• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : GEETAA MANOHARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh : GEETAA MANOHARAN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

GEETAA MANOHARAN 130100381

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

OLEH :

GEETAA MANOHARAN 130100381

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

“ Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ˮ

OLEH :

GEETAA MANOHARAN 130100381

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016

(4)
(5)

ABSTRAK

Latar Belakang :Perilaku merokok di kalangan mahasiswa Indonesia makin meningkat setiap tahunnya walaupun sudah diketahui rokok membahayakan kesehatan dan sangat merugikan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dalam kalangan mahasiswa, antara lain pengaruh lingkungan orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian dan iklan.

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Metode :Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional dan metode yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel penelitian 127 orang yang terdiri dari perokok aktif. Mahasiswa yang tidak merokok dan tidak bersedia menjadi responden diekslusikan dari penelitian ini.

Hasil :Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 93 responden (73,2%) yang merokok mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi akan bahaya merokok. Faktor orang tua, teman sebaya dan iklan memiliki peran yang besar dalam perilaku merokok mahasiswa dimana faktor orang tua mempengaruhi sebanyak 99,2%, sedangkan faktor teman sebaya sebanyak 74% dan faktor iklan sebesar 93,7%.

Kesimpulan : Sebagian besar mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap bahaya merokok dan faktor yang lebih besar mempengaruhi perilaku merokok adalah orang tua, teman sebaya dan iklan.

Kata Kunci :

rokok, pengaruh, perilaku, pengetahuan, faktor

(6)

ABSTRACT

Background :The behavior of smoking among Indonesian students is increasing every year eventhough it is known that the act of smoking is enormously harmful to health. There are many factors that influence smoking habits among students such as influence from the parents, friends, personality and advertisement.

Objective : The study was conducted to determine the factors that influence the smoking behavior of students of the Faculty of Medicine, University of North Sumatera.

Method :Cross-sectional descriptive survey have been applied in these study using the total sampling method, where the number of the sample obtained was 127 people consisting of active smokers. Students who do not smoke and are not willing to become respondents are excluded from this study.

Result :The study results shows that 93 respondents (73,2%) achieved high level of knowledge about the danger of smoking. Factors influencing students such as parents, friends and advertisements have major role in the smoking behaviors among university students where parents influence smoking behavior as much as 99,2%, followed by friend 74% and advertisement 93,7%.

Conclusion :In conclusion, majority of the students of the Faculty of Medicine, University of North Sumatera achieved high level of knowledge about the danger of smoking and the factors influencing them to smoke includes parents, friend and advertisement.

Keyword :

smoking, influence, behavior, knowledge, factors

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K).

2. dr. Eka Roina Megawati, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah banyak membantu dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna.

3. dr. Bugis Mardina Lubis, M.Ked (Ped), Sp.A (K) yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan sempurna.

4. dr. Andrina Yunita Rambe, Sp.THT-KL selaku dosen penguji I dan Ibu Sri Lestari, SP., M.Kes, selaku dosen penguji II penulis yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk skripsi ini.

5. dr. Hidayat, M.Biomed yang telah menjadi dosen penasihat akedemik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Dosen-dosen Community Research Program (CRP) yang selalu memberikan pengarahan kepada penulis, serta seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing saya selama masa penyusunan proposal dan hasil penelitian.

(8)

7. Kedua orang tua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman kelompok bimbingan skripsi yaitu Andro yang selalu bersama-sama memberikan dorongan serta saling membantu dalam penyusunan proposal dan hasil penelitian skripsi ini.

9. Teman-teman stambuk 2013 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas saran dan kesediaannya membantu, bertukar pikiran dan selalu membuat saya menjadi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Serta semua pihak naik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat ikut memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi ilmu kedokteran.

Medan, 22 Desember 2016 Penulis,

Geetaa Manoharan NIM : 130100381

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……...……….i

ABSTRAK………..ii

ABSTRACT………...iii

KATA PENGANTAR………...…iv

DAFTAR ISI………..………vi

DAFTAR TABEL………...viii

DAFTAR GAMBAR………..……...ix

DAFTAR LAMPIRAN………...…...x

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Rumusan Masalah………... 3

1.3. Tujuan Penelitian………...…....… 3

1.4. Manfaat Penelitian………... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………...……. 5

2.1 Rokok...………...5

2.1.1 Pengertian Rokok………...5

2.1.2 Bahan Baku Rokok...……….. 5

2.1.3 Jenis Rokok... 6

2.1.4 Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam rokok... 7

2.2 Perilaku Merokok...………... 8

2.2.1 Perilaku...………... 8

2.2.2 Perilaku Merokok... 9

2.2.3 Tahap Perilaku Merokok... 9

2.2.4 Kategori Perokok... 10

2.2.5 Tipe-tipe Perokok... 10

2.2.6 Tempat Merokok... 12

2.2.7 Masalah kesehatan akibat merokok... 13

2.2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok... 14

2.2.9 Dampak Perilaku Merokok... 15

(10)

2.3 Mahasiswa...………...………. 16

2.3.1 Pengertian Mahasiswa....………..16

2.3.2 Mahasiswa dan Perilaku Merokok………... 18

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP………... 19

3.1 Kerangka Teori………... 19

3.2 Kerangka Konsep………... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN DAN DEFINISI OPERATIONAL…..….. 21

4.1 Jenis Penelitian………...……. 21

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian... 21

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 21

4.4 Definisi Operasional... 22

4.5 Teknik Pengumpulan Data... 28

4.5.1 Pengumpulan Data...28

4.5.2 Alat Pengumpulan Data... 28

4.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 28

4.6 Pengolahan dan Analisis Data... 29

4.6.1 Pengolahan Data... 29

4.6.2 Analisis Data... 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….30

5.1 Hasil Penelitian………30

5.2 Pembahasan……….36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….. 40

6.1 Kesimpulan………..40

6.2 Saran………41

DAFTAR PUSTAKA……….. 42

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Perkembangan Remaja ...18 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Angkatan………….………31 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Usia ………32 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Lamanya Merokok…. ………32 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Tipe Perokok…..……….……….………..33 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Tempat Merokok………. …………...………...33 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Responden akan Bahaya Merokok……..………...…34 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Perilaku Merokok……….……..34

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

Gambar 2.1 Rokok... 6 Gambar 3.1 Kerangka Teori Penelitian... 19 Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian... 20

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Curriculum Vitae Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 Ethical Clearance

Lampiran 6 Hasil Uji Statistik

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.1 Merokok merupakan salah satu kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat.2 Merokok ini sudah melanda berbagai kalangan laki-laki maupun perempuan, dari anak-anak sampai orang tua.Bahkan jumlah perokok mengalami peningkatan dari tahun ke-tahunnya.Masalah merokok hingga pada saat ini masih belum dapat ditangani.

Perilaku merokok ini sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekitarnya karena rokok mengandung beberapa bahan kimia seperti nikotin, tar, karbon monoksida, dan bahan kimia beracun lainnya. Merokok telah dikaitkan dengan penyakit yang berhubungan hampir pada semua organ tubuh, termasuk organ pernapasan dan mengurangi status kesehatan serta sangat membahayakan bagi janin.3 Satu dari sepuluh kematian pada orang dewasa disebabkan oleh penggunaan tembakau dan ia membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahun.4 Di Indonesia pada tahun 1996 dikatakan 57.000 jiwa atau 157 jiwa meninggal setiap tahun akibat merokok. Bahkan pada tahun 2030 diperkirakan jumlah kematian mencapai angka 8.000.000 jiwa.1 Menurut data WHO World Tobacco Epidemic tahun 1993 dinyatakan setiap tahun angka kematian adalah 3 juta orang.5

Dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas menurut Susenas mengalami kenaikan dari 27% pada tahun 1995 mencapai 34,4% pada tahun 2004, manakala menurut Riskesdas terjadi peningkatan dari 34,7% pada tahun 2007 mencapai 36,3% pada tahun 2013. Data Global Youth Tobacco Survey 2014 (GYTS 2014) menunjukkan prevalensi perokok di Indonesia sebesar 34,8% dan sebanyak 67% laki-laki di Indonesia adalah perokok yaitu angka terbesar di dunia.6 Statistik

(15)

menunjukkan 52,3% perokok di Indonesia menghisap 1-10 batang rokok per hari dan sekitar 20 persen sebanyak 11-20 batang per hari. Kelompok umur dengan prevalensi perokok tertinggi adalah 25–64 tahun sedangkan 18,6 % dari kelompok umur 15–24 tahun sudah mulai merokok tiap hari.7

Penduduk dunia yang mengonsumsi tembakau adalah sebanyak 57% pada penduduk Asia dan Australia , 14% pada penduduk Eropa Timur, 12% pada penduduk Amerika, 9% penduduk Eropa Barat, dan 8% penduduk Timur Tengah serta Afrika. Prevalensi perokok paling banyak pada negara Asean dengan Indonesia menduduki urutan pertama terbanyak jumlah perokok sebanyak 46,16% setelah Filipina, Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Kamboja, Laos, Singapura, dan Brunei.8

Walaupun ternyata jelas rokok membawa dampak buruk dan membahayakan kesehatan, namun kebiasaan merokok cenderung meningkat pada kalangan mahasiswa.Sebagian besar mahasiswa merokok di lingkungan kampus.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dalam kalangan mahasiswa, antaranya karena pengaruh lingkungan orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian dan karena iklan.Walaupun sadar terhadap resiko merokok, namun kalangan mahasiswa menghadapi tantangan untuk menghentikankebiasaan merokok. Tingginya prevalensi perokok di kalangan mahasiswa dan khususnya pada mahasiswa kedokteran menunjukkan bahwa kesadaran dan tingkat pengetahuan akan bahaya rokok masih sangat kurang.

Berdasarkan observasi peneliti, banyak dari mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang menjadi perokok aktif dan sebagian besar mahasiswa, terutama laki-laki, merokok di lingkungan kampus meskipun terdapat larangan merokok di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara. Namun, belum ada penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian di Fakultas

(16)

Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara?

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui prevalensi kebiasaan merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengidentifikasi karakteristik perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang bahaya merokok.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kebiasaan merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(17)

1.5. Manfaat Penelitian

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memberikan informasi tentang prevalensi kebiasaan merokok pada mahasiswa dan sekaligus mengidentifikasi langkah-langkah pencegahan remaja merokok.

2. Untuk membantu mahasiswa menyadari bahwa besarnya resiko dan bahaya merokok terhadap kesehatan mereka sehingga membantu mereka mengevaluasi diri sendiri dan mengamalkan gaya hidup yang sehat.

3. Untuk menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Untuk dijadikan sebagai panduan dan selanjutnya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu sebagai bahan penelitian selanjutnya.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok

2.1.1. Pengertian Rokok

Rokok merupakan silinder kertas yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara untuk dihisap asapnya lewat mulut pada ujung lainnya.9

Rokok adalah hasil olahan dari tembakau terbungkus yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.Terdapat kurang lebih 600 ramuan dalam rokok yang apabila dibakar, membentuk lebih dari 4000 bahan kimiawi.1

2.1.2. Bahan Baku Rokok

Komponen utama rokok adalah tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana tabacum yang ditanam dan diproduksi. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Pada umumnya, bahan baku rokok hanya digunakan tembakau yang dikenal sebagai rokok putih.10 Di Indonesia, tembakau dan cengkeh dicampur untuk dibuat rokok kretek.

Tembakau juga ditambahkan kemenyan dan kelembak sebagai bahan baku untuk dibuat rokok kelembak atau rokok siong. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau kunyah.1

(19)

Gambar 2.1 Rokok 2.1.3. Jenis Rokok

1. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi dibagi tiga jenis1, iaitu:

a. Rokok putih

Rokok putih diperbuat hanya dari daun tembakau.

b. Rokok kretek

Rokok kretek diperbuat dari daun tembakau dan cengkeh.

c. Rokok klembak

Rokok klembak diperbuat dari daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan.

2. Rokok berdasarkan penggunaan filter1: a. Rokok Filter

Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.

b. Rokok Non-Filter

Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

(20)

2.1.4. Bahan-bahan Kimia yang Terkandung dalam Rokok

Rokok mengandung lebih 4.000 jenis bahan kimia dengan berbagai jenis daya kerja terhadap tubuh.1 Beberapa bahan kimia yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut:

a) Nikotin

Nikotin yang terdapat dalam Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya yang bersifat toksis terhadap jaringan syaraf, dan akan menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengalami peningkatan. Nikotin ini dapat meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak bebas, kolesterol LDL, dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah. Benowitz N L (1994) menyatakan kadar nikotin sejumlah 5 mg per hari dari rokok dapat menimbulkan ketagihan terhadap rokok.1

b) Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida (CO) bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor haemoglobin dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang. Pada saat merokok, gas CO yang dihasilkan sebatang rokok mencapai 2-6% sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.1

c) Tar

Tar terbentuk dari gabungan zat-zat kimia, termasuk gas dan zat yang menyebabkan kanker.11 Tar bersifat karsinogenik dan kandungan tar dapat merusak sel paru karena menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga menimbulkan iritasi pada saluran napas yang memicu kanker paru. Tar merupakan zat yang bewarna coklat yang dapat menoda gigi perokok.12

(21)

d) Ammonia

Ammonia merupakan gas yang tidak bewarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen.Zat ini berbau tajam dan kekerasan racunnya dapat mengakibatkan seseorang pingsan atau koma jika masuk ke dalam peredaran darah.

e) Hidrogen Sianida (HCN)

Zat ini merupakan zat yang paling ringan dan mudah terbakar.HCN dapat menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan.

f) Fenol

Fenol merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Fenol beracun dan membahayakan karena fenol terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

g) Hidrogen Sulfida

Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat yang berisi pigmen).

2.2. Perilaku Merokok 2.2.1. Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon).Respondent respons ialah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.Operant respon merupakan respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimulus atau perangsangan tertentu.13

(22)

2.2.2. Perilaku Merokok

Perilaku merokok merupakan hal yang biasa dijumpai.Perokok berasal dari berbagai kelompok umur dan kelas sosial yang berbeda.Hal ini mungkin disebabkan karena rokok dapat diperoleh dengan mudah dimanapun dan kapanpun. Conrad dan Miller menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis.1

Merokok diartikan sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus daun nipah atau kertas.14 Merokok merupakan perilaku yang kompleks karena merokok merupakan hasil interaksi dari aspek kognitif, lingkungan sosial, kondisi psikologis, conditioning, dan keadaan fisiologis.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Perilaku merokok tidak hanya menyebabkan berbagai macam penyakit tetapi juga dapat memperberat sejumlah penyakit lainnya.15 White dan Watt menyatakan bahwa seorang perokok yang menghisap 1-9 batang rokok per hari akan mengalami pemendekan usia sekitar 5.5 tahun.2

2.2.3. Tahap Perilaku Merokok

Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok15,yaitu : a) Tahap prepatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan yang menimbulkan minat untuk merokok

b) Tahap Initiation

Tahap perintisan yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok.

(23)

c) Tahap becoming a smoker

Seseorang telah menghisap rokok sebanyak empat batang per hari dimana mempunyai kecenderungan untuk merokok.

d) Tahap maintenance of smoking

Tahap dimana merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating).Ini merupakan tahap dimana merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

2.2.4. Kategori Perokok 1. Perokok Pasif

Asap rokok dihirup oleh seseorang yang tidak merokok dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok dinamakan passive smoking.16 Passivesmoke dikenali sebagai secondhand smoke (SHS) atau environmental tobacco smoke (ETS)17 dan dibagi menjadi:

a. Mainstream smoke : asap yang dihembus oleh perokok.

b. Sidestream smoke : asap dari rokok yang membakar. Asap ini mengandung lebih konsentrasi karsinogens dan lebih toksik dari mainstream smoke.17

2. Perokok Aktif

Perokok aktif merupakan orang yang merokok secara rutin walaupun hanya satu batang rokok dalam sehari.16

2.2.5. Tipe-tipe Perokok

Tipe-tipe perokok dibagi menjadi tiga1, yaitu : a. Perokok ringan, merokok 1-10 batang sehari.

b. Perokok sedang, merokok 11-20 batang sehari.

c. Perokok berat, merokok lebih dari 24 batang sehari.

(24)

Tipe perokok menurut klasifikasi berat, sedang dan ringan18 :

a. Perokok sangat berat adalah bila mengonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.

b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit.

c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

Tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory menurut Silvan& Tomkins18 :

1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif a. Pleasure relaxation

Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

b. Stimulation to pick them up

Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

c. Pleasure of handling the cigarette

Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, dan gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

(25)

3. Perilaku merokok yang adiktif

Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin.18

2.2.6. Tempat Merokok

Tipe perilaku merokok dapat digolongkan berdasarkan tempat dimana seseorang menghisap rokok menjadi dua golongan.18

1. Merokok di tempat-tempat umum / ruang publik a. Kelompok homogen (sama-sama perokok)

Secara bergerombol menikmati kebiasaan mereka merokok.

Umumnya mereka masih menghargai orang lain karena mereka menempatkan diri di smoking area.

b. Kelompok heterogen

Merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).

2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi a. Kantor dan di kamar tidur pribadi

Perokok memilih tempat-tempat seperti digolongkan sebagai individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan selalu rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet

Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

(26)

2.2.7. Masalah kesehatan akibat merokok 1. Penyakit Kardiovaskular

Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular menduduki urutan pertama menurut SKRT tahun 1993 sehinga tahun 1998. Salah satu dari urutan pemicu penyakit kardiovaskular adalah akibat merokok karena komponen nikotin yang terdapat dalam tembakau sebesar 1,5 mg/batang rokok.1Sebanyak 30% dari kematian setiap tahun akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebabkan oleh perilaku merokok di Amerika Serikat.

Merokok juga meningkatkan risiko stroke iskemik19, karena terjadi pengumpulan tumpukan lemak yang menyempitkan dan menutup pembuluh darah.11 Nikotin memiliki efek langsung pada jantung sendiri karena nikotin dan karbon monoksida meningkatkan faktor pembekuan serta faktor penyumbatan darah.20

2. Penyakit Neoplasma

Tar merupakan karsinogenik yang potensial karena mengandung N- nitrosamine yang akan mendorong peningkatan penyakit kanker paru-paru.

Ternyata tar di Indonesia mengandung polinuklir hidrokarbon aromatik yang dominan dengan sifat karsinogenik kurang berpotensial.1 Angka kematian mencapai 480.000 dari penggunaan tembakau dan paparan asap rokok atau lebih dikenali sebagai secondhand smoke sehingga menjadi penyebab utama kematian yang dapat dicegah di negara Amerika Serikat.21Sebuah studi oleh American Cancer Society menemukan bahwa penggunaan rokok kandungan tar yang rendah mungkin menjadi penyebab adenokarsinoma.12

3. Penyakit Saluran Pernapasan

Merokok merupakan penyebab utama terjadinya penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif seperti bronchitis dan empisema. Gejala yang

(27)

timbul berupa batuk kronis, berdahak, dan gangguan pernapasan yang sering dijumpai pada perokok.1 Penderita episema sering mengalami bronkitis secara berulang dan cenderung menderita kegagalan paru-paru dan jantung.11 2.2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku merokok merupakan perilaku yang amat bahaya bagi kehatan namun masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan anak-anak berusia muda mulai merokok untuk kemauan sendiri.1 Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, selain dari faktor-faktor dari dalam diri. Survei Yayasan Jantung Indonesia mengatakan bahwa merokok tahap awal dilakukan dengan teman- teman berjumlah 70% dan 2% di antaranya hanya merokok untuk mencoba.

Prevalensi orang tua merokok berjumlah 73% bagi ayahnya yang merokok sedangkan ibu yang merokok 8%. Terdapat tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu untuk kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya.15

Terdapat banyak faktor-faktor yang menyebabkan seseorang merokok22, antara lainnya:

1. Pengaruh Orang Tua

Remaja perokok adalah anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia atau keluarga yang permisif, dimana orang tuanya tidak begitu memperhatikan anak-anaknya cenderung lebih mudah terlibat dengan rokok dibandingkan dengan keluarga yang konservatif dimana keluarga menjaga dan memperhatikan anak-anaknya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada remaja yang tinggal dengan satu orang tua (Single Parent).22

2. Pengaruh Teman Sebaya

Berbagai kajian telah menunjukkan bahwa mahasiswa yang masih tergolong remaja mempunyai teman-temannya yang merokok lebih mungkin merokok

(28)

berbanding sebaliknya. Terdapat dua kemungkinan yang terjadi dari fakta tersebut, yang pertama remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Rokok membuat mereka merasa lebih diterima oleh banyak orang.

3. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Secara kepribadian, kondisi mental yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa, dan putus asa sering mendorong orang untuk menghisap asap rokok. Mereka merasa lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa sulit setelah merokok.

4. Pengaruh Iklan

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Banyak iklan rokok di media massa dan elektronik mendorong rasa ingin tahu penonton termasuk mahasiswa tentang produk rokok.22

2.2.9. Dampak Perilaku Merokok

Perilaku merokok mempunyai dua dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif.

a. Dampak Positif

Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi kesehatan. Perokok mengatakan bahwa merokok dapat menghasilkan mood positif dengan merokok dan dapat membantu individu untuk menghadapi keadaan-keadaan yang sulit.23

(29)

b. Dampak Negatif

Perilaku merokok dapat dihubungkan dengan kanker paru. Merokok juga dikaitkan dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan kanker lain seperti tenggorokan, perut, dan usus. Rokok tidak hanya menyebabkan kematian secara langsung tetapi dapat mendorong munculnya penyakit yang akan menyebabkan kematian.23 Berbagai penyakit yang dapat dipicu karena merokok, antara lain penyakit kardiovaskular, neoplasma (kanker), peningkatan tekanan darah, penyakit saluran pernafasan (bronkitis dan empisema), penurunan fertilitas (kesuburan) dan nafsu seksual, gangguan pembuluh darah, ambliopia (penglihatan kabur), memperpendek umur serta polusi udara dalam ruangan sehingga terjadi iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.1

2.3. Mahasiswa

2.3.1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi.14 Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kerencanaan dalam bertindak dan kecerdasan dalam berpikir. Mahasiswa umumnya masih tergolong usia remaja, yaitu 18-21 tahun.24

Istilah remaja atau adolescenceumumnya berasal dari kata Latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional dan biasanya mulai antara usia 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun.25 Menurut World Health Organization (WHO), remaja (adolescence) dikategorikan sebagai mereka yang berusia 10-19 tahun

(30)

sementara United Nations menyatakan bahwa anak muda (youth) mencakupi usia 15- 24 tahun.26,27

Remaja dikategorikan berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, yaitu masa remaja (early adolescence), masa remaja madya (middle adolesence) dan masa remaja akhir (late adolescence).25

a. Remaja awal

Masa remaja awal menunjuk kira-kira 12-15 tahun. Pada tahap ini, tahap nalar dan kesadaran diri berkembang, bersamaan dengan melimpahnya energi fisik. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego, menyebabkan remaja sulit mengerti oleh orang dewasa.25

b. Remaja madya

Pada tahap ini, remaja berusia 15-18 tahun dan sangat membutuhkan teman-teman dan kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.

c. Remaja akhir

Tahap dimana remaja berusia 18-24 tahun dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik dari segi fisik maupun psikososial. Remaja lebih minat pada karir, pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata pada tahp remaja akhir. Pertumbuhan kognitif pada tahap ini, antaranya pemikiran abstrak, bertindak secara luas dan memandang masalah secara komprehensif.

(31)

Tabel 2.1 Karakteristik perkembangan remaja25

Masa Perkembangan Karakteristik/Deskripsi

Remaja Awal/Akhir Masa perkembangan transisi antara remaja dan dewasa dan bermula usia 10-13 tahun dan berakhir 18-24 tahun.

Pemuda Masa transisi antara remaja dan dewasa yang merupakan ketidakpastian ekonomi dan pribadi.Masa ini berlangsung antara 2-8 tahun atau lebih lama lagi.

Dewasa Muda Waktu pembentukan kemandirian ekonomi dan pribadi.

2.3.2 Mahasiswa dan Perilaku Merokok

Konsumsi rokok di kalangan mahasiswa yang di Indonesia cenderung

meningkat setiap tahun.Walaupun ternyata jelas rokok membawa dampak buruk dan membahayakan kesehatan , namun kebiasaan merokok cenderung meningkat pada kalangan mahasiswa.28 Perilaku merokok pada mahasiswa biasanya mulai pada setelah usia 10 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 13-14 tahun.25

Keluarga adalah aspek dukungan sosial yang penting bagi remaja, bahkan tingkah laku sehat yang positif dapat dilakukan apabila remaja mengembangkan perasaan otonomi dalam keluarga.Teman sebaya merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan mahasiswa karena mahasiswa menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebaya banding dengan orang tua dan keluarga.Remaja yang memiliki kemampuan terbatas seringkali melakukan tingkah laku yang beresiko karena

desakan teman sebaya seperti merokok. Pengaruh iklan juga memiliki kekuatan yang besar karena remaja mudah terpengaruh dengan iklan rokok.25

(32)

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Gambar 3.1. Kerangka Teori Penelitian Merokok

Waktu mulai merokok:

1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Kuliah Usia

Tempat merokok

Pengetahuan mengenai bahaya merokok

Tipe Perokok:

1.Ringan 2. Sedang 3. Berat Faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok:

1. Pengaruh orang tua 2. Pengaruh teman

3. Pengaruh faktor kepribadian

4 Pengaruh iklan

(33)

3.2. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah berjenis deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pengumpulan data dilakukan dengan desain studi potong lintang atau cross sectionaldi manatiap subjek hanya diobservasi satu kalikepada responden mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara melalui pertanyaan terstruktur pada kuesioner.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2016 hingga November 2016.

4.2.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(35)

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang merokok.Subjek telah dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan yang tidak mempunyai kriteria eksklusi.Sampel penelitian dipilih dengan metode total sampling.29

• Kriteria inklusi

a. Mahasiswa FK USU yang perokok aktif yang berjenis kelamin laki- laki.

b. Mahasiswa angkatan 2013, 2014, dan 2015.

• Kriteria eksklusi

a. Mahasiswa yang tidak merokok.

b. Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden.

4.4. Definisi Operasional 1. Varibel : Usia

a. Definisi Operasional : Masa sejak kelahiran responden sampai ulang tahun terakhir yang dihitung dalam tahun

b. Alat Ukur : Kuesioner

c. Cara Ukur : Responden mengisi data demografi pada kuesioner yang diberikan pada bagian A.

d. Hasil Ukur : 1. 18 tahun 2. 19 tahun 3. 20 tahun 4. 21 tahun 5. 22 tahun 6. 23 tahun

(36)

e. Skala Pengukuran : Ordinal 2. Variabel : Lama Merokok

a. Definisi Operasional: Jenjang pendidikan dimana responden pertama kali mulai merokok

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur: Responden mengisi gambaran perilaku merokok pada kuesioner yang diberikan pada bagian B.

d. Hasil Ukur : 1. 1-3 tahun 2. > 3-6 tahun 3. > 6-9 tahun 4. > 9 tahun

e. Skala Pengukuran : Ordinal 3. Variabel : Tempat merokok

a. Definisi Operasional: Lokasi dimana responden merokok b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur: Responden mengisi gambaran perilaku merokok pada kuesioner yang diberikan pada bagian B.

d. Hasil Ukur : 1. Tempat umum 2. Tempat pribadi

3. Tempat umum dan tempat pribadi

e. Skala Pengukuran : Nominal

(37)

4. Variabel : Tipe perokok

a. Definisi Operasional: Kategori perilaku merokok responden dilihat dari banyaknya batang rokok yang dihisap dalam 24 jam.

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur: Responden mengisi banyaknya batang rokok yang dihabiskan dalam sehari pada kuesioner yang diberikan pada bagian B.

d. Hasil Ukur : 1. Perokok ringan : <10 batang rokok yang dihabiskan dalam sehari

2. Perokok sedang : 10-20 batang rokok yang dihabiskan dalam sehari

3. Perokok berat : >20 batang rokok yang dihabiskan dalam sehari

e. Skala Pengukuran : Ordinal

5. Variabel : Pengetahuan responden mengenai bahaya merokok

a. Definisi Operasional: Pemahaman responden tentang bahaya merokok

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur: Responden menjawab pernyataan terkait pengetahuan tentang bahaya merokok pada kuesioner pada bagian C yang diberikan dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

d. Hasil Ukur : 1. Tinggi : apabila ≥ 12 (mean)

2. Rendah : apabila ˂ 12 (mean)

(38)

e. Skala Pengukuran : Ordinal 6. Variabel : Pengaruh orang tua

a. Definisi Operasional: Perilaku ayah dan ibu responden dalam mempengaruhi perilaku merokok responden

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur:

1. Responden mengisi 4 pernyataan: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu/netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS) pada kuesioner yang diberikan pada bagian D pertanyaan 1-4.

2. Pernyataan positif dengan pernyataan STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, N diberi skor 3, S diberi skor 4 dan SS diberi skor 5.

3. Pernyataan negatif dengan pernyataan STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2 dan SS diberi skor 1.

d. Hasil Ukur : 1. Mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ≥ 5 (mean) 2. Tidak mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ˂ 5 (mean) e. Skala Pengukuran : Nominal

7. Variabel : Pengaruh teman

a. Definisi Operasional: Kelompok kawanan orang yang tergabung dalam kelompok responden yang dapat mempengaruhi perilaku perokok responden

b. Alat Ukur: Kuesioner

(39)

c. Cara Ukur:

1. Responden mengisi 4 pernyataan: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu/netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS) pada kuesioner yang diberikan pada bagian D pertanyaan 5-8.

2. Pernyataan positif dengan pernyataan STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, N diberi skor 3, S diberi skor 4 dan SS diberi skor 5.

3. Pernyataan negatif dengan pernyataan STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2 dan SS diberi skor 1.

d. Hasil Ukur : 1. Mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ≥ 5 (mean) 2. Tidak mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ˂ 5 (mean)

e. Skala Pengukuran : Nominal

8. Variabel : Pengaruh faktor kepribadian

a. Definisi Operasional: Hal yang bersifat personal yang mempengaruhi perilaku merokok responden

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur:

1. Responden mengisi 12 pernyataan: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu/netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS) pada kuesioner yang diberikan pada bagian D pertanyaan 9-20.

(40)

2. Pernyataan positif dengan pernyataan STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, N diberi skor 3, S diberi skor 4 dan SS diberi skor 5.

3. Pernyataan negatif dengan pernyataan STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2 dan SS diberi skor 1.

d. Hasil Ukur : 1. Mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ≥ 36 (mean) 2. Tidak mempengaruhi : jawaban yang diperoleh ˂ 36 (mean)

e. Skala Pengukuran : Nominal 9. Variabel : Pengaruh iklan rokok

a. Definisi Operasional: Media informasi baik cetak maupun elektronik tentang rokok yang dapat mempengaruhi perilaku merokok responden

b. Alat Ukur: Kuesioner

c. Cara Ukur:

1. Responden mengisi 4 pernyataan: sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), ragu-ragu/netral (N), setuju (S) dan sangat setuju (SS) pada kuesioner yang diberikan pada bagian D pertanyaan 21-24.

2. Pernyataan positif dengan pernyataan STS diberi skor 1, TS diberi skor 2, N diberi skor 3, S diberi skor 4 dan SS diberi skor 5.

3. Pernyataan negatif dengan pernyataan STS diberi skor 5, TS diberi skor 4, N diberi skor 3, S diberi skor 2 dan SS diberi skor 1.

d. Hasil Ukur : 1. Mempengaruhi : ≥ 5 (mean) 2. Tidak mempengaruhi : ˂ 5 (mean)

e. Skala Pengukuran : Nominal

(41)

4.5. Teknik Pengumpulan Data 4.5.1 Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang dapat langsung dari responden.Pada tahap awal, semua responden diminta mengisi identitas diri dan mendapatkan kuesioner untuk menjawab pertanyaan sebagai kriteria inklusi dan ekslusi. Setelah didapatkan jumlah responden yang termasuk dalam kriteria inklusi, maka responden diminta untuk mengisi kuesioner dimana pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dari hasil penelitian Maziyyatul Fuadah.Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner ini, dibutuhkan waktu 5-10 menit untuk menyelesaikannya.Reliabilitas dari kuesioner ini juga telah duji dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,901 untuk pengetahuan mengenai bahaya merokok.

4.5.2 Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan gambaran perilaku merokok pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas untuk kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur sedangkan reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Kuesioner dikatakan reliabilitas jika indeks reliabilitas yang diperoleh paling tidak mencapai 0,90.30

(42)

4.6. Pengolahan dan Analisis Data 4.6.1. Pengolahan data

a) Editing

Editing adalah pengecekan jumlah kuesioner, kelengkapan data, di antaranya kelengkapan identitas, lembar kuesioner dan kelengkapan isian kuesioner, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b) Coding

Coding adalah melakukan pemberian kode berupa angka. Coding bertujuan untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat entry data.

c) Entry data

Entry adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan sistem atau program komputer.

d) Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah disiapkan. Setiap pertanyaan yang sudah diberi nilai, hasilnya dijumlahkan dan diberi kategori sesuai dengan jumlah pertanyaan pada kuesioner.

e) Cleaning

Cleaning adalah mengecek kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut mungkin terjadi pada saat entry data ke komputer.

4.6.2. Analisis data

Data yang lengkap dari kuesioner dimasukkan ke dalam komputer setelah dilakukan pengumpulan data.Metode pengolahan data pada penelitian menggunakan program SPSS yang dianalisis dan disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi.

(43)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku merokok, yaitu jumlah rokok, lama merokok, tempat merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok. Sampel penelitian ini diperoleh secara total samplingyaitu seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang merokok sebanyak 127 orang dan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.

5.1.1 Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr. Mansur No. 5, Medan, Sumatera Utara. Waktu pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dari bulan Mei 2016 hingga November 2016.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Sampel

Dalam penelitian ini didapatkan populasi sampel mahasiswa laki-laki perokok sebanyak 127 orang. Untuk mengetahui karakteristik dari responden tersebut dilakukan pendeskripsian data terhadap 6 variabel yaitu usia, lama merokok, tipe perokok, tempat merokok, pengetahuan akan bahaya rokok serta faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok yang akan dimuat dalam subbab selanjutnya.

Dalam pembahasan selanjutnya, istilah mahasiswa laki-laki perokok akan disingkat menjadi responden.

(44)

5.1.3 Hasil Deskriptif Data

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dibuat tabel karakteristik subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan Angkatan MahasiswaLaki-Laki

Perokok

Total Mahasiswa Laki-Laki

Persentase (%)

2013 2014 2015

67 38 22

168 94 71

52,7 30 17,3

Total 127 333 100

Pada penelitian ini diperoleh bahwa prevalensi perokok mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara merupakan 127 orang dari 333 orang mahasiswa sebesar 38,1%.

Dari tabel di atas terlihat bahwa 67 orang dari 168 orang mahasiswa laki-laki angkatan 2013 adalah perokok dengan persentase sebesar 39,9%, 38 orang dari 94 orang mahasiswa laki-laki angkatan 2014 adalah perokok dengan persentase sebesar 40,4% sedangkan dari 71 orang mahasiswa angkatan 2015, 22 orang diantaranya perokok dengan persentase sebesar 31%.

Mahasiswa angkatan 2013 mempunyai laki-laki perokok aktif yang paling banyak sebanyak 67 dari 127 orang responden (52,7%) dan mahasiswa angkatan 2015 mempunyai jumlah laki-laki perokok aktif yang paling kurang sebanyak 22 orang dari 127 orang responden (17,3%).

(45)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase (%)

19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun

34 40 29 14 6 4

26,8 31,5 22,8 11 4,7 3,2

Total 127 100

Dari tabel di atas dapat dilihat usia responden terbanyak adalah umur 20 tahun yaitu sebanyak 40 orang (31,5%), diikuti dengan usia 19 tahun sebanyak 34 orang (26,8%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lamanya Merokok Lama Merokok Frekuensi Persentase (%)

>9 tahun 6-9 tahun 3-6 tahun 1-3 tahun

3 14 44 66

2,4 11 34,6 52

Total 127 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah responden yaitu 66 dari 127 orang (52%) merokok selama rentang waktu lama merokok 1-3 tahun disusul dengan 44 orang dengan rentang waktu lama merokok 3-6 tahun yaitu sebanyak 34,6%. Sebanyak 14 orang (11%) merokok dengan rentang waktu lama merokok 6-9 tahun dan sisanya sebanyak 3 orang (2,4%) merokok dengan rentang waktu lama merokok lebih dari 9 tahun.

(46)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tipe Perokok Tipe Perokok Frekuensi Persentase (%) Ringan

Sedang Berat

78 42 7

61,4 33,1 5,5

Total 127 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 78 orang (61,4%) merupakan perokok ringan, 42 orang (33,1%) merupakan perokok sedang dan sisanya 7 orang (5,5%) adalah perokok berat.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Merokok Tempat Merokok Frekuensi Persentase (%) Umum

Pribadi

Umum dan Pribadi

16 56 55

12,6 44,1 43,3

Total 127 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tempat merokok dengan persentase tertinggi adalah pada tempat pribadi yaitu sebesar 44,1% dengan 56 orang responden. Tempat yang bersifat pribadi adalah seperti merokok di kamar tidur pribadi dan toilet.

Sebanyak 55 orang (43.3%) merokok di tempat umum dan pribadi, di mana tempat umum adalah di ruangan publik seperti smoking area dan di kalangan orang yang tidak merokok sedangkan 16 orang (12,6%) merokok di tempat umum.

(47)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden akan Bahaya Merokok

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Tinggi

Rendah

93 34

73,2 26,8

Total 127 100

Tingkat pengetahuan akan bahaya merokok ini diuji menggunakan kuesioner yang diperoleh dari penelitian Maziyyatul Fuadah dari Universitas Indonesia dan telah dilakukan uji reliabilitas dengan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,901. Dari tabel diatas terlihat bahwa sebanyak 93 dari 127 orang responden (73,2%) memiliki tingkat pengetahuan akan bahaya rokok yang tinggi dan sebanyak 34 orang (26,8%) memiliki tingkat pengetahuan yang rendah.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Faktor–faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok

Mempengaruhi Tidak Mempengaruhi ƒ (%) ƒ (%)

Faktor Orang Tua 126 (99,2) 1 (0,8) Faktor Teman Sebaya 94 (74) 33 (26) Faktor Kepribadian 24 (18,9) 103 (81,1) Faktor Iklan 119 (93,7) 8 (6,3)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden, 126 orang dari 127 orang responden (99,2%) merokok akibat pengaruh dari orang tua.

(48)

Sebanyak 94 dari 127 responden atau 74% dari respon merokok akibat pengaruh teman sebaya sedangkan 33 orang (26%) tidak dipengaruhi oleh teman sebaya. Jadi, teman sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Faktor kepribadian tidak terlalu mempengaruhi perilaku merokok karena hanya 24 dari 127 orang responden (18,9%) merokok akibat pengaruh faktor kepribadian.

Sebanyak 103 orang (81,1%) tidak dipengaruhi oleh fakotr kepribadian.

Selain itu, 119 dari 127 orang responden (93,7%) merokok akibat pengaruh iklan rokok untuk merokok sedangkan hanya 8 orang (6,3%) tidak dipengaruhi oleh faktor iklan rokok.

(49)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara melibatkan 3 kelompok mahasiswa berdasarkan angkatan, yaitu 2013, 2014 dan 2015. Jumlah mahasiswa pada angkatan 2013 terdiri dari 460 orang, 260 orang pada angkatan 2014 dan 205 orang pada angkatan 2015 dimana jumlah mahasiswa laki- laki angkatan 2013 sebanyak 168 orang, 94 orang laki-laki pada angkatan 2014 dan 71 orang pada angkatan 2015. Pada penelitian ini diperoleh bahwa prevalensi perokok mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara merupakan 127 orang dari 333 mahasiswa sebesar 38,1%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki perokok terbanyak dijumpai pada mahasiswaangkatan 2013 dengan persentase 52,8% keseluruhan responden. Hal ini disebabkan jumlah mahasiswa pada angkatan tersebut lebih banyak dibandingkan dengan Angkatan 2014 dan 2015. Selain itu, usia perokok aktif di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah berumur 20 tahun yaitu sebanyak 40 orang dari 127 orang responden (31,5%), yang disusul oleh mahasiswa berusia 19 tahun yaitu sebanyak 34 orang (26,8%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden masih berada pada masa remaja akhir.

Pada penelitian ini diperoleh bahwa sebanyak 66 orang (52%) telah merokok selama 1-3 tahun.Hal ini berarti, usia responden merokok adalah pada usia 16-23 tahun. Hasil ini sesuai dengan Riskesdas, yang menyatakan usia mulai merokok paling banyak yaitu pada usia remaja dan remaja akhir yaitu sebesar 55,4%.7 Hal ini disebabkan karena psikologis remaja masih belum matang sehingga mudah terpengaruh. Hasil penelitian Nasutionjuga menyatakan bahwa perilaku merokok pada umumnya dimulai pada usia remaja.22

Sebanyak 78 orang (61,4%) merupakan perokok ringan. Hasil penelitian Komalasari menyebutkan bahwa 31,6% mahasiswa termasuk dalam kategori perokok

(50)

ringan, yaitu perokok yang menghisap 1-10 batang rokok per hari sedangkan 55,1%

merupakan perokok sedang.15 Hasil penelitian Hardinge menyatakan bahwa seorang yang menghisap 1-10 batang rokok per hari akan mengalami pemendekan umur sekitar 5,5 tahun.2

Pada penelitian ini diperoleh bahwasebanyak 56 orang (44,1%) merupakan perokok yang merokok di tempat pribadi seperti kamar pribadi dan toilet. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fuadah yang mendapat hasil sebesar 47,9%

responden merokok di tempat-tempat pribadi seperti kamar pribadi dan toilet. Ini diakibatkan oleh adanya kesadaran mahasiswa terhadap bahaya merokok bagi orang di sekitar.31

Pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2013, 2014 dan 2015 tentang bahaya merokok dibagi menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Sebanyak 93 dari 127 orang responden (73,2%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang bahaya merokok. Sedangkan 34 orang (26,8%) mempunyai pengetahun yang rendah tentang bahaya merokok. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mukuan yang mendapat hasil 50,8%

responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi akan bahaya rokok. Ini disebabkan banyaknya peringatan-peringatan tentang bahaya rokok yang tertera pada bungkus-bungkus rokok maupun spanduk-spanduk.32

Hasil penelitian Salawati di Semarang pada tahun 2010 menyatakan bahwa pada umumnya responden mampu menjawab pertanyaan tentang bahaya merokok, bahan kimia yang terkandung dalam rokok dan pengaruh rokok terhadap orang lain.

Beberapa responden yang berasal dari latar belakang pendidikan bidang kesehatan menberikan jawaban yang lebih terinci daripada responden yang berasal dari bidang non-kesehatan.33

(51)

5.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini dipengaruhi banyak faktor atau bersifat multifaktorial.Pada penelitian ini diperoleh bahwa orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu 126 dari 127 orang.Orang tua merupakan keluarga terdekat, sehingga perilaku orang tua dapat mempengaruhi perilaku anaknya.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Fikriyah dimana 75% dari remaja merokok dipengaruhi dari faktor orang tua dan konflik keluarga.34Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Komalasari dan Helmi dimana sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja merupakan prediktor yang cukup baik terhadap perilaku merokok sebanyak 38,4%.15 Hal ini berarti bahwa faktor lingkungan keluarga memberikan sumbangsih yang berarti dalam perilaku merokok remaja. Hasil penelitian Durandt pada tahun 2015 di Amurang menyebutkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan kebiasaan merokok anak usia remaja.35

Perilaku merokok mahasiswa juga dipengaruhi oleh teman sebaya.Pada penelitian ini diperoleh bahwa dari 127 orang responden, 94 orang terpengaruh teman sebaya dalam hal merokok sebesar 74%. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nugroho bahwa sebagian besar mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Nugudi Waluyo Ungaran yang mempunyai kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor teman sebaya dengan jumlah sebanyak 52 orang (75,4%).36 Menurut Mu’tadzin, banyak remaja yang terdorong untuk merokok akibat ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, teman baru, sehingga mereka merasa merokok dapat membuat mereka lebih diterima oleh banyak orang.

Pada penelitian ini diperoleh bahwa perilaku merokok mahasiswa tidak dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Hanya sebesar 18,9% responden yang merokok akibat pengaruh dari faktor kepribadian sisanya yaitu sebesar 81,1% merokok bukan karena pengaruh kepribadian. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Beta

(52)

Nuclisa yang menyatakan tidak adanya pengaruh faktor kepribadian dengan perilaku merokok pada perokok di Surakarta.37

Selain itu, perilaku merokok mahasiswa juga dipengaruhi oleh faktor iklan.Pada penelitian ini diperoleh bahwa sebesar 93,7% responden merokok akibat pengaruh iklan, baik iklan dari media elektronik maupun spanduk-spanduk. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Faudahyang mendapat 56,1% responden merokok akibat pengaruh iklan.31 Menurut Mu’tadzin remaja masih mencari jati diri sehingga ingin mencari suatu panutan atau idola untuk diikuti. Iklan-iklan selalu menggambarkan bahwa aktivitas merokok adalah lambang kejantanan itulah mengapa banyak remaja yang dapat terpengaruh.

(53)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Prevalensi perokok mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara merupakan 127 orang dari 333 orang mahasiswa dengan persentase sebesar 38,1% dan jumlah perokok aktif paling banyak pada mahasiswa angkatan 2013 sebanyak 67 daripada 127 orang responden (52,7%).

2. Sebanyak 40 orang (31,5%) merupakan responden berusia 20 tahun dan merupakan angka paling banyak merokok dibanding usia lain. Mahasiswa paling banyak merokok merupakan mahasiswa selama 1 sampai 3 tahun yaitu sebanyak 66 orang (52%) dan merupakan perokok ringan yaitu merokok < 10 batang per hari. Sebanyak 56 orang (44,1%) dari mahasiswa laki- laki perokok Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara merokok di tempat pribadi.

3. Sebanyak 93 orang (73,2%) mahasiswa laki-laki perokok Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap bahaya merokok.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara mengikut urutan adalah orang tua sebanyak 126 orang (99,2%) diikuti dengan iklan sebanyak 119 orang (93,7%) dan teman sebaya sebanyak 94 orang (74%).

(54)

6.2 Saran

Peneliti kemudian mengemukakan beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, di antaranya:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang lebih terincipada responden dengan populasi yang berbeda.

2. Mengingat sebagian besar mahasiswa laki- laki perokok mulai merokok 1-3 tahun dalam hal ini berarti mulai merokok pada saat kuliah ataupun akhir masa SMA jadi perlu ditingkatkan promosi kesehatan mengenai rokok dalam bentuk penyuluhan ataupun seminar kepada remaja SMA.

3. Orang tua harus memberikan perhatian yang penuh terhadap perkembangan anak.

4. Promosi kesehatan tentang perilaku merokok yang lebih intensif dan kreatif perlu diadakan untuk kalangan mahasiswa.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sitepoe M. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana; 2000

2. Sari AT, Ramdhani N, Eliza M. Empati dan Perilaku Merokok di Tempat Umum. Jurnal Psikologi. 2003 Vol.30, No.2: 81-90

3. Campaign for Tobacco-Free Kids. Tobacco Products and Health Harms.

[Internet]. 2009. Available from:

http://www.tobaccofreekids.org/facts_issues/fact_sheets/toll/products/.

[Accessed: 25th April 2016]

4. World Health Organization. Tobacco Control Economics. [Internet]. 2016.

Available from:

http://www.who.int/tobacco/economics/background/en/

[Accessed: 25th April 2016]

5. Roemer R. Legislative Action to Combat the World Tobacco Epidemic:

World health Organization Geneva. 2nd ed. Geneva: WHO; 1993.p.1-2

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Rokok Illegal Merugikan Bangsa dan Negara [Internet]. 2015.

Available from:

http://www.depkes.go.id/article/view/15060900001/rokok-illegal-merugikan- bangsa-dan-negara.html

[Accessed: 25th April 2016]

7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Jakarta; 2010

8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Infodatin : Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Hari tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei; 2015

9. Mulansi S. Bahaya Merokok bagi perokok aktif maupun pasif. [Internet].

2012.

Available from:

http://www.resepbunda.biz/2012/01/26/bahaya-rokok-bagi-perokok-aktif- maupun-pasif/

(56)

[Accessed: 25th April 2016]

10. Rochadi RK. Berbagai Upaya Penanggulangan Perilaku Merokok di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat USU. 2005 Vol.IX, No.2: 125-129 11. Sumartono W. Stop Merokok sebab Anda Bisa. Jakarta: Cv Sagung Seto;

2008

12. Action on Smoking and Health (ASH). Ash Fact Sheet on What’s in a cigarette. [Online]. 2014. Available from:

www.ash.org.uk

[Accessed: 25th April 2016]

13. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2010 14. Poerwadarminta WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta; PT Balai

Pustaka; 1995

15. Komalasari D, Helmi AF. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press; 2000

16. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Informasi tentang Penanggulangan Masalah Merokok Melalui Radio, Jakarta; 2011

17. American Cancer Society. Secondhand Smoke. [Online]. 2013. Available from:

http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/tobaccocancer/secondhand- smoke.

[Accessed: 25th April 2016]

18. Perwitasari R. Motivasi dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Ditinjau dari Locus of control dan External Locus of control. Universitas Negeri Semarang; 2006 Available from:

http://lib.unnes.ac.id/6302/1/3823.pdf [Accessed: 25th April 2016]

19. American Heart Association. Cigarette Smoking, Cardiovascular Disease, and Stroke [Online]. 2000. Available from:

http://circ.ahajournals.org/content/96/9/3243.full [Accessed: 25th April 2016]

(57)

20. Spitzer J. Never Take Another Puff. [Online]. 2003. Available from:

http://whyquit.com/ntap_large_print_212_pages.pdf [Accessed: 25th April 2016]

21. American Lung Association. What’s in a Cigarette?. [Online]. 2016.

Available from:

http://www.lung.org/stop-smoking/smoking-facts/

[Accessed: 25th April 2016]

22. Nasution IK. Perilaku Merokok Pada Remaja. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, Medan; 2007 Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3642/1/132316815.pdf [Accessed: 25th April 2016]

23. Ogden J. Health Psychology. 3rd ed. Buckingham: Open University Press;

2004.p.99-104

24. Siswoyo D. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press; 2007

25. Santrock JW. Adolescence: Perkembangan Remaja. 6th ed. Jakarta: PT.

Gelora Aksara Pratama; 2003

26. World Health Organization. Maternal, newborn, child and adolescent health.

Adolescent development. [Online]. 2016. Available from:

http://www.who.int/maternal_child_adolecent/topics/adolescence/dev/en/#co ntent

[Accessed: 25th April 2016]

27. United Nations. Definition of Youth. [Online]. 2016. Available from:

http://undesadspd.org/Youth.aspx [Accessed: 25th April 2016]

28. Rosemary R. Kampus Bebas Asap Rokok, Kapan?. [Online]. 2011. Available from: http://theglobejournal.com/kategori/opini/kampus-bebas-asap-rokok- kapan.php.

[Accessed: 25th April 2016]

29. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2013

30. Notoadmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta;

2012

Gambar

Gambar 2.1 Rokok   2.1.3. Jenis Rokok
Gambar 3.1. Kerangka Teori Penelitian Merokok  Waktu mulai merokok: 1. SD 2. SMP 3. SMA 4
Gambar 3.2. Kerangka Konsep Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara  Faktor-faktor yang  mempengaruhi perilaku merokok

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut Penelitian menghasilkan Sistem informasi menajemen data bencana pada Badan

sebesar 0.847 atau 84.7 % menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penerapan penganggaran berbasis

“PENGARUH PROFITABILITAS, SIZE PERUSAHAANDAN MEDIA EXPOSURE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL.. PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURYANG TERDAFTAR

pembuatan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Safety Climate Dengan Safety Behavior Pada Karyawan Departemen Produksi PT. Pura Barutama Unit Offset Kudus” sampai dengan

56 Etika lingkungan hidup menurut Keraf adalah sebuah refleksi kritis tentang norma dan nilai atau prinsip moral yang dikenal umum selama ini dalam kaitan

Secara umumnya, pengubatan alternatif Islam adalah berasaskan pada ciri-ciri berikut; [ Pertama ] Menggunakan bacaan atau jampi dari jenis ruqyah yang bersumberkan

Hasil dari layanan ini, pelanggan tanpa harus melihat ke website langsung ke tempat travel, cukup hanya mengirimkan SMS ke layanan informasi ini dengan format SMS yang telah

TUJUAN PENELITIAN skripsi ini adalah untuk membangun sistem jaringan baru dengan menggunakan teknik Load Balancing menggunakan PCRouter Unix Mikrotik.. Sistem ini dibuat