• Tidak ada hasil yang ditemukan

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN 

REPUBLIK INDONESIA 

POKOK­POKOK HASIL PEMBAHASAN 

RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT 

PENYELESAIANNYA

Disampaikan oleh:

RAPAT KOORDINASI PENYELESAIAN PEMBAHASAN 

p

MENTERI KEUANGAN 

JAKARTA  17 OKTOBER 2011

RAPAT KOORDINASI PENYELESAIAN PEMBAHASAN 

RAPBN TAHUN 2012

JAKARTA, 17 OKTOBER 2011

(2)

Belanja Barang dan Belanja Modal

Pokok‐pokok kebijakan belanja barang RAPBN 2012: ‰ Meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi dan penggunaan belanja barang  K/L, khususnya biaya perjalanan dinas; ‰ M j i k l l k i i l P i h ‰ Menjamin kelancaran penyelenggaraan kegiatan operasional Pemerintahan,  pelayanan kepada masyarakat, dan pemeliharaan aset; ‰ Meningkatkan Capacity Building pegawai serta persiapan/evaluasi dalam rangka  reformasi birokrasi. reformasi birokrasi. Pokok‐pokok kebijakan belanja modal pada RAPBN 2012, : ‰ Menjamin ketersediaan infrastruktur dasar, termasuk infrastruktur energi, j , g , ketahanan pangan, dan komunikasi;

‰ Upaya debottlenecking, pengurangan backlog pembangunan infrastruktur, dan  peningkatan domestic connectivity (keterhubungan antarwilayah);

‰

‰ Meningkatkan kemampuan pertahanan menuju minimum essential forces (MEF),  dengan mengutamakan pada pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri; ‰ Mendukung pendanaan kegiatan multiyears;

‰ Meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif akibat ‰ Meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif akibat 

perubahan iklim (climate change), dan meningkatkan kesiagaan dalam  menghadapi bencana.

(3)

Arah Kebijakan Belanja  K/L Tahun 2012 (1)

‰

Mengkaji kembali kinerja program (outcome) dan kegiatan

(output) agar lebih difokuskan pada kinerja utama

K

t i /L

b

Kementerian/Lembaga;

‰

Melakukan efisiensi belanja, termasuk belanja barang

operasional ;

operasional ;

‰

Mengkaji

ulang

pembangunan

gedung

baru

dan

menundanya apabila tidak sangat mendesak. Apabila

y

p

g

p

rencana pembangunan gedung baru tetap akan dilakukan,

maka harus menggunakan spesifikasi dan standar baru

yang wajar dan efisien yang akan ditetapkan oleh

yang wajar dan efisien yang akan ditetapkan oleh

Kementerian Pekerjaan Umum;

‰

Menyusun rencana pembangunan infrastruktur jangka

menengah, terutama transportasi multimoda, baik intra dan

antar propinsi serta antar pulau;

(4)

Arah Kebijakan Belanja  K/L Tahun 2012 (2)

‰

Mensinergikan dan menata kembali kebijakan, program, 

dan kegiatan yang terkait dengan koperasi serta usaha 

mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikelola

mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dikelola 

berbagai K/L;

‰

Keberpihakan (affirmative actions):

D

h

i

l/

l

k

li

K/L

Daerah tertinggal/terluar yang mencakup lintas K/L 

dengan rencana pengembangan di masa depan disusun 

berdasarkan pencapaian kinerja di masa lalu;

Mendukung pengembangan industri kecil dan industri 

kreatif untuk melindungi industri lokal dan memenuhi 

kebutuhan domestik serta menghadapi persaingan

kebutuhan domestik serta menghadapi persaingan 

barang impor.

‰

Meningkatkan efektivitas alokasi anggaran alutsista TNI 

d l

k

d

i

Mi i

E

ti l

dalam rangka mendorong pencapaian Minimum Essential 

Forces (MEF) sesuai dengan kemampuan keuangan negara.

(5)

HASIL OPTIMALISASI

(6)

KRITERIA PEMANFAATAN HASIL OPTIMALISASI  RAPBN 2012 UNTUK BELANJA K/L Hasil optimalisasi yang digunakan untuk mendanai program/ kegiatan K/L yang harus : 1. Terukur target dan sasarannya dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan  tahun 2012; 2. Program/kegiatan yang diusulkan oleh K/L bersangkutan sudah diterima oleh  Kementerian Keuangan dan/atau telah disetujui secara tertulis dalam rapat kerja komisi  terkait dengan K/L mitra kerjanya;

3 Mengacu pada kriteria sebagai berikut: 3. Mengacu pada kriteria sebagai berikut: a. Memperkuat pencapaian target dan sasaran prioritas pembangunan nasional dalam  RPJM 2010 – 2014, RKP 2012, MP3EI, dan 6 program utama Klaster 4 dan 3 program  prioritas. p • 6 Program Utama Klaster 4: Rumah Sangat Murah, Kendaraan Angkutan Umum  Murah, Air Bersih untuk Rakyat, Listrik Murah dan Hemat, Peningkatan  Kehidupan Nelayan, Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan; • 3 Program Prioritas: Surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014, Penciptaan  lapangan kerja guna mengurangi pengangguran 1 juta jiwa/tahun, dan  Pembangunan Transportasi Jakarta; b K d h d b h d d d l l l d b.    Kegiatan prioritas yang sudah dibahas dan disetujui dalam trilateral meeting, sidang  kabinet, atau direktif presiden, namun belum dialokasikan  di RAPBN 2012; 

(7)

KRITERIA PEMANFAATAN TAMBAHAN 

ANGGARAN PENDIDIKAN

1. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI pada Sidang Kabinet  tanggal 6 September 2011 untuk menuntaskan rehabilitasi  gedung SD dan SMP yang rusak (termasuk MI dan MTs), dan gedung SD dan SMP yang rusak (termasuk MI dan MTs), dan  ditindaklanjuti pada rapat Komite Pendidikan tanggal 5  Oktober 2011 yang dipimpin oleh Bapak Wapres RI.  k l d h b l b / h b l l d l h 2. Ruang kelas yang direhabilitasi berat/rehabilitasi total adalah  ruang kelas rusak berat di SD‐SMP dan MI (Madrasah  Ibtidaiyah) – MTs (Madrash Tsanawiyah) yang telah memiliki y ) ( y ) y g data dasar dan kesiapan dalam pelaksanaannya: a. Nama Sekolah, Alamat, dan Koordinat Geografisnya b. Tingkat Kerusakan 3. Untuk menjamin kelanjutan kegiatan pembangunan pendidikan  dalam APBN‐P 2011 dalam APBN P 2011. 4. Penguatan pendidikan tinggi termasuk pendidikan vokasi

(8)

HAL­HAL YANG MEMERLUKAN 

TINDAK LANJUT

3

(9)

HAL­HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI DALAM  PENYELESAIAN PEMBAHASAN RAPBN 2012

Hal‐hal yang harus dipersiapkan oleh K/L

dalam pembahasan dengan Komisi terkait

p

g

tanggal 17 s.d. 21 Oktober 2011:

Usul tambahan anggaran harus sesuai dengan

Usul tambahan anggaran harus sesuai dengan

kriteria

Jangan ada usul/mengusulkan kegiatan yang

Jangan ada usul/mengusulkan kegiatan yang

tidak mungkin dapat dilaksanakan dalam

rangka untuk menjaga governance dan

rangka untuk menjaga governance dan

(10)

LANGKAH TINDAK LANJUT

Langkah selanjutnya apabila pembahasan RUU APBN 2012 dengan DPR telah selesai:

a Hasil pembahasan K/L dengan komisi terkait di DPR disampaikan a. Hasil pembahasan K/L dengan komisi terkait di DPR disampaikan dalam Hasil Rapat Kerja Banggar DPR RI –Pemerintah, dan ditetapkan dalam Sidang Paripurna DPR RI tentang Pengesahan RUU APBN 2012 (Jadwal 25 Oktober 2011)

RUU APBN 2012 (Jadwal 25 Oktober 2011);

b. Hasil Pembahasan RAPBN dan RUU APBN dituangkan dalam berita acara hasil pembahasan RAPBN dan RUU APBN yang bersifat final;

c. Kementerian Keuangan menyampaikan Hasil Raker Banggar dan Sidang Paripurna DPR RI dalam berita acara tersebut kepada Sidang Paripurna DPR RI dalam berita acara tersebut kepada Kementerian/Lembaga (K/L) melalui Surat Edaran Menkeu pada minggu I November 2011, terkait kebijakan pengalokasian

K/L t i i i / b h / l k i

anggaran K/L serta rincian penyesuaian/perubahan/alokasi dan/atau penggunaan optimalisasi anggaran ;

(11)

LANGKAH TINDAK LANJUT

d. Optimalisasi pagu anggaran meliputi : 1. Penambahan pagu anggaran belanja negara dan /atau pembiayaan dari  yang tercantum dalam RAPBN; dan/atau y g ; / 2. Realokasi anggaran antara BA K/L dan BABUN dengan atau tanpa  perubahan pagu pengeluaran.

e Berdasarkan SE Menkeu tersebut K/L melakukan penyesuaian RKAKL: : e. Berdasarkan SE Menkeu tersebut, K/L melakukan penyesuaian RKAKL: :

1. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran K/L tidak mengalami perubahan, K/L menyampaikan RKA‐K/L dan dokumen pendukung beserta ADK RKA‐ K/L sebagai dasar penelaahan Hasil penelaahan RKA‐K/L dimaksud K/L sebagai dasar penelaahan. Hasil penelaahan RKA‐K/L dimaksud dijadikan sebagai dasar penetapan RKA‐K/L oleh Direktur Jenderal Anggaran dan sebagai bahan untuk penyusunan Keppres tentang RABPP beserta lampirannya.

beserta lampirannya.

2. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran K/L mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan, K/L menyampaikan RKA‐K/L dan dokumen pendukung beserta ADK RKA‐KL untuk dilakukan penelaahan dokumen pendukung beserta ADK RKA KL untuk dilakukan penelaahan kembali dalam rangka penyesuaian RKA‐K/L dengan Pagu Alokasi Anggaran K/L.

(12)

LANGKAH TINDAK LANJUT

f. RKA‐KL Hasil penyesuaian yang disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. DJA merupakan RKAKL yang telah mendapat persetujuan dalam pembahasan K/L bersama mitra kerja persetujuan dalam pembahasan K/L bersama mitra kerja komisi terkait di DPR;

g. Kementerian Keuangan bersama K/L melakukan penelaahan g. Kementerian Keuangan bersama K/L melakukan penelaahan RKAKL penyesuaian terkait kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja yang direncanakan, kosistensi sasaran kinerja K/L dengan RKP standar biaya dan ketentuan dalam PMK K/L dengan RKP, standar biaya dan ketentuan dalam PMK 93/MK.02/2011 tentang tata cara penyusunan RKAKL 2012; h. Hasil penelaahan RKAKL Kemenkeu DJA – K/L, ditetapkan h. Hasil penelaahan RKAKL Kemenkeu DJA K/L, ditetapkan sebagai Surat Penetapan RKAKL (SP‐RKAKL) dan disampaikan kepada K/L dan Ditjen Perbendaharaan;

(13)

LANGKAH TINDAK LANJUT

j. SP‐RKAKL digunakan sebagai Lampiran Keputusan Presiden tentang Rincian Alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat yaitu alokasi anggaran K/L dan Kementerian Keuangan selaku BUN. Alokasi anggaran K/L dirinci menurut klasifikasi anggaran. Alokasi anggaran Kementerian Keuangan selaku BUN dirinci menurut:

1) kebutuhan Pemerintah Pusat; dan)

2) transfer kepada daerah.

k. RABPP 2012 ditetapkan dengan Keppres paling lambat tanggal 30 November 2011

November 2011.

l. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan

d l K t P id (SP RKAKL) d ik k d

dalam Keputusan Presiden (SP‐RKAKL), dan menyampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan

m. Dirjen Anggaran a.n. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 15 Desember 2011.

(14)

Kegiatan­ kegiatan yang diprioritaskan 

dalam RKA­K/L Tahun 2012:

Penyusunan RKA‐K/L Tahun 2012, harus memprioritaskan:

a. Program dan Kegiatan prioritas yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan daerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam RKP Tahun 2012;

kewilayahan) yang tercantum dalam RKP Tahun 2012; b. Kebutuhan anggaran belanja pegawai dan operasional

c Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan‐kegiatan yang c. Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan‐kegiatan yang

dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri;

d. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifatgg g j y g tahun jamak (multi years);

e. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan perundang‐ undangan.

(15)

Hal­hal yang harus diperhatikan dalam 

penyusunan RKA­K/L Tahun 2012:

Dalam menyusun RKA K/L Tahun 2012, harus memperhatikan: a. Sesuai dengan Tugas, Fungsi dan Kewenangan masing‐masing 

K/L untuk meningkatan kualitas belanja khususnya efisiensi K/L untuk meningkatan kualitas belanja, khususnya efisiensi  belanja barang dan peningkatan belanja modal; b. Mengkaji ulang pembangunan gedung baru dan menundanya  bil id k d k apabila tidak sangat mendesak; c. Dalam mengalokasikan dana dekonsentrasi dan dana tugas  pembantuan agar mengacu pada ketentuan peraturan  p g g p p perundang‐undangan; d. Kementerian Negara/Lembaga yang menyelenggarakan  sekolah/ lembaga pendidikan agar mencantumkan dalam sekolah/ lembaga pendidikan agar mencantumkan dalam  klasifikasi fungsi pendidikan e. Dalam pengalokasian bantuan belanja sosial, dapat langsung  dib ik k d k d / l b diberikan kepada masyarakat dan/atau lembaga  kemasyarakatan guna melindungi terjadinya dari resiko sosial.

(16)

Kegiatan­ kegiatan yang dibatasi dalam 

RKA­K/L Tahun 2012:

a. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, loka karya;

b P l b k li k S K j

b. Pemasangan telepon baru, kecuali untuk Satuan Kerja yang belum memiliki saluran telepon;

c Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung c. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjang Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/ Lembaga, antara lain: Mess, wisma, rumah dinas, rumah jabatan, gedung pertemuan;

d. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali: pengadaan kendaraan fungsional seperti ambulance untuk rumah sakit kendaraan fungsional seperti ambulance untuk rumah sakit, kendaraan untuk tahanan, kendaraan roda dua untuk penyuluh dan penggantian kendaraan rusak berat.

(17)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Teori ekonomi (economic theory) merupakan ilmu yang mempelajari secara teoritis dan konsep dasar perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan alokasi atas sumber daya

perubahan tekstur umpan mulai larut dalam air (30%) pada saat perendaman 7 jam, sedangkan larutnya tektur umpan hingga 70% pada saat perendaman12 jam. Kedua

Berdasarkan rendemen pulp, konsumsi alkali, dan bilangan kappa, maka pulp batang pisang yang dihasilkan dari proses semikimia pada konsentrasi alkali 4% lebih layak teknis

Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan efisien dan menarik dalam keseluruhan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar digunakan dengan

Pendekatan teoritis terhadap mekanisme reaksi berdasarkan teori isoterm Langmuir – Hinshelwood yang dikonfrontir langsung dengan analisis percobaan memberikan potensi

Kontrak Harga Satuan adalah Kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan pembayaran didasarkan

Cilacap merupakan kawasan industri, jadi lahan di daerah tersebut sudah disiapkan untuk pendirian atau pengembangan suatu pabrik baru yang mengolah produk ini untuk penyediaan

Perspektif proses bisnis intemal berusaha menerjemahkan apa yang diharapkan pelanggan dan pemegang saham ke dalam suatu proses bisnis yang sesuai dengan harapan mereka.