Peranan CropLife Indonesia
Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida
Deddy Djuniadi
Executive Director CropLife Indonesia
19 Juni 2012
INDONESIA
Penanganan Pestisida
Tidak Layak Pakai
Peranan CropLife Indonesia
Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida
Deddy Djuniadi
Executive Director CropLife Indonesia
19 Juni 2012
Sekilas
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Peranan CropLife Indonesia
Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida
Deddy Djuniadi
Executive Director CropLife Indonesia
19 Juni 2012
Sekilas
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Bahan alami
• Pestisida alami: minyak bumi (I, A, F)
• Pestisida botani: piretrum, nikotin, rotenon (I)
• Bio-pestisida: virus, bakteri, jamur, nematoda (I, F)
Produk hasil fermentasi
• Antibiotika: blastisidin, validamisin, kasugamisin (F, B)
• Makrolida: avermektin, milbemisin, spinosin (I)
Sintetik
• Pestisida anorganik & fumigant: metil bromida, seng fosfida
• Pestisida organik sintetik: I: organofosfat, organochlorine, karbamat; F:
triazol, benzimidazole, phenylamide, ; H: triazin, urea, sulfonylurea, dst.
• Tiruan senyawa alami: piretroid, nikotinoid, rotenoid (I); azoxystrobin (F)
• Semio-kimia (tiruan hormon): metopren, metil-eugenol.
Klasifikasi pestisida
Berdasarkan Bahan Asalnya
INDONESIA
Formulasi Pestisida
Bahan aktif
Bahan-bahan pembantu (adjuvant):
• Pelarut (solvent);
• Emulsifier;
• Bahan pembasah (wetting agent); dsb.
Bahan pembawa:
air, minyak, debu, pasir, dsb.
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Formulasi Padat
WP (wettable powder):
sediaan dalam bentuk tepung yang dapat disuspensikan dalam air
SP (soluble powder):
sediaan dalam bentuk tepung yang dapat dilarutkan dalam air
SG (soluble granule):
sediaan butiran yang dapat dilarutkan dalam air
G (granule):
sediaan dalam bentuk butiran siap pakai
WDG, WG (water dispersible granule):
butiran yang dapat dilarutkan dalam air
D (dust):
tepung hembus
B (bait):
INDONESIA
Formulasi Cair
EC (emulsifiable concentrate):
sediaan dalam bentuk konsentrat cair yang dapat diemulsikan dalam air
WSC (water soluble concentrate):
sediaan dalam bentuk konsentrat cair yang dapat dilarutkan dalam air
F; FW (flowable):
sediaan dalam bentuk konsentrat sangat pekat yang dapat dijadikan suspensi dalam air
AS (Aquaeous Solution):
sediaan dalam bentuk konsentrat yang dapat dilarutkan dalam air
CS (Capsule Suspension):
Peranan CropLife Indonesia
Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida
Deddy Djuniadi
Executive Director CropLife Indonesia
19 Juni 2012
INDONESIA
Pestisida
INDONESIA
Pengertian
Pestisida tidak layak pakai:
Pestisida tidak layak pakai adalah pestisida yang rusak akibat perubahan secara kimiawi, fisik maupun biologis serta pestisida ilegal dan pestisida palsu.
Pestisida ilegal:
Pestisida yang tidak terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Pupuk dan Pestisida Kementrian Pertanian Republik Indonesia dan beredar di wilayah NKRI, atau yang telah habis
masa berlaku ijin/ nomor pendaftaran yang diberikan atau pestisida yang tidak berlabel.
Pestisida palsu:
Pestisida yang isi atau mutunya tidak sesuai dengan label di luar batas toleransi atau pestisida yang merek, wadah, kemasan dan label meniru pestisida lainnya yang telah dipasarkan secara legal.
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Ciri-ciri Pestisida Tidak Layak Pakai?
1. Undang-undang:
• Perijinan • Merek2. Kemasan / label:
• Original3. Phisik:
• Penggumpalan • Warna • Bau, dll4. Quality / Mutu:
• Kandungan bahan aktif, • Kadaluarsa
5. Efektifitas:
INDONESIA
Tidak terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman, Pupuk dan Pestisida Kementrian Pertanian
RI dan beredar di wilayah NKRI :
Penyelundupan.
Pemindah wadahan.
Pengenceran.
Digunakan bukan untuk opt dan tanaman
yang didaftarkan.
Pemalsuan.
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
• Pemalsuan pestisida terus meningkat dari tahun ke tahun.
• Perdagangan pestisida ilegal dan palsu mencapai € 4,4 miliar, setara dengan 10% dari total pangsa pasar dunia.
• Perdagangan pestisida ilegal dan palsu di Indonesia mencapai IDR 400 miliar, setara dengan 7-8% dari total pangsa pasar di Indonesia.
• Trend pemalsuan terus meningkat, terutama di negara-negara yang memiliki aturan longgar dan pengawasannya lemah.
• Disamping sektor pendapatan negara dari pajak, dampak pestisida ilegal atau palsu dapat sangat merugikan petani, membahayakan kesehatan serta keamanan lingkungan.
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
INDONESIA
• Wadah bekas:
• Menggunakan wadah bekas pestisida yang masih bagus. • Diisi sebagian dengan pestisida sesuai dengan wadah bekas
pestisida dan dicampur dengan bahan lain. • Dibuatkan tutup baru atau segel baru.
• Wadah asli merek tertentu :
• Wadah asli isi pestisida asli diganti sebagian, dan sebagian lagi dengan bahan lain dengan menggunakan alat suntik.
• Membuat wadah asli dan label asli :
• Wadah asli beserta label seperti asli diisi sebagian denga pestisida sesuai dengan merk dan sebagian bahan campuran lain.
• Dijual secara ketengan.
Pestisida Palsu
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Anti Pemalsuan Pestisida
1. Petani menyetor botol plastic bekas pestisida
2. Petugas menimbang
3. Pembilasan 3X
INDONESIA
Landasan Hukum Pengaturan Pestisida
1. Undang Undang nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
2. PP no 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
3. Peraturan Menteri Pertanian No. 45/Permentan/SR.140/10/2009 tentang Syarat dan Tatacara Pendaftaran Pestisida
4. Peraturan Menteri Pertanian No. 42/Permentan/SR.140/5/2007 tentang Pengawasan Pestisida
5. Badan Standarisasi Nasional (BSN) SNI 7313:2008 mengenai batas maksimum residu pada hasil pertanian
6. Undang Undang no 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 7. Keputusan Menteri Pertanian No 276/Kpts/OT.160/4/2008 tentang
Komisi Pestisida
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Apa Sangsinya? - 1
Undang Undang nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman pasal 60 (Ketentuan Pidana):
“Barangsiapa dengan sengaja :
a. Menggunakan cara dan/atau sarana perlindungan tanaman yang
mengganggu kesehatan dan mengancam keselamatan manusia atau menimbulkan kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat 1;
b. Mengedarkan pestisida yang tidak terdaftar sebagaimana dimaksud dengan pasal 38 ayat 1
DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING LAMA 5 (LIMA) TAHUN DAN DENDA PALING BANYAK RP. 250,000,000,- (DUA RATUS LIMA PULUH JUTA RUPIAH)“
INDONESIA
Apa Sangsinya? - 2
Undang Undang nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek pasal 90 dan pasal 91 (Ketentuan Pidana):
“Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak :
a. Menggunakan Merek yang sama pada keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/jasa sejenis yang
diproduksi/diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1,000,000,000 (satu miliar rupiah)
b. Menggunakan Merek yang sama pada pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/jasa sejenis yang
diproduksi/diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.800,000,000 (delapan ratus juta rupiah)
Peranan CropLife Indonesia
Dalam Meminimalkan Pemalsuan Pestisida
Deddy Djuniadi
Executive Director CropLife Indonesia
19 Juni 2012
INDONESIA
Penanganan - Pemusnahan
Wadah Bekas Pestisida
INDONESIA
Penanganan Wadah Bekas Pestisida
1. Letakan botol wadah bekas pestisida diatas lubang tangki
sprayer yang akan digunakan sampai tidak menetes lagi
(kering).
2. Masukkan air bersih kedalam botol wadah bekas pestisida
sebanyak 10%-20% dari isi botol, lalu tutup dengan rapat.
3. Lalu kocok sampai mengenai seluruh permukaan dalam botol,
lalu tuangkan air dalam botol wadah bekas pestisida kedalam
tangki sprayer sampai tidak menetes lagi (seperti prosedur
no.1)
4. Ulangi prosedur no.2 dan no.3 sebanyak 3 kali.
Sebelum pemusnahan wadah bekas pestisida harus dilakukan
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry
Penanganan Wadah Bekas Pestisida
b. Merusakan wadah bekas pestisida.
1. Setelah melakukan “Triple Rinsing” dan wadah bekas pestisida sudah kering, lalu rusakkan dengan menggunakan pisau atau martil sehingga wadah bekas pestisida dan tutupnya tersebut tidak bisa digunakan
kembali.
2. Tempat perusakkan wadah bekas pestisida sedapat mungkin dekat dengan tempat
dimana wadah bekas pestisida yang telah rusak tersebut akan dikuburkan.
INDONESIA
Mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku/sesuai
Penanganan Wadah Bekas Pestisida
c. Mengubur wadah bekas pestisida.
1. Gali lubang dengan kedalaman sampai 1 meter dari permukaan tanah.
2. Isi lubang dengan wadah bekas pestisida yang telah dirusakkan lalu berikan bahan organik, kompos atau sampah rumah tangga dengan ketebalan 10-15 cm, masukkan lagi wadah bekas pestisida kedalam lubang.
3. Ketika lubang sudah terisi mendekati
permukaan tanah, lalu tutup lubang tersebut dengan tanah galian. Beri tanda peringatan dan cegah anak anak dan hewan masuk area pemusnahan
INDONESIA
Representing the Plant Science Industry