• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PEMBELAJARAN PANITIA SEMINAR NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU UNIVERSITAS WIRALODRA. Program Studi Matematika 1 (0234)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PEMBELAJARAN PANITIA SEMINAR NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU UNIVERSITAS WIRALODRA. Program Studi Matematika 1 (0234)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

PANITIA SEMINAR NASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRALODRA 2019

PANDUAN

PEMBELAJARAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS WIRALODRA

Program Studi Matematika

Jl.Ir. H. Djuanda KM 3 Singaraja Indramayu 45213 – Telp

(0234) 271885

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tertuju hanya kepada Allah Rabbul Alamin, yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhingga kepada kita semua, dan dengan izinNya-lah penulis dapat menyelesaikan Panduan Pembelajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, ini. Sholawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kepada pengikut beliau hingga akhir zaman.

Dan diantara nikmat itu adalah kekuatan berpikir, kecerdasan dalam memahami ilmu, diberikan “mempunyai” ide-ide kreatif dan inovatif, ketrampilan menulis, dan kemudahan mengungkapkan kata-kata (gagasan), sehingga penulis dapat menyelesaikan buku Panduan Pembelajaran ini.

Dengan segala keterbatasannya, penulis menyadari buku Panduan Pembelajaran ini masih sederhana dan dimungkinkan adanya perbaikan, karena itu masih diharapkan saran dan atau kritik dari para pembaca yang bersifat membangun untuk revisi dan meningkatkan kualitas buku panduan ini selanjutnya. Semoga Allah SWT, memberikan balasan yang terbaik bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian buku Panduan Pembelajaran FKIP ini.

Akhirnya penulis berdoa, semoga buku ini bermanfaat dan sebagai acuan bagi Program Studi yang ada di lingkungan FKIP. Semoga buku ini bermanfaat dan mempunyai saham (kontribusi) betapapun kecilnya dalam mencerdaskan kehidupan umat manusia, khususnya bangsa Indonesia. Aamiin.

Indramayu, 05 Oktober 2021

Penulis (Tim)

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. 1. Latar Belakang ... 1

1. 2. Tujuan ... 2

1. 3. Landasan Hukum ... 2

BAB II PROSES PEMBELAJARAN ... 5

2.1 Pengertian Pembelajaran ... 5

2.2 Ruang Lingkup ... 6

2.3 Prinsip Pembelajaran ... 6

2.4 Penyelenggaraan Pembelajaran ... 7

2.5 Dukungan Teknologi Informasi ... 8

BAB III STANDAR MUTU DAN MEKANISME ... 9

3.1 Standar Mutu Perencanaan Pembelajaran ... 9

3.2 Standar Pelaksanaan Pembelajaran ... 9

3.3 Mekanisme Pemenuhan Standar ... 10

BAB IV PENUTUP ... 21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Wiralodra memiliki peran dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan standar yang ditetapkan dan untuk ikut terlibat dalam penciptaan Sumber Daya Manusia yang berkualitas melalui visi dan misinya.Upaya peningkatan mutu pembelajaran di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra, maka dibuatlah sebuah pedoman yang bertujuan agar pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi sesuai dengan kriteria minimal sistem pendidikan.Penyelenggaraan pendidikan di dalamnya meliputi kegiatan pembelajaran. Kegitan pembelajaran dalam rangka mengoptimalisasi implementasi kurikulum diupayakan melalui strategi pembelajaran yang tepat baik pada tahap proses pembelajaran, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Karakteristik proses pembelajaran bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa (SN-Dikti Pasal 11). Berpusat pada mahasiswa yang dimaksud adalah bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan. Sebagai upaya tersebut dibutuhkan standar mutu dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan memenuhi dan meningkatkan kualitas hasil belajar yang pada akhirnya melahirkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam aspek pengetahuan, sikap/nilai, dan psikomotor yang sesuai dengan bidang ilmunya/keahliannya.

Pada tahun 2020 Indonesia dilanda wabah pandemi yang menyebabkan

pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring). Di tengah pandemi COVID-19

yang masih berlangsung, masyarakat didorong untuk beradaptasi dan melindungi diri

masing-masing dalam menyelenggarakan program pembelajaran. Meski prioritas

(5)

pada kesehatan dan keselamatan seluruh warga pendidikan, penyelenggaraan pendidikan harus tetap dilakukan untuk terpenuhinya capaian pembelajaran selama pandemi.

Agar dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terdapat persyaratan umum yang harus dipenuhi, sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka dan dalam jaringan (daring)atau disebut pembelajaran hybrid. Oleh sebab itu, pembelajaran di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Wiralodra menyiapkan panduan pelaksanaan pembelajaran hybrid untuk dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran mulai Tahun 2021/2022 sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Dikti No.06 Tahun 2020.

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) pedoman bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran, dan memperbaiki proses pembelajaran secara terus-menerus; 2) pedoman pimpinan perguruan tinggi mulai dari ketua program studi hingga rektor dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan oleh para dosen;

dan 3) untuk menentukan tolok ukur pencapaian standar dalam pelaksanaan pembelajaran.

1.3 Landasan Hukum

Buku panduan pembelajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Wiralodra merujuk pada erbagai landasan hukum sebagai berikut:

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Pasal 5 ayat (2);

2. UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional;

3. UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ;

4. UU RI No. 14 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 Ayat (2);

5. UU RI No. 14 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat

(1);

(6)

6. UU RI No. 14 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat (2);

7. Pemendikbud No 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi;

8. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Audit Mutu Internal dan Mutu Pendidikan Tinggi;

10. Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016;

11. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);

12. Peraturan Presiden No. 08 Tahun 2012 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

13. Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Pasal 8;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 73 tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang Pendidikan Tinggi, Pasal 10 Ayat (4) Huruf b (Permendikbud Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013);

15. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015;

16. Peraturan MENPAN & ‘RB No. 15 tahun 2014 tentang Komponen Standar Pelayanan Publik;

17. Peraturan BAN PT No.5 Tahun 2019 Instrumen Akreditasi Program Studi Perguruan Tinggi;

18. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Pembelajaran 2016;

19. Panduan Pengembangan Kurikulum PT Mengacu pada KKNI dan SN-

DIKTI, Direktorat Pendidikan Tinggi;

(7)

20. Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:

37676/A.A2/KU/2020 perihal Refocussing Anggaran dan Penggunaan Anggran untuk mendukung Bekerja dari Rumah dalam rangka pencegahan Corona Virus Disease 2019;

21. Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan;

22. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan COVID-19 pada satuan pendidikan;

23. Surat Edaran Rektor Universitas Wiralodra Nomor 021 Tahun 2021 tentang

pencegahan penyebaran virus Corona di Universitas Wiralodra;

(8)
(9)

BAB II

PROSES PEMBELAJARAN

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003). Pembelajaran sebagai suatu sistem intruksional merupakan interaksi antara mahasiswa dengan komponen lainnya. Di dalam lingkungan perguruan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara mahasiswa dengan dosen. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terjadi proses perubahan dalam empat ranah, yang disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran, misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap; ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya persepsi, kreativitas; ranah kooperatif yaitu kemampuan untuk bekerja sama.

Interaksi dosen dan mahasiswa dibutuhkan untuk mengkonstruksi pengetahuan dan mengeksplorasi nilai-nilai kemanusiaan melalui matakuliah. Dalam pembelajaran dosen dan mahasiswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran sebelumnya, dengan tujuan agar dicapai suatu koherensi dalam seluruh perjalanan belajar mahasiswa dan menanamkan kebiasaan berefleksi sebelum bertindak atau menjalani pengalaman baru.

Prinsip pembelajaran yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut: 1) Dosen

berperan melayani mahasiswanya, peka terhadap bakat dan kesulitan mahasiswa,

terlibat secara pribadi, dan membantu pengembangan kemampuan internal setiap

mahasiswa; 2) mahasiswa perlu secara aktif terlibat dalam studi, penemuan, dan

kreativitas pribadi; 3) hubungan antara dosen dan mahasiswa bersifat pribadi dan

berkelanjutan; 4) silabus dan pengajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan

mahasiswa; 5) isi dan bahan (pendidikan) diatur dalam urutan yang bersifat logis; 6)

pengulangan dan perbaikan sungguh-sungguh diupayakan demi penguasaan yang

lebih baik, asimilasi yang lebih baik, dan pandangan yang lebih mendalam; dan 7)

(10)

kedalaman materi lebih disukai daripada keluasan cakupan.

2.2 Ruang Lingkup

Pedoman ini digunakan sebagai pedoman bagi fakultas, jurusan/prodi, dosen, dan mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

1. Pedoman perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas bagi dosen-dosen Program Studi yang berada di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra.

2. Pedoman monitoring dan evaluasi bagi kendali mutu fakultas agar Ketua Program Studi dapat melakukan program-program peningkatan kualitas pembelajaran.

3. Pedoman perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.

4. Tolok ukur pembelajaran yang berkualitas sehingga para dosen dapat mengetahui kinerjanya.

5. Pedoman monitoring dan evaluasi pembelajaran dosen pengampu matakuliah tertentu.

6. Tolok ukur pembelajaran yang berkualitas.

2.3 Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran efektif penting sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban profesional dosen kepada institusi perguruan tinggi serta kepada stakeholders dan pengguna untuk mengantarkan mahasiswa menjadi pembelajar effektif, dan life-long learners. Karena itu perlu tahapan pembelajaran efektif menjadi satu tahapan penting untuk mencapai excellent teaching untuk kemudian menuju excellent education.

Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat lima prinsip-prinsip pembelajaran efektif yang perlu diperhatikan:

1. Pemahaman terhadap mahasiswa;

2. Pemahaman terhadap proses pembelajaran;

3. Penyediaan suasana pembelajaran yang kondusif;

4. Kerjasama dalam pembelajaran;

5. Respon terhadap keragaman sosial dan budaya.

(11)

2.4 Penyelenggaraan Pembelajaran

Penyelenggaraan pembelajaran di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra dilaksanakan dalam berbagai bentuk pembelajaran yang mencakup perkuliahan, praktikum, Program Pengalaman Lapangan, penelitian tugas akhir, seminar proposal dan hasil penelitian, dan ujian akhir (ujian sidang).

Masing-masing bentuk pembelajaran tersebut selama masa new normal.

2.4.1 Mata Kuliah Teori

Metode pembelajaran untuk mata kuliah teori pada semua program studidapat dilaksanakan secara daring dan luring. Platform untuk pembelajaran daring dapat menggunakan E-learning Unwir, Sinau Biounwir, dan Google Clasroom. Media pendukung untuk pembelajaran daring video pembelajaran, zoom meeting atau media lainnya yang dapat merekam. Untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, maka tim pengampu mata kuliah harus memperbaiki atau menyesuaikan aktivitas mingguan pada pembelajaran daring. Aktivitas mingguan pada pembelajaran daring dicantumkan pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS). RPS setiap mata kuliah wajib diunggah pada laman e-learning unwir, sinau biounwir, dan google classroom pada pertemuan pertama sehingga mudah diakses oleh mahasiswa sebagai pedoman pembelajaran daring.

2.4.2 Praktikum

Mata kuliah praktikumdapat dilaksanakan secara luringatau daring dengan penyediaan media virtual. Jika praktikum dilakukan secara luring, maka jumlah dan jadwal praktikum diatur sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kerumunan dan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, yang teknisnya diatur oleh Dekan.

Pelaksanaan bentuk pembelajaran praktikum yang diselenggarakan di luar kampus diatur oleh program studi atas persetujuan fakultas dengan instansi mitra.

Aktivitas mahasiswa selama praktikum di luar wajib mematuhi ketentuan protokol

(12)

kesehatan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

2.4.3 Program Pengalaman Lapangan

Program Pengalaman Lapangan yang bekerja sama dengan instansi sekolah dapat dilaksanakan secara daring atau hadir langsung di lokasi atau luring, sesuai dengan izin atau kesepakatan yang diberikan oleh instansi penerima. Aktivitas mahasiswa di sekolah wajib mematuhi ketentuan protokol kesehatan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4.4 Penelitian Tugas Akhir

Mahasiswa dapat melaksanakan penelitian tugas akhir dengan melakukan penelitian di sekolah-sekolah baik secara luring dan daring. Penelitian secara luring wajib mendapatkan izin dari otoritas setempat. Fasilitas perpustakaan prodi dan fakultas tetap dapat dikunjungi dalam rangka memfasilitasi mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. Kunjungan ke perpustakaan mengikuti protokol kesehatan dan diatur oleh pengelola perpustakaan prodi dan fakultas.

2.4.5 Seminar Proposal dan Ujian Akhir

Pelaksanaan seminar proposal dan Ujian Akhir (ujian sidang dan ujian komprehenship) dapat dilaksanakan secara tatap muka dalam jumlah yang terbatas.

Kegiatan tersebut dilaksanakan secara tatap muka maka wajib memperhatikan protokol Covid-19.

2.5 Dukungan Teknologi Informasi

Penyelenggaraan pembelajaran daring didukung dengan sistem teknologi

informasi yang menjamin efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran, dan

tercapainya capaian pembelajaran suatu mata kuliah. Fasilitas pendukung utama

untuk pembelajaran daring mengutamakan penggunaan LMS yang disediakan oleh

Universitas yaitu E-learning dan LMS mandiri Sinau Biounwir dengan

memanfaatkan aplikasi Moodle, selain itu juga dapat menggunakan aplikasi google

(13)

classroom. Tim pengampu mata kuliah dapat menggunakan media lainnya yang dapat merekam.

BAB III

STANDAR MUTU DAN MEKANISME

Standar mutu pembelajaran merupakan ukuran kualitas terhadap kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.

3.1 Standar Mutu Perencanaan Pembelajaran

1. Dosen merencanakan pembelajaran yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran reflektif yang disusun dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

2. Dosen menyusun bahan ajar dan disosialisasikan pada mahasiswa.

3. Dosen mampu memilih metode pembelajaran yang paling cocok untuk mencapai outcome pembelajaran yang dihendaki.

4. Sumber belajar disediakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

5. Sarana dan prasarana pembelajaran mampu mendukung kegiatan pembelajaran.

3.2 Standar Pelaksanaan Pembelajaran

1. Dosen harus disiplin dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas atau di platform Learning Management System (LMS).

2. Beban mengajar maksimal dosen diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan terselenggarakannya pembelajaran yang efektif.

3. Jumlah mahasiswa per kelas disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah dan mematuhi protokol kesehatan.

4. Mahasiswa terlibat secara aktif sehingga tercipta interaksi yang mendukung

pembelajaran.

(14)

5. Dosen harus menjadi pribadi yang patut diteladani secara pedagogi, personal, sosial, dan profesional dalam proses pembelajaran.

6. Dosen harus berperan sebagai fasilitator yang mendorong kemandirian belajar.

7. Metode pembelajaran yang diterapkan harus dapat mengembangkan pembelajar semaksimal mungkin.

8. Sarana dan prasarana pembelajaran harus dimanfaatkan secara optimal.

9. Metode pembelajaran harus mengarahkan mahasiswa untuk belajar mandiri maupun kelompok.

10. Dosen mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai media pengajaran.

11. Sumber belajar bisa diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

12. Administrasi kegiatan pendukung pembelajaran dilakukan secara transparan dan akuntabel.

3.3 Mekanisme Pemenuhan Standar

Mekanisme pemenuhan standar mutu pembelajaran terdiri 3 bagian yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi. Masing-masing bagian terbagi dalam beberapa tahapan.

3.3.1 Perencanaan Pembelajaran

Sebelum memasuki tahap persiapan dalam proses pembelajaran, dosen hendaknya melakukan refleksi diri. Hal ini berguna untuk dilakukan dalam rengka meningkatkan kualitas pembelajaran yang hendak diterapkan. Hal-hal yang patut menjadi pertimbangan dosen dalam refleksi ini adalah:

1. Mengerti dan menyadari kekuatan, kebutuhan, nilai (values) dan kepercayaan yang dianut

2. Melakukan refleksi terhadap pengalaman proses pembelajaran yang lalu dan pengaruhnya terhadap mahasiswa

3. Mengembangkan sebuah filosofi pendidikan sendiri

4. Menghargai tanggungjawab mahasiswa

(15)

5. Selalu berfikir positif terhadap diri sendiri, mahasiswa, maupun kolega 6. Siap menerima perubahan.

Langkah-langkah persiapan pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang dosen sebagai persiapan pembelajaran adalah:

1. Mengetahui kondisi mahasiswa Sebelum masuk kelas, dosen perlu mengetahui kondisi mahasiswa dan latarbelakang mahasiswa, antara lain pendidikan dan matakuliah yang sudah diambil mahasiswa yang bersangkutan. Dengan demikan, proses identifikasi awal terhadap mahasiswa ini harapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan terhadap penentuan tujuan pembelajaran yang akan ditetapkan, materi pembelajaran, dan metode pembelajaran yang akan diberikan.

2. Melakukan Koordinasi dengan dosen lain pada persiapan mengajaran, dosen perlu melakukan koordinasi dengan dosen lain, terutama pada yang mengampu matakuliah yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya overlapping antara matakuliah yang saling berkaitan.

Selain itu koordinasi dengan dosen lain juga bertujuan untuk memperkuat materi pembelajaran dengan cara saling mengisi satu sama lain. Koordinasi dengan dosen juga sangat penting dilakukan ketika matakuliah tersebut memang diajar oleh sebuah team teaching. Job description antara sesama dosen dan asisten hendaknya dipahami terlebih dahulu. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam kaitannya dengan koordinasi dengan dosen (team teaching) dan asisten adalah:

a. Hal yang paling mendasar dalam kerja tim ini adalah perencanaan yang mencakup tanggungjawab masing-masing dosen.

b. Adanya transfer ilmu antara dosen dalam team teaching.

3. Menentukan tujuan pembelajaran secara jelas. Tujuan pembelajaran menentukan

pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang ingin dikembangkan pada

mahasiswa. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, dapat dilihat

(observable) dan terukur (measurable) sehingga dijabarkan dalam bentuk

indikator. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan inilah bentuk

evaluasi belajar siswa dapat ditetapkan.

(16)

4. Menyusun Rencana Pembelajaran Semester.Pada tahap ini telah tersedia kurikulum MBKM yang di dalamnya telah tersedia Capaian Pembelajaran (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Berdasarkan dokumen kurikulum tersebut, tim dosen atau dosen pengampu mata kuliah akan membuat RPS. RPS merupakan penjelasan tentang acara kegiatan perkuliahan untuk satu/lebih pertemuan. RPS disusun berdasarkan kurikulum. RPS yang efektif berisikan tentang identitas, rasional, dan tujuan pembelajaran (indikator), materi yang diajarkan, waktu perkuliahan (time line) tugas-tugas mahasiswa, strategi/metode pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan, evaluasi yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran, serta referensi yang dijadikan acuan.

a. Identitas RPS yang mencakup Nama Mata Kuliah, Fakultas/Program Studi, Kode Mata Kuliah, Semester, Lokal, dan Nama dosen.

b. Informasi mengenai CPL-Prodi yang dibebankan pada mata kuliah dan CPMK yang sesuai dengan kurikulum.

c. Tujuan matakuliah; diuraikan dalam bentuk dalam bentuk: sub-CPMK yang berisikan tentang uraian yang ingin dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah tersebut, sedangkan Indikator berisikan uraian tentang kompetensi/kemampuan dasar minimal yang dapat diukur yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam rangka mencapai CPL-Prodi dan CPMK mata kuliah.

d. Deskripsi mata kuliah yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk materi perkuliahan yang diuraikan secara sistematis tentang materi pokok berdasarkan jumlah pertemuan.

e. Bentuk dan metode pembelajaran. Bentuknya dapat secara luring atau daring dengan berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan yang sesuai dengan karakteristik materi dan kompetensi yang ingin di capai, juga menyesuaikan dengan sarana dan prasarana yang dapat digunakan.

f. Kriteria dan Teknik penilaian mahasiswa, metode penilaian yang akan

dilakukan oleh dosen yang bersangkutan untuk mengukur ketercapaian

tujuan dari matakuliah tersebut. Evaluasi terhadap silabus selain dapat

(17)

dilakukan oleh diri sendiri (dosen) juga lebih baik dilakukan dengan peer group. Evaluasi hendaknya dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk memberikan feedback terhadap rencana pembelajaran yang disusun.

g. Referensi, Penjelasanan tentang Teks/sumber referensi/bahan bacaan bagi mahasiswa yang mencakup referensi yang digunakan dan direkomendasikan.

5. Dosen menyusun bahan ajar dan disosialisasikan pada mahasiswa. Bahan ajar dapat berupa buku yang ditulis oleh dosen dan tim dosen.

6. Sumber belajar disediakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa literatur buku, artikel ilmiah baik nasional maupun internasional.

Artikel populer dan video pembelajaran dari internet. Sumber belajar juga bisa berupa lingkungan baik benda asli maupun miniatur.

7. Sarana dan prasarana pembelajaran mampu mendukung kegiatan pembelajaran.

Termasuk di dalamnya prodi menyiapkan formulir agenda kegiatan perkuliahan dan presensi kehadiran dosen dan mahasiswa. Prodi berkoordinasi dengan kepala laboratorium (bila perkuliahan dilaksanakan di laboratorium) untuk menyediakan media pembelajaran yang diperlukan oleh dosen.

3.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung dalam bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar dalam lingkungan belajar tertentu.

2. Proses pembelajaran di setiap mata kuliah dilaksanakan sesuai Rencana pembelajaran semester (RPS).

3. Karakteristik proses pembelajaran memenuhi 7 unsur interaktif holistik, integratif, saintifik, kontekstual tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.

4. Dosen wajib mengintegrasikan hasil penelitian pada proses pembelajaran dengan menggunakan teknik review jurnal dan hasil penelitian, melakukan survei, melaksanakan riset mini, riset mandiri atau kolaborasi mahasiswa atau kolaborasi dosen dan mahasiswa.

5. Proses pembelajaran harus berbasis riset dengan standar Dikti yang meliputi:

(18)

a) Hasil riset harus mampu memenuhi tuntutan IPTEK, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan daya saing bangsa.

b) Laporan akademik riset memenuhi kedalaman kajian dan sesuai Capaian Pembelajaran.

c) Proses riset terdiri dari perencanaan, pelaksanan, laporan.

d) Penilaian hasil riset harus memenuhi unsur edukatif, obyektif, akuntabel, dan transparan.

6. Dosen wajib mengintegrasikan hasil Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan bentuk kolaborasi mahasiswa maupun kolaborasi dosen dan mahasiswa, riset pendampingan, dan penyuluhan kepada masyarakat, serta bentuk lainnya.

7. Proses pembelajaran harus berbasis PkM dengan memenuhi 4 standar Dikti;

Pelaksanaan pembelajaran diasumsikan telah tersedia RPS, bahan ajar, serta media pembelajaran yang diperlukan oleh dosen. Pelaksanaan pembelajaran dapat terjadi di dalam kelas dan laboratorium jika luring dan dalam platform LMS jika daring yang terkait dengan matakuliah tertentu.

1. Pada awal perkuliahan dosen membagikan kepada para mahasiswa dengan cara mengupload RPS di E-learning unwir atau sinau biounwir, atau google classroom. Pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan kontrak yang disepakati oleh dosen dan mahasiswa yang berpedoman pada RPS.

2. Pada setiap pertemuan atau minimal dalam setiap pokok bahasan, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan siklus Pedagogi Ignasian yaitu konteks – pengalaman – refleksi – tindakan – evaluasi dan melibatkan partisipasi aktif mahasiswa.

3. Pembelajaran dilaksanakan secara hibryd learning dengan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang mendukung mahasiswa dalam mencapai kompetensi pada CPMK. Implementasi Matakuliah mendukung terciptanya mahasiswa yang efektif. Karena tujuan utama dari proses pembelajaran yang efektif adalah menciptakan mahasiswa yang efektif, maka dalam memilih dan mengimplementasikan metode pembelajaran harus bertujuan untuk mendukung terciptanya mahasiswa yang efektif.

Beberapa metode pembelajaran yang dapat dosen terapkan, diantaranya:

(19)

a. Lecturing

b. Diskusi (small and large group discussion) c. Kerja kelompok atau cooperative learning d. Collaborative learning

e. Studi kasus

f. Discovery learning g. Problem Based Learning h. Inquiry

i. Role play j. Filed trip

k. Evidence-based learning

Meskipun banyak metode pembelajaran yang ditawarkan di dalam dan di luar kelas, namun tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan beberapa metode. Perlu diperhatikan adalah bahwa metode yang dipilih hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut:

a. Karakter matakuliah atau topik yang diberikan b. Tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai c. Keterampilan yang ingin dicapai

d. Mahasiswa yang dihadapi

e. Media pembelajaran yang tersedia

f. Tingkat keterlibatan mahasiswa yang diinginkan.

4. Pembelajaran di lab (praktikum). Praktikum merupakan kegiatan pendukung terhadap keilmuan yang telah diajarkan kepada mahasiswa yang tidak dapat dilakukan di dlaam kelas. Dengan demikian, tujuan dari praktikum itu sendri dalam kaitannya dengan teori yang diberikan di dalam kelas adalah:

a. Pendalaman konsep b. Membangun kreativitas

c. Belajar untuk bekerjasama (team work)

d. Belajar keterampilan praktis dan teknik yang berhubungan dengan disiplin

ilmu.

(20)

Karena merupakan kegiatan yang berlangsung berhubungan dengan keterampilan praktik dan teknis, praktikum juga bertujuan untuk:

a. Menanamkan kejujuran

b. Membiasakan untuk teliti dalam melakukan pekerjaan c. Melatih kemampuan menyunting dan mengolah data d. Melatih kemampuan analisa

e. Melatih kemampuan untuk menarik kesimpulan

Agar proses pembelajaran di lab (praktikum) berjalan sesuai dengan tujuannya, dibutuhkan tutorial dari asisten maupun dosen bersangkutan. Tutorial ini sangat penting untuk beberapa alasan, diantaranya, untuk memberikan informasi awal mengenai materi praktikum, memahami hubungan antara materi yang dipraktekkan dengan landasan konsepnya, mengetahui relevansi praktikum dengan matakuliah, merangsang mahasiswa agar aktif, dapat memecahkan masalah, dan untuk meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa. Meskipun tutorial sangat membantu dalam proses praktikum, perlu diperhatikan bahwa fungsi tutor bukanlah sumber jawaban yang benar bagi mahasiswa.

5. Penggunaan Media Pembelajaran (Teknologi).

Penggunaan teknologi dalam bentuk paling umum dipakai adalah presentasi multimedia dalam pembelajaran di kelas. Teknologi menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih efektif bagi dosen dan mahasiswa.

Tetapi jika tujuan pembelajaran dapat tercapai tanpa menggunakan teknologi, dan dipandang lebih efektif, maka pembelajaran konvensional seperti ceramah, diskusi atau kerja lapangan dapat juga dijadikan pertimbangan.

6. Menggabungkan Pembelajaran dan Riset Dosen dapat mengintegrasikan proses atau produk riset dalam pembelajaran di kelas dengan cara-cara yang mungkin dilakukan sebagai berikut:

a. Menggunakan perspektif (sudut pandang dalam memilih opini atau juga mempresentasikan pandangan), paradigma dan debat terbaru terkait dengan riset untuk memperlihatkan bahwa pengetahuan sedang dan terus berkembang.

b. Memasukkan hasil riset mutakhir sebagai bagian dari muatan kurikulum

(21)

c. Memperkenalkan ketrampilan riset dalam tugas-tugas mahasiswa, misalnya, melakukan riview artikel, mendesain eksperimen, book riview, dll.

d. Mengajak mahasiswa terlibat dalam komunitas riset kecil dengan mislanya bergabung dalam mailing list keilmuan tertentu, dll. Riset juga dapat dilakukan secara langsung oleh dosen terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung (classroom action research); classroom management, karakter mahasiswa yang dihadapi, metode pembelajaran yang dipilih, hasil belajar mahasiswa, tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi. Hasil riset ini, dapat secara langsung ditindak lanjuti dan diimplementasikan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung.

7. Dalam setiap pertemuan mahasiswa dan dosen wajib mengisi daftar hadir secara offline atau onlinedan setiap akhir perkuliahan mahasiswa dan dosen mengisi dan menandatangani agenda perkuliahan.

8. Pengukuran terhadap CPMK dengan menggunakan berbagai jenis evaluasi dan bentuk tagihan(tes dan non tes). Penilaian yang dilakukan hendaknya bersifat terbuka.Berikut ini adalah beberapa standar umum yang digunakan dalam proses penilaian yang terbuka.

a. Nilai yang diberikan hendaknya memiliki dasar serta prosedur penilaian yang jelas dan dimengerti oleh seluruh mahasiswa.

b. Distribusi nilai yang diberikan (perhitungan untuk mencapai nilai akhir) harus jelas diawal perkuliahan.

c. Informasi terhadap perkembangan mahasiswa selama proses perkuliahan hendaknya diberikan secara berkala. Informasi ini dapat meliputi feedback terhadap tes atau tugas mahasiswa. Laporan perkembangan ini juga berarti menghindari hasil akhir yang kurang menyenangkan dari mahasiswa.

Sehingga diharapkan tidak ada mahasiswa yang kecewa terhadap penilaian akhir dosen.

d. Memberikan apresiasi terhadap hasil mahsiswa yang memuaskan, Hal ini

akan mengacu motifasi mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar

mereka. Selain itu, informasi ini juga sangat berguna untuk memberi

semangat kepada mereka yang memiliki pekerjaan yang kurang memuaskan.

(22)

e. Memberikan metode penilaian yang mengukur keterampilan dari pada mengingat.

Menilai hasil kerja mahasiswa secara adil merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Instrumen untuk mengealuasi mahasiswa harus sejalan dengan tujuan, amteri, serta strategi pembelajaran yang dosen pilih. Umumnya penialaian terhadap mahasiswa bersifat sangat praktis dan teoritis. Pada level praktis, penilaian terhadap mahasiswa hendaknya.

Beberapa macam bentuk instrumen penilaian yang dapat diberikan kepada mahasiswa diantaranya:

a. Multiple-choice

Tes semacam ini dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan dasar sampai pemahaman konsep yang kompleks. Karena jenis tes ini dapat dijawab secara cepat, dosen dapat mengevaluasi pemahaman mahasiswa terhadap berbagai topik dalam waktu yang singkat. Selain itu, skor terhadap item tesnya dapat dilakukan dengan mudah dan dipercaya.

b. Essay Test (Tes esai)

Tes esai ini memberi keuntungan dalam rangka mengevaluasi kemampuan berfikir yang lebih tinggi dari mahasiswa. Tes esai memberikan penilaian terhadap kemampuan mahasiswa untuk mengorganisasikan, mengintegrasikan, menginterepetasikan materi dan mengekspresikan diri mereka ke dalam bahasa mereka sendiri. Tes esai juga memberikan kesempatan kepada dosen untuk melakukan penilaian terhadap perkembangan, kualitas berfikir, kedalaman pemahaman dan kesulitan yang mungkin dimiliki oleh mahasiswa.

Beberapa pertimbangan dalam mengevaluasi pertanyaan bentuk esai:

1) Merumuskan pertanyaan sehingga hanya terdapat sedikit ruang untuk interpretasi soal secara subjektif (kecuali jika memang tujuan dari pertanyaan itu menghendaki jawaban yang subyektif)

2) Membuat kriteria penilaian secara eksplesit

3) Memiliki jawaban yang spesifik untuk masingmasing pertanyaan, paling tidak dalam hal poinpoinkunci, ide, atau prosedur jawaban.

c. Problem-based Test

(23)

Tes ini umumnya diberikan dalam matakuliahmatakuliah sains dan matematika.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan tes ini juga diberikan kepada matakuliah social dan keagamaan. Mahasiswa diberikan masalah kemudian ditantang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Problem Test sangat cocok untuk mengevaluasi kemampuan analisis mahasiswa.

d. Test Oral

Tes ini umum di tingkat pasca sarjana dan jarang diterapkan pada level sarjana (S1). Tes ini sangat menghabiskan waktu, cukup mencemaskan, dan sulit untuk memberikan nilai kecuali dosen melakukan perekaman terhadap jawaban yang diberikan. Meskipun demikian, salah satu nilai positif dari tes ini adalah mampu mengevaluasi mahasiswa dalam hal kecakapan mereka mengkomunikasikan ide.

e. Portopolio

Portolio juga dapat digunakan sebagai instrument untuk mengevaluasi mahasiswa. Portopolio merupakan koleksi dari hasil kerja akademik mahasiswa yang menggambarkan kemajuan dan pencapaian belajar mahasiswa. Bentuk portopolio ini dapat memberikan outcome yang jelas terhadap hasil kerja siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik itu berupa pengembangan keterampilan metakognitif, berfikir kritis (critical thinking), problem solving, keterampilan menulis dan komunikasi, serta keterampilan mengevaluasi diri sendiri.

9. Hasil evaluasi dilaporkan oleh dosen kepada mahasiwa dan Kaprodi paling lambat 2 minggu setelah diujikan.

3.3.3 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring pembelajaran dilaksanakan oleh Kaprodi dan mahasiswa.

1. Ketua Program Studi memonitor pembelajaran para dosen dengan memeriksa agenda perkuliahan minimal sebanyak 3 kali yaitu awal, pertengahan, dan akhir semester. Ketua Program Prodi juga memiliki akses untuk dapat memantau perkuliahan daring di platform LMS.

2. Evaluasi kinerja dosen oleh mahasiswa merupakan cara umum yang digunakan

institusi pendidikan. Evaluasi ini secara umum berfokus pada tiga kompetensi

utama: kompetensi profesional, personal, dan sosial. Evaluasi dosen oleh

(24)

mahasiswa memberikan kontribusi penuh terhadap evaluasi efektifitas dan kualitas dosen dalam mengajar. Mahasiswa menyampaikan masukan terhadap pembelajaran yang diselenggarakan oleh dosen baik langsung maupun tidak langsung melalui Ketua Program Studi. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan oleh Ketua Program Studi dan P3MP-LPM.

3. Ketua Program Studi mengevaluasi pembelajaran dengan cara memantau jumlah pertemuan perkuliahan dalam satu semester minimal 14 kali s.d 16 kali dimana 1 jam pertemuan setara dengan 50 menit.

4. Pusat Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pembelajaran (P3MP) yang berada di bawah Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) mengevaluasi pembelajaran dosen.

Kegiatan evaluasi meliputi penyiapan instrumen, koordinasi dengan Wakil Rektor I, Dekan, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi, dan dosen, menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa, menganalisis dan membuat laporan evaluasi kepada Rektor, Wakil Rektor I, Dekan, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi, dan dosen.

5. Hasil laporan evaluasi perkuliahan setiap dosen ditindaklanjuti oleh pejabat

terkait di tingkat program studi atau fakultas.

(25)
(26)

BAB IV PENUTUP

Pengembangan pembelajaran dan penilaian di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra merupakan implementasi regulasi, tuntutan, tantangan, dan kebutuhan dalam meningkatkan mutu pendidikan secara kontinyu.

Pedoman ini diharapkan menjadi acuan praktis bagi dosen dalam mengembangkan

standar proses pembelajaran dan standar penilaian pembelajaran untuk peningkatan

mutu lulusan dan pengelolaan program studi. Dosen diharapkan dapat memahami

dan mengaplikasikan pedoman ini secara optimal dalam rangka pengembangan dua

standar tersebut sesuai dengan tuntutan SN-Dikti, kebutuhan, dan tantangan Revolusi

Industri 4.0 serta mempersiapkan untuk menghadapi society era 5.0. Selain itu,

pedoman ini merujuk pada tuntutan Borang Akreditasi berbasis 9 Kriteria. Sebagai

tindak lanjut dari pedoman ini, program studi dapat menyusun kembali petunjuk

teknis pembelajaran, penyusunan bahan ajar, praktikum, dan penilaian sesuai dengan

karakteristik core values dan capaian pembelajaran lulusan masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

Cara kerja dari sistem akuisisi data adalah membaca data analog dari tegangan dan arus dengan menggunakan adaptor dan sensor arus ACS712, kemudian diproses oleh

Test dan Hasil Tes Akhir/ Post Test Rekapitulasi ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan tingkat hasil belajar keterampilan menulis narasi siswa tunarungu melalui

Proses Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang telah di

[r]

sama-sama menganalisis mengenai tindak tutur permintaan maaf dan pujian. Perbedannya terletak pada data yang digunakan, pada penelitian tersebut menggunakan data

Karena dalam suatu Organisasi Pegawai meruspakan unsur penting sebagai motor pengerak yang akan menjalankan roda organisasi mencapai tujuan, sejalan dengan itu

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

(Corey, 1986) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 2003) Pembelajaran adalah suatu