informasi yang tidak secara langsung mempunyai wewenang dan informasi padanya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil (interview) wawancara dan pengamatan (observasi) dengan beberapa anak asuh panti asuhan selaku teman subyek penelitian dan pengurus panti asuhan sebagai bentuk pengecekan keabsahan data primer.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah satu anak remaja yang mempunyai latar belakang keluarga broken home yang tinggal di panti asuhan Nurul Abyadh Malang. Alasan peneliti untuk mengambil subyek remaja broken home terlebih karena peneliti tertarik terhadap konsep authentic happiness pada anak dengan latar belakang keluarga broken home di panti asuhan tersebut, disamping itu penelitian tentang authentic happiness pada remaja dengan latar belakang keluarga

(5)

broken home juga belum pernah dilakukan di panti asuhan Nurul Abyadh Malang,

sehingga peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian ini. Dalam tehnik penentuan sampel, penelitian ini menggunakan teknik purposing sampling. Teknik purposing sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas

strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas dasar tujuan tertentu. (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2007)

Adapun alasan-alasan yang dijadikan kriteria dalam pengambilan sampling sebagai berikut:

a. Usia subjek penelitian minimal 12 tahun sampai 21 tahun. Ini sesuai dengan batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli.

b. Subjek merupakan remaja dengan latar belakang keluarga broken home, yakni keluarga yang mengalami perceraian.

kriteria di atas bertujuan membatasi dan mencari subjek penelitian yang tepat serta untuk fokus penelitian. Sehingga di dapatkan subjek penelitian yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Intstrumen Penelitian

Yang menjadi instrument penelitian dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

a. Peneliti sendiri, peneliti dapat menangkap fenomena-fenomena yang terjadi mengenai apa yang diteliti.

b. Alat-alat tulis, recorder, dan kamera guna mencatat serta mendokumentasikan proses wawancara serta sewaktu menyaksikan suatu kejadian dalam penelitian.

4. Teknik analisa data

(6)

Moleong (2004) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan bisa dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Usaha untuk memperoleh data yang lebih tajam terhadap data hasil temuan di lapangan, dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik analisis data kualitatif. Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisa data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Peneliti membuat dan mengatur data yang sudah dikumpulkan (Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti akan mentranskripsikan hasil wawancara dan observasi. Dalam transkripsi itu, peneliti akan mengatur data dengan rapi sehingga akan memudahkan dalam pembuatan transkrip)

2. Peneliti membaca dengan teliti data yang sudah diatur (Setelah melakukan transkripsi, peneliti akan membaca dan memahami transkrip. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui kecukupan data yang diperoleh supaya relevan dengan fokus penelitian. Proses ini juga disebut dengan coding, lewat proses ini akan didapatkan tema-tema penting dari pernyataan subjek dalam transkrip) 3. Peneliti mendeskripsikan pengalamannya di lapangan (Pada bagian awal analisis,

peneliti akan mendeskripsikan pengalaman di lapangan. Disini akan digambarkan situasi penelitian untuk memudahkan dalam memahami pernyataan-pernyataan subjek)

4. Horisonalisasi (Pada tahap ini, transkrip wawancara akan diperiksa lagi untuk mengetahui pernyataan yang relevan dan tidak relevan bagi penelitian ini. Tahap ini bisa dilakukan dengan cara menandai bagian pernyataan yang relevan dan menuliskannya pada kolom yang terpisah)

(7)

5. Unit-unit makna (Unit-unit makna akan ditemukan dengan terus melakukan coding dan merevisi hasil coding. Dari keseluruhan transkrip diharapkan peneliti dapat menemukan beberapa unit makna)

6. Deskripsi tekstural (Deskripsi tekstural ini didasarkan pada ucapan asli subjek yang diambil dari hasil horisontalisasi)

7. Deskripsi struktural (Deskripsi ini merupakan interpretasi peneliti terhadap pernyataan asli subjek)

8. Makna atau esensi (Dari keseluruhan unit makna, deskripsi tekstural, dan deskripsi struktural, peneliti akan mencari esensi dari pengalaman subjek)

5. Keabsahan Data

Agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan maka perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Derajat kebenaran atau keabsahan akan ditentukan oleh standar penilaian yang kemudian disebut dengan keabsahan data. Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis Trustworthiness yaitu menguji kejujuran dan kebenaran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan, atau dibayangkan. Trustworthiness ini mencakup dua hal:

1. Authencity

Yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Peneliti memberiikan kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman yang lebih mendalam.

Misalnya, peneliti memberikan kesempatan subjek untuk bercerita panjang lebar tentang apa yang dialaminya dalam konteks wawancara.

2. Analisis triangulasi

Yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Disini untuk mengungkap kebenaran

(8)

jawaban subjek maka jawaban subjek di cross-cheeck dengan dokumen yang ada.

Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan (observasi) dengan hasil wawancara (interview), membandingkan apa yang dikatakan umum dengan apa yang dikatakan pribadi. Peneliti melakukan analisis triangulasi sumber untuk mendapatkan hasil yang maksimal, dan tidak tergantung pada satu sumber saja dalam memperoleh data. Agar dapat diketahui kebenaran yang ada didalam proses pencarian data. Peneliti melakukan perbandingan dari apa yang didapat dari pengamatan dengan apa yang didapat dari wawancara, dan apa yang dikatakan oleh nara sumber A dengan nara sumber B.

Referensi

Dokumen terkait

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Hal ini terlihat hasil survey, dari 57 negara di dunia Indonesia hanya menduduki urutan ke-37 (The World Economic Forum Swedia Report, 2000). Predikat Indonesia pun hanya

Dalam sebuah cerita terdapat unsur yang disebut latar, meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana3. Amanat/pesan apa yang disampaikan dalam

disampaikan guru, dan diskusi, siswa dapat mempraktikkan gerak spesifik menahan (menggunakan kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar) pada permainan sepak bola

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Penelitian yang dilakukan di kawasan konservasi di Hulu DAS Citarum bertujuan untuk: (1) mengevaluasi pelaksanaan konservasi lahan di Hulu DAS Citarum (2) menganalisis

Variabel SHARIAH SHARE merupakan sebuah variabel yang bergerak di dekat garis x , hal ini menunjukkan bahwa goncangan dari tingkat bunga PUAB mempunyai pengaruh yang relatif